You are on page 1of 21

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI KARYAWAN KANTOR BPJS

KESEHATAN DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PADA


MASYARAKAT KOTA KENDARI
*Sarlija **Muh. Zein Abdullah ***Saidin
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo
No. HP : 082291974183, email : sarlija_mmb@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the communication model of BPJS
Health office employees in the delivery of information on the city community
kendari. The theory used in this research is model communication theory David
K. Berlo. Berlo communication model known as SMCR model that is the extension
of Source (source), Message (message), Channel (Channel), and Receiver
(recipient). In this study the authors focus on the source as a message sender to
the recipient in this city Kendari community.
This research was conducted at BPJS Health office of Kendari branch.
Determination of informants is done by purposive sampling as much as 5 people.
The data collection technique is by way of observation, interview, and
documentation. The type of data used is qualitative data.
The results of this study indicate that employees BPJS Health branch
Kendari in the delivery of information is done by providing direct information or
face to face to the community so that information submitted very effectively
accepted by the community. Three important aspects that can affect in the delivery
of information is a). Knowledge of BPJS Health employee before conducting
socialization of communication activity between leader and employee, b) attitude
shown by employee is very good in receiving komplen society, c) communication
skill, use of language and words used is simple language and standard Indonesian
language in the process of delivering information.
KEYWORDS : Communication Model, BPJS Health, Information Submission

1
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model komunikasi
karyawan kantor BPJS Kesehatan dalam penyampaian informasi pada masyarakat
kota kendari. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah teori
komunikasi model David K. Berlo. Model komunikasi Berlo dikenal dengan
model SMCR yaitu kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel
(Saluran), dan Receiver (penerima). Dalam penelitian ini penulis mengfokuskan
pada sumber sebagai pengirim pesan kepada penerimanya dalam hal ini
masyarakat kota kendari.
Penelitian ini dilakukan di kantor BPJS Kesehatan cabang Kendari.
Penentuan informan dilakukan dengan cara purposive sampling sebanyak 5 orang.
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan BPJS Kesehatan
cabang Kendari dalam penyampaian informasi dilakukan dengan pemberian
informasi langsung atau tatap muka pada masyarakat sehingga informasi yang
disampaikan sangat efektif diterima oleh masyarakat. Tiga aspek penting yang
dapat mempengaruhi dalam penyampaian informasi adalah a). Pengetahuan
karyawan BPJS Kesehatan sebelum melakukan sosialisasi adanya aktivitas
komunikasi antara pimpinan dan karyawan, b) sikap yang ditunjukkan karyawan
sangat baik dalam menerima komplen masyarakat, c) keterampilan komunikasi,
penggunaan bahasa dan kata-kata yang digunakan adalah bahasa yang sederhana
dan bahasa indonesia yang baku dalam proses penyampaian informasi.

Kata Kunci : Model Komunikasi, BPJS Kesehatan, Penyampaian Informasi

2
PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting

dalam semua aspek kehidupan manusia. Aktivitas komunikasi baik yang

dilakukan secara personal maupun kelompok merupakan proses penyampaian

informasi bertujuan memberikan pemahaman dan mempengaruhi khalayak agar

pesan baru dapat diterima. Apalagi saat ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan (BPJS Kesehatan) sedang gencar-gencarnya mengajak masyarakat

untuk segera mendaftarkan diri dan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

baik. Program pemerintah ini menjadi bagian terpenting dalam kehidupan sosial

masyarakat.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)

memberikan keuntungan lebih bagi masyarakat Indonesia. Keuntungan yang

diberikan ialah pengurangan biaya kesehatan. Bagi peserta yang tidak mampu

akan mendapatkan program Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau saat ini yang lebih

populer disebut Kartu Indonesia Sehat yang dicanangkan oleh Presiden Republik

Indonesia Ir. Joko Widodo pada 3 November 2014. BPJS Kesehatan adalah

progam Pemerintah yang mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih memiliki

jiwa sosial dan juga sebagai langkah suatu ibadah apabila diniatkan bukan hanya

untuk melindungi kesehatan diri sendiri namun untuk membantu orang lain yang

lebih membutuhkan.

