Professional Documents
Culture Documents
BAHASA INDONESIA
“LEMAHNYA PENEGAKKAN HAM BERPOTENSI KRISIS
KEPERCAYAAN DAN PERPECAHAN BANGSA”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
Nama : Nur Dini Kholis
NIM : 661200095
Kelas : 1A
ABSTRACK
The concept of HAM or Human Rights first appeared in England in 1215. It was
motivated by the leadership of King John who said arbitrarily in providing
protection to his people and in collecting taxes. Until finally moving the Barons or
noble people to support the King and stepping on the King to make that the
beginning of human protection for his dignity. Namely, Magna Charta. The Grand
Charter was a milestone in the history of the birth of human rights and
constitutional law. As a formal concept of human rights was born on December
10, 1948 with the term Universal Declaration of Human Rights (Universal
Declaration of Human Rights) initiated by the United Nations (UN) to protect
world order based on humanity. Human rights are very important, human rights
are tools that protect the human right to live with dignity, including the right to
life, the right to freedom and security. However, the weak enforcement of human
rights in a country that views things as taboo. In fact, we as the little people can
only answer with the Government regarding human rights issues, but what if those
who are relied upon are not serious in enforcing it? upholding human rights in
Indonesia. This research was conducted by filling out a questionnaire that had
been prepared. Then the respondent fills out the questionnaire and then gets
quantitative data from the results of the respondents who have filled in the
questionnaire. Based on the results obtained by respondents, as much as 50,6% of
the 77 respondents said they were not satisfied with the performance of the
Human Rights Protection Institution in Indonesia.
LATAR BELAKANG
Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
peran Pq emerintah dalam menangani berbagai kasus pelanggaran HAM yang
dianalisis menggunakan metode penelitian studi kepustakaan, yaitu dengan
Teknik pengumpulan data melalui jurnal, artikel, makalah, buku dan bahan-bahan
tertulis lainnya serta referensi-referensi yang relevan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
KERANGKA TEORI
A human right by definition is a universal moral right, something which all men,
everywhere, at all times ought to have, something of which no one may deprived
without a grave affront to justice, something which is owing to every human being
simply because he [she] is human (Cranston, 1923: 36).
Dari definisi di atas dan sejumlah definisi lain yang diberikan dalam
mencermati HAM, pemahaman atas HAM selanjutnya disebut sebagai berkarakter
universal (untuk semua orang waktu dan tempat), dimiliki oleh semua manusia
(chan, 1995 : 28) dan harus dilakukan oleh semua manusia (Prajarto, 2003: 377).
Setiap Negara memiliki tanggung jawab melindungin HAM setiap warga
negaranya. Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi setiap warga
merupakan wujud Negara hukum (the rule of law). Salah satu ciri dari negara
hukum adalah adanya jaminan perlindungan HAM oleh negara kepada warga
negara.
Prinsip Negara hukum mengajarkan bahwa seluruh aspek negara
menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan
egalitarian. Artinya, setiap negara wajib menghormati, menjamin dan melindungai
hak-hak asasi setiap warga negaranya, dan jaminan terhadap perlindungan HAM
warga negara tersebut harus diatur dalam peraturan perundang-undangan dan
kebijakan lain baik di tingkat pusat maupun daerah serta adanya jaminan
perlindungan HAM melalui keputusan pengadilan.
Menghormati dan menjamin HAM adalah salah satu upaya untuk
mencapai tujuan bernegara. Hal tersebut secara tegas dinyatakan dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945, bahwa negara Indonesia didirikan untuk
mencapai tujuan negara yaitu:
Lembaga HAM
Lembaga HAM adalah sebuah Badan atau Lembaga atau Organisasi yang
dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan serta menjaga terpeliharanya Hak
Asasi Manusia. Salah satu lembaga perlindungan HAM yang dibuat oleh
pemerintah Indonesia yaitu Komnas (Komisi Nasional) HAM. Tujuan
pembentukan lembaga ini yaitu untuk meningkatkan serta menjaga terpeliharamya
pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia.Lembaga ini bersifat independent
dengan berlandaskan hukum perundang undangan serta nilai Pancasila.
