You are on page 1of 17

1

IDENTIFIKASI TINGKAT KESERAGAMAN BATUAN HASIL PELEDAKAN


DENGAN METODE KUZ-RAM DAN METODE KOEFISIEN TEKSTUR
PADA FRONT I TAMBANG QUARRY PT. SEMEN PADANG

Oleh :

MARCHELLEVANDRA GOMIS

NIM. 18719

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

September 2015
2
1

IDENTIFIKASI TINGKAT KESERAGAMAN BATUAN HASIL PELEDAKAN


DENGAN METODE KUZ-RAM DAN METODE KOEFISIEN TEKSTUR
PADA FRONT I TAMBANG QUARRY PT. SEMEN PADANG

Marchellevandra Gomis1, Dedi Yulhendra2, Ansosry3


S1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
email : marchellevandra@gmail.com

ABSTRACK
PT. Semen Padang is one of the greats cement producer industry in Indonesia. PT.
Semen Padang has a mining business license for limestone mining at Bukit Karang Putih –
Indarung, Padang City, West Sumatera. For getting limestone, PT. Semen Padang used
quarry mine system and blasting technique in separating limestone from rock body.
In blasting, one of success variable can be viewed from the size of fragmentation and
rock uniform level. Size of fragmentation and rock uniform level can be expected with good
blast geometry plan. Will be obtained good rock fragmentation, and good uniform level.
From the geometry of the blasting used in PT Semen Padang, obtained rock size
fragmentation up from 120 cm percentage is 7,84 % with rock uniform level 1,47 and the
volume of rock explosed 126 m3 from one blast hole. The percentage of rock filtered is quite
good. However, it’s not followed by rock uniform level and rock explosed volume. So that,
need for changes blast geometry with ICI – Explosive Method for getting good fragmentation
size, good rock uniform level and large rock explosed volume.
After calculated and experimented in the site. The most suitable blast geometry is 5 m
for spacing and 4 m for burden. So, we can get 210 m3 limestone from one blast hole, with
size of rock fragmentation up from 120 cm is 20,92 %, and rock uniform level 1,26.
Therefore, will have the impact on increasing the limestones product and rock uniform level
better.

Keyword : Blasting, Fragmentation, Limestone, Kuz-Ram, uniform level

A. PENDAHULUAN perumahan dan sebagainya, merupakan

Indonesia merupakan Negara salah satu bentuk peningkatan mutu

kepulauan yang tengah berkembang. hidup tersebut.

Dalam proses pembangunan Dalam melakukan pembuatan

infrastruktur masyarakat, diperlukan bangunan, jalan raya, perumahan dan

banyak bahan baku guna meningkatkan sebagainya, tentu membutuhkan semen

mutu hidup dari masyarakat itu sendiri. sebagai bahan baku pembuatan

Pembangunan bangunan, jalan raya, bangunan. Permintaan terhadap semen


2

meningkat drastis sejalan dengan Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk

peningkatan jumlah penduduk dan Kilangan, Kota Padang, Propinsi

perkembangan zaman. Sumatera Barat. Lokasi PT, Semen

PT. Semen Padang merupakan Padang dapat dilihat pada gambar 1

salah satu produsen semen terbesar di berikut :

Indonesia. PT. Semen Padang berada di

Gambar 1. Lokasi PT. Semen Padang

Semen dibuat dari bahan dasar ukur keberhasilan dalam suatu

batu kapur yang di ambil dalam proses peledakan yang akan berkaitan dengan

penambangan. Dalam proses proses loading dan crushing dari batu

penambangan batu kapur yang dilakukan kapur nantinya.

oleh PT. Semen Padang, salah satu Dalam penerapan di lapangan ada

proses yang harus dilewati adalah proses dua metode yang digunakan dalam

peledakan batu kapur dengan tujuan menghitung tingkat keseragaman

memisahkan batu kapur dengan batuan tersebut, yaitu metode Kuz-Ram dan

induknya. Dalam proses peledakan, metode Koefisien Tekstur. Dalam

tingkat keseragaman batuan hasil penelitian ini akan dilihat tingkat

peledakan merupakan salah satu tolak keseragaman batuan hasil peledakan


3

yang dilakukan pada Front I Tambang tiap lubang ledak, volume batuan yang

Quarry PT. Semen Padang dengan terbongkar per lubang ledak, serta

menggunakan kedua metode tersebut powder factor dari peledakan yang

dengan geometri yang berbeda. dilakukan.

