Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Tesis Revisi Floren
Jurnal Tesis Revisi Floren
ABSTRAK
There are various important factors to run the hospital optimally, such as performance of its employees in
management, medical, and non-medical department. Performance could be affected by stress, job
satisfaction, and other influential factors which are important for hospital to know to determine the best way
in improving their employes performance. The purpose of the study was to analyze the effect of job stress and
job satisfaction on employee performance at X Hospital. This study is an observational analytic study with
an associative quantitative method of SEM pathway analysis model with a hypothesis aimed at providing an
overview of the relationship between stress and job satisfaction simultaneously (X1), job stress (X2), job
satisfaction (X3) on the performance (Y) of professional caregiver staff at Hospital X in the October-
November 2019 study period using purposive sampling method. The results showed that job stress and job
satisfaction simultaneously and significantly influence performance. The higher job stress gets, the lower job
satisfaction and performance will be. Increasing the job satisfaction will also increase the
performance.Iindividual and organizational stress management, work life balance, and remuneration system
review could be used as managerial implication to decrease and manage the job stress and increase job
satisfaction.
3
Model penelitian berada pada tingkat sedang. Ini berarti semua
Berdasarkan kajian teori dan metode penelitian indikator berada pada tingkat normal. Staf PPA
yang diambil, maka didapatkan gambaran model Rumah Sakit X sudah memiliki tingkat stress,
penelitian sebagai berikut kinerja dan kepuasan berada pada taraf yang
normal.
H1
Tabel 3. Rekapitulasi Three Box Methhod Distribusi
Stress Kerja DataVariabel
H2 No Variabel Rendah Sedang Tinggi Total
H3 1 Stres kerja 3 10 0 13
Kinerja
2 Kinerja 0 19 2 21
H4 Kepuasan
Kepuasan 3 0 18 0 18
Kerja
Kerja
6
sesuai baik berupa uang ataupun selain uang. Hasil analisis deskriptif staf PPA Rumah Sakit
Sormin (2017) juga memperoleh pengaruh X, diketahui bahwa dari variabel kepuasan kerja,
signifikan antara stress kerja dan kepuasan kerja. dimensi yang diukur dari pekerjaan itu sendiri
Namun, pengaruh yang diperoleh dalam didapatkan rata-rata indeks sedang dengan yang
penelitiannya adalah secara positif, yang berarti paling rendah adalah karyawan merasa senang
semakin tinggi stress kerja maka akan semakin bekerja di RS X dengan 49.3% responden merasa
tinggi kepuasan kerja. Berbeda dengan hasil sudah senang bekerja di RS X, dan skor paling
penelitian Chaudhry (2012), yang memperoleh tinggi berada pada indikator yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan signifikan antara stress responden senang karena pengalaman baru yang
kerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan diperolehnya dari bekerja di RS X. Berhubungan
Menurut Hosseinabadi et al (2018), dengan kepuasan terhadap gaji dan promosi
menyarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan berada pada tingkat sedang, yaitu dari
di kalangan perawat melalui peningkatan situasi di 150 responden, 60 responden merasa honor mereka
tempat kerja dan pengurangan beban kerja dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari..
