You are on page 1of 8

Volume 10, Issue 2, Desember 2019, Pages.

123-130

Jurnal Manajemen
(Edisi Elektronik)
Journal homepage: http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen/
e-ISSN: 2301-4628

Analisis Strategi Traditional Travel Agency Di Tengah Persaingan


Online Travel Agency (Studi Kasus: Airlangga Travel)

Winona Almiraa, Wiguna Alodiab


a
Universitas Airlangga, Surabaya
b
Universitas Gadjahmada, Jakarta
* Corresponding author e-mail: winona.almira-2017@feb.unair.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRACT

DOI: 32832/jm-uika.v10i2.2553 The travel industry in Indonesia is still very attractive, especially when
considering the large population of Indonesia and the growing value
Article history:
trend of the travel market. However, the development of information
technology and the internet has had an impact on the proliferation of
Received:
Online Travel Agencies (OTA), resulting in high levels of competition in
04 Oktober 2019
the travel industry. Traditional travel companies must continue to inno-
Accepted: vate to maintain their presence in the competition. This research was
16 Oktober 2019 conducted to analyze the competitive conditions of the travel industry in
Available online: Indonesia, a case study at Airlangga Travel company. The research
1 Desember 2019 method uses Porter and SWOT analysis. The results of the study are
recommendations for differentiation strategies for Airlangga Travel in
Keywords: order to survive in the intense competition of the travel business.
Analisis Porter, Analisis SWOT,
Keunggulan Kompetitif, Strategi ABSTRAKS.
Persaingan Bisnis
Industri travel di Indonesia masih sangat menarik, terutama jika mem-
pertimbangkan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tren nilai
pasar travel yang terus tumbuh. Namun berkembangnya teknologi in-
formasi dan internet memberi dampak pada menjamurnya Online Trav-
el Agency (OTA) sehingga mengakibatkan tingginya tingkat persaingan
di industri travel. Perusahaan travel tradisional harus terus berinovasi
untuk mempertahankan eksistensinya dalam kompetisi. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis kondisi persaingan industri travel di In-
donesia, studi kasus pada perusahaan Airlangga Travel. Metode
penelitian menggunakan pendekatan analisis 5 kekuatan Porter dan
SWOT. Hasil penelitian berupa rekomendasi strategi diferensiasi untuk
Airlangga Travel agar dapat bertahan dalam ketatnya persaingan
bisnis perjalanan wisata.

Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


124 | Almira dan Alodia Jurnal Manajemen (Edisi Elektronik)

