You are on page 1of 14

345

Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

ANALISIS ALASAN MEMILIH BERSALIN DI RUMAH DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SITOPENG KOTA CIREBON TAHUN 2016

Nurasih1Endang Nurrochmi2
1,2)
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Program Studi Kebidanan Cirebon
e-mail : nurasih1610@yahoo.co.id

ABSTRACT
In the city of Cirebon, there are births at the client’s home attended by health personnel, while the
government policy requires childbirth should be performed in health facilities. It was also apparent in the
achievement gaps concerning childbirth in health facility that 4.5% of deliveries were not performed in health
facilities. This was a descriptive research using a qualitative approach through in-depth interviews. The
sample in this study consisted of 14 parturients and 2 midwives. The results showed that the respondents
aged between 19-45 years, had a parity of 1-10, had a background of elementary education, were
housewives, and delivered a baby with a normal birth process. The reasons that the informants chose to have
a home birth were because of the comfort and family customs and feeling uncomfortable and impractical to
give birth in health facilities; however, distance was not a problem in deliveries in health facilities. According
to the midwives, home birth was felt less secure, although the time to help the childbirth was short. Many
obstacles were encountered in connection with preparation or place and emergency events could somehow not
be predicted in advance. The main reason to have a home birth was according to the midwives due to comfort
perceived by the parturients. This study found that the parturients loved to have a home birth for reasons of
practicality and comfort. There was still a cultural influence on the decision why they chose a home birth.
Therefore, midwives are expected to empower pregnant women
Keywords: Analysis of the reasons, home birth.

ABSTRAK

Di Kota Cirebon masih terdapat persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang
dilakukan di rumah klien, sedangkan kebijakan pemerintah mengharuskan persalinan di
fasilitas kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif melalui wawancara mendalam. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 14 orang
ibu bersalin dan 2 orang Bidan. Hasil penelitian didapatkan bahwa usia responden antara
19 – 45 tahun, paritas 1 – 10, pendidikan SD, pekerjaan sebagai IRT, dan dengan persalinan
normal. Alasan informan bersalin di rumah karena kenyamanan dan kebiasaan keluarga
yang sudah berlangsung, merasa kurang nyaman dan tidak praktis melahirkan di fasilitas
kesehatan, jarak tidak menjadi masalah dalam persalinan di fasilitas kesehatan. Persalinan di
rumah menurut informan Bidan dirasakan kurang aman, meskipun waktu menolong
persalinannya menjadi singkat, banyak hambatan yang ditemui terkait dengan persiapan
penolong maupun tempat dan kejadian kegawatdaruratan yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Alasan bersalin dirumah yang diketahui oleh Bidan lebih kepada kenyamanan
yang dirasakan oleh ibu bersalin. Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan bahwa ibu
bersalin menyukai persalinan di rumah dengan alasan kepraktisan dan kenyamanan. Masih
346
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

terdapat pengaruh budaya terhadap keputusan ibu memilih persalinan di rumah. Bidan
diharapkan dapat melakukan pemberdayaan pada ibu hamil.
Kata Kunci : Analisis alasan, Persalinan di rumah

PENDAHULUAN persalinan maka pada tahun 2011


Sebagaimana diketahui dari beberapa Kementerian Kesehatan meluncurkan
pencapaian tujuan pembangunan upaya terobosan berupa Jaminan
kesehatan nasional serta MDGs, kita Persalinan (Jampersal). Dengan demikian
menghadapi berbagai hal yang multi kehadiran jampersal di harapkan dapat
kompleks seperti masalah budaya, mengurangi terjadinya Tiga Terlambat
pendidikan masyarakat, pengetahuan, tersebut sehingga dapat mengakselerasi
lingkungan, kecukupan fasilitas tujuan pencapaian MDGS, khususnya
kesehatan, sumberdaya manusia dan MDGS 4 dan 5 (Prasetyawati, 2012)
lainnya. Penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tempat bersalin termasuk salah satu
merupakan tantangan yang lebih sulit faktor yang dapat mempengaruhi
dicapai dibandingkan target MDGs psikologis ibu bersalin. Pemilihan tempat
lainnya. Oleh karena itu, upaya bersalin dan penolong persalinan yang
penurunan AKI tidak dapat lagi tidak tepat akan berdampak secara
dilakukan dengan intervensi biasa, langsung pada kesehatan ibu. Setidaknya
diperlukan upaya-upaya terobosan serta ada dua pilihan tempat bersalin yaitu di
peningkatan kerjasama lintas sektor untuk rumah ibu atau di unit pelayanan
mengejar ketertinggalan penurunan AKI kesehatan. Di Indonesia diketahui bahwa
agar dapat mencapai target MDGs. Salah 80% masyarakatnya tinggal di pedesaan,
satu faktor yang penting adalah perlunya dan 100% wanita menyukai suasana
meningkatkan akses masyarakat terhadap rumah/tinggal di rumah.Di Negara
persalinan yang sehat dengan cara berkembang dimana perempuan mungkin
memberikan kemudahan pembiayaan tidak mampu membayar biaya perawatan
kepada seluruh ibu hamil yang belum medis atau tidak dapat mengaksesnya,
memiliki jaminan persalinan untuk melahirkan di rumah mungkin satu-
meningkatkan persalinan yang ditolong satunya pilihan yang tersedia, dan bahkan
tenaga kesehatan, di fasilitas kesehatan wanita itu mungkin atau tidak dapat
dalam upaya menjamin akses pelayanan dibantu oleh tenaga profesional, dan
347
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

