You are on page 1of 7

Sari/Ernawati/Soebadi 45

RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS RELATED TO PSYCHOLOGICAL


STRESS, FOOD ALLERGY AND GERD

Rina Kartika Sari*, Diah Savitri Ernawati **, Bagus Soebadi**

Keywords: ABSTRACT
Recurrent Aphthous
Stomatitis, Background: Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) is inflammation in oral mucosa
Psychological characterized by recurrent single or multiple ulcers that usually affected in non
Stress, Food Allergy, keratinized mucosa. Etiology RAS is unknown but psychological stress, allergy,
GERD and gastrointestinal disease can be predisposing factors
Case Management: A 23rd years old complained recurrent oral ulcer with free
ulcer period for 3-5 days. The patient had a history of food allergy, GERD and
psychological stress. Intraoral examination showed recurrent multiple ulcers in
variation site of the mouth. DASS 42 screening showed high stress and high anxiety.
Skin Prick Test showed positive allergy to kapok, beef, chicken, cow milk, white
egg, duck egg, shrimp, cob fish, milkfish, chocolate, and peanut. Ulcers treated
with nonsteroid antiinflammation Aloe Vera gel and stress management by reading
assignment method.
Discussion: Psychological stress altered the immune system so oral mucosa prone
to inflammation, and make the history of GERD getting worse. Stress causes cortisol
secretion that changes the imbalance of proinflammatory and antiinflammatory
cytokines. Oral mucosa becomes more susceptible to hypersensitivity. In addition,
stress decreased oral and esophageal mucosa resistance to GERD
Conclusion: RAS triggered by psychological stress, allergy, and GERD. Treatment
of RAS is by elimination predisposing factors to prevent recurrence.

PENDAHULUAN Stomatitis aftosa rekuren (SAR) merupakan


manifestasi yang timbul dalam rongga mulut
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah yang dipicu oleh faktor predisposisi. Bebera-
suatu peradangan yang terjadi pada mukosa pa faktor predisposisi SAR yaitu kekurangan
mulut, berupa ulser putih kekuningan. Ulser hematinik (zat besi, folat, dan vitamin B12),
ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih menstruasi, stres, alergi, dan AIDS 3. RAS juga
dari satu. SAR dapat menyerang mukosa mu- banyak terjadi pada orang-orang yang mem-
lut yang tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, punyai stres berat kemungkinan dikarenakan
labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut, saat stres terjadi penurunan sistem imun dan
palatum lunak dan mukosa orofaring dengan menyebabkan destruksi jaringan4. Beberapa
karakteristik gambaran klinis berupa ulkus makanan seperti coklat, kopi, kacang, sere-
nekrotik dengan batas jelas dan dikelilingi ery- al, almond, stroberi, keju, tomat dan tepung
thematous halo1 gandum (mengandung gluten) dapat menye-
RAS adalah penyakit pada rongga mulut babkan RAS pada beberapa orang. Penelitian
dengan prevalensi sebesar 5-25% dari popu- melaporkan adanya hubungan yang kuat an-
lasi. RAS banyak terjadi pada usia 10-40 tahun tara tingginya kadar protein antibody IgA, IgG
dan banyak terjadi pada wanita serta individu dan IgG anti susu sapi pada orang dengan
dengan tingkat sosioekonomi yang tinggi2 recurrent aphthous ulcers5. Stres psikologis

*Oral Medicine Department,Faculty Of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung,Semarang,Indonesi,** Oral medi-
cine Department, Faculty of Dental Medicine,Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Korespondensi: rina.kartika@unissula.ac.id

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019


RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS RELATED TO PSYCHOLOGICAL
46 STRESS, FOOD ALLERGY AND GERD

diketahui berperan penting dalam pathogen- sejak kecil, semakin sering pada waktu remaja
esis motilitas usus yang abnormal termasuk (sebulan 2-3 kali) dan terutama kuliah S2 akhir
berperan dalam pathogenesis gastroesoph- hingga saat ini mulai bekerja sebagai dosen.
ageal reflux disease (GERD). Stres diasum- Sariawan muncul berpindah-pindah tiap 3-5
sikan memperparah gejala yang berhubungan hari, sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari.
dengan gastroesophageal reflux 6. Tiap kali sariawan kambuh pasien mengobati
dengan Kenalog/Albothyl namun tetap men-
LAPORAN KASUS galami kekambuhan. Saat ini, pasien menga-
ku merasa stres dengan pekerjaan barunya
Pasien wanita berusia 23 tahun yang ber- sebagai dosen baru.
profesi sebagai dosen datang ke poli gigi Riwayat kesehatan pasien pernah mengala-
mengeluhkan sariawan yang tidak sembuh mi GERD tahun 2015, pernah didiagnosis Non
pada pipi kiri sejak 1 bulan yang lalu yang di- Spesific Chronic Lymphadenitis karena ben-
awali dengan tergigit kemudian menjadi sari- jolan di leher (sejak akhir 2015), mempunyai
awan. Pasien memiliki riwayat sering sariawan riwayat alergi udang, telur, debu dan riwayat

