You are on page 1of 13

1

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS


(Channa striatus) TERHADAP MUTU KWETIAU
Oleh:
Wiwi Solvia Siahaan1), N. Ira Sari2), Suardi Loekman 2)
Email: wiwiolvia@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
konsentrat protein ikan gabus (Channa striatus) terhadap mutu kwetiau.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial, dengan empat taraf perlakuan yaitu tanpa penambahan KPI gabus (K0),
penambahan KPI gabus 5% (K5), penambahan KPI gabus 10% (K10), dan
penambahan KPI gabus 15% (K15). Percobaan dilakukan 3 kali ulangan,
menghasilkan 12 unit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berdasarkan
parameter yang di uji perlakuan yang terbaik yaitu K0 dengan karakteristik rupa
putih bening, sangat menarik, tekstur sangat kenyal, lengket dan lembut,
aromanya khas kwetiau basah (seperti aroma tepung), tetapi dengan adanya
penambahan konsentrat protein ikan gabus 5% dapat meningkatkan kadar protein,
namun tidak merubah nilai rasa pada kwetiau, dan menurunkan kadar air sehingga
dapat mengurangi pertumbuhan bakteri. Nilai kadar air (63,45%), kadar protein
(12,95%), kadar abu (1,82%),total koloni bakteri (7,4 X 104sel/g), dan elongasi
(27,22%).

Kata kunci: Kwetiau, Tepung beras, ikan gabus, konsentrat protein ikan gabus
1
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau

JOM: OKTOBER 2015


2

THE EFFECTS OF SNAKEHEAD FISH PROTEIN CONCENTRATE


(Channa striatus) ADDITION ON THE QUALITY OF KWETIAU
By:
Wiwi Solvia Siahaan1), N. Ira Sari2), Suardi Loekman 2)
Email: wiwiolvia@gmail.com
ABSTRACT
The research aims to understand the addition effects of snakehead fish
(Channa striatus) protein concentrate toward kwetiau quality, that is known the
addition of fish protein concentrate efficient in make of kwetiau. Design used in
this study was completely randomized design (CRD) non factorial, with fourth
levels of treatment that was without the addition of snakehead fish protein
concentrate (K0), the addition of snakehead fish protein concentrate 5% (K5),
the addition of snakehead fish protein concentrate 10% (K10), and the addition of
snakehead fish protein concentrate 15% (K15). The experiments were performed
three times repetitions, and produced 12 units. The organoleptic test result based
on tested parameter that K0 was the best treatment with characteristics such white,
attractive, chewy texture, sticky and soft, wet kwetiau aroma ( aroma like flour )
but with additon of 5% snakehead fish protein concentrate could increase protein
content, but kwetiau taste did not change, decrease the amount of water content
and microbial. Water content (63.45%), protein content (12.95%), ash content
(1.82%), total bacterial colonies (7,4 X 104 sel/g), and elongation
consecutively(27.22%)

Keywords: Kwetiau, rice flour, snakehead fish, snakehead fish protein concentrate
1
Student of Faculty of fisheries and marine science, University of Riau
2
Lecture of Faculty of Fisheries and marine science, University of Riu
dalam kedap udara (Fadiati dkk.,
PENDAHULUAN 2009).
1.1. Latar Belakang Kwetiau sebagai produk mie dari
Kwetiau merupakan jenis mie beras cukup populer dikalangan
yang berbahan dasar beras dan keturunan Cina dan kurang populer
dicampur dengan tepung tapioka di masyarakat Indonesia yang lain.
(Hormdok dan Noomhorm, 2007). Hal ini diduga terkait dengan
Selanjutnya Hasan (2013), penampilan dan penampakannya atau
menyatakan bahwa kwetiau memiliki teksturnya yang berbeda dengan mie
bentuk seperti mie yang warnanya dari gandum. Misalnya dari segi
putih bening dengan bentuk pipih kekenyalan dan kelengketannya, di
dan lebar dan terbuat dari tepung mana kwetiau lebih kurang kenyal
beras, sehingga dapat digunakan dan kurang lengket. Hal ini terkait
sebagai pengganti nasi. dengan pernyataan (Mutters dan
Kwetiau digolongkan menjadi Thompson, 2009), bahwa tepung
dua golongan, yaitu: 1) kwetiau beras memiliki konsistensi gel
basah, yang memiliki kandungan cenderung mengeras setelah proses
air cukup tinggi, cepat rusak, dan pemasakan. Konsistensi gel yang
bertahan 1 hari jika tidak lebih keras dan padat dihasilkan oleh
dimasukkan ke dalam lemari tingginya amilosa dalam beras.
pendingin: 2) kwetiau kering, seperti Konsistensi gel yang keras
jenis mie instan yang lainnya, jenis cenderung bersifat kurang lengket.
ini dapat bertahan lama jika dikemas Selanjutnya Tanzil (2012), mencari
jenis beras yang ada di Indonesia