mungkin yang ada hanya dukun atau artikel yang diterbitkan dalam Acta
menolong sendiri tanpa bantuan Obstetricia et Gynecologica Scandinovica
siapapun. Saat ini di luar negeri dan di (2010), ada beberapa faktor yang
perkotaan yang pada kenyataannya akses menyebabkan ibu memilih bersalin di
ibu terhadap pelayanan kesehatan mudah rumah, diantaranya lingkungan rumah
dan terjangkau justru menginginkan yang nyaman, tidak suka dengan rumah
untuk mendapatkan pelayanan persalinan sakit atau rumah bersalin, dapat
di rumah (home birth). Keamanan mengurangi stres, dan mempunyai
melahirkan di rumah telah menjadi subjek kontrol atau otonomi yang lebih besar
kontroversi, terutama antar kelompok terhadap diri sendiri.Rumah merupakan
dokter professional. Namun sejumlah lingkungan yang sudah dikenal wanita
penelitian telah menunjukkan bahwa sehingga ia dapat merasa nyaman dan
keselamatan melahirkan di rumah bagi relaks selama persalinan, tempat ia dapat
perempuan berisiko rendah adalah sama mempertahankan privasi dan dikelilingi
dengan risiko melahirkan di rumah sakit oleh orang-orang yang diinginkannya,
atau klinik bersalin. yang memberikan dukungan dan
ketenangan pada dirinya. Kehadiran
Laporan Riskesdas 2010 tentang pendamping selama proses persalinan,
persentase tempat ibu melahirkan sentuhan, hiburan dan dorongan untuk
menurut tempat persalinan berdasarkan mendukung, sangat besar artinya karena
karakteristik tempat tinggal dan status dapat membantu ibu saat proses
ekonomi didapatkan bahwa di pedesaan persalinan.
umumnya persalinan dilakukan di
rumah/lainnya, sedangkan di perkotaan Cakupan persalinan oleh tenaga
melahirkan di fasilitas kesehatan lebih kesehatan di Kota Cirebon pada tahun
banyak. Makin tinggi status ekonomi 2013 sebesar 86,32%. Cakupan tersebut
seseorang akan lebih memilih tempat menurun jika dibandingkan pada tahun
persalinan di fasilitas kesehatan, 2012 yakni sebesar 88,47%, dengan
sebaliknya semakin rendah status kisaran tertinggi berada di Kelurahan
ekonomi makan memilih untuk Argasunya Puskesmas Sitopeng sebesar
persalinan di rumah sehingga persentase 115,89%. Jika dibandingkan dengan
persalinan di rumah makin besar. target Kota Cirebon tahun 2013 (88%)
(Laporan Riskesdas, 2010). Dalam sebuah dan Target Kemenkes 2015 (95%) belum
348
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

