You are on page 1of 14

JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X

Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

PENGARUH PEMAKAIAN BEBERAPA CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP


EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 4 TAK

Khairul Muhajir 1

ABSTRACT
This study aims to discover the exhaust gas emission effect in the combustion
chamber of four strokes spark ignition engine taking place at using of ethanol and
pertamax fuel at combustion process and exit at the air. The research was conducted at
using of ethanol and pertamax fuel in the four strokes of spark ignition engine at KIA
CARNIVAL car at the amospheric condition ( 27o C – 30o C ).
Exhaust gas emission producted from combustion process the so called poluttant
result from engine with premium fuel as (HC,CO,CO 2,O2,NOx). Among the cause of
incomplete combustion is the poor of oxygen, so in order not to be discover the
dangerous exhaust gas emission, the ethanol added at the fuel mixture.
This study analysed the effect of athanol added to pertamax fuel mixture with
exhaust gas emission. The methode of study with comparing pure pertamax fuel and
ethanol pertamax fuel mixture with concentred of 9 % and 16.6 %, at the engine rpm
speed of 1000, 2000, 3000 and 4000. and used the exhaust gas emission measurement
with the ultra gas analyser.
The result of this study show there are exhaust gas emission decrease at every
ethanol added in to the pertamax fuel mixture, and there are also increase of fuel to air
ratio. The ethanol fuel helps the combustion process because there are oxygen (O 2) in
the ethanol fuel, so that the ethanol fuel could be the alternative of fuel to decrease the
dangerous of exhaust gas emission and to increase the octane number whatever needs
at the fuel car engine with grade capacity.

Key word : fuel, emission, four strokes

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh emisi gas buang dari proses
pembakaran di dalam ruang bakar motor bensin 4 tak dengan beberapa campuran bahan
bakar etanol dan pertamax pada proses pembakaran, yang di buang ke udara. Penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan campuran bahan baker etanol dan pertamax
tersebut pada kendaraan bermotor KIA CARNIVAL pada kondisi ( 27o C – 30o C ).
Emisi gas buang yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna
biasa disebut polutan, adapun polutan-polutan yang dihasilkan oleh motor berbahan
bakar bensin berupa (HC,CO,CO2,O2,NOx). Salah satu penyebab pembakaran kurang
sempurna adalah kekurangan oksigen, sehingga dengan penambahan ethanol diharap-
kan lebih menyempurnakan pembakaran sehingga emisi gas buang berbahaya dapat
dikurangi.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa pengaruh dari penambahan ethanol
yang dicampurkan pada bahan bakar pertamax terhadap emisi gas buang. Adapun cara
yang dilakukan dengan membandingkan bahan bakar pertamax murni dan campuran
antara bahan bakar pertamax dan ethanol dengan konsentrasi 9% dan 16.6%, pada
putaran motor 1000, 2000, 3000 dan 4000 rpm, sedangkan pengukuran emisi gas buang
dilakukan dengan alat ultra gas analyser.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan emisi gas buang pada
setiap penambahan ethanol kendalam bahan bakar pertamax dengan rasio bahan bakar
dan udara akan naik. Ethanol juga sangat membantu dalam proses pembakaran karena
ethanol mengandung O2 (Oksigen). Ethanol dapat dipakai sebagai alternatif dalam
mengurangi kadar emisi gas buang dan untuk menaikkan nilai oktan yang dibutuhkan
mobil dengan kapasitas motor yang besar.

