Professional Documents
Culture Documents
16 (2), 2017, 37 - 45
DOI : 10.14710/jkli.16.2.37-45
1
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada 3 Facultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada
Corresponding author: ema.rafafiku@gmail.com
Info Artikel : Diterima Juli 2017 ; Disetujui Agustus 2017 ; Publikasi Oktober 2017
ABSTRACT
Title: Effect of Pesticide Application Technique to The Severity Degree of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease (COPD) on Farmers
Background: Grobogan regency as a major agricultural center in Central Java with a lot of pesticide use had
increased cases of COPD since 2010, where the etiology of COPD is derived from gene-enviroment interaction
and one of the major occupational diseases related to toxic substances exposure in the workplace. The largest
percentage (71%) of people with COPD based on medical record data 2009-2012 in “PKU Muhammadiyah
Gubug Hospital” Grobogan Regency is farmers. This research aimed to analyze the effect of technical pesticide
application on the severity degree of COPD to farmers.
Methods: This research is a case-control study which was conducted in Grobogan District with 100 farmers
respondents, had been selected by purposive method sampling. Data was collected by interviews, observation,
clinical examination and spirometry. Data was analysed by rank spearman correlation and ordinal logistic
regression.
Results: The results showed that there were 23% respondents in moderate COPD, 17% very severe COPD, 7%
mild COPD and 3% severe COPD. Most respondents had spraying time pesticide more than 5 hours daily
(69%), more than 1 time weekly (72%), mostly in morning/afternoon (95%). Most of respondents (85%)
frequently sprayed pesticides regardless of wind direction, sprayed pesticides against wind direction (42%),
sprayed pesticides when high speed winds (36%) and used “pesticide-exposed clothes” to wipe sweat ( 42%).
The result of statistical test showed significant correlation of the severity degree of COPD with daily pesticide
exposure (p value = 0,003) and suitability of pesticide spraying direction (0,000). There were significant effect
of daily pesticide exposure (p value = 0,004) and suitability of pesticide spraying direction (0,000) to the
severity degree of COPD.
Conclusion: The new findings in this study are the technical application of pesticide that has been shown to
affect the severity degree of COPD are the length of daily exposure and the suitability of the pesticides spraying
direction. The implications of this to public health is the need for socialization of safe work procedures for
farmers in properly applying pesticides technique using pesticides in the prevention of COPD. It was
recommended not to exceed 5 hours daily and avoid spraying pesticides against the wind direction.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Derajat PPOK
Klasifikasi PPOK n %
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian yang harus segera ditangani agar tidak bertambah besar
responden kelompok kasus (penderita PPOK) berat dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup termasuk
dalam kategori derajat PPOK sedang dan dan produktivitas petani.
sangat berat, hal ini menunjukkan bahwa PPOK pada
petani merupakan salah satu penyakit akibat kerja
Tabel 2
Distribusi Jawaban Responden
Berdasarkan Aspek-Aspek Teknik Aplikasi Pestisida
No n %
Aspek-Aspek Intensitas Paparan Pestisida
1. Lama Waktu Penyemprotan Per Hari
a. kurang dari 5 jam 31 31,
Keringat
a. Tidak Pernah 57 57,
b. Kadang-kadang 6 0
c. Sering 37 6,0
37,
0
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana tercantum rank spearman” juga terbukti berhubungan signifikan
pada tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden antara lama paparan pestisida dengan derajat PPOK.
memiliki risiko paparan pestisida yang tinggi meliputi Adapun perbandingan lama paparan pada kelompok
lama penyemprotan lebih dari 5 jam, seminggu lebih kontrol tidak berbeda jauh yaitu 54% memiliki riwayat
dari 1 kali meskipun dengan kebiasaan waktu lama paparan lebih dari 5 jam dan 46% kurang dari 5
penyemprotan yang sudah cukup baik yaitu sebagian jam per hari.
keselamatan dalam aplikasi pestisida diketahui bahwa 42% responden melakukan penyemprotan pestisida
sebagian besar responden tidak memperhatikan arah melawan arah angin.
angin dalam melakukan penyemprotan pestisida dan
Tabel 3
Tabulasi Silang Masa Kerja Petani Dengan Derajat PPOK
Berdasarkan data pada tabel 3 diketahui bahwa berat pada petani dengan masa kerja lebih lama. sebagian
besar responden pada semua kelompok kasus Terutama pada derajat PPOK III ditemukan 100% derajat PPOK
I, II, III maupun IV memiliki masa responden memiliki masa kerja melebihi 20 tahun kerja sebagai petani
lebih dari 16 tahun dimana meskipun secara statistik tidak bukti signifikan.
