You are on page 1of 5

BENDA ASING TELINGA HIDUNG TENGGOROK

DI BAGIAN/SMF THT-KL BLU/RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU


MANADO PERIODE JANUARI 2008 – DESEMBER 2011

Marthalisa S. Sosir
Ora I. Palandeng
R. E. C. Tumbel

Bagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: marthalisasosir@yahoo.co.id

Abstract: Sudden death, especially among children, can occur due to aspiration or the
swallowing of foreign objects. Foreign objects in human organs are any kind of matter that
comes from outside or inside the body, which normally is not present in these organs. This
was a retrospective and descriptive study and was aimed to determine the incidence of cases
of foreign objects in the ear, nose, or throat found in the Ear, Nose, and Throat - Head and
Neck Department, Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi, Manado, from January
2008 through December 2011 in which there were 482 cases. The results showed that the
highest number of cases was in 2010 (163 cases, 33.81%), followed by 2009, 2011, and 2008.
Male and female cases were 61.82% and 38.18% respectively. Cases in the age group 0-10
years were 218 (45.22%), followed by the age groups: >51 years, 41-50 years, 21-30 years,
31-40 years, and 11-20 years. The most usual anatomic locations of the foreign objects were
the external auditory canal (58.29%), followed by the nose, pharynx, esophagus, larynx and
bronchus. Successful extractions of the foreign objects occured in 99.17% cases.
Conclusion: The highest number of cases was in 2010, being more frequent in males. The
most vulnerable age group was 0-10 years, and the most usual anatomic location of the foreign
objects was the external auditory canal. Successful extractions of foreign objects occured in
almost all cases.
Keywords: foreign objects, respiratory tract.

Abstrak: Kematian mendadak terutama pada anak-anak dapat terjadi akibat aspirasi atau
tertelan benda asing. Benda asing dalam suatu organ tubuh ialah benda yang berasal dari luar
atau dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak terdapat dalam organ tersebut. Penelitian
ini bersifat retrospektif – deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui insiden kasus benda
asing telinga, hidung, dan tenggorok di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr.R D Kandou
Manado selang bulan Januari 2008- Desember 2011. Data kasus sebanyak 482 dikumpulkan
secara retrospektif dari catatan medik. Jumlah kasus tertinggi pada tahun 2010 (163 kasus,
33,81%), diikuti oleh 2009, 2011, dan 2008. Kasus laki-laki sebanyak 61,82% dan perempuan
38,18%. Kelompok usia 0-10 tahun sebanyak 218 kasus (45,22%), diikuti kelompok usia >51
tahun, 41-50 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, dan 11-20 tahun. Lokasi anatomi benda asing
tersering pada meatus akustikus eksterna (58,29%), kemudian hidung, faring, esofagus, dan
laring serta bronkus. Keberhasilan penatalaksanaan benda asing (ekstraksi) 99,17%.
Simpulan: Kasus benda asing pada telinga, hidung dan tenggorok tertinggi pada tahun 2010
dengan kelompok usia 0-10 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan lokasi benda asing tersering
pada meatus akustikus eksterna dengan tingkat keberhasilan ekstraksi yang tinggi.
Kata kunci: benda asing, saluran napas.

