Professional Documents
Culture Documents
COVID-19: Respon Imunologis, Ketahanan Pada Permukaaan Benda Dan Pilihan Terapi Klinis
COVID-19: Respon Imunologis, Ketahanan Pada Permukaaan Benda Dan Pilihan Terapi Klinis
ABSTRACT
The massive spread of SARS-CoV-2 infection marks the introduction T memory cells in children so that when infected with SARS-CoV-2,
of the third highly pathogenic corona virus after SARS-CoV and the immune and inflammatory response is not as severe as in adults
MERS-CoV infections that have caught the world’s attention. or the elderly. The long-term immune response of COVID-19 is still
In Indonesia alone, as of 9 April 2020, 3,512 cases have been a big question. There is no specific vaccine and therapy COVID-19
confirmed, 282 recovered, and 306 of them died. Covid-19 CFR approved by the FDA.
varies in each country, and CFR increases with age, especially if the Aim: The literature review this time aims to provide the general
patients have comorbid disease. SARS-CoV-2 can be detected in features the infection of SARS-CoV-2.
various specimens, such as oropharyngeal, BAL, sputum, faeces, and Conclusion: From all of the patients who confirmed Covid-19, most
blood, but not detected in urine. SARS-CoV-2 infects populations of them were adults and elderly, with an increased risk of mortality
of various ages, but severe symptoms are not reported in children. in elderly with comorbidities. To reduce false negative diagnostic,
The host immune response is the key in eradicating the virus, as specimens should be taken from different sites, such as nasal, throat,
well as playing a role in the uncontrolled inflammatory response or faeces, blood, and BAL. Until now, there’s no specific therapy and
cytokine storm. This may be due to the lack of corona virus-specific vaccines against SARS-CoV-2 infection.
ABSTRAK
Infeksi SARS-CoV-2 yang penyebarannya begitu masif menandai anak-anak sehingga ketika terinfeksi SARS-CoV-2, respon imunitas
perkenalan virus corona ketiga yang sangat patogen setelah infeksi dan inflamasi yang terjadi tidak separah pada dewasa atau usia
SARS-CoV dan MERS-CoV yang menyita perhatian dunia. Di Indonesia lanjut. Respon kekebalan jangka panjang COVID-19 saat ini masih
sendiri, per tanggal 9 April 2020, 3.512 kasus telah terkonfirmasi, menjadi pertanyaan besar. Belum ada vaksin dan terapi spesifik
282 sembuh, 306 diantaranya meninggal dunia. CFR COVID-19 COVID-19 yang disetujui FDA.
bervariasi di setiap negara, dan CFR meningkat seiring bertambahnya Tujuan: Literatur ini dibuat bertujuan untuk memberikan gambaran
usia, terutama bila memiliki penyakit komorbid. SARS-CoV-2 dapat umum mengenai infeksi virus SARS-CoV-2.
dideteksi di berbagai spesimen, seperti orofaringeal, BAL, sputum, Simpulan: Dari keseluruhan pasien yang terkonfirmasi Covid-19,
feses, dan darah, tetapi tidak terdeteksi pada urin. SARS-CoV-2 sebagian besar adalah pasien dewasa dan usia tua, dengan resiko
menginfeksi populasi dari berbagai usia, tetapi gejala berat tidak mortalitas semakin meningkat pada pasien usia tua yang memiliki
dilaporkan pada anak-anak. Respon imun host merupakan kunci komorbid. Untuk mengurangi hasil negatif palsu, diagnosis Covid-19
dalam eradikasi virus, sekaligus memegang peranan terjadinya data ditegakkan dengan mengambil spesimen dari berbagai tempat,
Fakultas Kedokteran Universitas respon inflamasi tidak terkontrol atau badai sitokin. Hal ini mungkin seperti nasal, faring, fees, Sarah, dan BAL. Hingga saat ini belim ada
Udayana/Rumah Sakit Umum disebabkan oleh sedikitnya sel T memori spesifik virus corona pada terapi dan vaksin spesifik untuk indeksi SARS-CoV-2.
