You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN MUSKULOSKELETAL


PADA PENGAYUH BECAK (STUDI KASUS DI PASAR PAGI
KABUPATEN PEMALANG)

Esti Mukaromah, Suroto, Baju Widjasena

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Diponegoro
Email : mukaromahesti@gmail.com

Abstract: Occupational disease caused by unergonomically designed


workstations are Musculoskeletal Disorders. One of profession in informal sector
of transportation services which still used the role of human labor is pedicab
driver. That kinds of profession has high risk on its workers towards the
occurance of body parts injury or skeletal muscle. Pedicab driver who works in
the market is not only carry passengers but also carry goods market. This study
aim is to analyze the risk factor of Musculoskeletal Disorders on pedicab drivers
(A Case Study of Pasar Pagi in Pemalang Regency). This type of research is
descriptive with qualitative approach and observation. The subject of the
research were five people. Triangulation in this study is the assessment results of
Rapid Entire Body Assessment (REBA) method and field observation. The result
of this research showed that the risk factor of paddling activity most affected was
the awkward posture on the wrist, back, and legs with repetitive movements
40times/minute, long duration, and high workload. While the the risk factor of
lifting the loads most affected was the awkward posture on the neck, shoulder,
wrist, back, and legs, repetitive motion 3-8 times, lifting the loads about 5-25 kg in
one lift, long duration, and required a great of energy. All of five informants were
male, in the age range between 42-60 years old, with the longest work period 32
years. The researcher suggests to the pedicab drivers to do stretching in a limb
during working time.

Keyword : Risk Factor, Musculoskeletal Disorders, Pedicab Driver

341
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN yang dialami pekerja menurut


Latar Belakang penelitian yang dilakukan terhadap
Penyelenggaraan upaya 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota
kesehatan kerja merupakan suatu di Indonesia umumnya berupa
upaya pembangunan kesehatan penyakit MSDs (16%),
untuk mewujudkan derajat kardiovaskular (8%), gangguan saraf
kesehatan yang setinggi-tingginya (5%), gangguan pernapasan (3%)
pada tenaga kerja sehingga mampu dan gangguan THT (1.5%).4
meningkatkan produktivitas kerja. MSDs terjadi akibat dari
Salah satu cara untuk meningkatkan kombinasi berbagai faktor yaitu
produktivitas kerja yaitu melalui ilmu faktor pekerjaan, faktor individu, dan
ergonomi berupa aturan dalam faktor lingkungan. Faktor pekerjaan
bekerja yang bertujuan menciptakan adalah faktor yang berasal dari
sistem kerja selamat, sehat, aman pekerjaan itu sendiri termasuk postur
dan nyaman. Ergonomi sikap kerja tubuh (statis dan dinamis), beban
dalam bekerja perlu diperhatikan, kerja, durasi kerja, dan gerakan
jika bertentangan dengan sikap berulang (repetitive). Faktor individu
alami tubuh maka akan berupa umur, jenis kelamin, lama
menimbulkan kelelahan dan cidera kerja, masa kerja, kebiasaan
otot. Pada tahun 2014, International merokok, dan kebiasaan olahraga.
Labour Organization (ILO) Sedangkan faktor lingkungan kerja
memperkirakan di seluruh dunia terdiri dari getaran, suhu, dan
setiap tahunnya 4 juta orang pencahayaan.5
meninggal karena kecelakaan dan Pekerjaan yang aktifitasnya
penyakit akibat kerja.1 bersifat manual handling seperti
Penyakit Akibat Kerja yang mengangkat, mengangkut,
disebabkan oleh keadaan yang tidak menurunkan, mendorong,
ergonomis adalah gangguan membawa, memindahkan, menahan
muskuloskeletal. MSDs merupakan benda bergerak atau tidak bergerak,
masalah yang signifikan pada manusia dituntut mempunyai
pekerja menyebabkan sakit, nyeri, kemampuan lebih pada otot dan
mati rasa, kesemutan, bengkak, tulang yang merupakan dua alat
kekakuan, gemetar, gangguan tidur yang sangat penting dalam bekerja.6
dan rasa terbakar.2 Di Amerika, Pekerjaan mengangkat dan
diperkirakan 6 juta kasus/tahun atau mengangkut pada pengayuh becak
rata-rata 300-400 kasus per 100 ribu jika tidak dilakukan dengan benar
orang pekerja. Masalah ini dapat menyebabkan terjadinya
menyebabkan kehilangan hari kerja kecelakaan kerja maupun penyakit
untuk istirahat.3 akibat kerja karena aktivitasnya
Gangguan MSDs dapat melibatkan otot skeletal yang
menimbulkan kerugian bagi pekerja. berpotensi menimbulkan kerusakan
Bila kesehatan pekerja terganggu pada tulang belakang. 7
maka pekerja menjadi tidak produktif Salah satu transportasi yang
sehingga tidak dapat bekerja dan sering digunakan di Kabupaten
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemalang adalah Becak. Sebagian
Sedangkan di Indonesia dari studi besar desain becak di Indonesia
Departemen Kesehatan (Jawa) ruang angkutnya berada di
menunjukkan sekitar 40,5% penyakit depan dengan dua roda depan
yang diderita pekerja berhubungan sejajar melintang. Kemudi terikat
dengan pekerjaannnya. Gangguan pada badan kendaraan bagian

