You are on page 1of 12

Faktor ± Faktor Pendukung Kepatuhan ««. (Yuyun et.

al)

FAKTOR ±FAKTOR PENDUKUNG KEPATUHAN ORANG DENGAN HIV AIDS


(ODHA) DALAM MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL DI KOTA BANDUNG DAN
CIMAHI

Yuyun Yuniar 1*, Rini Sasanti Handayani 1, Ni Ketut Aryastami 2

1
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes
2
Pusat Humaniora, Pemberdayaan Masyarakat dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbangkes
E-mail : yuyunyuniar09@gmail.com

Abstract
Adherence to ARV (antiretroviral) was aimed to siginificantly prolong the life expectancy
of people living with HIV AIDS (PLHIV). ARVs fight against the infection by slowing
down the reproduction of HIV in human body. This research aimed to identify the
internal and external factors that support adherence to ARV therapy.
This research was a qualitative research conducted in Bandung and Cimahi districts,
West Java province from September to November 2011. Data collected by doing in depth
interview with related stakeholders, they were district health office staffs in Bandung and
Cimahi, Local AIDS Commission staffs in Bandung and Cimahi, Bungsu hospital in
Bandung, Cibabat hospital in Cimahi, NGO staff, and 10 PLHIVs who ever or still
consuming ARV. Data were analyzed descriptively by triangulation and content analysis
methods.
It was concluded that the internal supporting factors of adherence to ARV were the
motivation to live longer, the eagerness to get cured and to be healthy, considering ARV
as vitamin, and the faith in their own religion. Besides, the availability of ARV and social
supports were other supporting factors. The social supports were support from family,
responsibility and affection for their children, willingness to get married, support from
peer groups, NGO staffs, and religion figures, and good relationship with health provider
staffs. The internal factors should be improved by motivating PLHIVs while external
factors should include family, peer groups, NGO staff and health provider, provide better
accessibility and affordability to ARV, and educate the society.

Keywords: PLHIV, Adherence, ARV

Abstrak
Kepatuhan Penggunaan ARV (antiretroviral) merupakan salah satu faktor yang dapat
memperpanjang umur harapan hidup ODHA (orang dengan HIV AIDS) secara bermakna.
ARV bekerja melawan infeksi dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
ODHA dalam mengkonsumsi ARV.
Studi ini merupakan penelitian kualitatif di Kota Bandung dan Kota Cimahi, provinsi
Jawa Barat dari bulan September±November 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan AIDS
yaitu Dinkes Kota Bandung dan Cimahi, KPA Daerah Kota Bandung dan Cimahi, RS
Bungsu dan RS Cibabat, LSM PKBI Jawa Barat serta ODHA yang pernah atau masih

Submit : 25-05-2012 Review : 26-06-2012 Review : 10-07-2012 revisi : 10±09-2012

72
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83

menggunakan ARV. Jumlah ODHA yang diwawancara sebanyak 10 orang. Analisis data
dilakukan secara deskriptif dengan metoda triangulasi dan content analysis.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa faktor faktor pendukung kepatuhan minum ARV
yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu motivasi untuk hidup, keinginan sembuh/sehat,
menganggap obat sebagai vitamin dan keyakinan terhadap agama. Selain itu faktor
ketersediaan obat ARV dan dukungan sosial juga mendukung kepatuhan ODHA. Faktor
dukungan sosial yaitu dukungan keluarga, rasa tanggung jawab dan kasih sayang
terhadap anak, keinginan menikah, dukungan teman-teman di KDS (Kelompok
Dukungan Sebaya), LSM dan dari tokoh agama serta hubungan baik dengan tenaga
kesehatan. Faktor internal perlu ditingkatkan dengan memotivasi ODHA. Faktor
eksternal ditingkatkan dengan melibatkan peran keluarga, KDS, LSM dan tenaga
kesehatan serta memperbaiki akses, keterjangkauan dan edukasi kepada masyarakat.

Kata Kunci : ODHA, Kepatuhan, ARV

PENDAHULUAN dikenal dengan istilah ODHA (orang dengan


HIV AIDS). ARV bekerja melawan infeksi
Penularan HIV terjadi tidak hanya
dengan cara memperlambat reproduksi HIV
melalui hubungan seksual tetapi juga melalui
dalam tubuh. Umumnya ARV efektif diguna-
IDU (Injectable Drug Use) dan MTCT
kan dalam bentuk kombinasi, bukan untuk
(Mother to Child Transmission). Dalam
menyembuhkan, tetapi untuk memper-
upaya penanggulangan HIV AIDS telah
panjang hidup ODHA, membuat mereka
didirikan Komisi Penanggulangan AIDS ber-
lebih sehat, dan lebih produktif dengan
dasarkan Peraturan Pemerintah no. 75 Tahun
mengurangi viraemia dan meningkatkan
2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS
jumlah sel-sel CD4+ 5. Selain dalam bentuk
Nasional yang diikuti dengan Peraturan
kombinasi, penggunaan ARV harus terus
Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2007
menerus sehingga sangat rentan mengalami
tentang Pedoman Umum Pembentukan
ketidakpatuhan yang dapat menumbuhkan
Komisi Penanggulangan AIDS Dan Pember-
resistensi HIV. 6
dayaan Masyarakat Dalam Rangka Penang-
gulangan HIV dan AIDS di Daerah. 1, 2 Berbagai kendala dialami ODHA
Layanan rumah sakit rujukan HIV AIDS me- dalam mengakses ARV, di antaranya keter-
ningkat dari 25 rumah sakit menjadi 75 batasan pelayanan kesehatan seperti lokasi
rumah sakit sesuai dengan SK Menteri rumah sakit rujukan yang berada di perkota-
Kesehatan No. 832/X/2006. 3 Peraturan ter- an, serta pemeriksaan darah dan konseling
sebut kemudian direvisi lagi dengan SK secara rutin yang memerlukan biaya. Selain
Menteri Kesehatan No. itu pemakaian jangka panjang menyebabkan
760/Menkes/SK/VI/2007 tentang penetapan timbulnya rasa bosan, kekurangdisiplinan
lanjutan rumah sakit rujukan bagi orang dan kekhawatiran akan timbulnya efek
dengan HIV dan AIDS (ODHA) sehingga samping. Kemudian perilaku ODHA yang
rumah sakit rujukan HIV AIDS menjadi 237 pola hidupnya tidak teratur, serta meng-
buah. 4 hadapi stigma dan diskriminasi merupakan
faktor lain yang menghambat penggunaan
Penggunaan ARV (antiretroviral)
ARV. 7
pada pasien dengan hasil tes HIV positif me-
rupakan upaya untuk memperpanjang umur Ketidakpatuhan terhadap ARV bukan
harapan hidup penderita HIV-AIDS yang hanya masalah medis, tetapi juga dipengaruhi

