You are on page 1of 10

Kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas… (Suwaidah IS; dkk)

KAJIAN CEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL DARI KEMASAN KERTAS BEKAS KE DALAM
MAKANAN GORENGAN
(THE STUDY OF LEAD LEACHED FROM WASTE PAPER PACKAGING INTO FRIED FOODS)
1 2 2
Iis Siti Suwaidah , Nana Sutisna Achyadi , dan Wisnu Cahyadi

1Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan, Badan POM, Bandung


2Pascasarjana Teknologi Pangan, Universitas Pasundan, Bandung
E-mail: isuwaidah@yahoo.com

Diterima: 25-08-2014 Direvisi: 26-11-2014 Disetujui: 03-12-2014

ABSTRACT
The function of packaging is to protect food from contamination that can disrupt, harm and endanger human
health. Packaging material could contain dagerous substances such as lead, that could migrate into the food,
and consumed by human. Migration test is intended to ensure food safety by controlling the migration rate of
unwanted compounds from the packaging into the food. The purposes of the study were to determine lead
metal content migrated from packaging made of waste paper into fried foods and to define the model of
migrating reaction and and the rate of release. The method of the study were kinetics reaction method using
Arrhenius equation and lead analysis method using Atomic Absorption Spectrophotometer. The results showed
that there was a number of metallic lead migrated from simulation packaging paper into the simulation fried
foods. Increasing temperature and storage time, correspond to the lead levels leached from the packaging
increased and showed a linear relationship between storage time and the release. The realising rate of lead
agree with first order of kinetics reaction, the plot of the number of lead released toward time produced a
-3
straight-line. The constant (K) of lead releasing rate in average was 4.97 x 10 ppm / min with an activation
-1 -1
energy (Ea) of 3775.3 cal mol K .

Keywords: lead, used paper packaging, fried foods

ABSTRAK
Fungsi pengemasan pada makanan antara lain untuk melindungi makanan dari kontaminasi yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Bahan pengemas dapat mengandung
senyawa berbahaya seperti logam berat timbal yang dapat mencemari makanan, dan dikonsumsi oleh
manusia. Uji cemaran ditujukan untuk memastikan keamanan makanan dengan cara mengontrol laju masuk
senyawa yang tidak dikehendaki dari kemasan ke dalam makanan. Tujuan penelitian adalah untuk
menentukan kadar logam timbal yang terikut dari kemasan kertas bekas ke dalam makanan gorengan serta
menentukan model reaksi pelepasan dan laju pelepasan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
metode kinetika reaksi melalui persamaan Arrhenius dan metoda analisis penentuan timbal menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sejumlah logam timbal yang
terlepas atau berpindah dari kemasan kertas simulasi ke dalam makanan gorengan simulasi. Dengan
bertambahnya suhu dan waktu penyimpanan, kadar timbal yang terlepas semakin meningkat dan menunjukkan
adanya hubungan yang linier antara waktu penyimpanan dengan pelepasan. Laju pelepasan timbal mengikuti
kinetika reaksi orde satu, plot antara jumlah pelepasan timbal terhadap waktu penyimpanan diperoleh garis
-3
lurus. Konstanta laju pelepasan timbal (K) rerata sebesar 4,97 x 10 ppm/menit dengan energi aktivasi (Ea)
-1 -1
sebesar 3775,3 kal mol K . [Penel Gizi Makan 2014, 37(2): 145-154]