S141
S142 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S141-145

Pada kasus benda asing masuk ke dalam medikal dan surgikal (tindakan bedah, eks-
saluran napas dan saluran cerna yang terjadi traksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar
pada anak-anak, sepertiga dari benda asing pada anak yang berusia <4 tahun); faktor
yang teraspirasi tersangkut di saluran napas. kejiwaan (emosi, gangguan psikis); ukuran,
Lima puluh lima persen dari kasus benda bentuk dan sifat benda asing; serta faktor
asing di saluran napas terjadi pada anak kecerobohan (meletakkannya di mulut,
berusia kurang dari empat tahun. Kacang- persiapan makanan yang kurang baik,
kacangan atau biji tumbuhan lebih sering tergesa-gesa, makan sambil bermain).4
teraspirasi pada anak berusia 2-4 tahun
karena belum memiliki gigi molar yang
lengkap dan belum dapat mengunyah METODOLOGI PENELITIAN
makanan dengan baik. Benda asing di laring Penelitian dilakukan di poliklinik
dan trakea lebih sering terjadi pada anak- Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL RSU Prof.
anak karena anak yang berusia 2-4 tahun Dr. R.D. Kandou Manado pada November
cenderung memasukkan benda-benda yang 2011-Januari 2012. Sampel mencakup se-
ditemukan dan dapat dijangkaunya ke dalam mua penderita baru yang berobat di
liang telinga, lubang hidung dan mulut, atau poliklinik THT-KL RSU Prof. R.D. Kandou
dimasukkan oleh anak lain. Adanya benda Manado yang didiagnosis sebagai kasus
asing tersebut dapat menyebabkan keadaan benda asing di telinga, hidung, dan teng-
gawat darurat bila menyumbat saluran gorok. Pengambilan data bersifat retrospek-
napas.1 tif-deskriptif.
Pada orang dewasa masuknya benda
asing ke dalam saluran napas atau saluran
cerna di sebabkan oleh kecelakaan dan HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
kecerobohan. Sebagai contoh yaitu me- Dalam kurun waktu empat tahun yaitu
nelan tulang, paku (pekerja bangunan), atau 2008-2011 didapatkan 482 kasus benda
jarum jahit (tukang jahit yang ketika bekerja asing telinga, hidung, tenggorok di
menggigit jarum jahit dengan maksud poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.D.
mempercepat pekerjaan).2 Kandou Manado. Frekuensi kasus setiap
Benda asing dari luar tubuh disebut tahun bervariasi (Tabel 1). Hal ini dapat
eksogen dan biasanya masuk melalui mulut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
atau hidung. Benda asing eksogen dapat antara lain faktor personal (usia, pekerjaan,
berupa zat padat (organik atau anorganik) kondisi sosial, dan tempat tinggal), faktor
atau cair. Zat padat organik dapat berupa kejiwaan seperti emosi dan gangguan psikis,
tulang atau kacang-kacangan, sedangkan zat serta faktor kewaspadaan orang tua dalam
anorganik dapat berupa paku, peniti, batu, mengawasi anaknya terhadap benda-benda
atau uang logam. Benda asing endogen yang dapat dimasukkan ke dalam hidung,
dapat berupa sekret kental, darah, bekuan mulut atau liang telinga. Uang logam juga
darah, nanah, krusta, cairan amnion, atau dapat menjadi benda asing esofagus,
bronkolit.3 terutama pada anak-anak. Pencegahan dapat
Terdapat beberapa faktor yang dilakukan dengan mempersiapkan makanan
berperan pada masuknya benda asing ke secara baik dan meletakkan benda-benda
dalam telinga, hidung dan tenggorokan, kecil yang tidak dapat dimakan jauh dari
yaitu: faktor personal (usia, jenis kelamin, jangkauan anak-anak.
pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal); Pada orang tua, masuknya benda asing
kegagalan mekanisme proteksi yang nor- dapat disebabkan karena kecerobohan saat
mal (tidur, kesadaran menurun, epilepsi, dan mengorek-ngorek kuping serta saat makan
alkoholisme); faktor fisik (kelainan dan sambil bicara dan tertawa yang dapat
penyakit neurologik); proses menelan yang menyebabkan teraspirasinya makanan ke
belum sempurna pada anak; faktor dental, dalam saluran napas. Jenis pekerjaan
Sosir, Palandeng, Tumbel; Benda Asing Telinga Hidung Tenggorok... S143

