You are on page 1of 7

Seminar Nasional AVoER XI 2019

Palembang, 23-24 Oktober 2019


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

ANALISIS KUANTITATIF POTENSI GEOWISATA DI DAERAH MUARA DUA, OGAN


KOMERING ULU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

M. M. Ibrahim1*, M. Rendana2, R. Darmawan1 dan M. K. Anwar 1

1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indralaya 30662 Sumatera Selatan, Indonesia
2
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indralaya 30662 Sumatera Selatan, Indonesia
*
Corresponding author: malikibrahim100@ft.unsri.ac.id

ABSTRACT: Geotourism is a very important media to be understood by the surrounding public because the concept of
management development in sustainable conservation. For the development of sustainable geotourism, three natural
diversity is needed, namely geological diversity, biodiversity, and cultural diversity. These activities aim to develop and
develop a people's economy based on the principle of insurance (conservation) of the three variations. The geotourism
location in the Muara Dua area is located in the area of South Ogan Kemilir Ulu, South Sumatra, which has geological
sites in each area and is introduced by geological knowledge so that geotourism in the Muara Dua area must become
an independent area in the field of geotourism. Geotourism locations in Muara Dua that can be developed by tourism
include: Batin Negara Village, Pendagan Village, Simpang Haji Village and Gedung Nyawa Village. The method of
determining an appropriate location for geotourism using GPS (Global Positioning System) and scoring based on the
classification compiled for geotourism activities that encompass scientific and intrinsic values, educational values,
educational values, economic values, added values and other additional values. Muara Dua consists of igneous rocks
consisting of volcanic rocks and intrusions with acidic to basic compositions, sedimentary rocks and metamorphic
rocks from Pre-Tertiary to Quaternary age and controlled by complex geological structures. Geological conditions that
complement this varied topography to form cliffs, curves and hills. The development of geotourism areas has enormous
importance for developments that encourage the economic growth of the public with the needs of the country.

Keywords: Geotourism, Muara Dua, Geological Aspects

ABSTRAK: Geowisata merupakan media yang sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat sekitar lokasi karena
suatu konsep manajemen pengembangan kawasan secara berkelanjutan. Untuk pengembangan geowisata yang
berkelanjutan ini diperlukan tiga keragaman alam, yaitu keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya.
kegiatan ini bertujuan untuk pembangunan serta pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada asas
perlindungan (konservasi) terhadap ketiga keragaman tersebut. Lokasi geowisata di daerah Muara Dua terletak pada
wilayah Kabupaten Ogan Kemilir Ulu Selatan, Sumatera Selatan yang mempunyai lokasi situs-situs geologi pada tiap
daerah dan diperkenalkan oleh pengetahuan geologi sehingga geowisata di daerah Muara Dua diharapkan menjadi
daerah yang mandiri dalam bidang geowisata. Lokasi-lokasi geowisata di daerah Muara Dua yang dapat dikembangkan
pariwisatanya antara lain: Desa Negeri Batin, Desa Pendagan, Desa Simpang Haji dan Desa Gedung Nyawa. Metode
penentuan lokasi yang layak untuk geowisata dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan skoring
berdasarkan klasifikasi yang disusun untuk kegiatan geowisata yang melingkupi nilai ilmiah dan intrinsik, nilai edukasi,
nilai ekonomis, nilai konservasi serta nilai tambahan lainnya. Daerah Muara Dua secara geologi tersusun atas batuan
beku yang terdiri dari batuan volkanik dan intrusi dengan komposisi asam sampai basa, batuan sedimen dan batuan
metamorf dari umur Pra Tersier sampai Kuarter dan dikontrol oleh struktur geologi yang kompleks. Kondisi geologi
yang seperti ini memperlihakan topografi yang bervariasi sehingga terbentuk tebing, curup dan perbukitan.
Pengembangan kawasan geowisata memiliki dampak yang sangat besar untuk pariwisata yang mendorong pertumbuhan
ekonomi masyarakat setempat juga kebutuhan negara.

