You are on page 1of 5

The oral-facial structures are sensitive and reactive to the environment in the newborn.

Pleasurable sensory feedback is provided through sucking which also helps to soothe the
baby. Many preterm and high risk infants require gastric tube or nasogastric feeding to
facilitate weight gain or sustain life. These infants experience the unpleasant sensory
stimulation of the tube, decreased opportunity to suck, and are deprived of the normal
sensation of liquids in the mouth. Transition to normal feeding after extended periods of
these alternative methods may prove difficult for some infants.

Struktur oral-facial sensitif dan reaktif terhadap lingkungan pada bayi baru lahir.
Umpan balik sensori yang menyenangkan diberikan melalui proses mengisap juga
membantu menenangkan bayi. Banyak bayi prematur dan berisiko tinggi
memerlukan selang orogaster atau nasogaster untuk memfasilitasi kenaikan berat
badan atau mempertahankan hidup. Bayi-bayi ini mengalami stimulasi sensori yang
tidak menyenangkan dari selang, menurunkan kesempatan untuk mengisap, dan
kehilangan sensasi normal cairan di mulut. Transisi ke pemberian minum normal
setelah periode yang lama dari metode alternatif ini mungkin terbukti sulit bagi
beberapa bayi.

Principles and Goals of a Developmental Therapy Program in the NICU

Principles of neurodevelopmental treatment form the theoretical basis of this


intervention program. Research in the area of supplemental stimulation with
premature infants and the effects of the NICU environment has provided valuable
information for the treatment of this population. Data from these investigations
have been incorporated into the treatment program and specific intervention
strategies developed which are geared to the needs of the high risk population.

Unlike prescribed enrichment programs, this program was designed to detect and
remediate developmental delays and deviations in neonates who are at risk for later
developmental problems. Treatment is, therefore, highly individualized and based
on interpretation of evaluation findings. The primary goal of this program is to
maximaze the infant’s developmental potential by :

a. facilitating normal developmental patterns through normal sensory-motor


experiences appropriate to the infant’s developmental level;
b. enhancing the NICU experience through coordinated handling, sensory
experiences and social interaction, thereby minimizing secondary
deprivations; and
c. promoting the process of parent-infant attachment

Prinsip dan Tujuan Program Terapi Perkembangan di NICU

Prinsip perawatan perkembangan saraf membentuk dasar teori dari program


intervensi ini. Penelitian di bidang stimulasi tambahan dengan bayi prematur dan
efek dari lingkungan NICU telah memberikan informasi berharga untuk pengobatan
populasi ini. Data dari investigasi ini telah dimasukkan ke dalam program
perawatan dan strategi intervensi spesifik yang dikembangkan yang disesuaikan
dengan kebutuhan populasi berisiko tinggi.

Tidak seperti program pengayaan yang ditentukan, program ini dirancang untuk
mendeteksi dan memulihkan keterlambatan perkembangan dan penyimpangan
pada neonatus yang berisiko untuk masalah perkembangan selanjutnya.
Pengobatan ini sangat individual dan didasarkan pada interpretasi temuan evaluasi.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk memaksimalkan potensi
perkembangan bayi dengan memfasilitasi pola perkembangan normal melalui
pengalaman sensori motorik yang sesuai dengan tingkat perkembangan bayi,
meningkatkan pengalaman NICU melalui penanganan terkoordinasi, pengalaman
sensori, dan interaksi sosial sehingga meminimalkan kehilangaan sekunder, dan
promosi proses ikatan orang tua – bayi .

Developmental Treatment

Each infant is seen for treatment several times a week although daily intervention
may be optimal. Most babies are seen by both physical and occupational therapists
during the course of a week.

When implementing treatment, the infants’s behavioral and motor responses must
be constantly observed and monitored. The therapist should provide smooth,
systematic intervention which is in tune with the infant’s responses. Some infants
cannot tolerate much stimulation or handling and manifest adversive reactions to
movement transitions, particular positions (frequently prone) and certain sensory
input. Stimulation overload and adversive responses lead to reactions of distress
and disorganization such as falling a sleep, eye aversion, hiccupping, coughing,
regurgitation and crying., often accompanied by increased extension. Therapists
should be aware that these signs indicate the infant is overtaxed or unable to attend
selectively.
When this occurs, the intervention activity is immediately terminated or altered to
reorganize and soothe the distressed infant. Swaddling, rhythmic vestibular input,
verbalization and non nutritive sucking (a pacifier, hand to mouth) are effective
method to encourage consolation and reorganization. Knowledge of the infant’s
individual sensitivities and responses will facilitate selection of the most effective
method.

