You are on page 1of 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi ...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI VASEKTOMI

FACTOR SAFFECTING VASECTOMY CONTRACEPTION

Indrayani1, Khonita Hikmala Fatma1, Bony Wiem Lestari2


1
Akademi Kebidanan Dewi Sartika. Jl. Terusan Kopo KM 12,8 Katapang, Bandung, Telp./Faks.+6225880535
2
Departemen Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kedokteran UNPAD, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21,
Bandung, Telp./Faks. (022) 7795594
E-mail : indrayani_akbid@yahoo.co.id

ABSTRACT
Background: The low participation of men in family planning is influenced by many factors, including demographic
factors, social structure factors, family factors, and the availability of health resources. There are many other factors
that influence the selection of contraceptive vasectomy is not yet known. For additional information concerning fac-
tors that influence the choice of a vasectomy, we conducted a study with mixed methods method.
Objective: To know factorsaffectingvasectomycontraceptionin the KiarapedesPurwakarta
Method: The study design used was mixed methods approaches and strategies embedded concurrent explanatory.
Quantitative data were collected by questionnaire. The gathering of qualitative in-depth interviews were conducted
in the respondent, the respondent's wife and PLKB selected using an interview guide. The data has been collected
and analyzed, for a quantitative method using descriptive analysis of the characteristics of respondents. For quali-
tative methods, information from research subjects are recorded in the form of transcripts, then given coding and
grouped into categories and themes.
Result: Based on data collected from 53 respondents found the majority of respondents were in the age group
41-50 years (39.6%), most of the respondents had a number of children> 3 people (75.5%), the majority of respon-
dents had elementary (90 , 6%), all Muslim respondents (100%), most of the income ≥ minimum wage (75.5%) of
all respondents have the support of his wife (100%), and most respondents receive information from field officers
(73.6% ). Response acceptors of stigma related to religious factors, sexual, and psychological medical treatment
while the reasons respondents chose vasectomy because of factors such as family, economy and role model.
Conclusion: Modeling is another factor that can influence a man's decision to undergo a vasectomy in the village
Kiarapedes.

Keywords : Family Planning, Vasectomy

INTISARI
Latar belakang: Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tidak terkendali akan menimbulkan banyak masalah
kependudukan. Rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya
faktor demografi, faktor struktur sosial, faktor pasangan, dan faktor ketersediaan sumber daya kesehatan. Masih
banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi vasektomi yang belum diketahui. Untuk mendapat-
kan informasi lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan vasektomi, maka kami melakukan pene-
litian dengan metode mixed method.
Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan pendekatan concurrent embed-
ded dan strategi eksplanatoris. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner. Untuk pengumpulan data kualitatif
dilakukan wawancara mendalam pada responden, istri responden dan PLKB yang terpilih dengan menggunakan
panduan wawancara. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis, untuk metode kuantitatif menggunakan
analisis deskriptif terhadap karakteristik responden. Untuk metode kualitatif, informasi dari subjek penelitian dicatat
dalam bentuk transkrip, kemudian diberi koding dan dikelompokkan menjadi kategori serta tema.
Hasil: Berdasarkan data yang terkumpul dari 53 responden didapatkan sebagian besar responden berada pada
kelompok umur 41-50 tahun (39,6%); sebagian besar responden memiliki jumlah anak >3 orang (75,5%); mayoritas
responden berpendidikan SD (90,6%); seluruh responden beragama Islam (100%); sebagian besar berpenghasi-
lan ≥ UMR (75,5%); seluruh responden mendapatkan dukungan dari istri (100%); dan sebagian besar responden
mendapatkan informasi dari PLKB (73,6%). Tanggapan akseptor terhadap stigma berkaitan dengan faktor agama,
seksual, tindakan medis dan psikologi sedangkan alasan responden memilih vasektomi diantaranya karena faktor
pasangan, ekonomi dan panutan.
Simpulan: Panutan merupakan faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan pria untuk menjalani vasektomi di
Desa Kiarapedes.