memenuhi target yang diharapkan. bersalin di non fasilitas kesehatan di


Menurut data Dinas Kesehatan Kota Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon.
Cirebon pada tahun 2010 dari jumlah
persalinan 5459, yang di tolong oleh METODE PENELITIAN
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Penelitian ini merupakan penelitian
sebanyak 4616, dan yang di tolong di non deskriptif dengan pendekatan kualitatif
fasilitas kesehatan (rumah) sebanyak 769 melalui wawancara mendalam (indept
orang. Data Puskesmas Sitopeng Kota interview) (Notoatmodjo S, 2005).
Cirebon pada tahun 2010 dari jumlah Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
total ibu bersalin sebesar 355 orang dan Puskesmas Sitopeng dengan
yang memilih bersalin di rumah sebanyak pertimbangan bahwa Puskesmas Sitopeng
230, sedangkan di fasilitas kesehatan 125 masih banyak ibu bersalin yang memilih
orang. Sementara itu pada tahun 2013 di bersalin di rumah. Informan dalam
Kota Cirebon cakupan persalinan di penelitian ini adalah ibu yang telah
fasilitas kesehatan sebesar 81,81%, ada melahirkan di rumah di wilayah kerja
kesenjangan 4,5% dengan yang tidak Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon tahun
bersalin di fasilitas kesehatan. Ini artinya 2016, baik yang melahirkan ditolong oleh
masih ada pertolongan persalinan yang dukun maupun oleh tenaga kesehatan
diberikan oleh tenaga kesehatan di rumah dan bersedia menjadi informan (informan
klien yaitu yang berada di wilayah 1), Bidan Puskesmas (informan 2).
Kelurahan Argasunya Puskesmas Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Sitopeng.Sesuai dengan data kesenjangan secara snowball sampling dan didapatkan
cakupan persalinan Nakes di Argasunya sebanyak 14 orang informan (ibu
sebesar 65,15% (dari cakupan persalinan melahirkan) dan 2 orang informan
nakes 115,89% hanya 50,70% yang (Bidan). Pengumpulan data dengan
bersalin di fasilitas kesehatan) (Dinkes tehnik wawancara mendalam
Kota Cirebon, 2013). Berdasarkan hasil menggunakan panduan yang disusun oleh
rekapitulasi laporan persalinan Puskesmas peneliti sendiri. Selanjutnya agar hasil
Sitopeng pada tahun 2015, terdapat wawancara terdokumentasikan dengan
jumlah ibu bersalin di rumah sebesar 238 baik maka diperlukan alat-alat sebagai
orang dari 506 persalinan, sehingga dapat berikut : buku catatan, tape recorder dan
disimpulkan bahwa masih banyak ibu camera. Analisis data kualitatif dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan
349
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

data, memuat 3 kegiatan besar yaitu, Keuntungan Bersalin di Rumah


reduksi data, penyajian data, dan Hasil penelitian didapatkan bahwa banyak
penarikan kesimpulan. Pada proses keuntungan yang dirasakan oleh informan
reduksi peneliti harus benar-benar saat melahirkan di rumah diantaranya
mencari data yang valid (Basrowi dan merasa nyaman berada di lingkungan
Suwandi, 2008). Analisis data dalam keluarga, karena ada dukungan dari
penelitian kualitatif, dilakukan pada saat keluarga, ada yang menemani, merasa
pengumpulan data berlangsung, dan tenang karena dapat mengawasi anak
setelah selesai pengumpulan data dalam yang lain, bisa beraktifitas, tidak merasa
periode tertentu. Pada saat wawancara, repot karena harus mengangkut barang
peneliti sudah melakukan analisis bawaan untuk persiapan persalinan.
terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila Seperti tampak pada pernyataan beberapa
jawaban hasil wawancara setelah informan berikut ini :
dilakukan analisis terasa belum “enaknya di rumah segalanya ada”.
memuaskan, maka peneliti akan “ada keluarga yang nemenin”.
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
tahap tertentu, diperoleh data yang Kerugian yang dirasakan Informan
dianggap kredibel. (Sugiono, 2012). saat Bersalin di Fasilitas Kesehatan
Hasil penelitian didapatkan bahwa
beberapa informan menyatakan merasa
Alasan memilih Bersalin di rumah kerepotan berkaitan dengan barang-
Hasil penelitian didapatkan bahwa barang yang harus dibawa jika melahirkan
sebagian besar informan mengemukakan di rumah Bidan, apalagi jika ada beberapa
memilih persalinan di rumah karena barang yang tertinggal di rumah.
bayinya mau keluar atau terlanjur keluar
(kebrojolan). Seperti tampak pada Perasaan pada saat Bersalin ditolong
pernyataan salah satu informan berikut oleh tenaga Kesehatan/Paraji
ini : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
“tidak sempat dibawa ke rumah bu Bidan bahwa informan menyatakan lebih enak
karena sudah keburu lahir, sayanya kebrojolan melahirkan di Bidan karena sifatnya yang
padahal saya telpon bu Bidannya”. ramah, sabar, dikunjungi ke rumah
setelah melahirkan, dan tidak
mengeluarkan biaya persalinan.
350
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