73
Faktor ± Faktor Pendukung Kepatuhan ««. (Yuyun et. al)

oleh sosial budaya masyarakat setempat. BAHAN DAN METODA


Perspektif sosial dapat membantu pe- Penelitian ini adalah penelitian
mahaman bahwa kesehatan dan pelayanan kualitatif di Kota Bandung dan Kota Cimahi,
kesehatan tidak semata-mata sebagai isu provinsi Jawa Barat dari September ±
medis, tetapi juga merupakan isu sosial. November 2011. Persetujuan etik diperoleh
Ketika pendekatan sosial dan pendekatan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan
medis dilakukan bersama, maka penekanan- Litbangkes pada tanggal 22 Agustus 2011.
nya tidak hanya pada proses sosial terjadinya Sumber dana penelitian berasal dari dana
suatu penyakit dan sakit, tetapi juga pada insentif Kementerian Negara Riset dan
intervensi di dalam struktur sosial dan Teknologi (KNRT) tahun 2011.
budaya untuk mencegah atau bahkan me-
ngobati penyakit tersebut. 8 Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam. Responden dalam pe-
Berdasarkan data laporan triwulan nelitian ini adalah staf Dinkes Kota Bandung
Kemkes hingga Juni 2010, cara penularan dan Cimahi, staf KPA Kota Bandung dan
kasus AIDS baru melalui heteroseksual Cimahi, staf LSM PKBI Jawa Barat, tokoh
34,0%, IDU 58,2%, perinatal 3,0%, dan masyarakat, tokoh agama dan 10 orang
hubungan Lelaki Seks Lelaki (LSL) 2,2 %. ODHA beserta pendampingnya. Kriteria
Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi inklusi ODHA yaitu masih menggunakan
hingga Juni 2010 adalah DKI Jakarta 3740, ARV baik yang pernah putus berobat
Jawa Barat 3710, Jawa Timur 3540, Papua maupun tidak pernah putus, lama pengobatan
2858 dan Bali 1747. Prosentase ODHA yang dengan ARV minimal 3 bulan, berusia 17
masih menerima ARV adalah 60.3%. Jumlah tahun ke atas, sedang menjalani pengobatan
tertinggi yang menerima ARV yaitu di rawat jalan dan bersedia diwawancarai.
provinsi DKI Jakarta 7242, Jawa Barat 2001, Sedangkan kriteria eksklusi yaitu ODHA
Jawa Timur 1517, Bali 984 dan Papua 685. yang sakit (rawat inap) atau menolak
Yang menggunakan rejimen lini pertama diwawancarai. Proses rekrutmen ODHA
78,1%, substitusi 18,4% dan switch 3,5% (1 dilakukan melalui LSM PKBI Jawa Barat.
atau 2 jenis ARV diganti dengan ARV lini Staf LSM menghubungi ODHA dan me-
kedua). 9 nanyakan kesediaannya untuk diwawancarai
Pada tahun 2008 diperkirakan sekitar oleh peneliti di tempat yang dipilih oleh
33,4 juta orang terinfeksi HIV, 30 juta di ODHA.
antaranya hidup di negara berpenghasilan Karakteristik informan serta infor-
menengah ke bawah. WHO dan UNAIDS masi yang dikumpulkan dapat dilihat pada
memperkirakan setidaknya 14,6 juta orang Tabel 1. Analisis data dilakukan secara
membutuhkan terapi ARV pada tahun 2009, deskriptif dan kualitatif dengan metoda
tetapi baru 5,25 juta orang di negara triangulasi yang meliputi : triangulasi sumber
berpenghasilan menengah ke bawah yang yaitu kroscek dengan sumber data dan peng-
dapat mengakses ARV terapi (ART). 10, 11 gunaan kategori informan yang berbeda,
Penelitian ini bertujuan untuk meng- triangulasi metoda yaitu menggunakan
identifikasi faktor-faktor internal dan ekster- beberapa metoda dalam pengumpulan data
nal yang menjadi pendukung kepatuhan, dan (wawancara mendalam, observasi). Data
diharapkan faktor-faktor tersebut dapat di- yang diperoleh dari hasil wawancara
kembangkan untuk meningkatkan kepatuhan dianalisis dengan metode content analysis
ODHA dalam minum ARV sesuai dengan meliputi tahap - tahap pembuatan transkrip
kondisi lokal.

74
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83

Tabel 1 : Karakteristik Reponden dan Topik Wawancara

Responden Topik wawancara


- Pemegang program HIV Dinkes kota - Situasi HIV/AIDS dan permasalahan
Bandung dan Cimahi ketidakpatuhan terhadap ARV
- KPA Daerah kota Bandung dan Cimahi - Program yang terkait dengan
(pelaksana harian) penanggulangan AIDS dan peningkatan
- Pelaksana program VCT RSU Bungsu kepatuhan terhadap ARV
dan RSU Cibabat
- Pelaksana harian dan staf LSM PKBI
Jawa Barat
- Staf LSM PKBI Jawa Barat Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
- Tokoh masyarakat yang berkaitan dengan HIV AIDS dan
- Tokoh agama kepatuhan terhadap ARV
- keseharian (pola hidup, pekerjaan, aktivitas,
hubungan sosial)
- Kondisi keagamaan
- peer group
- stigma, diskriminasi
Pendamping/teman dekat ODHA - Kondisi kepatuhan ODHA
- Faktor pendukung dan penghambat
kepatuhan
ODHA - Pengalaman menggunakan ARV
- Riwayat positif HIV
- makna ARV
- pengalaman efek samping
- faktor pendukung/ penghambat dalam
penggunaan ARV

