Professional Documents
Culture Documents
FSTPT
•
Organized by:
Hosted by.
ISBN: 979-95721-2-14
The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
misftunsyiah@yahoo.com
Abstract
The deposit of aggregate along Krueng Aceh river is very large. Aggregate from this river usually is used for
any kind of infrastructure construction, include highway in the eity of banda Aceh. the distriet of Aceh Besar
and also Sabang. Disgorge of Krueng Aceh river is in Aceh Besar District and empties into the northern side
of the Banda Aceh city. Given the length of the river and visually is also seen the the differenee of aggregate
characteristic, water flow characteristic. and the environmental surround between the upstream and down
stream cause interesting to investigate the properties of highway asphalt concrete pavement which the
aggregate is taken from this river. This study began by testing the physical properties of asphalt, aggregate.
Marshall standard. Marshall immersion and absolute density. Marshall and absolute density testing aim to
obtain: voids in mixture (VIM). voids in mineral aggregate (VMA). voids filled by asphalt (VFA), voids in
the mixture at an absolute density (VIMr), Marshall slability (MS), plastic flow, Marshall quotient (MQ),
residual strength of mixture (JKS). The result of the investigation showed that generally the the aggregate
from upstream and downstream of Krueng Aceh river there are differences in the charaeteristic and
optimum bitumen content (OBC). Aggregate from both of location fit for use for asphalt concrete wearing
course (AC-WC) specification.
PENDAHULUAN
Lapis permukaan perkerasan lentur di Indonesia sudah menggunakan campuran panas baik
untuk pelapisan ulang, pemeliharaan, peningkatan maupun pembangunan jalan barn.
Campuran beraspal panas adalah suatu kombinasi campuran antara agregat yang dicampur
merata dengan aspal. Untuk mengeringkan agregat dan mencairkan aspal agar mudah
dicampur maka bahan tersebut dipanaskan. Salah satu jenis campuran beraspal panas yang
sering digunakan adalah Lapis Aspal Beton atau AC (Asphaltic Concrete).
Salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi jalan adalah
dapat dipergunakannya material setempat yang memenuhi persyaratan teknis dan
ekonomis sehingga dapat dipergunakan sebagai material perkerasan jalan. Salah satu
material yang dominan untuk perkerasan jalan yang sangat menentukan kekuatan dan
keawetan struktur perkerasan jalan adalah agregat. Untuk itu kajian ini dilatar-belakangi
oleh lokasi asal agregat yang berbeda yang mempengarnhi mutu dari campuran beton
aspal, yaitu dari bagian hulu dan hilir sungai Krueng Aceh Kabupaten Aceh Besar.
WC), yang memenuhi Rancangan Spesifikasi Umwn Bidang Jalan dan Jembatan
Departemen Pekerjaan Umum.
b. Mengevaluasi nilai karakterislik Metode Marshall dan Kepadatan Mutlak (Refusal
Density) dari carnpuran Lapisan Aspal Beton Lapis Aus (AC-WC) dengan 2 (dua) jenis
gradasi yang berbeda dan 2 (dua) melode yang berbeda unluk masing-masing gradasi.
c. Mengevaluasi nilai karakterislik Perendarnan Marshall dari carnpuran Lapisan Aspal
Belon Lapis Aus (AC-WC) dengan 2 (dua) jenis gradasi yang berbeda dan 2 (dua)
metode yang berbeda untuk masing-masing gradasi.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Agregal kasar hams memenuhi persyaralan seperti yang disyaratkan dalarn Tabel I.
Catatan: (0) 95/90 menunjukkan bahwa 95 % agrega! kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih
dan 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang peeah dua atau lebih.
(U) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poras 1 : 5.
Semen portland, debu batu (stonedust) atau baban pengisi yang dilarnbabkan hams kering
dan bebas dari gwnpalan-gwnpalan dan bila diuji dengan penyaringan sesuai dengan SNI
03-4142-1996 harns mengandung baban yang lolos saringan No.200 (0,075 mm) lidak
kurang dari 75 % dari yang lolos saringan No. 30 (0,600 mm) dan mempunyai sifal non
plaslis.