Kata kunci : Bahan bakar, Emisi, 4 tak

1Staf pengajar Jurusan Teknik Mesin, ISTA,

Yogyakarta 10
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

PENDAHULUAN (energy resources) ataupun pembawa


Motor bakar adalah suatu energi (energy carrier) yang lebih
pesawat tenaga yang termasuk motor terjamin keberlanjutannya (sustainable)
penggerak mula atau prime mover dan lebih ramah lingkungan. (berita
engine. Peranan motor bakar didalam iptek: 12 Juli 2005).
kehidupan manusia adalah sangat luar Tingginya angka oktan pada
biasa. Hal ini dapat dilihat dalam ethanol memungkinkan penggunaan
kehidupan sehari-hari, kendaraan ber- rasio kompresi yang tinggi pada mesin
motor beroperasi dan berlalu-lalang bensin. Korelasi antara efisiensi dengan
dijalan. Selain sebagai alat penghubung rasio kompresi berimplikasi pada faktor
juga dapat digunakan sebagai angkutan bahwa mesin bensin berbahan bakar
penumpang maupun barang. Dengan ethanol (sebagian atau seluruhnya)
kendaraan bermotor orang dapat lebih memiliki efisiensi yang lebih tinggi
mudah berkomunikasi dengan orang dibandingkan dengan bahan bakar
lain (Amzah Asli, 2005) bensin. Untuk rasio campuran ethanol :
Motor bensin termasuk motor bensin mencapai 60:40 tercatat pening-
pembakaran dalam (Internal Combus- katan efisiensi hingga 10% (berita iptek,
tion Engine), yang artinya tenaga yang 12 juli 2005).
digunakan untuk menggerakkan motor Ethanol memiliki satu molekul
tersebut diperoleh dari pembakaran OH dalam susunan molekul. Oksigen
bahan bakar yang terjadi didalam motor yang inheren di dalam molekul ethanol
itu sendiri. Hal ini berbeda dengan tersebut membantu penyempurnaan
mesin uap, pada mesin uap tenaga pembakaran antara campuran udara-
yang digunakan untuk menggerakkan bahan bakar didalam silinder. Ditambah
mesin berasal dari pembakaran bahan dengan rentang keterbakaran (flamma-
bakar yang mana pembakaran tersebut bility) yang lebar yakni 4,3 – 19 vol,
terjadi diluar mesin itu sendiri. Bahan dibandingkan dengan bensin yang
bakar mesin uap adalah batu bara atau memiliki rentang keterbakaran 1,4 – 7,6
arang kayu, sedangkan bahan bakar vol pembakaran campuran udara-bahan
motor bensin adalah gasoline atau bakar ethanol menjadi lebih baik, ini di
bensin. percaya sebagai faktor penyebab relatif
Kontinuitas penggunaan bahan rendahnya emisi CO di bandingkan
bakar fosil (fossil fuel) memunculkan dengan pembakaran udara-bensin.
dua ancaman serius : (berita iptek : 12 Juli 2005).
1. Faktor ekonomi, berupa jaminan Tujuan yang akan dicapai dalam
ketersediaan bahan bakar fosil penelitian tentang pengaruh pemakaian
untuk beberapa dekade bahan bakar pertamax dan ethanol
mendatang, masalah suplai, terhadap unsur gas buang pada mobil
harga dan fluktuasinya Kia Carnival adalah :
2. Polusi akibat emisi pembakaran 1. Untuk mengetahui karakteristik
bahan bakar fosil memiliki internal ethanol yang menye-
dampak langsung maupun tidak babkan penambahan ethanol
langsung kepada derajat pada mesin bensin lebih baik
kesehatan manusia. daripada pertamax murni.
Polusi langsung bisa berupa 2. Untuk mengetahui emisi gas
gas-gas berbahaya, berupa CO, HC, buang yang dihasilkan, apabila
NOx, CO2 dan juga unsur metalik seperti dilakukan penambahan ethanol
timbal (Pb). Sedangkan polusi tidak pada bahan bakar pertamax.
langsung mayoritas berupa ledakaan 3. Untuk mengetahui besarnya
jumlah molekul CO2 yang berdampak persentase zat-zat yang terkan-
pada pemanasan global (Global War- dung dalam gas buang yang
ning Potential). Kesadaran terhadap dihasilkan.
ancaman serius tersebut telah mengin- Berdasarkan uraian diatas,
tensifkan berbagai riset yang bertujuan maka penelitian ini di arahkan untuk
menghasilkan sumber-sumber energi mengetahui beberapa hal :

11
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

1. Bagaimana pengaruh bahan data dan informasi diperoleh


bakar pertamax terhadap emisi melalui jurnal, majalah, dan
gas buang. internet. Riset pustaka meru-
2. Bagaimana pengaruh penam- pakan penunjang untuk jalan-
bahan ethanol terhadap emisi nya penelitian yaitu dengan
gas buang. pengambilan data melalui buku-
Bagaimana pengaruh putaran mesin buku, jurnal dan handbook dari
terhadap emisi gas buang. perpustakaan dan internet yang
berhubungan dengan objek
Penelitian tentang pengaruh penelitian.
penambahan ethanol pada bahan bakar 2. Metode Eksperimen.
pertamax terhadap emisi gas buang Metode ini merupakan kegiatan
pada mobil Kia Carnival dilakukan pengumpulan data dan fakta
dengan batasan-batasan sebagai yang sesuai dengan hipotesis
berikut : yang diajukan.
1. Pengujian dilakukan dengan 3. Metode Observasi
menggunakan bahan bakar Metode ini merupakan tahapan
pertamax dan juga ethanol. pengamatan dari eksperimen
Masing-masing digunakan yang dilakukan secara langsung
dalam bentuk campuran dengan guna menarik suatu kesim-
kadar ethanol mencapai 9% dan pulan.
16.6%.
2. Unsur-unsur yang akan diamati Karena besarnya pengaruh
adalah (CO, HC, CO2, dan O2). bahan bakar dalam suatu proses
3. Mengetahui persentase emisi pembakaran terhadap gas buang yang
gas buang yang dihasilkan oleh dihasilkan oleh suatu mesin, maka dari
kedua campuran bahan bakar pemakaian bahan bakar yang bervariasi
tersebut. akan meyebabkan pemakaian kebu-
4. Pengujian dilakukan dengan tuhan bahan bakar yang bervariasi pula,
menggunakan variabel speed serta komposisi gas buang yang
1000rpm, 2000rpm, 3000rpm, berbeda. Secara teoritis dapat diketahui
4000rpm. pula :
Metode penelitian yang digunakan 1. Adanya perbedaan kebutuhan
adalah sebagai berikut : bahan bakar pada setiap
1. Studi Literatur dan Riset putaran yang diberikan dari
Pustaka kedua jenis bahan bakar yang
Metode ini bertujuan untuk me- berbeda yaitu pertamax dan
ngumpulkan literatur guna mem- campuran antara pertamax
perdalam pemahaman terhadap dengan ethanol.
materi studi secara lebih 2. Besarnya persentase gas buang
khusus. Metode ini digunakan yang dihasilkan juga berbeda
untuk merumuskan masalah dan bervariasi.
maupun untuk menyusun
kerangka berfikir. Pencarian