HASIL
Pada Tabel 1 di bawah, didapatkan bahwa usia responden antara 19 – 45 tahun, paritas 1 –
10, tingkat pendidikan SD, pekerjaan sebagai IRT, dan dengan persalinan normal.
Tabel 1. Identitas Informan (Ibu Melahirkan)
Kode Inisial
Umur Paritas Pendidikan Pekerjaan Diagnosa
Informan Nama
R1 Ny. MI 42 10 SD IRT Partus Normal
+
Grandemultip
ara
R2 Ny. PI 35 3 SD IRT Partus Normal
R3 Ny. AH 36 5 SD IRT Partus Normal
4 Ny. KH 28 2 SD IRT Partus Normal
R5 Ny. 20 2 SD IRT Partus Normal
MH
R6 Ny. SM 35 6 SD IRT Partus Normal
+
Grandemultip
ara
R7 Ny. TN 42 5 SD IRT PEB
R8 Ny. SU 30 3 SD IRT Partus Normal
R9 Ny. SA 19 2 SD IRT Partus Normal
R10 Ny. LM 19 1 SD IRT Partus Normal
R11 Ny. JH 26 2 SD IRT Partus Normal
R12 Ny. AH 20 1 SD IRT Partus Normal
R13 Ny. MS 23 2 SD IRT Partus Normal
R14 Ny. AT 45 4 SD IRT Partus Normal

Tabel 2. Identitas Informan (Bidan)


Kode Inisial
Umur Pendidikan Alamat
Informan Nama

R15 TK 42 th D.IV KeBidanan PKM Sitopeng

R16 HN 45 th D.IV KeBidanan PKM Sitopeng

Pada Tabel 2 tampak bahwa informan bidan memiliki karakteristik yang hampir sama.
351
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

Jarak ke Fasilitas Kesehatan Alasan Masyarakat tetap Memilih


Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Persalinan di Rumah
sebagian informan tidak Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
mempermasalahkan jarak dari rumah ke sebagian besar ibu memilih bersalin di
fasilitas kesehatan, karena sudah tersedia rumah karena merasa nyaman berada di
fasilitas transportasi yang sudah disiapkan lingkungan keluarganya, ada dukungan
oleh Puskesmas. penuh dari keluarga, tidak asing dengan
lingkungan tempat bersalin.
Persepsi Bidan tentang Persalinan di
Rumah PEMBAHASAN
Hasil penelitian didapatkan bahwa Identitas Informan
persalinan di rumah dapat dilakukan asal Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
dengan persiapan yang matang. Sitopeng Kota Cirebon pada ibu
melahirkan periode Agustus s.d Oktober
Keuntungan yang dirasakaan pada 2016. Didapatkan Informan Ibu
saat Menolong Persalinan di Rumah melahirkan (14 orang), Bidan
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa (2 orang). Masih terdapat informan Ibu
keuntungan yang dirasakan informan melahirkan dengan persalinan grande
pada saat menolong persalinan di rumah multipara dan usia diatas 35 tahun,
lebih kepada waktu yang lebih singkat dimana ibu risiko terhadap
pada saat menunggu persalinan. kegawatdaruratan dalam persalinan,
diantaranya seperti perdarahan, sejalan
Hambatan saat Menolong Persalinan dengan teori yang mengemukakan bahwa
di Rumah usia yang aman untuk kehamilan dan
Hasil penelitian didapatkan bahwa persalinan adalah usia 20 – 35 tahun
hambatan yang dirasakan Bidan pada saat (Notoatmodjo, 2005).
menolong persalinan di rumah adalah
pada saat menemui kasus Alasan Memilih Bersalin di rumah
kegawatdaruratan. Persalinan di rumah merupakan
persalinan yang dilakukan di rumah,
bukan di rumah sakit, bukan di rumah
bersalin, ataupun di tempat praktik Bidan
352
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