342
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

depan, sehingga menambah beban kaki. Pada saat tukang becak


dan energi yang dikeluarkan oleh mengangkat beban, sikap badan
pengemudi untuk mengayuh.8 adalah dalam posisi punggung tegak
Pasar Pagi merupakan salah atau membungkuk, tangan
satu pasar yang berada di terangkat, kaki menjadi tumpuan
Kabupaten Pemalang yang ramai tubuh dengan pola gerakan tangan
dikunjungi oleh masyarakat. memegang beban lalu
Kegiatan yang ada di pasar mengangkatnya, dan anggota badan
berlangsung mulai dari pagi hari yang intens bergerak bagian tangan,
hingga sore hari. Selain terjadi punggung dan kaki.
interaksi antara penjual dan pembeli Berdasarkan survei studi
di pasar, keberadaan tukang becak pendahuluan dengan menggunakan
juga sangat membantu mobilitas kuesioner Nordic Body Map (NBM)
baik penjual maupun para pada lima pengayuh becak diperoleh
pengunjung pasar. Tidak hanya hasil sebagian besar pengayuh
untuk mengangkut orang tapi becak becak mengalami keluhan pada
juga mengangkut barang. Peran beberapa bagian anggota tubuh
tenaga manusia sebagai penggerak seperti pada bagian leher, bahu,
dalam transportasi becak menjadi lengan, punggung, paha, lutut, betis,
hal utama dalam mengayuh becak. dan kaki ketika aktifitas fisik mereka
Jenis pekerjaan tersebut memiliki terlalu berat. Hal ini mengindikasikan
resiko tinggi terhadap cedera pada bahwa mereka sudah mulai
anggota tubuh dan otot rangka, mengalami keluhan MSDs pada
selain itu aktivitas ini memerlukan tubuhnya. Oleh karena itu peneliti
energi yang cukup besar karena tertarik untuk menganalisis faktor
jumlah tukang becak yang berada di risiko gangguan muskuloskeletal
Pasar Pagi yang relatif sedikit.9 pada Pengayuh Becak di Pasar
Desain becak yang berada di Pagi.
Kabupaten Pemalang memiliki
ukuran yang berbeda dibandingkan Metode Penelitian
dengan tempat lainnya. Ukuran Penelitian ini menggunakan jenis
becak yang berada di wilayah penelitian deskriptif dengan
Kabupaten Pemalang cenderung pendekatan kualitatif dan
lebih besar dan tinggi. Desain becak observasional. Teknik pengambilan
yang kurang baik membuat kondisi sampel dilakukan dengan
dan posisi kerja yang tidak menggunakan teknik Purposive
ergonomis, sehingga akan Sampling, dimana informan utama
memberikan beban kerja statis dalam penelitian ini adalah lima
anggota tubuh.10 pengayuh becak di Pasar Pagi.
Aktivitas kerja yang dilakukan Pengumpulan data penelitian
oleh tukang becak diantaranya dilakukan dengan cara observasi
mengayuh dan mengangkat beban. dan wawancara mendalam kepada
Pada saat aktivitas mengayuh, sikap informan. Keabsahan data dilakukan
badan berada pada posisi duduk dengan teknik triangulasi metode
tegak atau membungkuk, kaki kanan yaitu dengan menggunakan REBA.
dan kiri mengayuh pedal secara
bergantian, dengan pola gerakan Hasil Dan Pembahasan
kedua telapak kaki mengayuh, dan A. Analisis Faktor Risiko Aktivitas
anggota badan yang intens bergerak Mengayuh terhadap Gangguan
bagian pinggul, paha, betis, telapak Muskuloskeletal
1. Postur Kerja