Pada penetapan geometri Untuk mendapatkan nilai tingkat

peledakan, diameter lubang bor distribusi perseberan batuan hasil

merupakan salah satu penentu dari peledakan digunakan metode Kuz-Ram.

ukuran geometri yang digunakan seperti Metode Kuz-Ram merupakan metode

ukuran burden dari proses peledakan. yang menentukan tingkat kelolosan dari

Selanjutnya ukuran burden akan menjadi proses peledakan dengan ukuran-ukuran

patokan dalam penentuak ukuran tertentu pada saringan. Sehingga, akan

spasing, stemming, sub-drilling, tinggi didapat persentase dari tingkat

jenjang, kedalaman lubang ledak, serta kelolosan batuan hasil peledakan

kolom isian dari bahan peledak yang tersebut.

digunakan. Dalam penentuan geometri Dalam metode ini, ada beberapa

peledakan yang dilakukan, ada dua persamaan yang digunakan untuk

metode yang digunakan, yaitu metode menentukan tingkat kelolosan batuan

R.L. Ash dan metode ICI – Explosive. hasil peledakan tersebut yaitu :

Dengan menggunakan kedua 1. Persamaan Kuznetsov untuk mencari

metode tersebut maka akan didapat ukuran rata-rata (dalam cm) hasil

ukuran geometri dari peledakan yang peledakan.


−19⁄
digunakan pada Front I Tambang Quarry 𝑉𝑜 0,8 1 𝐸 30
𝑋̅ = 𝐴 ( ) 𝑄𝑒 ⁄6 ( )
𝑄𝑒 115
PT. Semen Padang. Selain itu, dari

metode tersebut akan didapat volume

bahan bahan peledak yang digunakan


4

2. Persamaan Rosim – Ramler. Pada metode koefisien tekstur,


1⁄ tekstur merupakan faktor penting yang
𝑋̅ 𝑛
Xc= ( )
0,693 menentukan kekuatan batuan. Hal ini

Dimana nilai n adalah : disebabkan tekstur mempengaruhi


𝐵 𝑊 (𝐴′ −1) 𝑃𝐶
𝑛 = (2,2 − 14 ) (1 − ) (1 + ) perilaku batuan ketika gaya-gaya seperti
𝑑 𝐵 2 𝐿

gaya tekan, tegang, putar dan geser


Selanjutnya untuk mendapatkan
bekerja. Gaya-gaya ini menyebabkan
persentase tertahan pada setiap
perubahan susunan geometris di dalam
ayakan dengan menggunakan rumus :
massa batuan karena mengganggu
𝑛
𝑋
R = 𝑒 −(𝑋𝑐) × 100 % hubungan di antara bagian butiran.

Howard dan Ronald menemukan


Sehingga, dari persamaan di atas suatu formula untuk menyederhanakan
akan didapat tingkat kelolosan dan persamaan kuantitaif dari tekstur batuan,
tertahan dari fragmentasi batuan hasil yaitu :
peledakan. Berikutnya, dari data tersebut N0 1 N1
KT = AW [( × ) + ( × AR1 × AF1 )]
N0 + N1 FF0 N0 + N1

akan dapat di masukkan ke dalam kurva Dalam penentuan nilai koefisien

tingkat kelolosan batuan hasil tekstur, ada beberapa faktor yang sangat

peledakan. mempengaruhi dalam nilai koefisen

Sementara untuk mendapatkan tekstur batuan hasil peledakan itu

tingkat keseragaman batuan hasil sendiri, yaitu :

peledakan dari metode Kuz-Ram akan 1. Pemadatan butir ketimbang (AW)

dapat dilihat dari kurva yang di hasilkan Pemadatan butir ketimbang

dari tingkat tertahan datuan pada merupakan perwakilan dari suatu

saringan. fragmentasi hasil peledakan yang di

tandai dengan suatu wilayah acuan.


