You are on page 1of 3

LNama.

: Piter Tuahman Sinaga

Tugas. : Membuat Kesaksian

Mata Kuliah: English Teologi

Speak English
Good morning everyone at this time I will share my testimony of life with all of us and hope
this testimony can be a blessing to all of us.
The most beautiful and hardest times to forget are the times when we were still in high
school. There are many memories that we can feel, there are also many sadness that we can
feel. High school period is a time when we are still starting to enter a period of self-
maturation, there are very wide ranges of bad attitudes in us. For three years I was in high
school, it is very sad if these memories are passed in my life. It is time for the separation to
occur and the memories will begin to fade, all the sweet and bitter memories will not be
repeated after the separation from my friends. Two months passed, I was still confused about
where I wanted to go to college, before that I already had the desire and had the
determination to take the military force exam and I also had enough training provisions for 2
months after being declared graduated from my high school. With his enthusiasm, I could not
imagine how wonderful it would be to be an Indonesian military force, it can be said that I
have no desire to take any other university majors because I am sure that I can pass and pass
the selection for the Indonesian military service exams. In the matter of examination
selection, I was afraid of nothing because I had prepared everything, from the money to the
management, basically everything was prepared by my parents.
Most people nowadays determine their future because of the pressure from their own parents,
it's different from myself when my desire to take the military selection test was not compelled
by my parents but really my own desire. Then one day I was about to take a military test,
suddenly something crossed my mind that made a deep turmoil in my thoughts at that time.
The thought that crossed my mind for a moment was how difficult it would be if I met the
special family towards my parents. So at night before the military test was going to be held, I
had a super active thought in my mind.
Suddenly there was a servant of God who gave a picture and wanted to tell a story about his
life so that the Pastor could be successful until now. After the Pastor told and explained
everything I began to plan my goals. Maybe that is what is called God's help when I am in
trouble when I make decisions in life. And in the end I suddenly canceled to take the military
exam test. My parents did not expect that with all the steps they suddenly had no intention of
taking the military exam. In the end, I also met a pastor who was willing to give a testimony
of his life in making a decision for a bright future. I was offered by the Pastor to a
Theological College located in Bandar Baru, then I went to register and that's where I
continued my education.

This is my testimony, for your attention I thank you. Shalom.

Bahasa Indonesia

Selamat pagi semuanya pada saat ini saya akan membagikan kesaksian hidup saya kepada kita
semua dan semoga kesaksian ini dapat menjadi berkat untuk kita semua.

Masa-masa paling indah dan paling sulit untuk dilupakan adalah masa dimana kita masih duduk di
bangku SMA (Sekolah Menengah Atas). Banyak kenangan yang dapat kita rasakan, banyak pula
kesedihan yang Kita rasakan. Masa SMA adalah masa dimana kita masih mulai memasuki masa
pendewasaan diri, sangat rentang terjadi sikap-sikap yang tidak baik dalam diri kita. Tiga tahun saya
duduk di bangku SMA, sangat sedih rasanya jika kenangan itu terlewatkan dalam hidup saya. Tibalah
saatnya perpisahan itu terjadi dan kenangan itu pun akan mulai memudar, tidak akan terulang
kembali segala kenangan manis dan pahit sesudah perpisahan dengan teman-teman saya.

Dua bulan berlalu saya pun masih bingung memikirkan kemana langkah saya mau ke perguruan
tinggi, sebelum nya saya sudah memiliki keinginan dan punya tekat untuk mengikuti ujian angkatan
militer dan saya pun sudah mempunyai bekal latihan yang cukup selama 2 bulan setelah dinyatakan
Lulus dari SMA saya. Dengan semangatnya, saya sampai tidak bisa membayangkan betapa indahnya
jadi seorang angkatan militer Indonesia, dapat dikatakan saya tidak memiliki keinginan lagi untuk
mengambil jurusan perguruan tinggi lainya karena saya yakin bisa menembus dan lolos dari seleksi
ujian agkatan militer Indonesia. Dalam hal seleksi ujian tidak ada satupun yang saya takutkan karna
saya sudah mempersiapkan semuanya, dari mulai uang, pengurus, intinya semua sudah dipersiapkan
oleh orangtua saya.

Kebanyakan orang pada sekarang ini dalam menentukan masa depannya Karena paksaan dari
orangtuanya sendiri, beda dengan saya sendiri ketika keinginan saya mau mengikuti tes seleksi
militer tidak ada paksaan dari orangtua saya melainkan memang benar-benar keinginan diri saya
sendiri. Tibalah satu hari lagi saya akan mengikuti tes militer, tiba-tiba ada sesuatu yang terlintas
dipikiran saya yang menjadikan suatu gejolak yang dalam dalam pemikiran pada saat itu. Pemikiran
yang terlintas sesaat di pikiran saya adalah betapa sulitnya nanti kalau bertemu dengan keluarga
terkusus terhadap orangtua saya. Jadi pada malam hari menjelang akan dilaksanakan tes militer,
didalam benak saya timbul pemikiran yang Super aktif.

Tiba-tibalah ada seorang hamba Tuhan yang memberikan suatu gambaran dan mau menceritakan
sebuah pengalaman hidupnya hingga Pendeta tersebut bisa sukses sampai sekarang ini. Setelah
Pendeta tersebut menceritakan dan menjelaskan semuanya saya pun mulai merancang tujuan
saya.mungkin itulah yang dinamakan pertolongan Tuhan disaat dalam kesusahan mengambil suatu
keputusan dalam hidup ini. Dan pada akhirnya pun saya secara tiba-tiba membatalkan untuk
mengikuti tes ujian militer tersebut. Orangtua saya pun tidak menyangka dengan segala langkah
yang secara tiba-tiba tidak memiliki niat lagi untuk mengikuti tes ujian militer tersebut. Pada
akhirnya saya pun menjumpai pendeta yang sudah mau memberikan sebuah kesaksian hidupnya
dalam mengambil sebuah keputusan untuk masadepan yang cerah. Saya ditawarkan Pendeta
tersebut kesebuah sekolah Tinggi Teologi yang tempatnya di Bandar Baru, kemudian saya pun pergi
untuk mendaftarkan diri dan disitulah saya melanjutkan pendidikan.

Demikianlah kesaksian saya ini, atas perhatianya saya ucapkan terima kasih. Shalom.

You might also like