Professional Documents
Culture Documents
Dosis Bagan Air
Dosis Bagan Air
Dosis Bagan Air
Guaifenesin
Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung guaifenesin 200 mg, dosis
pakai menjadi:
Dewasa : 200 – 400 mg : 1 – 2 sendok takar
N-asetilsistein
Kesimpulan: maka, dipilih dosis guaifenesin 200 mg/5 ml dan dosis n-asetilsistein
150 mg/5 ml karena lebih acceptable dibanding dosis guaifenesin dan n-
asetilsistein 100 mg/5 ml yang harus berulang kali diminumkan karena sendok
takar yang tidak cukup.
3 hari : 20 ml x 3 = 60 ml
GUAIFENESINUM
ASETILSISTEIN
Berdasarkan FI IV
Mengandung Guafenesinun C10H14O4 tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
102% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Berdasarkan situs pubchem
(https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Guaifenesin)
T1/2 pada PH
Type equation here .
Berdasarkan FI IV
Mengandung asetilsistein C5H9NO3S tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
102% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Berdasarkan situs pubchem (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/12035)
T1/2 pada PH
Perhitungan Dapar
Diinginkan warna
sediaan sesuai
dengan rasanya
PENETAPAN WAKTU KADALUARSA
Berdasar FI IV
Larutan oral paracetamol mengandung paracetamol C8H9NO2 tidak kurang dari 90% dan
tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Berdasar Martindale 28th vol 1 p 268
T1/2 pada pH 6 = 21,8 tahun
Waktu kadaluarsa ditentukan sebagai berikut
Log Ct = log Co – k.t1/2
2,303
K = (log Co – log Ct) . 2,303
t½
= (log 100% – log 50%) . 2,303
t½
= 0,3010 . 2,303
21,8
= 3,18.10-2 / tahun
T 90 = (log 100% – log 90%) . 2,303
K
= 0,105
3,18.10 -2
= 3,3 tahun
PENETAPAN WAKTU KADALUARSA
Berdasar FI IV
Larutan oral paracetamol mengandung paracetamol C8H9NO2 tidak kurang dari 90% dan
tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Berdasar Martindale 28th vol 1 p 268
T1/2 pada pH 6 = 21,8 tahun
Waktu kadaluarsa ditentukan sebagai berikut
Log Ct = log Co – k.t1/2
2,303
K = (log Co – log Ct) . 2,303
t½
= (log 100% – log 50%) . 2,303
t½
= 0,3010 . 2,303
21,8
= 3,18.10-2 / tahun
T 90 = (log 100% – log 90%) . 2,303
K
= 0,105
3,18.10 -2
= 3,3 tahun
PERHITUNGAN DAPAR
C = [garam] + [asam]
0,159 = 0,06 [NaH2PO4] + [NaH2PO4]
[NaH2PO4] = 0,15 M
[Na2HPO4] = 0.009 M
Untuk Na2HPO4.12H2O dalam sediaan 60 ml
M= gram x 1000
Mr x60
0.009 = gram x 1000
358 x 60
Garam = 0,193 g
Untuk NaH2PO4.2H2O dalam sediaan 60 ml
M= gram x 1000
Mr x60
0.15 = gram x 1000
156 x 15
Asam = 1,404 g
Waktu paruh Paracetamol dalam larutan dapar pada pH 6 = 21,8 tahun
(Menurut martindale ed 28 p.268) pH 2 = 0,73 tahun
pH 9 = 2,28 tahun
Larutan jenuh Paracetamol mempunyai pH antara 5,3 dan 6,5 (Pharmaceutical Codex
12th,p.988)
Sediaan dibuat pH 6,00, alasan : karena Paracetamol memiliki stabilitas maximum pada pH 6,
pada pH 6 waktu paruh nya paling besar. Waktu paruh
berpengaruh pada stabilitas, semakin besar waktu paruh,
semakin baik stabilitas suatu bahan.
Jenis dapar yang dapat digunakan dalam sediaan farmasi : dapar fosfat, dapar sitrat, dan dapar
asetat.
Dapar yang dipilih : Dapar fosfat
Fosfat mempunyai : bentuk garam : Na3PO4 (pKa = 2,21)
Na2HPO4 (pKa = 7,21)
NaH2PO4(pKa = 12,67)
Larutan dapar umunya digunakan larutan dapar fofat, larutan dapar borat, dan larutan
dapar lain yang memiliki kapasitas dapar rendah. Larutan dapar borat tidak aman bila
digunakan untuk sediaan oral farmasi. Pada formula ini dipilih dapar fosfat sebagai
buffer yang bertugas untuk mempertahankan pH sediaan. Dapar fosfat aman
digunakan secara oral dan mudah larut dalam air.
Dipilih Na2HPO4 (pKa = 7,21) karena harga pKa-nya mendekati harga pH sediaan.
Perbandingan garam ( Na2HPO4) dan asamnya (HPO4-)
6,0 = 7,21 + log [ Na2HPO4]
[ NaH2PO4]
-1,2 = log [ Na2HPO4]
[ NaH2PO4]
[ Na2HPO4] = 0,06
[ NaH2PO4]
[ Na2HPO4] = 0,06 [NaH2PO4]
C = [garam] + [asam]
0,159 = 0,06 [NaH2PO4] + [NaH2PO4]
[NaH2PO4] = 0,15 M
[Na2HPO4] = 0.009 M
Untuk Na2HPO4.12H2O dalam sediaan 60 ml
M= gram x 1000
Mr x60
0.009 = gram x 1000
358 x 60
Garam = 0,193 g
Untuk NaH2PO4.2H2O dalam sediaan 60 ml
M= gram x 1000
Mr x60
0.15 = gram x 1000
156 x 15
Asam = 1,404 g