Professional Documents
Culture Documents
Inovasi Kelembagaan Pondok Pesantren Melalui Transformasi Nilai: Studi Kasus Di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto
Inovasi Kelembagaan Pondok Pesantren Melalui Transformasi Nilai: Studi Kasus Di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto
1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
ABSTRACT
Islamic boarding schools are the oldest Islamic educational institutions that
survive until now. The institution can survive because it continues to innovate in
accordance with the demands of the times. This phenomenon also occurs in
Amanatul Ummah Islamic Boarding School, which is adaptive and adoptive for
the new madrasah or school system by integrating general science and religious
sciences as well as preserve salafiyah values. Institutional innovation certainly
does not just happen but there is a process that is taken and also the transformation
of values as the power of innovation itself.
The value built by Amanatul Ummah Islamic boarding school as a basic
force of institutional innovation is intangible in the form of transforming the
mindset of local santri-ulama towards great santri-ulama, from santri to religious
professional scientist santri, from santri local businessmen to conglomerate, from
traditional santri to millennial, and from closed minded to be open-minded.
Whereas the process of institutional innovation was carried out as a real
implementation of the intangible values ranging from unfreezing, changing and
refreezing conditions, namely only Madrasah Tsanawiyah developed to Madrasah
Aliyah, Excellence of Madrasah Aliyah, Accelerated of Madrasah Programs, and
International of Standard Madrasah (MBI).
21
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Pusat Informasi Pesantren, (Jakarta: Proyek
Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Pembinaan dan Bantuan Kepada Pondok Pesantren di
Raja Grafindo Persada, 2005), 9-10 Jakarta 1985/1986), 41
22
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
kiai yang kompeten dengan ilmu dan saja melainkan ada proses planning yang
visinya.9 matang terutama dalam merubah mindset
Ketahanan yang disebabkan oleh para pengasuh maun santri di lingkungan
dominannya faktor internal ini, mampu pondok pesantren tentang visi, misi, dan goal
memberikan konstribusi terhadap ketahanan dari pondok pesantren itu sendiri. Perubahan
pesantren. Ditambah polarisasi perubahan mindset tersebut ke arah peningkatan kualitas
pesantren yang menyesuaikan diri dengan keilmuan dan keterampilan yang baik,
tuntutan zaman, dengan melakukan berbagai akhlakul karimah dan pesantren memproses
inovasi dalam manajemen, yaitu inovasi lulusan MA PP Unggulan Amanatul Ummah
lembaga dengan didirikannya madrasah atau untuk bisa studi lanjut ke perguruan tinggi
sekolah umum di pesantren. Berdirinya yang berkualitas pada fakultas-fakultas
madrasah atau sekolah umum di pesantren pilihan Agama, Kedokteran, Farmasi, Teknik
merupakan implementasi integrasi keilmuan dan Ekonomi baik yang ada di luar negeri
yang melahirkan generasi handal berbekal maupun yang ada di luar negeri. Inovasi
ilmu pengetahuan, iman dan takwa serta inilah yang belum ditemukan di pesantren
mampu menjadi pemimpin yang amanah. Hal lain, karena pesantren Amanatul Ummah
ini sebagaimana pernyataan Mukti Ali yang benar-benar menjamin para lulusannya dan
menyatakan bahwa: “Tidak sedikit menghantarkan para santri lulusan untuk
pemimpin-pemimpin negeri ini, baik studi lanjut. Manakala santri belum
pemimpin yang duduk dalam pemerintahan mendapatkan tempat untuk studi lanjut maka
atau bukan, besar ataupun kecil, yang santri tidak diperkenankan untuk pulang. Dan
dilahirkan oleh pondok pesantren”.9 inilah bukti riil pesantren melakukan inovasi
Manakala pesantren tidak segera berbenah out of box.
dan melakukan inovasi baik dalam keilmuan
maupun manajemen maka tidak diragukan
KERANGKA KONSEPTUAL
lagi pesantren akan tergerus oleh arus zaman.