mementingkan experience atau kualitas layanan


1. Introduction ketimbang harga (Inventure, 2017). Dengan adanya
Peluang industri travel di Indonesia cukup bonus demografi Indonesia yang didominasi
tinggi dan diprediksi akan terus tumbuh positif. Hal segmen milenial, peluang bisnis travel di Indonesia
ini didukung oleh tren jumlah peningkatan menjadi semakin besar.
penggunaan internet tahun 2018 yang menyatakan Dapat disimpulkan bahwa industri travel di
bahwa Indonesia berada di peringkat ke-6 dunia Indonesia saat ini didominasi oleh OTA yang
(IDN, 2019). Implikasi pada data tersebut telah menyasar segmen retail dari kelompok milenial.
membuat industri travel Indonesia berevolusi Pemain baru model ini jumlahnya terus bertumbuh
dengan cepat dan berpotensi mendatangkan dan berpotensi mengancam eksistensi bisnis travel
keuntungan besar bagi perusahaan yang mampu tradisional. Mereka sangat familiar dengan
memanfaatkan kapabilitas digitalnya di bisnis travel penggunaan teknologi dan memiliki kapabilitas IT
online. Hal ini juga yang mendasari makin yang memadai.
bertambahnya jumlah pemain baru yang berbasis Untuk itu, melalui penelitian ini dilakukan ana-
Online Travel Agency (OTA) di Indonesia. lisis kondisi persaingan di industri travel guna
Di samping itu tren pertumbuhan industri travel menentukan kapabilitas serta rencana strategis yang
juga dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah dapat menjadi rekomendasi bagi traditional travel
kunjungan pelancong (traveller) secara kumulatif agency untuk tetap bertahan dalam kompetisi.
sepanjang 2017 sebesar 16,91% dibandingkan tahun
2. Literature Review
sebelumnya (BPS, 2018). Merujuk pada data Biro
Pusat Statistik (BPS) Indonesia, bahwa dalam a. Konsep Keunggulan Bersaing
beberapa tahun terakhir, konsumsi leisure
Untuk memenangkan persaingan, perusahaan ha-
cenderung meningkat 6.3% (naik pesat
rus memiliki suatu keunggulan kompetitif (competi-
dibandingkan konsumsi non leisure). Konsumsi
tive advantage) yang membedakan dengan perus-
leisure meliputi hotel, restoran, transportasi, tempat
ahaan lainnya (Hitt dkk, 2017). Keunggulan kom-
rekreasi dan lainnya yang menunjukkan peluang
petitif (competitive advantage) merupakan kemam-
pertumbuhan dalam bisnis travelling.
puan yang dimiliki suatu perusahaan untuk mem-
berikan nilai yang lebih baik pada pelanggan
dibandingkan dengan kompetitor (Kotler dan Arm-
strong, 2016).
Keunggulan kompetitif dapat dicapai perusahaan
melalui model bisnis yang efektif, yang mampu
menyelaraskan kombinasi terbaik dari sumber daya
dan kapabilitas yang dimilikinya (Ranjith, 2016).

b. Analisis 5 Kekuatan Porter


Gambar 1. Grafik pertummbuhan Leisure vs Non Leisure Untuk merumuskan suatu strategi bersaing
(BPS, 2018)
dapat digunakan beberapa pendekatan analisis,
Segmen masyarakat dengan konsumsi leisure salah satunya yakni Porter’s Five Forces Mod-
tertinggi adalah milenial. Segmen ini lebih el.
Volume 10, Issue 2 Analisis Strategi Traditional Travel Agency… |125

Metode ini mengunakan 5 kekuatan industri un- memperoleh informasi akurat yang diperlukan da-
tuk menentukan intensitas persaingan dalam suatu lam menjawab pertanyaan pada rumusan masalah
industri, yang memperhatikan kompetisi dari pe- penelitian. Uji keabsahan data dalam studi kualitatif
saing sejenis, ancaman pendatang baru, kekuatan menggunakan teknik triangulasi.
tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar
pembeli, dan ancaman produk subsitusi (Lim dkk, 4. Result
2014) a. Analisis 5 Kekuatan Porter
c. Analisis SWOT • Kekuatan tawar pemasok (bargaining
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
power of suppliers) cenderung tinggi. Hal
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
ini disebabkan penyedia jasa transportasi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
atau akomodasi dapat menawaran harga
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
yang berfluktuasi. Selain itu, penyedia jasa
dan peluang (Opportunities), namun secara bersa-
transportasi atau akomodasi mudah
maan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness)
berpaling ke OTA karena didukung investor
dan ancaman (Threats) (Lim dkk, 2014).
besar, seperti Traveloka atau Tiket.com,
yang berdampak pada pemberian harga
3. Research Methods
yang kurang bersaing dengan pebisnis
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian travel konvensional.
ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif • Kekuatan daya tawar pembeli (bargaining
merupakan sebuah metode penelitian untuk power of buyers) dinilai cukup tinggi.
memahami fenomena yang dialami oleh subyek Alasannya, konsumen saat ini cenderung
penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- menuntut layanan yang lebih personal.
kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah Tuntutan ini berdampak pada kebutuhan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Jenis perusahaan terhadap resources SDM yang
pendekatan ini dipilih karena dapat memberikan lebih berkualitas. Di samping itu, konsumen
interpretasi terperinci dari fenomena tanpa saat ini juga mudah melakukan komparasi
tergantung pada pengukuran numerik (Zikmund harga dan kualitas layanan dengan
dkk, 2013). kompetitor (didukung akses internet).
Objek atau sasaran penelitian ini Airlangga Trav- Sehingga mereka memiliki bargaining
el, sebagai perusahaan travel tradisional. Penentuan power yang cukup kuat.
informan dilakukan dengan teknik purposive sam- • Hambatan pendatang baru (Barriers to
pling, dimana pengambilan sampel dilakukan entry) dalam industri travel tinggi.
dengan sengaja berdasarkan karakteristik khusus Alasannya, kebutuhan akan jumlah SDM
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga di- cukup banyak, terutama untuk menjalankan
harapkan dapat menjawab permasalahan penelitian operasional perjalanan wisata dengan
(Zikmund dkk, 2013). pelanggan korporasi. Selain itu, pemain
Metode pengumpulan data yang digunakan da- baru harus memiliki perputaran arus kas
lam penelitian ini adalah metode observasi, wa- yang sehat, mengingat dalam pelanggan
wancara mendalam, dan dokumentasi. Ketiga korporasi diberlakukan sistem pembayaran
metode pengumpulan data ini digunakan untuk dengan tenggang waktu. Dibutuhkan pula
126 | Almira dan Alodia Jurnal Manajemen (Edisi Elektronik)

