You are on page 1of 10

Jurnal Penelitian Pendidikan

Vol. 30 Nomor 1 tahun 2013

PENGEMBANGAN BUKU TEKS MENULIS ARGUMENTASI


BERDASARKAN POLA PENALARAN ARGUMENTATIF

Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Email: asyaifu@yahoo.co.id

Abstract: This paper aimed to establish the development of textbooks written


argumentation based reasoning pattern argumentaif. Through R & D study design,
this study produced findings that textbooks written arguments used in the current
school textbooks covering publications Pusbuk (BSE), a textbook published by
the private sector, and textbooks terbita MGMP. The entire book has a structure
of the same material, ie understanding (concept), characteristic / criteria, and
the steps are written arguments like writing in general, (2) the development
of text books written arguments through support ICT based argumentative
reasoning patterns in high school students are prepared based on the principle
of development, the provisions of the development, and the steps / procedure
development. The principle of development used is based on the principle of
coherence, relevance, consistency, and adequacy. The provision of development
used whether they reference the development, content, organization of material,
material development, presentation, and evaluation. In the meantime, the steps in
preparing to write argumentative texts based argumentative reasoning patterns
include analyzing SK and KD, determine indicators of achievement, identify
basic theories used, compiling textbooks, textbook editing, and verification
of eligibility, and (3) The development of textbooks written arguments based
argumentative reasoning patterns assessed both by teachers and students of high
school and fit for use in learning at school.

Keywords: argument, textbooks, argumentative reasoning patterns

PENDAHULUAN gagasan. Kaitannya dengan hal itu, Keraf


(2007:3) juga menyatakan bahwa argumentasi
Argumen dapat dikatakan hal yang esensial
merupakan dasar yang paling fundamental
dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap
dalam ilmu pengetahuan. Melalui argumentasi
pekerjaan ataupun segala hal memerlukan
argumen. Menurut Weston (2007:2-3), seseorang dapat menunjukkan pernyataan-
keesensialan argumentasi tersebut disandarkan pernyataan (teori-teori) yang dikemukakan
pada dua alasan, yakni argumetasi merupakan benar atau tidak dengan mengacu pada fakta
sebuah usaha mencari tahu pandangan atau bukti-bukti yang ditunjukkan.
mana yang lebih baik dari yang lain dan Unrau (1992:436) mengungkapkan
argumen dijabarkan sebagai cara seseorang bahwa pemberian tugas membaca ataupun
menjelaskan dan mempertahankan suatu menulis argumentasi akan membetuk siswa