1. Konsep Dasar Inovasi Kelembagaan
Fenomena tersebut di atas terjadi pada Istilah inovasi identik dengan
pesantren Amanatul Ummah Pacet change. Change itu sendiri terpilah
Mojokerto, di mana secara historis pesantren menjadi dua: perubahan alamiah dan
ini berawal dari pesantren salaf yang perubahan non alamiah (disengaja).
melakukan inovasi kelembagaan dengan Perubahan yang pertama bersifat natural,
mengintegrasikan ilmu umum dan agama
sedangkan perubahan kedua salah
melalui pendirian madrasah unggulan
berbasis keilmuan dan sekolah umum satunya melalui pendidikan. Hakekat
berbasis pesantren. Untuk mempertahankan perubahan dapat dimaknai sebagai the
eksistensi pesantren, Amanatul Ummah before condition, yaitu beralihnya
membuat program-program unggulan yang keadaan sebelumnya menjadi the after
keluar dari pakem standar out of the box condition keadaan sesudahnya.10 Dalam
pesantren salafi yang dianggap rigid. Inovasi literatur lain, perubahan diterangkan
kelembagaan tersebut secara garis besar dengan kata transitions, walaupun
seperti: pondok pesantren program unggulan, menurut William mengandung arti
pondok pesantren program MBI, pondok berbeda. Perbedaannya adalah transisi
pesantren program akselerasi, dan pondok lebih mengarah pada perubahan secara
pesantren program full beasiswa. Dalam
fundamental dan mendasar, sedangkan
semua program tersebut pesantren Amanatul
Ummah tentunya bukan tidak terjadi begitu
23
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
24
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
18 20
S. Wojowasito, Tito Wasito W, Kamus Lengkap Dawam Rahardhjo, Pesantren dan
Inggris-Indonesia, Indonesia- Inggris, (Bandung: Pembaharuan, (ttp: LkiS, 1995), 98
21 Moh. Yazid, Transformasi Nilai,
Penerbit Hasta, 1982).
19 Komaruddin, Kamus Riset, (Bandung: Angkasa, http://mohyazid168.blogspot.co.id/2016/02/transporma
1984), 285 si- nilai-etika-dan-moral.html
25
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
26
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
kehidupannya", yaitu: nilai estetik, nilai dimana dengan adanya transformasi nilai
teoritik, nilai ekonomis, nilai sosial, nilai inilah inovasi kelembagaan bermula.
politik, dan nilai agama. 32 Sedang tinggi
rendahnya nilai dikelompokkan menjadi METODE PENELITIAN
4 tingkatan sebagai berikut: 1) Nilai-nilai Kajian artikel ini terpaparkan
kenikmatan; 2) Nilai-nilai kehidupan; 3) sebagai hasil dari analisis pengumpulan
Nilai-nilai kejiwaan; 4) Nilai-nilai data yang dilakukan melalui tiga metode
kerohanian.33 The Liang Gie yaitu: wawancara mendalam (indepth
mengklasifikasi jenis nilai menjadi interview), observasi partisipan
empat, yaitu:1) Kekudusan (holiness): (participant observation), dan studi
kebaikan sekaligus suatu kebenaran; 2) dokumentasi (study document)36 di lokasi
Kebaikan (goodness): kekudusan penelitian. Wawancara dilakukan kepada
sekaligus keindahan; 3) Kebenaran kiai, pengasuh, ustadz/ah, stakeholder,
(truth): keindahan sekaligus kekudusan; maupun santri, sedangkan observasi
4) Keindahan (beauty): kebenaran dilakukan oleh peneliti langsung dengan
sekaligus kebaikan. Klasifikasi tersebut hadir di lokasi penelitian selaku key
bermakna bahwa suatu hal yang sungguh instrument. Dalam analisis selanjutnya
indah itu adalah kebenaran bagi yang bisa peneliti bertindak sebagai instrument
menikmati, sekaligus hal baik yang ingin sekaligus pengumpul data, karena dalam
terus dinikmati.34 penelitian kualitatif instrumen utama (key
Lebih lanjut Kluckhohn, person-nya) adalah manusia.37 sedangkan
sebagaimana dikutip Kuntjaraningrat35 dokumentasi dilakukan peneliti terhadap
mengemukakan bahwa nilai dalam data-data pendukung yang tertuang dalam
kebudayaan masyarakat pada hakekatnya paper, foto, naskah, ataupun berkas-
mencakup 5 masalah mendasar yaitu: 1) berkas lain yang mendukung terhadap
Nilai mengenai hakikat hidup manusia; 2) tema kajian.