(Aprillia, 2013). Persalinan di rumah hanya membantu mengeluarkan


dibedakan menjadi dua yaitu persalinan di placentanya saja. Menurut informan
rumah terencana dan persalinan di rumah bahwa sudah ada niat untuk melahirkan
yang tidak terencana. Persalinan di rumah di fasilitas kesehatan baik itu di rumah
dikatakan terencana jika seorang ibu yang Bidan atau di Poned (Puskesmas), juga
bermaksud untuk melahirkan di rumah sudah menyiapkan peralatan yang
memenuhi ketentuan medis dan kriteria dibutuhkan pada saat persalinan. Seperti
lingkungan sebagai bagian perinatal yang juga disampaikan oleh informan Bidan
optimal dan mempunyai penolong bahwa mayoritas ibu hamil sudah dalam
persalinan yang qualified yang bekerja di pembukaan lengkap atau bahkan bayi
dalam sistem pelayanan kesehatan dimana sudah keluar, sehingga usaha untuk
memberikan akses terhadap peralatan, membawa informan ke fasilitas sudah
personel yang spesialis, atau hospitalisasi tidak memungkinkan dengan kondisi
bila diperlukan. Sedangkan persalinan di tersebut, yang akhirnya informan terpaksa
rumah yang tidak terencana harus lahir di rumah. Melihat hal tersebut
menggambarkan persalinan yang tidak dapat disimpulkan bahwa informan
terawat, dan persalinan yang terjadi tanpa melahirkan tidak direncanakan
infrastruktur atau dukungan sistem sebelumnya. Seorang ibu hamil perlu
pelayanan kesehatan (Kukulu & Once, membuat rencana persalinan bersama
2009) dalam (Wardayani, 2013). Perhatian anggota keluarga dan Bidan, karena
medis dan kondisi higiene yang tepat dengan adanya rencana persalinan akan
selama persalinan dapat mengurangi mengurangi kebingungan dan kekacauan
risiko infeksi dan memudahkan pada saat persalinan dan meningkatkan
manajemen komplikasi yag dapat terjadi kemungkinan bahwa ibu akan menerima
pada ibu dan bayi baru lahir. asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
Menurut (Nolan, 2010) menyatakan
Hasil penelitian didapatkan bahwa bahwa seseorang memilih melahirkan di
sebagian besar informan mengemukakan rumah tentu karena memiliki beberapa
memilih persalinan di rumah karena alasan. Terkadang karena perasaan
bayinya mau keluar atau terlanjur keluar mantap terhadap tempat yang akan
(kebrojolan). Bidan sampai di rumah dipergunakan melahirkan bayinya, yang
informan mayoritas bayi sudah keluar, lain merasa lebih rileks berada di rumah
Bidan hanya memotong tali pusatnya atau sendiri.
353
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

Berdasarkan penyampaian informan adanya dukungan keluarga, dan


bahwa banyak yang tidak merasakan nyeri lingkungan yang tidak asing lagi serta
saat proses persalinan berlangsung kepraktisan dengan persiapan alat yang
bahkan bingung apakah nyeri yang dibutuhkan dalam persalinan. Mereka
dirasakan adalah nyeri tanda persalinan menyadari kalau melahirkan harus
atau nyeri karena sakit pinggang saja. ditolong oleh tenaga kesehatan (Bidan)
Kondisi tersebut dimungkinkan karena juga mengetahui akan adanya program
ambang nyeri yang dirasakan sedikit oleh pemerintah tentang persalinan harus
informan.. Hal ini diasumsikan berkaitan dilakukan di fasilitas kesehatan, namun
dengan pekerjaan atau aktifitas keseharian untuk mengikuti anjuran tersebut belum
yang dilakukan oleh informan. Informan dapat mereka lakukan, terlepas dari
biasa beraktifitas dengan berjalan jauh kondisi fisik informan sehingga
baik untuk memenuhi kebutuhan sehari- dampaknya mereka menghubungi Bidan
harinya misalnya mencuci, mengambil air jika sudah mendekati persalinan dengan
untuk kebutuhan sehari yang letaknya harapan bisa bersalin di rumah atau
tidak terlalu dekat dengan medan yang akhirnya bayi lahir sebelum Bidan datang.
tidak mendukung. Seperti diungkapkan Persepsi jauh dekatnya fasilitas kesehatan
oleh Balaskas (1992) bahwa Ibu hamil dan tempat tinggal masih beragam, bila
yang aktif beraktifitas saat hamil dikaitkan dengan medan dan transportasi
cenderung lancar saat menjalani proses masih ada yang menyebutkan jauh tetapi
persalinan. Seperti tampak pada proses ada pula yang menyatakan dekat, bila
persalinan informan ini. Berdasakan hal dikaitkan dengan wilayah Sitopeng ada di
tersebut kiranya perlu menjadi masukan Kota Cirebon.
atau perhatian bagi Bidan dalam
memperkiraan waktu saat akan Keuntungan Bersalin di Rumah
memberikan asuhan persalinan. Hasil penelitian didapatkan bahwa banyak
keuntungan yang dirasakan oleh informan
Asumsi peneliti dari penyampaian saat melahirkan di rumah diantaranya
informan dapat disimpulkan bahwa merasa nyaman berada di lingkungan
sebenarnya informan lebih menyenangi keluarga karena ada dukungan dari
untuk melahirkan di rumah dengan keluarga, ada yang menemani, merasa
berbagai alasan yang mereka sampaikan tenang karena dapat mengawasi anak
diantaranya merasa lebih nyaman terkait yang lain, bisa beraktifitas, tidak merasa
354
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

