You are on page 1of 9
978~602-73060-2-8 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKOENZIM TERHADAP Escherichia coli DAN Shigella dysenteriae Nurfit i, Universitas Jenderal Achmad Yani JL. Terusan Sudirman, Cimahi Corresponding author email: miraandamdewi.9 1 @gmail.com ABSTRAK Ekoenzim merupakan cairan yang dibuat dari proses fermentasi limbah organik khususnya kulit buah dan sayuran dengan penambahan air dan gula merah. Produk fermentasi ekoenzim diduga kuat memilikiaktivitas antibakteri yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekoenzim terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae dengan metode makrodilusi. Hasil evaluasi fermentasi ekoenzim menunjukkan bahwa ekoenzim terbentuk dengan ciri perubahan warna larutan menjadi jingga jernih kecoklatan, bau asam dan pH 3,81, Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan ckoenzim bersifat bakterisida terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) tethadap kedua bakteri adalah 60%viv. Hasil anali kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa larutan ekoenzim mengandung asam asetat dan asam laktat dengan konsentrasi asam total 0,9410,00%v/v. Aktivitas antibakteri ekoenzim diduga kuat berhubungan dengan kandungan asam asetat dan asam laktatnya, Kata kunei : ekoenzim, asam asetat, asam laktat, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, ABSTRACT Ecoenzym is a liquid that made by fermentation process of organic waste, especially fruit peel, vegetables with addition of some water and brown sugar. Fermentation product of ecoenzym allegedly has high antibacterial activity. This experiment to determine the antibacterial activity of ecoenzyme agains Escherichia coli and Shigella dysenteriae with the makroditution method. The evaluation of fermentation ecoenzyme shows that ecoenzyme formed with a color change solution will turn yellowish brown, smell sour and pH 3,81. The result showed that solution of ecoenzym is bacteriside againts Escherichia coli and Shigella dysenteriae with Minimum Inhibition Concrentation (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) againts both of bacteria are 60%v/v. The analysis quatitative and quantitative shows that solution of ecoenzym containing acetic acid and lactic acid with concentration of the total acid is 0,9440,002v/v. Antibacterial activity of ecoenzyme allegedly relating 0 the acetic acid and Jactie acid, Keywords: ecoenzyme, acetic acid, lactic acid, Escherichia coli, Shigella dysenteriae. I. PENDAHULUAN oleh Dr, Rasukon Poompanvong dari Thailand lebih dari 30 tahun yang lalu. Beliau secara efektif meneliti bagaimana mengolah sisa bahan dapur yang tidak berguna menjadi enzim — yang ramah —lingkungan dan bermanfaat. Ekoenzim merupakan enzim yang Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari Kegiatan menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik. Perla adanya pengelolaan terhadap kedua jenis sampah tersebut schingga tidak ¥° i menimbulkan dampak negatif terhadap {imssikan da proses fermenvasi bahan-bohan Kesehatan masyarakat dan lingkungan, *!