modal yang cukup besar untuk membangun tipis, utamanya dari pendatang baru yang
infrastruktur atau kapabilitas teknologi IT memanfaatkan jalur online.
yang memadai untuk bersaing di era digital.
• Opportunity:
• Ancaman produk pengganti (threat of
1. Networking dari mahasiswa atau alumni
substitute) di industri travel tergolong tinggi
Universitas Airlangga (Unair), khususnya
karena kehadiran internet dan kapabilitas
Magister Manajemen, yang memiliki
user dalam penggunaan IT memberikan
background kalangan profesional/
peluang konsumen untuk melakukan
perusahaan yang dapat dijadikan target
rencana perjalanan wisata sendiri tanpa
penambahan pelanggan dan atau transaksi
membutuhkan kehadiran agen travel.
dari segmen korporasi;
• Persaingan antara anggota dalam suatu 2. Jumlah mahasiswa S1 atau D3 Unair,
industri (rivalry among competitive firms) sebagai peluang untuk meningkatkan
dinilai tinggi. Alasannya adalah OTA yang Economic of Scale di segmen ritel;
didukung investor besar, seperti Traveloka 3. Media promosi gratis ke lingkup di luar
atau Tiket.com, seringkali melakukan Unair, melalui “Word of Mouth” atau
perang harga atau program diskon yang “Word of Click” dari seluruh civitas
menyebabkan tipisnya margin yang akademika Unair melalui sosialisasi yang
diperoleh untuk mendapatkan pelanggan. agresif di internal kampus Unair.

• Weakness:
Kesimpulan melalui analisis Porter, industri
1. Keterbatasan jumlah personil/ sumber
travel di Indonesia masih sangat menarik, terutama
daya manusia;
jika mempertimbangkan Economic of Scale (jumlah
2. Sebagai organisasi yang baru berdiri,
penduduk Indonesia yang besar) dan tren nilai pasar
range pembayaran yang fleksibel justru
travel yang terus tumbuh (data riset Google dan
mempersulit organisasi dalam melakukan
Temasek, 2018). Namun hal ini juga berimplikasi
perputaran cashflow;
pada tingginya tingkat persaingan di dalamnya,
3. Infrastruktur dan pengalaman yang masih
sehingga perusahaan travel harus dapat terus
terbatas;
berinovasi untuk mempertahankan eksistensinya
dalam kompetisi. 4. Operasional bisnis belum efisien karena
kurangnya infrastruktur yang dimiliki;
b. Analisis SWOT 5. Proses bisnis masih dilakukan secara
konvensional, belum sepenuhnya
• Threats:
1. Kebijakan dan regulasi pemerintah yang memanfaatkan teknologi (misal: booking
berpotensi menghambat bisnis travel, order masih dilakukan via telepon atau
misal terkait penetapan tarif batas bawah bertemu langsung);
tiket pesawat yang berdampak pada 6. Promosi dan sosialisasi masih kurang
kenaikan tarif paket travel dan penurunan gencar dilakukan;
minat konsumen untuk travelling; 7. Target market masih menyasar lingkup
2. Persaingan yang makin kompetitif di era Unair non-mahasiswa (departemen atau
digital dengan perang harga dan margin tenaga pengajar);
Volume 10, Issue 2 Analisis Strategi Traditional Travel Agency… |127