harapan untuk meningkatkan permintaan Untuk dimensi rekan kerja juga memiliki rata-rata
pekerjaan, pembuatan keputusan, menerapkan indeks sedang, yang melalui indikator diketahui
metode terapeutik, meningkatkan keterampilan bahwa 86 responden merasa memiliki hubungan
dalam menjalin hubungan, dan meminimalkan dekat dengan rekan kerja dan lebih dari setengah
konflik peran. Khamisa et al (2015) dalam responden merasa mendapat dukungan yang cukup
penelitiannya mengenai stres, burnout, kepuasan dari rekan kerja dan adanya saling membantu. Hal
kerja, dan kesehatan menyatakan bahwa strategi ini termasuk bagus karena tampak bahwa staf PPA
manajemen stres dan program intervensi penting saling memiliki hubungan yang cukup bagus
dikembangkan berhubungan dengan efek stres dengan sesamanya. Sedangkan untuk hubungan
kerja pada karyawan. dengan supervisornya juga termasuk pada indeks
sedang, lebih dari setengah responden merasa
Pengaruh kepuasan kerja secara positif supervisornya mau mendengarkan saran, kritik,
dan signifikan terhadap kinerja dan keluhan mereka, sedangkan hampir setengah
karyawan responden merasa supervisor mereka memberi
Kepuasan kerja merupakan suatu variabel yang arahan jelas, merasa nyaman dengan mereka dan
dapat memberi dampak pada kinerja karyawan. memberi bimbingan yang baik. Walaupun
Hasil penelitian memperoleh kepuasan kerja termasuk indeks sedang, tetapi 3 dari 4 indikator
berpengaruh positif dan signifikan terhadap masih belum mencapai setengah responden yang
kinerja. Semakin tinggi kepuasan kerja, maka puas terhadap supervisornya sehingga ini dapat
semakin tinggi kinerja. Hasil penelitian ini sesuai menjadi salah satu dimensi yang perlu
dengan Saputra et al (2016) yang menyatakan ditingkatkan. Untuk dimensi terakhir, yaitu kondisi
bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh kerja, juga berindikator sedang. Didapatkan bahwa
signifikan positif terhadap kinerja. Mailani , et al lebih dari setengah responden sudah merasa puas
(2016) juga menemukan bahwa kepuasan kerja dengan kondisi kerja mereka.
memiliki korelasi yang positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil Temuan Penelitian
penelitiannya, didapatkan bahwa faktor pekerjaan
dalam kepuasan kerja yang terdiri dari bos, Penelitian ini memperoleh bahwa stres kerja dan
pekerja, teman kerja, promosi, dan gaji, dan atasan kepuasan kerja secara simultan 52.1%
menjadi faktor paling berpengaruh terhadap kinerja mempengaruhi kinerja staf PPA. Stres kerja
karyawan.Yanidrawati, et al (2012) mendapatkan berpengaruh negatif pada kinerja secara langsung
subjek penelitiannya 92.96% merasa tidak puas maupun tidak langsung dengan pengaruh langsung
dan hanya 7.04% yang merasa puas, memiliki skor yang lebih besar. Stres juga berpengaruh negatif
kinerja minimal, dengan faktor yang menjadi
pada kepuasan kerja secara langsung. Sedangkan
prioritas utama untuk meningkatkan kepuasan
adalah pada faktor penghasilan dan promosi. Ali kepuasan kerja berpengaruh positif pada kinerja.
(2019) dalam penelitiannya menyatakan faktor Pengaruh stres yang semakin tinggi dapat
seperti struktur gaji, praktek manajemen sumber menurunkan kinerja, namun kepuasan kerja yang
daya manusia, lingkungan kerja, motivasi dan tinggi meningkatkan kinerja. Adanya hubungan
promosi memiliki kontribusi secara positif tidak langsung antara stres kerja terhadap kinera
terhadap kepuasan kinerja. melalui kepuasan kerja membuat kepuasan kerja
menjadi faktor mediasi untuk memberi pengaruh
7
positif pada kinerja. Walaupun pegawai mengalami Implikasi
stress, bila dapat menaikkan faktor kepuasan kerja, Implikasi teoritis
maka kinerja bisa meningkat, mengubah stimulasi Implikasi teoritis dalam hasil penelitian ini terdiri
stres kerja yang negatif berujung positif terhadap dari beberapa teori, diantaranya menurut Robbins
kinerja melalui peningkatan kepuasan kerja. and Judge (2008), stress dapat berdampak
Hasil penelitian ini sesuai dengan Robbins and psikologis yang menurunkan kepuasan kerja
Judge (2008) yang menyatakan bahwa stres seseorang.Greenberg (2006) mengatakan bahwa
bila seseorang mengalami eustress (stress yang
berdampak psikologis yang menurunkan kepuasan
positif), akan terjadi peningkatan kinerja dan
kerja seseorang. Sesuai dengan Robbins (2004) kesehatan, dan jika mengalami distress (stress yang
menyatakan stres kerja merupakan beban kerja negatif), maka kinerja dan kesehatan semakin
yang berlebih, perasaan susah dan ketegangan buruk, serta hubungan dengan orang lain pun dapat
emosional yang menghambat performa individu.. terganggu. Stres dapat mengurangi kinerja
Sesuai dengan Spector (1997) juga menyatakan individu sehingga menurut Ajayi (2018) sebaiknya
perilaku pekerja tergantung pada tingkat kepuasan stress diminimalisir secara proaktif dengan
memberikan dukungan administrasi yang cukup
kerja yang akan menghasilkan perilaku positif dan
kepada karyawan.
