You are on page 1of 9

Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.

2 2006

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI DKI JAKARTA


Oleh :
Nusa Idaman Said

Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknolgi (BPPT)

Abstract

Water pollution problem caused by household waste water in the region of DKI Jakarta,
and more made worse by affecting of expanding settlement area in buffer zone around
Jakarta which without provided with waste water facilities, so that all waste water thrown
to public channel and finally flowing into river bodies in region of DKI Jakarta.
To overcome the mentioned above Government of Province DKI Jakarta have released
Regulation of Governor Province Special District Capital of Jakarta Number 122 Year
2005 About Management Of Domestic Water Waste In Province Special District Capital
Of Jakarta.
According To Regulation Of Governor of DKI Jakarta Number 122 Year 2005 Section 7
express that house building and non house building is obliged to manage domestic waste
water before discharge to public channel or drainage.
Planning of domestic waste water treatment installation which represent environmental
utilities or building represent conditions in course of publication of Permit Directing Of
Usage Of Land;Ground (SIPPT), Plan Arrange Situation Building ( RTLB), Permission
Found Building (IMB), and awaking up of domestic waste water treatment installation
represent conditions in course of publication of Permit of Building Usage (IPB) and
Elegibility Use Building (KMB), and also licensing of operational of institution in charge
related to such operational.

Kata Kunci : Air limbah domestik, air limbah rumah tangga, pengelolaan.

1. PENDAHULUAN mengakibatkan tercemarnya badan - badan


sungai oleh air limbah domistik, bahkan badan
1.1 Masalah Pencemaran Air Di DKI Jakarta sungai yang diperuntukkan sebagai bahan baku
air minumpun telah tercemar pula. Dari hasil
Dengan semakin besarnya laju penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan
perkembangan penduduk dan industrialisasi di Umum (PU) DKI Jakarta bersama-sama dengan
Jakarta, telah mengakibatkan terjadinya Tim JICA (1990), jumlah unit air buangan dari
penurunan kualitas lingkungan. Padatnya buangan rumah tangga per orang per hari
pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang adalah 118 liter dengan konsentrasi BOD rata-
buruk serta buangan industri yang langsung rata 236 mg/lt dan pada tahun 2010 nanti
dibuang ke badan air tanpa proses pengolahan diperkirakan akan meningkat menjadi 147 liter
telah menyebabkan pencemaran sungai-sungai dengan konsetrasi BOD rata-rata 224 mg/lt.
yang ada di Jakarta, dan air tanah dangkal di Jumlah air buangan secara keseluruhan di
sebagian besar daerah di wilayah DKI Jakarta, DKI Jakarta diperkirakan sebesar 1.316.113
bahkan kualitas air di perairan teluk Jakartapun M3/hari yakni untuk air buangan domistik
sudah menjadi semakin buruk. 1.038.205 M3/hari, buangan perkantoran dan
Air limbah kota-kota besar di Indonesia daerah komersial 448.933 M3/hari dan buangan
khususnya Jakarta secara garis besar dapat industri 105.437 M3/hari. Dari hasil studi tersebut
dibagi menjadi tiga yaitu pertama adalah air dapat diketahui bahwa untuk wilayah Jakarta,
limbah industri, kedua adalah air limbah dilihat dari segi jumlah, air limbah domestik
domestik yakni yang berasal dari buangan (rumah tangga) memberikan kontribusi terhadap
rumah tangga, dan yang ke tiga yakni air limbah pencemaran air sekitar 75 %, air limbah
dari perkantoran dan pertokoan (daerah perkantoran dan daerah komersial 15 %, dan air
kemersial). Saat ini selain pencemaran akibat limbah industri hanya sekitar 10 %. Sedangkan
limbah industri, pencemaran akibat limbah dilihat dari beban polutan organiknya, air limbah
domestikpun telah menunjukkan tingkat yang rumah tangga sekitar 70 %, air limbah
cukup serius. Di Jakarta misalnya, sebagai perkantoran 14 %, dan air limbah industri
akibat masih minimnya fasilitas pengolahan air memberikan kontribusi 16 %. Dengan demikan
buangan kota (sewerage system) air limbah rumah tangga dan air limbah