Gradasi agregal gabungan unluk carnpuran beraspal, dilunjukkan dalarn Tabel 3. Gradasi
agregal gabungan Laslon (AC) hams berada di dalarn batas-batas litik kontrol (control
point) dan hams berada di luar Daerab Larangan dan sebagaimana yang diberikan dalarn
Tabel berikul ini:
The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Aspal yang digunakan adalab dari jenis Aspal Keras Penetrasi 60 yang memenuhi
persyaratan pada Tabel 4 berikut ini:
Seeara analitis dapat ditentukan sifat volumetrik dari aspal beton padat, baik yang
dipadatkan di laboratorium maupun di lapangan. Parameter yang digunakan adalab seperti
pada Tabel 5:
The 14'h FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Catatan:
1. Untuk: mendapatkan VIM 7%, buat benda uji Marshall dengan variasi tumbukan. misa\ 2x40,
2x50, 2x60 dan 2x75 tumbukan. Kemudian dan masing-masing benda uji tersebut, hitung nllai
VIM nya dan boat hubungan antara jumlab tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat
diketahui jumlab tumbukan yang memiliki nilai VIM 7%, kemudian lakukan pengujian
Stabilitas Marshall Sisa.
2. Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), penumbuk bergetar (vibratory hammer)
disarankan digunakan untuk menghindari pecahnya butiran agregat dalam campuran. Jika
digunakan penumbukan manual jumlab tumbukan per bidang harus 600 untuk eetakan
berdiameter 6 in dan 400 untuk: cetakan berdiameter 4 in.
Pemadatan ultiInit pada benda uji dengan kadar aspal yang didapat dari nilai VIM 7%
pada kurva hubungan VIM dengan kadar aspal Metode Marshall, sampai meneapai
kepadatan mutlak (refUsal density). Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat
pemadat getar listrik. Apabila alat pemadat getar listrik tidak ada, maka pemadatan dapat
dilakukan dengan pemadatan Metode Marshall dengan jumlah tumbukan 2 x 400 kali.
METODE PENELITIAN
Penelitian dimulai dengan pengayaan referensi yang berkaitan dengan kajian ini, seperti:
buku teks, jurnal, prosiding, pedoman dan standar serta penelitian terdahulu yang
diperoleh dari berbagai sumber. Berikutnya adalah pengadaan material. Material yang
sudah di laboratorium berupa agregat, aspal dan filler selanjutnya dilakukan pemeriksaan
sifat-sifat fisi agrega!. Terhadap material yang sudah memenuhu syarat standar selanjutnya
dilakukan penearnpuran untuk pengujian Marshall standar dan kepadatan mutlak dengan
The 14,h FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
tipe gradasi A dan gradasi B untuk masing-masing agregat hulu dan hilir. Sasaran tahap
pengujian ini adalah untuk menentukan kadar aspal optimim (KAO) untuk masing-masing
kelompok tersebut. Selanjutoya dilakukan pengujian Marshall rendaman pada masing
masing kadar aspal optimum tersebut. Selanjutnya diakukan analisis data hasil pembacaan.
Sumber material agregat yang digunakan berasal dari 2 (dua) sub DAS dari DAS Krung
Aceh, yaitu yang di hulu berasal dari Pabrik Pemecah Batu PT. PERAPEN di Kecamatan
Seulimum Kabupaten Aceh Besar yang mana material agregatoya bersumber dari sub
DAS Krueng loong, dan yang di hilir berasal dari penambangan galian C konvensional di
tepi sub DAS Krueng Aceh Hilir, tepatoya di desa Sihom Cut Kecamatan Indrapuri
Kabupaten Aceh Besar.
Aspal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan aspal keras penetrasi 60
produksi Pertamina. Pengujian dilakukan dalam campuran memenuhi persyaratan dari
Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum
(Edisi : Januari 2007).
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja laboratorium dari agregat hulu dan hilir
DAS Krueng Aceh. Kemudian diperoleh hasil dari proses pengujian untuk kedua sumber
agregat tersebut di laboratorium. Pada penelitian ini juga diteliti pengaruh dari
penggunaan gradasi yang berbeda pada campuran Lapisan Aspal Beton Lapis Aus (AC
WC). Hasil pengujian sifat fisis dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7, serta hasil
pengujian aspal pada Taber 8.