BPJS kesehatan sangat berperan penting untuk membantu dan mengurangi

beban masyarakat yang tidak mampu dalam hal pembiayaan kesehatan. BPJS

kesehatan merupakan hak bagi seluruh rakyat Indonesia, namun di masa yang

akan datang program ini secara bertahap akan menjadi wajib. Bagi yang tidak

3
mengikuti program jaminan kesehatan diwajibkan mendaftarkan diri dan

keluarganya ke BPJS kesehatan baik secara perorangan maupun melalui

perusahaan. BPJS kesehatan juga membebankan iuran setiap bulan kepada peserta

sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Kesehatan merupakan satu sisi yang sangat penting dari kehidupan

manusia, sebab itu pembangunan dibidang kesehatan sangat penting dari

pelaksanaan Pembangunan Nasional secara keseluruhan. Sebagai salah satu

bentuk pembangunan, upaya pembangunan kesehatan manusia harus sering,

selaras dan serasi dengan pembangunan bidang lain dari kehidupan manusia.

Bentuk pembangunan kesehatan manusia, salah satunya melalui peningkatan

pelayanan kesehatan.

Setiap lembaga atau instansi pemerintahan mempunyai cara tersendiri

untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, begitupula dengan BPJS

Kesehatan Kendari. Untuk itu karyawan BPJS Kesehatan harus memberikan

informasi yang jelas mengenai tata cara pendaftaran sebagai peserta agar mereka

mengetahui keunggulan BPJS Kesehatan itu sendiri dan juga mengetahui hak dan

kewajiban ketika menjadi peserta. Jadi, karyawan BPJS Kesehatan harus memiliki

model komunikasi untuk menarik perhatian masyarakat agar bergabung menjadi

peserta BPJS Kesehatan sehingga mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah

di rumah sakit maupun puskesmas terdekat.

Begitu pentingnya informasi bagi masyarakat, apalagi bagi masyrakat

yang belum tersentuh oleh program pemerintah yang satu ini yakni BPJS

Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat dan juga penyampaian informasi kepada

4
masyarakat harus tersruktur. Apalagi saat ini masyarakat sudah diwajibkan oleh

pemerintah memiliki kartu BPJS Kesehatan agar mudah dalam hal pembiayaan

kesehatan di lingkungannya. Karyawan BPJS Kesehatan perlu melakukan

sosialisasi terus menerus kepada masyarakat kota Kendari agar mereka

mengetahui program apa yang telah atau akan dilaksanakan demi pengembangan

dan pelayanan kesehatan bagi peserta atau masyarakat umum.

Proses penyampain informasi tentang diwajibkannya seluruh masyarakat

Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan masih kurang atau belum

tersosialisasikan dengan baik di mana masih banyak masyarakat terpencil belum

mengetahui informasi tersebut khususnya wilayah kota Kendari. Karyawan BPJS

Kesehatan pun sudah berupaya untuk menyampaikan informasi kepada

masyarakat namun masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran

betapa pentingnya informasi program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu

Indonesia Sehat (JKN-KIS) ini. Sampai saat ini pun masyarakat masih

mengabaikan informasi mengenai program tersebut sehingga masyarakat sulit

mendapatkan pelayanan di rumah sakit maupun puskesmas karena belum menjadi

peserta BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, karyawan BPJS Kesehatan harus

mampu mempengaruhi masyarakat untuk segera mendaftarkan diri dan

keluarganya di kantor BPJS Kesehatan atau loket pendaftaran yang sudah

ditentukan. Jadi penulis ingin mengetahui sejauh mana model komunikasi atau

sosialisasi yang dilakukan oleh karyawan BPJS Kesehatan dalam menyampaikan

informasi kepada seluruh masyarakat kota Kendari.

5
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan maka penulis

mengambil judul “Analisis Model Komunikasi Karyawan Kantor BPJS Kesehatan

dalam Penyampaian Informasi Pada Masyarakat Kota kendari”

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dikemukakn sebelumnya,

penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Model

Komunikasi Karyawan Kantor BPJS Kesehatan dalam Penyampaian Informasi

Pada Masyarakat Kota kendari?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Model

Komunikasi Karyawan Kantor BPJS Kesehatan dalam Penyampaian Informasi

Pada Masyarakat Kota kendari.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan untuk

pengembangan kajian ilmiah di bidang Ilmu Komunikasi.

Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Kantor

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan untuk dipertimbangkan dalam

proses penyampaian informasi pada masyarakat kota kendari, sehingga informasi

yang disampaiakan lebih efektif dan efisien.

6
Manfaat Metodologis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dan acuan penulisan

dalam rangka pengembangan riset-riset komunikasi bagi mahasiswa maupun

masyarakat umum yang akan melakukan penelitian serupa kedepannya.

LANDASAN TEORI

Teori komunikasi yang digunakan adalah teori komunikasi model David

K. Berlo. Model komunikasi Berlo dikenal dengan model SMCR yaitu

kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (Saluran), dan

Receiver (penerima). Dalam penelitian ini penulis mengfokuskan pada sumber

sebagai pengirim pesan kepada penerimanya dalam hal ini masyarakat kota

kendari. Keterangan tersebut dapat dilihat dari teori yang diungkapkan oleh David

K. Berlo.

Menurut Berlo (Mulyana, 2007 : 162) mengemukakan bahwa sumber

adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok.

Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau

isyarat ; saluran adalah medium yang membawa pesan ; dan penerima adalah

orang yang menjadi sasaran komunikasi. Pesan adalah informasi yang

disampaikan oleh karyawan BPJS Kesehatan baik itu melalui komunikasi

antarpribadi maupun komunikasi kelompok kepada masyarakat.

Berlo juga menggambarkan dalam Mulyana (2007 : 162), kebutuhan

penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder) dalam proses komunikasi.

Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk

pesan. Dalam situasi tatap muka, kelompok kecil dan komunikasi publik (pidato),

7
saluran komunikasinya adalah udara yang menyalurkan gelombang suara. Dalam

komunikasi massa, terdapat banyak saluran : televisi, radio, surat kabar, buku, dan

majalah.

Model Berlo mengenai komunikasi masih lebih mendalam daripada

model-model komunikasi sebelumnya. Konsep sumber dan penerima diperluas.

Berlo merupakan peneliti pertama yang menempatkan pancaindra manusia

sebagai saluran komunikasi. Sumber dan penerima pesan (Mulyana 2007 : 162),

dipengaruhi oleh faktor berikut: a) Keterampilan komunikasi, b) Sikap, c)

Pengetahuan, d) Sistem sosial, e) dan Budaya

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada kantor Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Kendari. Alasan penulis memilih lokasi

tersebut karena berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.

Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait yang dapat

memberikan informasi atau keterangan mengenai data-data penelitian. Pihak-

pihak yang terkait dimaksud adalah seluruh karyawan Kantor BPJS kesehatan

Kota Kendari berjumlah 54 orang.

Informan Penelitian

Untuk Informan penelitian adalah karyawan kantor BPJS Kesehatan

Kendari sebanyak 5 (lima) orang yaitu Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik

8
dan Kepatuhan dan 4 (empat) karyawan yang bertanggung jawab dalam

penyampaian informasi atau sosialisasi kepada masyarakat.

Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan dilakukan dengan cara purposive sampling (secara

sengaja). Yaitu informan di tentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan peneliti,

dengan pertimbangan bahwa informan mampu memberikan keterangan terhadap

masalah yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ada maka teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah:

1. Observasi, yaitu peneliti mengadakan pengamatan secara langsung pada

objek peneliti atau lokasi penelitian untuk melihat kenyataan yang ada

ditempat penelitian.

2. Wawancara yang dimaksud adalah kegiatan peneliti mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada sejumlah informan yang berkaitan

dengan permasalahan yang ada.

3. Dokumentasi, yaitu telaah dokumen dan artikel yang dilakukan peneliti

dalam rangka pengungkapan data dan fakta yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian.

9
Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan

beberapa informan yang sudah ditentukan sebelumnya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui buku-buku

referensi, surat kabar, jurnal dokumentasi lainnya yang berkaitan

dengan fokus yang dibahas dalam penelitian ini.