1
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

menjadi pribadi yang kritis. Dalam hal ini ada karakteristik kegiatan menulis argumentasi
kesamaan antara orang yang berargumentasi serta penguasaan dasar teori menulis
dan orang berpikir kritis. Kesamaannya argumentasi belum utuh (masih kurang).
terletak pada kewajiban memberi alasan atas Dari pihak siswa, permasalahan peningkatan
proposisi yang disampaikan/dinyatakan. kemampuan menulis argumentasi dapat dilihat
Menurut Keraf (2007:4), dasar sebuah tulisan dari tulisan argumentasi siswa yang dinilai
yang bersifat argumentasi adalah berpikir masih rendah. Selanjutnya, permasalahan
kritis dan logis. Tanpa kemampuan tersebut yang bersumber dari sarana belajar menulis
tulisan yang dihasilkan siswa hanya memuat argumentasi bersumber dari penggunaan
bentangan kalimat-kalimat/paragraf yang materi ajar yang masih kurang memadahi.
tidak berguna. Berkaitan dengan kondisi tersebut Piaget
Melalui tulisan argumentasi, kemampuan (2005:147-150) menyatakan bahwa tahap
berpikir kritis siswa menjadi berkembang kognitif anak SMA dapat dimasukkan pada
dan pada akhirnya gaya-gaya retorisnya pun tahap operasi formal (usia 11 atau 12 tahun
semakin variatif. Gaya retoris dalam bentuk ke atas). Pada tahap ini, siswa telah memasuki
tulisan tersebut memungkinkan dapat mencapai tahap awal adolesen/masa remaja. Tahap
kesuksesan dengan mudah dalam lapangan ini ditandai dengan suatu kemampuan anak
pekerjaan. Pernyataan ini cukup beralasan, berpikir abstrak. Karakteristik penting dalam
sebab tulisan (terutama tulisan argumentatif) tahap ini an­tara lain adalah (1) anak sudah
merupakan wahana berkomunikasi yang mampu berpikir “secara ilmiah”, berpikir
sangat efektif dan banyak lapangan pekerjaan teoretis, beragumentasi dan menguji hipotesis
menuntut keterampilan menulis yang efektif yang mengutamakan kemampuan berpikir. (2)
pula (Sriasih 2005:51). Namun demikian, Anak sudah mampu memecahkan masalah
besarnya potensi seperti itu belum mampu secara logis dengan melibatkan berbagai
mengantarkan kondisi kemampuan menulis masalah yang terkait. Implikasi terhadap
argumentasi siswa ke arah yang lebih baik. pembelajaran menulis argumentasi mestinya
Kondisi mengkhawatir ini menunjukkan anak telah mampu menyusun argumentasi
bahwa masih banyak permasalahan yang dengan baik. Namun, kenyataan yang
terdapat dalam peningkatan kemampuan bersifat teoretis tersebut belum sepenuhnya
menulis argumentasi. dapat dipenuhi. Kontradiksi antara teori dan
Di antara penelitian yang mengungkap kondisi riil di lapangan membuat sasaran
permasalahan yang berkaitan dengan pengembangkan model pembelajaran
pembelajaran menulis argumentasi meliputi diarahkan untuk peningkatan kemampuan
Wattimury (2000), Dewi (2005), Amalputra menulis siswa SMA.
(2005), Marttunen et al (2005), Rokhman Permasalahan lain yang juga
(2008), Syaifudin dan Utami (2010). Dari mempengaruhi kemampuan menulis
hasil penelitian tersebut diungkap bahwa argumentasi siswa SMA tampak dari
permasalahan dalam peningkatan kemampuan permasalahan penggunaan sarana dan
menulis argumentasi siswa secara umum dapat prasanan pembelajaran. Permasalahan yang
dikategorikan dalam bentuk permasalahan mendasar ditujukan pada sarana dan prasarana
yang bersumber dari pihak guru, siswa, yang dijadikan penunjang penyertaan bukti-
dan sarana belajar. Dari pihak guru, sumber bukti (data) tulisan argumentasi. Meskipun
permasalahan peningkatan kemampuan setiap sekolah memiliki perpustakaan, sumber
menulis argumentasi terletak pada penggunaan referensi yang terdapat di sana banyak referensi
model pembelajaran yang tidak sesuai dengan yang sudah usang sehingga kurang memenuhi

