You are on page 1of 12

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN.2477-1821

OPTIMASI HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE DAN


CHITOSAN PADA TABLET FLOATING-MUCOADHESIVE
SIMETIDIN DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL
Submitted : 1 Juli 2019
Edited : 20 Desember 2019
Accepted : 30 Desember 2019

Mohammad Zulfikhar A.1 , Dwi Nurahmanto2, Lusia Oktora R.K.S.2


1
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember
2
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Jember
Email : zulfikhararif@gmail.com

ABSTRACT
Cimetidine is an H2 receptor antagonist which can be used to reduce acid secretion in the
stomach by inhibiting selective binding of histamine to H2 receptors so that it can reduce the
concentration of cyclic-adenosine monophosphate (c-AMP) which plays a role in the proton pump
mechanism. The combination of floating and mucoadhesive systems is used to increase drug
retention in the stomach so that it can reduce the drug interval and increase bioavailability of the
drug. The purpose of this study was to make floating-mucoadhesive cimetidine tablets using
Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) as a floating polymer and chitosan as a mucoadhesive
polymer. Tablets are expected to have the ability to maintain the dosage form in the stomach for
approximately 12 hours. The evaluations carried out included the flow characteristics and the
angle repose of the powder mixture, tablet weight uniformity, tablet hardness, tablet friability,
floating lag time, floating duration time and tablet mucoadhesive strength. The responses
observed were the ability to float and the mucoadhesive strength of tablets. The tablet release test
(dissolution) for the optimum formula was performed to determine the character of tablet release.
The optimum amount for HPMC is 146,686 mg and chitosan are 50 mg. The combination of
polymers with this amount produces a floating lag time of 43,458 seconds, floating duration time
>12 hours and the strength of mucoadhesive is 100 grams. The release of the optimum formula
in the 720th minute is about 73,180% following the Higuchi release model with dissolution
efficiency (DE720) about 67,855%.

Keywords: floating mucoadhesive tablet, cimetidine, HPMC, chitosan

PENDAHULUAN dan keadaan hipersekresi patologis seperti


Simetidin merupakan golongan sindrom Zollinger-Ellison. Simetidin
antogonis reseptor H-2 yang dapat digunakan memiliki waktu paruh sekitar 2 jam. Dosis
untuk mengurangi sekresi asam pada simetidin bervariasi yaitu antara 200-800 mg
lambung dengan menghambat pengikatan dua sampai empat kali sehari bergantung
histamin secara selektif pada reseptor H-2 pada keadaan yang diobati(2). Frekuensi
sehingga dapat menurunkan konsentrasi pemberian ini dapat mempengaruhi
cyclic-adenosin monophosphate (c-AMP) kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.
yang berperan dalam mekanisme pompa Gastroretentive Drug Delivery System
proton ion hidrogen(1). Simetidin dapat (GRDDS) merupakan metode yang dapat
digunakan untuk pengobatan penyakit seperti digunakan untuk meningkatkan waktu retensi
pada ulkus peptikum, gastroesophageal obat dalam saluran pencernaan bagian atas(3).
reflux disease (GERD), dispepsia persisten GRDDS memiliki keuntungan yaitu