169
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

perkantoran adalah penyumbang yang terbesar masalah pencemaran air di DKI Jakarta akan
terhadap pencemaran air di wilayah DKI Jakarta. terus berlajut karena sumber pencemarnya yang
Masalah pencemaran oleh air limbah paling utama yakni limbah domestik, perkantoran
rumah tangga di wilayah DKI Jakarta lebih dan limbah daerah komersial belum dilakukan
diperburuk lagi akibat berkembangnya lokasi upaya penanggulangan secara sistematis.
pemukiman di daerah penyangga yang ada di Berdasarkan kondisi pencemaran kualitas
sekitar Jakarta, yang mana tanpa dilengkapi air di wilayah DKI Jakarta, Pemerintah Propinsi
dengan fasilitas pengolahan air limbah, sehingga DKI Jakarta telah mengeluarkan Peraturan
seluruh air limbah dibuang ke saluran umum dan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
akhirnya mengalir ke badan-badan sungai yang Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 tentang
ada di wilayah DKI Jakarta. Pengelolaan Air limbah Domestik di Provinsi
Untuk mengatasi hal tersebut di atas Daerah Ibukota Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah Bersadarkan peraturan gubernur tersebut
mengeluarkan Peraturan Gubernur Propinsi di atas, pengelolaan Air Limbah Domestik
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 122 diselenggarakan dengan asas tanggung jawab
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Air Limbah pemerintah, asas berkelanjutan, asas hak dan
Domestik Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota kewajiban masyarakat, bertujuan untuk
Jakarta. mencegah dan sekaligus menanggulangi
Menurut Peraturan Gubernur Nomor 122 pencemaran tanah dan air tanah akibat
tahun 2005 Bab V pasal 7 tersebut telah pembuangan air limbah domestik (black water
mewajibkan untuk mengolah air limbah domestik maupun grey water) yang tidak memenuhi Baku
sebelum dibuang kesaluran umum. Bangunan Mutu Air Limbah.
rumah tinggal atau bangunan non rumah tinggal
wajib mengelola air limbah domestik (black water 2.2 Sasaran Pengelolaan Air Limbah
maupun grey water) sebelum dibuang ke saluran Domestik
umum/drainase. Bangunan rumah tinggal dan
atau bangunan usaha/ jasa/ industri yang telah Sesuai Peraturan Gubernur Nomor 122 tahun
dibangun dan belum memiliki instalasi 2005, sasaran pelaksanaan pengelolaan air
pengelolaan air limbah domestik yang limbah domestik di DKI Jakarta adalah :
memenuhi syarat baku mutu air limbah, wajib
memperbaiki dan atau membangun instalasi a. Terbangunnya instalasi pengolahan air
pengolahan air limbah domestik. limbah domestik baik pada bangunan baru
maupun bangunan lama, sesuai dengan
tipologi, tata letak bangunan, jenis
2. STRATEGI PENGELOLAAN AIR penggunaan bangunan dan klasifikasi
LIMBAH DOMESTIK DI PROPINSI DKI
volume air limbah.
JAKRTA
b. Terbangunnya secara bertahap jejaring
2.1 Azas, Tujuan Dan Sasaran Pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan
Air Limbah Domestik bagian-bagian kota sesuai dengan Rencana
Jaringan Sanitasi Kota.
Untuk mengatasi masalah pencemaran air c. Terpenuhinya Baku Mutu Air Limbah
di wilayah DKI Jakarta sudah sangat perlu untuk Domestik secara bertahap.
membangun fasilitas pengolahan air limbah d. Meningkatnya kinerja industri jasa konstruksi
perkotaan yang memadai. Saat ini yang sering di bidang peralatan dan perlengkapan
dituding sebagai biang pencemaran lingkungan pengolahan air limbah.
adalah pihak industri baik industri besar,
menengah maupun industri kecil. Dan untuk
2.3 Ruang Lingkup Pengelolaan Air Limbah
industri telah diwajibkan untuk mengolah air
Domestik
limbahnya sebelum dibuang ke perairan umum
sampai standar kualitas yang disyaratkan.
Ruang lingkup pengelolaan air limbah
Sedangkan untuk air limbah domestik,
domestik di DKI Jakarta adalah:
perkantoran dan daerah komersial yang
kontribusi pencemaran mencapai sekitar 80 %
a. Arahan penjabaran Rencana Tata Ruang
dari total sumber pencemaran air di DKI Jakarta
Wilayah ke dalam Rencana Induk Sanitasi
hanya sekitar 3 % yang telah diolah (PD PAL
Lingkungan.
Jaya, 1996).
b. Cara pengolahan air limbah domestik skala
Dengan demikian jika strategi
kota, kawasan, bangunan tinggi dan
penanggulangan pencemaran air hanya dititik-
bangunan individual, baik bangunan baru
beratkan pada air limbah industri saja maka
maupun bangunan lama.