Jenis Data

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berdasarkan bahan informasi dan

atau temuan yang tidak berbentuk statistik dan hanya menggambarkan gejala

sosial berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dengan menggunakan

bentuk analisis kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan hasil penelitian

berdasarkan temuan di lapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan

kesimpulan. Data secara kualitatif ini diuraikan dengan menggunakan kalimat

secara logis dan kemudian merelevansikannya dengan teori yang mendukung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model komunikasi Karyawan Kantor BPJS Kesehatan dalam penyampaian

informasi yang dilakukan pada masyarakat kota Kendari yakni sosialisasi atau

pemberian informasi secara langsung kepada masyarakat. Dimana mereka

10
mendatangi langsung masyarakat yang akan diberikan informasi mengenai

pentingnya Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Innonesia Sehat (JKN-KIS).

Model penyampaian informasi secara langsung sangat efektif sampai kepada

seleruh masyarakat, yang mana informasi langsung diterima oleh masyarakat itu

sendiri sehingga mudah dipahami oleh masyarakat. Masyarakat sendiri juga bisa

menyampaikan informasi yang diberikan oleh karyawan BPJS Kesehatan kepada

keluarga maupun kerabatnya yang belum menerima informasi. Jadi semua

masyarakat dapat tersasar informasi sehingga mereka dapat mendaftarkan diri dan

keluarganya ke kantor BPJS Kesehatan cabang Kendari.

Adapun kebijakan lembaga dari pusat yang harus dilakukan BPJS cabang

Kendari dalam proses penyampaian informasi itu melakukan sosialisasi dari

berbagai elemen bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi karena tidak lepas dari dukungan mereka atau dukungan dari

Pemerintah. Sebelum melakukan sosialisasi ada aktivitas komunikasi antara

pimpinan dan karyawan biasanya membahas mengenai pengaturan jadwal kemana

karyawan akan melakukan sosialisasi.

Sebelum turun langsung kepada masyarakat biasanya karyawan BPJS

Kesehatan mengirim surat terlebih dahulu ke Kelurahan, Kecamatan maupun

Aparat Desa setempat sehingga informasinya dapat disebarluaskan kepada

masyarakat. Pihak pimpinan masyarakat juga dapat dengan mudah

memberitahukan kepada masyarakatnya bahwa Karyawan BPJS Kesehatan akan

melakukan sosialisasi tentang pemberian informasi mengenai pentingnya Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN-KIS). Karyawan BPJS Kesehatan senantiasa mengajak

masyarakat untuk segera mendaftarkan diri dan keluarganya untuk terwujudnya

11
Visi dan misi BPJS Kesehatan. Adapun visinya adalah terwujudnya Jaminan

Kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh

Penduduk Indonesia pada tahun 2019 berlandaskan gotong royong yang

berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

Sesuai dengan visi diatas karyawan BPJS Kesehatan terus meningkatkan

kinerja untuk menyampaikan informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia agar

mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan prosedur. Hal tersebut

juga diungkapkan oleh semua informan dimana seluruh masyarakat mengetahui

informasi atau tersasar informasi. Hal tersebut sesuai dengan konsep Informasi

(Yakub, 2012:8) bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu

bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai yang nyata

atau dapat dirasakan akibatnya pada tindakan atau keputusan saat ini atau yang

akan datang. Kualitas informasi ditentukan oleh bagaimana informasi tersebut

dapat memotivasi tindakan manusia dalam memberikan kontribusi dalam

pengambilan kepetusan efektif.

Karyawan Kantor BPJS Kesehatan adalah pihak yang bertindak sebagai

pengirim pesan kepada masyarakat (penerima pesan) dalam sebuah proses

komunikasi. Dengan kata lain, pengirim pesan merupakan seseorang atau

sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah

hubungan. Seorang pengirim pesan tidak hanya berperan dalam menyampaikan

pesan kepada penerima, tetapi juga memberikan respons dan tanggapan, serta

menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik

12
yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada seluruh masyarakat

Indonesia mengenai pentingnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS). Seorang

pengirim pesan atau informasi juga harus memahami lebih dulu apa yang akan

disampaikan kepada masyarakat sehingga tidak ada kecatatan informasi ketika

sampai dilapangan. Untuk menjadi seorang pengirim pesan atau informasi yang

baik, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami yakni seorang sumber yang baik

perlu menyusun dengan baik isi pesan yang akan disampaikan, sehingga pesan

tersebut mudah dimengerti oleh pihak penerima. Sumber yang baik juga harus

mengetahui mana media yang paling tepat untuk mengirimkan pesan kepada

penerima dan harus tahu bagaimana cara mengantisipasi gangguan yang akan

muncul pada proses pengiriman pesan. Selain itu, Sumber yang baik akan

bertanggung jawab memberikan tanggapan terhadap umpan balik (feedback) yang

disampaikan oleh pihak penerima (receiver).

