You are on page 1of 17

ANALISIS PENURUNAN SUHU UDARA DI AREA PRODUKSI TAMBANG

BATUBARA BAWAH TANAH PT. BUKIT ASAM (Persero) Tbk, UNIT


PENAMBANGAN OMBILIN, SAWAHLUNTO,
SUMATERA BARAT

FEDI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
SEPTEMBER 2015
ANALISIS PENURUNAN SUHU UDARA DI AREA PRODUKSI TAMBANG
BATUBARA BAWAH TANAH PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK, UNIT
PENAMBANGAN OMBILIN, SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT
Fedi1, Bambang Heriyadi2, Yoszi Mingsi Anaperta2
S1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email : fedi.mining20@gmail.com

ABSTRACT

PT. Bukit Asam – UPO is one of coal underground mining which conduct mine
activity in Ombilin I (Sawahluwung), Ombilin II (Waringin-Sugar) and Ombilin III ( Sigalut).
At underground mining, ventilation system is really important for human’s breathing need
(worker), to netralize toxic gases, reduce ash concentration and control temperature .

Ventilation system in Sawah Luwung underground mining used suction system with
32,76 m3/second air out quantity, while for air in is 32,33 m3/s through three in pit such as
Adit Sawahluwung amount of 23,32 m3/s, Lurah Sapan I 6,81 m3/s and 2,28 m3/s in Lurah
Sapan II. The difference of quantity of air in with air out is 0,43 m3/s which possible caused
by adding air in in Mine Vein.

The actual air temperature at work/production J14C front area is 26oC and 27oC for
front J15C. Air Temperature decreasing is been done with two method such as putting ice in
and out of thermos bottle. For thermos bottle trial it is conducted the number of air
temperature decreasing in Front J15C is about 2,5oC – 3oC, while for front J14C is
conducted 2oC – 2,5oC. Meanwhile without thermos bottle trial (putting ice in open section),
temperature decreasing is 3oC – 3,5oC, and also 3oC in front J14. The result of air
temperature decreasing between front J15C and J14C are different, which caused by the
difference of duct length and the duct length in J15C is 15 meters and for J14C is 71 meters
length. Based on this research, the tenacity of ice is 3 – 3,5 hours.

Keywords : Ice, Quantity, Quality, Temperature, Front Of Mining

A. Pendahuluan penambangan yang meneyebabkan debu

Pada kegiatan penambangan bawah sehingga sangat penting adanya ventilasi

tanah, sistem ventilasi merupakan hal yang dalam tambang bawah tanah.

penting, karena tambang bawah tanah Apabila tidak ada ventilasi dalam

berbeda dengan tambang terbuka yang tambang bawah tanah maka para pekerja

keberadaan udaranya terbatas. Di dalam akan susah bernafas dan yang terburuk bisa

tambang bawah tanah udara yang ada menyebabkan kematian. Dengan adanya

sangat terbatas serta didukung aktifitas ventilasi dalam tambang bawah tanah maka
para pekerja akan nyaman serta menerima sistem ventilasi sehingga peningkatan suhu

udara yang baik ketika bekerja. udara di area kerja pada tambang batubara

Pada tambang bawah tanah sistem bawah tanah tidak dapat dihindarkan.