170
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

c. Arahan pembinaan industri jasa konstruksi


di bidang perlengkapan dan peralatan
pengolahan air limbah domestik.
d. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan
implementasi kebijakan pengelolaan air
limbah, termasuk kegiatan diseminasi
kebijakan bagi aparat dan sosialisasi
kepada berbagai unsur masyarakat dan
dunia usaha.

2.3 Rencana Induk Sanitasi Lingkungan

Penyusunan Rencana Induk Sanitasi


Lingkungan di wilayah Provinsi DKI Jakarta
meliputi beberpa hal yaitu : Gambar 1: Rencana pengembangan zona
pengelolaan air limbah domistik di wilayah DKI
(1) Instansi yang membidangi perencanaan Jakarta.
kota dan Instansi yang membidangi
pembangunan prasarana sanitasi 2.3.1 Wilayah Dengan Kepadatan Penduduk
lingkungan menjabarkan Rencana Tata Tinggi (Area A)
Ruang Wilayah ke bentuk Rencana Induk
Sanitasi Lingkungan secara hirarkhi. Yaitu wilayah dengan kepadatan
(2) Rencana Induk Sanitasi Lingkungan penduduk lebih besar dari 300 orang per hektar.
sebagaimana dimaksud di atas Di wilayah ini prioritas pengelolaan air limbah
mengambarkan kawasan pengelolaan air domestik harus dilakukan dengan cara sistem
limbah domestik perpipaan secara terpusat, pengolahan terpusat yakni dengan sistem
kawasan pengelolaan air limbah komunal jaringan terpusat (sewerage System) sampai
dan semikomunal serta kawasan individual. mencapai baku mutu seperti yang ditetapkan di
(3) Rencana Induk Sanitasi Lingkungan dalam peraturan gubernur DKI Jakarta Nomor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 122 tahun 2005.
disajikan pada Peta Skala 1 : 50.000 yang
selanjutnya akan menjadi kelengkapan 2.3.2 Wilayah Dengan Kepadatan Penduduk
peraturan gubernur tersebut. Sedang (Area B)

Secara garis besar rencana induk sanitasi Yakni wilayah dengan kepadatan
lingkungan untuk pengelolaan air limbah penduduk antara 100 s/d 300 orang per hektar.
domestik di DKI Jakatra berdasarkan pembagian Di wilayah ini prioritas pengelolaan air limbah
wilayah pengelolaan air limbah secara jaringan domestik dilakukan dengan cara pengolahan
perpipaan terpusat, wilayah dengan pengelolaan sistem semi komunal atau sistem komunal
sistem IPAL semi komunal atau komunal, serta sampai mencapai baku mutu seperti yang
wilayah pengelolaan air limbah domestik dengan ditetapkan di dalam peraturan gubernur DKI
sistem IPAL individual dapat dilihat seperti paga Jakarta Nomor 122 tahun 2005.
Gambar 1.
Berdasarkan pada gambar tersebut di atas
maka salah alternatif pengelolaan air limbah di 2.3.3 Wilayah dengan kepadatan Penduduk
DKI Jakarta dilakukan dengan cara Rendah (Area C)
menggolongkan menjadi tiga wilayah bagian
yakni wilayah dengan keadatan penduduk tinggi Yang dimaksud dengan wilayah dengan
(Area A) dimana pengelolaan air limbah kepadatan penduduk rendah yakni wilayah
domestik dilakukan dengan sistem jaringan dengan kepadatan penduduk tidak melebihi 100
perpipaan secara terpusat, wilayah dengan orang per hektar. Di Wilayah ini pengelolaan air
kepadatan penduduk sedang (Area B) dilakukan limbah domestik dilakukan dengan cara
dengan cara pengolahan secara semi komunal pengolahan ditempat (On Site Treatment) atau
atau secara konunal dan wilayah dengan Individual. Seluruh air limbah domestik yang
kepadatan penduduk rendah (Area C) dilakukan berasal dari kamar mandi, dapur dan air cucian
dengan cara pengolahan ditempat (On site dan toilet diolah dengan IPAL individual.
treatment) secara individual.

