You are on page 1of 64

PENGARUH INVESTASI LINGKUNGAN, JENIS INDUSTRI DAN

KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN


DAN KINERJA LINGKUNGAN
(Studi pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017)

(Skripsi)

Oleh :

ANNISA NADHILA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT

THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL INVESTMENT, TYPE OF


INDUSTRY AND GOVERNMENT OWNERSHIP TOWARDS FINANCIAL
PERFORMANCE AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCE
(Study on Companies Listed in Indonesia Stock Exchange on 2013-2017)

By

ANNISA NADHILA

This research aims to examine environmental investment, the type of industry, and
government ownership towards financial performance and environmental
performance. The method used to measure environmental investment is calculated
by comparing the total of environmental assets owned by the company with the
whole total assets. The type of industry is measured by using dummy variables
which are classified into two types of industries, namely high profile industry and
low profile industry. While, the ownership structure is measured by using the
amount of government ownership which can be seen by comparing the total
shares of government ownership with the total outstanding shares. Financial
performance is measured by sales growth that counted based on the diffrence
between sales in a year (t) and sales in previous year (t-1) divided by sales in
previous year (t-1) and environmental performance is measured by ISO 14001
international environmental certification. The research sample was selected by
using purposive sampling and there have been selected 281 environmentally
sensitive companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2013-2017.

The results of hypothesis testing with data panel regression and logistic
regression show that environmental investment, the type of industry, and
government ownership have no effect on environmental performance.Besides,
environmental investment has no effect towards environmental performance.
However, type of industry and goverment ownership have a significant effect
towards environmental performance.
Keywords: environmental investment, type of industry, government ownership,
sales growth, ISO 14001.
ABSTRAK

PENGARUH INVESTASI LINKGUNGAN, JENIS INDUSTRI DAN


KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DAN KINERJA LINGKUNGAN
(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2017)

Oleh

ANNISA NADHILA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji investasi lingkungan, jenis industri dan
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja keuangan dan kinerja lingkungan.
Metode yang digunakan untuk mengukur investasi lingkungan dihitung dengan
membandingkan total aset lingkungan yang dimiliki perusahaan dengan total aset
keseluruhan. Jenis industri diukur dengan menggunakan variabel dummy yang
diklasifikasikan menjadi dua macam jenis industri yaitu high profile industry dan
low profile industry. Sedangkan struktur kepemilikan diukur dengan
menggunakan besaran kepemilikan pemerintah yang dapat dilihat dengan
membandingkan total saham kepemilikan pemerintah dengan total saham yang
beredar. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan sales growth yang
dihitung berdasarkan selisih antara penjualan ditahun yang bersangkutan (t) dan
penjualan tahun lalu (t-1) dibagi dengan penjualan tahun lalu (t-1) dan kinerja
lingkungan diukur dengan sertifikasi lingkungan internasional ISO 14001. Sampel
penelitian dipilih menggunakan purposive sampling dan terseleksi 281 perusahaan
sensitif lingkungan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-
2017.

Hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi data panel dan analisis regresi
logistik menunjukkan bahwa investasi lingkungan, jenis industri dan kepemilikan
pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Selain itu, investasi
lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja lingkungan. Namun, jenis industri
dan kepemilikan pemerintah berpengaruh signifikan terhadap kinerja lingkungan.
Kata kunci: investasi lingkungan, jenis industri, kepemilikan pemerintah,
sales growth, ISO 14001.
PENGARUH INVESTASI LINGKUNGAN, JENIS INDUSTRI DAN
KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DAN KINERJA LINGKUNGAN
(Studi pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017)

Oleh

ANNISA NADHILA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandung pada tanggal 08 Mei 1997 dan

merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Drs. Darmansyah

dan Ibu Dra. Mariana Warganegara. Penulis mengawali

pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Harapan Ibu

Bojongsoang, Bandung pada tahun 2003. Kemudian pendidikan

Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2009 di SD Negeri

Karang Pawulang 3 Bandung. Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP)

ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 13 Bandung dan diselesaikan pada tahun

2012. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

di SMA Negeri 22 Bandung hingga tahun 2015.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi, penulis terdaftar

sebagai anggota aktif HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila.

Penulis juga aktif dalam UKMF EEC (Economic English Club) pada awal

perkuliahan. Kemudian pada tahun 2017 penulis dipercaya menjadi pengurus di

AIESEC Unila sebagai Accounting Manager pada periode 2017-2018. Setelah

kepengurusan berakhir, pada tahun 2018 penulis dipercaya kembali menjadi

pengurus di AIESEC Unila sebagai Vice President Finance, Governance and

Legality pada periode 2018-2019.


MOTTO

“Do not despair of the mercy of Allah”

(Qs. Az Zumar: 53)

“And whoever strives hard, he strives only for his own soul”

(Qs. Al Ankabut: 6)

“Indeed, with hardship (will be) ease”

(Qs. Al Insyirah: 6)

“And to your Lord turn your attention”

(Qs. Al Insyirah: 8)
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin

Teriring doa dan rasa syukur kepada Tuhanku Allah SWT yang Maha Esa, juga

shalawat bagi panutanku Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ayahanda Darmansyah dan Ibunda Mariana Warganegara

yang selalu mendukungku secara moril maupun materiil serta selalu mengasihi

dan mendoakanku setiap waktu, memberi nasihat, motivasi dan semangat

kepadaku. Terima kasih atas pengertian dan perhatian yang telah kalian berikan.

Seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabatku

yang selama ini memberikan doa, nasihat dan motivasi yang tiada henti.

Almamaterku, Universitas Lampung.


SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan sebagai tanda rasa syukur atas rahmat dan

karunia yang telah diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Investasi Lingkungan, Jenis Industri dan

Kepemilikan Pemerintah Terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Lingkungan

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-

2017)”.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk

itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis selama

ini telah membantu mempermudah proses penyusunannya. Untuk itu dengan

segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas dan selaku Pembimbing

Pendamping. Terima kasih banyak atas kesediaannya memberikan waktu,

bimbingan, nasihat, saran, pengarahan dan motivasi serta pembelajaran diri

yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Utama.

Terima kasih banyak atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan,

nasihat, saran dan pengarahan yang sangat berharga dalam proses

penyelesaian skripsi ini, serta motivasi yang tiada henti.

5. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini, serta

untuk segala bantuan dan kemudahan yang telah Ibu berikan.

6. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik,

untuk nasihat dan bimbingannya selama proses perkuliahan ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta

pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.

8. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama penulis

menempuh pendidikan di Universitas Lampung.

9. Kedua orang tuaku, Ayahanda tersayang Drs. Darmansyah dan Ibunda

tercinta Dra. Mariana Warganegara, ribuan terima kasih untuk segala

dukungan, motivasi, pengorbanan, kasih sayang, kesabaran, serta panjatan

doa-doa di setiap malamnya. Semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan


dalam lindungan-Nya. Semoga kalian masih diberi kesempatan untuk melihat

anakmu menjadi apa yang diharapkan oleh kalian.

10. Seluruh keluargaku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Terima kasih

atas segala doa, dukungan, bantuan dan motivasinya selama ini.

11. Rekan sejawatku, Aziza Reyditha H, Dian Ekawati, Mutia Nihandayona,

Nabila Febidanti, Zahrah Salsabila dan Rizki Annisa, terima kasih telah

memberikan warna untuk segala cerita yang telah dilewati bersama dan

dukungan semangat yang tak terhingga selama perkuliahan dan dalam

penyusunan skripsi ini.

12. Penyemangat sekaligus sahabat seperjuanganku, Tiara Sella, Elia Agusta,

Yolanda Kharisma, Risna Pertiwi, Intan Pratiwi, Suci Mardina Putri dan Ayu

Fatmawati, terima kasih telah memberikan keceriaan, keseruan, kerecehan

dan kebodohan yang sangat menghibur juga selalu mewarnai perkuliahanku

selama ini, juga dukungan semangat yang tak terhingga selama perkuliahan

dan dalam penyusunan skripsi ini.

13. Teman-teman Akuntansi 2015, terima kasih atas kesempatannya menjadi

bagian dari kalian untuk saling memberikan semangat dan motivasi serta

bantuan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

14. Executive Board-ku KURAKATAUTORA a.k.a Krakatoa Generation

AIESEC in Unila 2018, Rori Meidasari, Alvira P. Chairunnisa, Almaas

Saliani, Abi H. Benjamin, Rainy A. Tockary, M. Fahremi Akbar, Pujono H.

Rachmawan, dan Ratih D. Pratiwi, terima kasih sudah menjadi keluarga

kedua yang selalu memberikan dukungan, keseruan dan keceriaan saat

membantuku untuk belajar dan berproses pengembangan diri dalam sebuah


organisasi. Perkuliahanku kurang berkesan tanpa kalian.