8. Masih ada image sebagai bagian dari


Unair sehingga masih kesulitan dalam
Gambar 2. Strategy Canvas pada Industri Travel
menerapkan aturan profesional bagi (Data diolah peneliti, 2019)
pelanggan dari kalangan profesional Unair
(terbentur dengan beberapa allowance,
misal batas pembayaran).

• Strengths:
1. Label sebagai unit usaha yang dapat
'dipercaya' (trust), implikasi dari brand
yang dibawa oleh Universitas Airlangga Selanjutnya disusun four actions framework un-
(parenting advantage). Sehingga hal ini tuk merancang rekomendasi strategi baru untuk Air-
memudahkan saat melakukan penetrasi ke langga Travel, sebagai berikut:
segmen konsumen korporasi;
2. Karena berada dalam kelola PT. BHMN
maka akan selalu didukung dengan
ketersediaan capital;
3. Memiliki skema pricing dan sistem
pembayaran yang sangat fleksibel untuk
pelanggan korporasi, jika dibandingkan
dengan agen travel lainnya;
Gambar 3. Strategy Canvas pada Industri Travel
4. Memiliki kewenangan juga utk mengelola (Data diolah peneliti, 2018)
portofolio usaha PT. Dharma Putera
• Eliminate
Airlangga lainnya, seperti merchandise,
Diusulkan agar faktor keragaman tujuan wisata
persewaan mobil, dan videography, yang
dihilangkan. Selain dapat meningkatkan potensi
dapat menambah competitive advantage
overhead cost, terkadang ditemui kondisi dimana
Airlangga Travel;
customer tidak benar-benar mengetahui banyak ten-
5. Telah menjalin kerjasama dengan seluruh
tang tujuan wisata yang diinginkannya. Sehingga,
maskapai di Indonesia sehingga mampu
Airlangga Travel dapat lebih fokus dalam pelayanan
menawarkan harga tiket domestik yang
yang lebih berkualitas dengan mempersempit lini
sangat bersaing dan terjangkau.
produk perjalanan wisata melalui desain paket per-
jalanan yang unik.
c. Strategi Canvas
Dalam canvas, strategi diferensiasi dimun-
culkan dengan melakukan komparasi atas per-
• Reduce
saingan bisnis Airlangga Travel dengan agen
Selanjutnya, faktor yang direkomendasikan untuk
lainnya (tradisional maupun online), serta pelu-
dikurangi adalah price, fatigue, dan konsumsi. Har-
ang konsumen melakukan perjalanan wisata
ga bersaing ditetapkan untuk menarik perhatian
sendiri.
konsumen, yang seringkali terpengaruh dengan har-
ga rendah dari travel. Langkah ini dilakukan untuk
128 | Almira dan Alodia Jurnal Manajemen (Edisi Elektronik)