terdapat kecenderungan ditemukan derjat PPOK lebih
Tabel 4
Tabulasi Silang Lama Paparan Pestisida Dengan Derajat PPOK
besar pada pagi/sore hari. Berdasarkan aspek Berdasarkan data pada tabel 5 diketahui
Berdasarkan data pada tabel 4 diketahui bahwa bahwa pada kelompok kasus maupun kelompok
sebagian besar responden pada semua kelompok kasus kontrol didominasi oleh reponden dengan frekuensi
derajat PPOK I, II, III maupun IV memiliki riwayat paparan pestisida lebih dari 1 kali seminggu kecuali
lama paparan pestisida lebih dari 5 jam per hari. pada derajat PPOK III. Perbandingan tersebut tidak
Bahkan sebanyak 100% responden yang menderita terbukti berhubungan secara signifikan berdasarkan
PPOK derajat I dan III memiliki riwayat lama paparan hasil uji korelasi rank spearman, meskipun secara
pestisida rata-rata per hari melebihi 5 jam. Hal ini statistik tidak terbukti signifikan.
sejalan dengan hasil uji statistik berdasarkan “korelasi
Tabel 5
Tabel 6
Tabulasi Silang Penentuan Dosis Pestisida Dengan Derajat PPOK
Berdasarkan data pada tabel 6 diketahui pertanian dibandingkan persentase responden pada bahwa pada
kelompok kasus ditemukan lebih banyak kelompok kontrol. Namun secara proporsional tidak persentase
responden yang menentukan dosis terlalu berbeda persentase antar kelompok kasus dan pestisida berdasarkan
takaran atau arahan penyuluh kontrol.
Tabel 7
Tabulasi Silang Arah Penyemprotan Pestisida Dengan Derajat PPOK
Berdasarkan data pada tabel 7 diketahui responden melakukan penyemprotan tidak sesuai /
bahwa perbandingan persentase responden yang melawan arah angin, sedangkan pada kelompok non
melakukan penyemprotan pestisida sesuai arah angin PPOK sebaliknya yaitu sebagian besar responden
berbeda secara nyata antara kelompok kasus PPOK melakukan penyemprotan pestisida sesuai arah angin.
dan kontrol (non PPOK). Pada kelompok PPOK Hal ini sejalan dengan hasil uji korelasi rank spearman
derajat I, III dan IV ditemukan sebagian besar
Tabel 8
Tabulasi Silang Kecepatan Angin Saat Penyemprotan Pestisida Dengan Derajat PPOK
pestisida dalam satuan jam setiap harinya. Jika lama dilakukan petani di Indonesia saat ini sangat
penyemprotan petani masih dalam batas aman 1-5 jam berbahaya bagi diri mereka sendiri maupun
maka keracunan akibat pestisida bisa diminimalisir. lingkungan hidup disekitarnya. Demikian halnya
Gejala keracunan pestisida biasa timbul setelah 4 jam temuan hasil penelitian ini diketahui bahwa teknik
kontak, tetapi bisa timbul setelah 12 jam. Lama petani aplikasi pestisida belum sepenuhnya dilakukan
kontak dengan pestisida maka akan semakin besar dengan cara kerja yang aman dan terbukti
kemungkinan petani mengalami keracunan apalagi jika berpengaruh terhadap derajat keparahan PPOK.
