You are on page 1of 9

Hafizah, dkk.

Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob…

PERBANDINGAN SENSITIVITAS BAKTERI AEROB


PENYEBAB OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
TIPE BENIGNA AKTIF TAHUN 2008 DAN 2012

Hafizah 1, Nur Qamariah2, Lia Yulia Budiarti3


1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
2
Bagian Telinga Hidung Tenggorokan RSUD Ulin Banjarmasin
3
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

ABSTRACT: Active benign chronic suppurative otitis media (ABCSOM) was a


chronic infection of middle ear with the perforation of tympanic membrane and
history of drainage (otorrhea) for more than 2 months. The aim of this research is to
compare the bacteria sensitivity to the antibiotic between 2008 and 2012. The antibiotics
used for this research are ciprofloxacin, gentamicin, chlorampenicol and polymixyn B.
This is an observational analytic research. The bacteria sensitivity was examined with
Kirby-Bauer diffusion method and were converted using the standard of CLSI. The data
were analyzed with Kolmogorov smirnov and Fisher test. The results has showed that in
2012 ciprofloxacin has 100% sensitivity, gentamicin has 98.2%, chloramphenicol has
81,9% and polymyxin B has 30,8%, while the result in 2008 showed chloramphenicol has
86,1% sensitivity, gentamicin has 40,3% and polymyxin B has 13,8%. Data analysis
using Kolmogorov smirnov and Fisher test with 95% confidence level showed that there
is significant difference between the sensitivity of Pseudomonas aureginosa and
Staphylococcus aureus to gentamicin and there is no significant difference in the other
comparisons. It has been concluded that the most sensitive antibiotics in 2012 is
ciprofloxacin and there is a significant difference in sensitivity of Staphylococcus aureus
and Pseudomonas aureginosa to gentamicine in 2008 and 2012.

Keywords : CSOMBA, sensitivity of antibiotics, resistence of antibotics, sensitivity test


of bacteria

ABSTRAK: Otitis Media Supuratif Kronik tipe Benigna Aktif (OMSKBA) adalah
infeksi kronis pada telinga dengan perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya otorea lebih dari 2 bulan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
sensitivitas bakteri penyebab OMSKBA terhadap beberapa antibiotik pada tahun 2008
dan 2012. Antibiotik yang digunakan adalah siprofloksasin, gentamisin, kloramfenikol
dan polimiksin B. Penelitian ini bersifat observasional analitik. Sensitivitas bakteri diuji
dengan metode Kirby Bauer dan hasilnya dikonversikan dengan standar CLSI. Hasil
penelitian pada tahun 2012 didapatkan sensitivitas dari siprofloksasin 100%; gentamisin
98,2%; kloramfenikol 81,9%; dan Polimiksin B 30,8%. Hasil Penelitian pada tahun 2008
didapatkan sensitivitas dari kloramfenikol 86,1%; gentamisin 40,3%; dan polimiksin B
13,8%. Hasil analisis data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Fisher dengan
tingkat kepercayaan 95% memperlihatkan adanya perbedaan pada sensitivitas bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa terhadap gentamisin, sedangkan
pada hasil lainnya tidak didapatkan adanya perbedaan. Dapat simpulkan bahwa antibiotik
yang paling sensitif pada tahun 2012 adalah siprofloksasin dan pada uji analisis terdapat

75
Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013: 75-83

perbedaan sensitivitas yang bermakna pada bakteri Staphylococcus aureus dan


Pseudomonas aureginosa terhadap antibiotik gentamisin pada tahun 2008 dan 2012.

Kata-kata Kunci : OMSKBA, resistensi antibiotik, sensitivitas antibiotik, uji sensitivitas