12
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

Gambar 1. 1. Cutaway Motor 4 tak


Sumber : www.carbibles.com

Gambar 1. 2. Ultra Gas Analyzer


Suatu motor dapat bekerja Bensin berasal dari kata
salah satunya adalah karena adanya benzene, dengan nama unsur kimianya
pembakaran antara bahan bakar dan adalah C8H18. Bahan bakar bensin
udara. Banyak macam dan jenis bahan adalah hasil dari pemurnian Neptha,
bakar yang dapat digunakan. Baik yang komposisinya dapat digunakan
dalam bentuk cair, padat maupun gas. pada motor bensin( Internal Combustion
Masing-masing jenis memiliki nilai yang Engine ). Neptha adalah jenis minyak
berbeda-beda untuk dapat terbakar. ringan yang memiliki sifat antara
Bahan bakar yang umumnya digunakan gasoline dan kerosene.
adalah : 1. Bahan Bakar Bensin (Gasoline)
1. Premium dan Pertamax (untuk a. Pertamax Gasoline
Motor Otto). Pertamax dan pertamax plus
2. Solar ( untuk Motor Diesel ). hadir menggantikan premix dan Super
3. Bensol ( untuk pesawat terbang ). TT . Pertamax diproduksi dengan
4. Bahan Bakar Gas ( BBG ). menggunakan bahan baku berkualitas
5. Biodiesel tinggi yang telah memenuhi standar
6. Methanol International World Fuel Charter yang F
7. LPG, dll. menuju kategori I. dan tentu saja bahan

13
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

ini tidak mengandung timbal dari sisi minyak bumi dimana bahan bakar ini
sifat fisika atau titik didih yang lebih mengandung unsur karbon dan
rendah. Kemudian kandungan Olifen, hidrogen. Bahan bakar ini juga
aromatic, dan benzenenya telah mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi,
dibatasi. Hasilnya bahan baku pertamax kenyataan ini pula yang menyebabkan
pembakarannya lebih sempurna dan bahan bakar ini banyak digunakan.
untuk memenuhi kebutuhan dan Perbedaan antara premium dan
perkembangan teknologi otomotif. pertamax hanya terletak pada nilai oktan
Angka oktan pun disesuaikan, pertamax yang dikandungnya. Premium ini
memiliki angka oktan Ron (Research mengandung TEL (Tetra Ethyl Lead)
Oktan Number) 92 dan pertamax plus sebesar 0,45 % yang disebut premium
memiliki angka oktan 95. keunggulan RON 82 dengan oktan yaitu sebesar 82.
lainnya pertamax dan pertamax plus jadi bahan bakar ini mempunyai
dilengkapi dengan aditif generasi kelima detonasi dibawah bahan bakar
atau aditif generasi terakhir. Aditif yang pertamax.
berfungsi menyempurnakan proses Pembakaran didefinisikan seba-
kimia pada pembakaran. Didalam mesin gai persenyawaan antara bahan bakar
ini telah memperoleh sertifikasi dari dan oksigen. Pada umunya menimbul-
laboratorium independent berstandar kan panas yang tinggi. Campuran bahan
internasional di Houston, Texas Amerika bakar dan udara didalam silinder harus
Serikat. Houston sudah lama dikenal sesuai agar bahan bakar tidak sampai
sebagai tempat riset bahan bakar dan terbakar sendiri atau tidak dapat
motor gas dunia. terbakar sama sekali. Ketika busi
Biasanya di dalam mesin mengeluarkan percikan bunga api listrik
kendaraan terdapat timbunan deposit yaitu beberapa derajat engkol sebelum
pada intake rafre yang akan menggangu piston mencapai TMA, campuran bahan
akselerasi mesin. Sedangkan timbunan bakar dan udara disekitar busi itulah
deposit pada fuel injector dan ruang yang mula-mula terbakar. Kemudian
pembakaran akan membebani kinerja nyala api merambat keseluruh arah
mesin. Aditif ini mampu membersihkan dengan kecepatan tinggi (25-50
mesin dari semua timbunan deposit m/detik).
tersebut. Aditif ini juga dapat melarutkan
air dalam tangki kendaraan, sehingga 2. Emisi Gas Buang
dapat mencegah terjadinya karat pada Kesadaran masyarakat akan
saluran dan tangki mesin. pencemaran udara akibat gas buang
Hasil pembakaran mesin makin kendaraan bermotor di kota- kota besar
sempurna karena racun gas buang saat ini semakin tinggi. Dari berbagai
kendaraan bermotor yang bersumber sumber bergerak seperti mobil penum-
dari senyawa yang tidak stabil (nitrogen pang, truk, lokomotif kereta api, kapal
oksida dan karbon monoksida) dapat terbang, kapal laut, kendaraan bermotor
ditekan menjadi lebih baik. Kemampuan saat ini maupun kemudian hari akan
pertamax dan pertamax plus member- terus menjadi sumber yang dominan
sihkan mesin dari timbunan deposit dan dari pencemaran udara diperkotaan. Di
menekan kandungan racun gas buang DKI Jakarta, konstribusi bahan
kendaraan bermotor, serta membuat pencemaran dari kendaraan bermotor
kinerja mesin meningkat dan lebih ke udara adalah sekitar 70 - 80%.
bertenaga serta ramah lingkungan. Resiko kesehatan yang dikait-
Kandungan aditif ini yang menyebabkan kan dengan pencemaraan udara
gas buang pertamax lebih baik dari diperkotaan secara umum, banyak
pada premium. menarik perhatian dalam beberapa
b. Premium Gasoline dekade belakangan ini. Di banyak kota
Premium merupakan bahan besar, gas buang kendaraan bermotor
bakar yang umum digunakan untuk menyebabakan ketidak nyamanan pada
pembakaran pada mesin-mesin kenda- orang yang berada ditepi jalan dan
raan. Premium berasal dari destilasi