Sumber disinikan adalah karyawan Kartor BPJS Kesehatan sebagai

pengirim pesan atau pemberi informasi kepada masyarakat. Karyawan harus

memiliki kemampuan lebih baik dalam kinerjanya sehingga dapat menyelesaikan

tugasnya dengan baik sesuai dengan keahliannya. Apalagi karyawan BPJS

Kesehatan harus kerja ekstra untuk menyampaikan informasi dan juga dalam

pelayanan informasi jika ada masyarakat yang mendatangi langsung kantor BPJS

Kesehatan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

13
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama informan di kantor

BPJS Kesehatan cabang kendari diperoleh bahwa karyawan BPJS Kesehatan

dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional JKN-KIS selalu

memberikan informasi langsung kepada seluruh masyarakat. Penyampaian

informasi langsung tersebut ke masyarakat dalam bentuk presentase, presentase di

depan mereka menyampaikan informasi apa-apa yang menjadi hak dan kewajiban

masyarakat serta prosedur memperoleh pelayanan dalam program JKN-KIS ini.

Dalam penyampaian informasi juga biasanya menggunakan media, baik itu media

elektronik dan media cetak. Media elektronik seperti iklan melalui Radio, Televisi

sedangkan media cetak juga seperti Majalah, Surat kabar , Leaflet, Banner, Buku

Panduan, Billboard dan Spanduk.

Hal yang berkaitan antara model komunikasi karyawan BPJS Kesehatan

dengan teori Berlo, fakta yang ada dimana model komunikasi karyawan BPJS

Kesehatan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat dilakukan dengan

pemberian informasi langsung dalam bentuk presentasi materi, dimana karyawan

BPJS Kesehatan sebagai sumber yang menciptakan pesan sehingga pesan tersebut

dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Model komunikasi karyawan sesuai

pula dengan teori Berlo dimana sumber sebagai pihak yang menciptakan pesan.

Menurut Berlo (Mulyana, 2007 : 162) mengemukakan bahwa sumber adalah

pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan

adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat ;

saluran adalah medium yang membawa pesan ; dan penerima adalah orang yang

menjadi sasaran komunikasi. Untuk menjelaskan model komunikasi karyawan

14
dalam menyampaikan informasi dapat dilihat dari tiga aspek yaitu pengatahuan,

sikap dan keterampilan komunikasi.

a). Pengetahuan

Pengetahuan merupakan aspek yang sangat penting bagi karyawan Kantor

BPJS kesehatan dimana mereka harus mengetahui lebih awal informasi apa yang

akan disampaikan kepada masyarakat. Pengetahuan yang dimaksud adalah adanya

aktivitas komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan karyawan sebelum

mereka melakukan sosialisasi ke masyarakat. Dalam proses sosialisasi juga

karyawan BPJS Kesehatan juga memberikan pemahaman kepada masyarakat, hal

yang dilakukan adalah adanya metode diskusi atau tanya jawab dalam proses

penyampaian informasi sehingga masyarakat lebih memahami apa yang

diinformasikan.

Berbeda dengan yang diungkapkan oleh (Soekidjo, Notoadmodjo 2003)

pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Dari teori yang ungkapkan diatas bahwa pengetahuan merupakan hasil

dari tahu setelah seseorang melakukan pengindraan. Jadi, pengetahuan disini yang

ingin penulis lihat adalah mengenai pengetahuan karyawan tentang program yang

akan disampaikan kepada masyarakat.