Kata kunci : KB - vasektomi – kesehatan

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 • 27


Indrayani, Khonita Hikmala Fatma, & Bony Wiem Lestari Hal. 27 - 36

PENDAHULUAN kinan permasalahan yang muncul dari kon-


Indonesia merupakan negara de­ngan trasepsi vasektomi. Penelitian ini bertujuan
penduduk terpadat kelima di kawasan As- untuk menggali karakteristik akseptor vasek-
sociation of South East Asian Nations (ASE- tomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
AN), dan berada pada peringkat ke delapan pria dalam pemilihan kontrasepsi vasektomi.
terpadat di kawasan South East Asia Re-
gion (SEARO)1,2. Pertumbuhan penduduk METODE PENELITIAN
Indonesia 5 tahun lebih cepat dari proyeksi Rancangan penelitian yang digunakan
Badan Pusat Statistik (BPS)3. Pertum- adalah mixed methods dengan pendekatan
buhan penduduk Indonesia yang tidak ter­ concurrent embedded dan strategi eksplana-
kendali akan menimbulkan banyak masalah toris. Strategi eksplanatoris dilakukan melalui
kependudukan1,4. Program Keluarga Beren- pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif
cana (KB) merupakan salah satu upaya untuk dalam waktu bersamaan. Data kuantitatif
mengendalikan pertumbuh­an penduduk. dikumpulkan dengan kuesioner. Untuk pe­
Rendahnya partisipasi pria dalam keluar­ ngumpulan data kualitatif dilakukan wawan-
ga berencana dipengaruhi oleh banyak faktor, cara mendalam pada responden yang terpilih
diantaranya faktor demografi (usia, jumlah dengan menggunakan panduan wawancara
anak dan jenis kelamin anak), faktor struk­ untuk mendapatkan informasi yang dapat
tur sosial (pendidikan, pengetahuan, agama, mendukung data kuantitatif dan untuk meng-
status sosial ekonomi dan tingkat kesejahte­ gali faktor lain yang memengaruhi pemilihan
raan), faktor pasangan (kesehatan istri dan vasektomi. Pengumpulan data dilakukan di
dukungan istri), dan faktor ketersediaan Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwa-
sum­ber daya kesehatan (jaminan kesehat­ karta pada bulan Oktober 2012.
an, ak­ses informasi, jarak dengan fasilitas Subjek penelitian adalah akseptor vasek-
kese­hatan dan tenaga kesehatan). Penelitian tomi yang memenuhi kriteria inklusi dan eks­
menunjukkan ada hubungan antara pengeta- klusi serta bersedia menjadi responden de­
huan dan dukungan isteri dengan partisipasi ngan mengisi lembar persetujuan (informed
pria dalam keluarga berencana. Selain itu, consent). Kriteria inklusi kasus meliputi: ak-
pendidikan dan pengetahuan berpengaruh septor vasektomi, usia > 30 tahun, bertempat
juga pada pengambilan keputusan dalam tinggal di wilayah kecamatan Kiarapedes, ber-
pemilihan metode kontrasepsi5,7. sedia menjadi responden dan telah menan-
Masih banyak faktor lain yang mempe­ datangani lembar informed consent, sedang-
nga­ruhi pemilihan kontrasepsi vasektomi yang kan kriteria eksklusinya adalah laki-laki yang
belum diketahui. Hal ini menjadi penting un- menjadi akseptor vasektomi karena indikasi
tuk digali, karena dengan mengetahui faktor- kesehatan istri. Sampel penelitian kuantitatif
faktor lain yang mempengaruhi pria dalam dipilih dengan teknik simple random sampling
memilih kontrasepsi vasektomi maka tenaga sebanyak 53 responden.
kesehatan dan petugas lapangan KB dapat Data yang sudah dikumpulkan kemudian
memberikan pelayanan yang sesuai dengan dianalisis, untuk metode kuantitatif menggu-
kebutuhan klien dan mengantisipasi kemung- nakan analisis deskriptif terhadap karakteristik

28 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi ...

