Professional Documents
Culture Documents
Emilda Jusmin JPTK FT UNY
Emilda Jusmin JPTK FT UNY
Emilda Jusmin
SMK Negeri 2 Simpang Empat Kab. Tanah Bumbu Kal-Sel
emildajusmin@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to investigate the effects of the family background, school production unit activities and
learning implementation of entrepreneurship on the entrepreneurship readiness of Vocational High School (VHS)
students in Tanah Bumbu District, South Kalimantan.
This study was an ex-post facto research applying the quantitative approach. The subjects were the students
of public VHSs in Tanah Bumbu District South Kalimantan. The sample consisted of selected using the proportional
cluster random sampling technique. The data were collected using a four-scale Likert-type questionnaire. The
instrument validity was assessed using the scale product moment correlation , while the instrument reliability
was assessed using the Cronbach’s Alpha formula. The techniques data analysis in this study were a descriptive
technique and multiple regression at a significance level of 5%.
The results of the multiple regression analysis are as follows. 1) There is a significant effect of the family
background variable on the entrepreneurship readiness with a contribution of 19.3%. As many as 46.3% of the
students have a family background in the low category. 2) There is a significant effect of the variable of school unit
production activities on the entrepreneurship readiness of VHS students with a contribution of 21.7%. As many
as 40% of the students have school production unit activities in the low category. 3) There is a significant effect of
the implementation of entrepreneurship teaching on the entrepreneurship readiness a contribution of 18.5 %. As
many as 46.8% of the students have an entrepreneurial learning implementation in the low category. 4) There are a
significant effect of the family background variables, the school production unit activities, and the implementation
of entrepreneurial learning as an aggregate with a contribution of 34.7%. As many as 42.9% of students have
entrepereneurship readiness in the low category.
Keywords : Family Backgrounds, Shcool Production Unit Activities and Learning Implementation of
Entrepreneurship.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang keluarga, kegiatan praktik di unit produksi
sekolah, dan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap
kesiapan berwirausaha siswa SMK di kabipaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
Penelitian ini merupakan ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa SMKN
di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Sampel sebanyak 205 siswa yang ditentukan menggunakan tehnik
proportional Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan model skala likert
4 alternatif jawaban. Uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment dari Scale sedangkan
untuk reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach’s. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi ganda pada taraf signifikansi 5 persen.
Hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang signifikan variable latar belakang
keluarga terhadap kesiapan berwirausaha dengan kontribusi sebesar 19,3%. Sebanyak 46,3% siswa memiliki latar
belakang keluarga dalam kategori rendah; 2) terdapat pengaruh yang signifikan variable kegiatan praktik di unit
produksi sekolah terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK dengan kontribusi sebesar 21,7%. Sebanyak 40%
siswa memiliki kegiatan praktik di unit produksi sekolah dalam kategori rendah; 3) terdapat pengaruh yang
signifikan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan terhadap kesiapan berwirausaha dengan kontribusi sebesar
18,5 %. Sebanyak 46,8% siswa yang memiliki pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dalam kategori rendah;
dan 4) terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variable latar belakang keluarga, kegiatan praktik
di unit produksi sekolah, pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dengan kontibusi sebesar 34,7%. Sebanyak
42,9% siswa yang memiliki kesiapan berwirausaha dalam kategori rendah.
Kata Kunci: Latar belakang keluarga, kegitan praktik di unit produksi sekolah, dan pelaksanaan pembelajaran
kewirausahaan.
Emilda Jusmin, Pengaruh Latar Belakang Keluarga, Kegiatan Praktik di Unit Produksi Sekolah, dan Pelaksanaan Pembelajaran 47
kerja Indonesia yang perlu dikembangkan seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
untuk meningkatkan daya saing sumberdaya respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap
manusia Indonesia. suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu
c) SMK berperan dalam mengurangi indeks saat akan berpengaruh pada atau kecendrungan
pengangguran dalam lingkup lokal maupun untuk memberi respon. Kondisi mencakup
nasional. setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu: (a) kondisi fisik,
mental, dan emosional; (b) motif dan tujuan; dan
Berdasarkan pernyataan diatas dapat (c) keterampilan dan pengetahuan yang telah
disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan dalam dipelajari.