171
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

2.4 Pengelolaan Air Limbah Domestik (1) Instansi yang bertanggung jawab dalam
bidang perumahan bersama instansi
Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta terkait lainnya yang bertanggung jawab
Nomor 122 Tahun 2005 Pasal 7 menyatakan : dalam bidang pengelolaan air limbah
wajib membangun instalasi pengolahan air
(1) Bangunan rumah tinggal dan bangunan non limbah domestik bersama masyarakat
rumah tinggal wajib mengelola air limbah pada kawasan permukiman tertentu yang
domestik sebelum dibuang ke saluran kemampuan ekonomi masyarakatnya
umum/drainase kota. terbatas

(2) Perencanaan instalasi air limbah domestik (2) Penyusunan kriteria dan pedoman
yang merupakan utilitas lingkungan atau penetapan kawasan tertentu sebagaimana
bangunan merupakan persyaratan dalam dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
proses penerbitan Surat Ijin Penunjukan instansi yang bertanggung jawab dalam
Penggunaan Tanah (SIPPT), Rencana Tata perencanaan kota bersama instansi terkait
Letak Bangunan (RTLB), Ijin Mendirikan lainnya yang bertanggung jawab dalam
Bangunan (IMB), dan terbangunnya bidang pengelolaan lingkungan hidup.
instalasi air limbah domestik merupakan
persyaratan dalam proses penerbitan Surat 2.5 Persyaratan Teknis Pengolahan Air
Ijin Pengunaan Bangunan (IPB) dan Limbah Domestik.
Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB),
serta perijinan operasional dari instansi Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI
yang berwenang terkait dengan operasional Jakarta Nomor 122 Tahun 2005, persyaratan
dimaksud. teknis pengolahan air limbah domestik serta
baku mutu air olahan yang boleh dibuang ke
Sedangkan kewajiban untuk mengolah air limbah saluran umum dinyatakan dalam psal 10 dan
domestik sampai baku mutu yang telah pasal 11 sebagai berikut :
ditetapkan sebelum dibuang ke perairan atau
saluran umum dinyatakan dalam Pasal 8 Pasal 10 :
sebagai berikut :
(1) Perancangan instalasi pengolahan air limbah
(1) Bangunan rumah tinggal dan non rumah domestik didasarkan pada besaran
tinggal yang telah dibangun dan belum populasi penghuni bangunan dan jenis
memiliki instalasi pengelolaan air limbah peruntukan bangunan.
domestik yang memenuhi syarat baku
mutu air limbah, wajib memperbaiki dan (2) Teknis pengaturan pengolahan air limbah
atau membangun instalasi pengolahan air domestik sebagaimana dimaksud pada ayat
limbah domestik. (1) meliputi sistem pengolahan air limbah
secara biologis, baik proses biomasa
(2) Prosedur dan Panduan Teknik tersuspensi maupun proses biomasa
Penyempurnaan Instalasi Pengolahan Air melekat.
Limbah Domestik sebagaimana dimaksud
ayat (1) ditetapkan oleh Instansi yang Pasal 11 :
bertanggung jawab dalam pengelolaan
lingkungan hidup. (1) Pengolahan air limbah domestik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
(3) Penyusunan Prosedur dan Panduan ayat (2) meliputi jenis pengolahan
Teknik sebagaimana dimaksud pada ayat individual, semi komunal dan komunal di
(2) dilakukan melalui koordinasi kawasan pembangunan baru, kawasan
instansional dan masyarakat serta dunia perbaikan lingkungan, kawasan
usaha. pemugaran dan kawasan peremajaan.