bakteri

76
Hafizah, dkk. Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob…

PENDAHULUAN Selama ini pemberian


antibiotika untuk OMSKB hanya
Otitis media supuratif kronis didasarkan pada “educated guess”
(OMSK) adalah radang kronis pada yaitu berdasarkan laporan terakhir
telinga tengah dengan perforasi mengenai bakteri yang paling sering
membran timpani dan riwayat ditemukan pada OMSKB. Namun,
keluarnya sekret dari telinga (otorea) karena perkembangan resistensi
lebih dari 2 bulan, baik terus- antibiotik serta perubahan pola
menerus atau hilang timbul. Sekret kepekaan bakteri yang semakin
biasanya berupa nanah atau bening, meluas maka ketepatan
dalam bentuk encer atau kental penatalaksanaan OMSK sangat
(1,2,3). ditentukan oleh ketepatan terapi
Menurut World Health antibiotika yang diberikan
Organization (WHO) pada tahun berdasarkan hasil kultur kepekaan
2004, sekitar 65-330 juta orang di kuman yang dapat dilakukan melalui
dunia menderita OMSK disertai pendekatan identifikasi kuman
dengan otorea, 60% diantaranya (39- penyebab OMSKB aktif sehingga
200 juta) menderita kurang pemilihan terapi secara empiris dapat
pendengaran yang signifikan. dilakukan (7).
Prevalensi Otitis Media Supuratif Sensitivitas bakteri terhadap
Kronik tipe Benigna (OMSKB) di antibiotik umumnya bervariasi di
negara berkembang berkisar antara tiap negara. Berdasarkan uji
5-10%. Sedangkan di negara maju sensitivitas bakteri terhadap
diperkirakan sekitar 0,5-2%. antibiotik di beberapa negara pada
Diperkirakan sekitar 10 juta tahun 2009 sampai 2011 melaporkan
penduduk Indonesia mengalami bahwa antibiotik yang sensitivitasnya
OMSKB. Survei Nasional Kesehatan paling tinggi adalah siprofloksasin,
Indera Penglihatan dan Pendengaran gentamisin dan ofloksasin (8).
tahun 1994-1996 menunjukkan Sedangkan antibiotik yang
prevalensi OMSKB sekitar 2,1-5,2% resistensinya paling tinggi adalah
(4, 5, 6). amoksisilin, tetrasiklin, dan
Hasil survei pendahuluan yang eritromisin (8). Hasil uji sensitivitas
dilakukan didapatkan bahwa OMSK di Indonesia pada tahun 2003
selalu masuk dalam 10 besar melaporkan bahwa antibiotik yang
diagnosis penyakit terbanyak di sensitivitasnya paling tinggi adalah
Poliklinik THT RSUD Ulin siprofloksasin (9).
Banjarmasin dalam 5 tahun terakhir. Tahun 2008 telah dilakukan
Data terakhir yang didapatkan pada penelitian di Poliklinik THT RSUD
tahun 2011 total pasien OMSK Ulin Banjarmasin tentang pola
berjumlah 458 pasien dan kepekaan bakteri penyebab OMSKB.
menduduki peringkat keempat dari Dari penelitian tersebut dilaporkan
diagnosis penyakit terbanyak di bahwa bakteri terbanyak penyebab
Poliklinik THT RSUD Ulin OMSKB adalah Staphylococcus
Banjarmasin, sedangkan pada bulan aureus, Streptococcus sp. dan
Januari sampai Februari 2012, total Pseudomonas sp. Sedangkan
pasien OMSK yang berkunjung antibiotik yang sensitif terhadap
sebanyak 93 pasien. bakteri penyebab OMSKB berturut-
turut adalah ofloksasin,