14
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

menyebabkan masalah pencemaran cakupan luas dan gejala ini meliputi


udara pula. perusakan. Pertimbangan dan persepsi
Kendaraan bermotor akan visual pada CO tingkat 10 perjuta (ppm)
mengeluarkan berbagai jenis maupun didalam udara dapat mengakibatkan
particular yang terdiri dari berbagai pusing, sakit kepala, dan keletihan. 100
senyawa anorganik dan oganik dengan ppm dapat menyebabkan hilang
berat molukel yang besar yang dapat kesadaran, 250 ppm dapat menyebab-
langsung terhirup melalui hidung dan kan kematian cepat.
mempengaruhi masyarakat di jalan raya Mesin dengan pembakaran
dan sekitarnya. Dalam mendukung yang baik menghasilkan angka CO <2,5
usaha pelestarian lingkungan hidup, %. Tingginya angka CO menandakan
negara-negara di dunia mulai menyadari kurangnya udara dalam proses
bahwa gas buang kendaraan pembakaran, biasanya hal ini disebab-
merupakan salah satu polutan atau kan saringan udara kotor.
sumber pencemaran udara terbesar.
Oleh karena itu, gas buang kendaraan 2. Emisi Senyawa Hidrokarbon (HC)
harus dibuat sebersih mungkin agar Hidrokarbon adalah campuran
tidak mencemari udara. dari hydrogen dan karbon. Mesin bensin
Pada negara-negara yang menghamburkan beraneka ragam
memiliki standar emisi gas buang pencemaran (polutan). Ini disebabkan
kendaraan yang ketat, ada 5 unsur karena hidrokarbon yang terbakar.
dalam gas buang kendaraan yang akan Hampir kebanyakan mobil sekarang ini
diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2 telah dipasang pengubah (converter)
dan senyawa NOx. Sedangkan pada katalik. Alat ini berfungsi untuk
negara-negara yang standar emisinya mengubah senyawa yang belum atau
tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 kurang teroksidasi menjadi lebih
unsur dalam emisi gas buang yaitu teroksidasi sebelum dibuang. Katalis
senyawa HC, CO, CO2 dan O2. yang digunakan dalam pengubah ini
dibuat untuk tak bekerja (diracuni) oleh
1. Emisi Senyawa Karbon Monoksida senyawa timbal, oleh karena itu bensin
(CO) bertimbal tak boleh digunakan dalam
Karbon monoksida adalah gas mobil yang telah dilengkapi pengubah
buang beracun yang dihasilkan oleh ini agar tak merusak kataliknya.
pembakaran yang tak sempurna. Dari Tingginya emisi HC (hidrokarbon) pada
bahan bakar yang gas ini apabila gas buang kendaran menunjukkan tak
terhirup oleh manusia akan masuk sempurnanya pembakaran, penyebab
kealiran darah melalui paru-paru dan umunya adalah buruknya sistem
bereaksi dengan hemoglobin (Hb), pengapian. Idealnya angka HC <400
dimana O2Hb adalah oxyhemoglobin ppm.
dan COHb adalah carboxyhemboglobin.
Efek karbon monoksida yang
tampak pada manusia meliputi suatu

Tabel 1 : Pengaruh CO Terhadap Kesehatan Manusia


Sumber : www.bppt.go.id
No Konsentrasi Konsentrasi Gejala Terhadap Kesehatan
di Udara (%) Dalam Darah
(%COHB)
1 0 – 10 <1.0 Belum ada gejala
2 10 1.0 – 2.0 Gangguan pada tingkah laku
3 10 – 20 2.0 – 5.0 Gangguan pada sistem syaraf, pusat penglihatan
dan panca indra
4 20 – 50 5.0 – 10.0 Perubahan pada fungsi jantung dan paru-paru
5 50 – 70 10.0 – 80.0 Sakit kepala, lesu, pusing, sesak nafas