repot karena harus mengangkut barang bebas beraktifitas dan merasa tenang,
bawaan untuk persiapan persalinan. Hal membuat rileks dan tenang juga tubuhnya
ini sejalan dengan pendapat yang termasuk kontraksi otot-otot rahim,
dikemukanan oleh (Wardayani, 2013) sehingga membuat ambang nyeri menjadi
bahwa keuntungan yang bisa diperoleh sedikit dan mempercepat proses
dari persalinan di rumah anatara lain ibu pembukaan dalam persalinan.
bisa merasa lebih terjamin dan nyaman,
suami dan keluarga dapat memberikan Kerugian yang dirasakan Informan
bantuan pada setiap tahap proses saat Bersalin di Fasilitas kesehatan
persalinan. Persalinan di rumah juga Informasi yang disampaikan oleh
memberikan peluang yang besar untuk informan berkenaan dengan perasaan
meningkatkan kenyamanan fisiologis dan yang dirasakan saat bersalin di fasilitas
psikologis pada periode postpartum dan kesehatan lebih kepada kenyamanan atau
selama menyusui. kepraktisan serta akses ke fasilitas
kesehatan. Hasil penelitian didapatkan
Sementara itu Safrudin dalam bahwa beberapa informan menyatakan
(Wardayani, 2013) menyatakan bahwa merasa kerepotan berkaitan dengan
banyak ibu senang melahirkan di rumah barang-barang yang harus dibawa jika
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : melahirkan di rumah Bidan, apalagi jika
adanya dukungan dari keluarga, ibu ada beberapa barang yang tertinggal di
berada dalam lingkungan yang dikenal, rumah, karena transportasi yang kurang
dimana mereka memiliki kendali terhadap memadai, jalanan yang rusak termasuk
tubuhnya, keadaan dilingkungan sendiri harus melewati sungai terlebih dahulu
menimbulkan rasa tenang dan tentram yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan.
pada ibu yang akan melahirkan, Merasa tidak enak harus pulang pergi jika
berdasarkan perbandingan dengan persalinan ternyata masih membutuhkan
pengalaman melahirkan di rumah sakit, waktu yang lama, merasa tidak nyaman
dalam lingkungan yang kurang memiliki karena harus meninggalkan anak yang di
sentuhan pribadi, dan penuh dengan rumah, meskipun terkait hal tersebut
peraturan serta staf yang sibuk. Bidan sudah berusaha untuk
Menurut peneliti dukungan psikologi, memfasilitasinya.
bantuan dan lingkungan yang dikenal
Menurut peneliti pada dasarnya kondisi
oleh ibu saat persalinan membuat ibu
tersebut terjadi karena jika informan
355
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