5

Batuan yang berada pada daerah 4. Batas diskriminasi

acuan akan dihitung luas per fragmen Batas diskriminasi digunakan untuk

batuan. Selanjutnya total dari luas membedakan penyimpangan sudut

seluruh fragmen batuan hasil setiap butir. Penentuan batas

peledakan pada daerah acuan akan diskriminasi akan tergantung pada

dijumlahkan dan dibagikan dengan bentuk umum butiran dengan

luas daerah acuan. menggunakan perbandingan antara

2. Faktor bentuk butir (FFo) ukuran terpanjang dan terpendek

Bentuk butiran dalam fragmentasi Feret.

peledakan tentu tidak beraturan. 5. Faktor sudut (AF1)

Sehingga, faktor bentuk butir perlu Faktor sudut merupakan sebuah

didapatkan dengan menggunakan angka yang menggambarkan orientasi

persamaan : dari fragmentasi batuan. Faktor sudut

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 diutamakan pada batuan yang


𝐹𝐹𝑜 = 4𝜋 ( )
(𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 2 )
lonjong. Dalam penentuan nilai faktor
Faktor bentuk butir akan sama
sudut, dapat dilihat pada tabel 1 nilai
dengan 1 jika fragmen berbentuk
faktor sudut.
bulat. Namun, seiring meningkatnya
Tabel 1. Nilai Faktor Sudut
kelonjongan dari fragmen, maka nilai
Interval Faktor
Bobot
faktor bentuk akan kecil dari 1. Kelas Sudut
(β) (i) ( AF₁ )
3. Aspek rasio butir (AR) 0° - 10° 1 0
10° - 20° 2 1/6 x 2
Aspek rasio butir merupakan 20° - 30° 3 1/6 x 3
30° - 40° 4 0
perbandingan antara titik terpanjang 40° - 50° 5 0
50° - 60° 6 1/6 x 6
dari fragmen dengan titik terpendek 60° - 70° 7 0
70° - 80° 8 2/6 x 8
dari fragmen. 80° - 90° 9 1/6 x 9
Total Faktor Sudut = 6
6

Dalam perhitungan nilai koefisien Lokasi penelitian dilakukan pada Front I

tekstur, nilai koefisien tekstur yang baik Tambang Quarry PT. Semen Padang.

akan diberi nilai 1. Selanjutnya, jika Jenis penelitian ini merupakan

nilai koefisien tekstur berada dibawah penelitian dengan sifat eksperimental

angka 1 maka dapat dikatakan bahwa atau dengan melakukan percobaan di

terjadi ketidak seragaman batuan hasil lapangan. Pada penelitian ini, penulis

peledakan pada batuan dengan ukuran melakukan pengambilan sampel dari tiga

kecil. Sebaiknya, jika nilai koefisien geometri peledakan yang berbeda pada

tekstur berada di atas angka 1 maka front yang sama. Hal ini dilakukan

dapat dikatakan bahwa terjadinya disebabkan karena setiap front

ketidak seragaman pada fragmentasi penambangan pada PT. Semen Padang

batuan dengan ukuran besar. memiliki tipe batuan dan struktur

Adapun tujuan dari penelitian ini geologi yang berbeda-beda.

adalah untuk mengidentifikasi tingkat Dalam penelitian ini, ketiga

keseragaman tekstur batuan hasil geometri peledakan yang dicobakan

peledakan pada Front I Tambang memiliki ukuran spacing dan burden

Quarry PT. Semen Padang. Selanjutnya, yang berbeda. Sedangkan, untuk

menemukan geometri peledakan yang kedalaman lubang ledak, jumlah bahan

cocok dilakukan pada front tersebut dan peledak dan tinggi jenjang sama.

menemukan hubungan antara kedua Setiap geometri peledakan yang

metode tersebut. dilakukan akan dihitung tingkat

kelolosan batuan hasil peledakannya

B. METODE PENELITIAN dengan metode Kuz-Ram. Sehingga,

Penelitian ini dilakukan pada akan didapat persentase kelolosan dari

bulan Oktober 2014 – Desember 2014. batuan pada tiap saringan yang
7

ditetapkan. Data tersebut selanjutnya tekstur fragmentasi hasil peledakan

akan dimasukkan kedalam grafik tingkat tersebut.

kelolosan batuan hasil peledakan.