Gambar lesi RAS tiap kunjungan. (Gambar 1,2,3) Kunjungan I, (Gambar 4,5) Kunjungan II , (Gambar
6,7,8) Kunjungan III, (Gambar 9) Kunjungan IV.

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019


Sari/Ernawati/Soebadi 47

Gambar 10,11,12,13. RAS sembuh dan tidak ada kekambuhan setelah 2 bulan follow up
operasi usus buntu pada tahun 2014. Riwayat skan 4 kali sehari dan pasien di edukasi untuk
keluarga pasien, Ayah memiliki riwayat asma, mengkonsumsi obat secara rutin, menjaga ke-
alergi, hipertensi dan sariawan kambuhan. Ibu bersihan mulut, menghindari makanan penye-
pasien memiliki riwayat diabetes, Adik perem- bab alergi (udang, telur) dan manajemen stres.
puan riwayat tumor payudara dan adik laki-laki Kunjungan berikutnya pasien mengalami sar-
memiliki riwayat sariawan kambuhan. Riwayat iawan kambuhan bersamaan dengan kekam-
sosial pasien mengaku seseorang yang sela- buhan GERD yang dirasakan nyeri, panas
lu merasa cemas ketika mendapat tugas baru, pada tenggorokan hingga telinga. Pasien su-
orang yang selalu bersemangat pada peker- dah menghindari makan udang namun sulit
jaannya, pefeksionis dan sangat peduli pada menghindari makan telur.dan selalu merasa
kesehatannya. Pasien juga mengaku memiliki khawatir dengan pekerjaan nya sebagai dosen
kebiasaan buruk bruxism. karena pasien menginginkan segala sesuatun-
Pemeriksaan ekstraoral terdapat pembesa- ya berjalan baik dan sempurna.
ran pada limfonodi post auricular-cervical se- Hasil pemeriksaan darah lengkap menun-
belah kanan berukuran ± 5 cm,kenyal, tidak jukkan peningkatan jumlah eritrosit, RDW dan
sakit. Pemeriksaan intraoral menunjukkan persentase eosinofil serta penurunan MCV
ulkus single ukuran 2x2 mm berwarna putih dan MCH. Hasil endoskopi yang lalu menun-
kekuningan, batas jelas, tepi kemerahan, sakit jukkan kerusakan mukosa esophagus klas A
pada daerah retromolar kiri. Ulkus single uku- dengan diagnosis GERD. Hasil pemeriksaan
ran 2x2 mm berwarna putih kekuningan, batas DASS 42 menunjukkan tingkat stress tinggi
jelas, tepi kemerahan, sakit pada mukosa labi- (skor 26), tingkat kecemasan tinggi (skor 17)
al bawah kanan. Ulkus single ukuran 2x1 mm dan tingkat depresi rendah/normal (skor 9).
berwarna putih kekuningan, batas jelas, tepi Hasil Pemeriksaan Skin Prick Test menunjuk-
kemerahan, sakit pada gingival rahang atas kan pasien alergi terhadap inhalan kapuk dan
kiri sebelah distal gigi molar terakhir. Diagno- makanan (daging sapi, daging ayam, susu
sis sementara Recurrent Apthous Stomatitis sapi, putih telor ayam,putih telor itik, kuning
dipicu oleh stress psikologis, GERD dan alergi. telor itik, udang,tongkol, bandeng, coklat dan
Perawatan diberikan Aloe Vera gel diole- kacang tanah