Untuk pengelolaan air limbah domestik di (2) Pengolahan air limbah sebagaiman
wilayah atau kawasan permukiman dengan dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
kemampuan ekonomi terbatas merupakan ketentuan tentang Baku Mutu Air Limbah
tanggung jawab pemerintah melalui instansi Domestik dan mengacu pada Pedoman
yang ditunjuk bersama-sama dengan Umum tentang sistem pengolahan air
masyarakat, dinyatakan dalam pasal 9 sebagai limbah domestik.
berikut :

172
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

(3) Air Limbah yang akan dibuang ke saluran (2) Instansi yang bertanggung jawab dalam
umum kota wajib memenuhi ketentuan bidang industri dan perdagangan
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik . bersama asosiasi perusahaan sejenis
melakukan program pembinaan bagi
(4) Penerapan sistem pengolahan air limbah sektor jasa konstruksi bidang instalasi
mengacu pada Pedoman Umum Tentang pengolahan air limbah domestik.
Sistem Pengolahan Air Limbah
sebagaimana tercantum pada Gambar (3) Instalasi pengolahan air limbah domestik
2.1. (Lampiran IV Pergub DKI Jakarta yang ditawarkan pemegang merk kepada
No.122 Th. 2005). masyarakat harus memiliki sertifikat yang
menyatakan tingkat kemampuan instalasi
Di dalam Pergub DKI Jakarta No. 122 TH. 2005, memenuhi baku mutu air limbah domestik.
pada hakekatnya di dalam melakukan (4) Pernyataan tingkat kemampuan instalasi
pengolahan air limbah domestik tidak sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
mengharuskan menggunakan salah satu diterbitkan oleh lembaga yang berwenang
teknologi tertentu, yang menjadi acuan adalah melakukan sertifikasi.
kualitas air olahan harus memenuhi baku mutu
seperti yang telah ditetapkan.(Tabel1). Pasal 13
Panduan teknis pengolahan air limbah di
dalam Lampiran PERGUB DKI Jakarta Nomor (1) Instansi yang berwenang dalam perizinan
122 Tahun 2005 dimaksudkan sebagai panduan bangunan, melakukan pengawasan
bagi masyarakat yang akan membangun konstruksi instalasi pengolahan air limbah
instalasi pengolahan air limbah domestik. Di domestik yang dibangun ditempat.
dalam panduan teknis tersebut menjelaskan
beberapa jenis teknologi yang banyak digunakan (2) Instansi yang bertanggung jawab dalam
untuk pengolahan air limbah domestik serta pengelolaan lingkungan hidup melakukan
kriteria perencanaan dan kriteria operasional pengawasan kualitas hasil pengolahan air
agar didapatkan hasil pengolahan air limbah limbah domestik.
domestik yang baik.
(3) Walikota dan Bupati melaksanakan tugas
Tabel 1 : Baku Mutu Limbah Cair Domestik Di pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur peraturan ini di wilayah masing-masing;
Provinsi DKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005

INDIVIDUAL 2.7 Hak, Kewajiban Dan Peran Serta


PARAMETER SATUAN / RUMAH KOMUNAL Masyarakat
TANGGA
pH - 6-9 6-9
Hak Masyarakat :
KMnO4 Mg / L 85 85
TSS Mg / L 50 50 Pasal 14
Amoniak Mg / L 10 10
Dalam Kegiatan pengelolaan air limbah domestik
Minyak & Mg / L 10 20 masyarakat berhak :
Lemak (1) Berperan serta dalam proses perencanaan
Senyawa Biru Mg / L 2 2 pengelolaan air limbah perpipaan, komunal
Metilen dan semi komunal.
(2) Memperoleh informasi tentang kebijakan
COD Mg / L 100 80
dan rencana pengembangan pengelolaan
BOD Mg / L 75 50 air limbah domestik.
(3) Melaksanakan kegiatan usaha dalam
2.6 Pembinaan Dan Pengawasan kegiatan jasa konstruksi dengan mengikuti
/ mematuhi peraturan perundangan yang
Pasal 12 berlaku.