responden. Sedangkan untuk metode kuali- Tabel 1. Karakteristik Responden terhadap Pemilih­
an Vasektomi
tatif, informasi dari subjek penelitian dicatat
dalam bentuk transkrip, kemudian diberi Akseptor Vasektomi(n = 53)
Variabel
f %
koding dan dikelompokkan menjadi kategori Usia
serta tema. • 31-40 tahun 3 5,7
• 41-50 tahun 21 39,6
• 51-60 tahun 18 34
HASIL DAN PEMBAHASAN
• 61-70 tahun 9 16,9
Berdasarkan data yang terkumpul dari • 71-80 tahun 2 3,8
53 responden didapatkan sebagian besar Jumlah anak
responden berada pada kelompok umur 41- • 1 0 0
• 2 13 24,5
50 tahun (39,6%); sebagian besar respon-
• >3 40 75,5
den memiliki jumlah anak >3 orang (75,5%); Tingkat pendidikan
mayo­ritas responden berpendidikan SD • SD 48 90,6
(90,6%); seluruh responden beragama Islam • SMP 4 7,5
• SMA 1 1,9
(100%); sebagian besar berpenghasilan ≥
• PT 0 0
UMR (75,5%); seluruh responden mendapat- Agama
kan dukungan dari istri (100%); dan sebagian • Islam 53 100
besar responden mendapatkan informasi dari • Non-Islam 0 0
Status sosial ekonomi
PLKB (73,6%).
• < UMR 13 24,5
Sebagian besar responden berada pada • ≥ UMR 40 75,5
kelompok umur 41-50 tahun (39,6%). Hal ini Dukungan Istri
sesuai dengan teori dan hasil penelitian yang • Mendukung 53 100
• Tidak mendukung 0 0
menyatakan bahwa usia akan mempenga­
Akses Informasi
ruhi seseorang dalam pemilihan metode KB • Tenaga kesehatan 1 1,9
karena semakin bertambahnya usia maka • PLKB 39 73,6
13 24,5
semakin bertambahnya kedewasaan, kema- • Kader/paguyuban
0 0
• Teman
tangan berpikir dan bertindak sehingga lebih 0 0
• Media massa
mudah dalam mendapatkan informasi baru
serta mendapatkan pengalaman. Selain itu,
usia juga dikaitkan dengan produktivitas ker- trasepsi yang digunakan. Pasangan dengan
ja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia jumlah anak hidup banyak, umumnya memi-
berpengaruh pada pemilihan MOP, yaitu ak- lih menggunakan kontrasepsi jangka panjang
septor MOP lebih banyak pada usia ≥31 ta- sebagai upaya untuk membatasi jumlah anak,
hun, dibanding dengan pria <31 tahun.8,9 sedangkan pada pasangan dengan jumlah
Sebagian besar responden memiliki jum- anak hidup sedikit memilih menggunakan
lah anak >3 orang (75,5%). Hal ini sesuai kontrasepsi jangka pendek untuk memper-
dengan hasil penelitian yang menunjukkan panjang jarak kelahiran anak.10 Penelitian lain
bahwa jumlah anak hidup yang dimiliki akan menunjukkan bahwa ada hubungan yang ber-
mempengaruhi keputusan pasangan usia makna antara jumlah anak dengan keikutser-
subur dalam menentukan pilihan jenis kon- taan suami untuk menggunakan kontrasepsi

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 • 29


Indrayani, Khonita Hikmala Fatma, & Bony Wiem Lestari Hal. 27 - 36

vasektomi.6,11,12 Kesimpulannya, penentuan dan secara tidak langsung akan mempe­


jumlah anak yang dimiliki oleh setiap pasang­ ngaruhi kelangsungan pemakaiannya. Hasil
an tergantung dari keluarga itu sendiri dan penelitian menyatakan bahwa pendidikan
kondisi anak yang ideal akan mempengaruhi mempunyai pengaruh terhadap perilaku re-
keputusan pasangan usia subur dalam me- produksi dan penggunaan alat kontrasepsi.
nentukan keikutsertaannya dalam ber-KB. Pemanfaatan masyarakat terhadap berbagai
Mayoritas responden berpendidikan produk dan inovasi kesehatan seperti alat
SD (90,6%). Hal ini tidak sesuai dengan kontrasepsi sangat dipengaruhi oleh tingkat
teori dan hasil penelitian sebelumnya yang pendidikan. Semakin tinggi pendidikan, maka
menya­takan bahwa pendidikan merupakan akan semakin mudah seseorang untuk mene­
salah satu faktor yang dapat mempenga­ rima sebuah inovasi khususnya dalam bidang
ruhi pengetahuan dan sikap tentang metode kesehatan dan semakin besar kemungkinan-
kontrasepsi. Tingkat pendidikan merupakan nya memakai alat KB modern.6, 15
salah satu faktor yang sangat menentukan Seluruh responden beragama Islam
pengetahuan dan persepsi seseorang. Se­ (100%). Permasalahan KB bukan hanya men-
seorang yang berpendidikan tinggi akan lebih jadi masalah demografi dan klinis tetapi juga
luas pandangannya dan lebih mudah meneri­ menjadi permasalahan sosial-budaya dan
ma ide dan tata cara kehidupan baru. Orang agama, bahkan telah diatur dalam Undang-
yang berpendidikan tinggi akan memberikan Undang (UU) No.10 tahun 1992 yang menya-
respon yang lebih rasional daripada mereka takan bahwa penyelenggaraan pengaturan
yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan kelahiran, dilakukan dengan cara yang dapat
lebih terbuka terhadap usaha-usaha pemba- dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan,
haruan. Seseorang yang berpendidikan tinggi etik dan agama yang dianut penduduk yang
umumnya lebih dapat menyesuaikan diri ter­ bersangkutan.6,16 Program KB perlu menda-
hadap perubahan-perubahan sosial. Semakin pat dukungan masyarakat, termasuk tokoh
meningkatnya pendidikan semakin tinggi pro­ agama. Walaupun awalnya mendapat tan-
porsi mereka yang mengetahui dan menggu- tangan akhirnya program KB didukung tokoh
nakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah agama dengan pemahaman bahwa KB tidak
anaknya13. Pendidikan akan mempengaruhi bertentangan dengan agama dan merupakan
pengetahuan seseorang dan pengetahuan salah satu upaya dalam pengaturan masalah
seseorang akan mempengaruhinya dalam kependudukan untuk memerangi kemiskinan,
memilih metode kontrasepsi. Pengetahuan kebodohan, keterbelakangan masyarakat
yang menyangkut rumor di masyarakat ten- agar dapat mendukung pembangunan bang-
tang vasektomi, ternyata turut mempengaruhi sa.6, 14
rendahnya kesertaan pria dalam melakukan Dalam agama Islam, ada kelompok
vasektomi.14 yang tidak mendukung KB dengan alasan; Al
Seyogyanya, orang yang berpendidikan Qur’an tidak membolehkan pemakaian alat
akan lebih mudah untuk menerima sebuah kontrasepsi yang dianggap sebagai mem-
inovasi. Pendidikan calon akseptor dapat bunuh bayi, akan tetapi ada juga para ulama
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang membolehkan KB dengan kesepakatan