JOM: OKTOBER 2015


3

yang cocok untuk pembuatan maka penulis akan melakukan


kwetiau, yaitu beras IR 64. penelitian dengan judul pengaruh
Suprayitno (2006), menyatakan penambahan konsentrat protein ikan
protein ikan gabus segar mencapai gabus terhadap mutu kwetiau.
25,1%, sedangkan 6,224% dari Tujuan penelitian adalah untuk
protein tersebut berupa albumin. mengetahui pengaruh penambahan
Jumlah ini sangat tinggi dibanding konsentrat protein ikan gabus
sumber protein hewani lainnya. terhadap mutu kwetiau sehingga
Albumin merupakan jenis protein diketahui penambahan konsentrat
terbanyak di dalam plasma yang protein ikan gabus yang tepat dalam
mencapai kadar 60% dan bersinergi pembuatan kwetiau, serta mengamati
dengan mineral Zn yang sangat mutunya dilihat dari organoleptik,
dibutuhkan untuk perkembangan sel kadar air, protein, abu, total koloni
maupun pembentukan jaringan sel bakteri dan elongasi
baru seperti akibat luka dan Manfaat dari penelitian adalah
penyembuhan luka akibat operasi. untuk memberikan informasi
Selain itu, kadar lemak ikan gabus mengenai mutu dan cara pembuatan
relatif rendah dibandingkan kadar kwetiau dengan penambahan
lemak jenis-jenis ikan lain konsentrat protein ikan gabus
memungkinkan umur simpan ikan sehingga dapat di aplikasikan dalam
gabus lebih panjang karena produksi kwetiau, yang bertujuan
kemungkinan mengalami ketengikan untuk memperkaya kandungan gizi
lebih lama. Penggunaan konsentrat kwetiau dengan protein nabati dan
protein ikan gabus sebagai bahan hewani.
substitusi tepung beras pada
pembuatan kwetiau merupakan salah METODE PENELITIAN
satu alternatif yang menjanjikan, Bahan yang digunakan pada
terutama dari segi kualitas zat gizi penelitian ini antara lain adalah ikan
yang dihasilkan. gabus segar dengar ukuran 500
Konsentrat protein ikan (KPI) g/ekor, sebanyak 4 kg yang
merupakan produk yang kaya akan menghasilkan 150 g konsentrat
protein yang diperoleh dari ikan protein ikan, garam, natrium
dengan cara menghilangkan sebagian bikarbonat, isopropil alkohol,
besar lemak dan airnya (Buchari dan kosentrat protein ikan gabus, tepung
Syahrul, 2013). Dari hasil penelitian beras (Rose brand), tepung tapioka,
Trilaksani dkk., (2014) menyatakan air, boraks, asam sulfat, katalis (Cu
bahwa konsentrat protein ikan gabus kompleks), natrium hidroksida,
mengandung air (4,73%), protein indikator PP, Nutrien Agar, natrium
(84,69%), lemak (0,62%), dan abu klorida dan Aquades.
(4,61%). Alat-alat yang digunakan adalah
Dari hasil penelitian tersebut pisau, telenan, alat pengepresan,
dapat dilihat bahwa konsentrat timbangan analitik, ayakan, alat
protein ikan gabus memiliki kadar pengukus, blender, nampan, gelas
protein yang sangat tinggi. Untuk erlenmeyer, labu khedjal, desikator,
mendapatkan kwetiau yang gelas ukur, pipet tetes, tabung reaksi,
berprotein tinggi dapat ditambah autoclave, cawan petri, dll, kamera
konsentrat protein ikan dari ikan digital untuk dokumentasi selama
gabus. Berdasarkan uraian diatas melakukan penelitian.

JOM: OKTOBER 2015


4

Metode yang digunakan dalam 3. Daging ikan digiling dengan


penelitian ini adalah metode mesin penggiling daging
eksperimen, yaitu melakukan (food processor) sampai
percobaan pengolahan kwetiau halus dan tambahkan 0,5%
dengan penambahan konsentrat garam dari berat ikan.
protein ikan gabus. Rancangan yang 4. Bungkus daging giling ikan
di gunakan adalah Rancangan Acak dengan kain blacu dan di
Lengkap (RAL) non faktorial dengan kukus (1000C) selama 40
empat taraf perlakuan yaitu tanpa menit
penambahan KPI gabus (K0), 5. Setelah 40 menit dilakukan
penambahan KPI gabus 5% (K5), pengepresan pada daging ikan
penambahan KPI gabus 10% (K10), lumat, kemudian ditambah
penambahan KPI gabus 15% (K15). larutan NaHCO3 0,5 N
Percobaan dilakukan 3 kali ulangan sampai pH isoelektrik.
sehingga menghasilkan 12 unit 6. Selanjutnya dilakukan
percobaan. ekstraksi dengan
Parameter yang di gunakan menggunakan pelarut
dalam penelitian ini uji organoleptik isopropil alkohol yang
adalah rupa, aroma, rasa, serta berfungsi untuk
tekstur yang dilakukan oleh 25 menghilangkan lemak (1:3)
panelis yang agak terlatih dengan selama 10 jam yang di
memberi quisioner dan analisis kimia simpan pada lemari es.
adalah kadar air, kadar protein dan 7. Dilanjutkan dengan
kadar abu, analisis mikrobiologi pengepresan terhadap daging
adalah uji total koloni bakteri (TPC), lumat hasil ekstraksi.
analisis fisik adalah elongasi. 8. Kemudian dilakukan
pengeringan pada suhu 40-
Prosedur penelitian 55ºC selama 24 jam dalam
Kegiatan penelitian ini alat pengering.
dilakukan sebanyak 2 tahap yaitu 9. Setelah kering dihaluskan
sebagai berikut.Pembuatan dengan blender dan kemudian
konsentrat protein ikan gabus dan diayak.
pembuatan kwetiau dengan 10. Konsentrat protein ikan
penambahan konsentrat protein ikan gabus.
gabus.
1. Tahap pembuatan konsentrat 2. Prosedur pembuatan kwetiau
protein ikan gabus (Astawan, Tabel 1. Formulasi kwetiau
1999 dimodifikasi Dewita dan (Hormdok dan Noomhorm
Syahrul, 2010): (2007), dimodifikasi Hardoko
1. Ikan gabus segar (ukuran 500 dkk., 2013).
g/ekor, sebanyak 4 kg) Bahan Perlakuan
disiangi dengan cara K0 K5 K10 K15
(0%) (5%) (10%) (15%)
membuang isi perut, insang, T. beras (g) 100 100 100 100
kepala, sisik dan sirip lalu T. tapioka (g) 20 20 20 20
dicuci bersih dengan air Air (ml) 250 250 250 250
mengalir. Garam (g) 3 3 3 3
2. Setelah itu ikan di fillet. KPI (g) 0 5 10 15