Kata Kunci: Geowisata, Muara Dua, Aspek Geologi

PENDAHULUAN Kekayaan geologi di negara ini masih banyak


dieksploitasi untuk aktivitas pertambangan dan industri
Letak Negara Indonesia yang secara geografis manufaktur.
sangat strategis, membuat Indonesia memiliki kekayaan Menurut Gordon (2018) geowisata adalah upaya
sumber daya alam yang sangat besar, terutama perlindungan maupun konservasi yang tidak bisa
keanekaragaman fenomena geologi (Hermawan & dipisahkan dari berbagai keuntungan non material yang
Brahmanto, 2018). Tetapi, pada saat ini kekayaan ada. Keuntungan non material tersebut adalah
geologi tersebut belum mampu tergarap secara optimal. keragaman budaya, nilai spiritual dan agama, sistem

909
M. M. Ibrahim et al. 2019

pengetahuan, nilai-nilai pendidikan, inspirasi, nilai (jumlah site yang mirip 2-5 site yang mirip 0.5
dengan site tersebut) Hanya 1 yaitu site tersebut 1
estetika, hubungan sosial, rasa nyaman terhadap suatu (B)
tempat, nilai-nilai warisan budaya, rekreasi dan Keberagaman jumlah Hanya 1 fitur/proses yang 0
proses-proses terlihat
ekowisata. Nilai-nilai tersebut penting untuk mencapai
geomorfik yang berbeda 2 – 4 fitur/proses terlihat 0.5
wisata berkelanjutan sehingga bisa memfokuskan yang dapat terlihat Lebih dari 5 fitur/proses 1
keseluruhan nilai yang ada menjadi sebuah keaslian keberagamannya (C) terlihat
Site tidak diketahui 0
dalam pengalaman berwisata (Budi & Bachtiar, 2009). Apakah site pernah
Pada paper ilmiah setingkat 0.5
dipublikasikan atau
Geowisata sendiri dapat dikelompokan menjadi tujuh nasional
diketahui secara ilmiah?
jenis (Farsani, 2013) yaitu geosite sightseeing, geosport, (D) Diketahui secara luas oleh 1
masyarakat global
geostudy, geoconservation & geoeducation, geofestival Nilai Pendidikan Bobot
facility geotour, dan health & wellness geotourism. Keterwakilan/kejelasan rendah 0
Potensi geowisata di daerah Provinsi Sumatera alias tidak jelas
Keterwakilan/kejelasan 0.5
Selatan, Indonesia adalah sangat banyak terutama di Keterwakilan, kejelasan
medium dapat dikenali oleh
dan proses/fitur yang
daerah Muara Dua sampai Baturaja. Ini dapat dicirikan ada (A)
akademisi
Ketewakilan/kejelasan tinggi, 1
dengan keadaan geologi pada daerah tersebut yang dapat dikenali oleh masyarakat
tersusun atas batuan beku yang terdiri dari batuan luas
volkanik dan intrusi dengan komposisi asam sampai Nilai karakter yang rendah dan 0
tanpa penggunaan unsur/proses
basa. Juga terdapat batuan sedimen dan batuan metamorf pendidikan
dari umur Pra Tersier sampai Kuarter dan dikontrol oleh Ada nilai karkater tetapi 0.5
Penggunaan pedagogi penggunaan unsru pendidikan
struktur geologi yang kompleks. Kondisi geologi yang (B) yang terbatas
seperti ini memperlihatkan topografi yang bervariasi. Nilai karakter yang tinggi dan 1
Terdapat banyak situs-situs geologi (geosite) pada potensi unsur pendidikan yang