2
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

kebutuhan siswa. Untuk itu diperlukan suatu pembelajaran yang dihasilkan. Hal ini didasari
sarana yang cepat, aktual, dan representatif bahwa siswa memperoleh pembelajaran TIK
untuk mendukung keberhasilan pembelajaran yang di mulai dari SMP hingga SMA. Jadi,
menulis argumentasi. Salah satunya dapat penggunaan sarana ICT dalam mendukung
diwujudkan dengan menggunakan sarana ICT. pembelajaran menulis argumentasi menjadi
Dukungan informasi yang tersaji dalam ICT fisibel. Dengan pembelajaran menulis
diharapkan menjadi bahan yang efektif dalam argumentasi yang optimal, kemampuan
membangun pengatahuan terhadap masalah menulis argumentasi pun diharapkan dapat
(topik) yang dipilih dan didalami. ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut
Berdasarkan pelbagai permasalahan permasalahan dalam tulisan ini diarahkan
dalam peningkatan kemampuan menulis pada bagaimanakah pengembangan buku
argumentasi perlu langkah konkret untuk teks menulis argumentasi melalui dukungan
mengatasi seluruh permasalahan yang ada. ICT berdasarkan pola penalaran argumentatif
Dilihat dari permasalahan yang bersumber siswa SMA? Dari permasalahan tersebut
dari guru dan siswa dapat disiasati dengan diharapkan buku teks menulis argumentasi
pengembangan buku teks menulis argumentasi berdasarkan pola penalaran argumentatif
berdasarkan pola penalaran argumentatif> dapat ditemukan, sehingga pembelajaran
Melalui pola tulisan argumentasi, pelaksanaan menulis argumentasi tidak lagi dirasa sebagai
proses pembelajaran tidak lagi fokus pada teori. materi pembelajaran yang menyulitkan,
Akan tetapi, siswa dilatih menulis argumentasi membosankan, merepotkan, dan melelahkan.
mulai mencari topik permasalahan,
pengumpulan data dan informasi pendukung METODE PENELITIAN
argumen, pembuatan kerangka, dan hingga
pengembangan kerangka menjadi tulisan Penelitian ini dilakukan dengan
argumentasi yang utuh. Upaya ini sejalan menggunakan desain penelitian Research
dengan saran yang diberikan oleh Dawud and Development (R&D). Borg & Gall
(1998), Sriasih (2005), dan Dawud (2008), (1983:772). Pada Studi pendahuluan dipilih
yakni pola tulisan argumentasi yang ditemukan teknik angket, observasi, wawancara, dan
dalam penelitian masing-masing dapat dokumentasi. Secara umum, keempat teknik
dijadikan sebagai bahan pemasukan dalam tersebut (angket, observasi, wawancara, dan
penyusunan buku teks menulis argumentasi. dokumentasi) digunakan secara bersamaan dan
Dari penelitian Mahmood (2005) dinyatakan saling melengkapi. Pada tahap pengembangan
bahwa dengan latihan wacana secara sistemik model, teknik pengambilan data menggunakan
(mengikuti pola-pola tulisan), kemampuan teknik tes dan untuk memperdalami hasil tes
menulis siswa, termasuk siswa SMA, dapat diperlukan juga teknik observasi, wawancara,
ditingkatkan. Jadi, pola tulisan argumentasi dan dokumentasi. Pada tahap validasi model,
merupakan alat bantu untuk menyusun dan teknik pengumpulan data yang digunakan
mengembangkan ide-ide kreatif siswa dalam adalah FGD. Instrumen yang digunakan pada
menulis argumentasi. tahap studi kebutuhan mencakup instrumen
Selain itu, dukungan sarana ICT kuesioner (angket), pedoman wawancara,
diharapkan mampu meningkatkan panduan observasi, dan panduan dokumentasi.
kemampuan menulis argumentasi melalui Untuk tahap pengembangan model dan uji
proses pembelajaran di sekolah. Melalui coba model, instrumen penelitian berupa
sarana pendukung ICT, siswa SMA diyakini catatan lapangan, tes, panduan observasi, dan
mampu mengikuti pengembangan model panduan wawancara. Sementara instrumen