Namun, selain Komnas HAM, ada beberapa lembaga perlindungan HAM
lainnya.Seperti yang sama-sama kita ketahui hak asasi manusia (HAM)
merupakan sesuatu yang dijamin di dalam Undang-Undang Republik Indonesia
pasal 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Beberapa Lembaga perlindungan
HAM, yaitu :
1. POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia)
2. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
3. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
4. Pengadilan HAM
5. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
6. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)
7. LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta
8. BKBH (Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum) Perguruan Tinggi
9. KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)
Sepuluh Lembaga perlindungan HAM di Indonesia saling berkolaborasi
dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam penerapan HAM yang merata di
seluruh Indonesia.
Krisis Kepercayaan
Krisis kepercayaan adalah suatu dampak ketidakpercayaan masyarakat
terhadap sesuatu. Biasanya itu terjadi karena masyarakat terlalu berharap atau
bahkan tidak berharap dengan kondisi yang terjadi. Itulah yang terjadi saat
sekarang ini. Indonesia semakin krisis kepercayaan, yang membuat masyarakat
semakin antipati dan tidak peduli dengan apapun, siapapun dan bagaimanapun.
Sehingga membuat masyarakat hanya mementingkan diri sendri. Ada beberapa
hal yang membuat masyarakat saat ini mengalami krisis kepercayaan, sebagai
berikut :
1. Apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan. Masyarakat memiliki
ekspektasi yang tinggi terhadap pemimpin. Masyrakat butuh diayomi
dan diberi perhatian. Maka ketika itu tidak didapat, maka harapan
masyarakat pupu dan timbullah krisis kepercayaan.
2. Sifat individualistik Sifat yang individualis membuat seseorang ragu
akan kemampuan yang lain. Apalagi jika kemampuan pemimpin dirasa
lebih rendah dari padanya. Ini memnyebabkan krisis kepercayaan dan
bahkan bisa memperolok-olok pemimpin sendiri. Sepert saat ini banyak
sekali haters pemimpin dan lain sebagainya.
3. Janji pemimpin yang hanya tinggal janji. Masyarakat tentuk
menginginkan pemimpin menepati janjinya. Jika berjanji akan
meningkatkan kualitas pendidikan, infrastruktur itu tentu harus
dijalankan. Kalau tidak tentu masyarakat tidak akan lagi percaya.
Perpecahan Bangsa
Perpecahan Bangsa pada umumnya disebut Disintegrasi Bangsa. Yaitu
suatu keadaan dimana memudarnya kesatupaduan antargolongan dan kelompok
yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Banyak penyebab terjadinya
disintegrasi bangsa, salah satunya adalah apabila Pemerintah lemah dalam
pelaksanaan penegakkan HAM di Indonesia.
ANALISIS DATA
Sangat Puas 0 0%
Puas 3 3,9%
Cukup Puas 23 29,9%
Kurang Puas & 40 50,6% + 1,3% = 51,9%
KURANG PUAS 1
Tidak Puas 11 14,3%
Gambar 1. Diagram lingkaran dari tabel 1
Kemajuan 5 6,6%
Stagnan 47 61,8%
Kemunduran 24 31,6%
Tidak menjawab 1 orang
Gambar 2. Diagram lingkaran tabel 2.
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa Sebagian besar
responden merasa Penegakkan HAM di Indonesia ini masih stagnan, statis atau
ajeg dengan persentase responden sebanyak 61,8% dibandingkan dengan
persentase kemunduran yaitu 31,6% dan persentase kemajuan sebanyak 6,6%.
Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa hingga saat ini Penegakkan
HAM di Indonesia dalam hal pelaksaannya ini tidak mengalami kemajuan.
Bahkan beberapa merasa justru mengalami kemunduran. Tidak ada peningatan
yang terjadi.
PEMBAHASAN
SIMPULAN
Hak Asasi Manusia adalah hak yang diterima setiap manusia sejak
dilahirkan dan wajib dihormati dan dijunjung tinggi serta dilindungi oleh negara,
demi perlindungan harkat dan martabat manusia. Krisis kepercayaan dan
Perpecahan bangsa dapat timbul dan makin memarah jika pemerintah selalu abai
dan tidak tegas dalam penanganan kasus kasus pelanggaran HAM. Baik dimasa
lalu maupun yang terjadi saat ini.