Selanjutnya, untuk metode

koefisien tekstur, penulis melakukan

pengambilan data berupa foto dari

fragmentasi hasil peledakan pada tiap

peledakan yang dilakukan pada front

tersebut dan geometri yang berbeda-

beda. Fragmentasi batuan hasil Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

peledakan diberi skala batang dengan

menggunakan pipa agar dapat C. HASIL DAN PEMBAHASAN

diperkirakan ukuran batuannya. 1. Geometri I

Foto dari fragmentasi hasil Pada geometri I, ukuran

peledakan selanjutnya diolah spacing dan burden dari peledakan

menggunakan software AutoCAD 2007 mengikuti geometri yang biasa

untuk mendapatkan nilai luas daerah digunakan oleh perusahaan pada front

acuan, luas dan keliling fragmen, garis tersebut, yaitu 4 untuk spacing dan

terpanjang dan terpendek dari fragmen, 3 m untuk burden.

serta sudut yang dibentuk oleh fragmen Ukuran tinggi jenjang 10,5 m

terhadap garis horizontal. dengan kedalaman lubang ledak

Data yang didapat selanjutnya 11,52 m. Bahan peledak yang

akan diolah dengan rumusan koefisien digunakan 62 kg, yang merupakan

tekstur agar didapat nilai dari koefisien standar dari perusahaan.


8

Setelah dilakukan perhitungan grafik tingkat kelolosan pada

geometri dan perhitungan dengan saringan pada gambar 3 sebagai

metode Kuz-Ram maka didapat berikut :

PERSENTASE TINGKAT KELOLOSAN


BATUAN PADA GEOMETRI I
100
90
80
Persen Kelolosan (%)

70
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Ukuran Fragmen Batuan (Cm)

Fragmen Batuan Tertahan Fragmen Batuan Lolos

Gambar 3. Persentase Tingkat Kelolosan pada Geometri I

Dari grafik sebelumnya dapat Sedangkan nilai koefisien

dilihat bahwa tingkat kelolosan tekstur dari geometri peledakan I

batuan pada geometri I sangat baik, dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

persentase tertahan pada ayakan

ukuran 120 cm adalah sekitar 8 %.

Sedangkan untuk batuan yang lolos

pada ayakan ukuran 3 cm adalah

sekitar 6 %. Boulder yang tercipta

akibat peledakan pada geometri ini

sangat sedikit.
9

Tabel 2. Nilai Koefisien Tekstur Geometri I

𝑁0 𝑁1 1
No. AW N0 N1 AR1 AF1 KT
(𝑁0 + 𝑁1 ) (𝑁0 + 𝑁1 ) 𝐹𝐹𝑜
1, 0,97 28 8 0,78 0,22 1,40 3,27 0,56 1,44
2, 0,91 31 10 0,76 0,24 1,43 4,33 0,70 1,67
3, 0,95 30 11 0,73 0,27 1,34 2,61 0,61 1,35
4, 0,96 25 10 0,71 0,29 1,39 2,44 0,62 1,37
5, 0,93 29 9 0,76 0,24 1,54 2,95 0,65 1,52

Rata-Rata Koefisien Tekstur 1,47


Dari tabel di atas dapat kita adalah lonjong. Selain itu, jika

lihat bahwa tingkat keseragaman dibandingkan dengan nilai koefisien

batuan hasil peledakan pada tekstur yang dikatakan baik adalan 1,

geometri I dari lima sampel foto yang maka nilai koefisen tekstur pada

dilakukan pengujian menunjukkan geometri I dapat dikatakan buruk

nilai koefisien teksturnya menjauhi karena terjadi ketidak seragaman

angka 1, Nilai yang paling mendekati pada batuan dengan ukuran besar dan

angka 1 adalah 1,35 pada sampel 3, pada batuan dengan ukuran besar

Sedangkan untuk paling tinggi tidak memiliki kemiripan antar tiap

adalah1,67. Jika dirata-ratakan kelima fragmen batuan.