berada di rumah Bidan merasa tidak akan penolong persalinan dengan Bidan
bebas dalam beraktifitas seperti layaknya dimungkinkan karena upaya yang sudah
berada di rumahnya, mobilisasi terbatas dilakukan oleh Puskesmas melalui
hanya disekitar tempat tidur berbeda jika program Kelas Ibu yang sudah dijalankan
informan berada di rumah sehingga
proses persalinan dirasakan lama oleh Jarak ke Fasilitas Kesehatan
informan, belum lagi ditunjang oleh Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
masih adanya pengaruh budaya yang sebagian informan tidak
menyatakan bahwa kalau melahirkan mempermasalahkan jarak dari rumah ke
bukan di rumah sendiri dpat membawa fasilitas kesehatan untuk melahirkan di
sial. fasilitas kesehatan, karena sudah ada
fasilitas berupa sarana transportasi yang
disediakan oleh Puskesmas untuk
Perasaan pada saat Bersalin ditolong
menjemput ibu hamil yang akan
oleh Petugas Kesehatan/Paraji
melahirkan di fasilitas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Beberapa dari informan yang tinggal di
bahwa kesadaran informan untuk salah satu daerah yang memang aksesnya
melahirkan di tenaga kesehatan (Bidan) terbatas, merasa jaraknya terlalu jauh dan
cukup tinggi, meskipun beberapa merasa kerepotan kalau harus
diantaranya masih ditemani dukun menyebrangi sungai dengan berjalan kaki
disamping Bidan. Mereka menyatakan atau ditandu saat dalam proses persalinan
bahwa lebih enak melahirkan di Bidan untuk sampai menuju kendaraan yang
karena sifat ramahnya, sabar, dikunjungi memang tidak bisa sampai ke rumah
setelah melahirkan, tidak mengeluarkan informan, sehingga didaerah tersebut
biaya persalinan, hanya mengeluarkan sebagian besar melahirkan di rumah
biaya untuk pembuatan akte saja sampai dengan penolong Bidan.
dengan kalau di Bidan bisa cepat kembali
sehat karena mendapat suntikan ataupun Tindakan mengantisipasi kondisi
obat oral. Sehingga lebih memilih Bidan demografi yang kurang memadai sudah
dibandingkan dukun/paraji. Selain itu jug dilakukan dengan baik oleh Puskesmas
Bidan memiliki ilmu sehingga jika ada dengan menyediakan transportasi gratis
hal-hal kegawatadaruratan Bidan bisa bagi ibu yang akan melahirkan di fasilitas
menanganinya.Kesadaran yang tinggi kesehatan untuk bisa memberikan
356
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, melahirkan di fasilitas kesehatan.


namun kiranya perlu sosialisasi kembali Mengenai adanya kebijakan pemerintah
karena masih ditemukan informan yang bahwa persalinan harus difasilitas
belum mengetahui informasi tersebut. kesehatan dengan tujuan bahwa supaya
persalinan berjalan dengan aman sebagai
Persepsi Bidan tentang Persalinan di upaya menurunkan angka kematian Ibu
Rumah dan Bayi. Peneliti berpendapat bahwa
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Puskesmas sudah melakukan upaya untuk
persalinan di ruamh dapat dilakukan asal mewujudkan peraturan pemerintah itu
dengan persiapan yang matang. Meskipun dengan baik melalui fasilitasi
persalinan adalah suatu hal yang fisiologis penjemputan ibu yang akan melahirkan di
serta bisa dilaksanakan di rumah tapi fasilititas kesehatan, melakukan
bukan berarti semua persalinan bisa pemantauan atau kunjungan rumah.
dilaksanakan di rumah karena ada hal-hal Namun alangkah baiknya jika kita tidak
yang bisa terjadi diluar kendali, meskipun memaksakan kehendak, bagaimanapun
terkadang sudah dilakukan penafisan ibu melahirkan punya otonomi terhadap
dengan sebaik-baiknya. Bila terjadi dirinya, mungkin dengan kerjasama yang
kegawatdaruratan dengan kondisi baik semua pihak baik, Puskesmas
lingkungan tempat persalinan yang dengan kesiapan SDM dan peralatannya
kurang memadai maka bisa berdampak yang memadai, ibu termasuk keluarga dan
kepada keselamatan ibu dan bayi. sarana yang mendukung dapat
memujudkan persalinan yang aman, ibu
Menurut pendapat peneliti bahwa dan bayi sehat serta selamat.
persalinan di rumah adalah hak ibu yang
akan melahirkan, kita sebagai tenaga Keuntungan yang dirasakan pada saat
kesehatan hanya bisa memfasiltasi supaya menolong Persalinan di Rumah
proses persalinan bisa berjalan dengan Keuntungan yang dirasakan penolong
aman, ibu dan bayi sehat serta selamat. pada saat menolong persalinan di rumah
Upaya yang bisa kita lakukan yaitu diantaranya yaitu waktu observasi
melalui deteksi dini (penafisan) apakah persalinan menjadi lebih singkat karena
kehamilan ibu normal dan mayoritas ibu melahirkan memanggil
memungkinkan bisa melahirkan di rumah Bidan dalam kondisi pembukaan lengkap
atau dengan komplikasi yang harus atau bayi sudah keluar sehingga tidak
357
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