30 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi ...

bahwa KB yang dibolehkan syariat adalah lakukan oleh suami merupakan bentuk du-
usaha pengaturan atau penjarangan kelahir­ kungan isteri terhadap suami. Respon isteri
an atau usaha pencegahan kehamilan se- bisa bersifat positif atau negatif tergantung
mentara atas kesepakatan suami-istri karena dari pengetahuan, kepercayaan, sikap dan
situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan tindakan panutan.
(maslahat) keluarga. Hal ini sejalan de­ngan Penelitian menunjukkan bahwa pe-
tujuan program KB, yaitu untuk menjaga ke­ nyebab rendahnya pria ber-KB sebagian be-
sehatan ibu dan anak, menunjang program sar disebabkan oleh faktor keluarga, antara
pembangunan kependudukan lainnya dan lain isteri tidak mendukung.21 Hasil penelitian
menjadi bagian dari hak asasi manusia.6 lain menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Sebagian besar berpenghasilan ≥ UMR yang signifikan antara sikap isteri terhadap
(75,5%). Status sosial ekonomi suatu kelu- partisipasi pria dalam KB.18, 22,24
arga sangat berpengaruh terhadap pemilihan Sebagian besar responden menda­patkan
kontrasepsi, karena untuk mendapatkan pe- informasi dari PLKB (73,6%).Tersedia­nya
layanan kontrasepsi yang diperlukan, peserta informasi-informasi yang jelas, lengkap, dan
harus menyediakan dana yang diperlukan.17 benar terkait dengan program Keluarga Be­
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada rencana yaitu tentang tujuan ber-KB, bagai­
hubungan antara status ekonomi dengan mana cara ber-KB, dan akibat atau efek sam­
pemilihan kontrasepsi. Hal ini disebabkan ping dan sebagainya, resiko terjadinya efek
karena mereka beranggapan bahwa di dalam samping komplikasi dan kegagalan pemakai­
pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya me- an kontrasepsi akan semakin kecil. Untuk
mang harus dilihat dari kapasitas kemampuan itu sebaiknya informasi Keluarga Be­rencana
mereka untuk membeli kontrasepsi tersebut tidak boleh disembunyikan, se­hingga calon
sehingga pemakaian kontrasepsi tidak dirasa peserta bisa memilih jenis kontrasepsi yang
memberatkan bagi penggunanya. Penelitian sesuai (informed choice).25 Perhatian terha­
lain menyatakan ada pengaruh yang kuat dap kualitas penyampaian layanan, misal­
antara status ekonomi/tingkat pendapatan nya edukasi, konseling dan kete­rampilan pe-
terhadap penggunaan vasektomi.15, 18 nyedia layanan kontrasepsi vasektomi, akan
Seluruh responden mendapatkan du- meningkatkan penerimaan dan pema­kai­an
kungan dari istri (100%). Dukungan mempu- kontrasepsi vasektomi.26
nyai pengaruh yang positif, baik secara fisik, Sumber informasi yang berasal dari tena­
mental maupun kehidupan sosial. Dukungan ga kesehatan merupakan faktor yang sangat
sosial sangat dirasakan ketika seseorang penting untuk meningkatkan partisipasi pria
sedang mengalami kebingungan/stress. Du- dalam vasektomi, yang penyampaiannya
kungan yang diberikan oleh orang-orang ter- didukung oleh promosi melalui media cetak
dekat akan sangat berarti sebagai pendorong dan elektronik.14 Adanya informasi baru me­
untuk mengurangi stres, dengan adanya du- ngenai sesuatu hal akan memberikan lan-
kungan, selanjutnya akan terjadi penurunan dasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
tingkat stres yang dialami.19-20 Respon isteri seseorang. Pesan-pesan afektif yang cukup
terhadap tindakan vasektomi yang akan di- kuat akan memberikan dasar afektif dalam me-

