Professional Documents
Culture Documents
1
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
menjadi pribadi yang kritis. Dalam hal ini ada karakteristik kegiatan menulis argumentasi
kesamaan antara orang yang berargumentasi serta penguasaan dasar teori menulis
dan orang berpikir kritis. Kesamaannya argumentasi belum utuh (masih kurang).
terletak pada kewajiban memberi alasan atas Dari pihak siswa, permasalahan peningkatan
proposisi yang disampaikan/dinyatakan. kemampuan menulis argumentasi dapat dilihat
Menurut Keraf (2007:4), dasar sebuah tulisan dari tulisan argumentasi siswa yang dinilai
yang bersifat argumentasi adalah berpikir masih rendah. Selanjutnya, permasalahan
kritis dan logis. Tanpa kemampuan tersebut yang bersumber dari sarana belajar menulis
tulisan yang dihasilkan siswa hanya memuat argumentasi bersumber dari penggunaan
bentangan kalimat-kalimat/paragraf yang materi ajar yang masih kurang memadahi.
tidak berguna. Berkaitan dengan kondisi tersebut Piaget
Melalui tulisan argumentasi, kemampuan (2005:147-150) menyatakan bahwa tahap
berpikir kritis siswa menjadi berkembang kognitif anak SMA dapat dimasukkan pada
dan pada akhirnya gaya-gaya retorisnya pun tahap operasi formal (usia 11 atau 12 tahun
semakin variatif. Gaya retoris dalam bentuk ke atas). Pada tahap ini, siswa telah memasuki
tulisan tersebut memungkinkan dapat mencapai tahap awal adolesen/masa remaja. Tahap
kesuksesan dengan mudah dalam lapangan ini ditandai dengan suatu kemampuan anak
pekerjaan. Pernyataan ini cukup beralasan, berpikir abstrak. Karakteristik penting dalam
sebab tulisan (terutama tulisan argumentatif) tahap ini antara lain adalah (1) anak sudah
merupakan wahana berkomunikasi yang mampu berpikir “secara ilmiah”, berpikir
sangat efektif dan banyak lapangan pekerjaan teoretis, beragumentasi dan menguji hipotesis
menuntut keterampilan menulis yang efektif yang mengutamakan kemampuan berpikir. (2)
pula (Sriasih 2005:51). Namun demikian, Anak sudah mampu memecahkan masalah
besarnya potensi seperti itu belum mampu secara logis dengan melibatkan berbagai
mengantarkan kondisi kemampuan menulis masalah yang terkait. Implikasi terhadap
argumentasi siswa ke arah yang lebih baik. pembelajaran menulis argumentasi mestinya
Kondisi mengkhawatir ini menunjukkan anak telah mampu menyusun argumentasi
bahwa masih banyak permasalahan yang dengan baik. Namun, kenyataan yang
terdapat dalam peningkatan kemampuan bersifat teoretis tersebut belum sepenuhnya
menulis argumentasi. dapat dipenuhi. Kontradiksi antara teori dan
Di antara penelitian yang mengungkap kondisi riil di lapangan membuat sasaran
permasalahan yang berkaitan dengan pengembangkan model pembelajaran
pembelajaran menulis argumentasi meliputi diarahkan untuk peningkatan kemampuan
Wattimury (2000), Dewi (2005), Amalputra menulis siswa SMA.