343
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Postur kerja yang dialami oleh tubuh tertentu seperti bahu,


pengayuh becak saat aktivitas lengan, punggung, pinggang,
mengayuh adalah dalam keadaan lutut, betis, dan kaki. Hal ini
statis dan dinamis. Berdasarkan sejalan dengan penelitian Aryanto
hasil REBA termasuk risiko tinggi mengenai hubungan berat barang
dari sisi kanan dan kiri oleh dengan keluhan MSDs sebanyak
informan 1, 2, 3, dan 4 dengan 86.5% responden melakukan
perlu segera dilakukan tindakan manual handling dan 75%
perbaikan, tetapi termasuk diantaranya mengalami keluhan
aktivitas dengan risiko sedang MSDs. Semakin berat beban
dari sisi kanan dan kiri oleh yang diangkut oleh pekerja
informan 5 dengan perlu manual handling maka semakin
dilakukan tindakan perbaikan. besar risiko terjadinya gangguan
Berdasarkan hasil observasi muskuloskeletal.11
dengan menggunakan checklist 3. Gerakan Berulang
penilaian risiko MSDs termasuk Berdasarkan hasil observasi
dalam postur janggal pada bagian dengan menggunakan stopwatch
tubuh pergelangan tangan, rata-rata semua informan
punggung, dan kaki dengan melakukan gerakan berulang ±40
pergerakan berulang, durasi yang kali/menit atau ±2400 kali/jam.
lama, dan frekuensi yang sering. Gerakan berulang yang dilakukan
Gerakan postur janggal berisiko terjadinya gangguan
merupakan faktor risiko terjadinya muskuloskeletal. Risiko timbul
gangguan, penyakit atau cidera bergantung dari berapa kali
pada sistem muskuloskeletal.2 aktivitas dilakukan, kecepatan
Postur tubuh yang tidak dalam pergerakan, dan
seimbang dalam jangka waktu banyaknya otot yang terlibat
yang lama juga mengakibatkan dalam bekerja.2 Aktivitas ini
adanya gangguan menyebabkan keluhan pada
muskuloskeletal. bahu, lengan, punggung,
2. Beban Kerja pinggang, lutut, betis, dan kaki,
Berdasarkan hasil wawancara karena aktivitas tersebut
mendalam menunjukkan bahwa dilakukan secara berulang.
berat beban yang diangkut oleh 4. Durasi Kerja
setiap informan berbeda. Beban Berdasarkan hasil wawancara
yang dimaksud dalam penelitian dengan informan penelitian
ini adalah penumpang dan diperoleh informasi bahwa waktu
barang pasar seperti keranjang yang dibutuhkan untuk aktivitas
ikan, keranjang tempe, sayuran, pengangkutan ±1,5 jam. Durasi
buah-buahan. Berat beban yang yang dibutuhkan setiap informan
diangkut oleh informan berkisar dalam mengantarkan setiap
antara 50-100kg. penumpang berbeda tergantung
Hasil observasi menunjukkan dari jarak yang ditempuh berkisar
bahwa jika beban yang diangkut 2-7 km dan rata-rata informan
berat maka pengayuh becak akan mengantarkan penumpang
kesulitan dalam menggerakan sebanyak 3-7 kali.
becak. Hal ini ditemukan pada Durasi untuk postur janggal
informan 1, 2, dan 4 pada saat yang berisiko terhadap gangguan
mengayuh dan menyebabkan muskuloskeletal apabila postur
beberapa keluhan pada bagian dipertahankan pada pekerjaan