JOM: OKTOBER 2015


5

Tahap pembuatan kwetiau sekedar melihat rupa atau warnanya.


(Hormdok dan Noomhorm, 2007 Dari hasil penelitian terhadap nilai
dimodifikasi Hardoko dkk., 2013): rupa kwetiau dengan penambahan
1. Campurkan tepung beras 100 g konsentrat protein ikan gabus dapat
dan tepung tapioka 20 g dengan dilihat pada Tabel 2.
air 250 ml tambahkan garam 3 g Tabel 2. Nilai rata-rata rupa kwetiau
dalam satu wadah. Kemudian dengan penambahan
campurkan konsentrat protein konsentrat protein ikan
ikan gabus sesuai perlakuan (0 %, gabus.
5 %, 10 %, 15 %). Perlakuan
2. Adon sampai benar-benar cair Ulangan
K0 K5 K10 K15
kemudian adonan dimasukan 1 8,72 8,12 7,80 7,28
setipis mungkin dan merata ke 2 8,80 8,28 7,68 7,24
dalam loyang yang sudah di olesin 3 8,72 8,04 7,56 7,32
minyak. Rata-rata 8,75a 8,15b 7,68c 7,28d
3. Setelah itu dikukus selama 5 Berdasarkan Tabel 2, bahwa
menit dengan suhu 1000C. nilai rata-rata rupa kwetiau dengan
4. Loyang di angkat dan di penambahan konsentrat protein ikan
dinginkan pada suhu ruang. gabus, yaitu perlakuan K0 memiliki
5. Kemudian dilakukan pemotongan nilai tertinggi (8,75) dimana
menjadi untaian dengan lebar perlakuan ini memiliki rupa yang
kurang lebih 1 cm . putih bening, sangat menarik diikuti
sedangkan nilai rata-rata terendah
HASIL DAN PEMBAHASAN pada perlakuan K15 (7,28) dengan
Penilaian organoleptik kriteria kekecoklatan kurang
Penilaian organoleptik kwetiau menarik.
dengan penambahan konsentrat Berdasarkan hasil dari analisis
protein ikan gabus dilakukan oleh 25 variansi menunjukkan bahwa
orang panelis agak terlatih. Panelis penambahan konsentrat protein ikan
yang tergolong dalam kategori gabus pada kwetiau memberi
panelis agak terlatih adalah orang pengaruh sangat nyata terhadap nilai
yang sudah mengetahui tentang tata rupa, maka dilakukan uji lanjut beda
cara penilaian organoleptik dan telah nyata jujur.
mendapatkan teori tentang penilaian Hasil uji lanjut beda nyata jujur
organoleptik. Panelis diminta untuk (BNJ), menunjukkan bahwa K15
memberikan penilaian terhadap berbeda nyata K10, K5 dan K0 pada
kwetiau dengan penambahan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini
konsentrat protin ikan gabus yang disebabkan karena adanya
meliputi rupa, tekstur, aroma dan penambahan konsentrasi konsentrat
rasa, untuk uji mutu didapat hasil protein ikan gabus yang berbeda,
sebagaia berikut. yang mengakibatkan rupa yang
dihasilkan mula-mula berwarna putih
Nilai rupa bening sangat menarik, namun
Salah satu parameter yang karena adanya penambahan
penting dalam menilai produk adalah konsentrat protein ikan gabus
rupa, dimana rupa merupakan unsur tersebut pada adonan kwetiau maka
penilaian awal seorang konsumen rupa yang dihasilkan menjadi
terhadap suatu produk pangan yang berwarna coklat tidak menarik, pada
disajikan, dimulai dengan hanya