(2005), Marttunen et al (2005), Rokhman Permasalahan lain yang juga
(2008), Syaifudin dan Utami (2010). Dari mempengaruhi kemampuan menulis
hasil penelitian tersebut diungkap bahwa argumentasi siswa SMA tampak dari
permasalahan dalam peningkatan kemampuan permasalahan penggunaan sarana dan
menulis argumentasi siswa secara umum dapat prasanan pembelajaran. Permasalahan yang
dikategorikan dalam bentuk permasalahan mendasar ditujukan pada sarana dan prasarana
yang bersumber dari pihak guru, siswa, yang dijadikan penunjang penyertaan bukti-
dan sarana belajar. Dari pihak guru, sumber bukti (data) tulisan argumentasi. Meskipun
permasalahan peningkatan kemampuan setiap sekolah memiliki perpustakaan, sumber
menulis argumentasi terletak pada penggunaan referensi yang terdapat di sana banyak referensi
model pembelajaran yang tidak sesuai dengan yang sudah usang sehingga kurang memenuhi
2
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
kebutuhan siswa. Untuk itu diperlukan suatu pembelajaran yang dihasilkan. Hal ini didasari
sarana yang cepat, aktual, dan representatif bahwa siswa memperoleh pembelajaran TIK
untuk mendukung keberhasilan pembelajaran yang di mulai dari SMP hingga SMA. Jadi,
menulis argumentasi. Salah satunya dapat penggunaan sarana ICT dalam mendukung
diwujudkan dengan menggunakan sarana ICT. pembelajaran menulis argumentasi menjadi
Dukungan informasi yang tersaji dalam ICT fisibel. Dengan pembelajaran menulis
diharapkan menjadi bahan yang efektif dalam argumentasi yang optimal, kemampuan
membangun pengatahuan terhadap masalah menulis argumentasi pun diharapkan dapat
(topik) yang dipilih dan didalami. ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut
Berdasarkan pelbagai permasalahan permasalahan dalam tulisan ini diarahkan
dalam peningkatan kemampuan menulis pada bagaimanakah pengembangan buku
argumentasi perlu langkah konkret untuk teks menulis argumentasi melalui dukungan
mengatasi seluruh permasalahan yang ada. ICT berdasarkan pola penalaran argumentatif
Dilihat dari permasalahan yang bersumber siswa SMA? Dari permasalahan tersebut
dari guru dan siswa dapat disiasati dengan diharapkan buku teks menulis argumentasi
pengembangan buku teks menulis argumentasi berdasarkan pola penalaran argumentatif
berdasarkan pola penalaran argumentatif> dapat ditemukan, sehingga pembelajaran
Melalui pola tulisan argumentasi, pelaksanaan menulis argumentasi tidak lagi dirasa sebagai
proses pembelajaran tidak lagi fokus pada teori. materi pembelajaran yang menyulitkan,
Akan tetapi, siswa dilatih menulis argumentasi membosankan, merepotkan, dan melelahkan.
mulai mencari topik permasalahan,
pengumpulan data dan informasi pendukung METODE PENELITIAN
argumen, pembuatan kerangka, dan hingga
pengembangan kerangka menjadi tulisan Penelitian ini dilakukan dengan
argumentasi yang utuh. Upaya ini sejalan menggunakan desain penelitian Research
dengan saran yang diberikan oleh Dawud and Development (R&D). Borg & Gall
(1998), Sriasih (2005), dan Dawud (2008), (1983:772). Pada Studi pendahuluan dipilih
yakni pola tulisan argumentasi yang ditemukan teknik angket, observasi, wawancara, dan
dalam penelitian masing-masing dapat dokumentasi. Secara umum, keempat teknik
dijadikan sebagai bahan pemasukan dalam tersebut (angket, observasi, wawancara, dan
penyusunan buku teks menulis argumentasi. dokumentasi) digunakan secara bersamaan dan
Dari penelitian Mahmood (2005) dinyatakan saling melengkapi. Pada tahap pengembangan
bahwa dengan latihan wacana secara sistemik model, teknik pengambilan data menggunakan
(mengikuti pola-pola tulisan), kemampuan teknik tes dan untuk memperdalami hasil tes
menulis siswa, termasuk siswa SMA, dapat diperlukan juga teknik observasi, wawancara,
ditingkatkan. Jadi, pola tulisan argumentasi dan dokumentasi. Pada tahap validasi model,
merupakan alat bantu untuk menyusun dan teknik pengumpulan data yang digunakan
mengembangkan ide-ide kreatif siswa dalam adalah FGD. Instrumen yang digunakan pada
menulis argumentasi. tahap studi kebutuhan mencakup instrumen
Selain itu, dukungan sarana ICT kuesioner (angket), pedoman wawancara,
diharapkan mampu meningkatkan panduan observasi, dan panduan dokumentasi.