(tukang jahit, buruh bangunan) juga turut sesuatu yang seharusnya tidak boleh
berperan dimana para pekerja mempunyai dilakukan. Sebagai penyebabnya antara lain
kebiasaan menggigit jarum atau paku untuk kecerobohan pasien yang mempunyai ke-
mempermudah pekerjaannya. biasaan mengorek-ngorek kuping, makan
sambil bicara atau tertawa, kurang berhati
hati saat makan sehingga tidak mem-
Tabel 1. Jumlah kasus benda asing telinga, perhatikan adanya tulang dan benda-benda
hidung, dan tenggorok di poliklinik THT-KL yang dapat termakan pada makanannya.
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selang Selain hal-hal di atas, tertelannya benda
tahun 2008-201. asing juga sering dialami oleh pemabuk,
No Tahun Kasus Kasus benda % pemakai gigi palsu, atau penderita gangguan
total asing mental dan psikosis.
1. 2008 3714 89 2,40 Berdasarkan jenis kelamin, pada
2. 2009 4031 129 3,20 penelitian ini didapatkan bahwa benda asing
3. 2010 5914 163 2,76 dalam liang telinga, hidung, atau
4. 2011 5296 101 1,91
tenggorokan ditemukan pada laki-laki
sejumlah 298 kasus dan perempuan 184
Berdasarkan kelompok usia diperoleh kasus. Hal ini diduga karena laki-laki
frekuensi masuknya benda asing tertinggi bersikap acuh tak acuh terhadap hal tersebut
pada usia 0-10 tahun (218 kasus), diikuti yang dianggap tidak penting.
oleh usia >51 tahun, 41-50 tahun, 21-30 Pada Tabel 3 diperlihatkan bahwa
tahun, 31-40 tahun, dan 11-20 tahun (Tabel lokasi anatomi ditemukannya benda asing
2). Hal ini disebabkan oleh keingintahuan pada anak-anak berusia 0-10 tahun yaitu
anak-anak terhadap sesuatu benda yang baru dalam lubang hidung sejumlah 104 kasus.
dilihat sehingga anak-anak berusia 2-4 Hal ini sesuai dengan penelitian yang
tahun cenderung memasukkan benda-benda menyatakan bahwa anak-anak usia tersebut
di sekitarnya ke dalam lubang hidung, cenderung memasukkan benda-benda yang
mulut, atau liang telinganya. Penyebab lain ditemukan dan dapat dijangkaunya ke dalam
yaitu belum tumbuhnya gigi molar untuk lubang hidung, mulut, liang telinga, atau
dapat menelan dengan baik, koordinasi dimasukkan oleh anak lain. Pada orang
proses menelan belum sempurna, dan dewasa lokasi anatomi ditemukannya benda
sfingter laring yang belum bekerja baik asing paling sering di meatus akustikus
pada kelompok usia 6 bulan sampai 1 tahun. eksterna (MAE). Dari hasil penelitian ini
Pada orang dewasa benda asing paling masuknya benda asing ke dalam MAE
banyak ditemukan pada usia >51 tahun. umumnya terjadi karena kebiasaan
Kelompok usia ini sering melalaikan mengorek-ngorek kuping.

Tabel 2. Kasus benda asing telinga, hidung, dan tenggorok di poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado berdasarkan golongan usia selang tahun 2008-2011.
No Tahun Usia N %
0 – 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 >51
1 2008 43 4 15 8 8 11 89 18,54
2 2009 64 7 17 11 10 20 129 26,80
3 2010 81 13 9 16 18 26 163 33,61
4 2011 30 9 14 11 22 15 101 21,05
Jumlah 218 33 55 46 58 72 482 100,00
S144 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S141-145

Tabel 3. Lokasi benda asing berdasarkan kelompok usia di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado selang tahun 2008 – 2011.
No Usia MAE Hidung Faring Laring Esofagus Bronkus N %
1 0 – 10 98 104 2 1 12 1 218 45,23
2 11 – 20 26 2 2 - 3 - 33 6,85
3 21 – 30 45 1 6 - 3 - 55 11,41
4 31 – 40 34 1 9 - 2 - 46 9,54
5 41 – 50 38 - 3 - 7 - 58 12,03
6 >51 40 - 19 - 13 - 72 14,94
Jumlah 281 108 51 1 40 1 482 100,00