15. Finance Team-ku Paradista, Olinda C. Yetri, Annisa A. Pradita dan Prima S.

Yonanda, terima kasih sudah memberi kesempatan untuk kakakmu ini

memimpin kalian selama kepengurusan AIESEC Unila 2018 dan menjadi

motivasiku untuk selalu menjadi yang terbaik.

16. Predecessorku di AIESEC Unila, Kurnia Dessy, Murtika Sari dan Vandea

Rizky, terima kasih sudah sabar dengan segala kerecehanku selama bekerja

bersama dengan kalian.

17. Teman lawak-ku, Nova Bella Dhyta dan Ayu Lestari, terima kasih selalu

menghiburku dengan humor-humor recehmu selama perkuliahan dan dalam

penyusunan skripsi ini.

18. Seniorku tersayang, Intan C. Putri, Filosofi P. Aulia, Teguh Prasetyo dan

Ilham A. Wijaya, terima kasih sudah selalu membantu dan memberi semangat

selama perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini juga bersedia untuk

waktunya diganggu demi adik kesayanganmu ini.

19. Sahabatku tersayang, Yudhistira Yunadi Putra, terima kasih atas segala

semangat, kerjasama, keseruan, kehedonan, guyonan, gunjing bersama, serta

kerecehan yang selalu mewarnai dari kejauhan (Bandung) selama

menyelesaikan studi di Lampung.

20. Sahabatku tercinta, Anatashya Laras S. Lingga, terima kasih atas segala

motivasimu, nasihatmu, omelanmu dan kesediaanmu menjadi tempat keluh

kesahku selama kita Long Distance Relationship Bandung-Lampung untuk

menyelesaikan studi masing-masing.

21. Partner kuliner-ku, Acep H. Punja Unggara, Aleyda, Natasya Ricayani, Anita
Rufina, Sofian K. Sennivena dan Adrima J. Nicholas T, terima kasih telah

menjadi tempat keluh kesahku dan terus mewarnai cerita selama

perjuanganku dimulai hingga menyelesaikan studi ini.

22. Keluarga KKN Sinar Harapan Talang Padang, Diska, Boy, Ajeng, Azkha,

Kak Sendy, Ipul, Mamah, Abah dan Bang Dika, terima kasih sudah

memberikan pelajaran betapa berharganya arti kekeluargaan.

23. Orang paling cuek, paling sibuk, paling apatis yang pernah ku temui namun

segudang prestasinya, Muhammad Irfan, terima kasih atas semua semangat

dan motivasinya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak dan semoga

Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.

Bandarlampung, Maret 2019


Penulis,

Annisa Nadhila
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ...............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 9


2.1 Landasan Teori............................................................................ 9
2.1.1 Legitimacy Theory (Teori Legitimasi)............................... 9
2.1.2 Stakeholder Theory (Teori Legitimasi) ............................10
2.1.3 Jenis Industri......................................................................11
2.1.4 Struktur Kepemilikan.........................................................12
2.1.5 Investasi Lingkungan.........................................................14
2.1.6 Kinerja Keuangan ..............................................................16
2.1.7 Kinerja Lingkungan ...........................................................17
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................17
2.3 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ...................19
2.3.1 Investasi Lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan.........................................................................20
2.3.2 Jenis Industri berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan .20
2.3.3 Kepemilikan Pemerintah berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan.........................................................................21
2.3.4 Investasi Lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja
Lingkungan .....................................................................21
2.3.5 Jenis Industri berpengaruh terhadap Kinerja Lingkungan
.........................................................................................22
ii

2.3.6 Kepemilikan Pemerintah berpengaruh terhadap Kinerja


Lingkungan .....................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................24


3.1 Populasi dan Sampel ...................................................................24
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................24
3.3 Metode Pengumpulan Data .........................................................25
3.4 Persamaan Penelitian ..................................................................25
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..............26
3.3.1 Variabel Independen .......................................................26
3.3.1.1 Investasi Lingkungan ..........................................26
3.3.1.2 Jenis Industri .......................................................26
3.3.1.3 Kepemilikan Pemerintah.....................................27
3.3.2 Variabel Dependen..........................................................27
3.3.2.1 Kinerja Keuangan................................................27
3.3.2.1 Kinerja Lingkungan ............................................28
3.6 Metode Analisis Data..................................................................28
3.6.1 Model Regresi Data Panel...............................................29
3.6.1.1 Common Effect Model (CEM) ............................30
3.6.1.2 Fixed Effect Model (FEM) ..................................30
3.6.1.3 Random Effect Model (REM)..............................31
3.6.2 Pemilihan Model Estimasi dan Pengujian Hipotesis ......31
3.6.2.1 Uji Hausman........................................................31
3.6.3 Statistik Deskriptif ..........................................................32
3.6.4 Uji Hipotesis ...................................................................32
3.6.4.1 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ..................33
3.6.4.2 Uji Statistik F ......................................................33
3.6.4.3 Uji Statistik t .......................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................35
4.1 Populasi dan Pemilihan Sampel .....................................................35
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif...............................................38
4.3 Pemilihan Model Estimasi ..........................................................42
4.3.1 Uji Hausman ......................................................................43
4.4 Hasil Uji Kelayakan ....................................................................44
4.4.1 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi 2 (Goodness of Fit)..44
4.5 Pengujian Hipotesis.....................................................................44
4.6 Persamaan Model ........................................................................46
4.7 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ...................................47
4.8 Uji Koefisien Determinasi (McFadden R2) ................................48
4.9 Uji Statistik F ..............................................................................49
4.10 Uji Statistik t ...............................................................................50
4.11 Pembahasan.................................................................................53
4.11.1 Pengaruh Investasi Lingkungan terhadap Kinerja
Keuangan.....................................................................................53
4.11.2 Pengaruh Jenis Industri terhadap Kinerja Keuangan .......54
4.11.3 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja
Keuangan.....................................................................................56
iii

4.11.4 Pengaruh Investasi Lingkungan terhadap Kinerja


Lingkungan .................................................................................57
4.11.5 Pengaruh Jenis Industri terhadap Kinerja Lingkungan ....58
4.11.6 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja
Lingkungan .................................................................................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................61


5.1 Kesimpulan.....................................................................................61
5.2 Keterbatasan Penelitian...............................................................62
5.3 Saran............................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................18


Tabel 4.1 Sampel Penelitian................................................................................35
Tabel 4.2 Jenis Perusahaan Sampel ....................................................................37
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif.......................................................39
Tabel 4.4 Uji Hausman .......................................................................................43
Tabel 4.5 Uji Kelayakan Model ..........................................................................44
Tabel 4.6 Hasil Uji Random Effect Model ..........................................................45
Tabel 4.7 Hasil Uji Binary Logit.........................................................................45
Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................48
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi (McFadden R2).........................................48
Tabel 4.10 Uji Statistik F Model 1.......................................................................49
Tabel 4.11 Uji Statistik F Model 2.......................................................................50
Tabel 4.12 Uji Statistik t Model 1........................................................................51
Tabel 4.13 Uji Statistik t Model 2........................................................................52
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..........................................................................30


vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Sampel Perusahaan


Lampiran 2 : Data Hasil Jenis Industri, Kepemilikan Pemerintah, Investasi
Lingkungan, Sales Growth, ISO 14001
Lampiran 3 : Uji Hausman
Lampiran 4 : Uji Analisis Deskriptif
Lampiran 5 : Uji Hipotesis Model Data Panel
Lampiran 6 : Uji Hipotesis Model Regresi Logistik
Lampiran 7 : Uji Hausmer
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan sebuah proses integrasi internasional yang terjadi karena

pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan

lainnya. Adanya globalisasi ini dapat memberikan dampak positif bahkan dampak

negatif bagi suatu negara. Sebagai contoh dengan adanya globalisasi, hubungan

antar suatu negara semakin erat. Eratnya hubungan tersebut tidak menutup

kemungkinan bahwa suatu negara mengharapkan kerjasama yang baik dan

menguntungkan untuk mencapai tujuannya.

Berbagai usaha dalam rangka mencapai tujuan perusahaan telah dilakukan oleh

perusahaan, tak hanya melakukan investasi tetapi perusahaan juga melakukan

kegiatan produksi menggunakan teknologi modern, pengurangan biaya,

melakukan merger dan akuisisi, dan penggunaan sumber daya yang lebih murah

dengan tujuan untuk meningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan. Upaya-

upaya tersebut dilakukan untuk memberikan hasil maksimal bagi stakeholder.

Tidak hanya untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para investor serta

mencari keuntungan ekonomik sebesar-besarnya dari hasil kegiatan produksi yang

menjadi kegiatan utamanya, tetapi perusahaan juga dituntut untuk bertanggung

jawab atas apa yang dilakukan disetiap kegiatan usahanya kepada para

stakeholdernya.
2

Menurut Yuliusman (2008), perusahaan memberikan banyak keuntungan kepada

masyarakat karena mampu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan.