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019


RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS RELATED TO PSYCHOLOGICAL
48 STRESS, FOOD ALLERGY AND GERD

Perawatan tetap melanjutkan pengobatan genetic, kekurangan hematinik (zat besi, folat,
Aloe Vera gel dan edukasi untuk managemen dan vitamin B12), menstruasi, stres, alergi,
stress, menghindari makanan penyebab aler- alergi makanan,trauma local, merokok, produk
gi, makan makanan yang tinggi zat besi dan kimia dan agen mikroba2,3. RAS ditandai den-
asam folat, menjaga kebersihan mulut dan gan munculnya ulkus nekrotik di awal dengan
cukup minum air putih dan menyarankan un- tepi yang jelas dan dikelilingi area kemerahan.
tuk pencabutan gigi 28 yang malposisi. Pasien Lesi kebanyakan terjadi pada mukosa tidak
mendapatkan saan dari dokter psikiatri untuk berkeratin dan dapat sembuh sendiri.
reading assignment tentang psychosomatic Pada pasien ini, RAS yang terjadi dipicu
dan stomatitis, menyarankan untuk rekreasi, oleh beberapa faktor antara lain stres psikol-
menjaga pola makan dan olahraga ogis, alergi makanan dan GERD yang terjadi
Setelah 2 bulan, pasien tidak pernah lagi bersamaan. Dimana stres pada pasien mer-
mengeluhkan sariawan. Pasien mengaku su- ubah sistem imun sehingga rentan terhadap
dah lebih nyaman dengan pekerjaannya se- peradangan pada rongga mulut, memudah-
bagai dosen, lebih baik dalam manajemen kan terjadinya alergi pada pasien yang sudah
stress, sudahmelakukan tugas dari psikiatri memiliki riwayat alergi pada diri sendiri dan kel-
dengan membaca jurnal dan artikel medis uarga serta memperparah riwayat GERD yang
yang disarankan, sering memposting komen- sudah ada sebelumnya sehingga pembesaran
tar mahasiswa yang positif tentang dirinya dan kelenjar limfe pada leher juga semakin parah.
semakin bersemangat dalam bekerja. Pasien Ketika pasien sudah mampu beradaptasi den-
sudah menghindari makanan penyebab alergi. gan stres, semua gejala diatas mereda dan
Pasien juga sudah tidak pernah mengeluhkan frekuensi kekambuhan RAS berkurang dan
sakit tenggorokan. hampir tidak ada.
Pemeriksaan DASS 42 terakhir menunjuk- Pada kondisi stres, Korteks adrenal akan
kan tingkat stres ringan, kecemasan normal mensekresi kortisol yang akan menyebab-
dan depresi normal. Benjolan pada leher ma- kan penurunan produksi IFN-γ (sitokin tipe
sih ada namun ukuran tetap dan tidak ada per- 1) dan meningkatkan produksi IL-10 dan IL-4
tambahan di bagian lain. RAS telah sembuh. (sitokin tipe 2) yang akan memicu terjadinya
Kekambuhan jauh berkurang. Berdasarkan perubahan keseimbangan sitokin tipe 1/tipe
hasil USG, benjolan pada leher bukan suatu 2 yang lebih ke arah respon tipe 2. Namun,
manifestasi keganasan (Non Spesific Limph- penelitian terbaru menyatakan bahwa disreg-
adenopathies) ulasi dari keseimbangan sitokin tipe 1/tipe 2
inilah yang memainkan peranan penting da-
DISKUSI lam menghubungkan pengaruh stres terhadap
sistem imun. Terdapat beberapa respon imun
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) atau yang terjadi pada RAS, yaitu penurunan jum-
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) merupakan lah limfosit CD4 dan perubahan rasio CD4:C-
manifestasi yang timbul dalam rongga mulut D8,penurunan aktivitas regulasi Treg CD4
yang dipicu oleh faktor predisposisi. Etiologi CD25, peningkatan jumlah limfosit B, pening-
RAS belum diketahui dengan jelas namun ada katan jumlah sel T, penurunan ekspresi HSP,
beberapa faktor predisposisi SAR yaitu faktor peningkatan sistem komplemen, peningkatan