ventilasi sangat berperan penting guna


Pada tambang batubara bawah tanah
memenuhi kebutuhan pernapasan manusia
yang paling penting ditinjau dari segi
(pekerja) dan juga untuk menetralkan gas-
kondisi keadaan kerja yang nyaman bagi
gas beracun, mengurangi konsentrasi debu
para pekerja yaitu dengan cara berupaya
yang berada di dalam udara tambang dan
menurukan suhu udara di area produksi
untuk mengatur temperatur udara tambang
yang saat ini masih diatas rata-rata yaitu
sehingga akan tercipta kondisi kerja yang
sebesar 26°C-27°C menjadi suhu 24°C
aman dan nyaman. Jika temperatur udara di
sehingga para pekerja yang bekerja di area
area produksi berada di atas ambang rata-
produksi dapat lebih nyaman dalam bekerja
rata yang diperbolehkan oleh KEPMEN-
dan hasil produksi yang dicapai juga lebih
555K yaitu berkisar antara 18°C-24°C
maksimal, hal ini juga didukung dengan
maka kondisi kerja para penambang akan
sistem ventilasi yang baik.
mengalami penurunan efisiensi.
Pada prinsipnya dalam sistem
Pada suatu tambang batubara bawah
ventilasi tambang, udara akan mengalir dari
tanah (underground mine), dapat
kondisi bertemperatur rendah ke temperatur
diasumsikan terjadi berbagai jenis sumber
panas. Jadi udara yang bertemperatur
panas yang dapat meningkatkan suhu udara
rendah akan berusaha pergi ke tempat/area
di area tambang bawah tanah. Diantaranya
yang bertemperatur panas seperti di daerah
panas dari batuan, panas dari peralatan
produksi. Pada tambang bawah tanah
yang kita gunakan, dan panas dari badan
Sawahluwung PT. Bukit Asam (Persero)
para pekerja yang bekerja itu sendiri.
Tbk Unit Penambangan Ombilin dari segi
Ditambah dengan minimnya pengontrolan
suhu area kerja/produksi masih tinggi. Dari
data situasi suhu udara tambang bawah Luasan penampang terowongan

tanah Sawahluwung bulan Maret 2015 yang luasnya tidak sesuai dengan

diketahui suhu di area J11C sebesar 26°C- penampang yang ada, hal ini dikarenakan

27°C, area J12C 26°C-28°C, area J14C adanya tumpukan material dan jalur

sebesar 26°C-27°C, dan area J15C sebesar bellconveyor sehingga udara yang

26°C-27°C. Untuk itu diperlukan usaha seharusnya lancar masuk kedalam tambang

untuk menurunkan suhu udara di area menjadi terhambat.

kerja/produksi tambang batubara bawah


Untuk menciptakan kondisi kerja
tanah PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit
yang nyaman bagi pekerja perlu dilakukan
Penambangan Ombilin.
pengkajian terhadap beberapa parameter

Kemudian agar udara yang masuk yang meliputi jumlah pekerja, jumlah gas

ke dalam tambang bawah tanah dapat methan, jumlah peralatan mesin yang

sesuai dengan kebutuhan udara yang beroperasi serta kondisi suhu dan

dibutuhkan oleh para pekerja, maka kelembaban udara sehingga dengan

diperlukan perhitungan jumlah karyawan dilakukan pengkajian terhadap parameter

yang bekerja di dalam tambang bawah ini dapat ditentukan berapa kuantitas udara

tanah, menghitung luas penampang yang diperlukan untuk kelangsungan

terowongan, menghitung kecepatan angin, operasional.

jumlah angin masuk dan yang keluar dari

dalam tambang bawah tanah tersebut.

B. Metode Penelitian penelitian dengan memperoleh data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang


Dalam penelitian ini penulis
diangkakan (Sugiono, 2012:8)
menggunakan metodologi penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah


Dalam pelaksanakan penelitian ini Bagian Kestam = 1 orang

terdapat data primer yang didapat langsung Jumlah = 8 orang


Maka kebutuhan udara untuk pernafasan
dari lapangan, seperti data kecepatan angin,
adalah
penampang terowongan dan penampang Q = 8 orang/gilir x 0,1 m3/detik/orang

jalur udara, suhu dan lain lain. Data = 0,8 m3/detik

sekunder juga dimasukkan dalam penelitian Pada front J13C kuantitas udara di

ini yang didapat dari perusahaan. front J13C yaitu 3,29 m3/detik. Jika

Dari data tersebut dapat dihitung kebutuhan udara untuk pernafasan 0,1

kebutuhan udara untuk operasional m3/detik/orang, maka jumlah pekerja

penambangan, perhitungan kuantitas udara maksimum yang diperbolehkan berada

pada tambang bawah tanah, menganalisis di front yaitu :

kuantitas udara pada tambang bawah tanah Jumlah maksimal pekerja

dan analisis kelayakan antara kebutuhan kuantitas udara di front


=
kebutuhan udara/orang
udara dengan kuantitas udara yang tersedia.