hal ini sekolah menengah kejuruan adalah Kesiapan (raidness) seseorang
pendidikan yang lebih mengutamakan pada merupakan sifat-sifat dan kekuatan pribadi yang
penguasaan keterampilan sesuai dengan minat berkembang dan memungkinkan orang untuk
dan bakat yang dimiliki, sehingga mampu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
mempertahankan kehidupannya baik dengan serta mampu memecahkan persoalan yang
bekerja didunia industri/usaha maupun mandiri dihadapinya. Sementara kematangan (maturity)
dengan mendirikan usaha atau membuka lapangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk
pekerjaan sendiri. bereaksi dengan cara tertentu (Wasty Soemanto,
2003:192-197). Kaitannya dengan siswa sekolah
Kesiapan Berwirausaha kejuruan, kematangan yang dimiliki selanjutnya
Timnos dalam Lambing dan Kuehl akan menumbuhkan kapasitas mental sekaligus
(2000:14) mendefinisikan kewirausahaan dengan mempengaruhi aktivitas belajar dan tingkat
istilah entrepreneurship sebagai berikut: kesiapan mereka bekerja.
Menurut Mulyadi (2009:82) dalam rangka
Kewirausahaan adalah tindakan kreatif kesiapan berwirausaha yang harus diperhatikan
manusia yang membuat sesuatu yang tidak bagi seseorang untuk memasuki dunia usaha
berharga (tidak mempunyai nilai) menjadi meliputi: (a) meningkatkan rasa percaya diri
berharga. Kewirausahan menciptakan dengan cara mengetahui dan memahami tentang
suatu kesempatan dengan sumber daya suatu hal yang kita lakukan dan jalankan; (b)
yang kurang memadai. Kewirausahaan berusaha selalu fokus pada sasaran; (c) sumber
memerlukan visi, tekad dan komitmen daya yang meliputi: orang, peralatan, dana,
untuk memimpin/menguasai orang lain teknologi, informasi, dan waktu; (d) mempelajari
dalam upaya mewujudkan visi tersebut. cara mengenal risiko dan mengatasi risiko; (e)
Kewirausahaan juga mempunyai berorientasi kemasa depan; (f) selalu mencoba
keberanian untuk mengambil resiko yang berinovasi; dan (g) memahami aspek guna
telah diperhitungkan sebelumnya meningkatkan rasa tanggung jawab. Sementara
menurut Finnces (2011:50) persiapan sebagai
Sementara Frinces mengatakan (2011:12) seorang wirausaha dapat diawali yaitu:(a)
kewirausahaan adalah orang-orang yang persiapan pribadi baik secara fisik, mental
mempunyai insting (semangat, jiwa, nalar, dan spritual; (2) persiapan pada personalitas
intuisi, dan kompetensi ), untuk berbisnis, risk seorang wirausaha; (3) persiapan pengembangan
taker (pengambil resiko ) berani investasi, berani keterampilan; (4) menyiapkan rencana bisnis
rugi dalam memperoleh keuntungan (gambling) memulai kegiatan usaha; dan (5) kemampuan
dan berani melakukan perubahan dengan cepat memasarkan produk. Selanjutnya menurut
dan besar (bila memang dibutuhkan) untuk Frinces (2011:66) yang menyatakan bahwa
menciptakan kemajuan setiap saat. proses untuk menjadi wirausaha dapat melalui,
Dari pendapat tersebut kewirausahaan (a) keturunan (naluri alamiah); (b) bekerja pada
dapat diartikan sebagai proses kemampuan yang orang, keinginan menjadi wirausaha; (c) diajak
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat teman atau kelurga; dan (d) dibentuk lewat proses
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju pendidikan formal/informal misalnya pelatihan,
sukses. workshop, pelatihan khusus, manajemen, bisnis,
Menurut Slameto (2010:113) readiness akuntansi, kewirausahaan.
atau kesiapan adalah keseluruhan kondisi
Emilda Jusmin, Pengaruh Latar Belakang Keluarga, Kegiatan Praktik di Unit Produksi Sekolah, dan Pelaksanaan Pembelajaran 51
Beberapa uraian diatas dapat disimpulkan secara berkesinambungan, bersifat akademis dan
bahwa kesiapan berwirausaha merupakan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah/
kemauan, keinginan dan kemampuan untuk madrasah dan lingkungan dalam bentuk unit
berwirausaha. Seseorang harus mampu mandiri, produksi/jasa yang dikelola secara profesional.
berani mengambil resiko, inisiatif dan tanggung Unit Produksi/Jasa (UPJ) juga merupakan suatu
jawab, disiplin, mempunyai visi kedepan, mampu usaha incorporated-entrepreneur atau suatu
memasarkan produk, dapat mengembangkan wadah kewirausahaan dalam suatu organisai yang
suatu ide cemerlang dan berwawasan luas, serta memerlukan kewenangan khusus dari pimpinan
berani mengambil keputusan. sekolah kepada pengelola untuk melakukan tugas
dan tanggung jawabnya secara demokratis.