menciptakan willingness to try dari calon kon- melakukan investasi infrastruktur, namun akan
sumen. memberikan impact yang cukup besar pada kepua-
Penurunan faktor biaya konsumsi dilakukan san pelanggan.
dengan melakukan kerjasama dengan restoran lokal
yang menawarkan makanan khas daerah dengan • Create
harga lebih terjangkau. Poin terakhir yang ingin kami usulkan ada dalam
Sedangkan faktor fatigue juga direkomendasikan Airlangga Travel, dan cenderung langka dijumpai di
turun sebagai implikasi dari penyempitan lini paket penyedia travel lain adalah penambahan layanan
layanan yang ditawarkan. dokumentasi dan pemberian merchandise secara
gratis kepada pelanggan.
• Raise Pemberian merchandise dengan desain khas
Ease of order, kebebasan atau fleksibilitas, dan komunitas akan memberikan kepuasan tersendiri
kualitas layanan merupakan faktor yang direk- bagi konsumen, utamanya yang berasal dari
omendasikan untuk ditingkatkan. Kemudahan komunitas yang terbilang cukup freak dengan iden-
pemesanan layanan travel yang dimaksud adalah titas kelompoknya. Di samping itu, dengan adanya
penyederhanaan mode pemesanan layanan wisata layanan dokumentasi yang profesional, maka kon-
tanpa pilihan yang terlalu banyak dan cenderung sumen tidak perlu khawatir kehilangan momen un-
malah membingungkan customer. Di samping itu, tuk mengabadikan kegiatan berwisata sehingga
perlunya dibangun aplikasi digital berbasis mobile dapat lebih nyaman menikmati liburan.
atau web yang memudahkan calon konsumen untuk
setidaknya melihat kombinasi paket perjalanan dan d. Strategy Maps
atau melakukan transaksi. Strategy Map menunjukkan dengan jelas hub-
Adapun faktor kebebasan yang dimaksud dalam ungan kausal antar strategic objective dalam per-
poin ini adalah adanya kendali agenda perjalanan di spektif-perspektif keuangan, pelanggan (pemangku
tangan customer, tentunya dengan batas waktu ter- kepentingan), proses bisnis internal, dan pertum-
tentu. Hal ini untuk mengakomodir pelanggan dari buhan dan pembelajaran. Berikut adalah peta untuk
segmen korporasi yang terkadang memiliki target Airlangga Travel.
orientasi penyelesaian pekerjaan melebihi batas
waktu (misal: agenda rapat kerja perusahaan), atau
konsumen yang memang berencana berdiam diri
lebih lama di tempat wisata. Sehingga hal ini di-
harapkan dapat berujung pada peningkatan kepua-
san pelanggan.
Faktor terakhir yang perlu ditingkatkan ada-
lah kualitas layanan. Hal ini yang nilainya seb-
etulnya cukup sulit diukur namun sulit ditiru pe-
saing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas layanan yakni dengan me- Gambar 4. Strategy Maps pada Industri Travel
nanamkan unsur hospitality dan personal touch. (Data diolah peneliti, 2019)
Meski terkesan low cost jika dibandingkan dengan
Volume 10, Issue 2 Analisis Strategi Traditional Travel Agency… |129