3
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

yang digunakan untuk memvalidasi model Tabel 1 Hasil Pendataan Buku Teks Menulis
yang dikembangkan berupa catatan lapangan. Argumentasi
Analisis data dilakukan sesuia dengan
jenis data yang diperoleh. Data primer No Penerbit
Pengertian
Tulis
Ciri/Kriteria
Tulisan
Pola
Langkah
Penulisan
Argumentasi
merupakan data yang diambil dari tes Argumentasi Argumentasi Argumentasi

kemampuan menulis argumentasi siswa


Pusbuk
SMA yang diajar menggunakan model yang 1. Kemendiknas V V - V
(BSE)
dikembangkan. Data sekunder diperoleh dari
penyebaran kuesioner, observasi, wawancara, 2.
Penerbit
V V - V
Swasta
dokumentasi, jurnal guru, dan jurnal siswa.
Data primer dianalisis menggunakan analisis 3. MGMP V V - V

kuantitatif, yakni jumlah skor yang diperolah


siswa dibagi skor maksimal lalu dikalikan Tabel tersebut menunjukkan bahwa buku
dengan 100, sehingga nilai maksimal yang teks menulis argumentasi bagi SMA yang
peroleh siswa yakni 100. Kemudian, data
disusun oleh penerbit negeri, swasta, ataupun
sekunder dianalisis secara kualitatif dengan
kelompok profesi guru memiliki struktur
menggunakan model analisis interaktif dari
materi yang sama, yakni pengertian (konsep),
Miles dan Huberman (1984:21-25). Langkah
ciri/kriteria, dan langkah-langkah menulis
analisis data meliputi: (1) reduksi data, (2)
argumentasi. Sementara itu, subpokok bahasan
sajian data, dan (3) pengambilan simpulan/
verivikasi. Analisis data secara kualitatif ini mengenai pola argumentasi belum diulas/
digunakan untuk memaparkan studi kebutuhan dibahas dalam materi yang bersangkutan.
serta data berupa masukan dan kritikan yang Akibatnya langkah menulis argumentasi tidak
diberikan oleh para ahli/pakar dalam validasi mengarah sepenuhnya pada karakteristik
model yang dikembangkan. argumentasi. Meskipun ada langkah penulisan
argumentasi tetapi langkah yang ditampilkan
HASIL DAN PEMBAHASAN masih bersifat umum untuk semua jenis
tulisan. Hal demikian itu dimungkinkkan
Kondisi Buku Teks di SMA
hanya sekadar memenuhi struktur materi, dan
Melalui kajian dokumen, wawancara, tanpa landasan teoretis yang kuat dan relevan.
dan kuesioner, buku teks menulis argumentasi Sikap abai yang terjadi itu memperkuat alasan
yang digunakan di SMA memuat sajian untuk segera dilakukan pengembangan buku
materi berupa pengertian, kriteria/ciri teks menulis argumentasi.
tulisan argumentasi, dan langkah penulisan Keterbatasan sumber referensi dan
argumentasi. Untuk pola pengembangan ketidakutuhan dasar teoretis membawa kondisi
tulisan argumentasi belum ditemukan. Padalah yang tidak baik bagi kemampuan menulis
pola tersebut berfungsi sebagai sarana bernalar argumentatif siswa. Hal ini sebagaimana
yang sistematis dan sekaligus pembuatan terungkap melalui penelitian penelitian
kerangka tulisan argumentasi. Pentingnya Syaifudin dan Utami (2011), bahwa penalaran
fungsi tersebut seolah-olah diabaikan. Dengan yang tidak konsisten (melompat-lompat)
demikian, buku teks menulis argumentasi yang bahkan salah nalar, penyertaan bukti-bukti
digunakan hingga saat ini masih mengalami yang kurang valid, dan simpulan yang kabur
kekurangan dasar teoretis, terutama bahkan tidak ada. Jadi, fokus pembelajaran
menyangkut pola tulisan argumentasi. Berikut mengenai bagaimana menulis tidak ditekankan
disajikan hasil pendataan dan pengkajian buku dalam buku-buku teks yang ada.
teks menulis argumentasi di SMA. Dilihat dari tema yang diusung, tema-

4
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

tema buku teks menulis argumentasi juga (2) ketentuan pengembangan, dan (3)
perlu dikaji kembali. Seharunya tema-tema langkah/prosedur pengembangan. Prinsip
yang disajikan harus bersifat aktual. Hal pengembangan yang digunakan dalam
ini didasarkan pada karakteristik tulisan pengembangan buku teks menulis argumentasi
argumentasi yang menekankan pada segi melalui dukungan ICT berdasarkan pola
kekritisan dan kelogisan (lihat Keraf 2007). penalaran argumentatif pada siswa SMA
Tanpa diikuti dengan tema yang aktual didasarkan pada prinsip keterpaduan,
menyebabkan pembelajaran tidak menarik relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
dan daya kepekaan siswa terhadap kondisi Ketentuan pengembangan yang digunakan
lingkungan sekitar kurang terasah. Akibatnya, dalam mengembangkan buku teksnya harus
siswa tidak kritis, cenderung diam, dan memperhatikan acuan pengembangan, isi
tidak berani untuk mengemukakan pendapat materi, organisasi materi, pengembangan
meskipun dalam bentuk tulisan. Padahal, materi, penyajian, dan evaluasi. Sementara
kompetensi tersebut menjadi modal dasar itu, langkah-langkah dalam penyusunan buku
mengembangkan tulisan argumentasi. teks menulis argumentatif berdasarkan pola
Berdasarkan kelemahan-kelemahan penalaran argumentatif meliputi menganalisi
pada struktur dan isi materi yang tersaji, SK dan KD, menentukan indikator pencapaian,
pengembangan buku teks dalam menulis mengidentifikasi dasar teori yang digunakan,
argumentasi difokuskan pada (1) menyusun buku teks, menyunting buku teks,
pengembangan buku teks menulis argumentasi dan verifikasi kelayakan.
yang didasari oleh kerangka teoretis yang utuh
dan lengkap, (2) penataan materi di dalam Pembahasan
buku teks termasuk sistematika dan tema
yang disajikan, yakni dengan mengedepankan Melalui serangkaian tahapan penelitian
paradigma pendidikan konstruktivisme dan yang telah dilakukan, desain pengembangan
keaktualan peristiwa atau kejadian yang ada buku teks menulis argumentasi melalui ICT
di sekiat siswa, dan (3) pengembangan silabus berdasarkan pola penalaran argumentatif
dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siswa SMA makin layak, baik secara isi,
(RPP) yang mengarah pada kerangka teoretis bahasa, penyajian, dan grafikanya. Dilihat dari
yang utuh dan lengkap, tanpa meninggalkan kondisi buku teks yang digunakan guru/siswa
unsur kebaruan dan keatualan peristiwa/ dalam pembelajaran menulis argumentasi
kejadian sebagai temanya. Dalam konteks saat ini ditemukan, jenis buku teks dapat
ini, pengembangan buku teks menjadi dasar diklasifikasikan dalam 3 bentuk, yakni
pelaksanaan pembelajaran dan sumber teoretis (1) buku teks terbitan Pusbuk Kemdiknas
maupun praktis bagi guru maupun siswa. (buku sekolah elektronik/BSE), (2) buku
teks terbitan pihak swasta, dan (3) buku teks
Panduan Pengembangan Buku Teks yang diterbitkan oleh MGMP (musyawarah
Menulis Argumentasi Berdasarkan Pola guru mata pelajaran). Keseluruhan buku teks
Penalaran Argumentatif tersebut tidak ditemukan materi tentang cara
menulis argumentatif. Tidak adanya materi
Pengembangan buku teks menulis tersebut menyebabkan siswa ataupun guru
argumentasi melalui dukungan ICT tidak mampu menguasai dan mengajarkan
berdasarkan pola penalaran argumentatif pada menulis argumentatif dengan baik. Hal
siswa SMA disusun berdasarkan ketentuan- ini dibuktikan model pembelajaran guru
ketentuan, yakni (1) prinsip pengembangan, masih bersifat teoretis dan tidak dilakukan