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 • 31


Indrayani, Khonita Hikmala Fatma, & Bony Wiem Lestari Hal. 27 - 36

nilai sesuatu hal sehingga akan terbentuknya Faktor psikologi


arah sikap tertentu.27 Penerimaan informasi Adapun ungkapan informan, sebagai berikut:
KB berkaitan dengan dengan pemilihan kon- “dulu ada yang bilang vasektomi itu menyeram-
kan...banyak yang pada ngerian dioperasi....ha-
trasepsi. Seseorang yang sebelumnya telah hahaha...tapi ternyata enggak nyeremin tuh...”
mendapat informasi KB sebelumnya, umum­ (Informan 4)
nya tidak akan mengalami kesulitan dalam
pemilihan kontrasepsi. Hasil penelitian mengenai tanggapan ak-
septor vasektomi terhadap stigma vasektomi
ANALISIS DATA KUALITATIF berkaitan dengan faktor agama, seksual, tin-
Analisis data kualitatif dilakukan untuk dakan medis dan psikologis. Hasil penelitian
memperkuat hasil analisis data kuantitatif. berdasarkan stigma vasektomi menurut pan-
Berdasarkan wawancara mendalam yang di- dangan agama, vasektomi disamakan de­
lakukan pada 6 orang akseptor vasektomi dan ngan membunuh, pada kenyataannya vasek-
verifikasi data dilakukan 6 orang istri respon- tomi menjadi pro dan kontra oleh para ulama,
den dan 1 orang petugas PLKB di Kecamat­an ada yang memperbolehkan menggunakan
Kiarapedes Kabupaten Purwakarta didapatkan vasektomi dan ada pula yang tidak memper-
hasil mengenai: tanggapan akseptor terhadap bolehkan karena vasektomi hukumnya haram
stigma vasektomidi masyarakat dan alasan sama dengan membunuh.
akseptor vasektomi memilih vasektomi. Stigma vasektomi berkaitan dengan fak-
tor seksual, vasektomi dianggap dapat mem-
Tanggapan terhadap Stigma buat pria menjadi tidak jantan sehingga da-
Stigma yang beredar di masyarakat me­ pat menghilangkan potensi sebagai laki-laki.
ngenai vasektomi berkaitan dengan faktor Hal tersebut tidak benar karena jika dilihat
agama, seksual, tindakan medis dan psikologi. dari proses tindakan, yaitu: vasektomi hanya
Faktor agama memutus kontinuitas vas deferens yang ber-
Adapun ungkapan informan, sebagai berikut: fungsi menyalurkan spermatozoa dari testis,
“dulu ada ulama yang bilang vasektomi itu haram... maka yang terjadi adalah hambatan penya­
katanya membunuh... tapi kalo menurut saya
vasektomi itu bukan membunuh tapi menjaga... luran spermatozoa melalui saluran tersebut.
gitu...” Proses spermatogenesis yang memakan
(Informan 6) waktu antara 70-90 hari tetap berlangsung.
Faktor seksual Sumbatan pada vas deferens tidak mem-
Adapun ungkapan informan, sebagai berikut: pengaruhi jaringan intersitiel pada testis, se­
“ada yang bilang cena...kalo sudah divasektomi
itu mengurangi tenaga ...oh..ada nanti peluh...tapi hingga sel-sel leydig tetap menghasilkan hor-
pengalaman saya mah enggak” mon testosteron seperti biasa. Oleh karena
(Informan 1)
produksi hormon testosteron tidak terganggu,
Faktor tindakan medis
maka libido juga tidak berubah.28 Vasektomi
Adapun ungkapan informan, sebagai berikut:
juga tidak menyebabkan laki-laki menjadi
“ada yang bilang vasektomi sama dengan kebiri,
kalo menrut saya mah enggak ...beda...kalo kebiri impoten karena saraf-saraf dan pembuluh
itu kan besar-besaran operasinya....” darah yang berperan dalam proses terjadinya
(Informan 1)
ereksi berada di batang penis, sedangkan tin-