Latar belakang keluarga
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tujuan Unit Produksi Sekolah
tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan Untuk meningkatkan mutu tamatan dalam
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang dan keterampilan; (1) wahana pelatihan
terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan berbasis produksi/jasa bagi siswa; (2) wahana
anaknya dan atau ibu dan anaknya. menumbuhkan dan mengembangkan jiwa
Menurut pendapat Sudjana (2004:23) latar wirausaha guru dan siswa pada SMK/MAK;
belakang keluarga siswa merupakan kondisi yang (3) sarana praktik produktif secara langsung
ada pada keluarga khususnya orang tua siswa yang bagi siswa. (4) membantu pendanaan untuk
dicerminkan dalam status ekonomi sosial dan pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya
ekonomi. operasional pendidikan lainnya; (5) menambah
Singgih (1990:5) menyatakan bahwa dasar semangat kebersamaan,karena dapat menjadi
kepribadian seseorang terbentuk sebagai hasil wahana peningkatan aktivitas produktif guru dan
perpaduan antara warisan sifat-sifat, bakat-bakat siswa serta memberi ’income’ serta peningkatan
orang tua dan lingkungan dimana ia berada dan kesejahteraan warga sekolah.
berkembang. Lingkungan pertama yang mula-
mula memberikan pengaruh yang mendalam Pelaksanaan Unit Produksi Sekolah.
adalah lingkungan keluarganya sendiri. Pelaksanaan Unit Produksi mengacu
Lambing & Kuehl (2000:37) mengatakan pada, (a) keberadaan Unit Produksi pada
bahwa kebanyakan dari keluarga yang wirausaha ketentuan-ketentuan yang berlaku pekerjaan Unit
akhirnya membawa anak-anak ke dalam bisnis, Produksi yang dikerjakan oleh siswa mendukung
mulai dari usia yang sangat dini, anak-anak penguasaan profil kompetensi dan pengembangan
membantu dalam kegiatan perusahaan.Sementara wawasan kewirausahaan; (b) keterlibatan semua
Katz & Green (2009:65) menyatakan bahwa pihak (siswa, guru, karyawan) dalam kegiatan unit
seorang anak yang mendapatkan pengalaman kerja produksi mengacu pada kaidah bisnis.
kewirausahaan sejak dini, akan membantu mereka
dalam mengembangkan keahlian, komptensi Manfaat Unit Produksi Sekolah
dan kepercayaan diri, untuk menjadi pengusaha 1. Aspek edukatif diantaranya melatih dan
sukses. Hal ini sesuai dengan pendapat Frinces mendidik siswa.
(2011:69) yang menyatakan bahwa seorang calon 2. Aspek ekonomis diantaranya memupuk dan
wirausaha di mana yang bersangkutan memang menumbuhkan jiwa wirausaha bagi siswa
memiliki keturunan dari orang tuanya atau orang sehingga setelah mereka lulus tidak hanya
tua mereka sebelumnya yang secara alamiah berperan sebagi tenaga pencari kerja namun
memiliki keturunan seorang atau keluarga orang- lebih dari itu dapat menciptakan dunia kerja
orang pebisnis atau wirausaha. mandiri.
3. Aspek sosial diantaranya pelaksanaan
Kegiatan Praktik di Unit Produksi Sekolah kegiatan unit produksi dapat dilandasi dengan
Menurut Bambang Sartono (Dikmenjur semangat kebersamaan, tolong menolong, dan
2007:6) menyatakan bahwa Unit Produksi/Jasa saling tukar pendapat.
Sekolah Menengah Kejuruan ialah suatu proses
kegiatan usaha yang dilakukan sekolah/madrasah
52 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 1, Mei 2012
Pakpahan yang dikutip dari Amat Jaidun Dkk pemagangan atau melakukan aktivitas didampingi
(2000: 12). mentor yang kemudian akan dijadikan role
model bagi peserta didik. Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran kewirausahaan di kewirausahaan yang dimaksudkan jiwa
SMK kewirausahaan dapat ditumbuhkan dan dimiliki
Makna penjelasan Asitim yang dikutip dari siswa diharapkan mempunyai kepercayaan diri
Eman Suherman (2010 : 22) disimpulkan tujuan lebih tinggi, berani mengambil resiko untuk dapat
pembelajaran kewirausahaan hendaknya dapat berkreasi dan inofatif dalam menciptakan atau
memberikan bekal bagi peserta didik melalui tiga menangkap peluang yang ada.