Pusat Sanglah Denapsar -Bali
*
Correspondence to: Kata Kunci: Covid-19, SARS-CoV-2
Komang Siska Lestari Sugitha, Cite Pasal Ini: Sugitha, K.S.L. 2020. COVID-19: Respon imunologis, ketahanan pada permukaaan benda dan pilihan terapi klinis. Intisari Sains
Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat
Medis 11(2): 791-797. DOI: 10.15562/ism.v11i2.746
Sanglah Denapsar -Bali
komangsiska@yahoo.com
PENDAHULUAN
Diterima: 16-04-2020 Sejak telah lebih dari 100 tahun lalu dunia mengh- SARS-CoV-2. Munculnya SARS-CoV-2, setelah
Disetujui: 10-07-2020 adapi pandemi influenza 1918, kini dunia kembali infeksi SARS-CoV pada tahun 2002, dan MERS-
Diterbitkan: 01-08-2020 dihadapkan dengan pandemi virus baru, yaitu CoV pada tahun 2012, menandai perkenalan virus
corona baru yang sangat patogen yang menyebar pada feses, sehingga penularan SARS- CoV-2
demikian cepat di abad ke dua puluh satu.1-4 mungkin saja dapat menular melalui rute fecal.
Berdasarkan data WHO, hingga 9 April 2020, Virus yang terdeteksi pada darah mengindikasikan
1.436.198 kasus telah terkonfirmasi COVID- 19 bahwa virus dapat menimbulkan reaksi sistemik.
secara global, 85.522 diantaranya meninggal. Di Pengambilan spesimen dari berbagai lokasi dapat
Indonesia sendiri telah tercatat 3.512 kasus terkon- digunakan sebagai metode diagnosis untuk mengu-
firmasi, 282 sembuh, 306 meninggal, sehingga CFR rangi resiko hasil negatif palsu.7
diperkirakan sekitar 8,7%.2,3
SARS-CoV- 2 telah terbukti menular dari Pemeriksaan Lab
manusia ke manusia melalui droplet dan kontak Sebagian besar pasien COVID - 19 memiliki
dekat. Beberapa studi menyatakan penyakit ini hasil laboratorium sebagai berikut: kadar WBC
memiliki Ro (Reproductive numbers) >2 (2,2-2,6), normal atau menurun dan limfositopenia. Pada
yang berarti diperkirakan virus dapat menyebar pasien dengan sakit berat ditemukan peningkatan
dari satu orang ke 2,2 orang lainnya. Angka ini kadar neutrophil, D-Dimer, BUN/SC, dan kadar
sangat tinggi bila dibandingkan dengan Ro SARS- limfosit tetap menurun. Data menunjukkan bahwa
CoV dan MERS-CoV <1. Dengan Ro yang tinggi, pasien yang dirawat di ICU memiliki kadar IL-2,
SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat ke seluruh IL-7, IL-10, granulocyte colony-
stimulating factor
benua, dan memaksa penduduk dunia untuk hidup (GCSF), MCP-1, TNF-α, macrophage inflammatory
bersama virus ini mungkin untuk waktu yang tidak protein 1-α (MIP-1 α) lebih tinggi dibandingkan
sebentar.1,4 pasien non ICU.4 Seluruh pasien COVID-19 yang
Estimasi case fatality rate (CFR) sangat penting mengalami gejala berat disarankan untuk dilakukan
dalam pandemi global COVID-19. Bagi klinisi, hal pemeriksaan faktor-faktor yang berkaitan dengan
ini penting untuk menentukan triase dan mengam- hiperinflamasi, seperti peningkatan serum ferritin,
bil keputusan diagnostik, terutama dalam konteks penurunan kadar platelet, pemeriksaan LED, CRP,
perawatan tanpa akses uji laboratorium atau ketika dan procalcitonin.8
kapasitas fasilitas kesehatan telah melewati batas.5,6
Hingga April 2020, data mengalir dari berbagai Gambaran Radiologis
negara. Per tanggal 2 April 2020, dari 33.718 kasus Gambaran radiologis (CT- scan) pasien yang
terkonfirmasi, 2.921 diantaranya telah meninggal terinfeksi SARS-CoV-2 beragam dan berkembang
sehingga didapatkan CFR 9% di Inggris. Berbeda secara cepat. Gambaran yang paling umum didapa-
halnya dengan di Italia yang didapatkan CFR tkan adalah ground glass appearance (GGO) dan
hampir 12%, dan di Jerman hanya 1%. Di Indonesia bercak konsolidasi yang terutama ditemukan pada
sendiri, hingga tanggal 8 April 2020, dari 2.956 zona paru bagian dalam dan luar. Garis fibrosa
kasus terkonfirmasi, 240 diantaranya meninggal dapat ditemukan saat kondisi telah membaik.