344
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

selama >10 detik.12 Dapat menjadi tumpuan tubuh. Gerakan


diartikan bahwa pengayuh becak postur janggal merupakan faktor
melakukan aktivitas yang berisiko risiko terjadinya gangguan,
dalam menyelesaikan pekerjaan penyakit atau cidera pada sistem
karena membutuhkan waktu ±1,5 muskuloskeletal.2
jam dengan frekuensi yang tinggi. 2. Beban Kerja
Beban yang diperbolehkan
B. Analisis Faktor Risiko diangkat pada seseorang
Aktivitas Mengangkat Beban menurut ILO yaitu 23-25 kg.25
terhadap Gangguan Berdasarkan hasil wawancara
Muskuloskeletal mendalam pada pengayuh becak
1. Postur Kerja diperoleh informasi bahwa berat
Postur kerja yang dialami oleh beban yang diangkat oleh
pengayuh becak saat aktivitas informan berkisar antara 5-25 kg.
mengangkat beban adalah dalam Hasil observasi menunjukkan
keadaan dinamis. Pada postur bahwa cara mengangkat beban
dinamis pekerjaan akan menjadi yang dilakukan oleh informan
berbahaya ketika tubuh tergantung dari jenis dan berat
melakukan pergerakan yang beban yang akan diangkat.
ekstrim sehingga energi yang Beban yang diangkat oleh
dikeluarkan otot menjadi besar.13 informan terbagi secara tidak
Berdasarkan hasil REBA merata antara kedua tangan atau
menunjukkan postur kerja hanya diangkat satu tangan yaitu
aktivitas mengangkat beban dengan cara dijinjing maupun
termasuk dengan risiko tinggi dari dipikul. Sebagian besar informan
sisi kanan dan kiri oleh semua melakukan aktivitas mengangkat
informan dan perlu segera sendiri.
dilakukan tindakan perbaikan. Berdasarkan uraian di atas,
Pada informan 1, 2, 3, dan 4 beban yang diangkat oleh
aktivitas tersebut menyebabkan pengayuh becak masih di bawah
keluhan pada bagian tubuh batas maksimal yang
seperti leher, bahu, lengan, diperbolehkan menurut ILO yaitu
punggung, pinggang, dan kaki 23-25 kg. Namun pekerja masih
karena gerakan tubuh yang berisiko terhadap terjadinya
berlebihan dan beban yang berat gangguan muskuloskeletal
saat mengangkat beban. apabila dilakukan secara
Sebagian besar keluhan yang berulang-ulang dan dalam jangka
dirasakan saat mengangkat waktu yang cukup lama.
beban hampir sama yaitu 3. Gerakan Berulang
merasakan pegal, nyeri, kram, Humantech menggolongkan
kesemutan, dan kaku. gerakan berulang sebagai faktor
Berdasarkan hasil observasi risiko MSDs apabila seseorang
dengan menggunakan checklist melakukan gerakan berulang >2
MSDs, aktivitas mengangkat kali/menit untuk anggota tubuh
beban termasuk dalam postur seperti bahu, leher, punggung
janggal seperti membungkukkan dan kaki. Gerakan berulang yang
badan, leher menengadah atau dilakukan saat mengangkat
miring, bahu menahan beban, beban oleh pekerja berkisar
lengan terangkat ke atas, tangan antara 3-8 kali oleh pekerja
memegang beban, dan kaki berkisar antara 3-8 kali dalam