Namun, kegiatan perusahaan dalam rangka menghasilkan laba dan memenuhi

kebutuhan masyarakat secara otomatis menimbulkan konsekuensi pada

lingkungan hidup di sekitarnya (Paramita, 2013). Tingginya permintaan dari

masyarakat akan penyediaan barang kebutuhan membuat perusahaan

meningkatkan aktifitasnya yang berdampak pada lingkungan.

Salah satu isu yang sering melibatkan perusahaan akibat dari aktivitas yang

dilakukannya yaitu isu pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan menjadi

salah satu isu yang menjadi perhatian publik. Pencemaran lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan saat ini tidak jarang dapat menimbulkan kerugian bagi

masyarakat, lingkungan hidup, dan juga keberlanjutan usaha dari perusahaan itu

sendiri. Padahal perusahaan sebelum memulai mendirikan usahanya disekitar

tempat tinggal masyarakat sudah melakukan kesepakatan untuk melaksanakan

kegiatan usahanya. Apabila pencemaran lingkungan terjadi dan menimbulkan

kerugian bagi berbagai pihak, ini artinya perusahaan telah melanggar kesepakatan

yang sudah disepakati antara perusahaan dengan masyarakat dan secara langsung

perusahaan akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat.

Banyak kasus-kasus yang terjadi di dunia bisnis terkait dengan isu lingkungan.

Salah satunya terjadi di Indonesia yang menyangkut perusahaan besar ternama di

Indonesia yaitu PT. Unilever yang kegiatan utamanya yaitu memproduksi barang-

barang kebutuhan rumah tangga seperti sabun, deterjen, margarin, minyak sayur,

makanan dan minuman yang berbahan dari susu dan teh, dan produk-produk

kosmetik mendapat laporan dari Greenpeace bahwa salah satu supplier terbesar
3

penyokong kegiatan produksi PT. Unilever melakukan pelanggaran perluasan

lahan perkebunan sawit yang mengakibatkan perusakan hutan. Ini mengakibatkan

PT. Unilever terlibat dalam kasus pencemaran lingkungan yang dampaknya

didapat dari penyalahgunaan sumber daya dan energi serta pembuangan limbah

cair dan sampah sembarangan dilingkungan sekitar yang juga disebabkan oleh

kerusakan hutan tersebut.

Kasus tersebut terjadi karena adanya keinginan perusahaan untuk maksimalisasi

laba yang akan didapat oleh perusahaan dimasa mendatang dan ketidakpedulian

perusahaan terhadap lingkungan yang mereka gunakan dan tempati.

Maksimalisasi laba yang pada umumnya dikenal sebagai tujuan utama perusahaan

dalam menjalankan kegiatan produksinya, dipandang kurang relevan karena

lingkungan dan masyarakat tidak bisa terlepas dari perhatian perusahaan saat

menjalankan usahanya.

Kegiatan perusahaan dalam memperhatikan lingkungan, masyarakat dan

maksimalisasi laba seharusnya sejalan dengan konsep keberlanjutan yang dikenal

dengan sebutan Triple Bottom Line. Konsep ini diperkenalkan oleh John

Elkington yang mana Elkington memperkenalkan 3P (People, Planet, Profit) yang

mana konsep tersebut dapat dijadikan acuan oleh perusahaan yang ingin mencapai

kesuksesan dan membangun bisnis berkelanjutan (Ikawidjaja, 2010) terutama

dalam aktivitas maksimalisasi laba sebagai tujuan utama perusahaan.

Adanya isu yang dikemukakan oleh Elkington, maka perusahaan perlu

membangun citra dan kepedulian masyarakat terhadap kinerja mereka. Perusahaan

perlu membuktikan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan pencapaiannya

terbukti dapat memberikan nilai tambah untuk masyarakat. Secara tidak langsung,
4

masyarakat akan memantau seberapa besar kepedulian perusahaan terhadap

lingkungan (Paramita, 2013). Tanpa disadari, perusahaan dengan masyarakat akan

saling memberikan feedback untuk keberlangsungan hidup mereka. Selain itu,

adanya isu tersebut dalam segi akuntansi akan membuat perusahaan

mengungkapkan informasi terkait dengan lingkungan yang akan berpengaruh

pada reputasi dan keberlanjutan usahanya di masa yang akan datang (Griffin dan

Sun, 2012).

Dengan banyaknya isu lingkungan seperti ini, penting bagi perusahaan untuk

tidak memandang sebelah mata mengenai kinerja terhadap lingkungan bagi

perusahaan. Pihak manajemen diharapkan melakukan suatu tindakan yang bersifat

preventif untuk menghindari kerusakan lingkungan, seperti melakukan investasi

lingkungan. Perusahaan perlu melakukan investasi yang berkaitan dengan

pengelolaan lingkungan. Seperti pada penelitian Shortt (2012) yang

mengemukakan bahwa environmental investment dapat meningkatkan reputasi

perusahaan dimata custormers yang sekaligus dapat meningkatkan kinerja

perusahaan.

Investasi lingkungan merupakan upaya perlindungan yang dilakukan perusahaan

dalam pengelolaan lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan perusahaan.

Untuk mengurangi dampak negatif dari perusahaan, maka perlu dilakukan

perbaikan kinerja lingkungan, investasi dengan teknologi yang ramah lingkungan,

dan dorongan untuk melakukan proses produksi yang bersih dalam rangka

melakukan manajemen hijau (Paramita, 2013).


5

Dalam rangka mencapai kesejahteraan perusahaan dan lingkungannya, diperlukan

upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan juga kinerja lingkungan. Kinerja

keuangan dan kinerja lingkungan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

investasi lingkungan, jenis industri dan struktur kepemilikan (Hart dan Ahuja

1996; Nakamura 2011; Huang dan Wu 2010; Zeitun dan Tian 2014; Yesika

2013). Apabila kita melihat dari segi struktur kepemilikan, dalam hal kinerja

keuangan dan kinerja lingkungan perusahaan memiliki tanggung jawab kepada

stakeholdernya, baik kepemilikan institusional maupun kepemilikan asing yang

dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

(Paramita, 2013). Ini dapat dibuktikan dengan penelitian menurut Anggraini

dalam Paramita (2013) yang menemukan bahwa adanya pengaruh kepemilikan

asing dan konstitusional terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan. Selain

itu dalam penelitian Lindrianasari (2016) dan Bethary (2017), terdapat pengaruh

kepemilikan pemerintah terhadap aktivitas lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Dalam penelitian Nugrahanti (2012) terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah

terhadap kinerja keuangan.

Selain struktur kepemilikan, jenis industri juga dapat mempengaruhi perusahaan

untuk meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja lingkungannya. Menurut

Sembiring (2003) perusahaan yang memberikan dampak lingkungan yang besar

kepada masyarakat akan mengungkapkan lebih banyak mengenai tanggung jawab

sosialnya dibandingkan dengan perusahaan dengan dampak lingkungan yang lebih

kecil. Sehingga semakin besar dampak lingkungan yang diakibatkan perusahaan,

semakin besar tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan

lingkungannya. Menurut Zeitun dan Titan (2014) perusahaan yang memiliki


6

sensitifitas tinggi dalam bertransaksi kepada para investor dan berinteraksi dalam

pasarnya, akan mempengaruhi kepada tingkat kinerja keuangannya.

Investasi lingkungan dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan kinerja

lingkungan. Penelitian terdahulu mengenai investasi lingkungan dilakukan oleh

Nakamura (2011) yang menemukan adanya hubungan antara investasi lingkungan

dengan kinerja perusahaan dan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

dalam hubungan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Nakamura (2011) dan

Paramita (2013) menyetujui penelitian Hart dan Ahuja (1996) bahwa kinerja

perusahaan memiliki hubungan positif dengan environmental investment.

Lindrianasari et al. (2017) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara

aset lingkungan yang digunakan sebagai investasi lingkungan terhadap kualitas

lingkungan. Lindrianasari (2007) dan Restuningdiah (2010) menemukan adanya

hubungan positif yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja

ekonomi perusahaan. Lin (2009), Husted (2006), dan Aslaksen (2003)

menemukan adanya pengaruh positif antara aktivitas lingkungan dengan kinerja

keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengkonfirmasi

penelitian sebelumnya terkait hubungan antara investasi lingkungan, jenis

industri, dan kepemilikan pemerintah terhadap kinerja keuangan dan kinerja

lingkungan dengan sampel perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

sensitif terhadap lingkungan pada tahun 2013 hingga 2017.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah investasi lingkungan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan?

2. Apakah jenis industri mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan?

3. Apakah kepemilikan pemerintah mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan?

4. Apakah investasi lingkungan mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan?

5. Apakah jenis industri mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan?

6. Apakah kepemilikan pemerintah mempengaruhi kinerja lingkungan

perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini yang dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris yang mengenai adanya

pengaruh investasi lingkungan terhadap kinerja keuangan.

2. Untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris mengenai adanya pengaruh

jenis industri terhadap kinerja keuangan.

3. Untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris mengenai adanya pengaruh

kepemilikan pemerintah terhadap kinerja keuangan

4. Untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris mengenai adanya pengaruh

investasi lingkungan terhadap kinerja lingkungan.


8

5. Untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris mengenai adanya pengaruh

jenis industri terhadap kinerja lingkungan.

6. Untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris yang mengenai adanya

pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja lingkungan.

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu:

a. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi bahan untuk pengambilan keputusan dalam

rangka menjaga kelestarian lingkungan dengan memperhatikan pentingnya

melakukan investasi lingkungan.

b. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang konsep akuntansi

lingkungan yang dikaitkan dengan investasi lingkungan.

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya

terkait bidang akuntansi lingkungan dengan investasi lingkungan serta

bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan akuntansi.


9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Legitimasi

Teori legitimasi adalah teori yang berfokus pada interaksi antara perusahaan dan

masyarakat. Teori ini menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari

masyarakat sehingga harus memperhatikan norma-norma sosial masyarakat

karena kesesuaian dengan norma sosial dapat membuat perusahaan semakin

legitimate. Menurut Tilling (2004), teori legitimasi merupakan salah satu teori

yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan. Ini dikarenakan

menurut Dowling dan Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri (2007), legitimasi adalah

hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-

norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong

pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan.

Dalam Paramita (2013), teori legitimasi menjadi landasan bagi perusahaan untuk

memperhatikan apa yang menjadi harapan masyarakat dan mampu menyelaraskan

nilai-nilai perusahaan dengan norma-norma sosial yang berlaku di tempat

perusahaan tersebut melangsungkan kegiatannya. Ini dikarenakan dalam teori ini

menyatakan bahwa perusahaan perlu untuk melakukan analisis perilaku organisasi

dengan memperhatikan lingkungan. Dengan memperhatikan lingkungannya, ini


10

artinya perusahaan secara tidak langsung akan peduli dengan keberlangsungan

hidupnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Moussa dan

Hassan (2015) yang menyatakan bahwa teori legitimasi digunakan untuk

menjelaskan pengungkapan berkaitan dengan perilaku lingkungan dan sosial

perusahaan. Ini juga merupakan hal yang mendasar dalam memenuhi harapan

masyarakat yaitu bertindak sesuai aturan dan nilai-nilai sosial di dalam

lingkungan masyarakat.

Menurut Sayekti et al. (2007) dalam Hidayati dan Murni (2009), untuk bisa

mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan mengupayakan sejenis

legitimasi atau pengakuan baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah,

maupun masyarakat sekitar. Deegan, Robin dan Tobin (2002) mengatakan bahwa

legitimasi perusahaan akan diperoleh, jika terdapat kesamaan antara hasil dengan

yang diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada tuntutan

dari masyarakat. Untuk itu, kesesuaian tindakan perusahaan terhadap norma atau

peraturan yang berlaku di masyarakat Indonesia akan mendorong perusahaan

untuk mendapatkan legitimasi di masyarakat (Asmaranti dan Lindrianasari, 2014).

2.1.2 Teori Stakeholder

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007). Stakeholder pada dasarnya dapat

mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian

sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Menurut Grey et al. (1994)

dalam Ghozali dan Chariri (2007), mengatakan bahwa kelangsungan hidup


11

perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus

dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.

Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.

Investasi lingkungan yang dilakukan dianggap sebagai bagian dari tanggung

jawab perusahaan terhadap stakeholders-nya.

Teori ini menjelaskan mengenai pentingnya perusahaan untuk memuaskan

keinginan para stakeholder. Dalam hal ini, perusahaan mengungkapkan secara

sukarela atas investasi lingkungan yang telah dilakukan untuk membuktikan

kepada masyarakat akan kepedulian perusahaan tersebut dalam menjaga

lingkungan dan memberikan nilai tambah serta manfaat bagi masyarakat yang

merupakan stakeholdernya (Paramita, 2013).

2.1.3 Jenis Industri

Pada umumnya, perusahaan yang memberikan dampak lingkungan yang besar

kepada masyarakat akan mengungkapkan lebih banyak mengenai tanggung jawab

sosialnya dibandingkan dengan perusahaan dengan dampak lingkungan yang lebih

kecil (Paramita, 2013). Ada dua jenis industri berdasarkan tingkat sensitivitasnya

terhadap lingkungan, yaitu high profile dan low profile. Robert dalam Hackston

dan Milne (1996) mendefinisikan high profile industry sebagai industri yang

memiliki visibilitas konsumen, resiko politik, dan kompetisi yang tinggi.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996);

Sembiring (2003) menyimpulkan bahwa perusahaan high profile industry secara

signifikan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial dan lingkungan karena

dampak yang dihasilkan lebih besar. Hackston dan Milne (1996) juga
12

mengidentifikasi jumlah perusahaan high profile industries, termasuk minyak

bumi, kimia, hutan dan kertas, mobil, pesawat, ekstraktif, pertanian, minuman

keras dan tembakau, dan industri media dan komunikasi. Anggraini (2006)

mendefinisikan high profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen,

resiko politik yang tinggi, atau kompetisi yang tinggi. Sedangkan bangunan,

keuangan dan perbankan supplier peralatan medis, properti, retailer, tekstil dan

produk tekstil, produk personal, produk rumah tangga sebagai perusahaan low

profile.

2.1.4 Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan gambaran praktik Good Corporate Governance

yang akan mendorong timbulnya kesadaran perusahaan untuk meningkatkan nilai

pemegang saham dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan

disediakannya modal dan sumber daya oleh stakeholder, perusahaan memiliki

kewajiban untuk memuaskan para pemegang saham. Struktur kepemilikan terdiri

dari kepemilikan institusional dan kepemilkan asing. Salah satu struktur

kepemilikan yang cukup besar dalam sebuah perusahaan adalah kepemilikan

institusional. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham

perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga. Nakamura (2011)

mengatakan bahwa kepemilikan institusional mempengaruhi perilaku perusahaan

karena mereka sering menyediakan sumber manajemen atau membebankan biaya

tambahan. Adanya kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan dianggap

mampu untuk memonitor secara efektif setiap tindakan dan keputusan yang

diambil oleh manajemen perusahaan. Anggraini dalam Paramita (2013)


13

menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan,

maka tekanan terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan tanggung

jawab sosial pun semakin besar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini (2011) menunjukkan bahwa

kepemilikan asing memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Investor

asing cenderung mempersoalkan masalah pengadaan bahan baku dan proses

produksi yang terhindar dari munculnya permasalahan lingkungan, seperti

kerusakan tanah dan ekosistem, polusi air, polusi udara, dan polusi suara. Investor

menginginkan investasi mereka aman dan memiliki tingkat pengembalian baik

untuk tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Perusahaan memerlukan

pendekatan secara proaktif dengan meminimalkan dampak lingkungan yang

terjadi sehingga hasil akhirnya adalah terciptanya kinerja lingkungan perusahaan

yang lebih baik (Yuliusman, 2008).

Selain kepemilikan institusional dan kepemilikan asing, terdapat kepemilikan

pemerintah yang dapat mempengaruhi good corporate governance suatu

perusahaan terutama dalam hal lingkungan. Beberapa penelitian mengatakan

bahwa dengan adanya kepemilikan pemerintah dianggap mampu memonitor

kegiatan perusahaan dalam kegiatan lingkungan dikarenakan pemerintah memiliki

peran dalam mengatur ketentuan apa saja yang harus dipenuhi oleh banyak pihak.

Ini dapat dibuktikan bahwa peran pemerintah penting dalam rangka meningkatkan

aktivitas lingkungan dan tanggung jawab sosial (Lindrianasari, 2016).


14

2.1.5 Investasi Lingkungan

Dalam Nakamura (2011), investasi lingkungan yang dilakukan perusahaan

merupakan suatu tindakan preventif atau upaya perlindungan dalam pengelolaan

lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan perusahaan. Dalam hal ini,

perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya untuk melakukan manajemen hijau

(green management) sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup dan

melakukan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan sehingga dapat

mencapai kinerja lingkungan yang baik (Paramita, 2013).