77
Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013: 75-83

kloramfenikol, gentamisin dan Pasien yang didiagnosis otitis


polimiksin B. Pola bakteri dan media supuratif kronik tipe benigna
kepekaan antibiotik dapat bervariasi aktif dan bersedia menjadi subjek
pada waktu yang berbeda. Dengan penelitian diminta untuk mengisi
meningkatnya kasus OMSKB pada informed consent, kemudian sekret
bulan Januari dan Februari tahun yang berasal dari kavum timpani
2012 dapat menjadi dasar untuk pasien diambil oleh dokter spesialis
dilakukan penelitian tentang THT pada perforasi membran
sensitivitas bakteri aerob penyebab timpani dengan cara diusap
OMSKB aktif secara in vitro di menggunakan kapas lidi steril. Sekret
Poliklinik THT RSUD Ulin diambil kemudian dimasukkan ke
Banjarmasin yang kemudian tabung yang berisi media transport
dibandingkan dengan tahun 2008. yaitu media cair Bouillon.
Selanjutnya tabung tersebut dikirim
segera ke bagian Mikrobiologi FK
METODE PENELITIAN Unlam Banjarbaru dan diinkubasi
selama 24 jam. Bakteri yang telah
Penelitian ini bersifat diinkubasi ditumbuhkan pada media
observasional analitik dengan agar yang sesuai dengan jenis bakteri
pendekatan rancangan studi cross aerob yang didapat pada hasil
sectional. Penelitian ini dilaksanakan identifikasi bakteri. Setelah itu
di Poliklinik THT RSUD Ulin bakteri diinkubasi dalam inkubator
Banjarmasin dan Laboratorium selama 24 jam pada suhu 37o C.
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Koloni kuman hasil
Universitas Lambung Mangkurat pertumbuhan selama 24 jam pada
Banjarbaru dari bulan Juli sampai agar pertumbuhan diambil dan
Agustus 2012. Bahan Penelitian yang disuspensikan ke dalam 0,5 ml media
digunakan adalah isolat bakteri yang BHI cair kemudian dilakukan
diperoleh dari hasil identifikasi inkubasi selama 5-8 jam pada 37o C.
bakteri sekret telinga tengah pasien Kemudian ditambahkan aquades
OMSKB, disk antibiotik terpilih steril pada suspensi bakteri dalam
(gentamisin, kloramfenikol dan BHI, sehingga kekeruhan sesuai
siprofloksasin), media Mueller dengan standar konsentrasi bakteri
Hinton (MH), media Brain Hearth Mc. Farland 1 (3 x 108 cfu/ml).
Infusion (BHI), agar Bouillon, Kapas lidi steril diambil dan
aquades steril, alkohol, larutan dicelupkan ke dalam suspensi bakteri
standar Mc. Farland 1 sebesar 3 x kemudian ditekan-tekan pada
108 cfu/ml. Alat yang digunakan dinding tabung hingga kapasnya
adalah alat pemeriksaan THT rutin, tidak terlalu basah, kemudian
swab kapas lidi steril, tabung reaksi dioleskan pada permukaan media
dan raknya, cawan petri, autoklaf agar MH hingga rata. Kemudian disk
Amerika model no. 1925X, antibiotik yang akan diuji diletakkan
incubator (Sheffield S30 2 RR di atas media dengan menggunakan
Orbital®), Laminary flow (Holten pinset steril. Kemudian media
Maxisafe®), Aluminium foil, callifer tersebut diinkubasikan pada suhu
berskala millimeter, ose bulat steril, 37oC selama 18-24 jam. Hasil
pinset, lampu bunsen dan pipet tetes. kemudian dibaca dengan mengukur

78
Hafizah, dkk. Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob…

diameter zona radikal yang terbentuk HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam satuan millimeter.
Data sensitivitas tiap bakteri Penelitian ini menggunakan 26
terhadap antibiotik pada tahun 2008 isolat bakteri yang diambil dari
dan 2012 di uji secara statistik pada sekret telinga penderita OMSKBA.
jenis bakteri dan antibiotik yang Dari seluruh sampel didapatkan
sama yaitu bakteri Staphylococcus bakteri penyebab terbanyak secara
aureus, Pseudomonas aureginosa berturut-turut adalah Proteus sp.,
dan Streptococcus sp. terhadap Staphylococcus aureus,
antibiotik Gentamisin, Pseudomonas aureginosa,
Kloramfenikol dan Polimiksin. Uji Streptococcus sp. dan Klebsiella sp.
dilakukan dengan menggunakan uji Seluruh isolat kemudian diuji
Chy Square. Karena expected value sensitivitasnya terhadap antibiotik
kurang dari 5 lebih dari 20% pada siprofloksasin (CIP), gentamisin
semua perbandingan, maka (CN), kloramfenikol (C) dan
dilakukan uji alternatif yaitu uji polimiksin B (PB), secara in vitro
Fisher dan Kolmogorov Smirnov. dengan metode difusi Kirby-Bauer.
Pada hasil didapatkan perbedaan Zona radikal yang terbentuk dari
bermakna pada perbandingan masing-masing antibiotika kemudian
sensitivitas bakteri Staphylococcus dibandingkan dengan diameter
aureus dan Pseudomonas aureginosa standar menurut CLSI 2011. Hasil
terhadap antibiotik gentamisin, persentase sensitivitas bakteri
sedangkan pada perbandingan terhadap antibiotik pada tahun 2008
lainnya tidak ditemukan adanya dan 2012 dapat dilihat pada tabel.
perbedaan.

Tabel Persentase sensitivitas antibiotik terpilih terhadap bakteri penyebab


OMSKBA pada tahun 2008 dan 2012 secara in vitro.