#% seperti protein tumbufan, mineral dan Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk ‘memebuat ckoenzim, Ekoenzim diperkenalkan SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI hormon, Fungsi dari ekoenzim yang telah dibuktikan manfaatnyayaitu, dapat’ mem- bantu. pertumbuhan —tanaman —organik, 60 “Pemanfaatan llmu Farmasi dan Klinis Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia”. membuat temak tetap sehat, membersihkan saluran dan air, mengurangi sampah, sebagai sabun pencuci piring. Dalam bidang farmasi, ekoenzim dapat dimanfaatkan untuk meng- obati borok di kaki pada pasien yang telah menderita diabetes selama berpuluh-puluh, tahun dan sebagai obat jerawat (Win, 2011). Menurut literatur produk fermentasi ekoenzim memilikiaktivitas antimikroba tinggi yang dapat menghambat partumbuhanmikroba (Arifin, 2009), Namun belum ditemukan hasil penelitian yang membuktikan hal tersebut Penelitian ini bertujuan untuk — menguji aktivitas antibakteri dari ekoenzim terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Escherichia coli digunakan sebagai bakteri uji arena betdasarkan penelitian sebelumnya diketabui bahwa ekoenzim dapat mengurangi bakteri coliform pada air sungai (Damarany, 2015). Sedangkan Shigella dysenteriae digunakan sebagai bakteri uji_karena ekoenzim mengandung asam asetat dan asam laktat, Keduaasam ini diketahui-mampu menghambat species Shigella pada konsentrasi 3-5%v/v (In, 2012) Penelitian ini diharapkan dapat member-kan informasi mengenai aktivitas antibakteri dan kandungan dari ekoenzim sehingga di masa yang akan datang dapat dijadikan per- timbangan dan acuan dalam pengembangan produk fermentasi yang bersifat sebagai antibakter I, METODE 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, pisau, botol bekas, sarung tangan, spatel logam, tissue, Kompor, korek api, botol aquadest, kaca objek, mikroskop, batang pengaduk, penjepit kayu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, mikropipet, corong gelas, gelas kimia, labu ukur, erlenmeyer, pipet ‘media, pipet ukut, gelas ukur, vial, kawat ose, oto! steril, kaki tiga, bunsen, kassa, kapas steril, kertaspembungkus, lemari es, inkubator, autoklaf, perforator, jangka sorong, SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan 978-602-73060-2-8 pH meter, kuvet, spektrofotometer UV- ‘Visible (Shimadzu UV 1700 Pharmaspee). 2.2, Bahan 2.2.1 Bahan Uji Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekoenzim yang dibuat dari sisa sayuran, kulit buah, gula merah, dan air yang difermentasi selama 3 bulan, 22.2 Bahan Kimia Spiritus, aquadest, kristal violet, Iugol iodin, etanol 96%, Tiypthone broth, reagen Kovae's, methyl red, MR-VP broth, larutan a aphtol, KOH 10%, kristal keratin, cimmon’s citrate, TSIA, Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Mac Conkey agar (MCA), Salmonella Shigelta Agar (SSA). 2.3, Bakteri Uji Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses, Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung dan bakteri Shigella dysenteriae yang diperoleh dari Stikes Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, 2.4, Prosedur Percobaan 2.4.1. Pembuatan Ekoenzim Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekoenzim yang berasal dari_sampah dapur ‘meliputi sampah sayuran dan kulit buah, gula ‘merah dan air dengan perbandingan 3:1:10, Perbandingan sampah dapur yaitu.sampah sayuran : kulit buah (1:1). Proses pembuatan ekoenzim —dimutai dengan melakukan fermentasi pada suhut kamar terhadap sampah dapur, gula merah dan air pada formula yang masing-masing bobotnya 0,135 kg sisa sayuran dan 0,135 ke kulit buah, 0,09 kg gula merah dan 900 mi air? Sisa sayuran yang digunakan adalah dari sawi hijau dan sawi putih, kulit buah yang digunakan adalah kulit buah jetuk, manga, jambu bij, naga, apel, pear, melon, dan alpukat. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam botol bekas kemudian aduk homogen agar bahan tercampur secara merata, Botol bekas 61 is Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia" yang telah berisi ckoenzim ditutup rapat, namun dalam waktu satu bulan pertama setelah dilakukanya pembuatan ekoenzim selama sehari satu kali tutup botol harus dibuka agar gas yang dihasilkan pada pembuatan —ekoenzim —keluar. _Proses fermentasi ekoenzim ini dilakukan selama 3 bulan untuk meneapai efektivitas yang baik (Win, 2011). Gambar 1.Ekoenzim setelah difermentasi 2.4.2. Eyaluasi Ekoenzim a. Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan pendahuluan terdiri da pengujian organoleptis (warna, bau) dan pH. ‘Tabel 1, Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Ekoenzim Te) Pani Crawigs Sie So | _ bw Babak | Basa yarls tT) Wm Cole eon T) a 1 i b. Analisis Kualitatit Pengui asam asetat dan asam laktat dengan metode reaksi kimia, SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan 978-602-73060-2-8 ‘Tabel 2. Hasil Analisis Kualiatif’ Asam Asetat dan Asam Laktat Te] Faia | — Pele Taras — TRE Teer | tenia fos "axes Beal 1 ‘asta =e Bomar [Te Ome Saya | weina | eto Ra] tae es] Ke} tee 1 Sepsis tsa Bisa [RR |— ay [7 c. Penetapan Kadar Asam Total Penetapan kadar asam total pada ekoenzim menggunakan metode titrasi, titrasi yang digunakan adalah titrasi alkalimetri dengan menggunakan larutan NaOH sebagai pentiter. Pembakuan dilakukan dengan menggunskan asam —oksalat. Asam —oksalat — diambil sebanyak10 mL, dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi dengan 3 tetes indikator PP, dilakukan titrasi hingga larutan berubah warna menjadi metah muda, dan dicatat berapa volume NaOH yang terpakai. Kemudian dihitung normalitas NaOH yang sebenarnya dengan menggunakan rumus: Vasam oksalat x N asam oksalat vNaoH N NaOH =' Setelah pembakuan kemudian dilakukan titrasi_sampel_ekoenzimSebanyak 10. ml ekoenzim dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi indikator PP sebanyak 3 tetes, dilakukan titrasi hingga larutan berubah warna, dicatat volume NaOH yang terpakai. Kemudian dihitung kadar asam total pada ekoenzim dengan menggunakan rumus: aoe 9 Neo xR BE sampel 1000 *%Radarasan ttl 100% Hasil yang didapatkan pada penetapan kadar asam total bahwa jumlah kadar asam total yang terdapat pada sampel ekoenzit adalah 0,940,00%, 62 is Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia" 978-602-73060-2-8 Feat jane X08 (a) Tabel 3. Hasil Pengujian dengan Metode T 35 Difusi Perforasi pada Escherichia coli 1 35 Mita | _Kwvead | Dinner Handa 35 ivenim inh) | __ (am) Ratacala 35 2 0 Erica eat [a ® soy seems x ermotzalat w a aa NaOH © o 0x “8 =0082N . Tap | Tia) Whe 0H | Tarim fet) | Toate) ¢ Tass [1 30 15 30 05 i + = Gambar 2. Aktivitasantibakteri metode difisi iE + S perforasi ckocnzim pada Escherichia coli ‘Ted xm hin sebop per um et ne eng re: x08 Sm: Unie Unik = 243 Antibakteri a. Metode Difusi Perforasi Sebanyak 1 mL suspensi- mikroba_uji Escherichia coli dan Shigella dysenteriae masing-masing dipipet ke dalam cawan petri steril yang telah dibagi menjadi 4 bagian, kemudian dicampurkan dengan media NACampuran media dan suspensimikroba uji dihomogenkan dengan memutar cawan lala didiamkan hingga memadat. Setelah ‘memadat media dilubangi dengan meng- gunakan perforator yang telah di flambir terlebih dahulu, lalu lubang. terscbut diisi dengan $0 iL bahan uji ekoenzim dengan berbagai konsentrasi yaitu 20, 40, 60, dan 80%viv. Cawan kemudian dibungkus dan diinkubasi pada suhu 35-37°C selama 24 jam, Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona bening disekitar lubang dengan ‘menggunakan jangka sorong. Pengujian Aktivitas SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI Tabel 4. Hasil Pengujian dengan Metode Difusi Perforasi pada Shigella dysenteriae Diizeba | —Kossetast | Dinmeter Hasta Eom (or) |" cam) 2 o tiga comers | a0 o i o i a Gambar 3. Aktivitas antibakteri metode dif si