dimensi yaitu aspek manajemen skill, production,
technical skill, dan personality develovmental METODE
skill. Dari ketiga hal utama tersebut intinya
menanamkan sikap dan semangat mandiri serta Penelitian ini merupakan penelitian
kemampuan kerjasama siswa. kuantitatif mencari pengaruh faktor-faktor atau
Menurut Garavan & Barra (1994) yang variabel terhadap kesiapan berwirausah siswa
menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan SMK. Adapun variabel tersebut terdiri dari tiga
dan program kewirausahaan yang dirancang variabel bebas yaitu latar belakang keluarga
dengan baik akan menggunakan gabungan (X1), kegiatan praktik di unit produksi jasa (X2)
dari pelajaran teori dan praktik, keterampilan, dan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan
strategi pembelajaran yang indikatif dan proses (X3), sedangkan varibel terikat yaitu kesiapan
belajar mengajar yang menarik. Pendidikan berwirausaha (Y).
kewirausahaan dan program pelatihan dapat Penelitian ini merupakan penelitian sampel
memberikan saringan atau masukan untuk dengan teknik Cluster Proportional Random
gagasan baru. Sampling. Jumlah dari populasi sebanyak 440
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berasal dari 4 SMKN di Kabupaten Tanah Bumbu.
pendidikan kewirausahaan yang disajikan dan Penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel Kricie
diserap oleh siswa harus memberikan kompetensi Morgan maka sampel 205 responden.
bagi siswa kejuruan untuk memiliki sikap dan
perilaku wirausaha, mandiri dan semangat jiwa Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
kewirausahaan harus ditanamkan lewat proses Penelitian ini menggunakan instrumen
pembelajaran kewirausahaan. berupa angket atau kuisioner yang berisi
Menurut Farzier dan Niehm yang dikutip pertanyaan-pertanyaan yang mengungkap faktor
dari Meri S (2007) tujuan pembelajaran Mata kesiapan berwirausaha, latar belakang keluarga,
pelajaran kewirausahaan sebagai berikut: (1) kegiatan praktik di Unit Produksi Sekolah, dan
pemikiran yang diisi oleh pengetahuan tentang pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan.
nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku, agar
peserta didik memiliki pemikiran kewirausahaan; Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
(2) perasaan, yang diisi oleh penanaman Suatu instrumen dikatakan valid apabila
empatisme sosial ekonomi, agar peserta didik instrumen dapat mengukur secara tepat hal-hal
dapat merasakan suka-duka berwirausaha dan atau aspek yang akan diukur. Sedangkan reliabel
memperoleh pengalaman empiris dari para menunjukkan keajegan dalam pengukuran.
wirausaha terdahulu; (3) keterampilan yang harus kriteria yang digunakan untuk menetapkan
dimiliki oleh peserta didik untuk berwirusaha, keterandalan instrumen adalah bila reabilitas
oleh karena itu dalam konteks ini pembelajaran
kewirausahaan membekali peserta didik dengan
teknik produksi management; (4) Kesehatan
fisik, mental dan sosial. Sehubungan dengan hal
ini, peserta didik hendaknya dibekali oleh teknik-
teknik antisipasi terhadap berbagai hal yang
mungkin timbul dalam berwirausaha,baik berupa
persoalan, masalah maupun resiko lainnya sebagai
wirausaha; dan (5) pengalaman langsung berupa
Emilda Jusmin, Pengaruh Latar Belakang Keluarga, Kegiatan Praktik di Unit Produksi Sekolah, dan Pelaksanaan Pembelajaran 53
alpha mencapai 0,70 atau lebih maka instrumen Rangkuman hasil uji normalitas data
tersebut dinyatakan valid. Untuk menetukan valid disajikan pada tabel 3 dibawah ini.
atau tidaknya butir pertanyaan menggunakan
kriteria ≥ 0,30 maka butir instrumen dinyatakan Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
valid. Hasil perhitungan reliabilitas dilihat pada Varia- Kolmogorov-Smirnov
Kesimpulan
Tabel 1 di bawah ini. bel asymp. Sig.>0,05
Y 0,093 Berdistribusi normal
Tabel 1 Koefisien Alpha Instrumen Variabel
Penelitian X1 0,066 Berdistribusi normal
dan merupakan faktor yang paling dominan mutu pendidikan. Peralatan di laboratorium dan
mempengaruhi motivasi wirausaha siswa SMK, bengkel masih jauh di bawah standar baik kualitas
artinya bahwa keluarga sangat berpengaruh maupun kuantitasnya, bahkan banyak sekolah
dalam memberikan arahan dan motivasi pada anak yang tidak memiliki laboratorium.