5
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

pembimbingan. Sementara itu, kemampuan pengembangan ini tergambar dari hasil


menulis argumentasi siswa pun belum sesuai pembelajaran menggunakan buku teks ini.
dengan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh Misalnya, uji coba produk penelitian ini
kurikulum, terutama yang berkaitan dengan dilaksanakan di SMA Negeri 15 Semarang.
kefariativan pola dan kelogisan. Kelas yang dijadikan uji coba ditentukaan
Hasil tersebut menjadi tamparan dalam berdasarkan kesepakan dengan guru yang
pembelajaran menulis di sekolah, sebab bersangkutan. Hal ini disebabkan proses
kedua kompetensi tersebut merupakan pembelajaran sepenuhnya tetap dilaksanakan
karakteristik tulisan argumentatif. Tanpa oleh guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
penguasaan tersebut sulit kiranya siswa yang bersangkutan.
menguasai kompetensi menulis argumentasi. Sebelum pembelajaran menulis
sehubungan hal itu, buku teks yang argumentasi dilaksanakan, guru membuat
memberikan kevariatifan pola dan melatih persiapan pembelajaran dengan menggunakan
kelogisan berpikir perlu diberikan. Cara yang panduan materi dan pengembangan model
relevan dengan kelemahan tersebut adalah pembelajaran yang didesain berdasarkan buku
menggunakan pola penalaran argumentatif. teks ini. Keseluruhan perangkat pembelajaran
Untuk itu, pengembangan buku teks menulis itu diharapkan dapat memberikan gambaran
argumentatif berdasarkan pola penalaran mengenai keefektifan buku teks sebagai hasil
argumentatif sangat dibutuhkan. penelitian ini. Untuk memperkuat kelayakan
Berdasarkan kondisi atau kebutuhan buku teks, penilaian ditujukan pada aspek
buku teks menulis argumentasi yang ada, hasil kognitif, psikomotor, dan efektif. Meskipun
pengembangan buku teks disusun berdasarkan demikian, acuan penilaian yang utama tetap
panduan yang dihasilkan dari kajian berupa kemampuan menulis argumentasi
kebutuhan dan kajian literatur. Dari panduan siswa. Dengan kata lain, prioritas penilaian
yang dihasilkan dalam penelitian ini, buku diarahkan pada aspek psikomotornya.
teks menulis argumentatif disusun. Bentuk Penilaian aspek kognitif menyangkut
buku teksnya dikemas sebagai buku referensi penilaian tentang pengetahuan dan pemahaman
yang dapat digunakan sebagai acuan dan siswa tentang teori yang dipelajari. Penilaian
panduan pembelajaran menulis argumentatif. ini dilakukan secara lisan ataupun tulis dengan
Buku teks ini memuat 4 bab yang terdiri atas sumber penilaian dari kelengkapan menjawab
argumentasi, penalaran argumentasi, menulis isian yang ada dalam lampiran buku teks
argumentasi, dan penilaian argumentasi. yang dikembangkan. Pada aspek ini secara
Bab I dan II difokuskan pada konsep dasar keseluruhan mengarah pada capai kemampuan
argumentatif dan pola penalarannya. Bab III siswa untuk memahami teori tentang menulis
difokuskan pada tahap menulis argumentatif argumentasi.
atau cara menulis argumentatif serta bab IV Rata-rata hasil penilaian kemampuan
diarahkan pada penilaian tulisan argumentatif. menulis argumentasi sebanyak 82,81.
Selain itu, buku teks ini juga dilengkapi Perolehan hasil ini dilihat dari berbagai
dengan materi ajar yang dapat diterapkan aspek penilaian. Dari aspek kelogisan, siswa
dalam pembelajaran di kelas. Artinya, buku yang mencapai rata-rata sekitar 76,88 dan
teks ini dimungkinkan juga sebagai bahan ajar 93,13 diambil dari rata-rata kekritisan. Aspek
di dalam kelas maupun di luar kelas. Untuk kevariatifan pola diperoleh capaian sebanyak
lebih jelasnya, berikut daftar isi buku teks 79,38 dan 75 untuk aspek keakuratan data.
yang telah dikembangkan. Dilihat dari aspek bahasa yang mencakup ejaan
Sebagai bukti keefektifan dari hasil dan tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, dan

