You are on page 1of 10

PIN SITE CARE USING CHLORHEXIDINE; CASE STUDY REPORT

Desak Wayan Suarsedewi


Dosen Tetap Akper Fatmawati Jakarta
Email:dewiarga@yahoo.co.id

ABSTRACT

Pin site infections were a common complication of external fixation that places a
significant burden on the patient and healthcare system. Such infections increase the number
of clinic visits required during a patient’s course of treatment, can result in the need for
additional treatment including antibiotics and surgery, and most importantly can compromise
patient outcomes should osteomyelitis or instability result from pin loosening or need for pin
or complete construct removal.
Factors that may influence the development of pin site infections include patient-
specific risk factors, surgical technique, pin design characteristics, use of prophylactic
antibiotics, and the post-operative pin care protocol including cleansing, dressing changes,
and showering. Despite numerous studies that work to derive evidence-based
recommendations for prevention of pin site infections, substantial controversy exists in regard
to the optimal protocol.
This review comprehensively evaluated the current literature to provide an overview
of factors that may influence the incidence of pin site infections in patients undergoing
treatment with external fixators, and concludes with a description of the preferred surgical
and post-operative pin site protocols employed by the senior authors (ATF and SRR).

Keywords: External fixation, Pin site, Pin tract/track, Infection, Prevention, Chlorexidine
solution

PENDAHULUAN berat 2.562 jiwa dan luka ringan 7.564


Di Indonesia, berdasarkan laporan jiwa, penyebabnya kecelakaan lalulantas
Departemen Kesehatan (Depkes) RI adalah sepeda motor dan angkutan kota
(2007) terdapat sekitar delapan juta orang (angkot) dan bus.
mengalami fraktur dengan jenis dan Fraktur adalah terputusnya
penyebab yang berbeda-beda. Hasil kontinuitas tulang akibat beban stress
survey 25% penderita fraktur mengalami yang diterima melebihi kemampuan yang
kematian, 45% mengalami cacat fisik. di absorbsi tulang. Hilangnya fungsi
Menurut KepalaDivisiHubungan terjadi karena adanya kerusakan pada
Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, di tulang juga disertai kerusakan jaringan
Jakarta, Senin (2013), bahwa angka lunak sekitarnya misal : otot, pembuluh
kecelakaan lalu lintas cukup tinggi dan darah, saraf, tendon, dan sendi sehingga
menonjol, data yang ditemukan selama daerah fraktur mengalami gangguan dalam
satu setengah bulan sebanyak 9 .884 melaksanakan fungsinya sebagaimana
kasus, meninggal dunia 1.547 jiwa, luka mestinya. Deformitas terjadi karena
90 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017
adanya pergeseran fragmen tulang yang Pin site terpasang melalui
tidak sesuai anatomis misal terjadi displace pembedahan yang merupakan tindakan
hal ini menimbulkan pemendekan tulang yang menginsisi jaringan, ketika suatu
daerah fraktur. Sebagai tindakan reduksi jaringan mengalami cedera, atau
atau reposisi tulang dilakukan Open kerusakan mengakibatkan adanya port d
reduction extarnal fixation (OREF). entry mikroorganisme yang berisiko
External fixasi adalah suatu terjadi infeksi. Reaksi fisik seseorang
tindakan orthopedic open reduction yang terhadap proses infeksi berbeda beda
digunakan untuk fiksasi tulang, terutama tergantung imun, nutrisi, hygiene dan usia.
fraktur yang kompleks sehingga dapat Reaksi infeksi yang muncul ditandai
mengoreksi deformitas organ. External dengan nyeri, kemerahan, bengkak, dan
fixation menggunakan pins dan wire yang lekosit meningkat, pada pemeriksaan
dimasukkan ke dalam tulang melalui kulit kultur akan ditemukan bacteri+, bila tidak
dengan tujuan untuk stabilisasi tulang diatasi maka akan terjadi infeksi
yang mengalami fraktur. Alat tersebut bisa tulang/ostiomyelitis.
berbentuk monolateral atau sirculer yang Insersi pin disamping
alami yang dihubungkan ketulang dengan menimbulkan luka juga menimbulkan
tekanan dari wire atau pins. Salah satu tipe nyeri yang disebabkan karena adanya
dari external fixator antara lain circular stimulus mekanik seperti pembengkakan
tylor Spatial frame yang disesuaikan jaringan yang menekan pada reseptor
dengan bentuk dari organ yang sakit. nyeri. Pada fraktur terbuka grade IIB
External Fixasi merupakan komponen tingkat infeksi dapat mencapai 50%,(1,2),
penting orthopedik dan bedah trauma upaya untuk mengurangi komplikasi telah
terutama pada fraktur terbuka. External dibuat protokol yang meliputi pemberian
fixasi berisiko terhadap peningkatan angka antibyotik Intra Vena berulang,
kesakitan terutama bila dipertahankan debrideman jaringan lunak, stabilisasi
dalam jangka panjang. Infeksi yang timbul fraktur dan grafting pada jaringan lunak
biasanya karena pin site yang terpasang dan tulang (3,4). Pemilihan tehnik untuk
kontak dengan dunia luar menembus stabilisasi fraktur tibia terbuka belum
tulang, yang telah dilaporkan mencapai dianalisis namun saat ini fixasi external
1infeksi mayor dan sampai 80% infesi yang telah populer karena relatif mudah
minor (Green, 1983). diaplikasikan dan pengaruhnya terhadap
sirkulasi darah tibia kecil tetapi disisi lain