memungkinkan untuk dibawa ke fasilitas penolong, kesiapan alat dan obat-obatan


kesehatan, tidak direpotkan dengan yang tersedia. Melihat kondisi tersebut
persiapan atau perlengkapan ibu bersalin, perlu kiranya peningkatan kembali
tidak menyediakan makanan serta tidak pemberdayaan SDM terkait kerjasama
mengeluarkan transport jemputan. tim, kesiapan alat dan obat-obatan yang
Namun demikian persalinan di rumah memang sangat diperlukan dalam
harus dipertimbangkan dulu kesiapannya, penanganan kondisi kegawatdaruratan.
banyak juga kerugian yang dirasakan
karena meskipun persalinan merupakan Alasan Masayarakat tetap memilih
suatu hal yang fisiologis akan tetapi tidak Persalinan di Rumah
menutup kemungkinan dapat terjadi Hasil penelitian didapatkan bahwa
kegawatdaruratan dimana hal ini juga informan mengetahui bahwa sebagian
akan mempersulit penolong persalinan besar ibu melahirkan di rumah karena
terkait kesiapan diri penolong dan merasa nyaman berada di lingkungan
kelengkapan alat yang dibawa, dan juga keluarganya, ada dukungan penuh dari
kondisi tempat persalinan yang mana keluarga, masih bisa beraktifias, nyaman
dengan kondisi pasien yang siap untuk karena bisa mengawasi anak yang lain,
melahirkan ataupun bayi sudah diluar, tidak asing dengan lingkungan tempat
dimana Bidan memiliki sedikit waktu bersalin.
untuk melakukan observasi.
Diketahui kenyamanan baik fisik maupun
Hambatan Saat Menolong Persalinan psikologis sangat mendukung terhadap
di Rumah proses persalinan, dengan demikian hal
Banyak hambatan dibandingkan dengan ini bisa dijadikan sebagai masukan untuk
manfaat dari menolong persalinan di perbaikan di poelayanan baik di rumah
rumah yang selama ini dialami oleh Bidan maupun Poned, untuk kiranya bisa
informan, terutama jika terjadi menyiapkan tempat persalinan layaknya
gewatdaruratan yang tidak pernah di mendekati lingkungan rumah, dimulai
prediksi sebelumnya, seperti yang terjadi dari hal yang kecil kebebasan adanya
bahwa mayoritas Bidan dipanggil dalam pendampingan persalinan, kebebasan
kondisi pembukaan lengkap sehingga beraktifitas (mobilisasi) jika tidak ada
tidak cukup observasi yang dilakukan, hal indikasi, maupun desain ruangan serta
ini berdampak juga terhadap kesiapan penataan alat-alat sesuai kebutuhan.
358
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

KESIMPULAN Kesehatan. Cirebon.


1. Sebagian besar ibu bersalin menyukai
Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin.
persalinan di rumah dengan alasan (T. Perdanawati, Ed.) (Cetakan I).
kepraktisan dan kenyamanan. Yogyakarta: Golden Books.
2. Masih terdapat pengaruh budaya Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan
terhadap keputusan ibu memilih Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
persalinan di rumah. Cipta.

Prasetyawati, E. (2012). Kesehatan Ibu dan


Direkomendaikan bagi Puskesmas
Anak (Cetakan I). Yogyakarta: Nuha
diharapakn meningkatkan kembali
Medika.
kerjasama lintas sektoral yang sudah
terjalin dengan baik, melalui peran aktif Sugiono. (2012). Memahami Penelitian
kader, tokoh masyarakat dalam berbagai Kualitatif (Ketujuh). Bandung:
kegiatan khususnya kesehatan ibu dan Alfabeta.
anak.
Wardayani, E. (2013). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Ibu dalam memilih
UCAPAN TERIMAKASIH Persalinan di Rumah oleh Bidan di
Ucapan terima kasih kami sampaikan Wilayah kerja Puskesmas Labuhan
kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Ruku Kabupaten Batubara Tahun 2013.
Tasikmalaya, Ketua Program Studi D.III Universitas Sumatera Utara.
Kebidanan Cirebon, Kepala Dinas
Kesehatan Kota Cirebon, serta Kepala
Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon.

REFERENSI
Aprillia, Y. (2013). Indahnya Melahirkan
dalam Air. (A. Noverina, Ed.) (Edisi
I). Jakarta Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami


Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.

Dinkes Kota Cirebon. (2013). Profil

You might also like