Sejalan dengan pengertiannya, investasi lingkungan memiliki lima perspektif

yaitu meminimalkan penggunaan bahan baku, meminimalkan penggunaan bahan

berbahaya, meminimalkan energi untuk produksi dan penggunaan produk,

meminimalkan pelepasan residu, dan memaksimalkan peluang untuk daur ulang

(Hansen dan Mowen, 2009). Dengan mengacu pada lima perspektif tersebut,

perusahaan dapat meningkatkan legitimasinya dimata masyarakat dengan

menciptakan produk yang ramah lingkungan dan proses produksi yang bebas dari

pengerusakan lingkungan (Paramita, 2013). Peningkatan penjualan produk

terutama berbasis ramah lingkungan dan menarik investor dalam rangka

mengembangkan investasi lingkungan pun dapat dengan mudah dicapai saat

kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan meningkat.

Hal ini sejalan dengan Yuliusman (2008) yang menyatakan bahwa perusahaan

diharapkan dapat menerapkan manajemen lingkungan yang harus dipahami untuk

menjaga keberlanjutan kehidupan usahanya. Untuk mengurangi dampak negatif

dari perusahaan, maka perlu dilakukan perbaikan kinerja lingkungan, investasi


15

dengan teknologi yang ramah lingkungan, dan dorongan untuk melakukan proses

produksi yang bersih (Paramita, 2013).

Investasi di bidang lingkungan mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat

dan pemerintah karena adanya investasi lingkungan ini dapat memberikan

cerminan terhadap kinerja perusahaan dalam mengelola lingkungan dan secara

tidak langsung masyarakat serta pemerintah akan memberikan apresiasi atas

kegiatan lingkungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lingkungan

yang baik adalah cerminan dari kualitas dan kuantitas investasi lingkungan yang

dilakukan perusahaan (Clarkson et al, 2011).

Investasi lingkungan dapat dikaitkan dengan aset lingkungan. Terdapat hubungan

yang erat antara investasi lingkungan dengan aset lingkungan dikarenakan biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka upaya pengelolaan lingkungan

hidup yang dapat berdampak pada sustainability perusahaan dimasa yang akan

datang dalam pencatatan akuntansi lingkungan harus diungkapkan dalam bentuk

aset. Investasi lingkungan yang dimasukan dalam kategori aset lingkungan

biasanya adalah aset-aset yang diyakini memiliki nilai ekonomis dan berdampak

pada pendapatan atau penjualan yang akan didapatkan oleh perusahaan

dikemudian hari. Aset lingkungan dalam SEEA Framework 2012 mengatakan

bahwa:

“The environmental assets in the SEEA are defined in bio-physical terms,


a scope broader than the economic assets defined in the national accounts
(which must have an owner and a future income stream): ‘Environmental
assets are the naturally occurring living and non-living components of the
Earth together constituting the bio-physical environment, which may
provide benefits to humanity”
16

2.1.6 Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan

selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang

dimiliki. Menurut Chariri dan Ghozali (2007), kinerja perusahaan dapat diukur

menggunakan informasi keuangan maupun non-keuangan. Pada umumnya,

kinerja perusahaan diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama periode

tertentu. Rasio keuangan menurut Van Horn dan John Wachowicz (2005)

meliputi:

a. Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan

kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek yang tersedia

untuk memenuhi kewajiban tersebut.

b. Rasio solvabilitas, menunjukkan sejauh mana perusahaan menggunakan uang

yang dipinjam. Rasio ini menunjukkan proporsi atau penggunaan utang

terhadap ekuitasnya.

c. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

menggunakan berbagai aktivanya.

d. Rasio profitabilitas menunjukkan hubungan laba dari penjualan dan investasi.

Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba

baik dalam hal hubungan dengan penjualan, aktiva, maupun laba bagi modal

sendiri.

e. Rasio coverage yang menunjukkan hubungan beban keuangan perusahaan

dengan kemampuannya untuk melayani dan membayarnya.


17

2.1.7 Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan menurut Suratno (2006) adalah kinerja perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang baik atau green. Kinerja lingkungan adalah salah

satu bentuk kinerja perusahaan. Yang membedakan kinerja lingkungan dengan

kinerja keuangan yang biasa dikenal sebagai kinerja perusahaan adalah bahwa

kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan yang menitikberatkan perhatian

pada kegiatan perusahaan dalam rangka pengelolaan lingkungan, pelestarian

lingkungan, dan pengurangan dampak lingkungan yang disebabkan akibat dari

aktivitas perusahaan.

Kinerja lingkungan perusahaan dapat diukur dengan beberapa pengukuran khusus,

yaitu PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja), GRI (Global Reporting

Initiative), atau ISO 14001. PROPER merupakan program pemeringkatan

lingkungan yang diberikan kepada perusahaan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup. Sedangkan GRI (Global Reporting Initiative) adalah sebuah panduan

dalam rangka pengungkapan laporan berkelanjutan yang diungkapkan oleh

perusahaan sebagai standar global yang sangat berpengaruh terhadap praktik

tanggung jawab sosial perusahaan. Lain halnya dengan ISO 14001 yang

merupakan sertifikasi internasional dalam penilaian kinerja lingkungan

perusahaan terutama dalam sistem manajemen lingkungan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar untuk dilakukannya

penelitian ini, di antaranya:


18

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Variabel Hasil Penelitian
Dependen Independen
(Y) (X)
1 Lindrianasari, Kualitas Nilai Ekspor a. Perusahaan yang
Mahatma, dan Lingkungan dan Aset melakukan ekspor tinggi
Y Asmaranti Lingkungan adalah perusahaan yang
(2017) sudah memiliki kinerja
lingkungan yang baik.
b. Terdapat hubungan positif
antara aset lingkungan
dengan kualitas
lingkungan.
2 Lindrianasari Indeks CSR Kepemilikan Kepemilikan pemerintah,
dan Barusman Pemerintah, spesifikasi perusahaan dan
(2016) Spesifikasi ukuran perusahaan menjadi
Perushaan, penentu untuk indeks CSR.
Ukuran
Perusahaan dan
Umur
Perusahaan
3 Paramita, 2013 Kinerja Investasi Investasi lingkungan
Perusahaan Lingkungan berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan.
4 Nakamura, Kinerja Investasi a. Tidak menemukan
2011 ekonomi lingkungan pengaruh yang signifikan
investasi terhadap kinerja
ekonomi dalam jangka
waktu pendek.
b. Terdapat peningkatan
kinerja ekonomi setelah
periode yang bersangkutan
(dalam jangka waktu
panjang).
5 Restuningdiah ROA Kinerja Adanya hubungan yang
dan Nurika, lingkungan signifikan antara ROA
2010 dengan kinerja lingkungan
dan CSR memiliki pengaruh
tidak langsung terhadap
hubungan tersebut.
6 Lin et al., 2009 Kinerja Investasi CSR Adanya pengaruh investasi
keuangan CSR terhadap kinerja
keuangan.
7 Lindrianasari, Kinerja Kinerja Terdapat hubungan positif
2007 lingkungan ekonomi yang signifikan antara
perusahaan ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan struktur
kepemilikan dengan kinerja
lingkungan.
19

8 Husted dan Kinerja Investasi CSR Adanya pengaruh investasi


Salazar, 2006 keuangan CSR terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
9 Aslaksen dan Kinerja Aktivitas Adanya pengaruh aktivitas
Synnestvedt, keuangan lingkungan lingkungan terhadap kinerja
2003 keuangan perusahaan.
10 Hart dan Ahuja, Kinerja Reduksi Emisi Reduksi emisi berpengaruh
1996 operasi dan positif dan dapat
keuangan meningkatkan kinerja operasi
dan keuangan.
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2018.

2.3 Kerangka Penelitian dan Pengembangan Hipotesis

Investasi Lingkungan

Ha1
Kinerja Keuangan
Ha4
Ha2
Jenis Industri

Ha5

Ha3 Kinerja Lingkungan

Struktur Kepemilikan
Ha6

2.3.1 Investasi Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan

Dalam rangka menjaga eksistensi perusahaan dimata stakeholder, perusahaan

perlu membangun citra mereka terhadap kinerja perusahaan. Kesadaran

perusahaan untuk membangun citra tersebut secara tidak langsung mempengaruhi

kelangsungan hidup perusahaan. Ini sejalan dengan teori legitimasi yang menjadi

landasan bagi perusahaan untuk memperhatikan apa yang diharapkan masyarakat


20

dan mampu menyelaraskan nilai-nilai perusahaan dengan norma sosial yang

berlaku ditempat perusahaan melakukan kegiatan usahanya (Paramita, 2013).