345
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

setiap waktu. Gerakan berulang Berdasarkan hasil observasi yang


yang dilakukan oleh pengayuh dilakukan, pengayuh becak dalam
becak berisiko terhadap bekerja jarang melakukan
terjadinya gangguan peregangan disela-sela aktivitas.
muskuloskeletal. Risiko yang Dampak dari kurangnya peregangan
timbul bergantung dari berapa adalah dapat menimbulkan nyeri
kali aktivitas tersebut dilakukan, pada otot. Keluhan otot akan
kecepatan dalam pergerakan, meningkat akibat kurangnya
dan banyaknya otot yang terlibat kelenturan otot sejalan dengan
dalam kerja tersebut.2 bertambahnya aktivitas fisik tanpa
aktivitas olahraga.
4. Durasi Kerja
Berdasarkan hasil wawancara D. Analisis Faktor Kebiasaan
dengan informan penelitian Merokok terhadap Gangguan
diperoleh informasi bahwa waktu Muskuloskeletal
yang dibutuhkan untuk aktivitas Berdasarkan hasil wawancara
mengangkat beban 5-15 menit. mendalam dengan informan
Durasi untuk postur janggal yang penelitian diperoleh informasi bahwa
berisiko terhadap gangguan 3 dari 5 informan memiliki kebiasaan
muskuloskeletal apabila postur merokok yang cukup lama. Ketiga
tersebut dipertahankan pada informan tersebut biasa
pekerjaan selama >10 detik.12 mengkonsumsi rokok setiap harinya
Dapat diartikan bahwa pengayuh ±1 bungkus rokok. Kebiasaan
becak melakukan aktivitas yang merokok ini sudah cukup lama
berisiko dalam melakukan sekitar 10 tahunan. Kebiasaan
pekerjaan pengangkatan beban. tersebut tidak baik bagi kesehatan
informan yang bekerja sebagai
C. Analisis Faktor Kebiasaan pengayuh becak yang memerlukan
Olahraga terhadap Gangguan tenaga lebih dalam melakukan
Muskuloskeletal pekerjaannya. Kandungan nikotin
Pengayuh becak di Pasar Pagi dalam rokok dapat menyebabkan
melakukan aktivitas olahraga di luar berkurangnya aliran darah ke
jam kerja. Kebiasaan olahraga jaringan sehingga pekerja akan
tersebut dilakukan sebelum dan mudah merasakan cepat lelah
sesudah bekerja. Kegiatan olahraga karena kemampuan mengkonsumsi
yang biasa dilakukan oleh pekerja oksigen menurun seiring
yaitu jalan sehat, lari, dan menurunnya kapasitas paru-paru.
badminton. 2 dari 5 informan yang Pekerja yang memiliki kebiasaan
melakukan aktivitas olahraga. Waktu merokok lebih berisiko mengalami
yang dilakukan untuk berolahraga keluhan MSDs dibanding dengan
pada informan 3 yaitu tidak rutin pekerja yang tidak memiliki
hanya seminggu sekali dengan kebiasaan merokok. Merokok juga
olahraga badminton sedangkan dapat menyebabkan kekurangan
pada informan 5 melakukan kandungan mineral pada tulang
kebiasaan olahraga lari kecil di sehingga menyebabkan nyeri akibat
lapangan secara rutin sebelum keretakan atau kerusakan tulang.
berangkat kerja. Aktivitas olahraga
dapat melatih fleksibilitas otot
sehingga untuk melakukan
pekerjaan tidak mudah lelah.