CIP (%) G (%) C (%) PB (%)


Jenis

Antibiotik 2008 2012 2008 2012 2008 2012 2008 2012


Jenis
Bakteri
Proteus sp. - 100 - 91 - 54,5 - 36,3
Staphylococcus aureus - 100 37,5 100 75 75 25 37,5
Pseudomonas
- 100 0 100 83,3 80 16,6 80
aureginosa
Streptococcus sp. - 100 83,3 100 100 100 0 0
Klebsiella sp. - 100 - 100 - 100 - 100
Rata-rata Persentase
Sensitivitas - 100 40,3 98,2 86,1 81,9 13,8 30,8

Keterangan :
CIP : Siprofloksasin
C : Kloramfenikol
G : Gentamisin
PB : Polimiksin B

79
Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013: 75-83

India, Ethiopia dan Nigeria


Pada hasil uji sensitivitas didapatkan hasil sensitivitas yang
didapatkan siprofloksasin berada rendah (10, 11, 17). Kloramfenikol
pada urutan pertama antibiotik yang akhir-akhir ini jarang digunakan
paling sensitif dengan persentase sebagai antibiotik pada OMSK, hal
100%. Hasil ini didukung oleh ini disebabkan efek sampingnya
penelitian di India, Nigeria, Ethiopia, yang dapat menyebabkan terjadinya
Pakistan dan Iran (9,11,12). Siti anemia aplastik yang fatal, sehingga
Nursiah (10) pernah melakukan penggunaannya hanya pada infeksi-
penelitian serupa dan didapatkan infeksi tertentu seperti tifoid atau
hasil Siprofloksasin sensitif terhadap meningitis (18).
100% bakteri penyebab OMSKBA. Pada urutan terakhir dari
Beberapa penelitian menyebutkan hasil penelitian adalah sensitivitas
bahwa antibiotik golongan bakteri penyebab OMSKBA
fluoroquinolon direkomendasikan terhadap polimiksin B dengan
sebagai first line untuk OMSK (11). persentase sebesar 30,82 %.
Hal ini dikarenakan antibiotik Polimiksin B diketahui sebagai
golongan flurokuinolon memiliki antibiotik topikal yang paling sering
kelebihan yaitu dapat melawan digunakan untuk OMSK pada
berbagai jenis patogen multiresisten pelayanan kesehatan tingkat primer,
disebabkan cara kerjanya yang sehingga pemakaiannya yang meluas
melalui target-target yang berbeda diduga menjadi penyebab bakteri
dari golongan antimikroba lain (12). tersebut mulai mengalami resistensi.
Gentamisin berada pada urutan Sensitivitas pada tahun 2008
kedua dengan sensitivitas sebesar dan 2012 dibandingkan pada jenis
98,2 %. Hasil penelitian ini juga bakteri dan antibiotik yang sama
didukung dengan penelitian di yaitu bakteri Staphylococcus aureus,
Ethiopia, Pakistan, Iran dan India Pseudomonas aureginosa dan
(10, 11). Namun, beberapa penelitian Streptococcus sp. terhadap antibiotik
lain menyebutkan bahwa Gentamisin gentamisin, kloramfenikol dan
sudah mulai mengalami resistensi siprofloksasin, sehingga ada 9
seperti di Afrika dan India (13, 14). perbandingan yang didapatkan.
Ahli Klinisi pun sekarang sudah Perbandingan dilakukan dengan
mulai banyak yang meninggalkan menggunakan uji analisis stastistik
antibiotik Gentamisin, hal ini Chy square dan dari semua
disebabkan karena sediaan oral perbandingan didapatkan expected
gentamisin yang sulit didapatkan value kurang dari 5 lebih dari 20%,
serta faktor efek samping berupa hal ini berarti semua data tidak
ototoksik dan nefrotoksik (13). memenuhi syarat untuk diuji dengan
Kloramfenikol berada diposisi uji Chy square, sehingga dilakukan
ketiga dengan persentase 81,9%. uji alternatif yaitu uji kolmogorov
Pada penelitian dibeberapa negara smirnov untuk tabel 3 x 3 yaitu pada
yaitu Singapura dan Filipina perbandingan sensitivitas bakteri
diketahui kloramfenikol Staphylococcus aureus terhadap
sensitivitasnya masih tinggi terhadap antibiotik kloramfenikol, sedangkan
bakteri penyebab OMSK (15, 16). sisanya dilakukan uji alternatif
Sedangkan hasil penelitian Fisher-exact karena tabel yang
dibeberapa negara lain seperti di digunakan 2 x 3. Dari semua uji