tinggi, aspek geowisata yang
tiap daerah tersebut yang bisa diperkenalkan dan untuk tinggi
menambah inventori geowisata di daerah Provinsi Tidak ada petunjuk informasi 0
Sumatera Selatan pada umumnya. Tetapi, aspek Apakah telah ada Ada leaflets, peta, laman 0.5
produk pendidikan di internet
geowisata di daerah Muara Dua, Kabupaten Ogan site tersebut (C) Ada panel informasi di lokasi 1
Komering Ulu Selatan ini masih termasuk fenomena site tersebut
Tidak ada penggunaan untuk 0
baru dalam paradigma pengembangan pariwisata. Oleh Penggunaan nyata atau pendidikan
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktual dari site tersebut Digunakan untuk ekskursi atau 0.5
potensi geowisata dan membuat rekomendasi pola untuk kepentingan fieldtrip khusus bagi siswa
pendidikan (D) Tempat umum untuk 1
perjalanan (geotrack) untuk situs-situs geologi (geosite) dikunjungi public
yang terdapat di daerah Muara Dua dan sekitarnya Nilai Ekonomi Bobot
tersebut. Lebih dari 1 km dari lokasi 0
parkir
Kurang dari 1 km dari lokasi 0.5
METODE PENELITIAN Daya akses (A) parkir
Lebih dari 1 km dari 1
pemberhentian transportasi
Penelitian ini menggunakan tiga (3) metode dengan public
dasar untuk mengetahui obyek wisata yang berpotensi Lebih dari 10 km dari lokasi 0
fasilitas pariwisata yang telah
sebagai geowisata di daerah Muara Dua. Pertama, Kehadiran infrastruktur ada
melakukan pengumpulan data berupa literatur terdahulu penunjang pariwisata 5 – 10 km dari fasilitas 0.5
(B) pariwisata yang telah ada
untuk mendapatkan informasi geologi daerah penelitian.
Kurang dari 5 km dari fasilitas 1
Kedua, melakukan pengumpulan data lapangan dengan pariwisata yang telah ada
cara observasi lapangan meliputi deskripsi, pencatatan Tidak ada produk lokal yang 0
terkait dengan situs wisata
serta pengukuran untuk mengetahui kondisi geologi pada Produk lokal terkait (C)
Beberapa produk terkait 0.5
lokasi penelitian. Ketiga, melakukan analisa geosite dan Pusat beberapa produk tertentu 1
geomorphosite berdasarkan penilaian kuantitatif Nilai Konservasi Bobot
Resiko tinggi, tinggi resiko 0
(Kubalikova, 2013). Aspek penilaian berupa pendekatan Resiko nyata atau sudah alami dan buatan
keilmuan dan intrinsik, nilai edukasi, nilai ekonomi, nilai jelas-jelas ada seperti Ada resiko yang dapat 0.5
misalnya banjir rob menggangu
konservasi dan nilai tambahan (Tabel 1). untuk site di pesisir (A) Resiko sangat rendah bahkan 1
tanpa ada ancaman
Tabel 1. Penilaian kuantitatif (Kubalikova, 2013) Resiko tinggi, tinggi resiko 0
Resiko yang masih alami dan buatan
Nilai Pendekatan Ilmiah dan Intrinsik Bobot
berpotensial, belum Ada resiko yang dapat 0.5
Lokasi site rusak parah 0 terjadi (B) menggangu
Lokasi site rusak, tapi masih 0.5 Resiko yang sangat rendah 1
Integritas (A) dapat terlihat lingkungan
abiotiknya
Site tanpa kerusakan 1
Keunikan/kekhasan Lebih dari 5 0