6
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

pengembangan paragraf diperoleh hasil rata- nilai terendah yang dicapai oleh siswa. Nilai
rata 73,75 untuk ejaan dan tanda baca, 78,13 tertinggi diperoleh siswa dengan nilai 95 dan
untuk diksi, 78,13 untuk keefektifan kalimat, nilai terendah dicapai siswa dengan nilai 69.
dan 90 untuk pengembagan paragraf. Dengan Dilihat dari aspek afektif, penilaian hasil
demikian, aspek penilaian yang capaian pembelajaran menulis argumentasi dengan
rata-ratanya tertinggi diperoleh oleh aspek buku teks yang dikembangkan diperoleh
penilaian tentang daya kritis siswa. Hasil ini berbagai informasi penting yang mencakup
relevan dengan karakteristik argumentasi, (1) dari segi kerja sama, siswa telah mampu
yakni mengendepankan berpikir kritis dan melakukan kerja sama dengan siapa pun,
logis. (2) dilihat dari keterbukaan, siswa telah
Untuk memperjelas perolehan rata-rata menunjukkan sikap yang mau menerima
nilai psikomotor yang dicapai oleh siswa masukan dan komentar terhadap hasil
dalam pembelajaran menulis argumentasi penulisan argumentasi, dan (3) dilihat dari
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut. keaktifan, siswa pun telah menunjukkan sikap

Ket:
1 : Kelogisan 3 : Kevariatifan Pola 5 : Ejaan & Tanda Baca 7 : Kefektifan Kalimat
2 : Kekritisan 4 : Keakuratan Data 6 : Diksi 8 : Pengem. Paragraf

Gambar 1. Grafik hasil penilaian kemampuan menulis argumentatif dengan menggunakan


buku teks yang dikembangkan

Dilihat dari ketuntasan belajar siswa, aktif yang diwujudkan dalam penggalian
hasil pelaksanaan pembelajaran menulis masalah hingga penyelesaian masalah melalui
argumentasi dengan buku teks yang tulisan argumentasi.
dikembangkan diperoleh 38 (95%) siswa Untuk memperkuat hasil uji coba, hasil
dinyatakan tuntas. Sementara siswa yang kemampuan menulis argumentaif siswa
dinyatakan belum tuntas ada 2 (5%) siswa. dengan buku teks sengaja dibandingkan
Ketuntasan belajar tersebut ditentukan dari dengan kemampuan menulis dengan buku
KKM (kriteria ketuntasan minimal), yakni 70. teks yang ada di pasaran. Hasil perbandingan
Selain itu, dari proses pembelajaran tersebut kemampuan menulis tersebut disajikan pada
diperoleh informasi tentang nilai tertinggi dan tabel berikut.

7
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

Keterangan:
Model A : buku teks yang sudah dikembangkan
Model B : buku teks yang belum dikembangkan