sampel yang diujikan, maka nilai Dari grafik tingkat kelolosan

koefisien tekstur dari geometri I batuan dengan menggunakan metode

adalah 1,47. Kuz-Ram juga dapat kita lihat bahwa

Jika diperhatikan secara bentuk grafik melengkung dan

seksama, hal ini disebabkan karena cendrung tidak linier. Hal ini juga

ukuran titik terpanjang batuan dengan dapat menggambarkan tingkat

titik terpendek batuan sangat jauh keseragaman dari batuan hasil

perbedaannya. Sehingga, dapat peledakan tersebut.

dikatakan pada umumnya batuannya


10

2. Geometri II 11,52 m. Bahan peledak yang

Pada geometri II, ukuran digunakan 62 kg, yang merupakan

spacing dan burden dari peledakan standar dari perusahaan.

diperbesar dari geometri yang biasa Setelah dilakukan perhitungan

di terapkan oleh perusahaan.geometri geometri dan perhitungan dengan

yang diterapkan pada geometri II metode Kuz-Ram maka didapat

adalah 4,5 untuk spacing dan 3,5 m grafik tingkat kelolosan pada

untuk burden. saringan sebagai berikut :

Ukuran tinggi jenjang 10,5 m

dengan kedalaman lubang ledak

PERSENTASE TINGKAT KELOLOSAN


BATUAN PADA GEOMETRI II
100
Persentase Kelolosan (%)

80

60

40

20

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Ukuran Fragmen Batuan (Cm)

Fragmen Batuan Tertahan Fragmen Batuan Lolos

Gambar 4. Persentase Tingkat Kelolosan pada Geometri II

Dari grafik sebelumnya dapat pada ayakan dengan ukuran 3 cm

kita lihat bahwa batuan yang adalah sekitar 6 %. Dengan artian

tertinggal pada ayakan dengan ukuran batuan yang telah diledakkan harus di

120 cm adalah sekitar 14 %. bawa menuju crusher untuk

Sedangkan untuk batuan yang lolos dilakukan pengecilan ukuran.


11

Dari tingkat persentase batuan boulder dari peledakan masih di

yang tertinggal pada saringan ukuran bawah 20 %.

120 cm tersebut, masih bisa Sedangkan untuk nilai

dikatakan batuan hasil peledakan koefisien tekstur pada geometri II

masih dalam radius bagus. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

dikarenakan tingkat terciptanya

Tabel 3. Nilai Koefisien Tekstur pada Geometri II

𝑁0 𝑁1 1
No. AW N0 N1 AR1 AF1 KT
(𝑁0 + 𝑁1 ) (𝑁0 + 𝑁1 ) 𝐹𝐹𝑜
1, 0,92 22 15 0,59 0,41 1,28 2,23 0,45 1,08
2, 0,94 19 17 0,53 0,47 1,42 2,34 0,67 1,39
3, 0,82 24 16 0,60 0,40 1,43 2,24 0,82 1,30
4, 0,94 21 16 0,57 0,43 1,40 2,16 0,69 1,35
5, 0,92 20 15 0,57 0,43 1,36 2,54 0,81 1,52