Nilai mengenai hakikat karya manusia; 3) Penelitian ini merupakan
Nilai mengenai hakikat kedudukan 38
penelitian kualitatif dengan analisis data
manusia yang berorientasi pada masa bermadzhab Milles and Hubberman,
lalu, masa kini, dan masa depan; 4) Nilai dimana data yang terkumpul di reduksi,
mengenai hakikat manusia dengan di verifikasi, dipaparkan, dan selanjutnya
sesama manusia; dan 5). Nilai mengenai ditarik pada kesimpulan atau benang
hakikat hubungan manusia dengan alam. merah.39 Dalam penggalian data di
Berbagai macam nilai sebagaimana lapangan, peneliti menggunakan
dipaparkan dalam uraian tersebut di atas pendekatan fenomenologi,40 dimana
dijadikan pijakan dasar dalam
pembahasan artikel ini. Proses 36Bogdan dan Biklen, Qualitative Research
transformasi nilai merupakan pijakan Qualitative Research for Education: An Introduction to
dasar dalam pengembangan kelembagaan Theory and Methods.(Allyn and Bacon, Inc.: Boston
London, 1982), 119-143.
37Rochiati Wiriaatmaja, Metode Penelitian
Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007), 96.
32Mulyana, 38 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,
Mengartikulasikan Pendidikan...., 32-
33. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), 2
33 39
Ekosusilo, Hasil Penelitian..., 27 B. Mathew Miles dan Michael Huberman,
34
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-
(Yogyakarta: Liberty, 2010). metode Baru, (Jakarta: UIP, 1992), 22
35 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan 40Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-
Pembangunan. (Jakarta: Gramedia, 1989), 56 Dasar dan Aplikasi, (Malang: YA3, 1990), 22
27
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
kasus yang diangkat dalam kajian ini intangible mulai digerakkan. Penggerakkan
memang benar-benar berdasar fenomena nilai ini berjalan secara perlahan dan
yang terjadi di pondok pesantren berangsur-anngsur namun bersifat kontinyu.
Amanatul Ummah dan bersifat Diawali dengan usaha penggeseran mindset
naturalistik dalam arti bukan hal yang tentang pondok pesantren salafiyah yang
hanya mengkaji ilmu agama saja, bergeser
dibuat-buat atau sengaja dilakukan untuk pada pesantren ahli ilmu agama dan
kepentingan tertentu. professional ilmu umum. Pondok pesantren
harus adaptif, adoptif, dan akomodatif
PEMBAHASAN HASIL terhadap perkembangan zaman, karena hal
PENELITIAN ini yang dibutuhkan masyarakat. Secara garis
besar nilai yang dibangun sebagai kerangka
1. Nilai Intangible sebagai Kekuatan dasar inovasi kelembagaan pondok pesantren
Dasar Inovasi Kelembagaan di adalah nilai integrasi keilmuan.