C. Hasil dan Pembahasan 3,29 m3/detik


=
0,1 m3/detik
1. Kebutuhan Udara pada Front

Penambangan Sawahluwung = 32,98 ≈ 32orang

a. Front J13C
2) Berdasarkan kebutuhan minimum
1) Berdasarkan kebutuhan udara
untuk mengencerkan gas (methan).
untuk pernafasan para pekerja di
Dimensi lubang: tinggi 3,1 m, sisi
permuka kerja.
atas 4 m dan sisi bawah 4,1 m
Jumlah orang bekerja per shift adalah :
(trapesium).
Pekerja = 4 orang
Pengawas = 1 orang Luas lubang bukaan yang di buat

Operator belt conveyor = 1 orang adalah :


Juru ledak = 1 orang 4 𝑚+4,1 𝑚 𝑥 3,1 𝑚
A = 2
= 12,55 m2 = 0,013 m3/detik

Produksi penggalian dengan


Sehingga kuantitas udara
kemajuan rata rata 1,3 m per gilir
minimum untuk mendilusi gas methan
adalah :
sebesar:
2 3
P = 12,55 m x 1,3 m x 1,3 ton/m
pancaran methan
= 21,21 ton/gilir Q =
NAB−konsentrasi pada udara normal

Waktu kerja effektif untuk satu gilir


– pancaran methan
adalah 4 jam operasi (14400 detik).
0,013 m3/detik
Sedangkan emisi gas methan Q = - 0,013 m3/detik
0,01− 0

berdasarkan kedalaman lapisan


= 1,28 m3/detik.
batubara yang mana dari data

stratigrafi, kedalaman lapisan rata rata 3) Berdasarkan KEPMEN

213 meter yaitu : No.555K/26/M.Pe/1995 untuk

Y = 4,1 + 0,023x dimana setiap tenaga kuda apabila mesin

Y= emisi gas methan, dihidupkan.

x = kedalaman Berdasarkan KEPMEN

= 4,1 + (0,023 x 213 m ) No.555K/26/M.Pe/1995 tentang K3

= 8,9 m3/ton Pertambangan umum yaitu jumlah udara

Jadi emisi gas methan adalah : minimal 3 m3/menit (0,05 m3/detik)

Pancaran methan = untuk setiap tenaga apabila dihidupkan.

produksi/gilir x emisi gas methan x Peralatan yang berada pada front J13C

1 yaitu :
jam kerja efektif
a) Belt Conveyor (50 HP)
Pancaran methan = 21,21 ton/gilir

1 Q yang dibutuhkan = 0,05


x 8,9 m3/ton x
14400 dtk
m3/detik x 50 HP = 2,5 m3/detik.
b) Small Chain (40,2 HP) Q yang dibutuhkan = 0,05

m3/detik x 40,2 HP = 2,01 m3/detik

Untuk hasil perhitungan semua front dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Aman atau Tidak Untuk Para Pekerja pada Front Penambangan Sawahluwung

Lokasi Kebutuhan Ketersediaan Pancaran Kuantitas Aman


untuk udara di front Gas Udara
pernafasan penambangan Methan Minimum Atau
(m3/detik) (m³/detik) (m³/detik) Untuk
Mendilusi Tidak aman
Gas Methan
(m³/detik)
J13C 0,8 3,29 0,013 1,28 Aman

J14C 0,8 5,05 0,015 1,485 Aman

J11C 0,8 4,49 0,014 1,38 Aman

J12C 0,8 2,63 0,015 1,485 Aman

J15C 0,8 3,18 0,015 1,485 Aman

2. Kuantitas Udara Tambang jalur-jalur udara terutama pada

Bawah Tanah Sawahluwung persimpangan jalur udara dan pada

a. Kuantitas udara pada jalur Dam pintu angin yang mana

jalur utama disebabkan adanya kebocoran

Dari data hasil penelitian udara pada lokasi tersebut. Dari

mengenai kondisi udara pada data pengurangan kuantitas udara

tambang bawah tanah tersbut dapat diketahui lokasi dan

Sawahluwung, terdapat besarnya kebocoran udara, yaitu

pengurangan kuantitas udara pada dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 2. Kebocoran Udara
Tambang Sawahluwung