kemampuan menulis argumentasi melalui Untuk tahap pengembangan model dan uji
proses pembelajaran di sekolah. Melalui coba model, instrumen penelitian berupa
sarana pendukung ICT, siswa SMA diyakini catatan lapangan, tes, panduan observasi, dan
mampu mengikuti pengembangan model panduan wawancara. Sementara instrumen
3
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
yang digunakan untuk memvalidasi model Tabel 1 Hasil Pendataan Buku Teks Menulis
yang dikembangkan berupa catatan lapangan. Argumentasi
Analisis data dilakukan sesuia dengan
jenis data yang diperoleh. Data primer No Penerbit
Pengertian
Tulis
Ciri/Kriteria
Tulisan
Pola
Langkah
Penulisan
Argumentasi
merupakan data yang diambil dari tes Argumentasi Argumentasi Argumentasi
4
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
tema buku teks menulis argumentasi juga (2) ketentuan pengembangan, dan (3)
perlu dikaji kembali. Seharunya tema-tema langkah/prosedur pengembangan. Prinsip
yang disajikan harus bersifat aktual. Hal pengembangan yang digunakan dalam
ini didasarkan pada karakteristik tulisan pengembangan buku teks menulis argumentasi
argumentasi yang menekankan pada segi melalui dukungan ICT berdasarkan pola
kekritisan dan kelogisan (lihat Keraf 2007). penalaran argumentatif pada siswa SMA
Tanpa diikuti dengan tema yang aktual didasarkan pada prinsip keterpaduan,
menyebabkan pembelajaran tidak menarik relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
dan daya kepekaan siswa terhadap kondisi Ketentuan pengembangan yang digunakan
lingkungan sekitar kurang terasah. Akibatnya, dalam mengembangkan buku teksnya harus
siswa tidak kritis, cenderung diam, dan memperhatikan acuan pengembangan, isi
tidak berani untuk mengemukakan pendapat materi, organisasi materi, pengembangan
meskipun dalam bentuk tulisan. Padahal, materi, penyajian, dan evaluasi. Sementara
kompetensi tersebut menjadi modal dasar itu, langkah-langkah dalam penyusunan buku
mengembangkan tulisan argumentasi. teks menulis argumentatif berdasarkan pola
Berdasarkan kelemahan-kelemahan penalaran argumentatif meliputi menganalisi
pada struktur dan isi materi yang tersaji, SK dan KD, menentukan indikator pencapaian,
pengembangan buku teks dalam menulis mengidentifikasi dasar teori yang digunakan,
argumentasi difokuskan pada (1) menyusun buku teks, menyunting buku teks,
pengembangan buku teks menulis argumentasi dan verifikasi kelayakan.
yang didasari oleh kerangka teoretis yang utuh
dan lengkap, (2) penataan materi di dalam Pembahasan
buku teks termasuk sistematika dan tema
yang disajikan, yakni dengan mengedepankan Melalui serangkaian tahapan penelitian
paradigma pendidikan konstruktivisme dan yang telah dilakukan, desain pengembangan
keaktualan peristiwa atau kejadian yang ada buku teks menulis argumentasi melalui ICT
di sekiat siswa, dan (3) pengembangan silabus berdasarkan pola penalaran argumentatif
dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siswa SMA makin layak, baik secara isi,
(RPP) yang mengarah pada kerangka teoretis bahasa, penyajian, dan grafikanya. Dilihat dari
yang utuh dan lengkap, tanpa meninggalkan kondisi buku teks yang digunakan guru/siswa
unsur kebaruan dan keatualan peristiwa/ dalam pembelajaran menulis argumentasi
kejadian sebagai temanya. Dalam konteks saat ini ditemukan, jenis buku teks dapat
ini, pengembangan buku teks menjadi dasar diklasifikasikan dalam 3 bentuk, yakni
pelaksanaan pembelajaran dan sumber teoretis (1) buku teks terbitan Pusbuk Kemdiknas
maupun praktis bagi guru maupun siswa. (buku sekolah elektronik/BSE), (2) buku
teks terbitan pihak swasta, dan (3) buku teks
Panduan Pengembangan Buku Teks yang diterbitkan oleh MGMP (musyawarah
Menulis Argumentasi Berdasarkan Pola guru mata pelajaran). Keseluruhan buku teks
Penalaran Argumentatif tersebut tidak ditemukan materi tentang cara
menulis argumentatif. Tidak adanya materi
Pengembangan buku teks menulis tersebut menyebabkan siswa ataupun guru
argumentasi melalui dukungan ICT tidak mampu menguasai dan mengajarkan
berdasarkan pola penalaran argumentatif pada menulis argumentatif dengan baik. Hal
siswa SMA disusun berdasarkan ketentuan- ini dibuktikan model pembelajaran guru
ketentuan, yakni (1) prinsip pengembangan, masih bersifat teoretis dan tidak dilakukan
5
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
6
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
pengembangan paragraf diperoleh hasil rata- nilai terendah yang dicapai oleh siswa. Nilai
rata 73,75 untuk ejaan dan tanda baca, 78,13 tertinggi diperoleh siswa dengan nilai 95 dan
untuk diksi, 78,13 untuk keefektifan kalimat, nilai terendah dicapai siswa dengan nilai 69.