Rata-Rata Koefisien Tekstur 1,33

Dari tabel di atas dapat kita sama, Hal ini disebabkan karena

lihat nilai koefisien tekstur dari variabel control dari nilai koefisien

kelima sampel yang di ujiakan pada tekstur juga hampir sama, Nilai

geometri kedua, Dari kelima sampel, koefisen tekstur tertinggi ada pada

sampel pertama dapat digolongkan sampel lima dengan nilai koefisien

kepada nilai koefisien tekstur yang tekstur 1,52,

mendekati angka 1, dengan artian Jika dirata-ratakan dari kelima

bahwa sampel satu memiliki sampel yang diujikan pada geometri

fragmentasi batuan dengan ukuran kedua, maka didapat nilai koefisien

dan bentuk hampir sama, tekstur rata-rata adalah 1,33, Nilai ini

Sampel 2, 3, dan 4 memiliki masih diatas angka 1, Jadi dapat

nilai koefisien tekstur yang hampir dikatakan bahwa terjadinya ketidak


12

seragaman batuan pada batuan geometri II, Geometri III adalah 5 m

dengan ukuran yang besar, untuk spacing dan 4 m untuk burden,

Dari grafik yang dihasilkan Ukuran tinggi jenjang 10,5 m

dari analisa data menggunakan dengan kedalaman lubang ledak

metode Kuz-Ram, grafik yang 11,52 m, Bahan peledak yang

tercipta masih melengkung, Namun, digunakan 62 kg, yang merupakan

grafik yang dibuat masil lebih linier standar dari perusahaan,

dari pada grafik pada geometri I, Setelah dilakukan perhitungan

3. Geometri III geometri dan perhitungan dengan

Pada geometri III, ukuran metode Kuz-Ram maka didapat

spacing dan burden dari peledakan grafik tingkat kelolosan pada

kembali diperbesar dari geometri saringan sebagai berikut :

PERSENTASE TINGKAT KELOLOSAN


BATUAN PADA GEOMETRI III
100
Persentase Kelolosan (Cm)

80

60

40

20

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Ukuran Fragmen Batuan (Cm)

Fragmen Batuan Tertahan Fragmen Batuan Lolos

Gambar 5. Persentase Tingkat Kelolosan pada Geometri III

Dari grafik sebelumnya dapat boulder adalah sekitar 20 % atau,

dilihat bahwa batuan tertahan pada Nilai tersebut berada pada batas

ayakan dengan ukuran 120 cm atau fragmentasi batuan yang masih bisa
13

di katakan bagus, Selanjutnya untuk sebelumnya, grafik menjadi lebil

batuan yang lolos dari ayakan dengan linier dibandingkan dengan grafik

ukuran 3 cm masih berada pada pada geometri I dan geometri II,

angka sekitar 6 %, Dengan kata lain, Sehingga, menurut metode Kuz-Ram,

batuan hasil peledakan tersebut harus geometri III memiliki nilai koefisien

tetap di bawa menuju crusher untuk tekstur lebih mendekati angka 1 dari

diperkecil ukurannya, pada geometri I dan geometri II,

Untuk tingkat keseragaman Jika dilihat dari metode

batuan yang dapat dilihat dari grafik koefisien tekstur pada tabel 4 berikut:

Tabel 4, Nilai Koefisien Tekstur pada Geometri III

𝑁0 𝑁1 1
No. AW N0 N1 (𝑁0 + 𝑁1 ) (𝑁0 + 𝑁1 )
AR1 AF1 KT
𝐹𝐹𝑜
1, 0,9 23 16 0,59 0,41 1,39 2,21 0,65 1,27
2, 0,91 27 13 0,68 0,33 1,40 2,24 0,46 1,17
3, 0,94 25 15 0,63 0,38 1,38 2,26 0,55 1,24
4, 0,92 23 12 0,66 0,34 1,36 2,46 0,63 1,31
5, 0,94 23 12 0,66 0,34 1,38 2,44 0,61 1,33

Rata-Rata Koefisien Tekstur 1,26

Nilai koefisien tektur rata-rata adalah hal ini disebabkan oleh nilai faktor

1,26, Dengan kata lain, geometri III sudut dari sampel kedua,

memiliki tingkat keseragaman batuan Selanjutnya diikuti oleh

lebih baik dari pada geometri I dan II, sampel 3 dan 1, Dengan nilai

Jika dilihat lebih seksama koefisen tekstur masing-masing

pada kelima sampel yang diujikan adalah 1,24 dan 1,27,

pada geometri III, nilai koefisien

tekstur terkecil adalah 1,17 pada

sampel kedua, Jika dilihat dari tabel,


14

D. SIMPULAN DAN SARAN hasil peledakan, volume batuan yang

Dari percobaan yang telah berhasil dibongkar oleh geometri III

dilakukan pada Front I Tambang Quarry tentu lebih banyak dibandingkan dengan

PT, Semen Padang dengan geometri I dan geometri II, Sehingga,

menggunakan tiga geometri yang akan lebih menguntungkan bagi

berbeda dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam hal pemakaian dana