wawancara, koding data (tema hasil data), Faktor Pernyataan


verifikasi, penarikan pola dan penyimpulan. pendukung
³Terasa lebih pede, yang tadinya
mikir mau mati sekarang jadi
HASIL pengin hidup 10 tahun lagi, kalau
bisa lebih panjang.´ (Vi,
perempuan 22 th)
Hasil wawancara dengan responden
mengenai berbagai faktor pendukung ke- ³Keinginan untuk tetap bertahan
patuhan ODHA dalam mengkonsumsi ARV hidup. Selama 4 bulan sakit ga
dapat dilihat pada matriks berikut : enak sama sekali, jangankan
makan, wangi masakan aja bau,
jadi mual.´ (Ag, laki-laki 36 th)
Faktor Pernyataan
pendukung
Ingin sehat ³« pengen hidup sehat,
Ingin hidup ´Tiada hari tanpa obat, stress
semangat. Kata dokter ini
lebih lama juga, daripada mati ikuti ajalah
terakhir kali minum obat, kalau
pepatah dokter. Ambil
berhenti lagi dokter tidak mau
hikmahnya. Keinginan pribadi,
ngobati lagi, bandel kata dokter.³
saya ingin hidup lebih lama
(Yn, perempuan 20 th)
lagi.´ (Wi, waria 32 th)

75
Faktor ± Faktor Pendukung Kepatuhan ««. (Yuyun et. al)

Faktor Pernyataan Faktor Pernyataan


pendukung pendukung
³Supaya tetap sehat, kalau sakit Kalau dipikirin terus ga ada
nggak enak. Tetap harus minum habisnya. Seperti air mengalir,
obat , kalau ngedrop malah bisa anggap aja seperti minum
ketahuan teman.´ (Ce,laki-laki 34 vitamin. Kalau ada yang nanya,
th) jawab aja vitamin.´ (He, laki-laki
41 th)
Mempunyai ³Ada rasa berat, yang membuat
anak patuh, semangat hidup melihat Takut statusnya ´7DNXW NHWDKXDQ NDPX PLQXP
anak, sedih kalau ditinggalin. diketahui orang obat apa sih? Makan obat jam
Anak ikut mertua ´(Yn, lain segini terus...tapi lama-lama
perempuan 20 th) cerita juga. Jadi malah saling
PHQGXNXQJ ´ :L, waria 32 th)
³Pengin masih bisa lihat anak,
walaupun cuma ngobrol aja, ga ´.DGDQJ-kadang orang suka
bisa dibawa pergi.´ (Ce,laki-laki pengin tahu, jadi ya minumnya
34 th) sembunyi-sembunyi aja atau
ELODQJ VDMD REDW JHPXN ´ +H,
³Allah masih ngasih kesempatan laki-laki 41 th)
hidup kedua, aku ga mau sia-
siakan apa yang Allah berikan. Keyakinan ´3RNRNQ\D EHUGR¶D VDMD VLDSD
Aku selalu prioritaskan obat. Aku agama tahu bisa sembuh total. Berharap
pengin ngeliat anak aku besar, ada keajaiban untuk berubah,
jadi orang berguna, jadi anak mendadak lihat laki-laki jadi ga
pinter, bisa nyenengin orang mau, terus lihat perempuan jadi
tuanya. Ya Allah kasih aku umur mau.´ (Wi, waria 32 th)
panjang sampe ngeliat dia
dewasa.´(Vi,perempuan 22 th) ´Keyakinan bakal ada obatnya,
untuk sementara pake ini aja
Dukungan anak ´$QDN VXND PHQJLQJDWNDQ NDODX obatnya.´ &H ODNL-laki 34 th)
bangun pagi suka mengingatkan,
suka membangunkan, jangan ´Ada 3 orang dari gereja yang
sampai telat minum obat, mau WDKX PHPEHUL GXNXQJDQ GR¶D
hidup lebih baik, mikir diri sedikitnya menjadi kekuatan lain,
sendiri, walaupun ada nenek, daripada ga ada kerjaan mending
kalau ada ibunya kan lebih pelayanan aja, tapi masih
baik.´(De, perempuan 33 th) ngerasa setengah-setengah.´ (Ce,
laki-laki 34 th)
Dukungan ´...tiap hari pengin berhenti
orang tua karena bosan. Jadi kaya anak ´Kalau dengerin ceramah jadi
kecil dipesenin terus supaya semangat hidup, perjalanan
PLQXP REDW ´ )D, perempuan 24 masih panjang, harus maju ke
th) depan.´ (Vi, perempuan 22 th)
´2UDQJ WXD VXND ELODQJ masih
pengin kumpul ga sama keluarga, ´Keyakinan diri sendiri, karena
sok yang rajin atuh minum sekarang kena penyakit gini. Tapi
obatnya.´ (Fa, perempuan 24 th) ada juga kemarin teman yang
meninggal padahal ga kenapa-
ARV seperti ³Tidak sembunyi-sembunyi kalau napa. Jadi mesti introspeksi
obat sakit minum obat, kalau ditanya teman kesalahan dulu, lebih ada
kepala atau bilang sakit kepala.´ (Fa, keinginan untuk beribadah tetapi
vitamin perempuan 24 th) kadang-kadang bertanya-tanya
kenapa Tuhan ngasih penyakit
´Bawa enjoy aja, dulu beban. ini. Ya udahlah kalau mau