Kebocoran
Lokasi Keterangan
(m3/s)
Adit-J37 1,41 kebocoran pada Dam Regulator J37
J4 - J3 0,06 kebocoran menuju lubang lama
J2 1,85 kebocoran ke J59
J6 1,32 kebocoran ke J7
J8 0,26 kebocoran ke J9
J53 1,58 kebocoran ke J56
J51 2,74 kebocoran ke J57
J2C - J1C 2,17 kebocoran ke J1C
J2C - J3C 0,78 kebocoran menuju J3C
J4C - J10 2,55 kebocoran pada J4C dan J5C
b. Kuantitas udara pada front = 0,26 m/detik

penambangan 2) Front J14C dan J15C

1) Front J13C
Suply udara menuju front
Suply udara menuju front J13C
J14C dan J15C dibantu oleh satu
dibantu mesin angin dengan daya
mesin angin dengan daya
penggerak 50 HP. Dari hasil
penggerak 50 HP yang dipasang
pengukuran kecepatan angin di ujung
paralel. Hasil pengukuran
pipa angin diperoleh kuantitas udara
kuantitas udara permuka
3
di front J13C sebesar 3,29 m /detik.
(Lampiran 2) kerja yaitu:
Dengan luas penampang lubang
Front J14C (Q1)
bukaan sebesar 12,55 m2 ( Lampiran
=5,05 m³/detik
2)maka kecepatan angin di front dan

kecepatan angin balik dari front J13C Front J15C (Q2)

yaitu: =3,18 m³/detik


Q
V=A
Total kuantitas udara yang
3,29
= 12,55 dihasilkan mesin angin forcing

50HP yaitu:
Q total = Q1 + Q2 penggerak 50 HP yang dipasang

paralel. Hasil pengukuran


= 5,05 m³/detik + 3,18 m³/detik
kuantitas udara pada permuka
=8,23 m³/detik
kerja (Lampiran 2) yaitu:

Dengan luas penampang Front J11C (Q1)

lubang bukaan sebesar 14,33 m2 = 4,49 m3/detik

maka kecepatan angin di front dan Front J12C (Q2)

kecepatan angin balik dari front = 2,63 m3/detik

J14C yaitu: Total kuantitas udara

Q yang dihasilkan mesin angin


V=A

5,05
forcing 50 HP yaitu:
= 14,33

Q total = Q1 + Q2
= 0,35 m/detik

Dengan luas penampang = 4,49 m3/detik + 2,63 m3/detik

lubang bukaan sebesar 13,79 m2


= 7,12 m3/detik.
maka kecepatan angin di front dan
Dengan luas penampang
kecepatan angin balik dari front
lubang bukaan sebesar 14,52 m2
J15C yaitu:
maka kecepatan angin di front
Q
V=A
dan kecepatan angin balik dari
3,18
= 13,79 front J11C yaitu:

Q
= 0,23 m/detik V=A

3) Front J11C dan J12C 4,49


= 14,52
Suply udara menuju front
= 0,30 m/detik
J11C dan J12C dibantu satu
Dengan luas
mesin angin dengan daya penampang lubang bukaan
sebesar 14,80 m2 maka kecepatan a. Kualitas udara pada tiap jalur
angin di front dan kecepatan
udara
angin balik dari front J12C yaitu:
Q Dari hasil penelitian
V=A
2,63 mengenai kondisi udara pada
= 14,80
tambang bawah tanah Sawah
= 0,17 m/detik
3. Kualitas Udara Tambang Bawah Luwung didapat kualitas udara

Tanah Sawahluwung seperti pada tabel berikut:

Tabel 3. Kualitas Udara Pada Tiap Jalur Utama Tambang Bawah Tanah Sawahluwung
No Lokasi Kualitas Udara Tambang Kuantitas
Td Tw CH4 CO CO2 O2 Udara (m3/s)
(0C) (0C) (%) (ppm) (%) (%)
1 Adit 25 24 0 0 0 20,8 23,23
2 J4 25 24 0 0 0 20,8 21,82
3 J3 – J2 25,5 25 0 0 0 20,8 21,69
4 J2 - J6 26 25 0 0 0 20,8 21,57
5 J6 – J8 26 25 0 0 0 20,8 21,57
6 J52 – J53 26 25,5 0 0 0 20,8 19,74
7 J53 – J51 26,5 25,5 0 0 0 20,8 19,62
8 J51 – J2C 27 25,5 0 0 0 20,8 19,20
9 J2C – J4C 26 25 0 0 0 20,8 13,05
10 J9C – J10 C 29 28 0 0 0 20,8 9,18
11 J8C – J5C 29 28 0 0 0 20,8 9,40
12 J5C – J3C 29 28 0 0 0 20,8 12,22
13 J3C 27,5 28,5 0 0 0 20,8 13,92
14 J1C 27,5 28,5 0 0 0 20,8 13,77
15 J1C – J57 28 27 0 0 0 20,8 14,93
16 J46 – J7 28 27 0 0 0 20,8 23,18
17 J7 – J1 28 27 0 0 0 20,8 23,20
b. Kualitas Udara di Front kecepatan udara pada permuka kerja

Penambangan front dengan luas penampang front

1) Front J13C sebesar 12,55 m² yaitu :

Dari hasil pengukuran


Q
V=A
kecepatan angin pada ujung pipa
3,29
angin, didapat kecepatan rata rata = 12,55

11,78 m/detik dan kuantitas udara


= 0,26 m/detik
sebesar 3,29 m3/detik. Maka
Dari bacaan tabel psikometri front J14C sebesar 87 %. Berarti

(pada lampiran) didapat kondisi kondisi di permukaan kerja sudah

temperatur efektif sebesar 26,7 oC nyaman.

dengan kelembaban relatif sebesar 3) Front J11C

91%. Sehingga effisiensi kerja pada Dari hasil pengukuran kecepatan

front J13C sebesar 87%. Berarti angin pada ujung pipa angin, didapat

kondisi di permukaan kerja sudah kecepatan rata rata 16,06 m/detik dan

nyaman. kuantitas udara sebesar 4,49 m3/detik.

2) Front J14C Maka kecepatan udara pada permuka

Dari hasil pengukuran kecepatan kerja front dan udara balik dengan

angin pada ujung pipa angin, didapat luas lubang bukaan sebesar 14,52 m2

kecepatan rata rata 18,06 m/detik dan yaitu :

kuantitas udara sebesar 5,05 m3/detik. Q


V=A

Maka kecepatan udara pada permuka 4,49


= 14,52 = 0,30 m/detik
kerja front dan udara balik dengan
Dari bacaan tabel psikometri
luas penampang front sebesar 14,33
(pada lampiran) didapat kondisi
2
m yaitu :
temperatur efektif sebesar 26,8oC
Q
V=A
dengan kelembaban relatif sebesar
5,05
= 14,33 87%. Sehingga effisiensi kerja pada

= 0,35 m/detik front J11C sebesar 87%. Berarti

Dari bacaan tabel psikometri kondisi di permukaan kerja sudah

(pada lampiran) didapat kondisi nyaman.

temperatur efektif sebesar 26,8oC 4) Front 12C

dengan kelembaban relatif sebesar Dari hasil pengukuran kecepatan

87%. Sehingga effisiensi kerja pada angin pada ujung pipa angin, didapat
kecepatan rata rata 9,4 m/detik dan Q
V=A

kuantitas udara sebesar 2,63 m3/detik. 3,18


= 13,79
Maka kecepatan udara pada front dan
= 0,23 m/detik
udara balik dengan luas lubang
4. Suhu udara di area produksi/front
bukaan sebesar 14,80 m2 yaitu :
kerja
Q
V=A
a. Hasil pengujian penurunan suhu
2,63
= 14,80 udara di front J14C