Hubungan yang terjalin antara karyawan BPJS Kesehatan dengan

masyarakat yang diberikan informasi pada saat sosialisasi. Hubungan itu tidak

15
sampai pada saat itu saja namun hubungan sosial yang terjadi juga saat

masyarakat mendaftarkan diri dan keluarganya di kantor BPJS Kesehatan samapai

menjadi peserta. Hubungan komunikasi yang terjalin antara Karyawan BPJS

Kesehatan dengan masyarakat sangat baik sehingga semua informasi dapat

diserap dengan baik, masyarakat juga mudah mengerti bagaimana prosedur BPJS

Kesehatan. Hal itu dijelaskan dengan wawancara dengan karyawan BPJS

Kesehatan, masyarakat juga sangat antusias mendatangi kantor BPJS Kesehatan.

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa upaya karyawan untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat sudah maksimal.

b). Sikap

Sikap merupakan aspek penting dalam berkomunikasi dengan orang lain

sehingga sikap sangat penting untuk dijaga saat penyampaian informasi. Dalam

hal ini sikap karyawan BPJS Kesehatan cabang Kendari. Sikap ini selalu

dilakukan oleh semua orang yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Jadi, Sikap karyawan dalam penyampaian informasi sangat baik sehingga

masyarakat mudah memahami apa yang disampaikan. Sikap yang ditunjukkan

karyawan dalam menerima komplen masyarakat sangat antusias dimana karyawan

selalu memberikan solusi yang terbaik untuk masyarakat jika mengalami kendala

dalam pelayanan kesehatan maupun mengenai prosedur yang sudah ditetapkan.

Masyarakat juga harus memiliki kesadaran betapa pentingnya mengikuti sistem

yang ada agar tidak terjadi kesalahan nantinya. Dari kebiasaan yang dilakukan

karyawan kepada masyarakat baik itu memberikan kesadaran kepada masyarakat

yang biasa menunggak pembayaran iuran maupun kesadaran akan pentingnya

16
kesehatan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan masyarakat yang selalu menunggak

pembayaran iuran sehingga dapat menyulitkan dirinya mendapatkan pelayanan

baik itu di rumah sakit maupun puskesmas.

c). Keterampilan komunikasi

Keterampilan komunikasi karyawan BPJS Kesehatan dalam

menyampaikan informasi kepada masyarakat selalu menggunakan bahasa

indonesia yang baku dan juga bahasa yang digunakan adalah bahasa yang

sederhana agar masyarakat mudah menerima informasi yang disampaikan. Jadi,

Bahasa yang digunakan adalah bahasa bahasa indonesia yang baku dan bahasa

sederhana sehingga mudah di pahami oleh masyarakat. Untuk mendukung

keterampilan komunikasi karyawan juga selalu menggunakan media massa dalam

menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Media massa yang

sering digunakan adalah media elektronik dan media cetak. Adapun media

elektronik yang digunakan adalah iklan melalui Radio, Televisi ataupun melalui

internet, media cetak yang digunakan adalah Majalah, Surat kabar, Leaflet dan

lain sebagainya, media online juga digunakan baik itu melalui website, sosial

media dan pemberitaan melalui berita online.

Hal tersebut merupakan keterampilan komunikasi yang digunakan untuk

mencapai semua kalangan masyarakat, sehingga informasi dapat diketahui oleh

masyarakat kota Kendari. Pernyataan itu sesuai dengan hasil wawancara dengan

karyawan kantor BPJS Kesehatan. Selanjutnya karyawan BPJS Kesehatan juga

selalu mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan dalam proses penyampaian

informasi. Persiapan yang selalu dilakukan adalah mengirim surat ke pimpinan

17
masyarakat baik itu Kelurahan dan Kecamatan agar mereka bisa memberitahukan

masyarakatnya untuk berkumpul pada satu tempat. Persiapan lainnya adalah

mempersiapkan materi presentasi yang akan disampaikan kepada masyarakat.

Dari semua pemaparan yang telah dijelaskan diatas sesuai dengan harapan

semua informan program JKN-KIS ini bisa berlangsung secara terus menerus

karena pada prinsipnya bersifat gotong royong dan saling membantu. Dengan

cara ini BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara bisa sebagai perantara masyarakat

agar tetap saling membantu dengan masyarakat yang kesulitan ekonomi dan

rendah perekonomiannya bisa terbantu dengan adanya program jaminan kesehatan

nasional (JKN) ini, itu yang diharapkan karyawan BPJS Kesehatan tentunya

kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri beserta anggota keluarganya.