Kata kunci: timbal, kemasan kertas bekas, makanan gorengan

145
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 145-154

D
PENDAHULUAN menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Unsur
perusak bahan pangan bisa berasal dari luar
alam Undang-Undang Nomor 18 Tahun
bahan diantaranya penggunaan kemasan
2012 tentang Pangan dinyatakan 5
pangan yang tidak aman .
bahwa kemasan pangan adalah bahan
Secara garis besar, interaksi produk
yang digunakan untuk mewadahi
pangan dengan kemasannya meliputi
dan/atau membungkus pangan, baik yang
perpindahan komponen kemasan ke dalam
bersentuhan langsung dengan pangan 7
pangan . Perpindahan senyawa-senyawa
maupun tidak. Pada Bab VII bagian keenam
kimia dari bahan kemasan dapat memberikan
Standar Kemasan Pangan pasal 83,
dampak terhadap keamanan dan kualitas
dinyatakan bahwa setiap orang yang 8
makanan . Interaksi antara kemasan dengan
melakukan produksi pangan untuk diedarkan
pangan yang dikemas menimbulkan
dilarang menggunakan bahan apapun sebagai
kekhawatiran adanya kemungkinan pengaruh
kemasan pangan yang dinyatakan terlarang
kesehatan dalam jangka panjang bagi
dan atau yang dapat melepaskan cemaran
seseorang yang mengonsumsi zat-zat kimia
yang merugikan atau membahayakan 8
tersebut .
kesehatan manusia, dan wajib melakukan
Berbagai jenis bahan yang digunakan
pengemasan pangan secara benar untuk
untuk keperluan kemasan antara lain: bahan-
menghindari terjadinya pencemaran terhadap 3
1 bahan dari logam, kayu, gelas dan kertas .
pangan .
Kertas sering digunakan sebagai kemasan
Pengemasan adalah suatu proses
primer, merupakan kemasan yang paling
pembungkusan, pewadahan atau pengepakan
murah dan mudah didapatkan, biasanya
suatu produk dengan menggunakan bahan
digunakan untuk produk pangan yang
tertentu sehingga produk yang ada
berbentuk padat dan langsung konsumsi.
didalamnya bisa terlindungi, sedangkan
Kertas mudah rusak terutama bila kontak
kemasan produk adalah bagian pembungkus
2 dengan minyak atau air sehingga tidak
dari suatu produk yang ada didalamnya.
digunakan untuk produk pangan yang
Pengemasan juga merupakan suatu cara atau
berminyak atau cairan. Di Indonesia, masih
perlakuan pengamanan terhadap makanan
banyak digunakan kemasan kertas yang
atau bahan pangan, agar makanan atau
berasal dari kertas bekas untuk membungkus
bahan pangan yang belum diolah maupun
gorengan, dengan alasan pemanfaatan kertas
yang telah mengalami pengolahan dapat
bekas dan harga yang lebih murah bila
sampai ke tangan konsumen dengan selamat
3 dibandingkan dengan kertas yang masih
secara kuantitas maupun kualitas . 6
bersih/baru . Fakta di masyarakat
Fungsi pengemasan diantaranya adalah
menunjukkan bahwa kertas paling banyak
untuk mengatur interaksi antara bahan pangan
digunakan untuk membungkus aneka ragam
dengan lingkungan sekitar, sehingga
makanan gorengan atau makanan jajanan.
menguntungkan bagi bahan pangan, dan
Makanan gorengan merupakan salah
menguntungkan bagi manusia yang
satu bentuk makanan jajanan yang banyak
mengkonsumsi bahan pangan tersebut.
dikonsumsi. Makanan jajanan masih berisiko
Sedangkan tujuan pengemasan diantaranya
terhadap kesehatan. Penanganan makanan
adalah untuk menjaga dan menjamin tingkat
4 jajananan sering tidak higienis, serta
kesehatan bahan pangan . Bahan kemasan
penggunaan bahan kemasan kertas bekas
harus mempunyai syarat-syarat antara lain
sebagai kantung pembungkus terutama oleh
tidak toksik dan harus menjamin sanitasi dan
3 penjual di pinggiran jalan, sekolah, kantor dan
syarat-syarat kesehatan .
terminal, padahal makanan jajanan
Dalam sistem pengemasan selalu
memegang peranan yang cukup signifikan
terlibat tiga komponen utama, yaitu produk,
terhadap asupan energi dan gizi bagi anak-
kemasan serta lingkungan internal dan
anak usia sekolah. Hasil survei menunjukkan
eksternal dari produk yang dikemas. Ketiga
bahwa 36 persen kebutuhan energi anak
komponen tersebut saling berinteraksi, oleh
sekolah diperoleh dari pangan jajanan yang
karena itu pengemasan merupakan suatu cara 9
dikonsumsinya .
dalam memberikan kondisi sekeliling yang
Karena pemahaman dan pengetahuan
tepat bagi bahan pangan sehingga bahan
3 yang kurang dari para penjual, kertas bekas
pangan menjadi lebih awet . Interaksi antara
banyak digunakan sebagai pembungkus
pangan atau bahan pangan dengan
makanan dengan pertimbangan kepraktisan,
lingkungan dapat menimbulkan dampak yang
4 kemudahan memperoleh dan pertimbangan
merugikan bagi pangan tersebut . Faktor yang
ekonomis. Hal ini didukung pula oleh perilaku
merugikan tersebut merupakan unsur perusak
sebagian besar konsumen yang masih belum
bahan pangan sehingga bahan pangan