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019


Sari/Ernawati/Soebadi 49
jumlah NK sel, reaktivasi dan hiper reaktif dari sariawan sehingga dapat disimpulkan RAS
neutrofil, penurunan ekspresi sitokin anti infla- yang diderita pasien berhubungan dengan
masi yang dihasilkan oleh Th2 dan TGFβ, pen- alergi makanan.
ingkatan ekspresi sitokin pro inflamasi yang di- Reaksi alergi klasik yang dimediasi oleh IgE
hasilkan oleh Th1 dan IL-2, IL-12, IFN-gamma mempunyai gambaran spesifik yaitu bersifat
dan TNFα 7. segera/cepat, bisa berulang dengan paparan
Pada respon humoral, level dari IgA saliva makanan yang samadan dapat dideteksi den-
pada pasien dengan RAS menunjukkan pen- gan adanya IgE spesifik terhadap makanan
ingkatan pada periode akut dan berkurang da- tersebut. Alergen yang terkandung dalam
lam periode regresi dan penyembuhan. Selain makanan menstimulasi system imun dengan
IgA, terjadi peningkatan level IgG dan IgM. IgG membentuk antibody IgE spesifik terhadap
dan komplemen bekerja saling membantu se- komponen makann. IgE kemudian memasuki
bagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG sirkulasi darah dan berikatan dengan baso-
memiliki sifat opsonin yang efektif karena sel filatau memasuki jaringan (misal kulit, mukosa,
– sel fagosit, monosit dan makrofag, mempu- paru, saluran cerna) dimana kemudian beri-
nyai reseptor untuk fraksi Fc dari IgG sehingga katan dengan sel mast. Reaksi alergi diawali
dapat mempererat hubungan antara fagosit dengan ikatan antara allergen dengan anti-
dan sel target. Berbagai perubahan tersebut body IgE yang telah terikat dengan reseptor
dapat mengakibatkan keadaan patologis pada berafinitas tinggi (FcƐRI) yang diekspresikan
sel epitel mukosa rongga mulut, sehingga sel pada sel mast dan basofil, serta pada reseptor
epitel lebih peka terhadap rangsangan 7. yang berafinitas rendah (FcƐRII) pada mak-
Pasien memiliki riwayat alergi makanan yai- rofag, monosit, limfosit dan trombosit. Ikatan
tu udang, telur dan debu. Setelah pemeriksaan silang antara alergen dengan reseptor pada
skin prick test didapatkan hasil pasien alergi sel mast dan basofil memicu degranulasi seh-
terhadap inhalan kapuk dan makanan (daging ingga melepaskan mediator seperti histamine,
sapi, daging ayam, susu sapi, putih telor ayam,- prostaglandin, leukotrien dll yang menimbul-
putih telor itik, kuning telor itik, udang,tongkol, kan berbagai macam manifestasi klinis terma-
bandeng, coklat dan kacang tanah). Sebelum- suk RAS pada rongga mulut8.
nya pasien hanya menyadari alergi terhadap Bersamaan dengan adanya faktor stress
udang dan telur (hasil positif 1) berupa gatal dan alergi, pasien juga mengeluhkan sakit
dan kadang bersin-bersin setelah makan. Na- tenggorokan yang terasa perih dan panas
mun pasien tidak mengetahui bahwa cokelat terbakar hingga nyeri sampai ke telinga. Hal
juga menyebabkan alergi (hasil positif 3) dan ini dirasakan sudah sejak 2 tahun yang lalu
pasien sering mengkonsumsi cokelat selama kurang lebih bersamaan dengan munculnya
ini. Setelah mengetahui hal tersebut, pasien benjolan pada leher. Pasien sudah diperiksa
menghindari makan cokelat. Pasien baru men- endoskopi dan menunjukkan kerusakan muko-
yadari alergi terhadap makanan tersebut dan sa klas A pada esophagus dan didiagnosis se-
mengakui setelah makan makanan tersebut, bagai GERD. Pasien sempat menerima terapi,
muncul sariawan di rongga mulut. Selain itu ri- sudah mereda namun sekarang kambuh lagi.
wayat keluarga pasien Ayah dan adik kandung Pasien sudah disarankan untuk kembali bero-
laki-laki juga memiliki riwayat alergi, asma dan bat namun pasien mengaku belum ada wak-