= 0,17 m/detik
Hasil pengujian di front ini,
Dari bacaan tabel psikometri
pada percobaan pertama penulis
(pada lampiran) didapat kondisi
berhasil menurunkan suhu udara
o
temperatur efektif sebesar 26,8 C
dari 26°C menjadi 25°C. Pada
dengan kelembaban relatif sebesar
percobaan kedua, penulis dapat
87%. Sehingga effisiensi kerja pada
menurunkan suhu udara dari 27°C
front J12C sebesar 87 %. Berarti
menjadi 24,5°C. Pada percobaan
kondisi di permukaan kerja sudah
ketiga, penulis dapat menurunkan
nyaman.
suhu udara dari 26°C menjadi
5) Front J15C
24°C. Pada percobaan ke-empat
Dari hasil pengukuran
penulis berhasil menurunakan suhu
kecepatan angin pada ujung pipa
udara dari 26°C menjadi 24,5°C.
angin, didapat kecepatan rata rata
Kemudian pada percobaan kelima,
11,38 m/detik dan kuantitas udara
penulis dapat menurunkan suhu
3
sebesar 3,18 m /detik. Maka
udara dari 26°C menjadi 24,5°C.
kecepatan udara pada front dan
b. Hasil pengujian penurunan suhu
udara balik dengan luas lubang
udara di front J15C
bukaan sebesar 13,79 m2 yaitu :
Hasil pengujian di front ini, di perkecil menjadi 4 – 5 kali

pada percobaan pertama penulis (5-10 menit setiap istirahat).

berhasil menurunkan suhu udara


Maka waktu istirahat yang dapat
dari 26°C menjadi 24°C. Pada
dihemat yaitu:
percobaan kedua, penulis dapat
Waktu awal 7 kali x 5 menit
menurunkan suhu udara dari 26°C
= 35 menit
menjadi 24°C. Pada percobaan

ketiga, penulis dapat menurunkan Waktu setelah pengujian 4 x 5 menit

suhu udara dari 27°C menjadi = 20 menit

25°C. Pada percobaan ke-empat


Jadi waktu produksi yang dapat
penulis berhasil menurunakan suhu
dihemat setelah dilakukan pengujian
udara dari 27°C menjadi 24,5°C.
adalah sebesar 15 menit.
Kemudian pada percobaan kelima,

penulis dapat menurunkan suhu 6. Jumlah es yang digunakan dan

udara dari 27°C menjadi 24,5°C. ketahanan es

Dalam pengujian ini penulis


5. Waktu istirahat bagi para pekerja
menggunakan es sebagai media
Kondisi suhu udara di front
pendingin udara. Jumlah es yang
penambangan sangat mempengaruhi
digunakan adalah:
produksi batubara yang dihasilkan, hal
25 buah x Rp 500,-
ini disebabkan oleh sering kalinya
= Rp. 12.500,-/ hari
pekerja berhenti pada saat proses
(untuk satu mesin angin)
produksi. Namun jika suhu udara di
3 buah mesin x Rp. 12.500,-
area produksi telah nyaman bagi para
= Rp. 37.500,-/ hari
pekerja, maka waktu istirahat yang
28 hari x Rp. 37.500,-
pada awal nya sebanyak 6 – 7 kali bisa
= Rp. 1.050.000,-/ bulan D. Simpulan dan Saran

Biaya Operasional
Sistem ventilasi pada tambang
=Rp. 1.500.000,-/ bulan
bawah tanah Sawah Luwung
Untuk ketahanan es itu sendiri
menggunakan sistem hisap. Kuantitas
dengan es di letakkan dalam termos es
udara keluar sebesar 32,76 m3/detik
dan kondisi suhu udara di dalam
sedangkan kuantitas udara masuk yaitu
lubang tambang es ini dapat bertahan
sebesar 32,33 m3/detik melalui tiga
selama 3 - 3,5 jam.
lubang masuk yaitu Adit Sawah Luwung
Namun untuk pengujian yang
sebesar 23,23 m3/detik, Lurah Sapan I
tampa yang menggunakan termos es es
sebesar 6,80 m3/detik dan Lurah Sapan II
hanya dapat bertahan selama 2 jam
sebesar 2,28 m3/detik. Jumlah udara
saja, sedangkan waktu efektif bekerja
masuk dengan udara keluar ada perbedaan
di front penambangan adalah ± 4 jam.
sebesar 0,43 m3/detik yang mungkin
Maka perhitungannya sebagai berikut:
disebabkan adanya kebocoran udara pada
25 buah x Rp 500,-
Mine Vein sehingga udara dari luar
= Rp. 25.000,-/ hari
merembes masuk ke dalam saluran udara
(untuk satu mesin angin)
pada Mine Vein. Kuantitas udara yang
3 buah mesin x Rp. 12.500,-
tersedia pada front J13C sebesar 3,29
= Rp. 75.000,-/ hari
m3/detik, front J14C sebesar 5,05
28 hari x Rp. 37.500,-
m3/detik, front J11C sebesar 4,4 m3/detik
=Rp.2.100.000,-/bulan
front J12C sebesar 2,63 m3/detik dan di
Biaya Operasional
front J15C sebesar 3,18 m³/detik.
=Rp. 1.500.000,-/ bulan
Kualitas udara pada front sebelum