15
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

3. Emisi Senyawa Karbon Dioksida (CO2) 5. Emisi Senyawa Nox


Semua pembakaran pasti mengha- Senyawa NOx adalah ikatan kimia
silkan karbon dioksida, karena karbon antara unsur nitrogen dan oksigen. Dalam
dioksida berasal dari pembakaran antara kondisi normal atmosphere, nitrogen adalah
karbon dan oksigen. Rendahnya angka gas inert yang amat stabil yang tidak akan
CO2 dalam gas buang pertanda bahwa berikatan dengan unsur lain. Tetapi dalam
pembakaran terjadi tak sempurna dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi
suatu kendaraan, untuk mencapai pemba- dalam ruang bakar, nitrogen akan
karan yang sempurna dibutuhkan karbon memecah ikatannya dan berikatan dengan
dioksida lebih dari >12 %, akan tetapi gas oksigen. Senyawa NOx ini sangat tidak
karbon dioksida ini apabila terlalu tinggi stabil dan bila terlepas ke udara bebas,
menyebabkan dampak yang kurang baik akan berikatan dengan oksigen untuk
bagi kesehatan manusia. membentuk NO2. Inilah yang amat
4. Oksigen (O2) berbahaya karena senyawa ini amat
Oksigen adalah suatu gas yang beracun dan bila terkena air akan
sangat dibutuhkan oleh manusia dan motor membentuk asam nitrat.
bakar. Manusia tak dapat hidup tanpa Tingginya konsentrasi senyawa
adanya oksigen, begitu juga dengan motor NOx disebabkan karena tingginya konsen-
bakar tidak akan bisa melakukan trasi oksigen ditambah dengan tingginya
pembakaran tanpa adanya oksigen. Karena suhu ruang bakar.
dengan oksigen pembakaran didalam 6. Lamda (λ)
ruang bakr dapat berlangsung. Setiap Menunjukkan bahwa campuran
pembakaran pasti akan menghasilkan bahan bakar dan udara dalam pembakaran
oksigen, tetapi sangat kecil nilainya. sudah tepat. Angka idealnya adalah 0,95 –
Kebalikannya dengan CO (karbon 1,05 %.
monoksida), tingginya kadar O2 (oksigen) Adapun persamaan kimia dari
dalam gas buang kendaraan menunjukkan pencampuran bahan bakar pertamax dan
campuran udara yang berlebihan, ethanol adalah:
normalnya kadar O2 berada diantara 0,5 – 2
%.
a. Reaksi I

0.98 C8H18 + 12.25 (O2 + 3.76N2) 7.84 CO2 + 8.82 H2O + 46.06 N2

b. Reaksi II
1. Ethanol 0 %
0.98 C8H18 + C2H5OH +15.25 (O2 + 3.76N2) 9.84CO2 + 11.82 H2O +57.34N2
2. Ethanol 9 %
0.98 C8H18 + 0.1 C2H5OH + 12.6 (O2 + 3.76N2) 8.04 CO2 + 9.12 H2O + 47.38N2
3. Ethanol 16,6 %
0.98 C8H18 + 0.2 C2H5OH + 12.85 (O2 + 3.76N2) 8.24 CO2 + 9.42 H2O + 48.316N2

Air Fuel Ratio


A/F = λ x 14.7
F/A =

(CO) 1,510
(CO2 ) + + (O2 ) + [ − 0,0088 ]x[(CO) + (CO2 )]
2 (CO)
3,5 +
(CO2 )
 =
1,4227 x[CO2 + CO + 6 xHC ]
( A / F )stoic
Φ=
( A / F ) Actual

16
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

Keterangan : raan Bermotor di Indonesia. Sebagaimana


Φ = Eqivalent Ratio diatur dalam KepMen tersebut, mulai 1
λ = Angka Ratio Bensin Udara Januari 2007 emisi gas buang yang
A/F = Air Fuel Ratio dihasilkan oleh kendaraan yang dijual di
F/A = Fuel Air Ratio Indonesia tidak boleh melebihi ambang
Ambang Batas Kandungan Emisi batas yang mengacu pada standard emisi
Untuk menganalisa kadar emisi gas EURO 2. Untuk sepeda motor 4 tak sudah
buang, maka digunakan sesuai dengan harus comply pada 1 Juli 2006, sedangkan
standarisasi Nasional dan Internasional. untuk kendaraan tipe baru tenggat
a. Batas Emisi Bedasarkan KepMen LH waktunya adalah 1 Januari 2005.
No.141 Tahun 2003.
Di level nasional regulasi yang a. Batas Emisi Berdasarkan Regulasi
bertujuan mengurangi polusi akibat asap Internasional Eropa (EURO)
kendaraan bermotor sudah ditetapkan. Di Negara-negara Eropa memiliki
Tanggal 1 Januari 2007 merupakan batas standarisasi emisi gas buang tersendiri
akhir dari seluruh rangkaian implementasi yang biasa disebut dengan EURO. Untuk
KepMenLH No.141 tahun 2003 tentang semua kendaraan yang akan diproduksi
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kenda- harus memenuhi standarisasi tersebut.