146
Kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas… (Suwaidah IS; dkk)

menyadari dan memahami dampak dari Tujuan penelitian ini adalah untuk
penggunaan kertas bekas sebagai kemasan menentukan kadar logam timbal yang terlepas
terhadap kesehatan. atau terikut dari kemasan kertas bekas ke
Bahaya yang ditimbulkan dari kertas dalam makanan gorengan serta menentukan
bekas adalah adanya kemungkinan model reaksi pelepasan dan laju
kontaminasi mikroorganisme yang sudah pelepasannya. Penentuan kadar logam timbal
berada pada kertas bekas, sehingga dapat ditentukan menggunakan metode
merusak produk pangan dan menimbulkan spektrofotometri serapan atom.
penyakit. Bahaya lain adalah bila kertas yang
digunakan mengandung tinta (kertas bekas METODE
berupa koran atau majalah), apalagi bila
Bahan yang digunakan adalah larutan
digunakan untuk membungkus produk pangan
standar timbal 1000 mg/L, standard refference
yang berminyak seperti makanan gorengan,
material (SRM) dari NIST; Pb(NO 3 ) 2 dalam
maka minyak yang panas dapat melarutkan
HNO 3 0,5 mol/L, asam nitrat p.a, asam sulfat
timbal sehingga timbal akan berpindah atau
pekat p.a, hidrogen peroksida p.a, air suling
terikut ke dalam produk pangan, dan
bebas mineral, kemasan kertas simulasi
dikonsumsi oleh konsumen. Paparan timbal
(kertas HVS cetak bertinta), kertas HVS polos
akan menimbulkan dampak yang berbahaya
6 tanpa tinta, tinta cetak, makanan gorengan
bagi kesehatan .
simulasi (tahu goreng) dan minyak goreng.
Timbal biasa digunakan dalam formulasi
Alat-alat yang digunakan: timbangan
cat dan mainan anak-anak. Selain itu timbal
analitik, inkubator, kompor gas, labu Kjeldahl,
juga digunakan di berbagai industri seperti
alat-alat penggorengan (wajan stainless steel,
industri baterai, paduan logam, sarung kabel,
pisau, susuk penggorengan, alat peniris
tinta cetak dan amunisi, zat warna/pigmen,
minyak), alat-alat gelas (labu ukur, corong
stabilisator pada plastik polivinil klorida,
10 saring, batang pengaduk, gelas ukur),
keramik dan gelas kristal . Timbal merupakan
spektrofotometer serapan atom, dan bahan-
zat xenobiotik yang asing bagi tubuh, dapat
bahan lain (pinset, spatel, termometer
menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
ruangan, indikator pH universal, kertas saring
Efek toksik timbal terutama terjadi pada
whatman).
jaringan otak dan sistem saraf ousat. Akibat
dari keracunan timbal adalah terjadinya
HASIL
gangguan sistem saraf pusat, saluran cerna
11
dan dapat timbul anemia . Penentuan suhu dan waktu kontak
Permasalahan yang timbul adalah ditujukan untuk mengetahui kisaran suhu
sejauhmana bahan-bahan tinta dari makanan gorengan setelah diangkat dan
penggunaan kantung pembungkus makanan ditiriskan dari penggorengan, waktu kontak
yang berasal dari kertas bekas tersebut yaitu waktu yang diperkirakan untuk kontak
berpindah atau terikut ke dalam makanan makanan gorengan dengan kertas kemasan
yang dikemas, apalagi jika makanan tersebut sebelum dikonsumsi sesuai dengan kenyataan
diolah menggunakan panas dan minyak, yang sering dilakukan konsumen. Penentuan
karena adanya panas dapat mempercepat suhu kontak dan waktu kontak ditentukan
berpindahnya komponen tinta ke dalam dengan melakukan rancangan penelitian
makanan yang dikemas tersebut. seperti pada Tabel 1.

Tabel 1
Hasil Pengamatan Suhu dan Waktu Kontak
dengan Makanan Gorengan
o
Kondisi Sampel Suhu Sampel ( C) Rata-rata Suhu ( C)
O

1 2 3 4 5 6
Panas (10 menit)* 65 67 65 63 67 66 65,5 + 1,58
Hangat (2 jam)* 45 43 44 45 46 45 44,7 + 1,08
Suhu ruang (5 jam)* 25 26 25 25 25 26 25,3 + 0,54
Keterangan : * waktu setelah diangkat dan ditiriskan dari penggorengan