910
Analisis Kuantitatif Potensi Geowisata Di Daerah Muara Dua, Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan

bahkan tanpa ada ancaman yang khas. Lokasi ini berada pada elevasi 214 mdpl
Proses perusakan terus terjadi 0 serta memiliki tinggi 60 meter dan lebar mencapai 10
Status terbaru dari site Site rusak, tapi ada managemen 0.5
tersebut (C) untuk mencegahnya
meter.
Tidak ada proses perusakan 1
Tidak ada hukum yang 0 c. Aspek Kelebihan Geosite
Perlindungan undang- melindungi  Lokasi mudah untuk dikunjungi dengan estimasi
undang/perda tentang Baru bersifat pengajuan 0.5
site tersebut (D) Sudah ada perda/hukum untuk 1 kurang dari 1 jam perjalanan dari Kota Muara
mengkonservasinya Dua.
Nilai Tambahan Bobot
Tidak ada unsur budaya 0
 Dapat diakses menggunakan kendaraan berupa
Ada unsur budaya namun tidak 0.5 mobil atau motor dan terdapat tempat parkir.
Nilai budaya, agama, terlalu berkaitan dengan unsur Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki
sejarah yang terkai abiotik
dengan site tersebut (A) Ada hubungan budaya yang 1
sekitar 5 menit.
kuat dengan unsur abiotik,  Keadaan geologi yang dapat dijadikan sebagai
misalnya mistik
Tidak penting kaena kurangnya 0
tempat geoedukasi karena terdapat 2 Formasi
makhluk hidup yang berbeda dengan memperlihatkan bidang
Ada pengaruh tapi tidak terlalu 0.5 perlapisan yang jelas.
Nilai Ekologi (B) penting
Pentingnya pengaruhn dari 1  Telah dibangun infrastruktur penunjang berupa
aspek geomorfik terhadap pembuatan akses jalan kaki menuju area geosite,
ekologi di sekitarnya
1 Warna 0 bendungan, dan pipa air.
2 – 3 warna 0.25
Lebih dari 3 warna 0.5 2. Tebing Negeri Batin
Nilai Estitika (C), Hanya 1 pola 0
Jumlah Warna (D),
a. Lokasi Obyek Geowisata
2 atau 3 pola yang dapat 0.25
Struktur Ruang dan dibedakan Obyek geowisata Tebing Negeri Batin berada
Pemandangan (E) Lebih dari 3 pola 0.5 pada titik koordinat 60 S4 30 52.5 E103 55 39.6 yang
Tidak ada 0 berada di Desa Tebing Negeri Batin, Kabupaten
1–2 0.25 OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.
3 dan lebih 0.5

b. Kondisi Geologi
LOKASI PENELITIAN Tebing Negeri Batin memiliki 3 Formasi yaitu
Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, dan Formasi
Lokasi penelitian terletak pada daerah Muara Dua, Ranau. Bagian lapisan paling bawah yaitu batupasir
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi gampingan berwarna coklat dari Formasi Gumai,
Sumatera Selatan. diatasnya batulempung tuffan berwarna putih dari
Formasi Air Benakat kemudian terdapat
ketidakselarasan bersudut pada tuf riolitan dari
PENILAIAN POTENSI GEOWISATA Formasi Ranau.
Berdasarkan penelitian serta tinjauan lapangan c. Aspek Kelebihan Geosite
diketahui terdapat 4 obyek wisata yang berpotensi
 Lokasi berada di samping jalan raya dengan
sebagai geowisata (Gambar 1). Area tersebut
dideskripsikan tentang lokasi obyek wisata, kondisi estimasi ketercapaian waktu 1 jam dari kota
geologi, aspek kelebihan geosite, aspek kekurangan Muara Dua.
geosite, dan nilai kelayakan. Deskripsi mengenai  Memiliki keberagaman geomorfik lainnya berupa
geowisata tersebut antara lain sebagai berikut dan sungai dengan aliran yang cukup tenang di depan
tertuang pada Tabel 3 : geosite dan beberapa singkapan batugamping dari
Formasi Baturaja di seberang sungai. Sehingga
1. Curup Datar
a. Lokasi Obyek Geowisata lokasi ini dapat dijadikan sebagai tempat
Obyek geowisata Curup Datar berada pada titik geodukasi yang baik.
koordinat S4 31 12.0 E104 01 54.2 yang berada di  Terdapat beragam bongkah-bongkah batuan di
Desa Datar, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi sekitaran sungai yang menambah kekhasan lokasi
Sumatera Selatan. ini.
 Keasrian tebing ini masih terjaga dengan baik.
b. Kondisi Geologi
Curup Datar terdapat batulanau dengan sisipan
batulempung dari Formasi Talangakar dan bagian
atasnya terdapat batugamping dari Formasi Baturaja.
Kondisi air disana memiliki warna sedikit kehijauan