Gambar 2. Grafik hasil perbandingan pembelajaran menulis argumentasi


berdasarkan buku dibandingkan dengan buku teks yang belum
dikembangkan

Dari data sajian grafik tersebut dapat makin meningkatkan kemampuan diri dalam
ditemukkan adanya peningkatan rata-rata membuat inovasi pembelajaran khususunya
nilai kemampuan menulis argumentasi materi ajar dan model pembelajaran, (2)
dengan buku teks yang sudah dikembangkan makin mengembangkan sikap akomodatif dan
dibandingkan dengan buku teks yang demokratis terhadap keinginan siswa di dalam
belum dikembangkan. Peningkatan tersebut proses pembelajaran, (3) makin mendekatkan
dilihat dari 64,80 menjadi 82,81 atau dapat hubungan komunikasi guru dan siswa, (4)
dikatakan peningkatan mencapai 18,03. makin memacu untuk belajar secara teoretik
Dilihat dari per aspek penilaian, peningkatan dan praktik mengenai kemutakhiran ilmu
yang paling tinggi ternyata ada pada aspek pengetahuan yang mendasari pembelajaran,
kelogisan dan kevariatifan pola, yakni 31,88 dan (5) memahami penggunaan ICT dalam
dan 35. Hal ini disebabkan penekanan pola mendukung kualitas pembelajaran. Dari pihak
penalaran argumentasi yang memiliki efek/ siswa, keefektifan penerapan buku teks yang
dampak baik terhadap kemampuan menulis sudah dikembangkan berupa (1) makin kritis
argumentasi siswa. Di samping itu, hasil dan logis dalam menyikapi permasalahan,
diskusi dengan guru menunjukkan bahwa terutama di sekitar siswa, (2) makin terbuka
dibandingkan dengan buku teks yang belum dalam menerima masukan dan kritikan, (3)
dikembangkan dapat diimplementasikan mampu melakukan kerja sama dengan siapa
secara efektif pada siswa SMA. Keefektifan pun tanpa memandang suku, agama, ras, dan
ini dapat dilihat melalui beberapa indikator adat istiadat, (4) makin mempertipis sikap
dari dua komponen, yakni guru dan siswa. dan rasa egosentris dan individualis siswa
Dari komponen guru, keefektifan buku dalam bermasyarakat, dan (5) memahami
teks yang sudah dikembangkan berupa (1) penggunaan ICT dalam mendukung kualitas

8
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

pembelajaran. BSE), buku teks terbitan pihak swasta, dan


Sejalan dengan peningkatan pembelajaran buku teks yang diterbitkan oleh MGMP
menulis argumentatif, tanggapan guru ataupun (musyawarah guru mata pelajaran).
siswa juga memperlihatkan penilaian yang Keseluruhan buku memiliki struktur materi
baik. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat yang sama, yakni pengertian (konsep),
sebagai berikut. ciri/kriteria, dan langkah-langkah menulis
argumentasi yang masih seperti menulis
Tabel 2 Tanggapan/penilaian guru dan siswa pada umumnya, (2) pengembangan buku
terhadap hasil pengembangan teks menulis argumentasi melalui dukungan
buku teks menulis argumentatif ICT berdasarkan pola penalaran argumentatif
berdasarkan pola penalaran pada siswa SMA disusun berdasarkan prinsip
argumentatif pengembangan, ketentuan pengembangan,
Skala Penilaian dan langkah/prosedur pengembangan.
No Komponen
1 2 3 4 5 Prinsip pengembangan yang digunakan
1. Kelayakan Isi 0% 0% 1% 94% 5% didasarkan pada prinsip keterpaduan,
2. Kebahasaan 0% 0% 8% 82% 10% relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
3. Penyajian 0% 0% 26% 71% 3%
Ketentuan pengembangan yang digunakan
4. Kegrafikaan 0% 0% 33% 64% 3%
Keterangan:
memperhatikan acuan pengembangan, isi
1 = sangat tidak baik/sesuai; 2 = kurang sesuai; 3 = cukup; 4 = materi, organisasi materi, pengembangan
baik; 5 = sangat baik/sesuai
materi, penyajian, dan evaluasi. Sementara
itu, langkah-langkah dalam penyusunan buku
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari teks menulis argumentatif berdasarkan pola
segi kelayakan isi diperoleh 94% rensponden penalaran argumentatif meliputi menganalisi
yang menyatakan baik. Dilihat dari kebahasaan, SK dan KD, menentukan indikator pencapaian,
buku teks menulis argumentatif yang sudah mengidentifikasi dasar teori yang digunakan,
dikembangkan dinilai oleh responden baik menyusun buku teks, menyunting buku teks,
sebanyak 82% dan 71% responden yang dan verifikasi kelayakan, dan (3) Tanggapan
menyatakan baik pada aspek penyajiaanya. (penilaian) guru bahasa Indonesia dan siswa
Hasil tidak jauh berbeda juga terlihat dari SMA terhadap hasil pengembangan buku
kegrafikaan, yakni ada 64% yang menyatakan teks menulis argumentasi melalui dukungan
baik. Dari keseluruhan kompoenen penilaian ICT berdasarkan pola penalaran argumentatif
buku teks menulis argumentatif terlihat dominan dinilai baik. Aspek kelayakan isi
didominasi tanggapan yang baik dari dinilai baik sebanyak 94%, aspek kebahasaan
responden. Dengan demikian, di mata guru dinilai baik sebanyak 82%, aspek penyajian
dan siswa buku teks menulis argumentatif dinilai baik sebanyak 71% dan kegrafikaan
dikatakan layak untuk digunakan. dinilai baik sebanyak 64%.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Simpulan
Rekomendasi penelitian ini adalah
Temuan penelitian ini adalah (1) buku panduan pengembangan buku teks menulis
teks menulis argumentasi yang digunakan argumentasi berdasarkan pola penalaran
di sekolah saat ini dapat diklasifikasikan argumentatif dapat dimanfaatkan oleh
dalam 3 bentuk, yakni buku teks terbitan penulis buku ataupun guru dalam menyusun
Pusbuk Kemdiknas (buku sekolah elektronik/ buku/materi ajar. Selain itu, dalam rangka