147
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 145-154

Dari hasil pengamatan pada Tabel 1, kuantitasi, uji presisi (ripitabilitas metode)
maka untuk penelitian ini suhu kontak yang serta uji akurasi (persentase perolehan
14
digunakan adalah suhu kamar (suhu ruangan kembali) . Hasil verifikasi metoda analisis dan
0 14
25 C), untuk kondisi hangat dgunakan suhu syarat keberterimaan dapat dilihat pada
0
sekitar 45 C dan untuk kondisi panas Tabel 2.
0
digunakan suhu sekitar 65 C dengan waktu Pengujian kandungan timbal dalam
kontak makanan gorengan dengan kemasan bahan-bahan yang digunakan dalam
dimulai dari 0,5 jam sampai 5 jam. penelitian dilakukan terhadap sampel
Penetapan kadar timbal dilakukan makanan gorengan (tahu goreng) yang
secara spektrofotometer serapan atom atau merupakan sampel simulasi, minyak goreng
AAS (atomic absorption spectrophotometer) digunakan untuk menggoreng sampel
pada panjang gelombang 217,0 nm setelah simulasi, kertas HVS polos dan tinta cetak
13
sampel didestruksi secara destruksi basah . merupakan bahan untuk pembuatan kemasan
Verifikasi metode analisis merupakan kertas simulasi. Hasil analisis disajikan pada
proses evaluasi kecermatan dan Tabel 3.
keseksamaan yang dihasilkan oleh suatu Analisis kandungan timbal dalam bahan-
prosedur dengan nilai yang dapat diterima, bahan tersebut digunakan untuk mengetahui
memastikan bahwa suatu prosedur tertulis seberapa besar kadar timbal yang terkandung
memiliki detail yang cukup jelas sehingga dalam bahan penelitian. Kadar timbal dalam
dapat dilaksanakan oleh analis atau kertas kemasan simulasi digunakan untuk
laboratorium yang berbeda dengan hasil yang menghitung nilai kadar awal (C 0 ) timbal dari
sebanding, juga untuk memperoleh hasil uji kemasan. Nilai C 0 kemasan digunakan
yang dapat dipercaya, menunjukkan sebagai dasar untuk menghitung seberapa
14
kesesuaian dengan tujuan analisis . besar kadar timbal yang berpindah atau
Verifikasi unjuk kerja alat AAS dan terlepas dari kertas kemasan ke dalam
metode analisis bertujuan untuk menguji dan makanan gorengan jika terjadi pelepasan,
mengetahui keandalan alat dan metode selain itu digunakan untuk menghitung
analisis penetapan kadar timbal sebelum persentase pelepasan dari kertas kemasan ke
dilakukan penelitian. Parameter kinerja dalam makanan gorengan dan untuk
metode analisis yang diverifikasi meliputi : uji menghitung nilai K (konstanta laju
12
linearitas, uji batas deteksi dan batas pelepasan) .

Tabel 2
Hasil Analisis Unjuk Kerja Alat Spektrofotometer Serapan Atom
dan Unjuk Kerja Metoda Analisis

Parameter Uji Hasil Uji Keberterimaan


Linearitas (r) 0,99 ∞1
Batas deteksi 0,0003 ug/mL
Batas kuantitasi 0,001 ug/mL
Ripitabilitas/keterulangan SD = 1,86 ≤ 5,3
Presisi/ketepatan SD = 1,37 ≤2
Akurasi / persen perolehan kembali 99,94 % 90 – 107 %

Tabel 3
Hasil Analisis Kandungan Timbal dalam Bahan Penelitian
Jenis Bahan Kadar Timbal
Minyak goreng 0,092 ug/mL
Sampel makanan gorengan 1,854 ug/g
Kertas HVS polos 6,013 ug/g
Tinta cetak 2,012 ug/mL
Kemasan kertas simulasi 10,466 ug/g

148
Kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas… (Suwaidah IS; dkk)

Analisis kandungan timbal dalam bahan- permukaan yang rata (tidak ada lekuk atau
bahan tersebut digunakan untuk mengetahui benjolan-benjolan pada permukaan sampel)
seberapa besar kadar timbal yang terkandung dan diharapkan mempunyai permukaan yang
dalam bahan penelitian. Kadar timbal dalam luasnya lebih kurang sama. Pemilihan bentuk
kertas kemasan simulasi digunakan untuk ini berdasarkan pertimbangan bahwa bentuk
menghitung nilai kadar awal (C 0 ) timbal dari kotak dengan permukaan yang rata dalam
kemasan. Nilai C 0 kemasan digunakan penyiapannya lebih mudah, cepat, praktis dan
sebagai dasar untuk menghitung seberapa kontak dengan kemasan lebih merata ke
besar kadar timbal yang berpindah atau seluruh permukaan sampel.
terlepas dari kertas kemasan ke dalam Pada tahap ini dilakukan pengukuran
makanan gorengan jika terjadi pelepasan, migrasi timbal dari kemasan kertas simulasi ke
selain itu digunakan untuk menghitung dalam makanan gorengan simulasi pada
persentase pelepasan dari kertas kemasan ke kondisi suhu dan waktu penyimpanan sesuai
dalam makanan gorengan dan untuk penelitian pendahuluan (waktu kontak 1-5 jam
0 0
menghitung nilai K (konstanta laju dengan tiga suhu penyimpanan 25 C, 45 C
12 0
pelepasan) . dan 63 C). Untuk masing-masing kondisi
Pembuatan model simulasi ini bertujuan dilakukan 3 kali ulangan sampel (Tabel 4).
untuk menyeragamkan bentuk kemasan dan Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
sampel makanan gorengan sehingga dengan bertambahnya waktu dan suhu
diharapkan diperoleh hasil yang lebih penyimpanan terjadi peningkatan pola
kuantitatif karena spesifikasi (jenis, komposisi pelepasan timbal dari kertas kemasan simulasi
bahan, berat sampel dan ketebalan lebih ke dalam makanan gorengan simulasi, hal ini
kurang sama). Dengan penyeragaman bentuk terlihat dari kadar timbal yang terlepas dan
dan ukuran diharapkan pelaksanaan analisis persentase pelepasan timbal yang meningkat
menjadi lebih mudah, hasil lebih kuantitatif dan seiring dengan bertambahnya waktu dan suhu
mempermudah perhitungan dalam penyimpanan.
pengolahan data. Simulasi kemasan kertas Pada tahap ini dilakukan analisis data
dibuat menggunakan kertas HVS bertinta untuk penentuan: orde reaksi, energi aktivasi
11
dengan besar tulisan, jenis huruf dan ukuran (Ea) dan nilai K (konstanta laju pelepasan) .
yang dibuat seragam. Ukuran kemasan dibuat Orde reaksi ditentukan dengan metoda
berukuran lebih kurang panjang 6 cm, lebar grafik dari plot kurva waktu penyimpanan
6cm dan bertutup. Simulasi makanan terhadap nilai kadar atau ln pelepasan timbal
gorengan dibuat makanan gorengan jenis tahu pada masing-masing suhu. Hasil plotting
goreng berbentuk segi empat dengan ukuran disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 1 (suhu
0 0
panjang × lebar, lebih kurang 2,5 × 2,5 cm 25 C), Gambar 2 (suhu 43 C) dan Gambar 3
0
dan tebal lebih kurang 0,75 cm dengan (suhu 63 C).