terlepas apakah mereka berasal dari wirausaha Seharusnya unit produksi dijadikan
atau tidak. Pendapat dari Didik Wardaya (2009) tempat untuk memberikan pengalaman bagi
juga sesuai dengan dengan penelitian Bagheri dan siswa untuk berwirausaha sesungguhnya dan
Pihie (2010) yang mengemukakan bahwa orang pembelajaran Mata Pelajaran Kewirausahaan di
tua memiliki pengaruh dan memainkan peran SMK sekaligus sebagai wahana menumbuhkan
dalam menginspirasi anak untuk terlibat dalam sikap dan kemampuan kewirausahaan. Hal ini
kegiatan wirausaha terlepas atau tidak mereka relevan dengan penelitian Intriani Silvi (2009)
sendiri adalah pengusaha. Selanjutnya Pihie yang menyatakan unit produksi berperan sebagai
mengatakan, keterlibatan keluarga secara terus media belajar berwirausaha, pada umumnya atau
menerus hidup dalam bisnis yang dikembangkan seluruhnya (81,97%) siswa menyatakan setuju
oleh self-efficacy siswa-siswinya dalam kegiatan unit produksi berperan dalam menumbuhkan
wirausaha. percaya diri berwirausaha siswa.
Koefisien bertanda positif memberikan Diharapkan unit produksi di SMK
makna bahwa semakin baik latar belakang dapat memberikan pengalaman nyata untuk
keluarga, maka semakin meningkatkan kesiapan berwirausaha, sehingga siswa mempunyai bekal
berwirausaha siswa SMK. Hal ini sesuai dan mental yang kuat setelah mereka lulus bahkan
pendapat Gray dalam Vesa (2001) mengatakan siap untuk berwirausaha. Sesuai pendapat Bob
bahwa keluarga yang berasal wirausaha sangat Sadino yang menyatakan bahwa, “Siswa harus
mendukung anaknya, mulai dengan sumber diberi proses belajar yang nyata untuk dapat
daya dan kemampuan yang memberi manfaat mandiri dan kelak mampu menjadi entrepreneur
yang baik jika mereka ingin mengejar karir atau profesional yang handal” , (Kompas, 2008).
sebagai wirausaha. Pernyataan tersebut sesuai Salah satu upaya SMK dalam
pendapat Lambing & Kuehl (2000) mengatakan mengembangkan kompetensi peserta didik adalah
bahwa kebanyakan dari keluarga yang wirausaha dengan mengadakan praktik kerja. Praktik kerja
akhirnya membawa anak-anak ke dalam bisnis, di SMK ini bertujuan memberikan pembekalan
mulai dari usia yang sangat dini, anak-anak kepada peserta didik, sebelum diserap oleh
membantu dalam kegiatan perusahaan. masyarakat dalam dunia kerja. Praktik kerja
dilakukan baik dalam sekolah itu sendiri dalam
Pengaruh kegiatan praktik di Unit Produksi ruang praktikum, unit-unit produksi maupun
Sekolah terhadap kesiapan berwirausaha dalam dunia usaha melalui praktik kerja industri.
siswa SMK Keberadaan unit produksi di SMK sangat
Pada penelitian ini pengaruh kegiatan bermanfaat. Selain bertujuan untuk mendapatkan
praktik di unit produksi sekolah terhadap kesiapan nilai tambah bagi SMK, juga sebagai tempat
berwirausaha berwirausaha sebesar 21,7%. praktik atau learning by doing bagi peserta didik
Persentase ini kecil, karena peneliti melihat yang bertujuan untuk mendekatkan kebutuhan
pada unit produksi di SMK belum sepenuhnya dalam dunia kerja. Sehingga kegiatan praktik di
dijadikan tempat untuk melatih dan memberikan Unit Produksi dapat memberikan pengaruh pada
praktik kerja, pengetahuan serta keterampilan peserta didik dalam dunia kerja sesungguhnya
kewirausahaan kepada peserta didik, sarana dan termasuk berwirausaha .
prasarana di sekolah juga belum memadai dan Koefisien bernilai positif artinya
guru yang berkompeten masih kurang sehingga hubungan antara kesiapan berwirausaha dengan
kegiatan praktik di unit produksi dalam kategori kegiatan praktik di unit produksi adalah positif,
yang rendah. Hal ini sesuai pernyataan oleh Dirjen artinya semakin baik kegiatan praktik di unit
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah produksi, maka semakin meningkatkan kesiapan
(2006:13) yang menyatakan bahwa sarana berwirausaha siswa SMK. Hal ini relevan
dan prasarana pendidikan merupakan faktor dengan kesimpulan Anastasia (2007:96) yang
pendukung yang memungkinkan warga sekolah menunjukkan hasil ada pengaruh kegiatan praktik
berkontribusi secara maksimal dalam peningkatan di unit produksi terhadap kesiapan berwirausaha,
56 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 1, Mei 2012
semakin tinggi kegiatan praktik di unit produksi berani, terampil dan mandiri. Hal ini mendorong
sekolah siswa maka semakin tinggi pula kesiapan siswa dalam mempersiapkan diri menjadi
dalam berwirausaha. wirausaha dengan memiliki jiwa wirausaha dan
semangat yang tinggi untuk berwirausaha.
Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Koefisien bernilai positif artinya hubungan
Kewirausahaan Terhadap Kesiapan antara kesiapan berwirausaha dengan pelaksanaan
Berwirausaha Siswa SMK pembelajaran kewirausahaan adalah positif,
Pada penelitian ini pengaruh pembelajaran artinya semakin baik pelaksanaan pembelajaran
kewirausahaan terhadap kesiapan berwirausaha kewirausahaan, maka semakin meningkatkan
berwirausaha sebesar 18,5%. Peneliti melihat kesiapan berwirausaha siswa SMK. Pelaksanaan
bahwa pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan pembelajaran kewirausahaan di sekolah karenanya
disekolah tak lepas dari materi yang disampaikan harus responsif terhadap perubahan pasar
oleh guru, proses kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu menguasai kompetensi.
di sekolah dan metode yang disampaikan oleh Proses pengajaran kewirausahaan mencakup
guru. Hal ini sesuai penelitian Esin Sintawati pemberian keterampilan-keterampilan luas
(2009) menyatakan bahwa model pembelajaran atau sesuai kompetensi yang dapat ditularkan
kewirausahaan di SMK masih text-bookoriented. melalui pembentukan/pengembangan pribadi
Kondisi demikian menjadikan pembelajaran dan mengasah kemampuan untuk membuat
kewirausahaan di SMK menjadi kurang efektif. perencanaan yang inovatif peserta didik. Hal
Siswa cendrung hanya belajar untuk mengejar nilai ini relevan dengan penelitian Saptono dan
yang baik dan menghafal materi yang disampaikan Muhadi (2005:11) yang menunjukkan hasil ada
oleh guru tanpa memahai tujuan, makna dari perbedaan jiwa kewirausahaan ditinjau dari
pembelajaran Kewirausahaan sesungguhnya. pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang
Pendapat Esin Sintawati ini sesuai pendapat dilakukan di sekolah. Hal ini membuktikan
Aris Subandono (2007) yang menyatakan bahwa bahwa kewirausahaan dapat diajarkan di
sebagian besar siswa mata diklat kewirausahaan sekolah . Dengan demikian siswa menguasai
hanya ingin mendapatkan nilai semata tanpa kompetensi yang benar dan standar , sekaligus
dimaknai dan dihayati betul manfaatnya. menginternalisasi sikap dan etos kerja yang positif
Akibatnya prestasi belajar kewirausahaan peserta sesuai dengan persyaratan kerja profesional pada
didik yang seharusnya memiliki pengaruh kuat bidangnya. Selanjutnya kata Muhadi semakin
terhadap minat berwirausaha hanya memiliki baik pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan di
pengaruh yang rendah. sekolah, semakin tinggi jiwa kewirausahaan siswa
Selain itu salah satu faktor terpenting yang SMK. Pendidikan kewirausahaan yang disajikan
mempengaruhi kualitas pendidikan adalah guru dan diserap oleh siswa harus memberikan
Kewirausahaan yang masih kurang kompeten kompetensi bagi siswa kejuruan untuk memiliki
dalam bidangnya, hal ini sesuai oleh pernyataan sikap dan perilaku wirausaha, mandiri dan
Joko Sutrisno (Direktur Pembinaan SMK) semangat jiwa kewirausahaan harus ditanamkan
yang menyatakan bahwa “untuk meningkatkan lewat proses pembelajaran kewirausahaan.