perforasi ekoenzim pada Shigella dysenteriae Hasil pengujian aktivitas antibakteri ‘menunjukkan bahwa tidak adanya peng- hambatan tethadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae Karena tidak terdapat zona bening disekitar lubang tetapi jumlah bakteri pada cawan mengalami pengurangan jumlah Koloni karena terlihat bakteri tidak ‘memenuhi cawan, 63 ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan Klinis Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia”, b. Metode Makrodilusi 1) Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHIM) Untuk pengujian KHM disiapkan 28 tabung reaksi steril, 7 tabung untuk ‘menentukan KHM Escherichia coli, 7 tabung untuk Shigella dysenteriae dan semua percobaan dilakukan duplo. Pada masing- masing tabung untuk Escherichia coli dan Shigella dysemeriae wabung 1 digunakan untuk blanko atau kontrol negatif yang hanya berisi media Nutrient Broth (NB) sebanyak 10 mL, tabung kedua hingga keenam berisi ‘media dan bahan uji yaity ekoenzim dengan berbagai konsentrasi yaitu 10, 20, 40, 60, 80%viv, kemudian tabung ketujuh digunakan untuk kontrol positif’ yang berisi media NB dengan suspensi bakteri, masing-masing tabung dari tabung kedua hingga ketujuh diisikan sebanyak 1 mL suspensi mikroba uji Escherichia coli dan Shigella dysenteriae pada masing-masing tabung —(percobaan dilakukan duplo). Semua tabung kemudian diinkubasi pada suhu 35-37°C selama 24 jamPengamatan dilakukan dengan melihat kekeruhan yang terbentuk dan menentukan tabung yang paling jernih yang mendekati blanko, ‘Tabel 5. Hasil Pengujian dengan Metode Makrodilusi pada Escherichia coli Gambar 4. Aktivitas antibakteri metode makrodilusi ekoenzim pada Excherichia coli Keermes rota Uj NB oul Pos) ‘Mises + Ewes 10%, media NB ‘Muon > Eee 40% + mais NB ‘Mion i Bowe 60% + mais NB aba i ~ Etoeam $0; ~ medi NB ‘Mad NB Konel Nea Blank) Tabel 6. Hasil Pengujian dengan Metode ih) Amal Hal ee Se a win [TT] | Keenan ee eT] Kegan (ist) Se 5 eos 1 | |G | Abpemnbtan ba © [Ala prueba aa sips [a | eeaa wists} oT sores [eae Eel LG) | Ape 1 Spinetti at @ | 0] 0) | tke LO) tela pa| SEMINAR NASIONAL FARMASI SNIFA)2 UNIAN oa ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan Klinis Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia”, Gambar 5. Aktivitas antibakteri metode ‘makrodilusi ekoenzim pada Shigella chsenteriae Keer azba Uji ~NB Konnl Pst) Mase of ~ Ehsan 10", media NB ‘Moot ui~ Eionsin 20% + mela NB ‘laos wi Ekomsin #0 + media NB Mabe wi ~ Eine 60% + media NB ‘Madaoba wp ~ Elomi 60% + media NB Meda NB (Kontol Neg Blan) we pee Hasilpengujian aktivitas antibakteri dengan menentukan KHM — menunjukkan adanya penghambatan tethadap Escherichia coli dan Shigella dysemeriae pada konsentrasi cekoenzim 60%v/v karena pada konsentrasi ini tabung tidak terlihat keruh melainkan jernih ‘mendekati blanko. 2) Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) Penentuan KBM dilakukan dengan cara pada masing-masing tabung wji yang telah ditentukan KHMnya_ tersebut diinokulasikan pada media spesifik masing-masing bakteri Untuk bakteri Escherichia coli digunakan media spesifik MacConkey Agar dan untuk Shigella dysenteriae digunakan mediaspesifik Salmonella Shigella Agar. Sebanyak 1 mL dari masing-masing tabung yang_memiliki KHM dipipet ke dalam cawan petri steril, kemudian ditambahkan media _ spesitik ‘masing-masing sebanyak 20 mL.Campuran media’ dan suspensi_—mikroba uj SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI 978-602-73060-2-8 dihomogenkan dengan memutar cawan lalu VP) dibiarkan — memadat. Cawan _ kemudian dibungkus dan diinkubasi pada subu 35-37°C selama 24 