80
Hafizah, dkk. Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob…

didapatkan hasil perbedaan oleh banyak faktor salah satunya


bermakna pada perbandingan adalah kemampuan alami dari
sensitivitas bakteri Staphylococcus bakteri untuk mengalami perubahan
aureus dan Pseudomonas aureginosa mutasi DNA (20).
terhadap antibiotik gentamisin, Pada beberapa analisis
sedangkan pada perbandingan perbandingan didapatkan hasil tidak
lainnya tidak ditemukan adanya ada perbedaan. Hasil ini dapat terjadi
perbedaan. karena di RSUD Ulin pasien OMSK
Sensitivitas bakteri tipe benigna jarang diberikan
Staphylococcus aureus dan antibiotik klorampenikol dan
Pseudomonas aureginosa mengalami polimiksin B. Hal ini mungkin
peningkatan jika dilihat dari terkait dengan efek samping dari
persentase yaitu sebesar 62,5% pada Kloramfenikol yaitu anemia aplastik
bakteri Staphylococcus aureus dan yang fatal sehingga penggunaannya
100% pada bakteri Pseudomonas di Rumah Sakit hanya pada kasus
aureginosa. Hasil uji statistik infeksi tertentu seperti tifoid dan
didapatkan hasil adanya perbedaan. meningitis. Kurangnya penggunaan
Hal ini dapat terjadi karena beberapa obat jenis ini akan mengurangi
faktor salah satunya adalah antibiotik kemungkinan terjadinya resistensi
gentamisin sekarang cukup jarang akibat penggunaan antibiotik secara
digunakan karena sifatnya yang meluas. Perkembangan resistensi
ototoksik. Di Poliklinik THT RSUD kuman terhadap antibiotika sangat
Ulin penggunaan antibiotik dipengaruhi oleh intensitas
Gentamisin sebagai terapi OMSK pemaparan antibiotika di suatu
jarang digunakan, dikarenakan wilayah. Tidak terkendalinya faktor-
sediaan oralnya yang sulit faktor pada penggunaan antibiotika,
didapatkan dan efek samping cenderung akan meningkatkan
ototoksiknya. Hal ini dapat resistensi kuman yang semula
mengurangi faktor terjadinya sensitif (4). Dikatakan pula, setelah
resistensi akibat penggunaan disebarkan secara meluas, antibiotik
antibiotik secara meluas (19). akan mengalami resistensi terhadap
Sensitivitas antibiotik dapat obat-obatan sekitar 8-12 tahun
berubah dari waktu ke waktu. Strain kemudian (20).
yang sensitif hari ini terhadap
antibiotik tertentu, bisa saja menjadi
resisten di masa yang akan datang PENUTUP
(9). Dalam penelitian Peng X et al
(21) yang dikutip oleh Stephen Simpulan dari penelitian ini
menyebutkan bahwa faktor-faktor adalah sensitivitas bakteri aerob
yang mempengaruhi perbedaan penyebab OMSKBA terhadap
sensitivitas terhadap antibiotik antara beberapa antibiotik pada tahun 2008
lain faktor epidemiologi, peraturan dan 2012 didapatkan hasil adanya
penggunaan antibiotik lokal, perbedaan pada perbandingan bakteri
karakteristik pasien, jenis strain Staphylococcus aureus dan
antibiotik dan lokasi geografis. Pseudomonas aureginosa terhadap
Terjadinya perbedaan sensitivitas antibiotik Gentamisin, sedangkan
juga dapat disebabkan karena pada hasil lainnya tidak terdapat
terjadinya resistensi yang disebabkan adanya perbedaan.