127 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

memperpanjang waktu retensi obat dalam tablet (Pharmeq tipe TAB), alat uji
saluran pencernaan sehingga dapat mucoadhesive (TAXT plus Stable Micro
mengurangi interval pemberian obat dan System, U.K), timbangan analitik digital
dapat meningkatkan bioavaibilitas obat(4). (Adventure Ohaus), alat pencetak tablet
Penelitian ini bertujuan menggabungkan single punch (Healthty), alat uji sifat alir
sistem floating dan mucoadhesive untuk bentuk corong (Pharmeq), alat uji kekerasan
meningkatkan penghantaran obat dalam tablet (Stokes-Monsanto), mortir dan samper,
saluran cerna bagian atas. Kombinasi dari alat-alat gelas, stopwatch, serta software
kedua sistem ini diharapkan dapat saling pengolah data (Microsoft Office Excel 2007,
melengkapi kekurangan dari masing-masing Desain Expert 11, IBM SPSS Statistik).
sistem.
Polimer yang digunakan dalam Bahan Penelitian
formulasi adalah HMPC sebagai polimer Bahan yang digunakan dalam
floating dan chitosan sebagai polimer penelitian ini adalah simetidin (PT. Kimia
mucoadhesive. HPMC memiliki densitas Farma. Tbk.), HPMC K100M, chitosan,
yang lebih rendah dari cairan lambung(5), NaHCO3, asam sitrat, Mg stearat, avicel,
sehingga dapat menurunkan densitas sediaan larutan dapar HCl pH 1,2, akuades.
dan membuat sediaan dapat mengapung.
HPMC dengan konsentrasi tinggi dapat Metode Penelitian
membentuk barrier gel dengan viskositas Pembuatan serbuk untuk tablet floating-
yang tinggi sehingga dapat memperangkap mucoadhesive simetidin
gas karbon dioksida yang terbentuk akibat Jumlah bahan yang digunakan
interaksi gas generating agent yaitu asam berdasarkan pada susunan formula yang
sitrat dan natrium bikarbonat. Chitosan ditunjukkan oleh Tabel 1. Asam sitrat,
merupakan polimer kationik yang sering NaHCO3, HPMC dan chitosan di campur
digunakan dalam formulasi sediaan farmasi selama 5 menit, kemudian ditambahkan
karena dapat membentuk ikatan elektrostatik simetidin dan avicel selama 5 menit. Tahap
yang kuat dengan musin dan memberikan terakhir yaitu penambahan Mg stearat.
kemampuan mucoadhesive yang baik(6).
Tabel 1. Susunan Formula
Berdasarkan pemaparan diatas, maka
perlu dilakukan penelitian tentang optimasi N F1 F2 F3 F4
penggunaan jumlah HPMC dan chitosan. Komposisi (mg) (mg) (mg) (mg)
Setiap formula akan dibandingkan untuk
melihat pengaruh HPMC dan chitosan Simetidin 200 200 200 200
dengan variasi jumlah terhadap hasil
karakteristik tablet floating-mucoadhesive HPMC 125 160 125 160
yaitu floating lag time, floating duration time
Chitosan 25 25 50 50
dan kekuatan mucoadhesive.
NaHCO3 50 50 50 50
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Penelitian Asam sitrat 20 20 20 20
Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam Mg stearat 5 5 5 5
penelitian ini adalah alat uji disolusi tipe
Avicel 75 40 50 15
dayung (Pharmeq), spektrofotometer
(Genesys tipe 10S UV-Vis) alat uji kerapuhan