76
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83

Faktor Pernyataan orang, 1235 orang di antaranya berstatus HIV


pendukung dan 1292 AIDS, 62,87% pria dan 37,13%
diambil ya diambil aMD ´(Ag, laki-
perempuan, yang telah meninggal 146 orang
laki 36 th)
dan yang masih hidup 2381. Setiap tahun
Hubungan ´Berhenti karena jadi pusing dan terjadi kenaikan sekitar 300-400 kasus baru.
dengan tenaga mual, dokternya galak, takut, Penderita HIV/AIDS dari penasun (pengguna
kesehatan WDNXW NHWDKXDQ RUDQJ ODLQ ´ (O, napza suntik) sebanyak 58,77%.
perempuan 20 th)
Berdasarkan data bulan Juli 2011 di
³0HUHND EDLN VLK WDSL NDODX WHODW Kota Cimahi tercatat 142 penderita
ya dimarahi. Kadang aku suka HIV/AIDS, terdiri dari 68 orang penderita
pinjem obat dulu ke temen yang
36. ODK ´ )D, perempuan 24 th) AIDS (48%) dan 74 penderita HIV (52%),
laki-laki 86 orang (60,6%), perempuan 46
Merasakan ´Secara fisik jadi enak, secara orang (32,4%) dan lainnya 10 orang (7%).
manfaat ARV psikologis merasa sehat ´ (Ce, Cara penularan melalui penasun 58%,
laki-laki 34 th) heteroseksual 11%, MTCT 7%, pelanggan
³Bisa jalan-jalan, beres-beres WPS 2% dan lainnya 12%.
rumah, main, lebih semangat.´ Kecenderungan penularan HIV/AIDS
(Ya, perempuan 20 th)
baik di Bandung maupun Cimahi telah me-
Peran KDS dan ´Memberi perasaan nyaman, ngalami pergeseran dari penasun ke arah
LSM menyadari bahwa banyak yang penularan heteroseksual, khususnya antar
seperti aku ´(Vi, perempuan 22 pasangan suami/istri baik dari pasangan
th) penasun maupun dari suami yang ber-
´Menjadi lebih kuat dan lebih
hubungan seks dengan WPS (Wanita Pekerja
tenang. Sedikit banyak menjadi Seks). Secara umum penderita HIV AIDS
lebih tahu. Kalau lagi ngumpul kelompok penasun masih paling tinggi tetapi
sama-sama mengingatkan minum persentase kenaikan jumlah penderita me-
obat ´ (Ce, laki-laki 34 th) nurun dibandingkan heteroseksual khususnya
ibu rumah tangga. Hal ini berdampak pada
PEMBAHASAN penularan lainnya yaitu dari ibu kepada anak
Penyebaran HIV AIDS di Bandung (MTCT/ mother to child transmission).
dan Cimahi tidak terlepas dari kondisi sosial Sejalan dengan pernyataan tersebut, seorang
budaya setempat khususnya Kota Bandung pendamping di RS Hasan Sadikin Bandung
dikenal dengan bekas kompleks lokalisasi menyatakan sedikitnya 80 orang anak telah
Saritem yang masih terus beroperasi. mendapatkan terapi ARV, usia anak paling
Sedangkan Kota Cimahi yang berbatasan tinggi adalah 10 tahun. Sebagian besar anak-
langsung dengan Kota Bandung lebih dikenal anak terinfeksi HIV AIDS tidak dapat ber-
dengan banyaknya industri yang juga tahan hidup lebih dari 3 tahun.
merupakan titik rawan dalam penyebaran Berdasarkan hasil wawancara dengan
HIV AIDS. Jumlah penderita di Jawa Barat pihak LSM, tokoh masyarakat dan tokoh
pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3710 agama di Jawa Barat tidak ditemukan adanya
orang dari sekitar 43.021.826 jiwa. 12 kasus penolakan jenasah ODHA oleh masya-
Berdasarkan informasi dari tenaga rakat karena memang pada umumnya masya-
kesehatan, KPA serta LSM PKBI Jawa Barat rakat sendiri tidak tahu status ODHA.
di Kota Bandung, jumlah penderita Seandainya mereka tahu sangat mungkin ter-
HIV/AIDS per Agustus 2011 sebanyak 2527 jadi penolakan. Sikap menutupi status ini