dan sesudah pengujian hanya berbeda

pada temperatur basah dan temperatur


keringnya saja, untuk gas-gas yang ada Batu es dapat menurunkan suhu

dalam udara tetap seperti awalnya. udara di area kerja/produksi tambang

Setelah pengujian kualitas udara Pada batubara bawah tanah PT. Bukit

front J14C (Td) sebesar 27°C dan (Tw) Asam (Persero) Tbk, Unit

sebesar 25,5°C, untuk front J15C (Td) Penambangan Ombilin.

sebesar 26,5°C dan (Tw) sebesar 25°C.


Untuk menjaga kuantitas dan

Untuk pengujian menggunakan kualitas udara tambang bawah tanah,

termos es hasil penurunan suhu udara maka harus tetap dilakukan

untuk front J14C pengujian dapat pengontrolan secara rutin baik itu

menurunkan suhu udara 2-2,5°C saja. pengontrolan harian, mingguan

Namun untuk front J15C yang panjang ataupun bulanan.

salurannya tidak terlalu panjang hasil


Sebaiknya perusahaan lebih
pengujian penurunan suhu udara dapat
memperhatikan suhu udara di area
mencapai 2,5-3°C. Sedangkan untuk
kerja/produksi, karena jika suhu udara
pengujian tampa menggunakan termos es
di area kerja/produksi panas akan
penurunan suhu udara untuk front J14C
membuat pekerja tidak nyaman dalam
bisa mencapai 3°C dan untuk front J15C
bekerja dan hasil produksi akan
sebesar 3°C – 3,5°C. Untuk ketahanan
menurun dikarenakan pekerja terlalu
untuk di suhu ruangan es dapat bertahan
sering istirahat saat bekerja.
selama 4 – 5 jam, sedangkan untuk suhu
Sebaiknya untuk jalan keluar
di area kerja dengan menggunakan termos
dari dalam tambang pekerja tidak
es dapatbertahan selama 3 – 3,5 jam, dan
diperbolehkan melewati jalur udara
untuk kondisi suhu udara di area kerja
keluar, hal ini dikarenakan kualitas
tampa menggunakan termos es dapat

bertahan selama 2 jam saja.


udara dijalur ini cukup panas dan tidak Howard L. Hartman,Jan M.
Mutmansky,Raja V. Ramani,Y. J.
nyaman untuk bernafas. Wang. 1997. Mine Ventilationing and
Air Conditioning. Canada: United
Catatan: Artikel ini disusun States of America

berdasarkan skripsi penulis dengan Keputusan Meteri Pertambangan dan


Energi NOMOR : 555.K / 26 / M.PE /
Pembimbing I Bambang Heriyadi dan
1995 Tentang Keselamatan dan
Pembimbing II Yoszi Mingsi Kesehatan Kerja Pertambangan Umum

Safitri Maireni.2007. Evaluasi Jumlah


Anaperta.
Kebutuhan Udara Tambang Bawah
E. Daftar Pustaka Tanah Ombilin 1 PT.BA-UPO. Tugas
Akhir. Padang : Universitas Negeri
Padang
Heriyadi Bambang. 2002. Peranginan
(Ventilasi Tambang). Balai Pendidikan W.L.LE Roux.1979.Mine Ventilation
dan Pelatihan Tambang Bawah Notes For Beginners.South Africa: The
Tanah Mine Ventilation Society of South
Africa

You might also like