(1) Instansi yang bertanggung jawab dalam Kewajiban Masyarakat :


bidang pengelolaan lingkungan hidup
melaksanakan koordinasi instansional Pasal 15
pengelolaan air limbah yang menjadi
kewajiban pemerintah. Dalam Kegiatan pengelolaan air limbah domestik
masyarakat wajib :

173
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

(1) Berperan serta dalam pembangunan limbah organik sebesar 40 gram BOD per orang
instalasi pengelolaan air limbah domestik. per hari, yakni dari limbah toilet 13 gram per
(2) Menaati rencana sanitasi lingkungan yang orang per hari dan dari limbah non toilet sebesar
telah ditetapkan. 27 gram BOD per orang per hari. Jika hanya air
limbah toilet yang diolah dengan sistem tangki
Peran Serta Masyarakat : septik dengan efisiensi pengolahan 65 %, maka
hanya 22,5 % dari total beban polutan organik
Pasal 16 yang dapat dihilangkan, sisanya 77,5 % masih
terbuang keluar. Hal ini secara umum dapat
Peran Serta Masyarakat dalam proses diterangkan seperti pada Gambar 2. Untuk
pelaksanan kebijakan pengelolaan air limbah mengatasi masalah air limbah rumah tangga,
domestik meliputi : salah satu cara adalah dengan merubah sistem
pembuangan air limbah yang lama, yakni
(1) Pemberian masukan dalam rangka dengan cara seluruh air limbah rumah tangga
penyusunan kebijakan Sanitasi baik air limbah toilet maupun air limbah non toilet
Lingkungan Kawasan Tertentu. diolah dengan unit pengolahan air limbah di
(2) Pemberian informasi tentang tempat (on site treatment), selanjutnya air
pengidentifikasikan berbagai potensi dan olahannya dibuang ke saluran umum. Jika
masalah pembangunan, termasuk bantuan efisiensi pengolahan “On site treatment “ rata-
untuk memperjelas hak atas ruang di rata 90 %, maka hanya tinggal 10 % dari total
wilayah dan termasuk pula pelaksanaan beban polutan yang masih terbuang keluar.
tata ruang kawasan. Sistem pembuangan air limbah dengan sistem
(3) Bantuan untuk pengembangan sanitasi “on site treatmet ”secara sederhana ditunjukkan
lingkungan permukiman. seperti pada Gambar 3.
(4) Pemberian informasi, saran, pertimbangan Salah satu teknologi pengolahan air
atau pendapat dalam penyusunan limbah rumah tangga dengan sistem “ On Site
Rencana sanitasi Lingkungan. Treatment “ adalah dengan menggunakan
(5) Pengajuan keberatan terhadap rancangan proses kombinasi biofilter anaerob dan
Rencana Sanitasi Lingkungan. aerob. Sistem ini dapat diaplikasikan untuk tiap-
(6) Kerjasama dalam penelitian dan tiap rumah tangga maupun semi komunal yakni
pengembangan kebijakan sanitasi beberapa rumah menggunakan satu unit alat
lingkungan. pengolahan air limbah.
(7) Lingkungan masyarakat rumah tangga
wajib mendorong terciptanya kondisi
lingkungan yang sehat dari pencemaran
air limbah domestik.

2.8 Sanksi Administrasi

Pasal 17 :
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan yang
diatur dalam peraturan ini dikenakan
sanksi administrasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Gambar 2 : Efisiensi pembuangan air limbah
(2) Sanksi administrasi sebagaimana rumah tangga dengan sistem On Site Treatment
dimaksud dalam ayat (1) bagi kegiatan sederhana.
yang berbentuk badan usaha adalah
berupa pencabutan ijin usaha dan/atau
kegiatan.

(3) Sanksi administrasi sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) bagi kegiatan
rumah tinggal adalah berupa penyegelan
bangunan.

3. SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH


DOMESTIK INDIVIDUAL
Gambar 3 : Efisiensi pengolahan air limbah
Berdasarkan survey di Jakarta tahun rumah tangga secara “On Site Treatment “.
1989, tiap orang rata-rata mengeluarkan beban

174
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

3.1. Proses Pengolahan Air Limbah  Tahan terhadap perubahan beban


Domestik Dengan Sistem Biofilter pengolahan secara mendadak.
Anaerob-Aerob Tipe Biotreat-10
3.1.2 Kriteria Perencanaan
Unit IPAL Biotreat-10 merupakan unit
instalasi pengolahan air limbah domestik PARAMETER :
individual dalam bentuk yang kompak. Seluruh Debit Air limbah : 250 liter/org.hari
air limbah domestik baik air limbah toilet maupun per kapita
air limbah non toilet dialirkan ke unit IPAL melalui BOD Inlet : 250 mg/l
lubang pemasukan (inlet) masuk ke bak
BOD Outlet : 50 mg/l
pengendapan atau bak pengurai awal. Air
limpasan dari bak pengurai awal. Air limpasan Efisiensi : 80 %
Penurunan BOD
dari bak pengendapan awal air dialirkan ke zona
anaerob. Zona anaerob tersebut terdiri dari Waktu tinggal air : 1 – 3 hari.
limbah di dalam Minimal 1 hari untuk proses
ruangan yang diisi dengan media dari bahan
reaktor Aerobik atau kombinasi
plastik sarang tawon untuk pembiakan mikroba.
Anaerobik-Aerobik.
Pada zona anaerob air limbah mengalir dengan
Jenis air limbah : Toilet, kamar mandi, air
arah aliran dari atas ke bawah. Selanjutnya air
yang diolah bekas cuci, dapur, wastafel
limpasan dari zona anaerob mengalir ke zona dll.
aerob melalui lubang (weir).
Proses Aerobik : menurunkan polutan organik
Di dalam zona aerob tersebut air limbah atau Kombinasi (BOD, COD) dan Padatan
dialirkan ke unggun media plastik sarang tawon Proses Tersuspensi (SS), amoniak,
sambil dihembus dengan udara. Air limbah dari Anaerobik- sulfida, deterjen dll.
zona aerob masuk ke bak pengendapan akhir Aerobik
melalui saluran yang ada di bagian bawah. Kendala : Sistem ini memerlukan luas
Air limbah yang ada di dalam bak area tertentu sehingga tidak
pengendapan akhir tersebut sebagian sesuai untuk kawasan
disirkulasikan ke zona anaerob, sedangkan air dengan kepadatan
limpasan dari bak pengendapan akhir tersebut penduduk tinggi .
merupakan air hasil olahan dan keluar melalui
lubang pengeluaran. Selanjutnya air limpasan
dari bak kontaktor dibuang ke saluran umum.
Setelah proses berjalan selama dua
sampai empat minggu pada permukaan media
sarang tawon akan tumbuh lapisan mikro-
organisme, yang akan menguaraikan senyawa
polutan yang ada dalam air limbah. Diagram
proses IPAL dengan sistem biofilter anaerob-
aerob Tipe Biotreat-10 dapat dilihat seperti pada
Gambar 4.

3.1.1 Keunggulan

Beberapa keunggulan proses


pengolahan air limbah domestik dengan sistem Satuan : Cm
kombinasi proses biofilter Anaerob-Aerob Tipe
Biotreat-10 antara lain yakni :
 Efisiensi penghilangan BOD, COD dan
padatan tersuspensi (SS) cukup tinggi, yakni
lebih dari 90 %.
 Pengelolaannya sangat mudah.
 Biaya operasinya rendah.
 Dibandingkan dengan proses lumpur aktif,
Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit.
 Suplai udara untuk aerasi relatif kecil, untuk
kapasitas 8-10 orang hanya membutuhkan Gambar 4: Biofilter Untuk Air Limbah Domestik
listrik 40 watt. Biofilter Anaerob-Aerob Tipe Biotreat-10.
 Dapat digunakan untuk air limbah dengan Kapasitas 8 -10 Orang.
beban BOD yang cukup besar.