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 128


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

Evaluasi sifat alir dan sudut diam serbuk ditambahkan dengan larutan dapar HCl pH 1,2
Serbuk sebanyak 100 gram dialirkan sampai batas tanda. 5 mL larutan diambil dan
melalui corong dengan bagian bawah yang dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL,
tertutup. Waktu yang dibutuhkan serbuk ditambah larutan dapar HCl pH 1,2 sampai
tersebut melewati corong dicatat, kemudian batas tanda, kemudian diambil sebanyak 5 mL
diukur tinggi (h) dan jari-jari (r) serbuk. Sudut dari larutan terakhir dan diencarkan dalam labu
diam (α) dapat ditentukan dengan menghitung ukur 100 mL. Larutan kemudian diukur
tangen α, yaitu membagi h dengan r. Kecepatan serapannya dengan spektrofometer pada
alir didapatkan dengan membagi jumlah serbuk panjang gelombang maksimum. Kadar
dengan waktu yang dibutuhkan untuk serbuk simetidin dapat dihitung dengan memasukkan
tersebut melewati corong. Persyaratan untuk serapan yang diperoleh ke dalam persamaan
sudut diam yang baik yaitu tidak lebih dari 30°, regresi dari kurva baku simetidin. Nilai yang
sedangkan untuk kecepatan alir yang baik tidak didapat dari hasil penetapan kadar disebut hasil
lebih dari 10 detik setiap 100 g(7). A (kandungan zat aktif)(8).
Tablet yang telah ditimbang satu persatu
Pencetakan Tablet secara saksama kemudian ditentukan nilai X
Serbuk dicetak satu persatu menjadi (perkiraan masing-masing kandungan dari tiap
tablet menggunakan mesin tablet single punch satuan yang diuji dengan rumus sebagai berikut
dengan bobot tiap tablet 500 mg. :
=
Pentuan Panjang Gelombang Maksimum
Panjang gelombang ditentukan dengan Keterangan :
scanning menggunakan spektro-fotometer X : perkiraan masing-masing kandungan
pada panjang gelombang 200-400 nm. Larutan dari bahan yang diuji
yang di scanning yaitu larutan standar simetidin W : bobot masing-masing satuan tablet
dengan konsentrasi 5 µg/mL dalam HCl pH yang diuji
1,2. : rata-rata dari bobot masing-masing
satuan tablet yang diuji
Pembuatan Kurva Baku A : kandungan zat aktif
Simetidin sebanyak 100 mg dan 300 mg
ditimbang secara akurat dan masing-masing Keseragaman sediaan memenuhi
dilarutkan dalam 100 mL dapar HCl pH 1,2 syarat jika nilai penerimaan 10 unit sediaan
sehingga diperoleh larutan simetidin dengan tidak kurang atau sama dengan L1% yaitu 15.
konsentrasi 1000 ppm dan 3000 ppm. Larutan Nilai penerimaan diperoleh dengan rumus
induk kemudian diencerkan hingga didapat sebagai berikut :
larutan standar dengan konsentrasi 3 – 8 ppm.
Nilai penerimaan = | M - | ks
Uji Keseragaman Bobot Tablet
Tablet simetidin diambil sebanyak 30, Keterangan :
20 tablet digunakan untuk penetapan kadar zat M : Nilai rujukan
aktif dan 10 tablet untuk ditimbang satu persatu : rata-rata dari masing-masing
secara saksama. Penetapan kadar dilakukan kandungan (X1, X2,..., Xn)
dengan menghaluskan sebanyak 20 tablet k : konstanta penerimaan (untuk n = 10
kemudian ditimbang saksama sejumlah serbuk nilai k = 2,4)
setara dengan ±100,0 mg simetidin. Serbuk s : simpangan baku sampel
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan

129 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

Uji Kekerasan Tablet tablet untuk mengapung (floating lag time)


Pengujian kekerasan tablet mempunyai persyaratan dapat mengapung
menggunakan alat Pharmeq Stokes-Mosanto antara 10-600 detik, dan durasi apung tablet
Hardness Tester. Cara pengujiannya yaitu (floating duration time) yang diinginkan tidak
tablet dijepitkan dengan posisi tegak pada kurang dari 12 jam.
penjepit dan tablet diatur supaya tidak bergerak.
Mistar ukur digeser hingga skala pada alat tepat Uji Kekuatan Mucoadhesive Tablet
pada angka nol segaris dengan garis penunjuk, Kemampuan mucoadhesive tablet setiap
kemudian mistar ukur ditahan agar tidak formula dievaluasi menggunakan texture
bergerak. Knop ulir diputar searah jarum jam analyzer (TAXT plus, Stable Micro System,
sampai tablet pecah. Pada saat tablet pecah, Maidstone, UK). Lambung kelinci segar
skala yang terbaca merupakan kekerasan tablet dipotong menjadi ukuran 2×2 cm dan
uji yang dinyatakan dalam satuan kilogram. diletakkan menggunakan penjepit pada sebuah
Replikasi sebanyak 10 kali dan dihitung nilai holder dan dibenamkan pada larutan dapar HCl
rata-ratanya. Kekerasan yang dikehendaki 0,1N pH 1,2 dengan suhu penjagaan 37°C.
untuk tablet lepas lambat adalah 4 - 8 kg(9,16). Tablet yang akan diuji dilekatkan pada probe
(probe stainless steel berbentuk silinder
Uji Kerapuhan Tablet berdiameter 10 mm) dengan menggunakan
Pengujian kerapuhan tablet dilakukan perekat dua sisi. Probe diatur pada kecepatan
dengan alat Pharmeq Friability Tester dengan 0,5 mm/detik sampai terjadi kontak antara
cara sebagai berikut: sebanyak 10 tablet tablet dengan jaringan mukosa. Gaya konstan
diambil dan dibersihkan dari serbuk yang sebesar 500 gram diaplikasikan selama 60
menempel. Tablet kemudian ditimbang (W1) detik, setelah itu probe ditarik dengan
dan dimasukkan dalam alat uji. Alat dijalankan kecepatan 0,5 mm/detik pada jarak 15 mm.
dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Puncak yang terdeteksi dari pemberian gaya
Tablet dikeluarkan dari alat dan dibersihkan konstan digunakan untuk menetapkan kekuatan
dari serbuk yang menempel, kemudian tablet mucoadhesive dengan bantuan texture
tersebut ditimbang lagi (W2) dan dihitung % exponent software. Pengujian dilakukan
kerapuhannya. dengan replikasi tiga kali pada masing-masing
formula(13,14). Kekuatan mucoadhesive yang
Uji Kemampuan Mengapung Tablet diinginkan sebesar 50-100 gram dengan
(Floating Lag Time dan Floating Duration harapan tablet dapat melekat cukup kuat pada
Time) lapisan mukosa lambung dan tahan terhadap
Evaluasi kemampuan mengapung pergerakan cairan dalam lambung.
ditentukan dengan pengukuran floating lag
time dan floating duration time dilakukan pada Penentuan Formula Optimum
keempat formula dengan cara mengambil satu Data hasil pengujian menunjukkan
tablet secara acak dari setiap formula. Tablet harga masing-masing respon, sehingga
tersebut kemudian dimasukkan dalam gelas persamaan umum menjadi Y = b0 + b1XA +
beker 100 mL yang berisi larutan dapar HCl pH b2XB + b12XAXB dan diperoleh persamaan
1,2(10,11). Waktu yang dibutuhkan tablet untuk umum hubungan antara faktor dan respon
mencapai permukaan disebut floating lag time. (floating lag time, floating duration time dan
Waktu selama tablet bertahan di permukaan kekuatan mucoadhesive). Hasil perhitungan
media disebut floating duration time. Pengujian kemudian dibuat contour plot menggunakan
ini dilakukan dengan replikasi 3 kali untuk program desain expert dengan melibatkan
setiap formula(12). Waktu yang dibutuhkan floating lag time, floating duration time dan