dunia sehingga estimasi CRF sekitar 8%. CFR akan Sebuah studi menyatakan terdapat 4 tahap peru-
semakin besar seiring dengan bertambahnya usia. bahan gambaran CT-scan pasien COVID-19. Pada
Tidak ada laporan kematian pada pasien yang fase awal, GGO adalah gambaran utama yang dapat
berusia dibawah 9 tahun.2,4-6 ditemukan, terutama pada lobus bawah paru, baik
Dari uraian tersebut di atas, CFR COVID-19 unilateral ataupun bilateral. Pada fase progresif
belum dapat diestimasi secara pasti. Salah satu ditemukan gambaran GGO difus dan bilateral dan
pertanyaan besar hingga saat ini adalah jumlah konsolidasi pada lebih dari dua lobus paru-paru.
penderita dengan gejala ringan atau karier yang Pada fase puncak, gambaran tersebut lebih prev-
tidak terdiagnosis. Apabila banyak, maka CFR yang alen. Dan pada fase perbaikan, konsolidasi akan
sesungguhnya akan jauh lebih rendah daripada terserap secara bertahap.1,4
perkiraan. Angka tersebut akan lebih jelas sean-
dainya suatu hari nanti terdapat alat untuk mende- Gambaran Patologis
teksi antibodi di masa lampau sehingga kasus-kasus Gambaran patologis pada pasien yang terinfeksi
yang sebelumnya tidak terdeteksi dapat dihitung.5 SARS-CoV-2 sangat terbatas oleh karena sangat
jarang dilakukan otopsi. Xu et al. melaporkan
Deteksi COVID-19 pada Berbagai Spesimen sebuah studi kasus tentang seorang pasien laki-laki
Wenling et al. melakukan pengambilan berbagai berusia 50 tahun yang meninggal 14 hari setelah
spesimen pada 205 pasien COVID- 19.7 Dari dirawat di rumah sakit karena gagal nafas dan
penelitian tersebut didapatkan bahwa hasil positif henti jantung. Gambaran utama yang ditemukan
terutama didapatkan pada spesimen saluran nafas pada biopsi adalah kerusakan difus alveolar bilat-
bawah, dan tidak ditemukan virus pada sampel eral dengan eksudat sel fibromiksoid dan sebukan
urin.4,7 Yang menarik adalah virus hidup terdeteksi sel radang dominan limfosit. Sel sinsitial berinti
792 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 791-797 | doi: 10.15562/ism.v11i2.746
ORIGINAL ARTICLE
banyak dengan pembesaran pneumosit atipikal dalam darah, dan gagal nafas yang berujung pada
yang ditandai dengan nukleus yang besar, sito- gagal jantung dan gagal ginjal.4,9
plasma granular amfofilik, dan nukleus prominen Terdapat berbagai hal mengenai COVID- 19
ditemukan di intraalveolar. Tidak tampak adanya yang membingungkan dan sulit dijelaskan. 85%
virus intranuklear atau intrasitoplasmik. Gambaran pasien yang terinfeksi mengalami gejala ringan
ini menyerupai biopsi pasien yang terinfeksi SARS- hingga sedang, 10% mengalami gejala berat, dan
CoV dan MERS-CoV.4 5% lainnya jatuh pada tahap kritis dan kematian.4,5
Selain itu, mengapa infeksi SARS- Cov-2 pada
Imunopatologis COVID-19 dewasa muda dan anak-anak jauh lebih ringan,
Infeksi SARS-CoV-2 dapat dibagi menjadi 3 fase. bahkan asimptomatik dibandingkan dengan kasus
Tahap I yaitu masa inkubasi asimptomatik, dengan dewasa dan orang tua hingga saat ini masih dipela-
atau tanpa terdeteksi adanya virus (karier); tahap jari lebih jauh.9
II terdeteksinya virus di darah dengan gejala yang Anak-anak lebih rentan terhadap segala virus
tidak parah; dan tahap III yaitu saat terjadi gang- yang menyebabkan infeksi pernafasan diband-