ketidakpuasan menghasilkan perilaku negatif. Kepuasan kerja menurut Robbins and Judge
Kepuasan kerja dapat berfungsi sebagai indikator (2011) adalah perasaan positif tentang pekerjaan
kegiatan organisasi. Selain itu, evaluasi kepuasan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah
kerja merupakan indikasi yang baik untuk evaluasi karakteristiknya. Jika tingkat kepuasan
mengetahui perubahan unit organisasi yang kerja tinggi, maka akan memiliki perasaan positif
diperlukann untuk meningkatkan kinerja. terhadap pekerjaan dan kepuasan kerja yang rendah
akan memiliki perasaan negatif terhadap
Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesakan
pekerjaannya. Luthans (2011) menyatakan bahwa
bahwa semakin tinggi stres kerja, maka akan menyukai pekerjaan itu sendiri; pembayaran yang
semakin rendah kepuasan dan kinerja karyawan. adil; rekan kerja yang ramah dan mendukung;
Kepuasan kerja penting sebagai faktor mediasi promosi pekerjaan; supervisi yang adil, terbuka,
untuk meningkatkan kinerja staf Profesional dan mau bekerjasama; kondisi kerja yang baik
Pemberi Asuhan. akan mempengaruhi kepuasan kerja menjadi lebih
baik. Menurut Abbas, (2017), kepuasan kerja dapat
dianggap sebagai salah satu faktor utama efisiensi
Kesimpulan dan efektivitas organisasi bisnis. Peningkatan
Melalui penelitian ini, maka dapat disimpulkan : kepuasan pekerja dapat memberi hasil terbaik dari
1. Stres kerja dan kepuasan kerja secara kreativitas, obligasi, produktivitas. Bila pekerja
bersamaan memiliki pengaruh terhadap kinerja merasa stress, pekerja tidak akan menyelesaikan
karyawan. pekerjaannya dengan baik dan memberi efek
2. Semakin tinggi stres kerja yang dirasakan, negatif pada organisasi.
maka akan semakin rendah kinerja staf
profesional pemberi asuhan di rumah sakit X. Implikasi manajerial
Staf profesional pemberi asuhan Rumah sakit Rumah Sakit X telah mengimplementasikan
X memiliki kinerja sedang dengan tingkat stres sistem manajemen yang cukup baik karena seluruh
kerja yang sedang. variabel berada pada kategori sedang. Namun ini
3. Semakin tinggi stres kerja, maka semakin membuka peluang untuk meningkatkan kepuasan
rendah kepuasan kerja yang dirasakan staf kerja dan kinerja. Perlu dilakukan berbagai upaya
profesional pemberi asuhan Rumah sakit X. untuk mengembangkan dan memaksimalkan
Kepuasan kerja yang dimiliki staf profesional kinerja Rumah Sakit X, antara lain :
pemberi asuhan Rumah Sakit X berada pada 1. Implikasi dalam manajemen stres kerja yang
tingkat sedang dengan stres kerja yang sedang dirasakan staf PPA berada pada kategori
4. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dimiliki, sedang perlu di kurangi melalui manajemen
maka akan semakin tinggi pula kinerja staf stres. Bila dikaji dari setiap dimensi yang
profesional pemberi asuhan Rumah Sakit X. digunakan untuk mengukur stres, diperlukan
Tingkat kepuasan kerja yang sedang pada staf penurunan indikator penyebab stres, terutama
profesional pemberi asuhan Rumah sakit X peran ganda, dan meningkatkan hubungan baik
memberikan tingkat kinerja yang sedang pula. antar rekan kerja, co-ass maupun atasan, tidak
8
untuk menghilangkan stres kerja, tetapi hanya supervisor terhadap kemampuan dalam
untuk mengurangi tingkat stres. Bisa dilakukan menangani stres se-efektif mungkin, serta
melalui manajemen stres individual, menciptakan budaya kerja yang lebih ramah
menerapkan sistem stress risk management dan mendukung dari yang telah dimilki
sesuai standar WHO (2004), deteksi dini stres sekarang baik di tempat kerja maupun di
dan work-life balance, melibatkan staf dalam rumah agar peran ganda tidak menyebabkan
menciptakan suasana lingkungan kerjanya stress berlebih.