911
M. M. Ibrahim et al. 2019

3. Bukit Tuff
a. Lokasi Obyek Geowisata HASIL DAN PEMBAHASAN
Obyek geowisata Bukit Tuff berada pada titik
koordinat 60 S4 32 06.8 E103 59 12.9 yang berada di Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
Desa Simpang Haji, Kabupaten OKU Selatan, diketahui bahwa daerah Muara Dua memiliki 4 situs
Provinsi Sumatera Selatan.
geologi dengan nilai kelayakan masing masing antara
b. Kondisi Geologi lain Curup Datar (59.2%), Bukit Tuff (51.5%), Tebing
Bukit tuff ini memiliki luasan ½ km pada Negeri Batin (54.8%) , dan Curup Papan (53,6%) (Tabel
elevasi 197 mdpl dengan litologi batupasir tufan 2). Secara keseluruhan hasil penelitian dari keempat area
berwarna coklat dan tuf berwarna abu-abu dari ini memiliki nilai kelayakan (>50%) yang menandakan
Formasi Ranau. bahwa area tersebut berpotensi menjadi obyek
geowisata., namun diperlukan pengembangan –
c. Aspek Kelebihan Geosite
pengembangan antara lain :
 Membutuhkan waktu 1 jam ke lokasi dari kota
- Pengembangan infrastruktur seperti jalan, papan
Muara Dua. Bukit ini juga mudah diakses karena
nama, WC umum, dan kantong parkir.
berada tepat di samping jalan raya.
- Pengembangan pengetahuan masyarakat tentang
 Bagian puncak bukit mudah diakses karena
bagaimana mengelola wisata yang baik.
kondisi bukit tidak terlalu terjal dan jarak yang
- Pengembangan promosi tentang daya tarik
dekat untuk menuju ke bagian puncak bukit.
geowisata daerah Muara Dua.
 Bagian puncak bukit terdapat area yang cukup
luas sehingga dapat dijadikan sebagai tempat Tabel 2. Hasil Penilaian Kelayakan Geowisata
pengamatan morfologi daerah sekitar, berkemah, Parameter
Tebing Negeri Curup Bukit Curup
atau kegiatan lainnya. Batin Datar Tuff Papan
Nilai Pendekatan Ilmiah dan Intrinsik
A 1 1 1 1
4. Curup Papan B 0.5 1 0.5 1
a. Lokasi Obyek Geowisata C 1 0.5 0.5 1
D 0 0 0 0
Obyek geowisata Curup Papan berada pada titik
Mean (%) 62.5 62.5 50 75
koordinat S4 24 33.8 E103 51 23.0 yang berada di Nilai Pendidikan
Desa Gedung Nyawa, Kabupaten OKU Selatan, A 0.5 0.5 0.5 0.5
Provinsi Sumatera Selatan. B 0.5 0.5 0.5 0.5
C 0.5 0.5 0.5 0.5
D 0.5 1 1 0.5
b. Kondisi Geologi
Mean (%) 50 62.5 62.5 50
Curup Papan memiliki batuan yang dominasi Nilai Ekonomi
berwarna gelap yaitu batuan breksi gunung api dan A 1 0 1 1
lava andesit dari Formasi Kikim. Area ini berada B 1 1 1 0.5
pada elevasi 197 mdpl dengan ketinggian sekitar 75 C 0 0 0 0
meter dan lebar 7 meter. Mean (%) 66.7 33.3 66.7 50
Nilai Konservasi
A 0.5 1 0.5 0.5
c. Aspek Kelebihan Geosite B 0 1 0.5 0
 Akses menuju lokasi dapat ditempuh C 1 1 1 1
menggunakan mobil atau motor sekitar 1 ½ jam D 0 0.5 0 0.5
Mean (%) 37.5 87.5 50 50
dari kota Muara Dua, kemudian dilanjutkan Nilai Tambahan
dengan berjalan kaki menuruni lereng kurang dari A 0.5 0.5 0.5 0.5
B 0 0.5 0 0.5
5 menit. C 0.5 0.25 0.25 0.25
 Sungai bagian bawah curup dapat dijadikan D 0.5 0.25 0 0
tempat rekreasi air berupa tempat pemandian dan E 0.5 0.25 0.25 0.25
Mean (%) 57.1 50.0 28.6 42.9
tempat pemancingan ikan. Jumlah 54.8 59.2 51.5 53.6
 Keasrian curup masih terjaga dengan baik secara
alami.
 Memiliki beberapa destinasi panorama alam yang
bagus.