77
Faktor ± Faktor Pendukung Kepatuhan ««. (Yuyun et. al)

tidak terlepas dari kekhawatiran akan stigma Kepatuhan dalam Terapi


dan diskriminasi masyarakat terhadap Kepatuhan dalam penggunaan obat
ODHA. Hal ini juga berpengaruh terhadap sebagai suatu perilaku kesehatan dapat di-
kepatuhan ODHA dalam minum ARV karena tinjau dari perspektif psikologi khususnya
sebenarnya ODHA membutuhkan dukungan teori kognisi sosial seperti Health Belief
tanpa stigma dan diskriminasi. 13 Model (HBM), Theory of Planned Behavior
Stigma berawal dari adanya pe- (TPB) dan Informational±Motivational-
mahaman yang salah mengenai cara pe- Behavioural Model (IMB). Ashraf Kagee
nularan HIV AIDS dan anggapan bahwa HIV telah melakukan review terhadap ketiga teori
AIDS merupakan penyakit yang menjijikkan tersebut dalam kaitannya dengan kepatuhan
yang menjangkiti orang yang menyimpang dalam penggunaan ARV. 16
perilaku seksualnya. Bagi masyarakat awam, Berdasarkan teori HBM suatu peri-
interaksi sosial dikhawatirkan menjadi pe- laku aksi akan terbentuk dari persepsi sese-
nyebab penularan. Masih banyak yang meng- orang terhadap kerentanan dan keparahan
anggap bahwa sentuhan, pelukan, jabat penyakit serta persepsi terhadap manfaat dan
tangan, berciuman, penggunaan alat makan/ hambatan yang dihadapi. Pada umumnya
minum bersama, penggunaan kamar mandi ODHA yang menganggap penyakitnya parah
bersama, tinggal serumah, gigitan nyamuk dan telah mengalami gejala yang serius,
bahkan berenang bersama dengan penderita mengetahui manfaat ARV menjadi lebih
bisa menularkan HIV AIDS. 14 patuh dalam minum obat namun salah satu
Penggunaan Antiretroviral (ARV) dalam hambatan yang dihadapi adalah stigma.16, 17
Pengobatan HIV AIDS TPB menyatakan bahwa sikap,
ODHA memerlukan ARV biasanya dukungan normatif dan persepsi terhadap
bila level CD4 < 350/mm3. Penggunaan kontrol perilaku merupakan penentu intensi
ARV di Indonesia sudah dimulai pada tahun sedangkan intensi merupakan penentu utama
1990 dengan menggunakan obat paten, baru terjadinya suatu perilaku. Sikap positif se-
pada bulan Nopember tahun 2001 cara umum akan meningkatkan kepatuhan.
menggunakan obat generik. Kimia Farma Sebaliknya sikap negatif terhadap ARV
sendiri baru mampu memproduksi ARV misalnya kekhawatiran akan efek samping
generik pada akhir tahun 2003, sehingga obat dan persepsi tidak memerlukan ARV ber-
ARV dapat diberikan secara cuma-cuma kaitan dengan ketidakpatuhan. Akan tetapi
sejak tahun 2004.14 Hingga saat ini sumber belum ada penelitian yang menjelaskan
obat ARV di Indonesia berasal dari dana secara holistik mengenai kepatuhan terhadap
APBN yang diproduksi oleh Kimia Farma ARV menggunakan TPB. 16
dan dari Global Fund dengan perbandingan Berdasarkan teori IMB informasi,
dana 70:30. 15 motivasi dan kemampuan berperilaku me-
Terapi ARV (ART) selalu digunakan rupakan determinan fundamental suatu
dalam bentuk kombinasi, oleh karena itu perilaku. 16 Hasil penelitian Karl Peltzer di
disebut HAART (Highly Active Antiretro- Afrika Selatan menggunakan teori IMB me-
viral Therapy). Sampai saat ini sudah ada nunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ODHA
pertama dan kedua. Secara umum, ODHA lebih tinggi pada ODHA yang tinggal di-
yang diwawancarai masih menggunakan perkotaan, tingkat depresi rendah, memiliki
terapi ARV lini pertama yaitu kombinasi nilai lebih tinggi dalam informasi, ke-
Neviral-Duviral dan Duviral-Efavirenz. mampuan berperilaku serta dukungan sosial.

78
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83

Sedangkan kurangnya kepatuhan disebabkan hasil pengobatan yang baik serta keyakinan
faktor lingkungan yang kurang mendukung, pada proses pengobatan. 13, 21-24
mengalami diskriminasi atau menggunakan Sejalan dengan penelitian di atas,
obat herbal untuk pengobatan HIV. 18 dalam penelitian ini penyebab ketidak-
Conrad memberikan alternatif pe- patuhan yang dinyatakan oleh ODHA antara
PDKDPDQ PHQJHQDL ´compliance´ GDUL SHUV- lain efek samping obat seperti mual dan
pektif dokter menjadi perspektif pasien epi- pusing, rasa bosan, tenaga kesehatan yang
lepsi yang PHQXQMXNNDQ EDKZD ´NHSDWXKDQ´ kurang ramah serta rasa takut bahwa
lebih merupakan pengaturan diri. Pasien statusnya akan diketahui orang lain. Selain
yang menggunakan obat epilepsi memaknai itu terkadang ODHA terlambat atau terlewat
obat antara lain sebagai sebuah tiket menuju minum ARV karena lupa atau tertidur.
kondisi normal meskipun pasien tidak suka
Faktor Pendukung Kepatuhan Minum
menggunakan obat. Sedangkan ketidak-
Obat ARV
patuhan menggunakan obat disebabkan
alasan seperti ingin menguji apa yang terjadi 1. Faktor internal
seandainya melewatkan obat, keinginan Faktor internal utama yang men-
untuk melepaskan diri dari ketergantungan dukung kepatuhan adalah adanya motivasi
terhadap obat dan destigmatisasi. 19 dari dalam diri penderita untuk tetap bertahan
Penelitian lain mengenai ARV di hidup, tingkat kesadaran tinggi akan fungsi
Zambia antara lain bahwa bentuk, warna, dan manfaat ARV serta keimanan terhadap
ukuran dan asal ARV menjadi fokus per- agama/keyakinannya. Motivasi dari dalam
hatian masyarakat. Unsur mistik juga men- diri penderita untuk sembuh atau bertahan
jadi salah satu faktor yang mempengaruhi hidup merupakan faktor pendukung ke-
penggunaan. Selain itu unsur sejarah dan patuhan yang paling sering dinyatakan oleh
politik juga terkait erat di mana sebagian responden. Hal ini sejalan dengan penelitian
pengguna ARV menganggap ARV yang ber- lainnya yang menyatakan bahwa kesadaran
asal dari dana negara maju adalah salah satu ODHA merupakan hal yang berperan penting
bentuk eksploitasi terhadap Zambia sebagai untuk meningkatkan kepatuhan. 21
negara miskin. 20 Malta dan Kumarasamy menyatakan
Mengingat terapi ARV adalah terapi bahwa persepsi ODHA terhadap keparahan
seumur hidup, maka masalah kepatuhan penyakit dan keyakinan akan manfaat ARV
terapi merupakan permasalahan umum. Ber- mempengaruhi kepatuhan dalam minum
bagai penelitian menunjukkan hal-hal yang ARV.17, 22 Walter juga menyatakan bahwa
menghambat kepatuhan antara lain takut ODHA yang mampu mengatur pengobatan
akan efek samping, lupa, gaya hidup yang dan merasakan hasil positif dari pengobatan
tidak sehat, kondisi kesehatan yang kurang menjadi lebih patuh minum ARV. 23
baik, kotak obat hilang, kurangnya kesadaran ODHA dengan tingkat pengetahuan
pribadi, mengalami infeksi oportunistik, tinggi biasanya lebih patuh karena mereka
aktivitas sehari-hari, permasalahan ekonomi sudah tahu keparahan penyakit yang mereka
yaitu penghasilan yang tidak mencukupi alami dan kepatuhan terapi ARV telah mem-
untuk pengobatan ARV, pekerjaan yang berikan perbaikan bagi kualitas hidup mereka
tidak memungkinkan, dan takut akan stigma. baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
Sedangkan pendukung kepatuhan antara lain Secara fisik ODHA merasa lebih segar dan
mempunyai jadwal rutin minum obat, me- tidak lemas. Secara psikologis merasa sehat
mahami pentingnya kepatuhan, mendapat seperti belum terkena HIV dan lebih percaya