JOM: OKTOBER 2015


6

perlakuan K5 ada sedikit timbul tekstur, maka dilakukan uji lanjut


bintik-bintik coklat, hal ini bisa beda nyata jujur.
terjadi karena adonannya tidak Hasil uji lanjut beda nyata jujur
merata dan pada saat pengayakan (BNJ), menunjukkan bahwa K15
konsentrat protein ikan gabus tidak berbeda nyata K10, K5 dan K0 pada
halus. Sehingga nilai yang di berikan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini
panelis semakin rendah. disebabkan karena adanya
Randi dkk., (2012) penambahan konsentrasi konstrat
mengemukakan bahwa penambahan protein ikan gabus yang berbeda,
konsentrat protein ikan dapat yang mengakibatkan tekstur yang
memberikan warna, namun semakin dihasilkan sangat kenyal, lengket dan
tinggi konsentrasi konsentrat protein lembut, namun karena adanya
yang digunakan, maka warna yang penambahan konsentrat protein ikan
dihasilkan semakin cerah. gabus tersebut pada adonan kwetiau,
mengakibatkan adonan semakin
Nilai tekstur kental maka tekstur yang dihasilkan
Penilaian tekstur meliputi menjadi tidak kenyal, tidak lengket,
tingkat kekenyalan, kelengketan dan dan keras. Deman (1977),
kelenturan pada produk pangan. mengungkapkan tekstur merupakan
Hasil uji organoleptik terhadap salah satu faktor yang
tekstur kwetiau dengan penambahan mempengaruhi pilihan konsumen
konsentrat protein ikan gabus dapat terhadap suatu produk pangan, ciri
dilihat pada Tabel 3. yang paling diacu adalah kekerasan,
Tabel 3. Nilai rata-rata tekstur kekohesifan dan kandungan air.
kwetiau dengan Yenni (2013), mengatakan
penambahan konsentrat bahwa konsentrat protein ikan
protein ikan gabus. bersifat menyerap air, sehingga
Perlakuan adonan yang dihasilkan semakin
Ulangan kental.
K0 K5 K10 K15
1 8,76 8,36 7,64 7,32
2 8,84 8,20 7,52 7,36
Nilai aroma
3 8,92 8,12 7,64 7,40 Dalam industri pangan, uji
Rata-rata 8,84a 8,23b 7,60 c 7,36 d terhadap aroma dianggap penting
Berdasarkan Tabel 3, bahwa karena dapat dengan cepat
nilai rata-rata tekstur kwetiau dengan memberikan penilaian terhadap suatu
penambahan konsentrat protein ikan produk. Hasil uji organoleptik
gabus perlakuan K0 memiliki nilai terhadap aroma kwetiau dengan
tertinggi (8,84) dimana perlakuan ini penambahan konsentrat protein ikan
memiliki tekstur yang sangat kenyal, gabus dapat dilihat pada Tabel 4.
lengket dan lembut, sedangkan nilai Tabel 4. Nilai rata-rata aroma
rata-rata terendah pada perlakuan K15 kwetiau dengan
(7,36) dengan tekstur kenyal, tidak penambahan konsentrat
lengket, agak keras. protein ikan gabus.
Berdasarkan hasil analisis Perlakuan
Ulangan
variansi menunjukkan bahwa K0 K5 K10 K15
penambahan konsentrat protein ikan 1 8,48 8,16 7,72 7,28
gabus pada kwetiau memberi 2 8,64 8,12 7,56 7,24
3 8,84 8,00 7,56 7,36
pengaruh sangat nyata terhadap nilai
Rata-rata 8,65a 8,09b 7,61c 7,29d

JOM: OKTOBER 2015


7

Berdasarkan Tabel 4, bahwa karena itu dalam industri pangan, uji


nilai rata-rata aroma kwetiau dengan terhadap aroma dianggap penting
penambahan konsentrat protein ikan karena cepat memberikan respon
gabus, yaitu perlakuan K0 memiliki terhadap produk yang dihasilkan
nilai tertinggi (8,65) dimana (Leksono dan Syahrul 2001).
perlakuan ini memiliki aroma khas
mie kwetiau basah (aroma tepung Nilai rasa
beras), sedangkan nilai rata-rata yang Rasa merupakan gabungan dari
terendah pada perlakuan K15 (7,29) rangsangan cicip, bau dan banyak
dengan aroma netral, terasa aroma melibatkan organ lidah. Hasil uji
ikannya. organoleptik terhadap rasa kwetiau
Berdasarkan hasil dari analisis dengan penambahan konsentrat
variansi dapat dijelaskan bahwa protein ikan gabus dapat dilihat pada
kwetiau dengan penambahan Tabel 5.
konsentrat protein ikan gabus Tabel 5. Nilai rata-rata rasa kwetiau
memberi pengaruh sangat nyata dengan penambahan
terhadap nilai aroma, maka konsentrat protein ikan
dilakukan uji lanjut beda nyata jujur. gabus.
Hasil uji lanjut beda nyata jujur Perlakuan
Ulangan
(BNJ), menunjukkan bahwa K15 K0 K5 K10 K15
berbeda nyata K10, K5 dan K0 pada 1 8,08 8,24 7,56 7,28
tingkat kepercayaan 95%. Hal ini 2 8,04 8,36 7,44 7,36
3 8,08 8,52 7,48 7,40
disebabkan karna adanya Rata-rata 8,07a 8,37a 7,49b 7,35b
penambahan konsentrasi konstrat Berdasarkan Tabel 5, bahwa
protein ikan gabus yang berbeda. nilai rata-rata rasa kwetiau dengan
Aroma yang dihasilkan mula-mula penambahan konsentrat protein ikan
khas kwetiau basah (aroma tepung gabus, yaitu perlakuan K5 memiliki
beras), namun karena adanya nilai tertinggi (8,37) dimana
penambahan konsentrat protein ikan perlakuan ini memiliki rasa spesifisik
gabus tersebut pada adonan kwetiau kwetiau terasa (rasa tepung) dan
maka aroma yang dihasilkan sedikit sedikit terasa ikannya, sedangkan
aroma ikan, makin tinggi nilai rata-rata yang terendah terdapat
penambahan konsentrat protein ikan pada perlakuan K15 (7,35) dengan
gabus maka aroma ikan semakin rasa netral, terasa rasa ikannya.
kuat. Berdasarkan hasil dari analisis
Randi dkk., (2012) variansi menunjukkan bahwa
mengungkapkan bahwa penambahan kwetiau dengan penambahan
konsentrat protein ikan dapat konsentrat protein ikan gabus
memberikan aroma khas ikan, namun memberi pengaruh sangat nyata
semakin tinggi konsentrasi terhadap nilai rasa, maka dilakukan
konsentrat protein yang digunakan, uji lanjut beda nyata jujur.
menyebabkan aroma kerupuk pangsit Hasil uji lanjut beda nyata jujur
hilang, dan aroma ikannya semakin (BNJ), menunjukkan bahwa K15
kuat. berbeda nyata K10, K0 dan K5 pada
Aroma merupakan salah satu tingkat kepercayaan 95%. Hal ini
parameter yang menentukan dalam disebabkan karena adanya
penerimaan suatu makanan. Aroma penambahan konsentrasi konstrat
memiliki daya tarik tersendiri, oleh protein ikan gabus yang berbeda.