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 91


sebanding dengan tingginya insiden pin – sekian banyak metode untuk mencegah
track-infection berkaitan dengan infeksi dengan perawatan pin yang efektif,
manajemen kerusakan jaringan lunak dan telah banyak diteliti tentang
potensi malunion (8,9), keefektifannya.
Pin Site infection sering terjadi RSUP Fatmawati Jakarta yang
pada pasien yang menggunakan external juga merupakan RS Pusat Rujukan
fixasi/ fiksasi luar. Yang sering Nasional untuk kasus ortopedi dan sebagai
menimbulkan infeksi adalah adanya unggulan pelayanan ortopedi, RSUP
inserti wire, skeletal pin (W. Dahl& Fatmawati telah memiliki dokter spesialis
Toksvig – Larsen, 2004). Dengan adanya ortopedi dengan subspesialis: hip, knee,
inserti pin maka penyembuhan jaringan hand dan spine dan dokter spesialis
lunak sangat membutuhkan perawatan rehabilitasi medik, sarana-prasarana
lingkungan sekitarnya dengan baik untuk ortopedi yang lengkap menjadikan
meminimalkan infeksi (Davies et al,2005). pelayanan ortopedi semakin berkualitas.
Pada dasarnya bersihkan pin site dan Namun kemajuan tersebut perlu diimbangi
hindari lingkungan kotor yang harus dengan pengetahuan dan skill perawat
dipertahankan (Temple & Santy,2004). yang memadai dalam hal kemampuan
Bila pin site infection tidak diwaspadai untuk menganalisa kebutuhan pasien dan
dapat terjadi komplikasi osteomyelitis, membuat rencana asuhan keperawatan
delay union, non union, loose fracture yang sesuai kondisi pasien. Untuk itu
alignmen dan infeksi sistemik (McKenzie, diperlukan suatu panduan yang
1999, temle&Santy 2004). memudahkan perawat dalam menyikapi
Menurut Anne Lethaby, Jenny kondisi tersebut di atasdalam memberikan
Temple, Julie Santy ( 2011), Pin site care penanganan yang tepat berdasarkan
for preventing infections associated with kebutuhan pasien.
external bone fixators and pins, bahwa Salah satu perawatan fraktur
efektivitas dalam pencegahan infeksi terbuka ekstremitas bawah pada fase pasca
adalah tergantung dari beberapa faktor operasi externa fixasi adalah pin site care
yaitu jenis operasi, methode yang and wound care. Pedoman
digunakan , cairan pembersih yang dipakai penatalaksanaan pin site care sebagai
dalam perawatan luka dan frekuensi dari proses pikir dan panduan dalam membuat
perawatan yang dibutuhkan pasien. Pin intervensi yang membutuhkan justifikasi
site care merupakan salah satu dari kebutuhan keperawatan, belum ada yang