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas terkait dengan

pengelolaan lingkungan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya (Hart dan

Ahuja 1996; Aslaksen dan Synnestvedt 2003; Husted dan Salazar 2006;

Nakamura 2011). Perusahaan yang melakukan investasi dibidang lingkungan

dapat merespon perhatian stakeholder akan tanggung jawab sosial dan dapat

membangun reputasi yang baik (Husted dan Salazar, 2006). Berdasarkan asumsi

tersebut, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha1: Investasi lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

2.3.2 Jenis Industri terhadap Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan adalah sebuah gambaran yang menyatakan

keberhasilan perusahaan berupa hasil yang dicapai dari aktivitas yang telah

dilakukan. Perusahaan diberbagai industri berlomba-lomba untuk mendapatkan

keuntungan atas barang atau jasa yang diproduksi. Ini akan berpengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan dan juga nilai perusahaan tersebut. Apabila kinerja

keuangan perusahaan jenis industri tertentu baik, maka akan mempengaruhi nilai

perusahaan juga baik. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jenis

industri berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Titisari dan Alviana 2012;

Zeitun dan Tian 2014). Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha2: Jenis industri berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.


21

2.3.3 Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Keuangan

Dalam rangka pengendalian operasional perusahaan, pemahaman atas

kepemilikan perusahaan sangat penting untuk diperhatikan. Struktur kepemilikan

dipercaya dapat berpengaruh pada jalannya perusahaan yang mempengaruhi

kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Faisal (2005), struktur kepemilikan

dianggap sebagai mekanisme yang dapat mengurangi konflik kepentingan antara

manajer dan pemegang saham. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

kepemilikan pemerintah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

(Nugrahanti 2012). Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha3: Kepemilikan pemerintah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

2.3.4 Investasi Lingkungan terhadap Kinerja Lingkungan

Selain kinerja keuangan, dalam rangka menjaga eksistensi perusahaan dimata

stakeholder, perusahaan perlu membangun citra mereka terhadap kinerja

lingkungan. Semakin tinggi kinerja lingkungan perusahaan, semakin tinggi pula

nilai perusahaan yang akan didapat. Menurut Azqueta (2007), dengan adanya

investasi lingkungan dalam bentuk aset lingkungan akan memberikan pengaruh

lingkungan dimasa yang akan datang. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

investasi lingkungan juga memiliki pengaruh terhadap kinerja lingkungan

perusahaan. Pernyataan tersebut juga dibuktikan oleh penelitian Huang dan Wu

(2010) yang menyatakan bahwa investasi lingkungan berpengaruh terhadap


22

kinerja lingkungan. Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha4: Investasi lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan.

2.3.5 Jenis Industri terhadap Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan terkait

dengan kegiatan usahanya yang tak luput dari permasalahan manajemen

lingkungan. Industri yang memandang bahwa kinerja lingkungan adalah hal yang

sangat penting untuk diperhatikan adalah industri yang sangat sensitif terhadap

lingkungan. Cho dan Pattern (2007) dalam Yesika (2013) menemukan bahwa

perusahaan yang sensitif terhadap lingkungan akan melakukan pengungkapan

lingkungan lebih dari kinerja lingkungan mereka. Ini sangat mungkin terjadi

untuk perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk. Berdasarkan asumsi

tersebut, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha5: Jenis industri berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan.

2.3.6 Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Lingkungan

Sebagai pemberi modal suatu perusahaan, struktur kepemilikan berhak untuk

mengatur kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, struktur kepemilikan dapat

mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Ini dapat dibuktikan bahwa

apabila perusahaan semakin memperhatikan lingkungan sebagai tempat yang

mereka gunakan dalam kegiatan usahanya, semakin besar pula perusahaan untuk

mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Sesuai dengan penelitian


23

Lindrianasari (2016) dan Bethary (2017) yang mengatakan bahwa dengan adanya

kepemilikan pemerintah dianggap mampu memonitor kegiatan perusahaan dalam

kegiatan lingkungan dikarenakan pemerintah memiliki peran dalam mengatur

ketentuan apa saja yang harus dipenuhi oleh banyak pihak. Ini dapat dibuktikan

bahwa peran pemerintah penting dalam rangka meningkatkan aktivitas lingkungan

dan tanggung jawab sosial. Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha6: Kepemilikan pemerintah berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan.


24

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang

mempunyai karakterstik tertentu (Indriantoro, 2014). Populasi juga merupakan

keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2013 hingga 2017 yang sensitif terhadap lingkungan.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

(pengambilan sampel bertujuan) dengan kriteria yakni emiten dalam sektor

pertambangan, industri kimia, kehutanan, industri otomotif, pertanian, minuman,

perkebunan, industri media, industri komunikasi, semen, keramik, industri logam,

pakan ternak, pengolahan kayu, mesin dan peralatan, tekstil, alas kaki, kabel dan

alat elektronik, dan manufaktur yang dianggap sensitif terhadap lingkungan.

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Pada

penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan seluruh
25

emiten sampel yang diperoleh melalui website PT. Bursa Efek Indonesia

(idx.co.id) dan IDN Financials (idnfinancials.com).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara melihat, mempelajari,

dan mengutip catatan-catatan yang diperoleh dari dokumen Bursa Efek Indonesia

dan IDNFinancials yang berupa laporan keuangan tahunan masing-masing

perusahaan pada tahun 2013-2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan bantuan program Eviews 10.

3.4 Persamaan Penelitian

Berdasarkan hipotesis yang telah dibangun dan penjelasan variabel-variabel dalam

bab sebelumnya, dapat dirumuskan persamaan model penelitian sebagai berikut:

Dimana:
Envi_Invest : Investasi Lingkungan
Industry : Jenis Industri
Goverm_Ownership : Kepemilikan Pemerintah
Finance_Perfm : Pertumbuhan Penjualan Perusahaan
Envi_Perfm : Kinerja Lingkungan
β1 β2 β3 : Koefisien Regresi
ε : Error
26

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan lima variabel yaitu: (1) Jenis Industri, (2)

Kepemilikan Pemerintah, (3) Investasi Lingkungan, (4) Kinerja Keuangan, dan

(5) Kinerja Lingkungan.

3.5.1 Variabel Independen

1. Investasi Lingkungan

Investasi lingkungan merupakan upaya perlindungan yang dilakukan

perusahaan dalam pengelolaan lingkungan dan mengurangi dampak

lingkungan perusahaan. Dalam penelitian ini, investasi lingkungan

merupakan variabel independen (X1). Teknik menghitung investasi

lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Jenis Industri

Jenis industri merupakan variabel independen (X2). Jenis industri merupakan

penggolongan perusahaan berdasarkan tingkat sensitivitasnya terkait dengan

usaha, produksi, dan dampak terhadap lingkungan. Apabila perusahaan

termasuk dalam perusahaan yang high profile, akan diberi angka 2.

Perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile adalah perusahaan

dibidang minyak bumi, kimia, hutan dan kertas, mobil, pesawat, ekstraktif,

pertanian, minuman keras dan tembakau, dan industi media dan komunikasi

(Hackston dan Milne, 1996). Sedangkan perusahaan yang termasuk dalam

perusahaan yang low profile, akan diberi angka 1. Perusahaan yang termasuk
27

dalam kategori low profile adalah produksi semen, produksi keramik, industri

logam, produsen pakan ternak, pengolahan kayu, industri mesin dan

peralatan, industri tekstil, produsen alas kaki, industri kabel dan alat

elektronik, dan manufaktur.

3. Kepemilikan Pemerintah

Kepemilikan pemerintah merupakan variabel independen (X3). Kepemilikan

pemerintah termasuk dalam struktur kepemilikan dapat dipercaya oleh

beberapa peneliti mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada

akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.

3.5.2 Variabel Dependen

1. Kinerja Keuangan (Sales Growth)

Menurut Barton (1989), pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan

investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan

masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator

permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Dalam penelitian

ini, sales growth merupakan variabel dependen (Y1). Teknik pengukuran

sales growth dapat dilihat dalam rumus berikut ini:


28

2. Kinerja Lingkungan (ISO 14001)

Berdasarkan sumber dari Kementerian Lingkungan Hidup, sertifikasi ISO

14001 merupakan standar internasional bidang manajemen lingkungan yang

dimaksudkan untuk membanti organisasi atau entitas di seluruh dunia dalam

meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Penerapan ini

bersifat sukarela. Namun, apabila organisasi atau entitas telah menerapkan

standar ini, artinya mereka telah melakukan pengelolaan lingkungan dengan

baik seperti Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi

Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Dalam

penelitian ini, ISO 14001 merupakan variabel dependen (Y2). Apabila

perusahaan yang terdaftar di BEI telah mendapatkan sertifikasi ISO 14001,

akan diberi angka 1. Apabila tidak, akan diberi angka 0.

3.6 Metode Analisis Data

Berdasarkan sampel yang didapatkan, jenis data yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah jenis data panel. Gujarati dan Porter (2015) menyebutkan

keunggulan data panel yaitu:

1. Mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit.

2. Mampu mengendalikan heterogenitas yang dapat digunakan untuk menguji

dan membangun model perilaku lebih kompleks.

3. Tingginya jumlah observasi memiliki pada data yang lebih informatif dan

lebih variatif.