Pondok Pesantren Amanatul Ummah Secara terperinci penjabaran nilai
Nilai adalah suatu keyakinan, hal yang intangible yang dibangun pondok pesantren
diyakini kebenarannya, dipegang teguh dan Amanatul Ummah sebagai kekuatan dasar
yang harus diperjuangkan.41 Sedangkan inovasi adalah mengacu pada pergeseran
intangible dalam kamus bahasa Indonesia mindset para santri dan pengelola yang
adalah tidak kentara, hal-hal yang tidak dapat termaktub pada nilai sebagai berikut:
diraba.42 Memang nilai adalah suatu Pertama, pergeseran mindset santri dari
keyakinan yang tidak terlihat oleh panca ulama lokal menjadi ulama besar yang akan
indrawi, namun aktualisasi dari nilai itu bisa dapat menerangi dunia dan Indonesia, dan
dirasakan dalam interaksi, lingkungan sosial, menjadi para pemimpin dunia dan pemimpin
maupun lembaga organisasi. Bahkan nilai bangsanya yang akan mengupayakan
yang sifatnya intangible merupakan kekuatan kesejahteraan dan menegakkan keadilan
utama sebuah lembaga melakukan inovasi. utamanya di bumi Indonesia. Nilai yang
Dan hal ini terjadi pada pondok pesantren ditanamkan merupakan nilai yang adaptif dan
Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, dimana akomodatif terhadap kebutuhan
pondok pesantren ini mengalami perkembangan zaman, yaitu berdirinya
perkembangan yang cukup pesat. sekolah formal di pesantren. Ide dan gagasan
Perkembangan terjadi karena adanya adaptif mendirikan sekolah ini sesuai dengan
perubahan, sementara perubahan sendiri tuntutan perkembangan jaman dan
termanifes manakala ada inovasi. Iovasi dibutuhkan oleh masyarakat, dengan tetap
inilah sebagai kekuatan dasar yang sifatnya mengaktualisasikan nilai-nilai tradisional
intangible bisa berupa ide, gagasan, pikiran, Islam itu sendiri. Aktualisasi dari ide atau
pandangan, dan lain-lain yang kesemuanya gagasan kiai selaku pendiri bukan berarti
sarat dengan nilai. tanpa rintangan. Semuanya penuh dengan
Nilai yang dibangun pondok pesantren perjuangan. Nilai-nilai perjuangan yang
Amantul Ummah sebagai kekuatan dasar ditanamkan pada para santri. Perjuangan
dalam inovasi kelembagaan diawali dari yang diilhami oleh kekuatan religious.
tokoh pendiri itu sendiri, dimana muncul Konsep ini dalam perspektif Islam adalah
kegelisahan kiai atas fenomena pendidikan amar ma’ruf nahi munkar yang bersifat
saat ini yang dikuasai orang barat. Hal ini transendens.43
tidak lain karena generasi Islam hanya Nilai-nilai di atas mampu digunakan
menguasai ilmu agama saja dan tidak adaptif untuk merubah paradigma santri dari yang
terhadap ilmu lain. Dari sinilah inovasi nilai tujuan mulanya mungkin hanya sebagai
pegawai atau pekerja menjadi bertujuan
41
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, 114.
42 43
https://kamuslengkap.com/kamus/inggris- Kuntowijoyo, Demokrasi dan Budaya Birokrasi,
indonesia/arti-kata (Yogyakarta: Bentang, 1994), 338
28
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
29
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
30
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
31
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
32
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
dibanting, dan yang membanting adalah telah dilakukan oleh pondok pesantren
mereka sendiri. demikian juga lap top Amanatul Ummah. Burhanuddin
tidak diperbolehkan secara bebas, namun mengemukakan, sarana pendidikan
dalam situasi tertentu boleh, karena adalah semua perangkat bahan, peralatan,
mereka ketika mengikuti lomba dan perabot yang digunakan secara
membutuhkan laptop untuk mencari langsung dalam proses pendidikan di
informasi terkait dengan lomba tersebut. sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan
Jadi penggunaan laptop dibatasi dalam adalah semua perangkat kelengkapan
satu minggu ada beberapa hari yang dasar penunjang proses pendidikan yang
boleh menggunakannya kecuali untuk digunakan secara tidak langsung, seperti
kepentingan lomba. lokasi atau tempat, bangunan sekolah,
Mengenai internalisasi nilai yang lapangan olahraga, ruang dan
52
ditanamkan oleh kiai dalam sebagainya. Sarana prasarana di pondok
menggembleng santri menjadi generasi pesantren Amanatul Ummah telah
yang tangguh dan religius adalah dengan lengkap bahkan melampaui dari hal
selalu mengingatkan, memberi nasehat, tersebut, karena lingkungan alam sekitar
sekaligus mencontohkan kepada para pondok pesantren sangat mendukung
santri untuk selalu menjaga wudlu. sehingga bisa sekaligus sebagai
Dari uraian tersebut di atas, dapat laboratorium alam pun juga laboratorium
dikatakan bahwa proses internalisasi nilai ibadah. Di kedua laboratorium inilah
yang dilakukan oleh pondok pesantren, proses penanaman nilai-nilai intangible
terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari dilaksanakan karena tempat ini
dan proses pembelajaran selama 24 jam. merupakan tempat yang paling efektif
Semua proses internalisasi nilai tersebut mampu menyentuh kognitif, afektif
dilaksanakan untuk pengembangan maupun psikomotor santri, dengan
lembaga itu sendiri. Tanpa ada pendekatan formal non-struktural dan
internalisasi nilai yang diterapkan, maka budaya sekolah sebagaimana pendapat
lembaga tidak akan bisa mengalami Muhaimin bahwa nilai bisa dibentuk
pengembangan, bahkan inovasi tidak melalui pendoktrinan nilai-nilai Islami
akan tercapai. yang dianut dan dipraktekkan dalam
Dari internalisasi nilai tersebut, keseharian.53 Ditambah lagi dalam
menjadi kekuatan dasar inovasi pengembangan lembaganya, pondok
kelembagaan. Beriring dengan perubahan pesantren Amanatul Ummah selalu
mindset sebagai hasil dari transformasi dibarengi dengan kemampuan financial
nilai tersebut maka pondok pesantren yang mendukung demi pengembangan
juga mengalami perubahan, dari semula lembaga. Dengan cara ini, maka inovasi
hanya pondok pesantren salafiyah bisa yang terlaksana. Tanpa adanya
menjadi ada madrasah unggulan, kemampuan financial yang mendukung,
madrasah akselerasi, dan madrasah maka perubahan tidak akan mampu
bertaraf Internasional. Hal ini disebabkan diwujudkan.
