You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/266457448

Immobilisasi Limbah Fermentasi Pabrik Alkohol terhadap Adsorpsi Logam Berat


Kadmium (Cd) (Adrian Nur) 27 IMMOBILISASI LIMBAH FERMENTASI PABRIK
ALKOHOL TERHADAP ADSORPSI LOGAM BERAT...

Article

CITATIONS READS
0 477

6 authors, including:

Adrian Nur

2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Adrian Nur on 27 May 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IMMOBILISASI LIMBAH FERMENTASI PABRIK ALKOHOL TERHADAP
ADSORPSI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd)

Adrian Nur
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta
e-mail : adrian_nur@yahoo.com

Abstract : Saccharomyces cerevisiae had ability to accumulate heavy metal from solutions.
Saccharomyces cerevisiae which used as heavy metal adsorbent was fermentation waste
biomass from alcohol plant due to economic considerations. These adsorbent would be
degradated in solutions. This weakness could be overcome by immobilizing the adsorbent with
silica gel. The objectives of this research was to determine optimal weight ratio of adsorbent to
silica gel in immobilization process. Weight ratio of adsorbent to silica gel used are 5 : 1, 5 : 2, 5
: 3, 5 : 4, and 1 : 1. Batch adsorption was done by contacting cadmium solution and adsorbent
which had been immobilized in shaker bath for 2 hours. Sample was analyzed with Atomic
Absorption Spectrometer (AAS). Rate of degradation was done by contacting aquadest and
immobilized adsorbent in a three necks glass and an extractor equipped. The research result
that optimal weight ratio of adsorbent to silica gel are 5 : 2 for the maximum cadmium
adsorption and 5 : 3 for the slowest rate of degradation.

Keywords : adsorption, cadmium, immobilized, alcohol plant waste biomass, Saccharomyces


cerevisiae

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan


Logam-logam berat pencemar lingkungan perbandingan limbah fermentasi pabrik alkohol
tingkat tinggi antara lain Hg, Cd, dan Pb. dan silika yang optimal pada proses
Penggunaan Hg dan Pb telah banyak berkurang. immobilisasi.
Namun penggunaan Cd justru semakin
meningkat sehingga perlu untuk segera LANDASAN TEORI
ditanggulangi. Kadmium merupakan salah satu logam
Saccharomyces cerevisiae mempunyai berat dengan berat molekul 112,41 g/mol
kemampuan dalam mengakumulasikan logam dengan densitas 8.65 mg/l. Keelektonegatifan
berat, termasuk kadmium. Volesky [1994] Cd 1,5 [Brady dan Holum. 1988].
menyatakan bahwa Saccharomyces cerevisiae Keelektonegatifaan memegang peranan penting
dalam keadaan mati mampu menyerap kadmium pada proses adsorpsi yang melibatkan
15-45 mg Cd per berat kering biomassa. pembentukan ikatan kimia antara logam berat
Sedangkan akumulasi kadmium oleh dengan gugus aktif pada adsorben. Kapasitas
Saccharomyces cerevisiae sebagai sel hidup adsorpsi kation terjerap bertambah dengan
[Suhendrayatna, 2001] mampu mengambil 10 % kenaikan muatan ion dan berkurang dengan
Cd untuk konsentrasi awal 0,48 ppm. Keadaan ukuran ion. Cd dalam larutan hanya muncul
biomassa Saccharomyces cerevisiae yang ada sebagai Cd2+ sebagai Cd (OH)+ dan Cd (OH)42-,
dalam limbah tersebut, baik dalam keadaan mati dengan ukuran ion 0,94. Cd 2+ akan terhidrolisa
ataupun hidup [Mawardi, dkk., 1997], tidak akan dalam larutan basa.
mengurangi kemampuannya dalam menyerap Kadar Cd pada baku mutu air yang telah
logam berat. ditetapkan pemerintah melalui KEPMEN No.
Biomassa Saccharomyces cerevisiae 02/MENKLH/I/88 sebesar 0,01 mg/l.
yang berada dalam limbah fermentasi pabrik Kemampuan adsorpsi kation logam berat oleh
alkohol perlu diimobilisassi dengan alasan : biomassa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
 mencegah terjadinya dekomposisi oleh yaitu :
mikroba lain [Jasmidi, dkk., 2001] 1. Polarisasi logam
 agar biomassa dapat dikemas sehingga lebih Kemampuan pembentukan senyawa
praktis jika diterapkan di industri. kompleks ion logam dan gugus aktif
 meningkatkan kemampuan biomassa tergantung pada kemampuan mempolarisasi
menjerap logam [ Mamaril,dkk., 1997] ion-ion logam tersebut [Jasmidi, dkk., 2001],