346
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

E. Analisis Faktor Lama Kerja waktu seseorang untuk bekerja


terhadap Gangguan maka semakin parah nyeri otot yang
Muskuloskeletal dialami, karena otot pada tubuh
Pengayuh becak yang bekerja di yang bekerja akan beradaptasi
Pasar Pagi bekerja mulai dari jam dengan proses kerja sehingga
06.00 WIB hingga 15.00 WIB semakin besar risiko untuk
dengan lama waktu ±9 jam sehari. mengalami MSDs.37 Dalam
Para pengayuh becak bekerja setiap penelitian ini, pekerja yang memiliki
hari selama 1 minggu penuh dan masa kerja yang lama merasakan
tidak ada waktu libur. Hal tersebut keluhan pada bagian otot skeletal
dikarenakan Pasar Pagi yang selalu seperti pada bagian leher bahu,
ramai dikunjungi masyarakat. Oleh punggung, tangan, dan kaki namun
karena itu pengayuh becak di Pasar keluhan yang dirasakan tidak parah.
Pagi berisiko terhadap gangguan
muskuloskeletal meskipun jam kerja G. Analisis Faktor Umur terhadap
mereka masih 8 jam sehari namun Gangguan Muskuloskeletal
tidak memiliki waktu libur. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa rentang umur informan yaitu
F. Analisis Faktor Masa Kerja 42-60 tahun, adapun informan yang
terhadap Gangguan memiliki umur tertua yaitu 60 tahun.
Muskuloskeletal Pada umumnya keluhan otot skeletal
Masa kerja yang dimiliki oleh biasanya dialami oleh seseorang
semua informan berbeda. Masa pada usia kerja yaitu 24-65 tahun.
kerja yang paling lama yaitu 32 Keluhan pertama dialami pada usia
tahun dan paling rendah yaitu 9 30 tahun dan tingkat keluhan akan
tahun. Bekerja sebagai tukang meningkat seiring dengan
becak merupakan pekerjaan utama bertambahnya umur. Pada usia 30
bagi semua informan dan tidak tahun terjadi degenerasi kerusakan
memliki pekerjaan sampingan yang jaringan, penggantian jaringan dan
berat. Pengalaman kerja yang pengurangan cairan. Hal ini
dimiliki masing-masing informan menyebabkan stabilitas pada tulang
berbeda. dan otot berkurang. Semakin tua
Lamanya masa kerja pada seseorang, semakin tinggi resiko
pengayuh becak di Pasar Pagi ini orang mengalami penurunan
berbanding lurus dengan keluhan elastisitas pada tulang yang menjadi
yang dirasakan oleh pekerja. Sejauh pemicu timbulnya gejala keluhan
ini keluhan yang dirasakan oleh MSDs.14
setap pekerja hampir sama seperti Pada penelitian ini seluruh
pegal, nyeri, kram, kesemutan, dan informan berada pada rentang usia
kaku pada bagian bahu, punggung, yang berisiko terhadap terjadinya
pinggang, lutut, betis, dan kaki. Hal ganggguan muskuloskeletal.
ini dapat terjadi karena selama Semakin tua umur informan maka
bekerja pengayuh becak semakin menurun kapasitas fisik dan
menggunakan tenaga yang ekstra kekuatan otot pekerja.
untuk menyelesaikan pekerjaannya
yang dilakukan setiap hari. Kesimpulan
Pekerja merasakan nyeri 1. Faktor risiko Aktivitas Mengayuh:
dibagian otot skeletal saat a. Postur kerja mengayu berada
melakukan aktivitas. Masa kerja juga pada postur janggal yaitu
berpengaruh yakni semakin lama punggung membungkuk lutut

347
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menekuk, serta pergelangan a. Bagian tubuh yang memiliki