dan 90 untuk pengembagan paragraf. Dengan Dilihat dari aspek afektif, penilaian hasil
demikian, aspek penilaian yang capaian pembelajaran menulis argumentasi dengan
rata-ratanya tertinggi diperoleh oleh aspek buku teks yang dikembangkan diperoleh
penilaian tentang daya kritis siswa. Hasil ini berbagai informasi penting yang mencakup
relevan dengan karakteristik argumentasi, (1) dari segi kerja sama, siswa telah mampu
yakni mengendepankan berpikir kritis dan melakukan kerja sama dengan siapa pun,
logis. (2) dilihat dari keterbukaan, siswa telah
Untuk memperjelas perolehan rata-rata menunjukkan sikap yang mau menerima
nilai psikomotor yang dicapai oleh siswa masukan dan komentar terhadap hasil
dalam pembelajaran menulis argumentasi penulisan argumentasi, dan (3) dilihat dari
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut. keaktifan, siswa pun telah menunjukkan sikap
Ket:
1 : Kelogisan 3 : Kevariatifan Pola 5 : Ejaan & Tanda Baca 7 : Kefektifan Kalimat
2 : Kekritisan 4 : Keakuratan Data 6 : Diksi 8 : Pengem. Paragraf
Dilihat dari ketuntasan belajar siswa, aktif yang diwujudkan dalam penggalian
hasil pelaksanaan pembelajaran menulis masalah hingga penyelesaian masalah melalui
argumentasi dengan buku teks yang tulisan argumentasi.
dikembangkan diperoleh 38 (95%) siswa Untuk memperkuat hasil uji coba, hasil
dinyatakan tuntas. Sementara siswa yang kemampuan menulis argumentaif siswa
dinyatakan belum tuntas ada 2 (5%) siswa. dengan buku teks sengaja dibandingkan
Ketuntasan belajar tersebut ditentukan dari dengan kemampuan menulis dengan buku
KKM (kriteria ketuntasan minimal), yakni 70. teks yang ada di pasaran. Hasil perbandingan
Selain itu, dari proses pembelajaran tersebut kemampuan menulis tersebut disajikan pada
diperoleh informasi tentang nilai tertinggi dan tabel berikut.
7
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
Keterangan:
Model A : buku teks yang sudah dikembangkan
Model B : buku teks yang belum dikembangkan
Dari data sajian grafik tersebut dapat makin meningkatkan kemampuan diri dalam
ditemukkan adanya peningkatan rata-rata membuat inovasi pembelajaran khususunya
nilai kemampuan menulis argumentasi materi ajar dan model pembelajaran, (2)
dengan buku teks yang sudah dikembangkan makin mengembangkan sikap akomodatif dan
dibandingkan dengan buku teks yang demokratis terhadap keinginan siswa di dalam
belum dikembangkan. Peningkatan tersebut proses pembelajaran, (3) makin mendekatkan
dilihat dari 64,80 menjadi 82,81 atau dapat hubungan komunikasi guru dan siswa, (4)
dikatakan peningkatan mencapai 18,03. makin memacu untuk belajar secara teoretik
Dilihat dari per aspek penilaian, peningkatan dan praktik mengenai kemutakhiran ilmu
yang paling tinggi ternyata ada pada aspek pengetahuan yang mendasari pembelajaran,
kelogisan dan kevariatifan pola, yakni 31,88 dan (5) memahami penggunaan ICT dalam
dan 35. Hal ini disebabkan penekanan pola mendukung kualitas pembelajaran. Dari pihak
penalaran argumentasi yang memiliki efek/ siswa, keefektifan penerapan buku teks yang
dampak baik terhadap kemampuan menulis sudah dikembangkan berupa (1) makin kritis
argumentasi siswa. Di samping itu, hasil dan logis dalam menyikapi permasalahan,
diskusi dengan guru menunjukkan bahwa terutama di sekitar siswa, (2) makin terbuka
dibandingkan dengan buku teks yang belum dalam menerima masukan dan kritikan, (3)
dikembangkan dapat diimplementasikan mampu melakukan kerja sama dengan siapa
secara efektif pada siswa SMA. Keefektifan pun tanpa memandang suku, agama, ras, dan
ini dapat dilihat melalui beberapa indikator adat istiadat, (4) makin mempertipis sikap
dari dua komponen, yakni guru dan siswa. dan rasa egosentris dan individualis siswa
Dari komponen guru, keefektifan buku dalam bermasyarakat, dan (5) memahami
teks yang sudah dikembangkan berupa (1) penggunaan ICT dalam mendukung kualitas
8
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
9
Ahmad Syaifudin, Hendi Pratama Pengembangan Buku Teks Menulis Argumentasi
10