79
Faktor ± Faktor Pendukung Kepatuhan ««. (Yuyun et. al)

diri untuk bisa hidup lebih lama. Secara minum obat. Ada pula yang memang peri-
sosial mereka bisa beraktivitas dengan lakunya sulit diubah meskipun terapi dijalani
normal seperti sediakala. Hal ini sejalan tapi perilaku beresiko juga tetap berjalan,
dengan penelitian Walter, Sanjobo dan Watt. kesulitan ini tampak pada kelompok WPS
Akan tetapi perasaan sehat juga bisa meng- (Wanita Pekerja Seksual), anak jalanan dan
hambat kepatuhan seperti pengalaman efek penasun. Ibu rumah tangga biasanya terbuka
samping obat. 23, 25, 26 dengan keluarganya dan lebih mudah untuk
diatur.
Anak jalanan dan WPS dinyatakan
sebagai kelompok yang lebih sulit untuk 2. Faktor Pelayanan
diatur kepatuhannya dibandingkan dengan
Secara umum tidak ada masalah
kelompok ibu rumah tangga. Hal ini terkait dalam ketersediaan obat ARV di Jawa Barat.
dengan gaya hidup dan aktivitas sehari-hari Setiap kali ODHA datang, obat selalu ter-
seperti terlalu sibuk atau lupa sehingga sedia. Kondisi lain yang mendukung yaitu
ODHA harus mempunyai kemampuan dalam layanan puskesmas untuk perkembangan
mengatur jadwal minum obat. 13, 17, 23 ,25 anak dan VCT gratis. Hal ini harusnya men-
Misalnya para suami pada umumnya lebih jadi pendukung agar ODHA patuh minum
patuh saat di rumah karena ada istri atau obat ARV.
keluarga yang mengingatkan sedangkan di
tempat kerja mereka seringkali lupa minum Masalah yang ditemukan adalah
obat. Nelayan yang biasanya melaut selama keterjangkauan dan akses. Biaya yang harus
3-4 bulan juga mengalami kesulitan jika dikeluarkan di Jawa Barat adalah 25 ribu
harus mengambil obat setiap bulan. 21 rupiah untuk biaya dokter, sedangkan obat
ARV dapat diperoleh secara cuma-cuma.
Beberapa ODHA mempunyai strategi Masalah ekonomi merupakan salah satu
khusus dalam menjalani terapi ARV. faktor penyebab ketidakpatuhan karena pe-
Misalnya menganggap ARV sebagai vitamin ngobatan HIV AIDS membutuhkan waktu
sehingga tidak menjadi beban, begitu pula lama dengan konsekuensi biaya yang harus
ketika ada yang bertanya tentang obat yang dikeluarkan menjadi besar termasuk untuk
mereka minum dikatakan sebagai obat sakit pemeriksaan laboratorium dan pengobatan
kepala,vitamin atau supaya gemuk sehingga infeksi oportunistik sehingga banyak ODHA
merasa tidak perlu minum obat secara yang harus mencari pinjaman dana atau men-
sembunyi-sembunyi. ODHA yang memiliki jual barang berharga. Peningkatan kemam-
strategi minum obat yaitu menganggap obat puan finansial dan bantuan dana misalnya
sebagai vitamin atau obat lain cenderung untuk biaya transport akan meringankan
lebih patuh minum ARV. Hal ini juga biaya yang harus ditanggung ODHA. 21, 22, 24,
dinyatakan oleh ODHA di Peru dalam 25
penelitian yang dilakukan oleh Walter. 23
3. Faktor Dukungan sosial
Kurangnya motivasi dan rasa putus
asa bisa menjadi penghambat kepatuhan. 23 Dukungan sosial dari keluarga, teman
Hal yang paling umum dirasakan oleh dan tenaga kesehatan memberikan pengaruh
ODHA yaitu rasa jenuh/bosan karena harus penting terhadap kepatuhan ODHA dalam
mengkonsumsi obat secara terus menerus. minum ARV.21-27 Bagi ODHA yang sudah
Dari sisi psikologis lainnya ada juga yang diketahui statusnya oleh keluarga dan
merasa tertekan karena harus minum obat keluarganya dapat menerima kondisi mereka,
atau memang sudah putus asa sehingga ber- maka faktor keluarga biasanya menjadi pen-
imbas pada perilakunya menjadi malas dukung utama. Biasanya orang tua, suami/