Model komunikasi karyawan kantor BPJS Kesehatan adalah pemberian

informasi langsung kepada masyarakat sehingga informasi tersebut dapat

dipahami dengan baik. Dalam penyampaian informasi juga menggunakan media

massa baik itu media elektronik, media cetak dan media online sehingga semua

kalangan masyarakat dapat mengetahui informasi tersebut. Masyarakat juga dapat

mengutarakan pendapatnya jika belum memahami apa yang disampaikan. Model

komunikasi karyawan juga dianggap berhasil dengan melihat antusiasme

masyarakat mendatangi kantor BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan diri dan

keluarganya sesuai dengan harapan BPJS Kesehatan.

18
PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa analisis model komunikasi karyawan kantor BPJS Kesehatan dalam

penyampaian informasi pada masyarakat kota Kendari dapat dilakukan dengan

pemberian informasi langsung kepada masyarakat dan bentuknya persentasi

langsung kepada masyarakat. Hal tersebut sangat efektif sampai kepada

masyarakat.

Dengan teori komunikasi model Berlo pada Karyawan BPJS Kesehatan

dapat dilihat dari tiga (3) aspek yaitu a). Pengetahuan karyawan BPJS Kesehatan

sebelum melakukan sosialisasi adanya aktivitas komunikasi antara pimpinan dan

karyawan sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang akan disampaikan saat

sosialisasi, kemudian karyawan juga memberikan pemahaman dengan adanya

metode diskusi atau tanya jawab dalam proses penyampaian informasi. Hubungan

komunikasi yang terjalin antara Karyawan BPJS Kesehatan dengan masyarakat

sangat baik sehingga semua informasi dapat diserap dengan baik, masyarakat juga

mudah mengerti bagaimana prosedur BPJS Kesehatan; b). Sikap karyawan BPJS

Kesehatan dalam menerima Komplen masyarakat selalu memberikan solusi yang

baik agar masyarakat juga mempunyai kesadaran mengenai prosedur BPJS

Kesehatan, sehingga kebiasaan masyarakat yang selalu menunggak pembayaran

iuran itu mendapatkan kembali pelayanan baik itu di rumah sakit maupun

puskesmas. c). Keterampilan komunikasi, penggunaan bahasa dan kata-kata yang

19
digunakan adalah bahasa sederhana dan bahasa indoensia yang baku sehingga

mudah di pahami oleh masyarakat. Media yang digunakan juga adalah media

massa baik itu media elektronik maupun media cetak. Kemudian karyawan BPJS

Kesehatan selalu mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan dalam proses

penyampaian informasi.

Saran

Dari dasar pemikiran kesimpulan diatas, maka disarankan sebagai berikut:

1. Untuk pihak Karyawan Kantor BPJS Kesehatan dalam penyampaian

informasi kepada masyarakat sebaiknya rutin turun ke semua pelosok kota

agar informasi lebih efektif lagi sampai kepada masyarakat yang terpencil.

Sebaiknya media informasi melalui spanduk di tempatkan pada setiap sudut

jalan agar masyarakat mudah membaca sehingga masyarakat memiliki

kesadaran sendiri.

2. Untuk Masyarakat juga harus menghilangkan kebiasaannya menunggak

pembayaran iuran agar mendapatkan pelayanan dengan sebaik-baiknya.

Program JKN-KIS ini merupakan program gotong royong yang saling

membantu antara masyarakat yang dengan masyarakat lainnya.

3. Untuk Pemerintah agar tidak membebankan sepenuhnya kepada BPJS

Kesehatan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ardial. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Ardianto, Elvinaro, dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Bajari, Atwar. 2015. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : RajaGrafindo
Persada.
Cangara, Hafied. 2002. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : Rajawali Grafindo
Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit
Mandar Maju

2002. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada


Media Group

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media
Group.

Muhammad. 2000. Pengantar ilmu komunikasi, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 1992. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

2007. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

2008. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Susanto, Astrid. S. 1977. Komunikasi Kontemporer. Jakarta: Penerbit Binacipta.


Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

21

You might also like