Tabel 2 : Standarisasi Emisi Nasional


Sumber : www.drmwn.blogsome.com
Jenis
Kendaraan CO HC+NOX HC NOX PM
Engine
Sepeda Motor Bensin 5.5 g/km - 1.2 g/km 0.3 g/km -
< 150 cc
Bensin 5.5 g/km - 1.0 g/km 0.3 g/km -
> 150 cc
Mobil Penumpang Bensin 2.2 g/km 0.5 g/km - - -

Diesel 1.0 g/km 0.9 g/km - - 0.1 g/km

Mobil Barang ≤ Bensin 2.2 g/km 0.5 g/km - - -


3.5 Ton (P/Up).
Diesel 1.0 g/km 0.9 g/km - - 0.1 g/km

Mobil Barang > Diesel 4.0 g/kWh - 1.1 g/kWh 7.0 g/kWh 0.15
3.5 Ton g/kWh

Tabel 3 : Standarisasi Emisi Internasional (EURO)


Sumber : www.wikipedia.com
Regulasi CO HC NOX PM
Euro 0 ( 1988-1992) 12.3 g/kWh 2.6 g/kWh 15.8 g/kWh -

Euro I ( 1992-1995) 4.9 g/kWh 1.23 g/kWh 9.0 g/kWh 0.4 g/kWh

Euro II ( 1995-1999) 4.0 g/kWh 1.1 g/kWh 7.0 g/kWh 0.15 g/kWh

Euro III ( 1999-2005) 2.1 g/kWh 0.66 g/kWh 3.5 g/kWh 0.02 g/kWh

Euro IV ( 2005- 2008) 1.5 g/kWh 0.46 g/kWh 3.5 g/kWh 0.02 g/kWh

Euro V (2008- 2012) 1.5 g/kWh 0.46 g/kWh 2.0 gg/kWh 0.02 g/kWh

17
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

b. Analisa Penyebab-Penyebab Tinggi Penyebab tinggi rendahnya kandungan


Rendahnya Kadar Emisi Gas Buang emisi gas buang yang terjadi dapat kita
Terhadap Kinerja Mesin tentukan dari table berikut :
Tabel 4 : Konsentrasi Emisi Gas Buang dan Penyebab Tinggi Rendahnya Kandungan
Sumber : www.saft7.com
KONSENTRASI
PENYEBAB
CO CO2 HC O2
Tinggi Rendah Tinggi Tinggi AFR terlalu kaya dan pengapian mengalami misfire
Tinggi Rendah Tinggi Rendah AFR terlalu kaya dan kerusakan pada thermostat
atau coolant sensor
Rendah Rendah Rendah Tinggi Kebocoran pada exaust sistem

Rendah Tinggi Rendah Tinggi Kegagalan pada sistem bahan bakar

Tinggi Rendah Tinggi Tinggi AFR terlalu kaya

Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Kegagalan pada sistem bahan bakar, AFR terlalu
kaya dan kebocoran pada intake sistem
Rendah Rendah Tinggi Tinggi Kegagalan pada sistem pengapian, AFR terlalu
kurus dan kebocoran pada sistem intake manifold
Rendah Tinggi Rendah Rendah Kondisi yang tepat untuk semuanya

c. Analisa Penyebab-Penyebab AFR (Air Fuel Ratio)


Tabel 5 : Akibat Dari Kondisi AFR
Sumber : www.saft7.com
KONDISI AKIBAT
1. Power mesin yang melemah/menurun drastis.
2. Misfire pada saat cruising atau dalam berjalan normal
AFR terlalu kurus 3. Katup mengalami overheat
4. Kerusakan pada blok silinder
5. Terjadi detonasi

PEMBAHASAN diharapkan. Adapun data – data yang


diperoleh dari penelitian yang telah
Dalam penelitian ini dilakukan 5 dilakukan dapat ditunjukan sebagai berikut :
(lima) kali pengujian pada setiap 1. Tabel dan Grafik Emisi Gas Buang
perlakuan/putaran, tujuannya adalah untuk Karbon Monoksida (CO)
mendapatkan ketelitian pengukuran yang
Tabel 2.1 Hasil Pengujian Karbon Monoksida (CO)
Putaran Pertamax + Ethanol Pertamax + Ethanol
Pertamax
(RPM) 9% 16.6%
1000 1.02 % 0.90 % 0.68 %
2000 0.83 % 0.79 % 0.52 %
3000 0.39 % 0.25 % 0.33 %
4000 0.25 % 0.19 % 0.14 %

18
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

Grafik 2.1. Gas Buang Karbon Monoksida (CO)

Tabel 2 Hasil Pengujian Karbon Monoksida (CO2)