Tingkat kepuasan kinerja Lembaga penegakkan HAM menurut
masyarakat juga terbilang cukup besar jika dilihat dari 77 responden yang mengisi
kuesioner, yaitu sebanyak 51,9% merasa kurang puas dan sebanyak 14,3% merasa
tidak puas. Responden juga setuju bahwa lemahnya penegakkan HAM berpotensi
timbulnya krisis kepercayaan dan perpecahan bangsa .
SARAN
Dengan dibuatnya artikel ini disarankan pembaca memperbanyak literasi
mengenai HAM untuk mamahami seluk beluk mengenai HAM, dan tertarik
dengan hal hal yang menyangkut HAM serta menegakkan HAM dimanapun dan
dengan siapapun. Selain itu, pembaca bisa lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan
sosial khususnya mengenai HAM.
DAFTAR PUSTAKA
Airini, Eka, R. Perlindungan Terhadap korban Hak Asasi Manusia Berdasarkan
DUHAM. Jurnal 80-94.
EQUITAS. 2011. Hak Asasi Manusia. Diakses melalui. https://equitas.org/wp-
content/uploads/2011/12/modul-2-hal-1-38.pdf. Pada hari Sabtu, 19
desember 2020.
Fauzi, Arli. 2020. Lembaga Perlindungan HAM. Diakses melalui.
https://cerdika.com/lembaga-perlindungan-ham/#. Pada hari Sabtu,19
desember 2020.
ICJR. 2011. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Diakses melalui.
https://icjr.or.id/deklarasi-universal-hak-asasi-manusia/. Pada hari
Jumat,18 desember 2020
International, Amnesty. 2020. Papua: 5 Masalah HAM yang harus diselesaikan.
Diakses melalui. https://www.amnesty.id/papua-5-masalah-ham-yang-
harus-diselesaikan/. Pada hari Minggu, 20 desember 2020.
KOMNAS HAM. 2014. Jurnal HAM Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Jakarta Pusat.
Kurniawan, Aris. Sejarah HAM. Diakses melalui.
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-ham/. Pada hari Kamis, 17
desember 2020.
Pratiwi, Cekli Setya. 2018. Konsep Dasar dan Instrumen-instrumen Hak Asasi
Manusia Internasional: Permasalahan Internalisasinya Di Indonesia (Basic
Concepts and International Human Rights Instruments: Problems with
Internalization in Indonesia. SSRN.
Riski, Petrus. 2018. Lemahnya Penegakkan HAM Masih Jadi Hambatan
Indonesia Meraih Kemerdekaan Sepenuhnya. Diakses melalui.
https://www.voaindonesia.com/a/lemahnya-penegakan-ham-masih-jadi-
hambatan-indonesia-meraih-kemerdekaan-sepenuhnya/4534086.html.
Pada hari Minggu, 20 desember 2020.
Silviana, Dharma. HISTORIPEDIA: Magna Carta Lahir dari Perseturuan Antara
Raja John, Paus dan Baron. Diakses melalui.
https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/historipedia-
magna-carta-lahir-dari-perseteruan-antara-raja-john-paus-dan-baron pada
hari Kamis, 17 Desember 2020.
W. Yulianto, M. 2019. Kejahatan Korupsi Dalam Prespektif HAM. Bunga
Rampai Hak Asasi Manusia di Indonesia. Jawa Timur : R.A.De.Rozarie .
Weruin, Melky. 2020. Tiba Masa, Tiba Akal (Refleksi penegakkan HAM di
Tanah Papua). Diakses melalui. https://jubi.co.id/tiba-masa-tiba-akal-
refleksi-penegakan-ham-di-tanah-papua/. Pada hari Minggu, 20 desember
2020
Wilujeng, Sri Rahayu. 2013. Hak Asasi Manusia : Tinjauan dari Aspek Historis
dan Yuridis. HUMANIKA. Vol.18(2).
Yuliarso, Kunto, K. Prajarto, N. 2005. Hak Asasi Manusia di Indonesia :
MenujuDemocratic Governance. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Vol8(3):291-308.
LAMPIRAN