175
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

SPESIFIKASI ALAT :

Jumlah Orang : 10 orang


Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah (Maksimum) : 2500 liter/hari
Beban BOD : 0,625 kg BOD
per hari
BOD Inlet : 250 mg/l HASIL UJI COBA
BOD Outlet : 25 mg/l
Hasil Uji Coba Pengolahan Air Limbah Rumah
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Tangga Individual dengan sistem Biofilter
Anaerob-Aerob :
Dimensi : Penghilangan BOD : 84,7 - 91 %
Panjang Efektif : 180 cm Penghilangan COD : 79,6 - 95,3 %
Penghilangan SS : 94,1 - 95 %
Lebar Efektif : 100 cm Penghilangan Ammonia (NH4-N) : 89,3 - 89,8 %
Kedalaman efektif : 140 cm Penghilangan Deterjen (Mbas) : 83 - 87 %
Tinggi Ruang Bebas : 20 cm Penghilangan Phospat (PO4) : 44,4 - 47,3 %
Volume Efektif : 2,52 m3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa
Waktu Tinggal rata-rata : 24 Jam pengolagan air limbah domestik dengan proses
Diameter Inlet / Outlet :4“ biofilter anaerob-aerob secara individual dapat
Volume Media Biofilter : 0,81 m3 memenuhi standar baku mutu sesuai dengan
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 122
Tipe media : Media plastik
tentang Pengelolaan air Limbah Domestik.
sarang tawon, Bioball.

Blower : DAFTAR PUSTAKA


Kapasitas : 40 lt/menit
Daya Listrik : 40 watt  -----, “ Gesuidou Shissetsu Sekkei Shisin to
Kaisetsu “, Nihon Gesuidou Kyoukai, 1984.
Bahan : Fiberglass
 -----, “Pekerjaan Penentuan Standard
(FRP)
Kualitas Air Limbah Yang Boleh Masuk Ke
Media Biofilter : Dalam Sistem Sewerage PD PAL JAYA”,
Dwikarasa Envacotama-PD PAL JAYA,
1995.
Material : PVC sheet
 Abel. P.D. 1989. "Water Pollution Biology",
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Ellis Horwood Limited, Chichester, West
Luas Kontak Spsesifik : 200 – 226 Sussex, England.
m2/m3  APHA (American Public Healt Association)
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm 1985. "Standard Methods for the
Warna : bening Examination of Water and Waste Water".
transparan. Washington, D.C.1462 p.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3  Fair, Gordon Maskew et.al., " Eements Of
Porositas Rongga : 0,98 Water Supply And Waste Water Disposal”,
John Willey And Sons Inc., 1971.
3.1.3 Pemasangan IPAL  Gabriel Bitton. 1994. "Wastewater
Microbiology", A John Wiley & Sons, INC.,
 Air limbah toilet dialirkan langsung ke New York.
IPAL.  Gouda T., “ Suisitsu Kougaku - Ouyouben”,
 Air limbah non toilet dialirkan ke bak Maruzen kabushiki Kaisha, Tokyo, 1979.
kontrol, selanjutnya dilairkan ke IPAL.  HikamI, Sumiko., “Shinseki rosohou ni yoru
 Lubang outlet IPAL harus berada di atas mizu shouri gijutsu (Water Treatment with
saluran penerima. Submerged Filter)”, Kougyou Yousui No.411,
12,1992.
 JICA, The Studi On Urban Drainage and
Wastewater Disposal Project in The City of
Jakarta, Jica, 1990.

176
Nusa Idaman Said : Pengelolaan Air Limbah Domestik Di DKI Jakarta JAI Vol. 2 , No.2 2006

 KPPL, Informasi Kualitas Lingkungan DKI  Said, N.I., “Sistem Pengolahan Air Limbah
Jakarta Tahun 1996, KPPL DKI Jakrta, 1997. Rumah Tangga Skala Individual Tangki
 Metcalf And Eddy, " Waste Water Septik Filter Up Flow”, Majalah Analisis
Engineering”, Mc Graw Hill 1978. Sistem Nomor 3, Tahun II, 1995.
 Nusa Idaman, Teknologi Pengolahan Air  Sueishi T., Sumitomo H., Yamada K., dan
Limbah Dengan Proses Biofilm Tercelup, Wada Y., “ Eisei Kougaku “ (Sanitary
JTL, DTL, BPPT, 2000. Engineering), Kajima Shuppan Kai, Tokyo,
 Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus 1987.
Ibukota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005  Viessman W, Jr., Hamer M.J., “ Water
Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik Supply And Polution Control “, Harper &
Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Row, New York,1985.

Gambar 1: Rencana pengembangan zona pengelolaan air limbah domistik di wilayah DKI Jakarta.

177

You might also like