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 130


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

kekuatan mucoadhesive untuk mengetahui efek (dissolution efficiency) pada menit ke-720
faktor terhadap respon dan efek interaksi kedua (DE720).
faktor terhadap respon. Contour plot kemudian
digabung menjadi overlay plot untuk Analisis kinetika pelepasan simetidin
mengetahui komposisi optimum HPMC dan Hasil uji pelepasan simetidin dari
chitosan sebagai polimer. matriks tablet masing-masing formula
kemudian dianalisis profil pelepasannya
Verifikasi Formula Optimum menggunakan persamaan orde nol, orde satu
Formula dengan jumlah optimum dan model Higuchi untuk mengetahui model
HPMC dan chitosan yang didapatkan dari pelepasan yang paling cocok yang dapat
penentuan formula optimum dengan ditentukan dengan nilai koefisien korelasi dan
menggunakan desain faktorial kemudian dibuat koefisien penentu.
kembali menjadi tablet. Tablet kemudian
dievaluasi yang meliputi uji kemampuan Analisis efisiensi disolusi (DE)
mengapung tablet (floating lag time dan Efisiensi disolusi (DE) merupakan luas
floating duration time) dan uji kemampuan daerah dibawah kurva disolusi dibagi luas
mucoadhesive. Hasil evaluasi yang didapatkan persegi. DE menunjukan persen zat terlarut
setelah itu dibandingkan dengan prediksi dari pada waktu tertentu. DE dihitung pada menit
desain faktorial menggunakan pendekatan ke-720 (DE720) dengan cara sebagai berikut :
statistik uji-t satu sampel dengan program IBM
SPSS Statistik. area dibawah kurva pada waktu t
% DE = × 100%
area persegi pada waktu t