geometri terbaik yang digunakan pada operasional,

Front I Tambang Quarry PT, Semen Perbedaan metode Kuz-Ram dan

Padang adalah geometri III, metode koefisien tekstur hanya terletak

Geometri ini dipilih karena pada output dari kedua metode tersebut,

persentase boulder yang tercipta dari Metode Kuz-Ram memiliki output

proses peledakan masih cendrung baik berupa grafik tingkat kelolosan batuan,

yaitu sekitar 20 %, Faktor ini diperkuat Sedangkan, metode koefisien tekstur

dengan tingkat keseragaman batuan hasil memiliki output berupa nilai KT,

peledakannya yang lebih baik dari pada Dalam pengerjaan di lapangan,

dua geometri sebelumnya yaitu 1,26, sebenarnya kedua metode ini saling

Persentase tertahan pada geometri mendukung satu sama lain untuk dapat

I dan II adalah 8 % dan 14 %, Namun, menentukan geometri yang terbaik untuk

nilai koefisen tekstur pada kedua dapat digunakan pada suatu front

geometri tersebut lebih besar penambangan,

dibandingkan dengan geometri III yaitu Saran yang dapat diberikan untuk

1,47 untuk geometri I dan 1,33 untuk penelitian berikutnya, dalam penelitian

geometri III, menggunakan metode koefisien tekstur,

Selain faktor nilai keseragaman pengujian sebaiknya menggunakan

tekstur dan tingkat kelolosan batuan banyak sampel untuk mendapatkan hasil
15

yang lebih akurat, Selanjutnya, kamera Ash, R, L, 1963 “The Mechanics of Rock
Breakage, Pit & Quarry
yang digunakan dalam penelitian ini Magazine”, Sept and Oct, Hal, 75-
93,
adalah kamera dengan resolusi tinggi,
Beru, Martha, 2011, “Identifikasi Tingkat
Sehingga, akan lebih memudahkan Keseragaman Fragmentasi Batuan
Hasil Peledakan dengan Metode
dalam pengerjaannya nantinya, Koefisien Tekstur”, Sekolah
Tinggi Teknologi Mineral
Selain itu, dalam penentuan Indonesia : Bandung

geometri peledakan yang baik dalam Febrianto,2014, “Perencanaan Ulang


Geometri Peledakan untuk
suatu front peledakan perlu dilakukan Mendapatkan Fragmentasi yang
Optimum Dilokasi Penambangan
banyak percobaan, Sehingga, akan Front IV Quarry PT, Semen
Padang”, Universitas Negeri
didapat perbandingan antara geometri Padang : Padang

satu dengan geometri lain,


https://gunawanjawwad,files,wordpress,co
m/2010/12/x-ref-auto-cad-
2007r4,pdf, Diakses tanggal 21
Catatan : Jurnal ini dibuat berdasarkan April 2015

skripsi penulis dengan pembimbing I


Konya, CJ, 1995,”Blast Design”, Precision
Bapak Dedi Yulhendra dan pembimbing II Blasting Service : Montville

Bapak Ansosry, Sunaryadi, Tri Admojo,2011, “Penyusunan


Program Komputasi Perencanaa
Peledakan Pada Tambang
Terbuka Menggunakan Bahasa
E. DAFTAR KEPUSTAKAAN Pemograman Visual Basic 6”
Skripsi S1Teknik Pertambangan
Anonim, 2007, “Teknik Peledakan”, Universitas Pebangunan Nasional
Pusdiklat Teknologi Mineral dan “Veteran” Yogyakarta :
Batubara, Bandung, hal 26-27, Yogyakarta

Anonim, 2015, “Panduan Jurnal Jurusan Tim Pengelola IWPL Pertambangan


Teknik Pertambangan Universitas Umum, 1996, “Supervisory Teknik
Negeri Padang”, Peledakan”, Institut Teknologi
http://download1170.mediafire.co Bandung : Bandung
m/8ufb72pyag0g/fyeufs2dkkpkv4
7/PANDUAN+Jurnal+Mining+En Toha, M, Taufik,2000, “Teknik Peledakan
g.+FT+UNP+2015.pdf, diakses Tambang Terbuka”, Jurusan Teknik
tanggal 28 Juli 2015, Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Sriwijaya : Palembang

You might also like