4. Multikolinieritas antara data semakin berkurang.

5. Derajat kebebasan (df) lebih tinggi sehingga daat diperoleh hasil estimasi
29

yang lebih efisien dan dapat digunakan untuk mempelajari model-model

perilaku kompleks serta meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh

agregasi data individu.

Menurut Gujarati dan Porter (2009), persamaan yang memenuhi asumsi klasik

hanya persamaan yang mengunakan metode Generalized Least Square (GLS).

Dalam model estimasi eviews yang menggunakan metode GLS hanya model

random effect, sedangkan fixed effect dan common effect menggunakan Ordinary

Least Square (OLS). Apabila menggunakan random effect maka tidak perlu lagi

untuk melakukan uji asumsi klasik, tetapi apabila menggunakan fixed dan

common effect masih perlu untuk menggunakan uji asumsi klasik. Dengan

demikian kebutuhan untuk pengujian asumsi klasik dalam penelitian tergantung

pada hasil pemilihan metode estimasinya.

3.6.1 Model Regresi Data Panel

Menurut Wibisono (2007) data panel merupakan gabungan antara data berkala

(time series) dan data individual (cross section). Data time series adalah data yang

dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu. Sedangkan data cross

section merupakan data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak

individu.

Menurut Jaya dan Sunengsih (2009) analisis regresi data panel adalah analisis

yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan antar satu variabel

terikat dengan satu variabel bebas, berikut beberapa model yang dapat

diselesaikan dengan data panel, yakni sebagai berikut:

a. Semua koefisien baik intersep maupun slope koefisien konstan.


30

b. Slope koefisian konnstan, tetapi intersep berbeda akibat adanya perbedaan

cross section.

c. Slope koefisien konstan, tetapi intersep berbeda akibat perbedaan unit cross

section dan berubahnya waktu.

d. Intersep dan slope koefisien berbeda akibat perbedaan unit cross section.

e. Intersep dan slope koefisien berbeda akibat perbedaan unit cross section dan

berubahnya waktu.

Permodelan dengan menggunakan teknik regresi data panel dapat dilakukan

melalui tiga pendekatan, antara lain:

3.6.1.1 Common Effect Model (CEM)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya

mengkombinasikan data bekala (time series) dan data individual (cross section).

Pada metode ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga

diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai ukuran waktu.

Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau

teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel (Gujarati dan Porter,

2015).

3.6.1.2 Fixed Effect Model (FEM)

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi

dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model fixed effects

menggunakan teknik variabel dummy untuk mengangkap perbedaan intersep antar

perusahaan (Gujarati dan Porter, 2015). Namun demikian slopnya sama antar
31

perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut teknik Least Squares Dummy

Variable (LSDV).

3.6.1.3 Random Effect Model (REM)

REM muncul ketika antara efek individu dan regresor tidak ada korelasi (Firdaus,

2011). Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model random

effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing

perusahaan (Gujarati dan Porter, 2015). Keuntungan menggunakan model random

effect yakni menghilangkan heteroskedastisitas (Gujarati dan Porter, 2015). Model

ini juga disebut Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least

Square (GLS).

3.6.2 Pemilihan Metode Estimasi dan Pengujian Hipotesis

Untuk memilih model yang paling tepat terdapat pengujian yang dapat dilakukan,

yaitu:

3.6.2.1 Uji Hausman

Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih metode fixed effect atau

metode random effect yang lebih baik dari metode common effect. Uji Hausman

ini didasarkan pada ide bahwa Least Squares Dummy Variables (LSDV) dalam

metode fixed effect dan Generalized Least Squares (GLS) dalam metode random

effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Square (OLS) dalama metode
32

common effect tidak efisien. Namun, metode OLS efisien dan GLS tidak efisien.

Oleh karena itu, uji hipotesis nulnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda

sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaaan estimasi tersebut.

Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat

kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan

hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah

model fixed effect (Gujarati dan Porter, 2015). Apabila nilai statistik Hausman

lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul ditolak yang artinya

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed effect dan

sebaliknya, apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares

maka hipotesis nul diterima yang artinya tepat untuk regresi data panel adalah

model random effect (Gujarati dan Porter, 2015).

3.6.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-

rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum.

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari koefisien determinasi

(adjusted R2), uji kelayakan model regresi (Uji-F) dan uji signifikansi parameter

individual (Uji-t). Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyatakan hubungan


33

antar variabel dependen, yaitu Y (kinerja keuangan) dengan variabel independen,

yaitu X (investasi lingkungan, jenis industri, dan struktur kepemilikan).

3.6.4.1 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai adjusted R2, maka

semakin terbatas kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependennya. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

3.6.4.2 Uji Statistik F

Menurut Gujararti dan Porter (2015) uji keterandalan model atau uji kelayakan

model disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan

model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi

layak atau tidak (Gujarati dan Porter, 2015). Definisi layak yang dimaksud adalah

model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikat. Keputusan yang dapat diambil dari uji ini

adalah dengan kriteria sebagai berikut:

1. Apabila nilai probabilitas f hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05

(yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang

diestimasi layak.
34

2. Apabila nilai probabilitas f hitung lebih besar dari tingkat kesalahan (α) 0,05

(yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang

diestimasi tidak layak.

3.6.4.3 Uji Statistik t

Menurut Gujarati dan Porter (2015) uji t difokuskan pada parameter slope

(koefisien regresi). Uji t yang dimaksud adalah uji koefisien regresi. Keputusan

yang dapat diambil dari uji t ini adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai probabilitas t hitung (ditunjukkan pada probabilitas) lebih kecil

dari tingkat kesalahan (α) 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

2. Apabila nilai probabilitas t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan (α) 0,05

maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikatnya.


61

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi lingkungan, jenis

industri, dan struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan dan kinerja

lingkungan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2013-2017 yang memiliki sensitifitas terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil

penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa investasi lingkungan

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan ditahun

berikutnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi investasi

lingkungan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan akan memiliki

kinerja keuangan yang baik ditahun berikutnya namun tidak secara signifikan.

2. Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa jenis industri berpengaruh

negatif namun signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa jenis industri tertentu sangat rentan terhadap kondisi

ekonomi yang terjadi ditahun tersebut secara signifikan.

3. Berdasarkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah

berpengaruh positif namun tidak signfikan terhadap kinerja keuangan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan pemerintah maka


62

semakin tinggi kemungkinan perusahaan akan memiliki kinerja keuangan

yang baik namun tidak secara signifikan.

4. Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa investasi lingkungan

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja lingkungan

ditahun berikutnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi investasi

lingkungan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan akan memiliki

kinerja lingkungan yang baik ditahun berikutnya namun tidak secara

signifikan.

5. Berdasarkan hipotesis kelima menunjukkan bahwa jenis industri berpengaruh

positif namun signifikan terhadap kinerja lingkungan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kinerja lingkungan sudah menjadi fokus untuk

perusahaan tertentu yang dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan.

6. Berdasarkan hipotesis keenam menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah

berpengaruh positif namun signfikan terhadap kinerja lingkungan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan pemerintah maka semakin

tinggi juga kesadaran perusahaan untuk meningkatkan kinerja lingkungannya

yang dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan dalam proses penelitiannya

antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya mencakup 5 tahun sehingga banyak perusahaan yang

tidak mengungkapkan variabel yang diinginkan oleh peneliti atau perusahaan

yang baru saja terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


63

2. Penelitian ini tidak menggunakan sampel perusahaan yang spesifik. Sehingga

hasil penelitian ini bersifat sangat general, tidak mewakili perusahaan di

industri yang seharusnya, seperti industri sektor pertambangan.

3. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yang rendah

berpengaruh terhadap variabel dependen. Artinya, banyak faktor-faktor lain

di luar variabel dalam penelitian ini.

5.3 Saran

Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,

diantaranya yakni:

1. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah cakupan periode penelitian yang

lebih panjang agar sampel tetap mencukupi dengan nilai data variabel tidak 0

(nol) dan memberikan hasil penelitian yang lebih baik dan signifikan.

2. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel independen yang dapat

menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen, seperti kepemilikan

asing, emisi gas karbon, dan variabel lainnya agar dapat menghasilkan

pengaruh yang tinggi terhadap variabel dependen.