jam, Pengamatan dilakukan dengan ‘melihat ada atau tidaknya pertumbuhan dari masing-masing bakteri pada media spesifik. e a Gambar 6. Hasil pertumbuhan Ecol pada media MacConkey Agar dengan Ekoenzim 60 dan 80?viv Ketermgmn: a. Ekoensim 60%40'v b. Ekoenzim 80%viv Kontrol negatif 4 Kontol positif © d ‘Gambar 6. Hasil pertumbuhan Shigella chsenteriae pada media SSA dengan Ekoenzim 60 dan 80%v/\V 65 ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan Klinis Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia”, Keermgn: 2 Ekoensin 60%vv », Blomam S00 © Konto nega 4 Konto posit Hasilpengujian _aktivitas _antibakteri dengan menentukan KBM menunjukkan pada media Mac Conkey Agar tidak terdapat pertumbuhan Escherichia coli dan pada media Salmonella Shigella Agar tidak terdapat pertumbuhan Shigella dysenteriae, hal ini ‘menunjukkan bahwa pada konsentrasi 6O%v/v ekoenzim — dapat membunuh —_bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekoenzim dalam — menghambat aktivitas bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Formula ekoenzim dibuat dengan ‘memanfaatkan limbah sayuran dan buah- buahan yang dicampur dengan gula merah dan air kemudian difermentasi selama 3 bulanSetelah itu dilakukan evaluasi hasil fermentasi ekoenzim meliputi pemeriksaan pendahuluan (warna, bau) dan pH. Hasil pemeriksaan pendahuluan terhadap ekoenzim ‘menunjukkan bahwa larutan berwarna jingga kecoklatan, berbau asam yang khas dan pH 3,81. Menurut literatur fermentasi ekoenzim berhasil jika terbentuk larutan berwarna jingga jernih kecoklatan, berbau seperti jeruk atau bau buah, dan memiliki pH dibawah 4(Win, 2011). Ketika proses fermentasi, terbentuk gas mentana, _karbondioksida, berbagai asam organik baik yang mudah ‘menguap maupun yang tidak mudah menguap serta ozon (Os) (Win, 2011), Ekoenzim mengandung asam organik yaitu asam asetat dan asam laktat (Arifin, 2009), Hasil analisis kualitatif secara reaksi kimia ‘menunjukkan bahwa larutan ekoenzim positif ‘mengandung kedua asam organik tersebut Hal ini diperkuat dengan pH Jarutan ekoenzim (381) yang mendekati pH asam asetat (4,2) dan asam laktat (3,86). Hasil analisis kuantitatif secara titrasi, menunjukkan bahwa kandungan asam total didalam _larutan cekoenzim adalah 0,94:+0,00%viv. Pengujian aktivitas antibakteri ekoenzim dilakukan dengan menggunakan metode difusi SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan 978-602-73060-2-8 dan metode _ makrodilusi.Hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan ‘menggunakan —metode —difusi_perforasi menunjukkan tidak ada zona bening yang terbentuk. Namun pertumbuhan koloni Escherichia coli dan Shigella dysenteriae terlihat berkurang dan media tidak sekeruh kontrol positifnya.Hal ini kemungkinan discbabkan oleh daya _hambat antibakteri ekoenzim yang kurang baik sehingga tidak terdapat zona bening disekitar lubang, namun kekuatan difusi ekoenzim sangatlah besar sehingga memberikan hasil pertumbuhan koloni pada kedua bakteri tidak sekeruh kontrol positifnya.Oleh karena itu, pengujian aktivitas antimikroba dilanjutkan dengan menggunakan metode makrodilusi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekoenzim dapat menghambat pertumbuhan —_kedua bakteri uji_ dengan Konsentrasi_ Hambat ‘Minimum (KHM) sebesar 60%v/v. Perbedaan hasil pengujian antara metode difusi perforasi dan makrodilusi kemungkinan disebabkan perforasi oleh rendahnya kemampuan difusi dari ekoenzim, sehingga lebih cocok meng- gunakan—metode—makrodilusi_ diana ekoenzim dapat Kontak secara langsung dengan bakteri uji dalam media cair. Untuk mengetahui sifat antibakteri dari ekoenzim, apakah termasuk