Tabel 4
Hasil Analisis Kandungan Timbal yang Terlepas
pada Waktu dan Suhu Penyimpanan yang Berbeda
o o o
Suhu 25 C Suhu 43 C Suhu 63 C
Waktu
Kadar Pb % Kadar Pb % Kadar Pb %
(jam)
(ug/g) Pelepasan (ug/g) Pelepasan (ug/g) Pelepasan
1 0,071 0,68 0,109 1,04 0,129 1,23
2 0,084 0,80 0,135 1,29 0,261 2,50
3 0,117 1,12 0,185 1,71 0,364 3,48
4 0,129 1,24 0,237 2,27 0,590 5,64
5 0,153 1,46 0,258 2,47 0,710 6,79

149
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 145-154

Tabel 5
Hasil Pengamatan Persentase Pelepasan dan ln Pelepasan Timbal pada Waktu
dan Suhu Penyimpanan yang Berbeda
o o o
Suhu 25 C Suhu 43 C Suhu 63 C
Waktu
% Pelepasan ln % ln % ln
(jam)
Pelepasan Pelepasan Pelepasan Pelepasan Pelepasan
1 0,68 - 0,39 1,04 0,04 0,13 0,21
2 0,80 - 0,22 1,29 0,26 0,26 0,92
3 1,12 0,11 1,77 0,57 0.36 1,25
4 1,24 0,21 2.27 0,82 0,59 1,73
5 1,46 0,38 2,47 0,90 0,71 1,91
y = 0,197x – 0,573 y = 0,228x – 0,166 y = 0,421x – 0,059
r = 0,99 r = 0,98 r = 0,98

Kurva waktu terhadap ln pelepasan pada suhu 250C

0,6
0,4 y = 0,197x - 0,573
r = 0,99
ln Pelepasan

0,2

0
-0,2 0 1 2 3 4 5 6

-0,4
-0,6
Waktu (jam)

Gambar 1
Kurva Regresi Linier Hubungan Waktu dengan ln Pelepasan Timbal
0
pada Suhu 25 C

Kurva waktu terhadap ln pelepasan pada suhu 430 C

1,2
1
y = 0,228x - 0,166
ln Pelepasan

0,8 r = 0,98
0,6
0,4
0,2
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (jam)

Gambar 2
Kurva Regresi Linier Hubungan Waktu dengan ln pelepasan Timbal
0
pada Suhu 43 C

0
Kurva waktu terhadap ln pelepasan pada suhu 63 C

2,5

2 y = 0,421x - 0,059
ln Pelepasan

r = 0,98
1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (jam)

Gambar 3
Kurva Regresi Linier Hubungan Waktu dengan ln Pelepasan Timbal
0
pada Suhu 63 C