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019


RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS RELATED TO PSYCHOLOGICAL
50 STRESS, FOOD ALLERGY AND GERD

tu untuk berobat. Setelah pasien menyadari gat, kadang khawatir berlebihan, terbuka,
kondisi stress nya berdampak pada banyak perhatian dengan kondisi tubuhnya. Pasien
hal, dan mulai manajemen stress diri sendiri, sangat peduli dengan kondisinya dan bersedia
keluhan GERD juga menghilang. menjalani pemeriksaan apapun yang dibutuh-
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap kan. Sedangkan hasil pemeriksaan DASS 42
pathogenesis GERD adalah infeksi H.Pylo- menunjukkan tingkat stress dan kecemasan
ri, kebiasaan/gaya hidup, peranan motilitas, yang tinggi namun tingkat depresi normal.
dan hipersensitivitas visceral. Esofagitis pada Hasil pemeriksaan darah lengkap menun-
GERD terjadi akibat refluks dari lambung ke jukkan hasil peningkatan jumlah eritrosit, RDW
esophagus jika terjadi kontak yang lama antara dan persentase eosinofil serta penurunan MCV
bahan refluksat dengan mukosa esophagus, dan MCH. Eritrosit yang tinggi menunjukkan
terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa hemokosentrasi (Perburukan DHF, Resistensi
esophagus meski kontak dengan bahan refluk- Insulin), PPOK( Penyakit Paru Obstruktif Kro-
sat tidak lama, dan terjadi gangguan sensiti- nik), Jantung Kongestif, Perokok, Preeklamsi,
vitas terhadap rangsangan isi lambung yang penggunaan Obat-obat (Gentamicyn, meth-
disebabkan adanya persepsi neural esopha- yldopa) dll, RDW yang tinggi menunjukkan
geal baik sentral maupun perifer 9. Anemia Defisiensi Besi, Anemia Defisiensi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan an- Asam Folat, Anemia Defisiensi Vitamin B12.
amnesis, gambaran klinis dan pemeriksaan Kadar MCV dan MCH yang rendah menun-
penunjang. Anamnesis pasien mengaku san- jukkan Anemia defisiensi besi, thalasemia,
gat stres dan cemas dengan pekerjaan barun- keracunan timah. Dari hasil diatas dapat disim-
ya sebagai dosen. Berdasarkan anamnesis pulkan bahwa pasien mengalami kecenderun-
dan pengamatan operator, pasien adalah ses- gan anemia. Berdasarkan pengakuan pasien,
eorang yang perfeksionis karena berdasarkan karena kesibukannya pasien sering melewat-
cerita pasien selalu berusaha mengerjakan tu- kan waktu makan dan sering minum kopi dan
gasnya sebaik-baiknya hingga sering menyita teh. Sehingga asupan nutrisi pasien kurang.8,9
waktu dan pikirannya. Pasien lebih suka tugas Berdasarkan konsultasi dengan bagian
yang diberikan dikerjakan sendiri dibanding psikiatri, karena pasien tidak ada waktu untuk
jika harus kerja tim. Orang tua pasien seorang ke bagian psikiatri, pasien disarankan untuk
dosen juga, dan pasien ingin membuktikan Reading assignment tentang psychosomatic
bahwa dirinya mampu meski orang tuanya ti- dan stomatitis, menyarankan untuk rekreasi,
dak terlalu menuntutnya. Untuk mengerjakan menjaga pola makan, diet, olahraga dengan
tugas sebaik-baiknya dan berprestasi di seko- pertimbangan mengingat pasien tipe orang
lahnya, pasien memilih menghabiskan waktu yang berpendidikan, pintar, sangat peduli dan
berjam – jam di perpustakaan. Pasien merasa perfeksionis dalam segala hal sehingga pasien
stres jika dia mendapat tugas yang tidak se- berkenan menjalankan hal tersebut. Pada akh-
suai dengan keahliannya/jika pasien merasa ir kunjungan skor DASS menjadi tingkat stres
tidak menguasai. Pasien sering diminta meng- ringan, kecemasan normal dan depresi nor-
gantikan tugas mengajar oleh dosen-dosen mal.9
yang lebih senior. Dari pengamatan operator Perawatan untuk lesi intraoral diberikan
pasien memiliki kepribadian yang berseman- obat oles anti inflamasi non steroid untuk men-