sendiri, mengembangkan sistem manajemen
yang lebih sensitif dan responsif agar staf Saran dalam peningkatan kepuasan dan kinerja
mendapatkan dukungan sosial di dalam dan di melalui beberapa hal berikut ini, antara lain :
luar pekerjaan a. Memberikan kebijakan mendetail mengenai
2. Implikasi peningkatan kepuasan kerja sesuai job description, perjalanan karir, pelatihan,
dari hasil distribusi data dapat dilakukan peluang promosi hingga dana pensiun para
melalui peningkatan rasa senang bekerja di RS staf, lalu meninjau, membandingkan, dan
X, jumlah honor setiap bulannya, dukungan menyamakan kebijakan dan tujuan Rumah
dari sesama rekan kerja, kesempatan Sakit X dengan ekspektasi dan kebutuhan
mendapatkan promosi, peningkatan dalam staf PPA agar meningkatkan motivasi dan
bimbingan dari atasan dalam melaksanakan rasa bangga akan pekerjaannya.
pekerjaan, dan sarana prasarana untuk b. Meninjau ulang sistem remunerisasi sesuai
mendukung pekerjaan. Peningkatan kepuasan pekerjaan para staf dan memberikan reward
kerja dapat dilakukan dengan memberi berdasarkan hasil penilaian kinerja yang
kebijakan detai khususnya mengenai peluang bagus karena kepuasan kerja terendah saat
promosi, meninjau, membandingkan, dan ini pada bayaran karyawan tiap bulannya
menyamakan kebijakan dan tujuan rumah sakit yang dirasa cukup memenuhi kebutuhan.
dengan ekspektasi dan kebutuhan staf c. Meningkatkan kemampuan komunikasi
antar rekan kerja maupun dengan atasan dan
Saran pasien melalui pelatihan agar pendapat,
arahan, dukungan, kritikan, pertanyaan,
1. Bagi Rumah Sakit X hingga pujian dapat tersampaikan dan
Penurunan tingkat stres kerja penting agar terjawab dengan baik karena ini termasuk
stress selalu berada dalam tingkat yang dapat indikator yang perlu diperhatikan dalam
diatasi dan tidak memberi dampak negatif pada kepuasan kerja staf PPA RS X.
pribadi dan pekerjaan, maka disarankan untuk: d. Edukasi supervisor mengenai pentingnya
a. Secara individual: menyadari pertanda stress, manajemen kinerja dan budaya manajemen
menganalisis situasi dan mengembangkan kinerja yang kuat, berkomitmen, dan juga
rencana aktif menangani stress, mempelajari dapat mengimplementasikannya
relaksasi/ meditasi atau melakukan time out e. Menetapkan dan selalu menyamakan target
(mencuci muka, dan sebagainya) bila kedepannya Rumah Sakit X setiap tahunnya
merasakan ketegangan maupun perubahan dengan staf PPA
perilaku kearah negatif, memiliki gaya hidup 2. Bagi penelitian selanjutnya
yang penetral stress seperti menjaga pola Perlu penilaian lebih lanjut mengenai faktor
makan dan olah raga rutin lain yang dapat mempengaruhi kinerja,
b. Menerapkan sistem stress risk management kepuasan kerja, maupun yang dipengaruhi
oleh WHO (2004). stress di Rumah Sakit X agar dapat
c. Deteksi dini melalui monitor kepuasan dan memaksimalkan kinerjanya. Beberapa literatur
kesehatan karyawan, mengajarkan karyawan menyatakan hubungan timbal balik antar
mengenai work-life balance, memaksimalkan kinerja dan kepuasan kerja. Namun, pada
penggunaan teknologi dan komunikasi dalam penelitian ini hanya menganalisis hubungan
pekerjaan satu arah dari kepuasan kerja terhadap kinerja.