92 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


mambuat panduannya. Hasil pengamatan berbagai pihak tim pelayanan kesehatan.
kami selama praktek residensi bahwa Perlu adanya supervisi, monitoring dan
kemampuan perawat dalam menganalisa kontrol dalam pelaksanaan panduan pin
kebutuhan pasien masih belum optimal, site care ini. Dengan demikian diperlukan
sehingga rencana keperawatan belum pemahaman seluruh staf tentang teknik,
dapat dibuat sesuai fenomena masalah bagaimana EBN pin site care digunakan,
pasien. Untuk itu kami berusaha dianalisis dan sangat diperlukan komitmen
melengkapinya melalui pembuatan seluruh tim kesehatan untuk berpartisipasi
panduan pin site care pasca operasi dalam penerapan panduan tersebut. Model
external fixasi fraktur ekstremitas bawah. pemberian asuhan keperawatan di Gedung
Panduan penanganan pins 48 jam Prof Soelarto Lt1 (GPS1) adalah primary
pasca operasi open reduction xternal nursing. Penyempurnaan kemampuan tim
fixation fraktur ekstremitas bawah dapat dalam model ini dapat mendukung
digunakan sebagai panduan untuk pelakasanaan panduan sehingga pelayanan
memudahkan perawat mengambil dapat tercapai lebih cepat dan lebih baik.
keputusan. Dalam penatalaksanaan pasien Berdasarkan wawancara yang
pengetahuan dan keterampilan sangat dilakukan dengan pihak manajemen GPS1
penting sebelum melakukan tindakan maupun kepala ruangan diperoleh
klinik ke pasien, sehingga dapat kesimpulan bahwa pihak manajemen dan
membantu perkembangan pasien secara staf sangat mendukung untuk memberikan
optimal dan keamanan pelayanan pasien, asuhan keperawatan berdasarkan cara
terhadap wound care dan Pin site care terbaru. Berdasarkan uraian tersebut maka
secara intensif. Dengan demikian aktifitas saya ners spesialis KMB mencoba untuk
keperawatan dapat terkoordinir dalam menerapkan EBN berkaitan dengan pin
mencegah infeksi akhirnya tercapai site care pasien pasca operasi fraktur
kemampuan fungsional pasien yang lebih ekstremitas bawah.
baik dan dapat menurunkan lama rawat
pasien sehingga menurunkan kost 1.2. Masalah
pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan pada sistem
Dalam penerapan Evidence Based muskuloskeletal yang umumnya dilakukan
Nursing (EBN) terhadap pin site care pada pada fraktur terbuka adalah fixasi external
extenal fiksasi pasien pasca operasi fraktur dengan pemasangan pins dan wire, hal ini
ekstremitas bawah dibutuhkan kerjasama dapat menimbulkan reaksi jaringan