Terapi Perkembangan

Setiap bayi terlihat menjalani terapi beberapa kali dalam seminggu walaupun
intervensi harian mungkin sudah diberikan secara optimal. Sebagian besar bayi
dipantau oleh ahli terapi fisik dan okupasional selama seminggu.
Saat menerapkan terapi, respon perilaku dan motorik bayi harus terus diamati dan
dimonitor. Terapis harus memberikan intervensi yang halus, sistematis, dan selaras
dengan respon bayi. Beberapa bayi tidak dapat mentolerir banyak stimulasi atau
penanganannya dan manifestasi reaksi berlawanan terhadap transisi gerakan,
posisi tertentu (umumnya posisi tengkurap) dan input sensori tertentu. Stimulasi
yang berlebihan dan respon yang merugikan menyebabkan reaksi tidak terorganisir
seperti tertidur, aversi pada mata, cegukan, batuk, regurgitasi dan menangis. Sering
disertai dengan peningkatan ekstensi. Terapis harus menyadari bahwa tanda-tanda
ini menandakan bayi mendapatkan stimulasi berlebih atau tidak dapat memahami
secara selektif.
Ketika tanda-tanda ini tejadi, kegiatan intervensi segera dihentikan atau diubah
untuk mengatur ulang dan menenangkan bayi yang tertekan. Bedong , input
vestibular ritmik, verbalisasi dan isapan non-nutritif (empeng, tangan ke mulut)
adalah metode yang efektif untuk mendorong ketenangan dan reorganisasi.
Pengetahuan tentang sensitivitas dan respon individu bayi akan memfasilitasi
pemilihan metode yang paling efektif.

Handling. Handling is a means through which the infant receives sensory-motor


information. Normal developmental patterns and postural responses to gravity can
be facilitated through handling. Any touch or movement, including carrying,
dressing, diapering or other caregiving is considered handling. Handling should be
consistent and encourage emerging developmental patterns. For example, when
diapering, one leg can be flexed at the hip while the other remains extended to place
the diaper underneath. This encourages development of reciprocal patterns in the
lower extremities.

Handling, often complex with the NICU infant, must be carefully planned to
accommodate the medical complications while fulfilling the treatment goals.
Handling the premature infant is generally initiated when medical stability is
achieved. The additional energy output required for treatment may be too
demanding for the unstable baby struggling to achieve physiological equilibrium.
Infants with marked prematurity may be referred when constancy in medical status
appears to be developing. At this early stage, positioning, vestibular or tactile input
may be provided with handling kept to a minimum to conserve energy.

Handling . Handling adalah cara yang digunakan bayi dalam menerima informasi
sensori motorik. Pola perkembangan normal dan respon postural terhadap gravitasi
dapat difasilitasi melalui handling. Sentuhan atau gerakan apapun, termasuk
membawa, berpakaian, mengganti popok atau memberi perawatan lain dianggap
sebagai handling. Handling harus konsisten dan mendorong pola perkembangan
yang muncul. Misalnya, saat mengganti popok, satu kaki dapat fleksi ke arah pinggul
sementara kaki lain tetap diluruskan untuk menempatkan popok di bawahnya. Ini
mendorong pengembangan pola timbal balik di ekstremitas bawah.

Handling, merupakan hal yang komplek pada bayi NICU, harus direncanakan dengan
cermat untuk mengakomodasi komplikasi medis bersamaan dengan memenuhi
tujuan perawatan. handling bayi prematur umumnya dimulai ketika stabilitas medis
tercapai. Output energi tambahan yang diperlukan untuk terapi mungkin terlalu
menuntut bayi tidak stabil yang sedang berjuang untuk mencapai keseimbangan
fisiologis. Bayi dengan prematuritas dapat dirujuk ketika kondisi konstan dalam
status medis tampaknya berkembang. Pada tahap awal, positioning, input vestibular
atau taktil mungkin tersedia dengan handling tetap seminimal mungkin untuk
menghemat energi.