32 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi ...

dakan vasektomi hanya dilakukan di sekitar Alasan Pemilihan


buah zakar/testis, jauh dari persarafan untuk Beberapa faktor yang menjadi alasan respon-
ereksi sehingga vasektomi sama sekali tidak den memilih vasektomi diantaranya karena
akan menganggu kemampuan penis untuk faktor pasangan, ekonomi dan panutan.
ereksi.29 Selain itu, vasektomi tidak mempe­ Faktor pasangan
ngaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar asesoris Adapun ungkapan informan, sebagai berikut:
maka produksi semen tetap berlangsung dan “...karena dulu disini ibu-ibu yang melahirkan, suka
ada gangguan seperti dibawa di rumah sakit...
pria yang divasektomi tetap berejakulasi.28 apalah banyak gejala-gejalanya...jadi mending
Tindakan vasektomi berbeda dengan tin- bapaknya divasek aja”
(Informan 2)
dakan pengkebirian. Tindakan pengkebirian
Faktor ekonomi
adalah tindakan membuang buah pelir untuk
Adapun ungkapan informan, sebagai berikut:
membuang kejantanan. Sementara tindak­
“....dikarenakan saya mah gini dikarenakan saya
an vasektomi hanyalah dengan memotong/ ngga mau punya anak lagi, udah segitu, 2 aja cu-
mengikat saluran sperma kiri dan kanan, kup 3 dengan si teteh ibu dengan yang lain, saya
mah sendiri ke kecamatan saya mau di pasang,
agar cairan mani yang dikeluarkan pada saat dikarenakan saya ngga mau punya anak lagi,
ejakulasi tidak lagi mengandung sperma. sudah repot, untuk biaya masa depan anaknya,
Tindakan vasektomi memakan waktu opera- gitu,,”
(Informan 5)
si yang singkat yaitu 10-15 menit dan tidak
Faktor panutan
memerlukan anestesi (bius) umum, cukup
Adapun ungkapan informan, sebagai berikut:
dengan bius lokal saja, sehingga relatif lebih “Bapak mikir..yang dipasang udah banyak, apa­
aman.30,31 lagi pak koko juga udah dipasang… kadang mikir
sendiri, pak koko aja mau dipasang, sedangkan
Kecemasan merupakan kondisi emo-
saya belum dipasang...jadi bapak juga ikut di-
sional yang tidak menyenangkan, yang ditan- pasang”
dai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti (Informan 5)
ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan
juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf Hasil penelitian mengenai alasan aksep-
pusat. Kecemasan ini umumnya bersifat ka- tor vasektomi memilih vasektomi adalah ka­
bur, tidak diketahui penyebabnya, sehingga rena faktor pasangan, ekonomi dan panutan.
kecemasan menjadi bentuk pertahanan diri Faktor ekonomi secara tidak langsung ber-
seseorang.32 Ketakutan yang dialami oleh pengaruh dalam pemilihan metode KB, peng­
masyarakat disebabkan oleh hal-hal yang ukuran tingkat ekonomi yaitu pendapatan
belum pasti. Anggapan tersebut tidak terbukti rumah tangga sehingga jika anak semakin
kebenarannya karena sebagian besar infor- banyak maka pendapatan rumah tangga di
man mengaku tidak merasakan ketakutan tuntut meningkat untuk memenuhi kebutuh­
seperti yang diisukan di masyarakat. Sikap an sandang, pangan, papan dan termasuk
provider yang baik dapat membantu klien juga pendidikan. Hal tesebut sesuai dengan
untuk menghilangkan ketakutannya. Hasil hasil penelitian18,34 yang menyatakan bahwa
penelitian Santiso, dkk33 menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat
97 persen melaporkan merasa puas dengan pendapatan terhadap penggunaan vasekto-
tindakan vasektomi dan tidak menyesal. mi. Dalam hal ini vasektomi merupakan me-