81
Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013: 75-83

Saran dari penelitian ini adalah 8. Kumar H, Sonia S. Bacterial


perlu dilakukan penelitian serupa and fungal study of 100 cases
dengan menambah jumlah sampel of chronic suppurative otitis
dan strain antibiotik serta media. Journal of Clinical and
memperpanjang periode penelitian. Diagnostic Research 2011;
5(6): 24-27.
9. Nursiah S. Pola kuman aerob
DAFTAR PUSTAKA penyebab OMSK dan
kepekaan terhadap beberapa
1. Helmi. Otitis Media Supuratif antibiotika di bagian THT FK
Kronik. Jakarta : FKUI, 2005. USU RSUP H. Adam Malik
2. Dzaafar ZA. Kelainan Telinga Medan. Digitized by USU
Tengah ; Buku Ajar Penyakit Digital Library 2003.
Telinga, Hidung, Tenggorok. 10. Bayeh A, Mulugeta K.
Edisi 3. Jakarta : FKUI, 1997. Bacteriology and antimicrobial
3. Adenosun AA, Ibekwe TS, susceptibility of otitis media at
Olowookere SA. Pattern of dessie regional health research
tympanic membrane laboratory, Ethiopia. Ethiop. J.
perforation in Ibadan : a Health Dev. 2011; 25(2): 161-
retrospective study. Annals of 167.
Ibadan Postgraduate Medicine 11. Adeyi A, Bakari AA, Olushola
2008; 6(2): 31-3. A, et al. Pattern of chronic
4. World Health Organization. suppurative otitis media at the
Suppurative otitis media national ear care centre
burden of illness and Kaduna,Nigeria. Journal of
management options. Child Medicine in the Tropics 2010;
and Adolesent Health and 12; 22-5.
Development Prevention of 12. Gehanno R. Multicenter study
Blindness and Deafness. of the efficacy and safety of
Ganeva, Switzerland. 2004. oral ciprofioxacin in the
5. Bambang Udji, Kartono treatment of chronic
Sudirman, Utami TF, et al. suppurative otitis media in
Rinitis alergi sebagai faktor adults. Otolaryngology -- Head
risiko otitis media supuratif and Neck Surgery 1997;
kronis. Cermin Dunia 117(1): 82-90.
Kedokteran 2010; 179: 425-9. 13. Reddy NS, Sanjana RK, Singh
6. Departemen Kesehatan RI. YI. Aerobic bacteriology of
Pedoman upaya kesehatan chronic suppurative otitis
telinga dan pencegahan media (CSOM) in a tertiary
gangguan pendengaran untuk care hospital: a retrospective
puskesmas.1998. study. Journal of Collage of
7. Agus S, Christanto A, Medical Sciences 2011; 7(2):
Soepomo S, et al. Pendekatan 1-8.
Molekuler (RISA) untuk 14. Nwabuisi C, Ologe FE.
membedakan spesies bakteri Pathogenic Agents of Chronic
otitis media supuratif kronik Suppurative Otitis Media in
benigna aktif. Cermin Dunia Ilorin, Nigeria. East Africa-
Kedokteran 2007; 115: 81-6.

82
Hafizah, dkk. Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob…

Medical Journal 2002; 75: 202- Beberapa Puskesmas dan


5. Beberapa Faktor Yang
15. Loy AHC, Tan AL, Lu PKS. Berkaitan. Cermin Dunia
Microbiology of Chronic Kedokteran 1987; 46: 3-6.
Suppurative Otitis Media in
Singapore. Singapore Med J
2002;43(6):296-9.
16. Erasmo G, Jan EGL, Patricia
NA. Chronic Suppurative
Otitis Media: Bacteriology and
Drug Sensitivity Patterns at the
Quirino Memorial Medical
Center (2004-2005): A
Preliminary Study. hilipp J
Otolaryngol Head Neck Surg
2006; 21(1,2): 20-3.
17. Ameer A, Arfat JA, Tahir M.
Bacterial Culture and
Sensitivity in Active Chronic
Otitis Media: 500 Cases in
Combined Military Hospital
Rawalpindi. Pakistan J ournal
of Otolaryngology 2012; 28 :
56-58.
18. Ellen W, Muktiningsih SR,
Sudibyo S, et al. Pola
Penulisan Resep Antibiotika di
Kota Banjarmasin. Cermin
Dunia Kedokteran 1987; 46:
24-7.
19. Brad S, David G, Robert G, et
al. The Epidemic of Antibiotic-
Resistant Infections: A Call to
Action for the Medical
Community from the
Infectious Diseases Society of
America. The Epidemic of
Antibiotic-Resistant Infections
2008; 46: 155-164.
20. Kennedy KA, Stephen TO.
Bacteria Resistance to
Antibiotics : Recents Trends
and Challenges. Int J Biol Med
Res 2011; 2(4): 1204-10.
21. Ellen Wijaya, Nani
Sukasediati, Retno Gitawati,
Umi Kadarwati. Pola
Penggunaan Antibiotika di

83

You might also like