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 93


dengan berbagai keluhan dan gejala. pada pasien pasca operasi pemasangan
Keluhan dan gejala yang sering external fixasi.
dikemukakan setelah opersi adalah nyeri b. Mengujicobakan model perawatan pin
pada daerah operasi, demam, bengkak, site pada pasien post open fraktur tibia
keluar cairan pada daerah insersi pin dan yang dikembangkan oleh Henley MB,
bila tidak mendapatkan perawatan yang Chapman JR, AgelJ, et al (1998)
akurat dapat menimbulkan infeksi lokal Mengevaluasi penerapan pin site care
sampai sistemik. pada pascaoperasi external fixasi
ekstremitas bawah
1.3 Tujuan c. Menyusun draft protokol pin site care
1.3.1 Tujuan Umum pasca operasi ekstremitas
Menerapkan cara perawatan pin bawahberdasarkan evidence based
site pada external fixasi secara Nursing Practice
intensifuntuk mencegah infeksi dan d. Mengusulkan penetapan protokol pin
komplikasiberdasarkan hasil-hasil riset site care berdasarkan hasil review
terkini (evidence-based nursing practice), bersama multidisiplin.
sehingga tidak mengalami kesulitan
mobilisasi. Para dokter dalam 1.4 Manfaat Praktek
pengalamannya sering kali memberikan 1.4.1 Bagi Pasien
dobel antibiootik untuk mencegah infeksi Hasil penerapan praktek perawatan
pasien setelah pembedahan, Kendatipun Pin Site diharapkan dapat
tersedia obat-obat yang paten, namun bermanfaat bagi pasien untuk
perawatan luka pasca bedah harus menurunkan risiko infeksi pasca
ditangani dengan baik oleh perawat, operasi, memberikan rasa nyaman
karena setelah 72 jam post operasi jika sehingga dapat meningkatkan
luka mengeluarkan cairan ini merupakan aktivitas pasien, meminimalkan
tanda tanda infeksi yang segera harus hari lama rawat dan mengurangi
diatasi biaya perawatan.
1.4.2 Bagi Perawat
1.3.2. Tujuan Khusus Memberikan acuan bagi perawat
a. Melakukan studi literatur untuk untuk memberikan cara yang tepat
memperoleh bukti ilmiah tentang cara dalam perawatan pins pada pasien
yang tepat dalam perawatan pin site

94 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


dengan external fixasi pasca Analisis Penerapan di Pelayanan
Keperawatan
operasi
Pasien yang dirawat karena
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
mengalami fraktur terbuka (Open
Hasil praktek dapat memberikan
fracture) terus mengalami peningkatan di
kontribusi dalam memberikan
GPS lantai1 RSUP Fatmawati. Sebagai
pelayanan terbaik bagi pasien
tindakan reduksi atau reposisi tulang
sehingga diperoleh pengakuan
dilakukan Open reduction extarnal
positif terhadap pelayanan rumah
fixation (OREF). Demikian pula pasien
sakit. Selain itu dapat
yang negleted nonunion yang mengalami
berkontribusi untuk menyusun
pemendekan femur ataupun tibia terus
prosedur tetap pins site
meningkat dan tindakan sebelum fixasi
careexternal fixation.
tulang dipasang skeletal traksi. Kedua
jenis tindakan tersebut baik Oref maupun
INTERVENSI
skeletal traksi menggunakan pin site yang
Pin Site care merupakan perawatan
membutuhkan perawatan efisien dan
yang dilakukan untuk mencegah efektif untuk mencegah infeksi.
terjadinya infeksi (Henry, 1996). Evidence
Penerapan EBN pada Pin Site care
pin site care dalam mencegah infeksi.
dengan larutan antimicrobial tujuannya
Intervensi Pin site yang dilakukan
adalah untuk menurunkan infeksi dan
padapasien dengan external fixasi tersebut
mencegah osteomyelitis, akan diterapkan
adalah dressing Pin Site dengan
pada pasien fraktur ektremitas yang
chlorhexadine 2% dressing dilakukan
menggunakan external fixasi yang dirawat
setiap hari dapat menurunkan infeksi pin
di GPS. lantai1 RSUP Fatmawati Jakarta.
site, dan mencegah osteomyelitis. Pin site
Penerapan EBN Pin Site Care dilakukan
dievaluasi setelah 2 minggu, empat
selama 2 minggu atau selama pasien
minggu sampai 12 minggu. Intervensi
dirawat di RS yang disesuaikan dengan
keperawatan ini sudah diuji coba
proses penyembuhan luka dan dievaluasi
disamping menurunkan infeksi pin site
keberhasilannya setiap hari. Parameter
juga penggunaan antibiotik lebih pendek
yang diukur adalah nyeri, kemerahan,
(Lethay A, et al, 2008).
bengkak dan keluar exudat pada pada area
Pin Site. Pasien dengan external fixsasi
yang skeletal traksi, dilanjutkan operasi
paling lama dirawat 10 hari, sedangkan