d. Meningkatkan dan menciptakan suasana Maka kedepannya dapat dilakukan juga
lingkungan yang lebih mendukung dengan analisis lebih lanjut mengenai hubungan ini.
melibatkan staf secara langsung dalam Alat penilaian yang digunakan dapat dikatakan
menciptakan situasi kerjanya sendiri, edukasi cukup dan efektif untuk pengukuran pada
dan pelatihan manjemen stres Rumah Sakin X yang berskala kecil. Akan
e. Mengembangkan manajemen yang sensitif lebih baik lagi bila dilakukan evaluasi lebih
dan responsif agar terdapat dukungan sosial, dalam lagi bila akan menggunakan metode
menambah pengetahuan dan pemahaman pengukuran ini untuk skala lebih besar
9
the Motivational Effects of Transformational
Leaders, Academy of Management Journal, Vol.
Ucapan Terimakasih 46, No 5
Chaudhry, Abdul Qayyum.2012.The relationship
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan between occupational stress and job satisfaction:
Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat yang telah The case of Pakistan Universities. International
Ia limpahkan khususnya dalam penyelesaian junal Education Studies, 5 (3):212-221
ini. . Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis CNC Dewi, I Wayan Bagia, Gede Putu Agus Jana
juga mengucapkan terimakasih kepada: Susila. Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan
1. Bapak Mohamad Reza Hilmy,SKM, Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian
MARS,Ph.D selaku pembimbing utama yang Tenaga Penjualan Ud Surya Raditya Negara .E-
telah memberikan perhatian, kemudahan, Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
tenaga, bantuan serta dorongan kepada Jurusan Manajemen.Vol2.2014
penulis untuk penyusunan tesis ini hingga Ghalem, Âta & Okar, Chafik & Chroqui, Razane &
selesai. Semma, Elalami. 2016, Performance: A concept
2. Dr. Rina Anindita, MM. selaku pembimbing to define. 10.13140/RG.2.2.24800,28165.
kedua yang telah membantu memberikan Hasibuan, Malayu SP, 2008, Manajemen Sumber
saran dan penghiburan di masa sulit, serta Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi
dorongan dalam penyusunan tesis ini hingga Aksara,Jakarta.
selesai Hellriegel, D., & Slocum, J. W, 2011,
Organizational behavior, thirteenth edition.
Daftar Pustaka South-western: Cengage learning
Ismail, Azman & Haji Abdul Ghani, Ahmad
Abbas, Ammar, 2017, Impact of Job Satisfaction
Bashawir & Subhan, Muhammad & Joarder,
on Job Performance of Nurses at Al-Suwaira
Mohd & Ridzuan, ahmad azan. (2015). The
General Hospital, The Iraqi National Journal of
Relationship between Stress and Job
Nursing Specialties, 30, 2017.
Satisfaction: An Evidence from Malaysian
Ajayi, Samuel, Effect of Stress on Employee
Peacekeeping Mission. Mediterranean Journal of
Performance and Job Satisfaction: A Case Study
Social Sciences. 6. 647-655.
of Nigerian Banking Industry (April 11, 2018).
10.5901/mjss.2015.v6n4s3p647.
Available at
Jaroslav Nekoranec, Miroslav Kmošena. Stres In
SSRN: https://ssrn.com/abstract=3160620or http:
The Workplace – Sources, Effects And Coping
//dx.doi.org/10.2139/ssrn.3160620
Strategies. No 1 (28) 2015.
Ali, Mohammad & Qun, Wang. (2019). Factors
Jum’ati, N., Wusma, H. (2013). Stres Kerja
Contributing to Job Satisfaction and Job
(Occupational Stres) yang Mempengaruhi
Performance of Nurses in the Healthcare
Kinerja Individu pada Dinas Kesehatan Bidang
Industry. 3. 7-22. 10.30546/2523-
Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan
4331.2019.1.1.7.
Penyehatan Lingkungan (P2P-PL) di Kabupaten
Astianto, Anggit dan Heru Suprihhadi. 2014.
Bangkalan. Jurnal NeO-Bis, 7(2), 1-17.