Putaran Pertamax + Ethanol Pertamax + Ethanol
Pertamax
(RPM) 9% 16.6%
1000 15.37 % 15.87 % 15.99 %
2000 15.35 % 15.90 % 16.25 %
3000 15.75 % 15.91 % 16.53 %
4000 15.51 % 15.98 % 16.87 %

Grafik 2.2 Gas Buang Karbon Dioksida (CO2)


Pada grafik gas buang karbon yang terendah pun pertamax masih dapat
monoksida akan terlihat rendahnya nilai dan aman untuk digunakan dan juga
kadar CO untuk ketiga jenis bahan bakar menunjukkan bahwa pembakaran yang
yang digunakan, terutama pada terjadi di dalam ruang bakar sempurna.
penggunaan ethanol dengan kadar 16.6 %. 2. Tabel dan Grafik Emisi Gas
Pada penggunaan pertamax murni memiliki Buang Karbon Dioksida (CO2).
nilai kadar oktannya masih diatas standar Pada grafik gas buang karbon
emisi yang diijinkan untuk karbon dioksida pada penggunaan pertamax murni
monoksida, hal ini berarti bahwa tanpa nilai yang dihasilkan oleh bahan bakar
penggunaan ethanol dengan campuran tersebut memiliki angka yang berada diatas

19
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

standar yang diijinkan. tetapi pada dan pembakaran yang dihasilkannya pun
penambahan ethanol 9% dan 16.6% pada bisa lebih sempurna karena kebutuhan
putaran 1000rpm dan 2000 rpm hanya oksigen tidak lagi tergantung pada udara
terjadi sedikit perbedaan. Berarti luar. Semakin banyak presentase ethanol
pembakaran telah terjadi secara sempurna yang dicampurkan ke pertamax maka
di dalam ruang bakar. semakin baik pembakarannya dan sedikit
3. Tabel dan Grafik Emisi Gas Buang pula emisi yang dihasilkan. Karena pada
Oksigen (O2) pertamax murni masih memiliki kandungan
Pada grafik gas buang Oksigen zat-zat aditif seperti TEL (Tetraethyl Lead),
terlihat jelas perbedaan pada penggunaan bahan ini berguna untuk meningkatkan
bahan bakar pertamax dan penambahan angka oktan dan dampak dari penggunaan
ethanol 9% dan 16.6%. Pada putaran 1000 bahan ini sangat merusak untuk mesin-
rpm penggunaan ethanol 16.6% emisi yang mesin yang telah dilengkapi katalisator
dihasilkan berada dibawah nilai standar terlebih lagi sangat berbahaya bagi
yang diijinkan. Seperti telah dibahas pada kesehatan manusia.
emisi karbon dioksida, bahwa karakteristik 4. Tabel dan Grafik Emisi Gas Buang
dari ethanol yang memilki kandungan Hidrokarbon (HC)
oksigen lebih banyak dari pada pertamax
Tabel 2.3. Hasil Pengujian Oksigen (O2)
Putaran Pertamax + Ethanol Pertamax + Ethanol
Pertamax
(RPM) 9% 16.6%
1000 1.13 % 1.01 % 2.01 %
2000 0.52 % 0.98 % 1.17 %
3000 0.34 % 0.77 % 0.97 %
4000 0.24 % 0.32 % 0.49 %

Grafik 2.3. Gas Buang oksigen (O2)

Tabel 2.4. Hasil Pengujian Hidrokarbon (HC)


Putaran Pertamax + Pertamax +
Pertamax
(RPM) Ethanol 9% Ethanol 16.6%
1000 612 ppm 502 ppm 283 ppm
2000 412 ppm 345 ppm 217 ppm
3000 293 ppm 221 ppm 165 ppm
4000 198 ppm 170 ppm 153 ppm

20
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

Pada grafik gas buang hidrokarbon nilainya terus bertambah diatas standar.
akan terlihat rendahnya kadar emisi pada Hal ini mungkin disebabkan kurang
saat mesin mengalami putaran awal yaitu sempurnanya pembakaran yang
pada putaran 1000 dan 2000 RPM. Hal ini disebabkan buruknya sistem pengapian
terlihat juga pada penggunaan pertamax dan kurang bekerja maksimalnya pengubah
dengan kadar ethanol 9 %, namun pada katalik.
putaran mesin telah mencapai 3000 RPM
nilai tersebut telah melewati nilai standar Data hasil perhitungan dibawah ini
emisi HC. Pada penggunaan ethanol diperoleh dengan menggunakan cara dan
dengan kadar 16.6 % ketika mesin pada persamaan yang sama.
putaran awal nilainya masih diatas standar, 1. Pemakaian Bahan Bakar Pertamax
begitu pula ketika mesin bertambah putaran

Grafik 2.4 Gas Buang Hidrokarbon (HC)

Tabel 2.5. Hasil Uji Emisi Menggunakan Bahan Bakar Pertamax

Emisi Gas Buang


Putaran A/F
CO (%) CO2 (%) O2 (%) HC (ppm)
1000 rpm 1.02 % 15.37 % 1.13 % 612 ppm 14.69
2000 rpm 0.83 % 15.35 % 0.52 % 412 ppm 14.48
3000 rpm 0.39 % 15.75 % 0.34 % 293 ppm 14.61
4000 rpm 0.25 % 15.51 % 0.24 % 198 ppm 14.64