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 95


pada pasien yang open reduction external memenuhi kriteria inklusi selama EBNP
fixsasi yang tidak ada komplikasi hanya berlangsung. Kriteria inklusi sampel
dirawat satu minggu kecuali ada infeksi adalah pasien yang terdiagnosa Open
atau komplikasi lain pasien dirawat > dari fracture yang telah dilakukan operasi
dua minggu. OREF, USIA ≥18 tahun, yang bersedia
menjadi sampel.
KOMPARASI Hasil observasi menggunakan
Chlorhexidine dapat menurunkan Chlorhexidine 2% sebanyak 10 pasien
infeksi pin site dan menurunkan pada perawatan Pin Site ternyata cepat
penggunaan antibyotik prophylaxis, teori kering dan tidak ada tanda tada infeksi.
Chlorhexidine untuk pencegahan infeksi Durasi waktu selama satu minggu
dibandingkan larutan yang lain.
OUTCOME SIMPULAN
Praktek keperawatan berbasis 1. Praktek keperawatan berbasis
pembuktian, yaitu pencegahan risiko pembuktian, yaitu pencegahan risiko
infeksi pada pasien dengan OREF; pin site infeksi pada pasien dengan OREF; pin
care menggunakan Chlorhexidine sebagai site care menggunakan Chlorhexidine
cleansing agent, ini terbukti dapat sebagai cleansing agent, ini terbukti
memberi dampak bagi pasien sebagai dapat memberi dampak bagi pasien
penerima asuhan keperawatan yang sebagai penerima asuhan keperawatan
ditandai dengan penurunan nyeri pada pin yang ditandai dengan penurunan nyeri
site, luka kering, bengkak hilangsebagai pada pin site, luka kering, bengkak
tanda risiko infeksi dapat dicegah, sangat hilangsebagai tanda risiko infeksi
efektif untuk dilaksanakan oleh perawat dapat dicegah, sangat efektif untuk
dalam praktek perawatan pin site. dilaksanakan oleh perawat dalam
praktek perawatan pin site.
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Inovasi yang dikembangkan dengan
SubJek dalam penerapan Pin Site Care in membuat panduan praktek klinik
external fixation CHX solution as (Clinical Practice Guidelines.
Cleansing agent dilakukan pada pasien Pengembangan peran perawat sebagai
open fracture dengan Open Reduction innovator berdasarkan kebutuhan di
External Fixation (OREF) di ruang GPS ruangan yang bertujuan untuk
lantai I RSUP Fatmawati Jakarta yang meningkatkansistempelayanan