9
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi

mengetahui keefektifan model yang lebih valid Hills: Sage Publications


diperlukan pemberlakukan penelitian lanjutan Piaget, Jean. 2005. The Psychology of
dengan melibatkan sekolah yang lebih banyak Intelligence. British: The International
dan luas serta jenjang yang berbeda. Library of Psychology.
Rokhman, Fathur. 2008. “Studi Kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Kompetensi Guru
Bahasa Indonesia dalam Implementasi
Amalputra, Lucky Herliawan Yanuansyah. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
2005. “Faktor-Faktor yang Tentang Guru dan Dosen dalam Rangka
Mempengaruhi Keterampilan Menulis Peningkatan Mutu Pendidikan”.
Argumentasi”. Bahasa & Sastra: Jurnal Laporan Penelitian. Semarang:
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Vol. 5 No. 1. Hlm. 46–57. Semarang.
Borg W.R. and Gall M.D. 1983. Educational Sriasih, Sang Ayu Putu. 2005. “Perkembangan
Research: An Introduction, 4th Edition. Struktur Wacana Tulis Argumentatif
London: Longman Inc. Siswa Sekolah Dasar”. Linguistik
Dawud. 1998. “Penalaran dalam Tuturan Indonesia. Tahun ke-23, No. 1. Jurnal
Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar”. Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia.
Disertasi. Malang:IKIP Malang. Hlm. 51-61.
Dawud. 2008. “Penalaran dalam Karya Tulis Syaifudin, Ahmad dan Santi Pratiwi Tri Utami.
Populer Argumentatif”. Bahasa dan 2010. “Penalaran Argumen Siswa dalam
Seni, Tahun 36, No. 1, Hlm. 41-48. Wacana Tulis Argumentatif sebagai
Dewi, Rishe Purnama. 2005. “Pemanfaatan Upaya Membudayakan Berpikir Kritis
Model Peta-Pikiran (Mind Mapping) di SMA”. Laporan Penelitian. Fakultas
dalam Pembelajaran Menulis”. Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Gatra, No. 29 Th. XXI . Yogyakarta: Semarang.
Universitas Sanata Dharma. Unrau, Norman J. 1992. The Task of Reading
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. (and Writing) Arguments: A Duide
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Building Critical Literacy. Journal of
Mahmood, Ali Bin Haji. 2005. “Kesan Latihan Reading. 35,6: Research Library, pages
Wacana Secara Sistematik terhadap 436-442.
Kemahiran Menulis Esei Argumentatif”. Watson, D. 1993. The Impact Report. An
Tesis. Universiti Putra Malaysia. Evaluation of the Impact of Information
Marttunen, Miika, Leena Laurinen,  Lia Technology on Children’s Achievement
Litosseliti, and  Kristine Lund. 2005. in Primary and Secoundary School.
“Argumentation Skills as Prerequisites London : King’s College.
for Collaborative Learning among Wattimury, L. 2000. “Pembelajaran menulis
Finnish, French, and English Secondary Deskripsi dengan Pendekatan Proses
School Students”. Educational Research bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
and Evaluation, Volume 11, Issue 4, Tesis. PPs Universitas Negeri Malang.
pages 365–384. Weston, Anthony. 2007. Kaidah
Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. Berargumentasi. Yogyakarta: Pustaka
1994. Qualitative Data Analysis: A Pelajar.
Source Book of New Methods. Beverly

10

You might also like