tangan mengalami fleksi risiko MSDs tertingi aktivitas
ekstensi. mengayuh adalah punggung,
b. Beban yang diangkut pada kaki, lengan atas kanan dan
saat mengayuh ±100 kg. kiri, pergelangan tangan kanan
c. Gerakan berulang saat dan kiri
mengayuh termasuk dalam b. Bagian tubuh yang memiliki
risiko tinggi, karena dilakukan risiko MSDs tertingi aktivitas
±40 kali per menit. mengangkat beban adalah
d. Durasi mengayuh termasuk leher, punggung, kaki, lengan
dalam risiko tinggi, karena atas kanan dan kiri.
membutuhkan waktu ±1,5 jam. c. Terdapat 7% (1 postur)
2. Faktor risiko Aktivitas Mengayuh: dengan risiko sedang, dan
a. Postur kerja mengangkat 93% (14 postur) dengan risiko
beban berada pada postur tinggi.
janggal seperti punggung
membungkuk leher Daftar Pustaka
menengadah atau miring,
bahu menahan beban, lengan 1. International Labour
terangkat keatas, tangan Organization. Promoting a Safe
memegang beban, dan kaki and Healthy Working
menjadi tumpuan tubuh. Environment. Geneva,
b. Beban yang diangkat 5-25kg Switzerland: International
yakni masih dibawah rata-rata Labour Office, 2013.
menurut ILO yaitu 23-25kg. 2. Humantech. Aplied Ergonomics
c. Pengangkatan beban Training Manual 2nd edition.
dilakukan sebanyak 3-8 kali. Australia: Berkeley Vale, 1995.
d. Durasi mengangkat termasuk
risiko tinggi yakni 5-15 menit 3. Ariani, Tati. Gambaran Risiko
setiap kali. Musculoskeletal Disorders
3. Faktor risiko Individu: dalam Pekerjaan Manual
a. Kegiatan olahraga dilakukan 2 Handling pada Buruh Angkut
informan seperti lari kecil dan Barang di Stasiun Kereta
badminton. Jatinegara Tahun 2009. Skripsi.
b. Informan memiliki kebiasaan Depok: FKM UI, 2009.
merokok yang tinggi sebanyak
±1 bungkus selama 10 4. Sumiati. Analisis Risiko Low
tahunan. Back Pain (LBP) Pada Perawat
c. Lama kerja pengayuh becak Unit Darurat Dan Ruang Rawat
±9 jam/hari selama 1 minggu Operasi Di RS. Prikasih, Jakarta
penuh. Selatan. Skripsi: Fakultas
d. Masa kerja yang dimiliki rata- Kesehatan Masyarakat.
rata cukup lama yaitu 9-32 Universitas Indonesia, 2007.
tahun.
5. Kuntodi. Cumulative Trauma
e. Umur pengayuh becak
Disorders (CTDs). Available
bervariasi mulai dari 42
http://konsulhiperkes.wordpress.
hingga 60 tahun
com/2008/12/31/cumulative-
trauma isorers-ctds/ diakses
tanggal 7 April 2016.
4. Hasil penilaian REBA:

348
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Sahab, Syukri. Teknik 14. Oborne, david J. Ergonomics at


Manajemen Kesehatan dan work. Human factor in design
Keselamatan Kerja. Jakarta: PT and development. 3rd edition.
Bina Sumber Daya Manusia, John wiley and Sons itd:
1997. chicester, 2000.

7. Suma’mur P.K. Ergonomic


Untuk Meningkatkan
Produktifitas Kerja. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 1989.

8. Lamadia, Ahmad. Strategi


adaptasi Tukang Becak
persaingan tukang becak
dengan alat transportasi Ojek
dan bentor di kel. Tamamaung,
kec. Panakukang Kota
Makassar. Skripsi. Makassar:
Universitas Hasanuddin, 2010.

9. Sumardi, Widodo. Harsono,


Jusuf. Survival Tukang Becak
Berusia Lanjut di Kabupaten
Ponorogo. Jakarta: Majalah
Fenomena Edisi/Vol.5 No.2 Juli,
2008.

10. Kusumo, Ratno Tri. Analisis


Keluhan Pengayuh Becak
Menggunakan Kuesioner
Nordic. Skripsi. Tangerang:
Universitas Gunadarma, 2008.

11. Wijayanti, T. Sistha. Hubungan


Antara Nyeri Muskulosekeletal
Dengan Kondisi Stasiun Kerja
dan Ukuran, Serta Posisi Tubuh
Petani. Journal Departemen
Antropologi. 2012; 1(1) : 4-6.

12. Tarwaka. Ergonomi Industri:


Dasar-dasar pengetahuan
ergonomi dan aplikasi di tempat
kerja. Surakarta: Harapan
Press, 2013.

13. Aryanto, Pongki Dwi. Gambaran


Risiko Ergonomi dan Keluhan
Gangguan Muskuloskeletal
pada Penjahit Sektor Usaha
Informal. Depok: FKM UI, 2008.

349

You might also like