Financial Perspective lam penyediaan layanan. Hal ini akan berdampak


Financial perspective memiliki tujuan utama un- pada waktu penyampaian layanan yang lebih cepat
tuk meningkatkan profit, melalui dua poin utama, dan responsif.
yakni dari sisi peningkatan revenue dan efisiensi Proses mengoptimalisasi nilai dilakukan dengan
biaya. Dari sisi peningkatan revenue, maka berkai- membangun kerjasama dengan pihak ketiga yang
tan dengan bagaimana Airlangga Travel mening- berpotensi memberi nilai tambah dalam value chain,
katkan jumlah transaksi dari bisnis eksisting dan contoh kerjasama pihak maskapai atau grup hotel.
peluang pertambahan pendapatan dari jumlah Di samping itu juga dilakukan inovasi pada layanan
pelangan baru. Sedangkan dari sisi efisiensi biaya, misal dalam bentuk pembuatan aplikasi digital yang
berkaitan dengan bagaimana upaya Airlangga Trav- akan memudahkan pelanggan dalam melihat kata-
el untuk melakukan penghematan melalui aksi pen- log layanan dan mempercepat proses transaksi.
gendalian biaya atau upaya pengembangan porto- Poin terakhir, yakni proses penghematan biaya
folio bisnis lainnya. internal dilakukan dengan pengendalian biaya dan
sinergi antar anak perusahaan PT Dharma Putera
Customer Perspective Airlangga yang berpeluang menambah keunggulan
Customer perspective menggambarkan nilai Airlangga Travel, misal dengan Airlangga Store.
yang ditawarkan Airlanga Travel pada pelanggann-
ya melalui pengalaman penggunaan produk dan Learning And Growth Perspective
layanan yang excellent. Dalam hal ini meliputi Learning and growth perspective dalam usulan
bagaimana upaya perusahaan untuk menawarkan Strategy Map Airlangga Travel terdiri dari tiga hal
harga yang kompetitif, layanan yang personal, solu- yaitu, human capital, information capital, serta or-
tif, dan memberi kepuasan pada pelanggan. Hal ganizational capital.
inilah yang membedakan strategi diferensiasi Upaya peningkatan human capital bertujuan un-
dengan strategi lainnya. tuk meningkatkan motivasi dan kompetensi SDM
yang dimiliki, misal melalui pelaksanaan training
Internal Business Process Perspective atau rewarding. Sedangkan program peningkatan
Internal perspective dalam hal ini terbagi men- information capital meliputi upaya untuk mening-
jadi empat proses utama, yaitu kedekatan dengan katkan kapabilitas teknologi pada SDM yang dimil-
pelanggan, efisiensi operasional, optimalisasi nilai, iki untuk semakin menambah keunggulan kom-
dan penghematan biaya internal. petitif travel di era digital. Terakhir yakni organiza-
Proses membangun kedekatan dengan pelanggan tional capital berupa budaya perusahaan yang
dilakukan dengan memahami kebutuhan pelanggan, kekeluargaan dan mengapresiasi lahirnya inovasi
misal melalui survei pasar, sehingga mampu mem- guna meningkatkan employee engagement.
berikan layanan yang sesuai dengan ekspektasi
pelanggan. Selain itu juga dilakukan upaya penam-
bahan unsur hospitality berupa pendekatan personal 5. Conclusion
untuk memberikan nilai tambah pada kepuasan
pelanggan. Melalui penelitian ini, didapat suatu analisis dan
Efisiensi operasional dilakukan dengan ekomendasi strategi bisnis untuk Airlangga Travel
dukungan infrastruktur yang memadai sehingga dalam menciptakan keunggulan kompetitifnya.
mampu memberikan siklus waktu yang pendek da- Strategi ini sebagai upaya bertahan bisnis travel
130 | Almira dan Alodia Jurnal Manajemen (Edisi Elektronik)

tradisional di tengah gempuran perusahaan travel Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of
online. Marketing, 16th Global Edition. United States: Pear-
son Education Limited.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dil-
akukannya analisis berbasis pengukuran finansial Lim, G. S., Chua, S. B., Usa Skulkerewathana, &
Daft, R. L. (2014). New Era of Management in a
sebagai langkah validasi, yang dapat meliputi perhi- Globalized World: An Asian Perspective. Singa-
tungan benefit-cost analysis, payback period, hing- pore: Cengage Learning Asia.
ga nilai investasinya. Ranjith, V. K. (2016). Business Models and Com-
petitive Advantage. Procedia Economics and Fi-
nance. Vol. 37 (203-207).
REFERENSI
Riset Google-Temasek (2018) Indonesia Kuasai
BPS. (2018). Statistik Indonesia 2018. Katalog Ba- Pangsa Pasar Ekonomi Internet di Asia Tenggara.
dan Pusat Statistik. DailySosial. Retrived From
https://dailysocial.id/post/indonesia-kuasai-
Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson, R. E. ekonomi-digital/
(2017). Strategic Management: Competitiveness &
Globalization: Concepts and Cases, 12th Edition.
Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.
IDN. (2019). Indonesia Millennials Report 2019.
IDN Research Institute

You might also like