80
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83

istri, anak menjadi orang-orang terdekat yang dukung lainnya. Pengalaman melihat orang
mengingatkan untuk minum obat. Keluarga lain yang menjadi lebih parah sakitnya
dalam hal ini bisa berfungsi menjadi karena tidak disiplin minum obat juga men-
Pengawas Minum Obat (PMO) bagi ODHA. jadi peringatan atau pelajaran agar peristiwa
serupa tidak terulang.
ODHA yang punya keturunan/anak
pada umumnya memiliki rasa tanggung Ada pula faktor ketidak sengajaan,
jawab dan kasih sayang, masih ingin melihat setelah sakit atau anaknya sakit, atau pernah
anaknya tumbuh dewasa, sehingga men- ada anak/keluarga yang meninggal karena
dukung ODHA untuk cepat sembuh. Pe- HIV AIDS menyebabkan ODHA lebih patuh
nelitian Watt di Vietnam juga menunjukkan dalam minum ARV. Akan tetapi ada kondisi
hasil yang sama. 26 Hasil penelitian dari keluarga yang justru menghambat kepatuhan
Yayasan Citra Usadha menyatakan peranan misalnya takut diketahui pasangannya se-
keluarga sebagai pendukung minum obat, bagai penderita HIV sehingga menjadi ber-
misalnya seorang ODHA yang bersama henti minum obat misalnya seperti kasus Fa
suaminya selalu patuh minum obat. 14 yang berhenti minum obat hingga 4 bulan
karena takut diketahui suami keduanya.
Sebaliknya rasa takut akan stigma
dari teman, pacar atau orang lain dapat men- Keyakinan terhadap agama mem-
jadi faktor penghambat kepatuhan yaitu takut pengaruhi kepatuhan minum ARV seperti di-
kalau orang akan memandang jijik pada diri- nyatakan Badahdah, doa juga menjadi ke-
nya. Seorang WPS enggan berobat ke RSHS kuatan untuk patuh. 24, 25 Dalam penelitian ini
karena kalau sering berobat takut diketahui masih sedikit tokoh agama di Jawa Barat
oleh mucikarinya sehingga hanya berobat 3 yang mau terlibat dalam penanggulangan
bulan sekali, setiap bulan obat diambilkan HIV AIDS. Keyakinan umum yang berlaku
oleh LSM. Ketika ada orang yang bertanya adalah HIV AIDS masih dianggap sebagai
tentang obat yang selalu dikonsumsi pada hukuman yang layak diderita oleh orang
jam-jam tertentu, ODHA merasa khawatir berdosa. Hal ini berbeda dengan kondisi di
akan diketahui statusnya, sehingga seringkali Papua di mana dukungan tokoh agama
harus minum obat secara sembunyi-sem- (gereja) terhadap ODHA terlihat menonjol.
bunyi atau melewatkan jadwal pengambilan Gereja menjadi salah satu tempat penyediaan
obat. Rasa takut ini sebenarnya berasal dari ARV bagi ODHA yang sulit mengakses ke
kekhawatiran akan munculnya stigma dan Rumah Sakit atau Puskesmas. Ini berarti
diskriminasi jika status HIV nya terbuka, secara tidak langsung tokoh gereja telah
mereka takut akan diusir atau dikucilkan oleh berperan dalam meningkatkan kepatuhan
masyarakat. Hal yang sama dikemukakan ODHA dalam berobat. Meskipun dukungan
Nilar Han bahwa pekerja industri atau kons- agama tidak signifikan, tapi ada yang mem-
truksi seringkali melewatkan minum obat berikan dukungan secara moril. Beberapa
karena tidak ingin diketahui oleh atasannya, ODHA menjadi lebih termotivasi untuk ber-
mereka khawatir statusnya terbuka sehingga ibadah setelah sakit. Ada yang menjadi lebih
akan dipecat dari pekerjaannya. 21 - 25, 28 semangat untuk hidup karena dukungan dari
tokoh-tokoh agama melalui ceramah atau
Selain itu ada ODHA yang belum
kegiatan ibadah lainnya.
menikah atau ingin menikah lagi sehingga
merasa kalau mau punya suami harus terlihat Keterbukaan status ODHA bisa men-
sehat. Adanya keluarga yang sakit atau me- jadi pendukung kepatuhan. 25 Dalam pe-
ninggal karena HIV AIDS atau karena ter- nelitian ini ODHA yang memiliki pasangan
lambat diobati juga menjadi faktor pen- dan sudah terbuka mengenai statusnya, bila

81
Faktor ± Faktor Pendukung Kepatuhan ««. (Yuyun et. al)

dapat menerima kondisi tersebut maka berkualitas, pemahaman dan kesadaran yang
pasangannya bisa menjadi pendukung tinggi akan fungsi dan manfaat ARV, strategi
kepatuhan. Demikian pula ODHA yang me- menganggap obat sebagai vitamin atau obat
miliki teman-teman sesama ODHA pada biasa sepeti obat darah tinggi atau diabetes.
umumnya bisa bertukar informasi dan saling Faktor eksternal utama yang me-
berbagi pengalaman untuk mendukung dan ningkatkan kepatuhan minum ARV adalah ;
mengingatkan kepatuhan minum obat. 1) ketersediaan dan keterjangkauan obat
Bagi ODHA yang masih tertutup ARV, dukungan keluarga, KDS, LSM dan te-
biasanya dukungan dari LSM, KDS dan naga kesehatan serta destigmatisasi dan tidak
manajer kasus menjadi faktor pendukung. boleh ada diskriminasi oleh teman, masya-
Pada umumnya ODHA yang tergabung rakat dan tenaga kesehatan. 2) Meningkatkan
dalam KDS atau LSM mendapatkan ilmu keterlibatan keluarga, KDS, LSM dan tenaga
lebih banyak dari kelompoknya, selain itu ke- kesehatan untuk memotivasi ODHA agar
bersamaan memberi kesempatan untuk saling hidup lebih berkualitas dan minum ARV
berbagi dan saling mengingatkan termasuk secara teratur. Meningkatkan akses dan ke-
dalam hal minum obat. terjangkauan biaya pemeriksaan laboratorium
dan obat-obat IO (Infeksi Oportunistik). 3)
Sebagian besar responden mengakui
Meningkatkan edukasi ke masyarakat untuk
adanya hubungan baik dengan tenaga ke-
mengurangi/menghilangkan stigma dan dis-
sehatan pemberi layanan di RS meskipun ada
kriminasi terhadap ODHA, meningkatkan ke-
sebagian yang menyatakan adanya tenaga
pedulian terhadap ODHA khususnya ODHA
kesehatan yang kurang ramah atau galak.
anak-anak.
Hubungan yang baik dengan tenaga ke-
sehatan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan UCAPAN TERIMA KASIH
yang bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan Terima kasih kami sampaikan kepada
disertai konseling kepatuhan dapat memberi- pihak Kementerian Negara Riset dan Tekno-
kan rasa nyaman bagi ODHA. Hal ini secara logi (KNRT) sebagai pemberi dana serta
tidak langsung membuat ODHA lebih ter- kepada semua pihak yang membantu ter-
motivasi untuk berobat. Sebaliknya, kurang laksananya penelitian ini.
kepercayaan terhadap tenaga kesehatan
menghambat kepatuhan ODHA. 13, 23, 26
DAFTAR RUJUKAN
Penelitian Malta dan Watt menyebut-
kan bahwa rendahnya kualitas hubungan 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 75
tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS
pasien dan tenaga kesehatan merupakan Nasional
penghambat kepatuhan. Hal ini disebabkan
karena kurangnya waktu yang tersedia di- 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2007 Tentang Pedoman Umum Pembentukan
bandingkan dengan jumlah pasien, kurang- Komisi Penanggulangan AIDS Dan Pemberdayaan
nya tindak lanjut pengobatan serta tenaga Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV
kesehatan kesulitan membicarakan tentang dan AIDS Di Daerah
kepatuhan dan efek samping. 17, 26 3. SK Menteri Kesehatan No. 832/X/2009 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang
dengan HIV/AIDS dan Standar Pelayanan Rumah
KESIMPULAN Sakit Rujukan
Faktor internal utama yang me- 4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
ningkatkan kepatuhan minum ARV adalah 760/Menkes/SK/VI/2007 tentang penetapan
motivasi dalam diri ODHA untuk hidup lebih