96 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


kesehatan dalam praktek keperawatan diharapkan dapat dicapai efektif dan
dengan memonitor pasien posca efisien.
operasi 24 jam pertama secara
DAFTAR PUSTAKA
intensive. Pemberian asuhan
Amanti, A., Potalvio, G., Pelosi, F.,
keperawatan secara intensive ini Rende, R., & Cerulli, G. (2012).
Randomized prospective study on
adalah untuk mencegah komplikasi 24
the use of eufiss in the prevention of
jam pertama pasca bedah seperti infections in patients treated with
externalfixation. European journal
perdarahan, unstable hemidinamicserta
of inflammation, 8(3), 189-192.
untuk menurunkan lama rawat pasien Bell et al, (2008). Care of pin sites.
Nursing standard,22(33), 44-48.
di Rumah sakit.
Camathias, C., Valderrabano, V., &
Oberli, H. (2012). Routine pin tract
care in externalfixation is
SARAN
unnecessary: A randomised,
1. Diperlukan penelitian dan metodologi prospective, blinded controlled
study. Injury: International journal
yang memadai untuk mengevaluasi of the care of the injured, 1969-
sejauhmana penerapan model Levine 1973.
Lagerquist, D., Dabrowski, M., Dock, C.,
dapat digunakan dalam pemberian Fox, A., Daymond, M., Sanda, K.E.,
asuhan keperawatan pada pasien & Halm, M.(2012). Care of external
fixator pin sites. American journal
gangguan sistem muskuloskeletal.
of critical care, 21(4), 288-293.
2. Untuk menjadi seorang ners spesialis Lee, C.K., Chua, Y.P., & Saw, A. (2011).
Antimicrobial gauze as a dressing
keperawatan medikal bedah peminatan
reduces pin site infection: A
sistem musculoskeletal, diperlukan randomized controlled trial.
Clinical orthopaedics and related
pengembangan diri secara research, 470(2).
berkelanjutan, melaksanakan praktek Lethaby, A., Temple, J., & Santy, J.
(2011). Pin site care for preventing
berdasarkan pembuktian pada setiap
infections associatedwith external
tindakan keperawatan, sebagai bone fixators and pins. Cochrane
database of systematic reviews, (8).
peneliti, pendidik dan innovator terus
Timms, A., Vincent, M., Santy-
dikembangkan secara Tomlinson, J., & Hertz, K. (2011).
Guidance on pin sitecare. Royal
berkesinambungan.
college of nursing, Retrieved from
3. Manajemen asuhan keperawatan yang http://www.rcn.org.uk/__data/assets/
pdf_file/0009/413982/004137.pdf
sekarang ada yang dijalankan di ruang Timms, A., & Pugh, H. (2012). Pin site
GPS lantai I dan rehabilitasi RSUP. care: Guidance and key
recommendations. Nursing
Fatmawati perlu ditingkatkan lebih standard, 27(1), 50-55.
lengkap, sitematis, agar tujuan yang Walker, J., (2011). Pin site infection in
orthopaedic external fixation

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 97


devices. British journal ofnursing, Altay T, Karapinar L, Kaya A, Oztürk H.
21(3), 148-151. Treatment of two-part proximal
Spiegelberg B, Parratt T, Dheerendra SK, humeral fractures with external
Khan WS, JenningsR, Marsh DR. fixators.Ulus Travma Acil Cerrahi
Ilizarov principles of deformity Derg 2005;11:153-6.
correction, Ann R Coll Surg Engl Holmes SB, Brown SJ; Pin Site Care
2010;92:101-5. Expert Panel. Skel etal pin site care:
Royal College of Nursing (2011). National Association of
Guidance on pin site care. Orthopaedic-84 Acta Orthop
Cavendish Square, London W1G Traumatol Turc Nurses guidelines
0RN. [Cited 2013 Sep12] Available for orthopaedic nursing. Orthop
from: Nurs 2005; 24:99-107.
http://www.rcn.org.uk/__data/assets/ Checketts RG, MacEachern AG, Otterburn
pdf_file/0009/413982/004137.pdf. M. Pin track infection and principles
MeSH, (2011). Medical subject headings of pin site care. In: Bastiani GA,
(MeSH), National Library of Apley G, Goldberg A, editors.
Medicine. [Cited 2013 Sep 12] Orthofix external fixationin trauma
Availablefrom: and orthopaedics. London: Springer;
http://www.nlm.nih.gov/mesh. 2000. p.97-103.
Çelik S, Kanan N. Efficiency of cleaning Sims M. External fixators: Royal College
agents to preventinfection in patients of Nursing Society of Orthopaedic
with external fixation. İÜFN Hem Nursing. London: RCN
Derg 2005; 13:37-42. Publishing;1999.
Eren A, Eralp L. Development of Ilizarov Grant S, Kerr D, Wallis M, Pitchford D.
system in Turkeyand in the world. Comparison of povidone–iodine
In: Çakmak M, Kocaoğlu M editors. solution and soft white paraffin
Ilizarov surgery and principles. ointment in the management of
Istanbul: Doruk Graphics;1999. p. 1- skeletal pin-sites: a pilot study.
4. Orthop Nurs 2005; 9:218-25.
SantyJ. Nursing the patient with an Aynacı O, Yıldız M, Aydın H, Kerimoğlu
external fixator. NursStand 2000; S. Our external fixator applications
14:47-55. Santy J, Newton L. A in humerus fractures. [Article in
survey of current practices in Turkish] Hacettepe Ortopedi
skeletal pin site management. J Dergisi 2000; 10:137-40.
Orthop Nurs 2006; 10:198- 205. Havıtçıoğlu H. Indications of external
Santy J, Temple J. A critical review of two fixators. In: Çakmak M, Kocaoğlu
research paperson skeletal pin site M, editors. Ilizarov surgery and
care. J Orthop Nurs 2004; 8:132-5. principles.Istanbul: Doruk Graphics;
Sims M, Saleh M. External fixation – the 1999. p. 17-22.
incidence of pin site infection: a W-Dahl A, Toksvig-Larsen S, Lindstrand
prospective audit. J Orthop Nurs A. No differencebetween daily and
2000; 4:59-63. weekly pin site care: a randomized
Arazi M, Kutlu A, Tarakçıoğlu N, Mutlu study of 50 patients with external
M. The applications of Selçuk type fixation. Acta Orthop Scand 2003;
pelvic external fixator in the 74:704-8.
treatment of unstable pelvic ring Davis P. Skeletal pin traction: guidelines
injuries: clinical and biomechanical on postoperative care and support.
study. [Article in Turkish] Acta Nurs Times 2003; 99:46-8.
Orthop Traumatol Turc 1995; Lee-Smith J, Santy J, Davis P, Jester R,
29:299-305. Kneale J. Pin site management:

98 Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017


toward a consensus. J Orthop Hay SM, Rickman M, Saleh M. Fracture
Nurs 2001; 5: 37-42. of the tibial diaphysis treated by
Ward P. Care of skeletal pins: a literature external fixation and the axial
review. Nurs Stand 1998; 12: 34-8. alignmentgrid: a single surgeon’s
Oçgüder DA, Ozer H, Solak S, Onem RY, experience. Injury 1997; 28: 437-43.
Ağaoğlu S. Functional results of the Henry C. 1996. Pin sites: Do we need to
Ilizarov circular external fixatorin clean them? Practice Nurs.7:12-7.
the treatment of open tibial fractures.
Acta Orthop Traumatol Turc 2005;
39:156-62.
Yılmaz C. Application of external fixator
in patients with intertrochanteric
femur fractures having high surgical
risk and our results. Dissertation.
İstanbul: Ministry of Health, Şişli
Etfal Training and Research
Hospital; 2005.
W-Dahl A, Toksvig-Larsen S. Pin site care
in external fixation sodium chloride
or chlorhexidine solution as a
cleansing agent. Arch Orthop
Trauma Surg 2004; 124:555-8.
Ozdemir H, Urgüden M, Dabak TK,
Söyüncü Y. Treatment of
intertrochanteric femoral fractures
with the use of a modular axial
fixator device. [Article in Turkish]
Acta Orthop Traumatol Turc 2002;
36:375-83.
Arazi M, Memik R, Ogün TC, Yel M.
Ilizarov external fixation for
severely comminuted supracondylar
and intercondylar fractures of the
distal femur. J Bone Joint Surg Br
2001; 83:663-7.
Kesemenli CC, Subaşı M, Kırkgöz T,
Necmioğlu S,Kapukaya A.
Comparison of external fixation and
pelvipedal cast treatments in closed
femur fractures of children. [Article
in Turkish] Acta Orthop Traumatol
Turc 2000; 34:40-4.
AraziM, Kutlu M. Place of external
fixation in the treatment of pelvic
injuries: indications and current
trends. [Article in Turkish] Turkish
Journal of Arthroplasty Arthroscopic
Surgery 2000; 11:104-10.

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017 | 99

You might also like