guang pernafasan yang berat dengan viral load ingkan dewasa. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai
yang tinggi.1,4 Peranan karier di sini sangat penting faktor seperti, cabang bronkus yang lebih pendek,
karena virus dapat ditularkan secara tidak sadar. sistem kekebalan tubuh yang belum matur, jumlah
Penularan oleh karier pertama kali dilaporkan di sel T memori spesifik yang jauh lebih sedikit
Jerman. pada anak-anak, yang mengakibatkan virus akan
Setelah masa inkubasi, virus SARS- CoV-
2 lebih mudah mencapai alveoli dan menimbulkan
akan menimbulkan gejala ringan dan merangsang pneumonia.9
respon imunitas penderita. Terdapat studi yang Berdasarkan data-data yang telah tersedia, kasus
menyatakan pada infeksi SARS- CoV- 2, sama COVID-19 berat terutama terjadi pada pasien usia
dengan infeksi SARS- CoV, terjadi penurunan tua dan, atau dewasa dengan komorbid seperti
signifikan kadar CD4+ dan CD8+ pada darah hipertensi, diabetes, atau status immunocompro-
perifer, sebagai bukti tingginya proporsi HLA- mised. Faktor utama timbulnya gejala berat bahkan
DR (CD4 3,47%), dan CD38 (CD8 39,4%). kematian pada COVID-19 adalah terjadinya proses
Keberhasilan eliminasi virus bergantung pada imunopatogenik atau badai sitokin. Studi menun-
status kesehatan penderita secara umum dan jukkan bahwa pada infeksi SARS-CoV-2, kerusakan
pada HLA haplotype. Pada periode ini, pendeka- jaringan paru yang masif diakibatkan oleh respon
tan terapi untuk meningkatkan respon imunitas inflamasi yang tidak terkontrol, bukan sebagai
penderita dapat dipertimbangkan.1,3 akibat langsung dari infeksi virus itu sendiri.1,2,4,9
Virus SARS- Cov-2 menginfeksi sel melalui Terdapat banyak kemiripan antigen yang
reseptor ACE2, seperti pada penyakit SARS. dihasilkan SARS-CoV-2 dengan human corona-
RNA virus, sebagai pathogen associated molecular virus lainnya. Salah satu perbedaan SARS-CoV-2
patterns (PAMPs), akan dikenali oleh pattern recog- dengan virus corona lainnya adalah protein S,
nition receptors (PRRs). Toll-like receptors (TLR) 3, yang ketika berhasil menginfeksi tubuh manusia,
TLR7, TLR8, dan TLR9 akan mendeteksi adanya respon imun adaptif dan humoral belum cukup
RNA dan DNA virus pada endosom. Sementara kompeten untuk menyembuhkan infeksi di tahap
viral RNA receptor retinoic acid inducible gene I awal.2,9 Penjelasan yang memungkinkan mengenai
(RIG-I), RIG-I), dan cytosolic receptor melanoma interaksi imun pada COVID- 19 kemungkinan
differentiation-associated gene 5 (MDA5) berperan sebagai berikut: Pertama, pasien dewasa sehat
dalam mengenali RNA virus di sitoplasma.1,3,4 memiliki imunitas humoral dan adaptif yang baik,
Respon imun host merupakan kunci dalam yang dapat mencegah progresifitas penyakit dan
proses eradikasi virus, sekaligus memegang peranan menyebabkan keadaan akan membaik 2-3 minggu
terjadinya imunopatogenesis yang menyebabkan sejak terjadi gejala. Hal ini merupakan faktor
terjadinya respon inflamasi yang tidak terkontrol yang mencegah virus mencapai alveoli dalam
atau dikenal dengan badai sitokin.9 Yang menyebab- jumlah besar, sehingga pasien akan membaik
kan COVID-19 berbahaya adalah minimnya sel T setelah mengalami gejala ringan sampai sedang.