JOM: OKTOBER 2015


8

Rasa yang dihasilkan mula-mula Berdasarkan hasil dari analisis


khas spesifik kwetiau terasa (seperti variansi menunjukkan bahwa
rasa tepung), namun karena adanya dijelaskan bahwa kwetiau dengan
penambahan konsentrat protein ikan penambahan konsentrat protein ikan
gabus tersebut pada adonan kwetiau gabus berbengaruh sangat nyata
maka rasa yang dihasilkan sedikit terhadap kadar air, maka dilakukan
ada rasa ikan, makin tinggi uji lanjut beda nyata jujur.
penambahan konsentrat protein ikan Hasil uji lanjut beda nyata jujur
gabus maka rasa ikan semakin kuat. (BNJ), menunjukkan bahwa K15
Leksono dan Syahrul (2001), berbeda nyata K10, K5 dan K0 pada
menjelaskan rasa dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ini
beberapa faktor, senyawa kimia, disebabkan oleh perlakuan
konsentrasi dan interaksinya dengan konsentrat protein ikan gabus yang
komponen yang lain. diberikan berbeda. Tingginya kadar
Winarno (1997), rasa enak air pada kwetiau dipengaruhi oleh air
disebabkan karena adanya asam- yang sangat banyak digunakan pada
asam amino pada protein serta lemak saat pembuatan adonan (bentuk
yang terkandung dalam makanan. adonan cair), namun terjadi
penurunan kadar air kwetiau
Analisis Proksimat disebabkan oleh penambahan
Kadar air konsentrat protein ikan gabus
Kadar air juga salah satu terhadap adonan kwetiau, semakin
karakteristik yang sangat penting tinggi konsentrat protein ikan gabus
dalam bahan pangan, karena air ditambahkan maka kadar air kwetiau
dapat mempengaruhi penampakan, semakin menurun, karena konsentrat
tekstur, citra rasa pada bahan pangan. protein ikan gabus mengikat air pada
Hasil rata-rata kadar air kwetiau adonan.
dengan penambahan konsentrat Wirda (2009), menjelaskan
protein ikan gabus dapat dilihat pada bahwa protein yang tinggi dapat
Tabel 6. mengikat air yang ada pada bahan
Tabel 6. Nilai rata-rata kadar air (%) pangan, kemampuan protein untuk
kwetiau dengan mengikat air disebabkan oleh adanya
penambahan konsentrat gugus yang bersifat hidrofilik dan
protein ikan gabus. bermuatan.
Perlakuan
Ulangan
K0 K5 K10 K15 Kadar protein
1 66,43 63,34 60,45 57,35 Protein merupakan salah satu
2 66,60 63,48 60,50 57,48 zat makanan yang amat penting bagi
3 66,40 63,53 60,42 57,58 tubuh karena berfungsi sebagai
Rata-rata 66,48a 63,45 b 60,46 c 57,47 d
pembangun. Hasil rata-rata kadar
Berdasarkan Tabel 6, bahwa
protein kwetiau dengan penambahan
kadar air kwetiau memiliki rata-rata
konsentrat protein ikan gabus dapat
berkisar 57,47-66,48%, nilai rata-rata
dilihat pada Tabel 7.
kadar air yang terendah terdapat pada
Tabel 7. Nilai rata-rata kadar protein
perlakuan K15 dengan nilai 57,47%,
kwetiau (%) dengan
sedangkan nilai rata-rata kadar air
penambahan konsentrat
yang tertinggi pada kwetiau terdapat
protein ikan gabus.
pada perlakuan K0 dengan nilai
66,48%,.