Immobilisasi Limbah Fermentasi Pabrik Alkohol terhadap Adsorpsi 27


Logam Berat Kadmium (Cd)
(Adrian Nur)
yaitu perbandingan muatan dan jari-jari ion. yang berkoordinasi dalam atom pusat logam
Kation dengan kemampuan mempolarisasi melalui pasangan elektron bebas.
yang tinggi mempunyai pusat muatan positif Kemampuan Saccharomyces cerevisiae
dengan kerapatan yang tinggi, sehingga untuk mengikat logam berat cukup baik.
akan menghasilkan interaksi yang kuat Penggunaan biomassa saccharomyces
dengan ligan. Ion dengan ukuran kecil cerevisiae sebagai adsorben logam berat harus
bermuatan tinggi akan memiliki kekuatan dapat bersaing dengan adsorben lain, seperti
ikatan yang tinggi. zeolit, karbon aktif, dan lain-lain. Untuk itu
2. pH larutan biomassa saccharomyces cerevisiae yang lebih
Kemampuan pembentukan senyawa murah harus didapatkan. Limbah fermentasi
kompleks gugus fungsional dinding sel alkohol, yang menggunakan Saccharomyces
dengan logam terjerap dipengaruhi pH cerevisiae sebagai mikroba pengurainya, dapat
larutan. Secara umum semakin tinggi pH dijadikan sumber Saccharomyces cerevisiae
larutan [Nur, dkk., 2002], maka logam yang yang murah. Keadaan biomassa
terjerap akan semakin baik. pH yang rendah Saccharomyces cerevisiae yang ada dalam
+
akan menambah konsentrasi H3O dan limbah tersebut, baik dalam keadaan hidup
meningkatkan kompetisi ion logam berat ataupun mati, tidak akan mengurangi
dengan H3O+ untuk membentuk senyawa kemampuannya dalam menjerap logam berat.
kompleks. Akibatnya gugus fungsional
dinding sel tertutup oleh ion Hidronium METODOLOGI PENELITIAN
+
H3O , yang akan membatasi masuknya ion Bahan – bahan yang digunakan adalah
logam berat. Dinding sel menjadi lebih limbah fermentasi yang telah dikeringkan
bermuatan positif dengan penurunan pH, (diperoleh dari industri alkohol Bekonang),
yang akan menghambat interaksi dengan CdCl2.H2O, dan silika gel.
ion logam berat yang bermuatan positif, Limbah fermentasi pabrik alkohol yang
sehingga menurunkan jumlah logam yang masih berupa sludge, difiltrasi dan dikeringkan
dapat dijerap. Namun perlu diperhatikan untuk mendapatkan padatan limbah kering.
juga bahwa ion logam akan terhidrolisa Padatan kemudian dicampur dengan silika (-
pada pH yang tinggi. 40+50 mesh) dengan variasi berat 5gr, 10 gr, 15
3. Adanya ion logam lain gr, 20 gr, 25 gr. Kemudian dibasahi dengan air
Keberadaan ion-ion logam lain akan untuk proses wetting. Campuran dikeringkan
meningkatkan kompetisi ion-ion logam o
dalam oven pada suhu 60-70 C selama 2 jam.
tersebut [Mawardi, dkk., 1997] untuk Pembasahan (wetting) ini dilakukan sebanyak 2
berikatan dengan dinding sel, sehingga kali (Raya, dkk.,2001), untuk memaksimalkan
akan menurunkan kemampuan penjerapan kontak antara silika gel dengan limbah padat,
logam tertentu. sehingga effisiensi immobilisasi bertambah.
Proses pengikatan logam oleh Briket limbah padat fermentasi yang telah
Saccharomyces cerevisiae tidak dipengaruhi diimmobilisasi di pecah-pecah dan diayak pada
oleh sel hidup atau sel mati [Mawardi, dkk., ukuran -40+50 mesh untuk mendapatkan ukuran
1997]. Ini menunjukkan proses adsorpsi logam yang seragam.
terjadi pada permukaan dinding sel pada Adsorpsi secara batch dilakukan dengan
permukaan eksternal lain melalui mekanisme cara mengkontakkan 5 gram biomassa bekas
kimia dan fisis, seperti pertukaran ion, fermentasi pabrik alkohol yang telah diimobilisasi
pemebentukan kompleks dan mikropresipitasi. dengan larutan kadmium 3 ppm 200 ml selama 2
Dinding sel terdiri dari α-manan, α-glukon, jam dalam shaker goyang.
protein, lipid, zat anorganik terutama fosfat,
chitin, dan chitosan. Chitin merupakan polimer
N-asetilglukosamin yang terdapat dalam
sejumlah besar dinding sel dan sangat efektif
sebagai sebagai zat penjerap logam dan
radionuklida. Chitosan merupakan derivate
chitin, yang juga mempunyai kemampuan
sebagai penjerap ion logam. Protein dan
polisakarida merupakan gugus fungsional yang
berperan penting dalam mengikat ion logam. Gambar 1. Rangkaian Alat
Gugus ligan yang tersedia merupakan gugus Adsorpsi secara Batch
yang bermuatan negatif seperti karbohidrat,
fosfat, fosfodiester dan thiolat atau gugus amida