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 • 33


Indrayani, Khonita Hikmala Fatma, & Bony Wiem Lestari Hal. 27 - 36

tode KB permanen yang tepat bagi pasangan klarifikasi stigma vasektomi di masyarakat
karena hanya memerlukan sekali tindakan dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak
sehingga lebih ekonomis dan praktis diban­ terkait seperti BKKBN, PLKB, Ketua pa-
dingkan dengan metode lain serta vasektomi guyuban, kader KB dan lain sebagainya. Ke-
merupakan salah satu kontrasepsi jangka beradaan panutan merupakan faktor yang
panjang yang di programkan pemerintah da- berpengaruh terhadap keputusan pria untuk
lam menggencarkan partisipasi pria dalam menjadi askeptor vasektomi sehingga pem-
ber-KB sehingga pria dapat menjadi akseptor bentukan kelompok dukungan vasektomi atau
vasektomi tanpa memikirkan biaya operasi. paguyuban vasektomi di masyarakat perlu
Faktor lain yang menjadi alasan informan mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait
memilih vasektomi yaitu panutan yang men- seperti Puskesmas, PLKB, BKKBN dan Pe-
jadi salah satu faktor yang berperan dalam merintah. Kelompok dukungan vasektomi
pemilihan KB, karena panutan merupakan yang dibentuk ini diharapkan dapat menjadi
salah satu unsur pengalaman yang dapat dili- sarana untuk mempromosikan dan memoti-
hat dengan orang lain secara nyata bahwa KB vasi pria untuk menjadi akseptor vasektomi.
yang mereka gunakan tidak berbahaya atau
tidak seperti rumor yang ada di masyarakat DAFTAR PUSTAKA
sehingga sebagai contoh atau pembuktian. 1. Kementrian Kesehatan Republik Indone-
Panutan atau keteladanan mempunyai pe­ sia. 2011. Profil Kesehatan Indonesia. In:
ngaruh besar dalam pembentukan pribadi Kemenkes RI, editor. Jakarta: Kemenkes
seseorang secara sederhana keteladanan RI.
memerlukan penilaian bahwa perilaku terse- 2. Baskara UD. 2011. Manfaat Program Ke­
but baik atau tidak berbahaya sebelum me- pendudukan dan KB Terhadap Penghe-
mutuskan untuk melakukan hal yang sama. matan Ekonomi Demi Kemakmuran Ma­
syarakat Jawa Barat. (online) (http://
SIMPULAN jabarbkkbngoid/rubrik/529/) Diakses tang­
Vasektomi merupakan salah satu metode gal 18 Juni 2012. Jawa Barat: BKKBN
kontrasepsi yang aman bagi pria. Faktor lain Jawa Barat.
yang mempengaruhi pemilihan vasektomi 3. Badan Pusat Statistik Republik Indone-
selain faktor usia, jumlah anak, pendidikan, sia. 2010. Laju Pertumbuhan Penduduk.
agama, sosial ekonomi, dukungan istri dan (online) (http://sp2010bpsgoid/indexphp).
akses informasi adalah faktor panutan. Di­ak­ses tanggal 18 Juni 2012. Jakarta:
BPS.
SARAN 4. Bappenas. 2010. Laporan pencapaian tu­
Saat ini, partisipasi tenaga kesehatan juan pembangunan milenium di Indone­sia.
dalam memberikan informasi dan penyuluh­ Jakarta: Bappenas.
an terhadap vasektomi kepada masyarakat 5. BPPKK RI. 2010. Laporan Riset Kesehat­
dirasakan masih kurang sehingga sehingga an Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk 6. Kusumaningrum R. 2009. Faktor-Faktor
lebih aktif dalam mempromosikan dan meng- yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kon-

34 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi ...