JOM: OKTOBER 2015


9

Perlakuan kandungan proteinnya. Pengaruh


Ulangan
K0 K5 K10 K15 panas dapat menyebabkan kerusakan
1 7,97 12,95 17,67 22,75 protein sehingga harus dilakukan
2 7,97 13,14 18,31 22,96
3 8,01 12,76 17,98 23,25
dengan hati-hati.
Rata-rata 7,98a 12,95b 17,99c 22,99d
Berdasarkan Tabel 7, nilai kadar Kadar abu
protein yang terdapat pada kwetiau Dengan mengetahui kandungan
dengan penambahan konsentrat kadar abu pada suatu produk
protein ikan gabus adalah 7,98- bertujuan untuk melihat kadar
22,99%, nilai rata-rata kadar protein mineral pada produk tersebut,
yang terendah pada perlakuan K0 adapun hasil analisa kadar abu
dengan jumlah 7,93% sedangkan kwetiau dengan penambahan
nilai rata-rata protein yang tertinggi konsentrat protein ikan gabus dapat
terdapat pada perlakuan K15 dengan dilihat pada Tabel 8.
jumlah 22,99%. Tabel 8. Nilai rata-rata kadar abu
Berdasarkan hasil dari analisis kwetiau (%) dengan
variansi menunjukkan bahwa penambahan konsentrat
kwetiau dengan penambahan protein ikan gabus.
Perlakuan
konsentrat protein ikan gabus Ulangan
K0 K5 K10 K15
memberi pengaruh sangat nyata 1 1,04 1,76 2,03 2,28
terhadap kadar protein, maka 2 1,04 1,77 2,01 2,33
dilakukan uji lanjut beda nyata jujur. 3 1,09 1,92 2,05 2,32
Hasil uji lanjut beda nyata jujur Rata-rata 1,06a 1,82 b 2,03c 2,31c
(BNJ), menunjukkan bahwa K0 Berdasarkan Tabel 8, bahwa
berbeda nyata K15, K10 dan K5 pada rata-rata kandungan kadar abu pada
tingkat kepercayaan 95%. Terjadinya kwetiau berkisar 1,06-2,31%, kadar
peningkatan nilai kadar protein abu yang terendah terdapat pada
kwetiau disebabkan oleh perlakuan K0 dengan nilai rata-rata
penambahan konsentrasi konsentrat sebesar 1,06% sedangkan kadar abu
protein ikan gabus yang berbeda. tertinggi terdapat pada perlakuan K15
Trilaksani dkk., (2014) menyatakan dengan nilai rata-rata sebesar 2,3%.
bahwa kadar protein ikan gabus Berdasarkan hasil dari analisis
berkisar 84,69%. Namun variansi menunjukkan bahwa
peningkatan nilai kadar protein kwetiau dengan penambahan
kwetiau tidak terlalu tinggi konsentrat protein ikan gabus
disebabkan karena kadar air kwetiau memberi pengaruh sangat nyata
sangat tinggi dan suhu saat terhadap kadar abu, maka dilakukan
pemasakan kwetiau yang terlalu uji lanjut beda nyata jujur.
tinggi. Hasil uji lanjut beda nyata jujur
Fessenden dan Joan (1996), (BNJ), menunjukkan bahwa K0
menjelaskan bahwa kadar protein berbeda nyata K15, K10 dan K5 pada
yang ada dalam suatu bahan sangat tingkat kepercayaan 95%. Hal ini
ditentukan dari proses disebkan adanya penambahan
pembuatannya, dimana salah satu konsentrasi konsentrat protein ikan
sifat dari protein adalah tidak tahan gabus yang berbeda pada kwetiau,
terhadap panas. yang mengakibatkan kadar abu
Sarwono (2006), menyatakan cenderung naik.
pemanasan berpengaruh terhadap