“Pengaruh Stres Kerja Dan Beban Kerja
Khamisa N, Oldenburg B, Peltzer K, Ilic D. Effect
Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya”.
of personal and work stress on burnout, job
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol. 3 No. 7,
satisfaction and general health of hospital nurses
pp. 1-17.
in South Africa. Health SA Gesondheid. Volume
Bagheri Hosseinabadi M, Etemadinezhad S,
22, December 2017, Pages 252-258.
Khanjani N, et al. Evaluating the relationship
https://doi.org/10.1016/j.hsag.2016.10.001
between job stress and job satisfaction among
Khamisa N, Oldenburg B, Peltzer K, Ilic D. Work
female hospital nurses in Babol: An application
related stress, burnout, job satisfaction and
of structural equation modeling. Health Promot
general health of nurses. Int J Environ Res
Perspect. 2018;8(2):102–108. Published 2018
Public Health. 2015;12(1):652–666. Published
Apr 18. doi:10.15171/hpp.2018.13
2015 Jan 12. doi:10.3390/ijerph120100652
Bemana S, et al. The Relationship among Job
Luthans, F, 2008. Organization Behavior Eight
Stress and Job Satisfaction in Municipality
Edition”, Singapore: Mc Graw Hill
Personnel in Iran.World Applied Sciences
Luthans, F,2011. Organizational Behavior : An
Journal 22 (2): 233-238, 2013 ISSN 1818-4952.
Evidence-Based Approach. New York: McGraw-
DOI: 10.5829/idosi.wasj.2013.22.02.3640
Hill.
Bono, J.E., & Judge, T.A., 2003, Self –
Mailani R, Muhadi M. Analisis Pengaruh
Concordance at Work: Toward Understanding
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
10
Bagian Manajemen di RSUD Bhakti Dharma Jurnal EMBA Vol.5 No.2 September 2017,
Husada Surabaya. Journal article Jurnal Hal.2752-2760
Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr.
Soetomo • October 2016.DOI WHO. 2004. Work Organization & Stress.
10.29241/jmk.v2i2.64 Protecting Workers Health Series No.3.I-WHO:
Noor NN, Rahardjo K, Ruhana I. Pengaruh Stres United Kingdom
Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Yanidrawati, Kartika. Hubungan Kepuasan Kerja
Karyawan (Studi Pada Karyawan PT Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
JasaRaharja (Persero) Cabang JawaTimur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Surabaya).JAB.Vol. 31 No.1Feb2016. Bekasi. Students e-
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id Journal,[S.l.],v.1,n.1,p.32,aug.2012. Tersedia
Nur, S. (2013). Konflik, stres kerja dan kepuasan pada:
kerja pengaruhnya terhadap kinerja pegawai pada <http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/7
Universitas Khairun Ternate. Jurnal EMBA: 53>.
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge, 2004,
Teori organisasi, struktur, desain, dan aplikasi.
(Alih Bahasa: Tim Indeks). New Jersey: Prentice
Hall.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge.2008.
Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta:
Salemba Empat.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge., 2011,
Organizational Behavior Fourteenth Edition,
New Jersey:Prentince Hall
Samsonowa T, 2012, Industrial Research
Performance Management Key Performance
Indicators in The ICT Industry. Springer:Berlin
Saputra AT, Bagia IW, Yulianthini NN,Pengaruh
Kepuasan Kerja Dan Loyalitas Karyawan
Terhadap Kinerja Karyawan. e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Sormin, T. R., Anisah, U. H., & Dewi, M. S.
(2017). Pengaruh stres kerja terhadap kepuasan
kerja serta dampaknya terhadap kinerja karyawan
pada karyawan di PT. Panin Bank Lambung
Mangkurat Banjarmasin. Pusat pengelolaan
jurnal dan penerbitan Universitas Lambung
Mangkurat , Vol. 5 No. 1
Spector, PE, 1997, Job satisfaction: Application,
assessment, causes and consequences,Thousand
Oaks,CA,Sage Publications, Inc
Vijayan, Mathangi. (2018). IMPACT OF JOB
STRESS ON EMPLOYEES’ JOB
PERFORMANCE IN AAVIN, COIMBATORE.
Vijayan, Mathangi. (2018). Impact Of Job Stress
On Employees’ Job Performance In Aavin,
Coimbatore.
F.M.Wala.,Y.Uhing.,G.Lumintang.,Pengaruh
Stress Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Manado..
11