2. Pemakaian Bahan Bakar Pertamax + Ethanol 9%

Tabel 2.6. Hasil Uji Emisi Menggunakan Bahan Bakar Pertamax + Ethanol 9%

Emisi Gas Buang


Putaran A/F
CO (%) CO2 (%) O2 (%) HC (ppm)
1000 rpm 0.90 % 15.87 % 1.01 % 502 ppm 14.70
2000 rpm 0.79 % 15.90 % 0.98 % 345 ppm 14.82
3000 rpm 0.25 % 15.91 % 0.77 % 221 ppm 14.97
4000 rpm 0.19 % 15.98 % 0.32 % 170 ppm 14.73

21
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

3. Pemakaian Bahan Bakar Pertamax + Ethanol 16.6%


Tabel 2.7. Hasil Uji Emisi Menggunakan Gahan Bakar Pertamax + Ethanol 16,6%
Emisi Gas Buang
Putaran A/F
CO (%) CO2 (%) O2 (%) HC (ppm)
1000 rpm 0.68 % 15.99 % 2.01 % 283 ppm 15.52
2000 rpm 0.52 % 16.25 % 1.17 % 283 ppm 15.10
3000 rpm 0.33 % 16.53 % 0.97 % 165 ppm 15.08
4000 rpm 0.14 % 16.87 % 0.49 % 153 ppm 14.72
4. Tabel dan Grafik Air Fuel Ratio (A/F)
Tabel 2.8. Hasil Perhitungan Air Fuel Ratio (A/F)
Putaran Pertamax + Ethanol Pertamax + Ethanol
Pertamax
(RPM) 9% 16.6%
1000 14.69 14.70 15.52
2000 14.48 14.82 15.10
3000 14.61 14.97 15.08
4000 14.64 14.73 14.72

Grafik 2.5. Air Fuel Ratio (A/F)

KESIMPULAN dibawah standarisasi yang telah


ditetapkan.
Dari hasil pengujian dan analisa 4. Kandungan O2 yang baik didapat
perhitungan penelitian, maka penulis pada 1000 – 3000 rpm pada
mengambil kesimpulan sebagai berikut: ethanol 9% dan 16.6%.
1. Terjadi perbedaan emisi gas buang
pada setiap putaran dan penam- DAFTAR PUSTAKA
bahan ethanol.
2. Semakin banyak campuran ethanol Arismunandar W., 1988, “Penggerak Mula
yang diberikan pada bahan bakar Motor Bakar Torak”, Edisi keempat
pertamax maka A/F naik dan emisi Cetakan kesatu, Penerbit ITB-
gas buang turun. Bandung.
3. Untuk kadar emisi gas buang Boentarto dan Mukaswan, 1995, “Teknik
kandungan HC pada pemakaian Mesin Bensin Mobil”, Penerbit CV.
pertamax dan ethanol 9% pada Aneka, Solo
putaran awal melebihi standar Edi Wrihatnolo, 2005, “Pengaruh Bahan
emisi yang telah ditetapkan. Tapi Bakar Emulsi Terhadap Kinerja dan
pada pemakaian ethanol 16.6% Emisi Gas Buang Mesin Diesel”,
kandung-an HC sudah jauh

22
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1979-536X
Vol. 11 Edisi Khusus Oktober 2006

Tugas Akhir IST Akprind, International Textbook Company,


Yogyakarta. Scranton, Pennsylvania.
Heywood, Jhon B, 1988, ”Internal Ralph J. Fessenden dan Joan J.
Combution Engine Fundamentals”, Fessenden, 1997, “Dasar-Dasar
International Edition, McGraw-Hill Kimia Organik”, Bina Rupa,
Book Company. Jakarta.
Mursyidi, Ali, 2006, ”Pengaruh Saepurochman, 2005, ”Pengaruh Bahan
Penambahan Methanol Pada Bakar Campuran dan Spritus
Bensin Premium Motor Astre Grand Terhadap Emisi Gas Buang Pada
Terhadap Emisi Gas Buang dan Motor Bensin 4 langkah”, Tugas
Konsumsi Bahan Bakar”, Tugas Akhir IST Akprind, Yogyakarta.
Akhir IST Akprind, Yogyakarta. Widiharsanto, Yohanes B, 2001,
Nugroho, A. V., 2007, ”Pegaruh ”Perbedaan Antara Pemakaian
Penambahan Ethanol Pada Bahan Bahan Bakar Premium dan Super
Bakar Pertamax Terhadap Emisi TT Terhadap Kinerja dan Emisi
Gas Buang Mobil KIA Carnival”, Gas Buang Pada Engine toyota
Tugas Akhir IST Akprind, 4K”, Tugas Akhir IST Akprind,
Yogyakarta. Yogyakarta
Obert, Edwart F, 1968, ”Internal Combution
Engines”, Third Edition,

23

You might also like