JOM: OKTOBER 2015


10

Winarno (1985), menjelaskan gabus yang berbeda pada kwetiau,


bahwa peningkatan kadar abu yang menyebkan berkurangnya kadar
dipengaruhi oleh keluarnya air dari air dari setiap perlakuan, sehingga
produk dan konsentrasi zat mineral, total koloni bakteri semakin
protein yang bertambah. menurun.
Andarwulan dkk., (2011) Standar Nasional Indonesia
mengungkapkan bahan pangan (SNI) 01-2987-1992 tentang standar
memiliki kadar abu dalam jumlah mutu mie basah batas penolakan total
yang berbeda, karena abu disusun koloni bakteri maksimal 1,0 x106
oleh berbagai jenis mineral yang bakteri/gram. Berdasarkan penelitian
beragam tergantung pada jenis total koloni bakteri pengaruh
sumber bahan pangan. konsentrat protein ikan gabus
terhadap mutu kwetiau menghasilkan
Total koloni bakteri koloni dibawah batas penolakan SNI
Berdasarkan hasil penilaian 01- 2987-1992, berarti total koloni
terhadap nilai total koloni bakteri bakteri kwetiau dengan penambahan
kwetiau dengan penambahan konsentrat protein ikan gabus
konsentrat protein ikan gabus dapat diterima.
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai rata-rata total koloni Uji fisik elongasi
bakteri (sel/g) kwetiau Hasil uji elongasi kwetiau
dengan penambahan dengan penambahan konsentrat
konsentrat protein ikan protein ikan gabus dapat dilihat pada
gabus Tabel 10.
Ulangan Perlakuan
K0 K5 K10 K15 Tabel 10. Nilai rata-rata elongasi
1
2
8,6 X 104
8,4 X 104
7,1 X 104
7,6 X 104
6,5 X 104
6,6 X 104
5,4 X 104
5,6 X 104
kwetiau dengan
3 8,4 X 104 7,5 X 104 6,6 X 104 5,4 X 104 penambahan konsentrat
Rata-rata 8,5 X 104 7,4 X 104 6,6 X 104 5,5 X 104
protein ikan gabus.
Berdasarkan Tabel 9, bahwa
Perlakuan
rata-rata bakteri pada kwetiau Ulangan
K0 K5 K10 K15
berkisar 5,5-8,5 sel/g, dengan jumlah 1 41,67 26,67 21,67 08,33
bakteri yang tertinggi terdapat pada 2 33,33 28,33 23,33 13,33
3 43,33 26,67 18,33 11,67
perlakuan K0 yaitu 8,5 sel/g, Rata-rata 39,44a 27,22b 21,11c 11,11d
sedangkan jumlah bakteri yang Berdasarkan Tabel 10, dapat
terendah terdapat pada perlakuan K15 dilihat bahwa rata-rata nilai elongasi
yaitu 5,5 sel/g. pada kwetiau denagan penambahan
Berdasarkan hasil dari analisis konsentrat protein ikan gabus pada
variansi, dapat dijelaskan bahwa kwetiau berkisar antara 11,11%-
kwetiau dengan penambahan 39,44%, nilai rata-rata elongasi
konsentrat protein ikan gabus kwetiau yang terendah terdapat pada
memberi pengaruh sangat nyata perlakuan K15 dengan nilai 11,11%,
terhadap total koloni bakteri, maka sedangakan nilai rata-rata elongasi
dilakukan uji lanjut beda nyata jujur. kwetiau yang tertinggi terdapat pada
Hasil uji lanjut beda nyata jujur perlakuan K0 dengan nilai 39,44%.
(BNJ), menunjukkan bahwa K0 Berdasarkan hasil dari analisis
berbeda nyata K15, K10 dan K5 pada variansi menunjukkan bahwa
tingkat kepercayaan 95%. Hal ini kwetiau dengan penambahan
disebabkan oleh penambahan konsentrat protein ikan gabus
konsentrasi konsentrat protein ikan

JOM: OKTOBER 2015


11

berpengaruh nyata terhadap uji adalah K0, dengan karakteristik rupa


elongasi kwetiau, maka dilakukan uji putih bening, sangat menarik, tekstur
lanjut beda nyata jujur. sangat kenyal, lengket, lembut,
Hasil uji lanjut beda nyata jujur aromanya khas kwetiau basah (aroma
(BNJ), menunjukkan bahwa K15 tepung beras). Tetapi apabila dilihat
berbeda nyata K10, K5 dan K0, perlakuan dengan penambahan
sedangkan perlakuan K10 tidak konsentrat protein ikan gabus,
berbeda nyata terhadap perlakuan K5 perlakuan 5% dapat meningkatkan
pada tingkat kepercayaan 95% Hal kadar protein, namun tidak merubah
ini menunjukkan bahwa penambahan rasa pada kwetiau, dan dapat
konsentrat protein ikan gabus menurunkan kadar air sehingga dapat
mempengaruhi elongasi kwetiau mengurangi pertumbuhan bakteri.
yang dihasilkan. Peningkatan jumlah Dengan karakteristik rupa putih,
konsentrat protein ikan gabus menarik, tekstur kenyal, lengket dan
ternyata cenderung menurunkan lembut, aromanya khas kwetiau
elongasi kwetiau yang berarti basah (seperti rasa tepung), sedikit
kwetiau yang dihasilkan sangat aroma ikan, dan rasa spesifik kwetiau
mudah putus atau tidak elastis. Hal terasa, dan sedikit ada rasa ikannya.
ini disebabkan konsentrat protein Sedangkan nilai kimia, mikrobiologi
ikan gabus tidak mengandung gluten, dan fisik yang meliputi kadar air,
jadi semakin tinggi konsentrasi kadar protein, kadar abu, total koloni
konsentrat protein ikan gabus yang bakteri dan elongasi berturut-turut
digunakan kandungan gluten pada yaitu (63,45%), (12,95%), (1,82%),
adonan berkurang. Gluten (7,4 X 104sel/g) dan (27,22%).
merupakan kandungan utama yang
sangat berperan dalam pembentukan Saran
sifat elastis adonan. Dari hasil penelitian yang telah
Trilaksani dkk., (2014) protein dilakukan penulis menyarankan
pada konsentrat protein ikan gabus dalam pengolahan kwetiau dengan
sebagian besar 84,69 % adalah konsentrat protein ikan, yaitu
protein globulin. menggunakan konsentrat protein
ikan sebanyak 5%. Saran untuk
KESIMPULAN DAN SARAN memperbaiki nilai organoleptik
Kesimpulan kwetiau perlu dilakukan pembuatan
Berdasarkan hasil penelitian konsentrat protein ikan gabus lebih
yang telah dilakukan, menunjukkan halus lagi.
bahwa pengaruh penambahan
konsentrat protein ikan gabus DAFTAR PUSTAKA
memberi pengaruh nyata terhadap Andarwulan, N., Kusnandar, F., dan
mutu kwetiau berdasarkan nilai Herawati, D., 2011. Analisis
organoleptik (rupa, tekstur, aroma Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.
dan rasa), nilai kimia (kadar air, 328 hal.
kadar protein dan kadar abu), total
koloni bakteri dan nilai fisik Astawan, M. 1999. Membuat Mie
(elongasi).
dan Bihun. Penebar Swadaya.
Mutu kwetiau dilihat dari dari
parameter yang dilakukan dapat Jakarta.
disimpulkan bahwa perlakuan terbaik