Tabel6 Hasil Pengujian Sifat-Sifat Fisis Agregat Hulu DAS Krueng Aceh
Syarat Nilai
No. Pengujian Hasil Vji Metode Vji
Min. Max.
A. Agregat Kasar
1. Penyerapan (%) 2,19 3
2. a. Berat jenis bulk 2,63 2,5
~ 03-1969-1990
b. Berat iellis SSD 2,68 2,5
c. Bernt jenis semu 2,79 2,5
3. Kekekalan bentuk agregat 4,48 12 SNI03-3407-1994
terhadap larutan Magnesium
Sulfat (%)
4. Abrasi dengan mesin 16,46 40 SNI 03-2417-1991
aspal (%)
No.200(%)
B. Agregat Halos
1. Penyerapan (%) 2,01 3
~ 03-1970-1990
2. a. Berat ienis bulk 2,60 2,5
The 14/h FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Tabel7 Hasil Pengujian Sifal-Sifal Fisis Agregal Hilir DAS Krueng Aceh
Syarat Nilai
No. Pengujian Hasil Uji MelodeUji
Min. Max.
A. Agregat Kasar
l. Penyerapan (%) 1,75 3
2. 3. Berat ienis bulk 2,69 2,5
SNl 03-1969-1990
b. Beratjenis SSD 2,74 2,5
c. Serat ienis semu 2,82 2,5
3. Kekekalan bentuk agregat 3,14 12 SNl 03-3407-1994
terhadap larutan Magnesiwn
Sulfal (%)
4. Abrasi dengan mesi n 20,37 40 SNl 03-2417-1991
Los Angeles (%)
5. Kelekatan agregat terhadap 95+ 95 SNl 03-2439-1991
aspal (%)
6. Angularitas (%) 79,63 95/90 SNI 03-6877-2002
7. Partikel pipih (%) 9,89 10 RSNl T-01-2005
8. Partikellonjong (%) 7,33 10
9. Material 1010s Saringan 0,97 1 SNI03-4142-1996
No.200 (%)
B. Agregat Halus
l. Penyerapan (%) 2,09 3
2. a. Seral ienis bulk 2,62 2,5
SNl 03-1970-1990
b. Berat jenis SSD 2,67 2,5
c. Beral ienis semu 2,77 2,5
3.Materiallolos saringan No. 6,54 8 SNl 03-4142-1996
200 (%)
4. Angularitas (%) 64,05 45 SNl 03-6877-2002
C. Filler (cement portland: type 1 merk Semen ADdslas)
l. Beral jenis 3,15 2,5 SNl 03-4142-1996
KESIMPULAN
Hasil pengujian sifat-sifat fisis agregat hulu dan hilir DAS Krueng Aceh, seluruhnya
memenuhi syarat dari Rancangan Spesiftkasi Umum Bidang Ialan dan Iembatan
Departemen Pekerjaan Umum (Edisi : Ianuari 2007), kecuali untuk nilai angularitas
agregat hilir yang hanya 79,63%, nilai ini lebili rendab dari yang disyaratkan yaitu
minimum 95%.
Secara umum nilai pengujian penetrasi, titik lembek, daktilitas dan berat jenis Aspal
Penetrasi 60 di laboratorium, memenuhi syarat dari Rancangan Spesifikasi Umum Bidang
Ialan dan Iembatan Departemen Pekerjaan Umum (Edisi : Ianuari 2007).
DAFTARKEPUSTAKAAN
Departemen Pekerjaan Umum 1999. Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas
dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak, No. 025ffIBM/1999, Direktorat Jendral
Bina Marga, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum 2007. Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan
Jembatan, Edisi: Januari 2007, Puslitbang Jalan dan JembatanlBadan Penelitian
dan Pengembangan, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 2004. Manual Pekerjaan Campuran
Beraspal Panas, No. 001-A/PW/2004, Bukn 1: Pedoman Umum, Direktorat
Jendral Prasarana Wilayah, Jakarta.
Revis; Standar Nasional Indonesia 2003. Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas
dengan Alat Marshall, RSNl M-01-2003, Badan Standar Nasional Indonesia,
Jakarta.
Sukirman, S. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: Grani!.