912
Analisis Kuantitatif Potensi Geowisata Di Daerah Muara Dua, Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama menyelesaikan penelitian ini penulis telah


menerima bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu, 1) Prof. Dr. Ir. Edy Sutriyono,
M.Sc., 2) Ir. Ika Yulianti, M.T. dan 3) Ir. Rudyanto
Thayib, M.Sc. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA
Universitas Sriwijaya tahun anggaran 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, B. & Bachtiar, T. (2009). Wisata Bumi Cekungan


Bandung. Bandung: Truedee Pustaka Sejati.
Farsani, N., Coelho, C., & Costa, C., (2013). Rural
Geotourism : A New Tourism Product. Acta
Geoturistica, 4(2), pp.1-10.
Gordon, J., (2018). Geoheritage, Geotourism and the
Cultural Landscape: Enhancing the Visitor
Experience and Promoting Geoconservation.
Geosciences, 8(4), p.136.
Hermawan, H., & Brahmanto, E. (2018).
GEOWISATA : Perencanaan Pariwisata Berbasis
Konservasi. Jawa Tengah: Jawa Tengah: PT Nasya
Expanding Management
Kubalikova, L., (2013). Geomorphosite assesment for
geotourism purposes, Czech Journal of Tourism.
02/2013 .

913
M. M. Ibrahim et al. 2019

Gambar 1. Peta Geowisata Daerah Muara Dua dan Sekitarnya, Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan

Tabel 3. Deskripsi Singkat Geowisata Daerah Muara Dua dan Sekitarnya


No. Nama Geosite Nama Desa Keterangan
1. Curup Papan (Foto 1) Desa Gedung Curup dengan ketinggian sekitar 20 meter
Nyawa yang bertingkat dengan litologi andesit, filit,
dan konglomerat.
Dari kota Muaradua dapat ditempuh dengan
waktu 1 setengah jam menggunakan mobil.
Kemudian menuruni sedikit lereng yang cukup
terjal.
2. Tebing Negeri Batin Desa Negeri Batin Tebing memiliki keindahan karena terdapat
(Foto 2) aspek geologi berupa 3 Formasi, yaitu Formasi
Air Benakat, Formasi Gumai, dan Endapan
Quarter yang memiliki ketidakselarasan.
Disekitaran tebing terdapat sungai
menambahkan keindahan alam disekitarnya.
Akses ketercapaian lokasi dapat ditempu
selama kurang lebih 1 jam dari kota Muaradua
dan dilanjutkan dengan jalan kaki dipinggiran
sungai sekitar 2 menit
3. Bukit Tuff (Foto 3) Desa Simpang Haji Bukit dengan litologi tuff dengan skala
yang besar. Dari atas bukit memperlihatkan
morfologi sekitarnya. Keadaan bukit yang tidak
terlalu terjal sehingga untuk sampai kepuncak
tidak terlalu sulit.
Bukit ini berada persis disamping jalan raya
yang menikung. Sehingga tidak ada tempat

914
Analisis Kuantitatif Potensi Geowisata Di Daerah Muara Dua, Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan

No. Nama Geosite Nama Desa Keterangan


untuk memarkirkan kendaraan. Dari Kota
Muara Dua dapat ditempuh dengan estimasi 1
jam menggunakan mobil.
4. Curup Datar (Foto 4) Desa Pendagan Terdapat Formasi Baturaja dan Formasi
Talang Akar. Dari kota Muara Dua menuju
lokasi dapat ditempu menggunakan mobil
/motor. Jika menggunakan mobil sekitar 45
menit dan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar
10 menit
Baru-baru ini Curup Datar telah mendapat
bantuan dari pemerintah berubah pembangunan
mempermudah akses untuk jalan kaki (tangga)
dan bendungan

915

You might also like