Uji Disolusi
Uji disolusi simetidin dari matriks tablet METODE PENELITIAN
floating-mucoadhesive dilakukan Hasil Penelitian
menggunakan alat uji disolusi tipe II Hasil Uji Sifat Alir
(konstruksi dayung). Alat diatur dalam Hasil pengujian serbuk pada keempat
kecepatan 50 rpm dan pada suhu 37±0.5°C. formula menunjukkan bahwa keempat formula
Labu diisi dengan 900 mL larutan HCl pH 1,2 tidak dapat mengalir melalui hopper corong
sebagai media(14). Pengambilan sampel sehingga sudut diam serbuk dari keempat
dilakukan pada waktu 5, 15, 30, 45, 60, 90, 120, formula juga tidak dapat diukur.
180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, 600, 660,
720 menit dengan cara mengambil 5 mL Hasil Scanning Panjang Gelombang
larutan dari alat dan mengganti sejumlah yang Panjang gelombang maksimum yang
sama dengan media (HCl pH 1,2). Tiap sampel diperoleh yaitu 218 nm. Hal ini sesuai dengan
kemudian disaring menggunakan kertas saring panjang gelombang simetidin menurut
dan diukur serapannya menggunakan Farmakope Indonesia V(8). Hasil scanning
spektrofotometer pada panjang gelombang panjang gelombang maksimum ditunjukkan
maksimum. Kadar simetidin dapat ditentukan oleh Gambar 1. Kurva baku menggunakan
dengan memasukkan serapan sampel ke dalam rentang konsentrasi 3,001 – 8,008 ppm yang
persamaan regresi dari kurva baku. Profil ditunjukkan oleh Gambar 2 dengan persamaan
pelepasan simetidin dari matriks tablet y = 0,0928x + 0,05497. Persamaan regresi yang
diperoleh dari memplotkan jumlah obat yang didapat dapat dikatakan baik. Hal ini didukung
dilepaskan (%) terhadap waktu. Dari kurva dengan nilai r = 0,9994; Vx0 = 1,4668 dan Xp
profil disolusi dihitung AUC (area under = 0,6021 yang memenuhi persyaratan
curve) untuk penentuan efisiensi disolusi linearitas.

131 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

Scanning Panjang Gelombang Hasil Uji Kekuatan Mekanik Tablet


Simetidin dalam Larutan Dapar Hasil uji kekerasan ditunjukkan oleh
HCl 0,1 N pH 1,2 Tabel 3 dengan rentang kekerasan yang
diperoleh yaitu 4-6 kg, sedangkan hasil uji
0,3
kerapuhan tablet ditunjukkan oleh Tabel 4. Hasil
0,2 uji kerapuhan tablet untuk keempat formula
0,1 memenuhi bobot hilang maksimum yang dapat
0 diterima yaitu tidak lebih dari 1%(15).
200 250 300 350 400
-0,1 Tabel 3. Hasil uji kekerasan tablet
Formula Kekerasan tablet (kg)
Gambar 1. Hasil scanning panjang
gelombang simetidin dalam 1 5,00 ± 4,61
larutan dapar HCl pH 1,2 A 5,50 ± 6,05
B 4,60 ± 3,68
1
0,8 AB 6,20 ± 4,68
Absorbansi

0,6 *Data disajikan sebagai rerata ± SD (n=10)


0,4 Tabel 4. Hasil uji kerapuhan tablet
0,2 y = 0,0928x + 0,05497
Formula % kerapuhan tablet
0
3 4 5 6 7 8 9 1 0,315 ± 0,016
Konsentrasi (ppm) A 0,072 ± 0,006
B 0,217 ± 0,024
Gambar 2. Kurva baku simetidin dalam
AB 0,150 ± 0,018
larutan dapar HCl pH 1,2
*Data disajikan sebagai rerata ± SD (n=3)
Hasil Uji Keseragaman Bobot Hasil Uji Kemampuan Mengapung Tablet
Hasil pengujian keseragaman bobot
Hasil uji kemampuan mengapung tablet
tablet pada Tabel 2 yang menunjukkan bahwa
ditunjukkan oleh Tabel 5 dengan rentang
tablet dari masing-masing formula memenuhi
floating lag time sesuai dengan yang diinginkan
persyaratan nilai penerimaan yaitu <15. yaitu 10 – 600 detik dan floating duration time
>12 jam.
Tabel 2. Hasil perhitungan nilai penerimaan
keseragaman bobot tablet Tabel 5. Hasil uji kemampuan mengapung
tablet
Formula Nilai Penerimaan
Floating
Floating lag time
1 11,06 Formula Duration Time
(detik)
(jam)
A 13,85 1 30,00 ± 2,00 >12

B 8,88 A 46,33 ± 3,51 >12


B 29,00 ± 1,00 >12
AB 10,86
AB 52,33 ± 2,51 >12
*Data disajikan sebagai rerata ± SD (n=3)