bakteriostatik atau bakterisida, —dilakukan — pengujian Konsentrasi Bunuh Minimum — (KBM). Pengujian dilakukan dengan menginoku- lasikan larutan pada tabung uji yang tidak ‘menunjukkan kekeruhan pada ~ pengujian KHM metode makrodilusi (larutan ekoenzim konsentrasi 60 dan 80%) pada media spesifik ‘masing-masing bakteri uji, Untuk Escherichia coli digunakan media MacConkey Agar dan untuk Shigella dysenteriae digunakan media Salmonella Shigella Agar. Hasil_ pengujian menunjukkan —bahwa —ekoenzim pada Konsentrasi 60 dan 80%v/v bersifat sebagai bakterisida, Karena tidak ——_terdapat pertumbuhan pada media spesifik masing- masing bakteri uji, Konsentrasi_ Bunuh ‘Minimum (KBM) ekoenzim tethadap kedua bakteri uji adalah 6O%v/v. Aktivitas antibakteri ekoenzim_ kemung- kkinan berhubungan dengan kandungan asam asetat dan asam laktatnya. Asam organi dapat menghambat dan membunuh pertum- 66 is Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia" buhan mikroorganisme melalui_mekanisme dimana_molekul terdisosiasi dan terionisasi ‘mengalir melalui membran sel mikroorgan- isme, untuk menjaga pH intraseluler ion hidrogen dilepaskan dan pH yang asam tersebut —menyebabkan sel" mengalami deformasi dan merusak kegiatan enzimatik, protein dan struktur DNA bakteri yang menyebabkan kerusakan membran_ ckstra- seluler. Dalam mekanisme lain, perubahan dalam permeabilitas membran sel akan ‘menighambat transportasi substrat, sementara perubahan pH dalam sel akan menekan oksidasi NADH, hal ini akan mempengaruhi sistem transportasi elektron dan menyebabkan kematianmikroorganisme (In, 2012). Ber- dasarkan penelitian sebelumnya asam asctat dengan konsentrasi —3-S%v/v dapat, menghambat —_pertumbuhan Shigella (Damarany, 2015). Nilai KHM dan KBM larutan ekoenzim yang cukup tinggi (60%v/v) kemungkinan disebabkan oleh kadar asam organik dalam sampel yang rendah, KESIMPULAN Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa larutan ekoenzim bersifit bakterisida terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terhadap kedua bakteri adalah 60%viv. Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa Jarutan ekoenzim mengandung asam asetat dan asam laktat dengan konsentrasi asam total 0,9420,00%v/v, —Aktivitas—_antibakteri ekoenzim diduga kuat berhubungan dengan kandungan asam asetat dan asam laktatnya. DAFTAR PUSTAKA. Win, Yong Chia, 2011 : Ecoenzyme Activating the Earth's Self-Healing Power. Alih Bahasa: Gan Chiu Har. Malaysia: Summit Print SDN.BHD; 6,8,9- 4. Arifin, Leo Wibisono, Syambarkyah, Argya, Purbasari, Hanna Sutsuga, Ria, Rizkita, dan Vita Ayu Puspita, 2009 : Introduction of Eco-enzyme to Support Organic SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan 978-602-73060-2-8 Farming inlndonesia, Asian Journal of Food and Agro-Indusiry ; 357-358. Damarany, Nadia, 2015 : Pengaruh Ekoenzim Tethadap Kualitas Mikrobiologi Air Sungai di Lingkungan Kampus Unjani, Tugas Akhir Sarjana Farmasi. Cimahi: Universitas Jenderal Achmad Yani; 28, In, Ye-Won, im, Jung-li, Kim, Hyun-Jung, dan Se-Wook Oh, 2012. : Antimicrobial Activities of Acetic Acid, Citric Acid, and Lactic Acid Againts Shigella Species. Journal of Food Safety ; 79-83. Feo Enzyme, Green Earth, Warming the Heart, 2015 (diakses 15 Desember 2015 pada pukul = 18.25). Dari wwww.enzymesos.com, Keat, Soo Poey, 2010 : Determination of Acetic Acid in Garbage Enzim Property Associated with Improving Water Quality of Recreational Lake. Scholl of Arts And Science Tunku Abdul Rahman College Kuala Lumpur; 11. Agustira, Riyanda., Lubis, Kemala Sari dan Jamilah, 2013: Kajian Karakteristik Kimia Air, Fisika Air dan Debit Sungai pada Kawasan