Sensory system intervention : tactile, proprioceptive, vestibular. Sensory input,


directed through the tactile, proprioceptive and vestibular channels, is a major
remediation focus, although visual and auditory stimulation is also provided during
treatment. The rationale behind selection of these systems for treatment is their
maturational “readiness” for input and their roles in affecting change in muscle tone
and in the process of attachment.

Intervensi sistem sensori: taktil, proprioseptif, vestibular. Input sensori diarahkan


melalui alur taktil, proprioseptif, dan vestibular,hal tersebut merupakan fokus
perbaikan utama meskipun stimulasi visual dan auditori juga diberikan selama
perawatan. Alasan di balik pemilihan sistem ini untuk terapi adalah "kesiapan"
kematangan mereka untuk input dan peran mereka dalam mempengaruhi
perubahan tonus otot dan dalam proses perlekatan.

Feeding and oral normalization. The oral program is planned and implemented in
conjunction with the nurses and parents. Following assessment suggested
techniques may include: 1) positioning for feeding to facilitate improve head control
and stability, 2) normalization of oral-facial tone and sensitivity, 3) manual
assistance for lip closure or jaw control if necessary. Recommendations are made
for appropriate feeding equipment and consistency of liquids when indicated.
Stimulation of non nutritive sucking during treatment through use a pacifier or
bringing the infant’s hands to their mouths is also emphasized to support
development of emerging oral reflexes.
Minum dan normalisasi oral. Program oral direncanakan dan dilaksanakan
bersama dengan perawat dan orang tua. Berikut penilaian teknik yang disarankan
dapat mencakup: 1) positioning minum untuk memfasilitasi perbaikan kontrol dan
stabilitas kepala, 2) normalisasi tonus dan sensitivitas oral-facial 3) bantuan manual
untuk penutupan bibir atau kontrol rahang jika perlu. Rekomendasi dibuat untuk
peralatan minum yang sesuai dan konsistensi cairan saat diindikasikan. Stimulasi
isapan non-nutritif selama perawatan melalui penggunaan empeng atau
memasukkan tangan bayi ke mulut mereka juga ditekankan untuk mendukung
perkembangan reflek oral yang muncul.

The process of transferring some infants to oral feedings after extended periods of
alternative methods (intravenous, nasogastric, gastronomy tubes) can be a difficult
and lengthy task. Nipple feeding with some some premature infants may not
progress as smoothly or rapidly as with the full-term infant requiring additional
time, patience, and oral stimulation to facilitate the suckle-swallow. The therapists
have observed that severe feeding problems are generally most evident in babies
with a history of suspected CNS damage or documented developmental delay. These
babies may present with weak suckle-swallow reflex, poorly coordinated suckle-
swallow patter, frequent tongue protussion and head and neck hyperextension. The
most effective techniques with these babies may include: improved head and neck
positioning after handling., swaddling, semi-upright and flexed positioning during
feeding, oral-tactile desensitization and manual jaw control.

Proses peralihan beberapa bayi ke pemberian minum per oral setelah periode
panjang metode alternatif (intravena, nasogastrik, selang orogaster ) bisa menjadi
tugas yang sulit dan panjang. Menyusui puting pada beberapa bayi prematur
mungkin tidak berkembang dengan lancar atau cepat seperti pada bayi cukup bulan
yang membutuhkan waktu tambahan, kesabaran, dan rangsangan oral untuk
memfasilitasi proses menyusu-menelan. Para terapis telah mengamati bahwa
masalah minum yang sulit umumnya paling jelas pada bayi dengan riwayat dugaan
kerusakan sistem saraf pusat atau keterlambatan perkembangan yang tercatat.
Bayi-bayi ini menghasilkan reflek menyusu-menelan yang lemah, pola menyusu-
menelan yang tidak terkoordinasi dengan baik, sering terjadi protusi lidah dan
hiperekstensi kepala serta leher. Teknik yang paling efektif untuk bayi-bayi ini
meliputi: posisi kepala dan leher yang lebih baik setelah handling, bedong, posisi
semi-tegak, dan fleksi positioning selama menyusui, desensitisasi taktil oral dan
kontrol rahang manual.

You might also like