Tabel 4. Jenis benda asing yang ditemukan berdasarkan kelompok usia di Poliklinik THT-KL RSU
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selang tahun 2008-2011.
No Jenis benda 0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 >51 N %
asing
1 Tulang 36 10 16 13 16 13 104 21,60
2 Kapas 18 7 13 10 14 17 79 16,40
3 Biji-bijian 10 3 - - 1 - 14 2,90
4 Serangga 22 - 8 5 3 8 46 9,54
5 Batu 14 5 - - - - 19 4,0
6 Gigi palsu - - - 1 3 9 13 2,70
7 Gabus 9 - - - - - 9 1,86
8 Kertas 2 - - - - - 2 0,41
9 Uang logam 4 1 - - - - 5 1,03
10 Batang korek 2 - - 1 - - 3 0,62
11 Manik-manik 15 - - - - - 15 3,11
12 Kayu 3 - - 1 - - 4 0,82
13 Paku payung - 1 - - - - 1 0,20
14 Peluru 15 - - - - - 15 3,11
15 Baterei 5 1 - - - - 6 1,24
16 Anting 3 - - - - - 3 0,62
17 Permen 6 1 - - - - 7 1,45
18 Lain-lain 54 4 18 15 21 25 137 28,42

Tabel 4 memperlihatkan berbagai jenis Tabel 5. Persentase keberhasilan penata-


benda asing (organik dan anorganik) yang laksanaan benda asing dalam telinga, hidung,
ditemukan pada kasus-kasus di Poliklinik dan tenggorok di Poliklinik THT-KL RSU Prof.
THT-KL RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Dr. R.D. Kandou Manado selang tahun 2008-
2011.
Manado selang tahun 2008-2011. Pada
kelompok usia 0-10 tahun jenis benda asing Jumlah
Hasil
lebih bervariasi tetapi yang tersering ialah No kasus %
penatalaksanaan
tulang, sedangkan pada kelompok usia >51 (482)
tahun yang tersering ialah kapas. 1 Benda asing 478 99,17
berhasil diekstraksi
Tabel 5 memperlihatkan tingkat keber-
2 Benda asing tidak 4 0,83
hasilan penanganan yang dilakukan di berhasil diekstraksi
Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado. Dari data ini dapat dilihat
bahwa tingkat keberhasilan cukup tinggi telinga, hidung dan tenggorok terdapat 478
dimana dari 482 kasus benda asing dalam kasus yang berhasil diekstraksi benda
Sosir, Palandeng, Tumbel; Benda Asing Telinga Hidung Tenggorok... S145

asingnya. Penanganan benda asing dalam DAFTAR PUSTAKA


telinga, hidung dan tenggorok tidak terlalu
1. Junizaf HM. Benda asing di saluran napas.
sulit dibandingkan penanganan benda asing
In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
di daerah laringo-faring dan esofagus
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher
dimana diperlukan alat-alat dan tehnik yang
(Edisi Keenam). Jakarta: FKUI; 2007,
lebih memadai agar tingkat keberhasilan
p.259-65.
dapat mencapai 100%.
2. Iskandar HN. Benda asing di THT. In:
Panduan Penatalaksanaan Gawat
SIMPULAN Darurat Telinga Hidung Tenggorok.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Jakarta: FKUI; 2008; p.1-8.
bahwa kasus benda asing pada telinga, 3. Benda asing THT [homepage on the internet].
hidung dan tenggorok di poliklinik THT-KL Nodate [cited 2011 Nov 5]. Available
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selang from: http://www.scribd.com/doc/
waktu empat tahun yaitu tahun 2008-2011 60639131/benda-asing-tht.
tertinggi ditemukan pada tahun 2010 dengan 4. Prabo D. Benda asing di saluran napas
kelompok usia 0-10 tahun, jenis kelamin [homepage on the Internet]. Nodate
laki-laki, dan lokasi benda asing tersering [cited 2011 Nov 11]. Available from:
pada meatus akustikus eksterna dengan http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/
tingkat keberhasilan ekstraksi yang tinggi. 05/benda-asing-di-saluran-napas.html.

You might also like