DAS Padang Akibat Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Online Agroteknologi Vol 1 No.3 Juni 2013. Medan: Universitas Sumatera Utara, Nurika, dan Nur H, 2001 : Pembuatan Asam Aselat dari Air Kelapa secara Fermentasi Kontinyu menggunakan Kolom Bio- oksidasi, Surabaya: Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Sutresna, Nana, 2007 ; Cerdas Belajar Kimia, Bandung: Grafindo Media Pratama, Kausuka, 2013 : Cara Membuat Asam Asetat dengan Fermentasi. (diakses 15 Desember 2015 pada pukul 18.25), Dari Ihetp:/Akausuka,com’ Abdullah, 2013: Diktat _ Mikrobiologi Industri, Semarang: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Ulil, M.A, dan Paramitha, 2011: Tugas Prarancangan Pabrik Etil Asetat dengan 67 is Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia" Reactive Distillation Kapasitas 30.000 ton per Tahun, Semarang: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Buckle, K.A, 1985; Ilmu Pangan, Jakarta: Universitas Indonesia Press. Fardiaz, Winamno, 1984 : Biosintesa Protein. Angkasa. Rahman, N. A. dan Harimbi S, 2012: Peningkatan Kadar Bioetanol dari Kulit ‘Nanas Menggunakan Zeolit Alam dan Batu Kapur. Jurnal Teknik Kimia, Volume 6, No. 2, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang, Malang ; 46- 49, Biofermentasi dan Bandung: Penerbit Hidayat, Mohammad Agung, 2006 Fermentasi Asam Laktat Oleh Rhizopus oryzae Pada Substrat Singkong Hasil Hidrolisis Asam, Program Studi Biokimia, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mantaati, Rintis, 2010 : Kinetika dan Variabel Optimum —Fermentasi Asam — Laktat Dengan Media —CampuranTepung Tapioka dan Limbah Cair Tahu Oleh Rhizopus Oryza, Program — Magister Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang, ‘Young-Iung Weel, Jin-Nam Kim dan Hwa- Won Ryu, 2006: Biotechnological Production of Lactic Acid and Its Recent Applications, Republic of Korea, School of Biological Sciences and Technology, Chonnam National University Gwangju, Korea, Narayanan, Niju., Roychoudhury, Pradip K., dan Srivastava , Aradhana, 2004 : L(+) lactic acid fermentation and its product polymerization, Electronic Journal of Biotechnology:ISSN: 0717-3458 Vol.7 No.2, Pontificia Universidad Catélica de Valparaiso, Chile. Staf —Pengajar_~—Fakultas—- Kedokteran Universitas Indonesia, 1993, Mikrobiologi Kedokteran, Edis revisi Jakarta: Binarupa Aksara; 163-167, SEMINAR NASIONAL FARMASI (SNIFA) 2 UNJANI ““Pemanfaatan Ilmu Farmasi dan 978-602-73060-2-8 Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2007 Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23, alih bahasa Huriawati Hartanto, Jakarta: EGC; 255,259, Collins H.C, Lyme MP, 1970 Microbiological Methodes, 3" edition. Butterworsht London: University Park press baltimore. ‘Tim editor, 2006 ; IImu penyakit Dalam. Jilid Ul, Edisi LV, Jakarta; 1839, Jawetz. E, 1991 : Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi XVI. Alih Bahasa: Tonang and Gerard, B., CV. Jakarta: EGC; 272-273. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1977 : Materia Medika Indonesia, Jilid 1, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta, XT. Shevla G. Vogel, 1985 : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Alih Bahasa: Ir. L, Setiono dan Dr. A, Hadyana Pudjastmaka, Jakarta: Penerbit PT. Kalman Media Pusaka; 390-392. Puspawati, Shinta, 2015: Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong (Manihot esculenta) oleh Lactobacillus lactis untuk Biosintesis Asam Laktat. Tugas Akhit Sarjana Farmasi, Cimahi: Universitas Jenderal Achmad Yani; 20, 68 is Serta Regulasinya Dalam Pelayanan Kefarmasian di Indonesia"

You might also like