trasepsi yang Digunakan pada Pasangan 16. UU RI. 2003. UU RI No 20 tentang Sistem
Usia Subur. Semarang: UNDIP. pendidikan nasional. Jakarta.
7. Budisantoso SI. 2009. Partisipasi Pria 17. Saifuddin AB. 2003. Buku panduan
Dalam Keluarga Berencana di Kecama- prak­tis pelayanan kontrasepsi. Jakarta:
tan Jetis Kabupaten Bantul. Promosi ke­ YBPSP, JNPK-KR/POGI, BKKBN, DEP-
sehatan Indonesia. Agustus 2009;4(2). KES, JHPIEGO.
8. Kurnia RA, A DI.2008. Pengetahuaan 18. Simanullang R. 2011. Pengaruh faktor pre-
Kontrasepsi Vasektomi pada Suami Di­ disposisi, pemungkin dan penguat peserta
tinjau dari Umur, Pendidikan dan Peker- kontrasepsi pria terhadap penggunaan
jaan. Surabaya: Falkutas kesehatan ma­ vasektomi di kecamatan Labuhan Deli Ka-
sya­rakat Universitas Airlangga. bupaten Deli Serdang. Medan: USU.
9. Ekarini SMB. 2008. Analisis Faktor-Fak- 19. Sarafino EP. 1990. Health psychology
tor yang Berpengaruh terhadap Partisi- 5-9. Singapura: John Willey and Sons.
pasi Pria dalam Keluarga Berencana di 20. Cohen S, Syme SL. 1985. Social support
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Se- and health. Florida: Academic Press Inc.
marang: Universitas Diponegoro 21. BKKBN. 2006. Keluarga berencana kes-
10. Singarimbun M. 1996. Kelangsungan ehatan reproduksi, gender dan pemban-
Hidup Anak, Berbagai Teori, Pendekatan gunan kependudukan, edisi Revisi. Ja-
dan Kebijaksanaan. Yogyakarta: UGM. karta: BKKBN.
11. Nafidah A. 2007. Survey cepat gambaran 22. Jayasuria R, Owen N. 2005. Predictors
beberapa faktor suami yang berkaitan of men's acceptance of modern contra-
de­ngan pemilihan vasektomi di Kecama- ceptive practice in rural Vietnam. Health
tan Pulosari kabupaten Pemalang bulan education and behavior. 10 Februari
Juli - Oktober 2007. Semarang: UNDIP. 2007;32(6):738. India: Sagepub.
12. Fitri IR. 2002. Kaitan beberapa karakteris- 23. Khotima FN, Palarto B, Julianti HP. 2011
tik pria dengan keikutsertaan pengguna­ Hubungan pengetahuan dan sikap istri
an metode vasektomi di kecamatan Ka­ dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi
rang­anyar kabupaten Kebumen bulan pada pasangan usia subur. Semarang:
April-Mei tahun 2002. Yogyakarta: UGM. UNDIP.
13. Purwoko. 2000. Penerimaan vasektomi 24. Simanjuntak RS. 2007. Tingkat adopsi in-
dan ste­rilisasi tuba. Semarang: UNDIP. ovasi KB pria di kalangan prajurit wilayah
14. BKKBN. 2007. Faktor-faktor yang mempe­ Medan tahun 2007. Medan: USU.
nga­ruhi rendahnya partisipasi pria dalam 25. Desra ER. 2011. Faktor-faktor yang mem­
KB. (online) (http://wwwbkkbngoid/ge- pe­ngaruhi partisipasi pria dalam vasekto-
mapria/info-detailphp?infid=79:). Diakses mi di kelurahan Namo Gajah kecamatan
tanggal 3 Juni 2007. BKKBN. Medan Tuntungan. Medan: USU.
15. Setyaningsih RW. 2007. Persepsi tentang 26. Wulansari, Hartanto. 2006. Ragam Me-
kehidupan rumah tangga dengan keikut- tode Kontrasepsi. Jakarta: EGC.
sertaan vasektomi di kelurahan Tlogosari 27. Winarso HP. 2005. Sosiologi Komunikasi
Kulon kecamatan Pedurungan Kota Se- Massa. Jakarta: Prestasi Pustaka.
marang tahun 2007. Semarang: UNDIP.

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 • 35


Indrayani, Khonita Hikmala Fatma, & Bony Wiem Lestari Hal. 27 - 36

28. Taher A, Rasyid N, Asri, Mu'ammar. 2003. 32. Jersild AT. 1965. The psychology of ado-
Buku acuan vasektomi tanpa pisau. Ja- lesence. New York: The MacMillan Com-
karta: Perkumpulan Kontrasepsi Mantap pany.
Indonesia (PKMI). 33. Santiso R, Pineda MA, Marroquin M, Ber-
29. BKKBN. 2012. Gema Pria Pusat Informasi trand JT. 1981. Vasectomy in Guatemala:
KB Pria. (online) (http://gemapria.bkkbn. A follow-up study of five hundred accep-
go.id/consult-detail.php?conid=1377). Di- tors. Biodem & Soc Bio: 28(3-4): 253-64.
akses pada tanggal 13 Desember 2012. 34. Kurnia RA. 2008. Pengetahuan kon-
30. BKKBN. 2008. Panduan pelaksanaan trasepsi vasektomi pada suami ditinjau
KIP/konseling kontrasepsi pria. Jakarta: dari umur, pendidikan dan pekerjaan.
BKKBN. Surabaya: Universitas Airlangga.
31. BKKBN. 2008. Panduan pelayanan va­
sek­tomi tanpa pisau. Jakarta: BKKBN.

36 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013

You might also like