pendidikan kewirausahaan di SMK secara riel, Sukses tidaknya dalam pelaksanaan
Direktorat Pembinaan SMK menggandeng pembelajaran kewirausahaan di sekolah, tidak
pengusaha Bob Sadino untuk bisa mendidik terlepas dari penyajian materi yang disampaikan
para guru SMK di berbagai wilayah di tanah air. oleh guru, metode dan cara pengajaran mata
Pendidikan kewirausahaan yang langsung dari pelajaran tersebut. Dengan demikian pelaksanaan
wirausahawan atau entrepreneur yang handal pembelajaran keiwrausahaan di sekolah
ini diharapkan bisa membuat guru SMK punya diharapkan dapat membuka cakrawala pemikiran
pengalaman nyata untuk mengembangkan bisnis dan merubah pandangan dan sikap yang positif
yang melibatkan siswa di sekolah. (Kompas, 18 terhadap kewirausahaan yang akan berpengaruh
2008). meningkatkan siswa untuk lebih aplikatif dalam
Pembelajaran kewirausahaan yang menyiapkan diri untuk berwirausaha, hal ini
dilaksanakan di SMK diharapkan siswa memiliki relevan dengan penelitian Basu dan Virick
pengetahuan tentang wirausaha, manfaat dari (2004) yang menyatakan bahwa pendidikan
wirausaha, sehingga siswa memiliki sikap yang , kewirausahaan memiliki pengaruh positif pada
Emilda Jusmin, Pengaruh Latar Belakang Keluarga, Kegiatan Praktik di Unit Produksi Sekolah, dan Pelaksanaan Pembelajaran 57
sikap siswa menuju karir di bidang wirausaha 3. Kegiatan praktik di Unit Produksi Sekolah
dan pada kontrol perilaku yang dirasakan, bahwa berpengaruh signifikan terhadap kesiapan
siswa setelah diberi pembelajaran kewirausahaan berwirausaha.
secara khusus akan meningkatkan kepercayaan 4. Pelaksanaan pembelaran kewirausahaan
dirinya. berpengaruh signifikan terhadap kesiapan
berwirausaha.
Pengaruh Latar Belakang Keluarga, Kegiatan 5. Latar belakang keluarga, kegiatan praktik
Praktik di Unit Produksi Sekolah dan di Unit Produksi Sekolah ,dan pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan pembelaran kewirausahaan secara bersama-
Terhadap Kesiapan Berwirausaha Siswa SMK sama memberikan pengaruh signifikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK.
latar belakang keluarga, kegiatan praktik di unit
produksi sekolah dan pelaksanaan pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
kewirausahaan yang tinggi maka kesiapan
berwirausaha siswa juga meningkat, dan . (2006). Angka pengangguran 2007 diharap
sebaliknya latar belakang keluarga, kegiatan turun 9,9%. Diambil pada tanggal 11
praktik di unit produksi sekolah dan pelaksanaan November 2011 dari http://www.merdeka.
pembelajaran kewirausahaan rendah maka com/ekonomi/ nasional /bappenas-angka-
kesiapan berwirausaha siswa juga menurun. Hal pengangguran-2007
ini sesuai pendapat-pendapat yang dikemukakan
oleh Gray dalam Vesa (2001) bahwa keluarga Ahmed, I., et al. (2010). Determinant of students
entrepreneurial career intentions: evidence
yang berasal Wirausaha sangat mendukung
from business graduates. European journal
anaknya mulai dengan sumber daya dan of social science, volume 15 number 2, 14-
kemampuan yang memberi manfaat yang baik jika 22. Diambil pada tanggal 24 Februari 2012
mereka ingin mengejar karir sebagai wirausaha. dari http://www.eurojournals.com/ejss 15
Anastasia (2007) mengemukakan bahwa ada 2 02.pdf
pengaruh kegiatan praktik di Unit Produksi
terhadap kesiapan berwirausaha, semakin tinggi Amat Jaidun, Dkk. (2000). Hibah penelitian
kegiatan praktik di unit produksi sekolah siswa program due-like, manajemen UP jurusan
maka semakin tinggi pula kesiapan dalam bangunan. Laporan penelitian Yogyakarta:
berwirausaha, sementara Basu dan Virick (2004) Lemlit UNY tidak diterbitkan.
menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan
Aris Subandono. (2007). Pengaruh pembelajaran
memiliki pengaruh positif pada sikap siswa
life skill diklat kimia produktif dan prestasi
menuju karir di bidang wirausaha dan pada belajar diklat kewirausahaan terhadap
kontrol perilaku yang dirasakan, bahwa siswa minat berwirausaha pada siswa SMK kimia
setelah diberi pembelajaran kewirausahaan secara industri Theresiana Semarang. Diambil
khusus akan meningkatkan kepercayaan dirinya. pada tanggal 24 maret 2012 dari http://
Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang www.pustakaskripsi.com /tag/life-skill
keluarga, kegiatan praktik di unit produksi sekolah
dan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan Basu, A., & Viric, M. Assesing entrepreneurial
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi intentions among students : a
kesiapan untuk berwirausaha secara positif. comparatif study. San Jose State University.
Diambil pada tanggal 29 Januari 2012 dari
(http://nciia.org/conf08/assets/pub/basu2.