JOM: OKTOBER 2015


12

Buchari, D. dan Syahrul. 2013. Buku Hardoko, Tefvina I. S., dan Nuri A.
Bahan Ajar Konsentrat Protein A. 2013. Karakteristik Kwetiau
Ikan Patin dan Aplikasinya Yang Ditambah Tepung
Pada Produk Pangan.
Tapioka Dan Rumput Laut
Pekanbaru, UNRI-press, 70
hal. Gracilaria Gigas Harvey.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Dewita B., dan Syahrul. 2010. Kelautan, UB. Jurnal
Laporan Hibah Kompetensi Perikananan Dan Kelautan (12
Kajian Diversifikasi Ikan Desember 2015).
Patin (Pangasius sp) dalam
Bentuk Konsentrat Protein Hormdok R., dan Noomhorm A.
Ikan dan Aplikasinya pada 2007. Hydrothermal thermal
Produk Makanan Jajanan tretments of rice starch for
Untuk Menanggulangi Gizi
improvement of rice noodle
Buruk pada Anak Balita Di
Kabupaten Kampar, Riau. quality. Journal of Food
Lembaga Penelitian Science and Technology 40
Universitas Riau. Pekanbaru. (10): 1723-1731.
Deman, J. M. 1977. Kimia Pangan. Kusnandar F., 2010. Kimia Pangan
Penerbit ITB. Bandung. Komponen Makro. Penerbit
Fadiati. A, Mahdiyah dan Ita W. Dian Rakyat, Jakarta.
2009. Pengaruh Perbedaan
Persentase Tepung Komposit Leksono T., dan Syahrul. 2001. Studi
terhadap Kualitas Hasil Mutu dan Penerimaan
Pemasakan Kwetiau Instan. Konsumen Terhadap Abon
Seminar Nasional. PKK. Ikan. Jurnal Natur Indonesia
Universitas Negeri Jakarta. 3(2). 45-54.
[terhubung berkala]. Mutters R.G, dan Thompson J. F.
http://prosiding.unesa.ac.id/do
2009. Rice Quality Handbook.
wnload/seminar-nasional-
boga/224.pdf.(28 November California : The Regents of the
2014). University of California
Agriculture and Natural
Fessenden, R. J., dan Joan S. (1996), Resources.
”Kimia Organik”, Jilid 1 dan 2,
edisi 3, Penerbit Erlangga. Randi B.S., Salampessy, dan Resmi
R. S. 2012. Pembuatan
Hasan M. F. 2013. Pemanfaat Konsentrat Protein Ikan (Kpi)
Kacang Hijau Sebagai Bahan Lele Dan Aplikasinya Pada
Kerupuk Pangsit. Sekolah
Tambahan Dalam Pembuatan Tinggi Perikanan Pasar
Kwetiau. Tugas Akhir Jurusan Minggu, Jakarta Selatan. Jurnal
Tata Boga. Fakultas Teknik Perikanan dan Kelautan Vol. II
UM. Malang. No. 2 : 97-104 (20 April 2015).

JOM: OKTOBER 2015


13

Sarwono, B. 2006. Membuat Aneka (Pangasius hypothalmus)


Tahu. Niaga Swadaya.Jakarta. Terhadap Mutu Mie Sagu
Instant Selama Penyimpanan
Standar Nasional Indonesia. 1992. Pada Suhu Kamar. Skripsi.
Syarat Mutu Mie Basah. SNI. Program Pasca Sarjana Jurusan
01-2987-1992. Teknologi Hasil Perikanan
Suprayitno. 2006. Potensi Serum Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Albumin dari Ikan Gabus. Kelautan. Universitas Riau.
Kompas Cyber Media 4
Januari 2006.

Tanzil V. J. 2012. Karakteristik


kwetiau yang disubtitusi
dengan beras merah. [Skripsi].
Tangerang : Jurusan Teknologi
Pangan, UPH.

Trilaksani W., Bambang R., dan


Wahyu R. 2014. Sediaan
Protein Ikan Gabus Dalam
Bentuk Konsentrat Protein
Ikan. Departemen Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.

Winarno F. G. 1985. Kedelai Bahan


Pangan Masa Depan.
Pusbangtepa IPB, Bogor.

. 1997. Kimia Pangan


dan Gizi . Jakarta : Gramedia.
Pengolahan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta
Wirda, Buchari .D, Loekaman. S.
2009. Fortifikasi Konsentrat
Protein Ikan Patin (Pangasius
Hypophthalmus) Dalam
Pembuatan Kek Brownies.
Jurnal (19 Mei 2015).

Yenni. 2013. Pengaruh Penambahan


Konsentrat Protein Ikan Patin

JOM: OKTOBER 2015

You might also like