28 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 1 Januari 2007: 27-31


Analisa hasil logam terjerap dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan analisa Atomic Absorption Adsorpsi secara Batch
Spectrophotometer (AAS). Data yang diperoleh Konsentrasi larutan kadmium hasil
dianalisa secara statistik dengan menggunakan adsorpsi secara batch dianalisa dengan AAS.
desain anova untuk mengetahui pengaruh berat Hasilnya kemudian diolah dengan metode
silika dan air terhadap penurunan konsentrasi analisa anova dengan design eksperimental
logam berat Cd. Data sampel untuk desain faktorial 5 x 5. Anova hasil perhitungan
eksperimen faktorial yang digunakan adalah 5 x ditunjukkan pada tabel 1.
5 dengan 3 observasi tiap sel.
Tabel 1. Daftar Anova Konsentrasi Logam setelah
Sisa hasil analisa dengan Atomic Adsorpsi Batch
Absorption Spectrophotometer (AAS) didiamkan Sumber
dk JK KT Fhit Ftabel
dan ditimbang beratnya tiap hari. Penurunan Variasi

berat menunjukkan terjadinya proses degradasi Rata-


1 689.3567
rata
adsorben. Prlakun
Percobaan laju pelindihan digunakan A 4 0.0167 0.0042 1.3819** 3.18
variasi berat silika yaitu 5 gr, 10 gr, 15 gr, 20 gr, B 4 0.2042 0.0511 16.8708* 3.18
AB 25 0.7121 0.0285 9.4121* 2.38
dan 25 gr. Kslhn 12.5 0.0378 0.0030
Jmlh 46.5 690.3276
Air keluar * = Signifikan
** = non signifikan
1
Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak
Air
masuk terdapat pengaruh yang berarti pada hasil yang
2 diperoleh dengan adanya perlakuan variasi air
3
(perlakuan A), terdapat pengaruh yang berarti
4
5
dengan adanya perlakuan berat silika
(perlakuan B), serta terdapat pengaruh
perlakuan yang signifikan pada hasil yang
diperoleh pada perlakuan variasi komposisi air
6
dan silika (taraf 0,05).
Berat silika optimal dapat terlihat dari
gambar 3. Berat konsentrasi logam Cd terendah
7
pada perbandingan berat limbah dan silika (5:2).
Hal ini menunjukkan bahwa absorben mampu
Keterangan : bekerja optimal menjerap logam berat Cd pada
1. Pendingin bola 5. Sampel
2. Klem 6. Labu didih
perbandingan limbah dan silika (5:2). Jika berat
3. Statif 7. Pemanas mantel silika lebih rendah dari berat silika optimum
4. Soxhlet maka kecenderungan yang tampak adalah
Gambar 2. Rangkaian Alat Laju Pelindihan kemampuan adsorben menjerap logam berat
lebih rendah, sehingga konsentrasi logam berat
Susunan peralatan untuk proses pelindihan kadmiumnya besar. Hal ini disebabkan karena
dapat dilihat pada gambar 2. Sampel jumlah limbah lebih banyak dari pada jumlah
ditempatkan pada soklet dengan dibungkus kain. silika sehingga lebih mudah terdegradasi. Dan
Sebagai pelarut digunakan aquadest 500 ml. jika berat silika lebih besar dari pada jumlah
Laju pelindihan dihitung dengan menentukan optimum maka semakin kecil jumlah limbah,
selisih berat kering sebelum dan sesudah proses sehingga kemampuan absorben dalam
dibagi luas permukaan dan waktu yang menjerap logam berat Cd menurun. Hal ini
digunakan. menyebabkan konsentrasi limbah semakin besar
W − Wt juga.
LR = 0 (1)
SA ⋅ t
dengan LR = laju pelindihan (gram/cm2 .hari), W o
= berat kering sampel mula-mula (gram), W t =
berat kering sampel setelah dilindih (gram), SA =
2
luas permukaan sampel (cm ), t = waktu lindih
(hari).