150
Kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas… (Suwaidah IS; dkk)

Dari hasil plotting ketiga suhu analisis Tabel 6 dan Gambar 4. Dari hasil perhitungan
dapat dilihat bahwa laju pelepasan timbal dari pada Tabel 6 dan kemiringan dari persamaan
kemasan kertas simulasi ke dalam makanan garis pada Gambar 4 diperoleh nilai energi
-1 -1
gorengan simulasi mengikuti kecepatan reaksi aktivasi (Ea) sebesar 3775,3 kal mol K = 3,8
-1 -1
orde satu, hal ini terlihat dari masing-masing Kkal mol K . Nilai energi aktivasi ini termasuk
plot kurva ln pelepasan terhadap waktu reaksi dengan golongan energi aktivasi rendah
-1 -1 12
penyimpanan diperoleh garis lurus. Dari ketiga (2-15 Kkal mol K ) .
plotting tersebut diperoleh nilai r = 0,98 dan Untuk menentukan nilai K (konstanta
0,99 (nilai r mendekati 1) yang berarti dapat laju pelepasan) digunakan metode ASLT.
dinyatakan bahwa adanya hubungan yang Metode ASLT menggunakan suatu kondisi
linier antara waktu penyimpanan dengan ln lingkungan yang dapat mempercepat
pelepasan timbal. Nilai energi aktivasi (Ea) (accelerated) reaksi deteriorasi (penurunan
diperoleh dari perhitungan menggunakan usable quality) produk pangan. Metode ini
11
persamaan Arrhenius : dilakukan dengan mempercepat proses atau
-Ea/RT
k=Ae reaksi pertambahan pelepasan (persentase
ln k = - (Ea/R) (1/T) + ln A ; pelepasan kadar timbal) dengan menaikkan
setara dengan persamaan garis suhu kontak pada beberapa tingkat suhu yaitu
o o o
y = bx + a, 25 , 43 , 63 C dengan lama kontak sampai 5
nilai b merupakan slope/kemiringan jam. Nilai K (konstanta laju pelepasan)
garis = Ea/R. dihitung menggunakan persamaan yang
11
dikembangkan oleh Linsen :
Energi aktivasi (Ea) merupakan energi
- E/RT
minimum yang harus dimiliki oleh molekul- Mt = K C0 t. e
molekul pereaksi agar menghasilkan reaksi
Keterangan:
jika saling bertabrakan. Energi aktivasi
M t = massa logam berat timbal yang dilepaskan
merupakan selisih antara energi pereaksi dan (berpindahi) dari kemasan kertas ke dalam makanan
energi tertinggi dari keadaan teraktifkan dalam gorengan dalam waktu t,
proses tersebut. Kemiringan garis dari K= konstanta kompleks (laju reaksi pelepasan timbal),
C 0 =konsentrasi awal logam berat timbal dalam
persamaan garis waktu versus ln pelepasan
kemasan kertas simulasi,
dari masing-masing Gambar 1,2 dan 3 t=waktu (jam/hari/minggu/bulan),
merupakan nilai k (tetapan laju), nilai k ini e=tetapan (2,718). Ea=energi aktivasi (kal/mol atau
digunakan untuk perhitungan energi aktivasi J/mol),
R=konstanta gas (8,314 J/K/mol) dan T=suhu absolut
(Ea). Interpretasi Ea memberikan gambaran
(0K).
mengenai besarnya pengaruh temperatur
terhadap reaksi. Dari Tabel 7 diperoleh nilai rerata
Besarnya energi aktivasi (Ea) diperoleh konstanta laju pelepasan timbal K sebesar
dari plot kurva ln k terhadap suhu (1/T), pada 3
4,97 x 10 .

Tabel 6
Hubungan Konstanta Laju Pelepasan Timbal (K) dengan Suhu (1/T)
Suhu (1/T) K ln K - ln K
0,0034 0,197 - 1,625 1,625
0,0032 0,228 - 1,478 1,478
0,0030 0,421 - 0,865 0,865

Kurva Suhu 1/T terhadap - ln k

2
y = 1900x - 4,7573
1,5
r = 0,94
- ln k

0,5

0
0,0029 0,003 0,0031 0,0032 0,0033 0,0034 0,0035
Suhu (1/T)

Gambar 4
Kurva regresi linier hubungan antara konstanta laju pelepasan (k)
dengan suhu (1/T)

151
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 145-154

Tabel 7
Laju Pelepasan Timbal (C o = 10,664 ug/g) dari Kemasan Kertas Simulasi
ke dalam Makanan Gorengan Simulasi
pada Waktu Penyimpanan 5 Jam pada Suhu yang Berbeda

Suhu (K) (1/T) Kandungan timbal Konstanta Laju


yang terlepas Pelepasan (K)
(ug/g) (ppm/menit)
-3
0,0034 0,153 2,65 x 10
-3
0,0032 0,258 3,71 x 10
-3
0,0030 0,710 8,54 x 10
Ket: rerata konstanta laju pelepasan timbal K : 4,97 x 10-3 ppm/menit