3. Bagi pemerintah dibutuhkan regulasi yang lebih bersifat memaksa untuk

meningkatkan kesadaran perusahaan dalam hal mengurangi pencemaran

lingkungan dan melakukan investasi dibidang lingkungan, terutama bagi

perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas terhadap lingkungan yang tinggi

4. Bagi pemegang tanggung jawab dalam pembuatan standar akuntansi di

Indonesia (seperti IAI) dibutuhkan standar akuntansi yang sesuai dengan


64

kondisi di Indonesia untuk mewajibkan perusahaan melakukan pengungkapan

laporan keuangan yang berkaitan dengan lingkungan (seperti standar khusus

akuntansi lingkungan) secara transparan dalam rangka implementasi penuh

integrated reporting.
65

DAFTAR PUSTAKA
66

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fr.Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor


Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta), Simposium
Nasional Akuntansi IX, Padang.
Aslaksen, I. And Synnestvedt, T. 2005. Ethical Investment and the Incentives
for Corporate Environmental Protection and Social Responsibility.
Corporate Social Responsibility and Environmental Management,
10(4), pp.212-223.
Azqueta, Diego and Daniel Sotelsek. 2007. Valuing Nature: From
Environmental Impacts To Natural Capital. Ecological Economics, 63,
pp.22-30.
Bethary, Octrine dan Anis Chariri. 2017. Kepemilikan Pemerintah,
Kepemilikan Asing, Jenis Industri, Investasi Lingkungan dan Kinerja
Keuangan. Diponegoro University Institutional Repository.
Clarkson, P.M. , Li, Y., Richardson, G.D., and Vasvari, F. P. 2011. Does it
really pay to be green? Determinants and consequences of proactive
environmental strategies. Journal of Accounting and Public Policy, Vol
30, pp. 122–144.
Cho, C. H. & Pattern, D. M., 2007. "The Role of Environmental Disclousure as
Tools of Legitimacy : A Research Note". Accounting, Organization,and
Society 32, pp. 639-647
Deegan, C., 2002. Introduction: The Legitimising Effect of Social and
Environmental Disclosure – a Theoritical Foundation, Accounting,
Auditing and Accountibility Journal, Vol. 15, No. 3
Eneizan, Bilal Mohammed, Prof. Kalsom Abd. Wahab, and Dr. Ummi Salwa
Ahmad Bustaman. 2015. Effect of Green Marketing Strategy 4ps on
Firm Performance. International Journal of Applied Research, 1(12),
pp.821 824.
Estianto, Genzha Barcelona dan Andre Purwanugraha. 2014. Analisis Biaya
Lingkungan Pada RSUD Dr. Moerwadi Surakarta. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya.
67

Faisal. 2005. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme


Corporate Governance. Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 8 No. 2, pp. 175
190.
Ghozali, I dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi: Ketiga. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Griffin, P. and Y. Sun. (2012). Going Green: Market Reactions to CSR
Newswire Releases. Journal Of Accounting and Public Policy. 32(2).
Gujarati, D.N. dan D.C. Porter. 2009. Basic Econometrics Fifth Edition.
Badan Penerbit Mcgraw Hill Companies Inc.: Singapore.
Gujarati, D.N. dan D.C. Porter. 2015. Basic Econometrics Fourth Edition.
Badan Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Hackston, David dan Markus J Milne. 1996. Some Determinants of Social and
Environmental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting,
Auditing, & Accountability Journal, Vol. 9 Issue 1: pp 77-108
Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2007. Akuntansi Manajerial: Buku 2
Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.
Hart, Stuart L and Gautam Ahuja. 1996. “Does It Pay to be Green? An
Empirical Examination of The Relationship Between Emission
Reduction and Firm Performance”. Bussiness Strategy and the
Environment Vol. 5, pp.30-37.
Hidayati Nuur N., dan Murni Sari. 2009. Pengaruh Pengungkapan CSR
Terhadap Earning Responses Coefficient pada Perusahaan High Profit.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, No. 2 (1), pp. 1-8.
Husted, B.W. dan Salazar J.J., 2006. Taking Friedman Seriously: Maximizing
Profits and Social Performance. Journal of Management Studies, 43(1)
pp.213-233.
Huang, Kevin, Lopin Kuo dan Yen-Chun Jim Wu. 2010. Operational efficiency
integrating the evaluation of environmental investment: the case of
Japan. Management Descision, Vol. 48 Iss. 10, pp.1596-1616.
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya.
Jakarta: Graha Ilmu.
Ikawidjaja, N. 2010. Kemana Arah CSR?. Metronews.
Indriantoro, N., dan Bambang S. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta, Indonesia:
BPFE UGM.
Jaya, I. G. N. M. dan N. Sunengsih. 2009. Kajian Analisis Regresi dengan Data
Panel. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA.
Lindrianasari. 2007. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas
Pengungkapan Lingkungan Dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Indonesia. JAAI Vol. 11 No. 2, Desember 2007: 159-172
68

Lindrianasari dan Y Barusman. 2016. Determinant of Corporate Social


Responsibility: Case From Indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Vol. 20 No. 1, Maret 2016: 37-52
Lindrianasari, Mahatma Kufepaksi, and Yuztitya Asmaranti. 2017.
Environmental Asset, Environmental Quality, and the Number of
Exports. Review of Integrative Business and Economic Research Vol. 6
No. 2, April 2017: 205-206.
Mousa, Gehan. A and Nasser T. Hassan. 2015. Legitimacy Theory and
Environmental Practices. International Journal of Business and Statistical
Analysis, Vol. 2 No. 1, pp. 41-53.
Nakamura, Eri. 2011. Does Environmental Investment Really Contribute to
Firm Performance? An Empirical Analysis Using Japanese Firms.
Eurasian Bussiness Review, 1(2), 2011: 91-111
Naughton, James,P., Thomas Lys., Clare Wang. 2015. Signaling Through
Corporate Accountability Reporting. SSRN Electronic Journal,
February 2015, pp. 1-43.
Nugrahanti, Yeterina Widi dan Shella Novia. 2012. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Sebagai Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan. Jurnal Manajemen, May 2012, Vol. 11 No.2 pp.
151-170.
Ottman, Jacquelyn A. 2011. The New Rules Of Green Merketing Strategies,
Tools And Inspiration For Sunstainable Branding. Greenleaf
Publishing, United Kingdom
Paramita, Silvia dan Anis Chariri. 2013. Determinan dan Konsekuensi Investasi
Lingkungan. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2 No. 2, 2013: 1
13.
Restuningdiah, Nurika. 2010. Kinerja Lingkungan Terhadap Return On Asset
Melalui Corporate Sosial Responsibility Disclosure. Jurnal Keuangan
dan Perbankan Vol. 14 No. 2, Mei 2010: 191-204
Rustiarini, Ni Wayan. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, Vol. 1, pp.89-90
Sembiring, Eddy R. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi empiris pada perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Shabani, Nazanin, Mohboobeh, Ashoori, Mohammad, Taghinejad, Hamed
Beyrami, and Marjan N. Fekri. 2013. The Study of Green Consumers’
Characteristics and Available Green Sectoris in The Market.
International Research Journal of Applied and basic Science. pp.1882
1883.
Shortt, Karen. 2012. Does Going Green Make Economic Sense?.Climate
Change: Basic Information Environmental Protection Agency. July
2011.
69

Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006. Pengaruh Environmental Performance


terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Periode 2001-2004). Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang,
(23-26 Agustus).
Susenohaji. 2003. Environmental Management Accounting (EMA):
Memposisikan Kembali Biaya Lingkungan Sebagai Informasi Strategis
Bagi Manajemen. Balance. Vol. 1.
Teng, Mai Jane, Shih-Ying Wu, and Stephen Jui-Hsein Chou. 2014.
Environmental Commitment and Economic Performance Short Term
Pain for Long Term Gain. Environmental Policy and Governance, Vol.
24 No. 1, pp. 16-27.
Tilling, M.V. 2004. Refinements to Legitimacy Theory in Social and
Environmental Accounting. Commerce Research Paper Series No. 04
06.
Titisari, Kartika Hendra dan Khara Alviana. 2012. Pengaruh Environmental
Performance terhadap Economic Performance. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, Juni 20120, Vol. 9 No. 1, pp 56-67.
United Nation, European Commission, International Monetary Fund,
Organisation for Economic Co-operation and Development, World
Bank. 2003. Handbook of National Accounting, Studies in Methods.
United Nations, New York.
Van Horne, James C dan John M Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan: Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat.
Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep &Aplikasi CSR (Corporate Social
Responsibility). Badan Penerbit PT Gramedia: Jakarta.
Yesika, Nina dan Anis Chariri. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Karakteristik Perusahaan Tehadap Kinerja
Lingkungan. Diponergoro Journal of Accounting, Vol. 2 No. 2, pp.1
9.
Yulia, Aida dan Afrianti. 2014. Analisis Perbedaan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Pada Perusahaan High Profile dan Low Profile
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal
Dinamika Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1 No.1, Maret 2014, pp.92-106.
Yuliusman. 2008. Akuntansi Lingkungan: Meningkatkan Keunggulan
Kompetitif dan Mendorong Investasi. Percikan: Vol. 91 Ed. Agustus
2008: 11-18
Zeitun, Rami dan Tian G. 2014. Capital Strucuture and Corporate Performance:
Evidence from Jordan. Australiasian Accounting Business dan Finance
Journal, Fourthcoming, pp. 1-36.
www.menlh.go.id

You might also like