memori untuk menghasilkan respon imunitas yang Selanjutnya, pasien usia tua, baik tanpa atau dengan
adekuat dan tepat waktu untuk mengatasi infeksi komorbiditas tidak memiliki respon imun yang
di tahap awal. Hal ini yang mungkin menyebabkan kompeten sehingga virus dapat mencapai alveoli
adanya pasien yang jatuh pada tahap kritis, akibat dalah jumlah besar dan memicu proses peradan-
terjadinya pneumonitis alveolar, atau pneumonia gan. Sistem imun akan semakin agresif oleh karena
insterstisial berat yang berakibat kerusakan jarin- alveoli merupakan tempat terakhir sebelum virus
gan paru masif dan berkurangnya kadar oksigen menuju sirkulasi sistemik. Alveoli memiliki cell
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 791-797 | doi: 10.15562/ism.v11i2.746 793
ORIGINAL ARTICLE
mediated immunity yang diperantarai oleh limfosit sebanyak 4,56 × 102 setelah 2 kali pemeriksaan
dan makrofag. Sel epitel saluran nafas juga bertin- usap orofaringeal negatif, dan dalam keadaan gejala
dak sebagai sel efektor terhadap respon stimulus pasien telah membaik. Spekulasi peneliti antara lain,
eksogen. Di tahap inilah cell mediated immunity belum ada penelitian yang dapat menentukan masa
berperan penuh untuk mengeliminasi virus secara penularan COVID-19 secara pasti. Selain penu-
ekstensif, bersamaan dengan lonjakan sitokin lokal laran oleh karier, pasien dalam masa kovalesen
dan sistemik, yang menyebabkan peradangan alve- juga mungkin dapat menularkan virus. Reseptor
oli dan inflamasi interstisial, dan akan berujung ACE2 terdapat jauh lebih banyak pada jalur respi-
pada kerusakan jaringan paru-paru. Proses inilah rasi bagian bawah, sehingga hasil usap orofaringeal
yang akan menyebabkan ARDS, gagal nafas, dan dapat menimbulkan hasil negatif palsu. Pasien yang
pada akhirnya menimbulkan multiorgan failure.1,9 telah dinyatakan sembuh diharapkan dapat dimon-
Salah satu faktor yang berkaitan dengan terjad- itoring viral load dan respon sel B dan sel T secara
inya ARDS adalah hyaluronan (HA). Tingginya berkala, dan dianjurkan tetap dikarantina di rumah
kadar sitokin (IL- 1, TNF) berpengaruh pada selama 14 hari.10
meningkatnya sintesis HA- synthase-
2 (HAS2)
pada endotel CD31+, sel epitel alveoli EpCAM+, COVID-19 pada Kehamilan
dan pada fibroblas. HA memiliki peranan penting Konsekuensi infeksi SARS-CoV-2 pada kehamilan
dalam mengabsorpsi air hingga 1000 kali lipat belum dapat diketahui secara pasti. Hingga saat ini
berat molekulnya. Studi menunjukkan hewan yang tidak ditemukan komplikasi yang berat pada ibu
kesulitan bernafas membaik setelah pemberian dan bayi; Namun demikian, kemungkinan terjad-
hyaluronidase intranasal. Klinisi juga menggu- inya komplikasi sebaiknya dipertimbangkan.11,12
nakan obat yang bekerja menghambat HAS2, yaitu Terdapat sebuah studi yang dilakukan oleh
Hymecromone (4-Methylumbelliferone, 4-MU). Huijin et al, yang meneliti 9 ibu hamil trimester
Derivatif kimia obat tersebut dapat ditemukan pada ketiga yang telah terkonfirmasi terinfeksi COVID-
obat-obat herbal tradisional di Cina.1 19. Seluruh sampel penelitian tersebut melahirkan
Berdasarkan uraian di atas, anak- anak lebih melalui operasi caesar. Peneliti mengambil sampel
beresiko mengalami pneumonia, namun mengapa dari cairan amnion, tali pusar, usap tenggorokan
anak-anak tidak mengalami perjalanan penyakit bayi yang baru lahir, dan air susu ibu (ASI); dan
COVID-19 yang sama dengan pasien yang lebih hasilnya tidak ada satupun dari sampel tersebut
tua? Penjelasan yang memungkinkan adalah terdeteksi COVID- 19. Dari studi tersebut dapat
cell mediated imuunity anak- anak kurang kuat ditarik kesimpulan bahwa tidak adanya trans-
dibandingkan orang dewasa atau lebih tua. Hal ini misi intrauterin COVID-19 pada trimester akhir
mungkin disebabkan oleh sedikitnya sel memori kehamilan. Namun demikian, penelitian tersebut
spesifik virus corona pada anak-anak. Sel memori adalah penelitian skala kecil. Transmisi intrauterin
spesifik ini diperkirakan melimpah pada usia pada trimester pertama dan kedua belum dapat
dewasa atau lebih tua karena mereka telah terpapar dipastikan.11,12
berbagai jenis virus, termasuk common flu yang Pemilihan waktu untuk bersalin bersifat invid-
disebabkan oleh berbagai virus corona. Dengan ual, bergantung dari usia kehamilan, penyakit
demikian, ketika terpapar antigen COVID- 19, komorbid, dan keadaan janin. Belum dapat dipas-
reaksi imun dan inflamasi pada anak-anak akan tikan resiko transimisi intrapartum pada metode
lebih ringan dibandingkan pada dewasa dan usia persalinan pervaginam. Ibu hamil dengan syok
lanjut.9 septik, kegagalan multiorgan, dan fetal distress
Pada pasien SARS yang telah sembuh, sel T sebaiknya segera dilakukan operasi Caesar (atau
memori bertahan selama empat tahun pasca infeksi, terminasi bila janin belum dapat bertahan hidup).