BAHASAN jumlah timbal yang terlepas semakin


meningkat.
Dari hasil analisis kandungan timbal
Minyak merupakan medium penggoreng
pada Tabel 3 diperoleh kadar timbal dalam
bahan pangan yang berfungsi sebagai
kertas HVS sebesar 6,013 ug/g dan dalam
penghantar panas. Dengan adanya minyak
tinta cetak sebesar 2,012 ug/mL. Adanya
pada permukaan makanan gorengan, maka
timbal dalam kedua bahan tersebut
ketika makanan tersebut kontak dengan kertas
menunjukkan bahwa dalam proses pembuatan
kemasan, hal tersebut akan mempermudah
bahan-bahan tersebut digunakan logam berat
kelarutan tinta dan bersatunya komponen-
timbal.
komponen minyak yang berasal dari kertas
Potensi untuk mencemari makanan
kemasan dan makanan gorengan, apalagi
sebagian besar berasal dari penggunaan tinta
didukung dengan meningkatnya suhu dan
cetak yang menempel pada kertas kemasan
wakitu penyimpanan kelarutan tinta akan
karena logam timbal dalam kertas HVS
semakin besar. Hal ini terlihat dari
kemungkinan bergabung dengan komponen-
meningkatnya pola migrasi pelepasan timbal
komponen lain dalam bahan baku kertas yang
seiring dengan meningkatnya suhu dan waktu
akan sulit untuk melepas ikatannya,
penyimpanan.
sedangkan dalam tinta cetak yang hanya
Dari Gambar 1, 2 dan 3 diperoleh bahwa
menempel pada kertas kemasan akan sangat
masing-masing plot kurva ln pelepasan
mudah terlepas, apalagi didukung dengan
terhadap waktu penyimpanan, diperoleh kurva
adanya panas dan minyak yang akan
berbentuk garis lurus, dengan bertambahnya
langsung melarutkan tinta dan menempel
suhu dan waktu penyimpanan maka
pada makanan, sehingga tinta yang ada
pertambahan timbal yang terlepas terjadi
mudah mencemari makanan yang
secara eksponensial, terbukti dari adanya
dikemasnya.
peningkatan nilai slope/kemiringan garis (nilai
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
b) dan pengurangan nilai a (titik potong garis
dengan bertambahnya waktu dan suhu
atau intersept dari masing-masing persamaan
penyimpanan, terjadi peningkatan pola
garis yang diperoleh). Dari ketiga plotting
pelepasan timbal dari kemasan kertas ke
tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi r =
dalam makanan gorengan. Hal ini terlihat dari
0,98 dan 0,99 (niai r mendekati 1) yang berarti
kadar timbal yang terlepas dan persentase
dapat dinyatakan bahwa adanya hubungan
pelepasan timbal yang meningkat.
yang linier antara waktu penyimpanan dengan
Peningkatan pola pelepasan ini ada
ln pelepasan timbal sehingga laju pelepasan
hubungannya dengan sifat dari minyak
timbal dari kemasan kertas ke dalam makanan
(lemak) yang terkandung dalam makanan
gorengan mengikuti kecepatan reaksi orde
gorengan, yaitu sifat titik cair minyak. Titik cair
satu.
minyak ini didukung dengan adanya pengaruh
Dari hasil perhitungan pada Tabel 6 dan
panas (suhu penyimpanan) akan
grafik pada Gambar 4 diperoleh nilai koefisien
mempengaruhi tingkat kelarutan dari
15 korelasi r = 0,94 (mendekati 1) yang berarti
minyak . Tingkat kelarutan minyak akan
terdapat korelasi yang sempurna antara suhu
memperbesar kelarutan komponen-komponen
penyimpanan dengan nilai ln k pelepasannya.
dari tinta cetak yang menempel pada kemasan
Nilai energi aktivasi (Ea) pelepasan timbal
kertas dan memperbesar kontak dengan -1 -1 -1 -1
sebesar 3775,3 kal mol K =3,8 Kkal mol K .
makanan, hal ini dibuktikan dengan
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa laju reaksi
meningkatnya suhu penyimpanan diperoleh
pelepasan dipengaruhi oleh suhu, dengan