82
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 72 - 83

lanjutan rumah sakit rujukan bagi orang dengan Rio de Janeiro, Brazil. Cad. Saude Publica vol 21
HIV dan AIDS (ODHA) no. 5 Rio de Janeiro Sept./Oct. 2005
5. KPAN. Perawatan. available from http:// 18. Peltzer K. Et al. Antiretroviral treatment adherence
www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/ among HIV patients ini KwaZulu-Natal, South
perawatan. accessed October 24, 2010 Africa. BMC Public Health 2010, 10 :111
6. Riyarto, S. Kendala finansial perawatan HIV, 19. Conrad, P. Another Look at Compliance. Soc. Sci.
termasuk terapi ARV, pada pasien di tiga wilayah Med. 1985. 20(1): 29-37,
di Indonesia. Health Policy and Planning, , 2010.
20. Schumaker LL, Bond VA. Antiretroviral therapy
Available from http://aids-ina.org/modules.php?
LQ =DPELD &RORXUV ³6SRLOLQJ´ WDON DQG WKH
name=Abstract&p_op=viewabstract&idabstractcat=2
meaning of antiretrovirals. Soc. Sci. Med.
accessed October 24, 2010
2008;67:2126±34.
7. Hadisetyono B. Hak Kesehatan Penderita
21. Han N et al. Antiretroviral Drug Taking in HIV
HIV/AIDS : Kendala-kendala yang dihadapi
Positive Among Myanmar Migrants in Central
Penderita HIV/AIDS dalam Memperoleh Obat-
Area of Thailand. J. Health Res 2009, 23 (suppl) :
obat Antiretroviral sebagai Pelaksanaan Paten oleh
33-36
Pemerintah Jakarta: Universitas Indonesia; 2007.
22. Kumarasamy N et al. Barriers and facilitators to
8. Conrad., P. Leiter, V. Health and Health Care as
antiretroviral medication adherence among patients
Social Problems. Oxford. Rowman and Littlefield
with HIV in Chennai, India : A Qualitative Study.
Publisher. 2003
AIDS Patients Care STDS. 2005 Aug;19(8):526-
9. Laporan triwulan Situasi Perkembangan HIV dan 37
AIDS di Indonesia sampai dengan Juni 2010,
23. Walter H et al. Understanding the facilitators and
Kementrian Keseharan RI
barrieres of antiretroviral adherence in Peru : A
10. NYU Medical Center. HIV Treatment Options. qualitative study. BMC Public Health 2010, 10:13
Available from http://www.hivinfosource.org/
24. %DGDKGDK $0 DQG 3HGHUVHQ '( ³, ZDQW WR VWDQG
hivis/hivbasics/treatment/ accessed October 24,
RQ P\ RZQ OHJV´ $ 4XDOLWDWLYH 6WXG\ RI
2010
Antiretroviral Therapy Adherence Among HIV-
11. Antiretroviral therapy, available from http://www. positive Women in Egypt. AIDS Care. 2011
who.int/hiv/topics/treatment/en/index.html. accessed Octo- Jun;23(6):700-4
ber 24, 2010
25. Sanjobo N, Frich JC, Fretheim A. Barriers and
12. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/75 facilitators to patients' adherence to antiretroviral
Accessed January 28, 2012 treatment in Zambia: a qualitative study.
SAHARA J. 2008 Sep;5(3):136-43.
13. Aeni M.N. Ketidakpatuhan Minum Obat Anti-
retroviral pada ODHA di Poli VCT dan CST 26. Watt MH, Maman S, Earp JA, Eng E, Setel PW,
Mawar RS RK Charitas Palembang Tahun 2010. Golin CE, Jacobson M "It's all the time in my
STIK Bina Husada, Palembang. 2010 mind": facilitators of adherence to antiretroviral
therapy in a Tanzanian setting Soc Sci Med. 2009
14. Mengenal Terapi ARV Pengalaman ODHA,
May;68(10):1793-800. Epub 2009 Mar
Denpasar : Yayasan Citra Usadha Indonesia. 2008
27. Moratiga, G.U. Psychosocial factors that affect
15. Puskom, Pengadaan dan distribusi Obat Anti-
adherence to antiretroviral therapy amongs
retroviral. Available from http://sehatnegeriku.
HIV/AIDS patients at Kalafong Hospital. Mini
com/pengadaan-dan-distribusi-obat-anti-retroviral-
Dissertation for MA. Faculty of Humanities
arv/Accessed January 28, 2012
University of Pretoria, 2007
16. Kagee A. Adherence to antiretroviral therapy in
28. Van Tam V, Pharris A, Thorson A, Alfven T,
the context of the national roll-out in South Africa:
Larsson M. "It is not that I forget, it's just that I
Defining a research agenda for psy-chology. 2008.
don't want other people to know": barriers to and
South African Journal of Psychology, 38(2),
strategies for adherence to antiretroviral therapy
pp.413-428
among HIV patients in Northern Vietnam.AIDS
17. Malta M. Et al. Adherence to anturetroviral Care. 2011 Feb;23(2):139-45.
therapy : A Qualitative study with physicians from

83

You might also like