dan dapat berproliferasi, menimbulkan reaksi Ibu menyusui tetap dianjurkan memberikan ASI
hipersensitifitas tipe lambat, dan memproduksi pada bayinya karena virus tidak terdeteksi pada
IFN-γ. Sel T CD8+ spesifik terhadap MERS juga ASI. Metode pemberian ASI perah yang dibantu
terdeteksi dalam darah pada percobaan pada tikus. oleh anggota keluarga lain dapat dipertimbangkan
Oleh karena baru ditemukan, kekebalan jangka sampai ibu telah dipastikan sembuh dan dapat
panjang terhadap COVID-19 belum dapat dipa- menyusui secara langsung.11,12
hami sepenuhnya. Terdapat sebuah laporan kasus
mengenai pasien yang sembuh mengalami rein- Ketahanan virus SARS-CoV-2
feksi COVID-19 untuk kedua kalinya. Dabio et al SARS-CoV-2 viabel pada aerosol selama 3 jam,
melaporkan seorang perempuan berusia 46 tahun dengan reduksi titer virus dari 103.5 ke 102.7
yang telah terkonfirmasi COVID- 19 dari hasil TCID50 per liter udara. Kendati demikian, penu-
usap orofaringeal. RNA virus kembali terdeteksi laran dari manusia ke manusia melalu aerosol
794 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 791-797 | doi: 10.15562/ism.v11i2.746
ORIGINAL ARTICLE
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 791-797 | doi: 10.15562/ism.v11i2.746 795
ORIGINAL ARTICLE
796 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 791-797 | doi: 10.15562/ism.v11i2.746
ORIGINAL ARTICLE
9. Ahmed S, Rand R. The possible immunological pathways 13. Neeltje VD, Trenton B, Dylan H, et al. Aerosol and sur-
for the variable immunopathogenesis of COVID-19 infec- face stability of SARS-CoV-2 as compared with SARS-
tions among healthy adults, elderly, and children. EGJM CoV-1. NEJM 2020; 382:1564- 1567. DOI: 10.1056/
2020, 17(4),em202. NEJMc2004973.
10. Dabiao Chen, Wenxiong Xu, Ziying L, et al. Recurrence of 14. Tim S, Jennifer B, Tony P. COVID- 19 drug therapy.
positive SARS-CoV-2 RNA in COVID-19: a case report. Elsevier March 2020.
International Journal of Infectious Disease. 2020; 93: pp 15. Michael A, Matthew, et al. Treatment for severe acute
297-299.
http://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.003. respiratory distress syndrome from COVID- 19. Lancet
11. Guillaume F, Leo P, et al. Guidelines for pregnant women Respir Med Vol 8 May 2020. https://doi.org/10.1016/
with suspected SARS- Cov-2 infection. Lancet Infectious S22132600(20)30127-2.
Dis. 2002 Jun; 20(6):652-653; http://doi.org/10.1016/
S1473-3099(20)30157-2.
12. Huijun C, Juanjuan G, Chen W, et al. Clinical character-
istics and intrauterine vertical transmission potential of
COVID-19 infection in nine pregnant women: a retro-
spective review of medical records. Lancet 2020; 395:809- This work is licensed under a Creative Commons Attribution
15. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30360-3.
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 791-797 | doi: 10.15562/ism.v11i2.746 797