152
Kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas… (Suwaidah IS; dkk)

bertambahnya suhu, maka laju reaksi Program Pascasarjana Magister Teknologi


bertambah, sehingga konstanta laju pelepasan Pangan Universitas Pasundan Bandung yang
juga bertambah. Konstanta laju pelepasan (K) telah memberikan dukungan kepada penulis
timbal rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan
-3
4,97× 10 ppm/menit. Nilai K (konstanta laju dengan baik.
pelepasan) dan Ea (energi aktivasi) yang
diperoleh cukup rendah menunjukkan bahwa RUJUKAN
ikatan timbal dalam kertas kemasan terutama
1. Indonesia, Kementerian Hukum dan Hak
yang berasal dari tinta cetak bersifat tidak
Asasi Manusia. Undang-Undang Republik
stabil, logam mudah terlepas atau berpindah
Indonesia nomor 18 tentang pangan.
terutama dengan adanya kondisi panas
Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak
kelarutannya akan semakin mudah sehingga
Asasi Manusia, 2012.
timbal mudah menempel pada kertas
2. Agustina W. Teknologi pengemasan,
kemasan dan berpindah ke makanan yang
desain dan pelabelan kemasan produk
dikemasnya.
makanan. Juli 2011 [sitasi: 01 Juli 2014].
Dalam: http://wanwa03.wordpress.com/
KESIMPULAN
2011 /07/07
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan 3. Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
bahwa dengan bertambahnya waktu dan suhu Makanan. Tanya jawab tentang kemasan
penyimpanan semakin banyak logam timbal pangan. Jakarta: Direktorat Pengawasan
yang terlepas atau berpindah dari kemasan Produk dan Bahan Berbahaya, BPOM
kertas simulasi ke dalam makanan gorengan 2013.
simulasi. Laju pelepasan timbal dari kemasan 4. Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
kertas simulasi ke dalam makanan gorengan Makanan. Tinjauan umum tentang
simulasi mengikuti kecepatan reaksi orde satu keamanan kemasan pangan. Buletin Info
dengan nilai konstanta laju pelepasan (K) POM. 2010;11:6.
-3
timbal sebesar 4,97 x 10 ppm/menit dan 5. Faoji Y. Bahan kemasan pangan,
-1
energi aktivasi (Ea) sebesar 3775,3 kal mol amankah?. 26 Juni 2012 [sitasi: 12 Juli
0 -1 -1 0 -1
K = 3,78 Kkal mol K . Hal ini menunjukkan 2014]. Dalam: http://kesehatan.kompasi
bahwa penggunaan kertas bekas sebagai ana.com/medis/2012/ 06/26/ bahan-kema
kantung pembungkus makanan tidak aman san-makanan-amankah-472683.html
karena adanya unsur timbal yang dapat 6. Novianti K. Bahaya kemasan produk
terlepas atau terikut ke dalam makanan yang pangan. Oktober 2009 [sitasi: 12 Juli
dikemas. 2014]. Dalam: http://www.bbpp-lembang.
info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-perta
SARAN nian/110-bahaya-kemasaproduk-pangan.
7. Ladauda A. Pengaruh makanan jajanan
Penggunaan kemasan kertas bekas
terhadap perkembangan kognitif dan fisik
sebagai pembungkus makanan harus
siswa. Laporan Penelitian. Jakarta:
dihindari, apalagi makanan gorengan yang
Universitas Pelita Harapan, 2011.
mengandung unsur minyak. Konsumen harus
8. Riani TF, Hetty Restika Sari, dan Teddy
proaktif meningkatkan pengetahuan aspek
Tarudin. Pengaruh, proses interaksi dan
keamanan penggunaan kemasan untuk
terjadinya migrasi bahan pengemas
makanan. Produsen jajanan agar tidak
terhadap bahan pangan yang dikemasnya.
menggunakan kertas bekas sebagai
[sitasi: 12 Juli 2014]. Dalam
pengemas, dan mencari alternatif kemasan
http://ml.scribd.com/doc/132230870.
lain yang lebih aman.
9. Fitri CN. Faktor-faktor yang berhubungan
Perlu kerjasama antara instansi terkait
dengan kebiasaan konsumsi makanan
melalui berbagai media untuk meningkatkan
jajanan pada siswa Sekolah Dasar di SDN
kesadaran masyarakat tentang pentingnya
Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur
keamanan pangan dan mengubah perilaku
Tahun 2012. Skripsi. Jakarta: Universitas
produsen dan konsumen.
Indonesia, 2012.
10. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pengawasan keamanan pangan jajanan
Penulis menyampaikan terimakasih yang anak sekolah. Majalah Keamanan
sebesar-besarnya kepada jajaran Balai Besar Pangan. 2011;19:1-3.
Pengawas Obat dan Makanan di Bandung dan

153
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 145-154

11. Wallach MD. Interpretation of diagnostic dalam makanan, Jakarta: Badan


test, eight edition. Philadelphia: Lippincott Standardisasi Nasional, 1998.
Williams and Wilkins, 2007. 14. Association of Official Analytical Chemists
12. Cahyadi W. Kajian eksperimental (AOAC). Official methods of analysis of
pelepasan timbal dari bahan kemasan ke AOAC International: guidelines for
dalam makanan kemasan kaleng. Tesis. standard method performance
Bandung: Institut Teknologi Bandung, requirements In: Latimer GW, editor.
2000. Maryland: AOAC, 2012.
13. Indonesia, Badan Standardisasi Nasional. 15. Ketaren S. Minyak dan lemak pangan.
SNI 01-2896-1998 cara uji cemaran logam Jakarta: UI Press, 2005.

154

You might also like