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019


Sari/Ernawati/Soebadi 51
gurangi peradangan yaitu obat kumur yang KESIMPULAN
mengandung aloe vera. Aloe vera memiliki be-
berapa senyawa anti inflamasi. Aloclair memili- RAS dapat dipicu oleh beberapa faktor salah
ki berbagai kandungan di dalamnya antara lain satunya stress psikologis yang dapat merubah
Aqua, maltodextrin, propylene glycol, polvi- system imun dan jaringan tubuh termasuk
nylptrrolidone (PVP), aloe vera ekstrak, Kali- meningkatkan resiko alergi dan menurunkan
um sorbate, Natrium benzoate, hydroxyeth- ketahanan mukosa. Eliminasi faktor pemicu
ylcellulose, PEG 40, hydrogenated castor merupakan terapi utama RAS untuk mence-
oil, disodiumedetate, benzalkonium, Klorida, gah rekurensi dan mengurangi frekuensi
saccharin Natrium, Natrium hyaluronate, gly-
cyrrhetic acid. Bahan yang dapat memper- DAFTAR PUSTAKA
cepat penyembuhan sariawan diantaranya
1. Kumar A M., Ananthakrishnan V, Goturu J. 2014.
ialah Polyvinylpyrrolidone (PVP) yang dapat
Etiology And Pathophysiology Of Recurrent Aph-
befungsi untuk antibakteri dan menurunkan in- thous Stomatitis: A Review. Int J Cur Res Rev.
06 (10)
feksi serta giberelin yang diketahui dapat ber-
2. Belenguer-Guallar I , Jiménez-Soriano Y, Clara-
interaksi dengan reseptor faktor pertumbuhan munt-Lozano A. 2014. Treatment of recurrent
pada sel fibroblas sehingga akan meningkat- aphthous stomatitis: A literature review. J Clin
Exp Dent. 2014;6(2):e168-74
kan aktivitas dan proliferasi dari kontraksi luka 3. Junhar GM, Suling PL, Supit ASR. 2015. Gam-
pada proses penyembuhan luka 10,11 baran Stomatitis Aftosa Rekuren Dan Stres Pada
Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
Pasien juga diberikan multivitamin (Be- Ii B Bitung. Jurnal E-Gigi (Eg).3 (1)
com-Zet) dan vitamin B1, B6, B12 dari bagian 4. Hernawati, S. 2014. Mekanisme Seluler dan
Molekuler Stres Terhadap Terjadinya Recurrent
psikiatri. multivitamin (Becom-Zet) yang men- Apthous Stomatitis. Jurnal PDGI. (63):1
gandung Vit E 30 iu, vit C 750 mg, vit B1 15 5. Tarakji B, Gazal G, Al-Maweri SA, Azzeghaiby
SN, Alaizari N. 2015. Guideline for the Diagnosis
mg, vit B2 15 mg, vit B6 20 mg, vit B12 12 and Treatment of Recurrent Aphthous Stomatitis
mcg, folic acid 400 mcg, pantothenic acid 20 for Dental Practitioners. Journal of International
Oral Health; 7(5):74-80
mg, Zn 22.5 mg, niacin 100 mg. Fungsi dari 6. Song, EM, Jung HK, Jung JM. 2013. The Asso-
masing-masing multivitamin dan mineral ini ciation Between Reflux Esophagitis and Psycho-
sosial Stress. Dig Dis Sci. 58:471–477
adalah vitamin E dan C berfungsi sebagai an- 7. Slebioda Z, Zsponar E, Kowalska A. 2014. Etio-
tioksidan, dan perbaikan sistem imun, mem- pathogenesis of Recurrent Apthous Stomatitis
and The Role of Immunologic Aspects : A Liter-
percepat penyembuhan luka, pembentukan ature Review. Arch Immunol Ther Exp. 63:205-
jaringan ikat., vitamin B1 (Tiamin ), vitamin 215
8. Baskoro H.. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Da-
B2 (riboflavin), niacin berfungsi metabolisme lam. Edisi 2. Surabaya:Airlangga University
karbohidrat, vitamin B6 (piridoksin) berfungsi Press. Hal. 484-192
9. Nusi S.. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
untuk metabolisme protein dan glikogen., vita- Edisi 2. Surabaya:Airlangga University Press.
min B12 (cobalamin) dan asam folat berfungsi Hal. 484-192
10. Furnawanthi, I., 2007, Khasiat dan Manfaat Li-
untuk pembentukan sel darah merah, dan sin- dah Buaya Si Tanaman Ajaib Ed.8, Jakarta Sela-
tesis DNA, asam pantotenat berfungsi untuk tan: PT. AgroMedia Pustaka, Hal. 1-29.
11. Susanto H. 2015. Xerostomia severity difference
sistesis lemak, zinc berfungsi untuk regener- between elderly using alcohol and non alco-
asi sel, metabolisme karbohidrat, membantu hol-containing mouthwash. Dental Journal (Ma-
jalah Kedokteran Gigi). 48(3): 109–112
mempercepat regenerasi jaringan yang rusak,
meningkatkan proses penyembuhan luka.

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019

You might also like