Immobilisasi Limbah Fermentasi Pabrik Alkohol terhadap Adsorpsi 29


Logam Berat Kadmium (Cd)
(Adrian Nur)
Tabel 3. Pengaruh perbandingan limbah dan
3,1200 silika terhadap laju pelindihan
3,1000
3,0800
K o n sen trasi (p p m )

Perbandingan Laju
3,0600 Limbah Silika Pelindihan
2
3,0400 (gr) (gr) (1/cm .hari)
3,0200 1 25 5 4.598
3,0000 2 25 10 3.631
2,9800 3 25 15 2.861
2,9600 4 25 20 4.691
2,9400 5 25 25 4.663
0 5 10 15 20 25 30
Berat silika (gr)
300

Laju pelindihan (gr/cm 2.hari)


Gambar 3. Hubungan berat silika dengan 250
konsentrasi Cd setelah adsorpsi batch 200

150
Berat Terdegradasi
Penentuan berat silika optimal juga 100

dilakukan dengan melihat berat degradasi yang 50


terjadi. Anova hasil perhitungan ditunjukkan
0
tabel 2. 0 5 10 15 20 25 30
Dari analisa desain anova di atas dapat Silika (gr)
dilihat bahwa komposisi adsorben tidak
mempengaruhi degradasi adsorben saat proses, Gambar 4. Hubungan berat silika dengan
hal ini dikarenakan larutan logam Cd tidak laju pelindihan
mengalir sehingga tidak mendegradasi adsorben
secara signifikan. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan
Tabel 2. Daftar Anova bahwa perlakuan immobilisasi terhadap
Berat Terdegradasi adsorban dapat meningkatkan penjerapan
Sumber
dk JK KT Fhit Ftabel logam sedangkan penambahan air tidak
Variasi
berpengaruh terhadap penjerapan logam.
Rata- Penurunan konsentrasi Cd paling rendah
1 222.74
rata
Prlakun diperoleh pada perbandingan berat limbah
A 4 1.31 0.33 1.27** 2.76 fermentasi alkohol dan silika 5:2 dan laju
B 4 1.20 0.30 1.16** 2.76
AB 25 11.52 0.46 1.79** 2.76 pelindihan paling lambat diperoleh pada
Kslhn 12.5 6.45 0.26 perbandingan limbah dan silika 5:3.
Jmlh 46.5 243.22
* = Signifikan
** = non signifikan UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Laju Pelindihan para mahasiswa yang telah membantu
Tabel 3 dan gambar 4 menunjukkan hubungan penelitian ini Sri Setyo Hasari dan Lilian
perbandingan berat silika dan limbah terhadap Hendrawati M.N.
laju pelindihan pada laju kondensasi yang tetap
yaitu 4,35 L / hari. Terlihat juga bahwa laju DAFTAR PUSTAKA
pelindihan paling lambat pada berat silika 15 gr Brady, J. E. dan Holum, J. R., 1988,
(perbandingan limbah dan silika 5:3). Apabila “Fundamentals of Chemistry”, 3, 930-931,
berat silika lebih sedikit dari berat optimum maka New York
laju pelindihan semakin cepat karena adsorben Jasmidi, Sugiharto, E., dan Mudjiran, 2001,
terkikis oleh laju alir (terdegradasi). Jika silika “Storage and Condition of Biomass
banyak maka berat sampel menjadi banyak Influence to Biosorption of Lead (II) and
maka volume soklet menjadi semakin kecil, Zinc(II) by Saccharomyces cerevisiae
sehingga waktu siklus kondensasi semakin Biomass”, Indonesian Journal of
cepat. Hal ini menyakibatkan laju kondensasi Chemistry, 1, 11-15
semakin besar.
Mamaril, J.C., Paner, E.T., dan Alpante, B. M.,
1997, “Biosorption and Desorption Studies
of Cromium (III) by Free and Immobilized

30 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 1 Januari 2007: 27-31


Rhizobium (BJVr12) Cell Biomass”, Chromium (III) Adsorption by Chaetoceros
Biodegradation, 8, 275-285 calcitrans Biomass Immobilized on Silica
Gel”, Indonesian Journal of Chemistry, 1,
Mawardi, Sugiharto, E., Mudjiran, H., dan
1-6
Prijambada, I.D., 1997, “Biosorpsi Timbal
oleh Biomassa Saccharomyces Suhendrayatna, 2001, “Bioremoval Logam Berat
cerevisiae”, BPPS, 20, 203-213 Dengan Menggunakan Microorganisme :
Suatu Kajian Kepustakaan”, Seminar
Nur, A., Supranto, dan Rochmadi,
Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21,
“Perbandingan Model Isotherm Biosorpsi
Sinergy Forum-PPI Tokyo Institute of
Cd Terlarut dalam Air dengan Biosorben
Technology
Aspergillus niger”, Ekuilibrium, 1, 1, 2002,
16-21 Volesky, B., 1994,”Advances in Biosorption of
Metals : Selection of Biomass Type”,
Raya., I., Narsito., dan Rusdiarso., B., 2001, “A
FEMS Microbiology Reviews, 14, 291-302
Kinetic Study of Aluminium (III) and

Immobilisasi Limbah Fermentasi Pabrik Alkohol terhadap Adsorpsi 31


Logam Berat Kadmium (Cd)
(Adrian Nur)

View publication stats

You might also like