diiringi dengan waktu penyemprotan. Semakin panjang
masa kerja dan lamanya bekerja setiap hari akan SIMPULAN
mempunyai potensi lebih besar terjadinya penyakit Temuan baru dalam penelitian ini adalah teknik
akibat kerja (PAK). Semakin lama paparan pestisida aplikasi pestisida yang terbukti berpengaruh terhadap
berarti semakin besar akumulasi racun pestisida dalam derajat PPOK adalah lama paparan per hari dan
tubuh petani. Semakin besar kadar pestisida yang kesesuaian arah penyemprotan pestisida. Implikasi
mengenai tubuh manusia maka akan semakin besar hal tersebut terhadap kesehatan masyarakat yaitu
pula kadar racun dalam darah sehingga semakin besar diperlukannya sosialisasi prosedur kerja aman petani
risiko keracunan pestisida.17 Semakin lama seseorang dalam menggunakan pestisida dengan
kontak dengan pestisida akan semakin besar resikonya menyempurnakan teknik aplikasi pestisida secara
keracunan, penyemprotan hendaknya tidak melebihi 4- baik dan benar dalam pencegahan PPOK. Lama
5 jam secara terus-menerus dalam sehari. Dalam paparan pestisida disarankan tidak melebihi 5 jam per
pemilihan waktu penyemprotan pestisida pada hari dan harus dihindarkan penyemprotan pestisida
responden penelitian ini sudah cukup baik yaitu melawan arah angin karena terbukti berkontribusi
sebagian besar pada pagi/sore hari. Apabila signifikan terhadap peningkatan derajat keparahan
penyemprotan pada siang hari dengan suhu yang tinggi PPOK.
akan menyebabkan metabolisme di dalam tubuh
meningkat dan penyerapan pestisida kedalam tubuh UCAPAN TERIMAKASIH
menjadi lebih besar. Suhu lingkungan yang buruk bagi Penulis mengucapkan terimakasih kepada DIKTI dan
petani penyemprot pestisida adalah jika lebih tinggi UDINUS atas bantuan dana penelitian, BKPM
dari tubuh manusia yaitu 37˚C. Jika suhu lingkungan Semarang atas bantuan peralatan dan petugas
tinggi maka suhu tubuh juga akan meningkat juga medis/paramedis dalam pengukuran fungsi
menyebabkan voso dilatasi yaitu pembuluh darah paru/diagnosis PPOK; RS PKU Muhammadiyah
mengembang untuk berdekatan dengan kulit Gubug atas bantuan data/informasi dan dukungan tim
(lingkungan luar) yang memungkinkan panas rekam medis/medis selama pelaksanaan penelitian
dibebaskan keluar, lebih banyak darah pada kulit untuk serta seluruh responden; perangkat
memudahkan panas darah terbebas keluar melalui desa/kecamatan/kabupaten di lokasi penelitian
proses penyinaran dan berkeringat, oleh kelenjar wilayah Grobogan atas ijin dan kesediaannya
keringat mempunyai panas tertentu sehingga dapat memberikan data/informasi/menjalani pemeriksaan
menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke
lingkungan sekitar bila air keringat menguap. Suhu DAFTAR PUSTAKA
yang meningkat ditambah dengan adanya sinar 1. Carla, Falugi. Zohan, R. Hagen, T. Chiara, G. &
matahari, termasuk terjadinya reaksi dari satu atau Maria, G.A. Colinergic Pesticides in Pesticide -
lebih polutan sekunder dapat menyebabkan The Impact of Pesticide Exposure, Edited By
peningkatan efek bahan toksik di udara. 18 Iklim atau Margarita S, Publisher InTech, Shanghai-China.
suhu kerja yang panas akan sangat mempengaruhi 2011
kecepatan reaksi zat kimia di udara terlebih dalam 2. Manuaba, I. B. Putra. Cemaran Pestisida Fosfat
tubuh pekerja dimana setiap kali bekerja selalu Organik di Air Danau Buyan Buleleng Bali.
terpajan.19 Jurusan Kimia F.MIPA Universitas Udayana,
Dalam teknik aplikasi pestisida biasanya Bukit Jimbaran. 2008
petani cenderung menganggap ringan bahaya 3. Eddleston, M. Buckley, NA. Eyer, P. Dawson,
pestisida sehingga tidak mematuhi syarat-syarat A.H. Management of Acute Organophosphorus
keselamatan dalam menggunakan pestisida. Pesticide Poisoning. Lancet. 2008. Vol. 371 No.
Keracunan pestisida, terutama keracunan kronis 9612 Hal : 597-607
sering tidak terasa dan akibatnya sulit diperkirakan.
4. Janice, et al.Laporan Kasus Penyakit Paru
Oleh karena itu kebanyakan petani yang sudah Obstruktif Kronis (PPOK), Departemen Ilmu
belasan tahun mengaplikasikan pestisida dengan cara
Penyakit Paru & Kedokteran Respirasi USU,
mereka dan tidak merasa terganggu. Padahal justru
Medan–Sumatera Utara. 2010.
anggapan praktek pengelolaan pestisida yang
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/03d