karena paradigma para santri maupun
pengelola sudah beribah dalam menatap 52 Afid Burhanuddin, Manajemen Sarana
masa depan. Untuk mendukung inovasi Prasarana Pendidikan, diakses dari
https://afidburhanuddin.wordpress.com/.../manajemen-
kelembagaan tersebut, sarana prasana sarana-prasarana-pendidikan/, ,pada tanggal 10-10-
juga menjadi hal penting dalam inovasi 2018, jam 15.00
53 Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Agama
kelembagaan. Dan pengembangan ini
Islan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 157-158
33
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
Keadaan awal
Keadaan
Keadaan Yang dicapai PENUTUP
Santri tradisional
Transisi
Santri Moderat Berdasar kajian tersebut di atas
Santri local Santri global
Santri kolot Santri konglomerat mengenai inovasi kelembagaan pondok
Santri Santri professional
berwawasan
Transformasi
nilai-nilai Santri berwawasan pesantren melalui transformasi nilai bisa
sempit luas
Santri Salaf
intangible
Visionary Santri kholaf yang ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Santri ilmu menjaga nilai
agamis
Leadership
Pengintegrasian salafiyah pertama, nilai-nilai yang dibangun
Satri ulama lokal Santri agamis dan
Santri closed
dalam
pembelajaran umum sebagai dasar inovasi kelembagaan di
minded Santri ulama
dan habitus
lembaga besar/bangsa Pondok Pesantren Amanatul Ummah
Santri open minded
Unfreezing Changing Refreezing
adalah nilai intangible yang bersifat tidak
kentara namun menjadi kekuatan dasar
inovasi. Nilai-nilai yang
ditransformasikan adalah perubahan
mindset dari santri ulama lokal menuju
Inovasi kelembagaan yang dilakukan santri ulama besar, dari santri agamis
pondok pesantren Amanatul Ummah menjadi santri ilmuwan professional
tersebut mendapat kepercayaan dari religius, dari santri pebisnis lokal menjadi
masyarakat secara penuh, terbukti dengan santri konglomerat, dari santri tradisional
antusias dukungan baik material maupun menjadi santri milenial, dan dari satri
non material, pun juga animo masyarakat closed minded menjadi santri open
minded.
sangat tinggi untuk menyekolahkan
Kedua, proses inovasi dilakukan mulai
anaknya di pondok pesantren amanatul dari transformasi mindset, self awareness,
Ummah merupakan bukti nyata bahwa dan habitus. Dalam transformasi tersebut ada
pondok pesantren ini telah melakukan proses internalisasi nilai-nilai yang menjadi
inovasi dimulai dari transformasi nilai budaya organisasi pondok pesantren mulai
intangible sebagai kekuatan dasar dari kondisi unfreezing menuju changing dan
dilanjutkan dengan refreezing dengan kiai
54 Edgar H. Schein, Organizational Culture …, 298
yang memiliki visionary leadership sebagai
34
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
35
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 21 – 36
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats
36