SIMPULAN
pdf)
Berdasarkan pembahasan pada bab Bagher, A., & Pihie, Z.A. (2010). Role of family
sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan in entrepreneurial leadership development
berikut: of University Students. World applied
1. Tingkat kesiapan berwirausaha siswa SMK sciences journal 11 (4); 434-442, 2010ISSN
rendah. 1818-4952© IDOSI Publications, 2010.
2. Latar belakang keluarga berpengaruh Diambil pada tanggal 3 April 2012 dari
signifikan terhadap kesiapan berwirausaha. (http://www.idosi. org/ wasj/ wasj11%284
58 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 1, Mei 2012
Berns, R. M. (2004). Child, family, school, Frinces, Z.H. (2011). Be an entrepreneur (Jadilah
community socialization and support. sixth seorang wirausaha). Yogyakarta : Graha
edition. Australia : Thompson Learning. Ilmu.
Inc.
Fawkner, E. (2005). Entrepreneurship. Do you
Bustanul, A.N., & Budisantoso. Pola asuh orang have what it takes?. Diambil pada tanggal
tua yang membentuk jiwa wirausaha anak 3 April 2012 dari http ://www.ahbbo .com/
mahasiswa teknik industri ITS Surabaya. entrepreneurs.html
Diambil pada tanggal 15 september 2011
dari pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal /8207 F.X., Muhadi, & Laurentius, S. (2005). Jiwa
236251 .pdf kewirausahaan siswa SMK: Suatu survei
pada 3 SMK Negeri dan 7 SMK Swasta
Bygrave, W.D. (1996). The portable MBA di DIY. Widya Dharma. vol. 16 No. 1
entrepreneurship. (Terjemahan Dyah) Oktober 2005. Diambil pada tanggal 21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Juli 2011, dari http://jurnal.pdii.lipi.go.id/
(2006). Kurikulum Tingkat Satuan admin/jurnal/161051528.pdf
Pendidikan. Jakarta: Dinas Pendidikan.
(Buku asli diterbitkan tahun 1996). Gasskov, V. (2000). Managing vocational
training systems. A handbook for senior
Didik Wardaya. (2009). Motivasi wirausaha siswa administrators. Geneva: International
SMK DIY. Tesis Magister, tidak diterbitkan, labour Office.
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Garrvan, T.N., & Barra. O. (1994). Journal Of
Depdiknas .(2007). Pedoman manajemen European Industrial Training. A Review
unit produksi /jasa sebagai sumber and Evaluation Part 2. Vol.18. 1994. P 19-
belajar siswa dan pengendalian dana 20. MCB University press limited.
pendidikan persekolah. Direktorat
Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guruvalah. (1998). Kepala sekolah sebagai
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga wirausaha. Diambil pada tanggal 12 April
Kependidikan. 2012, dari www.geocities.ws/guruvalah /
entrepreneur _kepsek.html
Depdiknas .(2006). Penyelenggaraan sekolah
Menengah Kejuruan Berstandar Nasional. Hisrich, R.D., & Peters, M. P. (2002).
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Entrepreneurship. 5thed. New York: The
Menengah Kejuruan Ditjen Dikdasmen. McGraw Hill.
Kuratko, F.D. & Hodgetss, R.M. (2007). Soenarto. (2003). Kilas balik dan masa depan
Entrepreneurship: theory, process, practice, pendidikan dan pelatihan kejuruan. Pidato
seventh edition. Canada: Interactive pengukuhan guru besar, Universitas Negeri
Composition Corporation. Yogyakarta, Yogyakarta.
Lambing. P., & Kuehl, C.R. (2000). Solomon, N., & Boud, D. (2001). Work-based
Entrepreneurship. Upper Saddle River: learning. a new higher education?. SRHE
Prentice Hall. and Open University Press Celtic Court 22
Ballmoor Buckingham MK18 IXW.
Martubi. (1999). Model-model penyelenggaraan
unit produksi di Sekolah Menengah Sudjana. (2004). Pendidikan nonformal, wawasan
Kejuruan (SMK) DIY. Jurnal kependidikan, sejarah perkembangan dan filsafat
Nomor 1, tahun XXX. teori pendukung asas. Bandung: Falah
Production.
Mery Citra, S. (2010). Hubungan antara
pelaksanaan mata kuliah kewirausahaan Suryana. (2009). Kewirausahaan pedoman
dengan pilihan karir berwirausaha pada praktis: kiat dan proses menuju sukses.
mahasiswa dengan mempertimbangkan Jakarta : Salemba Empat.
gender dan latar belakang pekerjaan orang
tua. Diambil pada tanggal 15 september
2011 dari pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal
/8207 236251 .pdf