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 132


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

Analisis data kemampuan mengapung Analisis data kekuatan


dengan desain faktorial menghasilkan mucoadhesive dengan desain faktorial
contour plot yang ditunjukkan oleh Gambar 3 menghasilkan contour plot yang
dengan persamaan sebagai berikut: ditunjukkan oleh Gambar 4 dengan
persamaan sebagai berikut:
Final Equation in Terms of Coded Factors :
Y = 39,42+9,92*A+1,25*B+1,75*AB Final Equation in Terms of Coded Factor
Y = 70,76 + 35,01*A + 18,63*B +
Final Equation in Terms of Actual Factors : 9,37*AB
Y = – 2,333 + 0,266667 *HPMC -
1,04000*Chitosan + 0,00800 *HPMC * Final Equation in Terms of Actual Factors
Chitosan Y = -41,16667 + 0,393333 *HPMC – 4,
61714*Chitosan + 0,042857
*HPMC*Chitosan

Gambar 3. Contour plot respon Floating

Hasil Uji Kekuatan Mucoadhesive Tablet


Hasil pengujian kekuatan Gambar 4. Contour plot respon kekuatan
mucoadhesive pada Tabel 6 menunjukkan Lag Time mucodhesive
bahwa formula (1) tidak memenuhi rentang
yang diinginkan yaitu 50–100 gram dengan Hasil Verifikasi Formula Optimum
urutan kekuatan mucoadhesive AB>A>B>1. Formula optimum yang diinginkan
yaitu formula yang memiliki respon yang
Tabel 6. Hasil uji kekuatan mucoadhesive memenuhi rentang yang diinginkan dan
memberikan respon dengan nilai yang
Kekuatan mucodhesive
Formula terbaik. Nilai terbaik yang diinginkan
(gram)
untuk floating lag time yaitu respon
1 26,50 ± 1,61 dengan nilai minimum serta untuk
kekuatan mucoadhesive adalah respon
A 77,77 ± 1,09
dengan nilai maksimum. Hasil overlay
B 45,00 ± 2,22 plot dari setiap formula dan respon
AB 133,77 ± 1,81 ditunjukkan oleh Gambar 5.
*Data disajikan sebagai rerata ± SD (n=3)

133 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

Tabel 7. Hasil verifikasi formula


optimum
Rata-rata ±
Respon
SD
Floating Lag Time
42,33± 1,25
(detik)
Kekuatan Mucoadhesive
100,9 ± 0,29
(gram)

Tabel 8. Hasil signifikansi uji-t (One


sample T-test)
Gambar 5. Overlay plot formula Respon Signifikansi
optimum Floating Lag Time 0,33
Kekuatan
Jumlah optimum polimer terpilih 0,05
Mucoadhesive
berdasar nilai desirability tertinggi yaitu
146,686 mg untuk HPMC dan 50 mg
untuk chitosan. Hasil verifikasi formula Hasil Uji Disolusi Formula Optimum
optimum ditunjukkan oleh Tabel 7, Hasil uji disolusi tablet formula
sedangkan hasil uji-t ditunjukkan oleh optimum sampai menit ke-720
Tabel 8. ditunjukkan oleh Gambar 6.

Grafik Pelepasan Simetidin vs Waktu

90,000

80,000

70,000

60,000
% pelepasan

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

0,000
0 100 200 300 400 500 600 700 800
waktu (menit)

Gambar 6. Grafik % pelepasan simetidin terhadap waktu

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 134


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

Rata-rata nilai pelepasan simetidin Tabel 5 menunjukkan bahwa


yang diperoleh adalah 73,18 %. Penentuan kemampuan floating lag time pada formula
model pelepasan dilakukan dengan AB>A>(1)>B, sedangkan untuk kemampuan
melihat nilai koefisien korelasi (r) dan floating duration time semua formula
koefisien penentu (r 2). Data yang memberikan hasil yang sama yaitu dapat
diperoleh dari uji disolusi juga digunakan mengapung lebih dari 12 jam. Berdasarkan
untuk menghitung DE dari formula hasil pengujian kemampuan floating lag time
optimum. Hasil perhitungan DE tablet pada tabel 5 menunjukkan bahwa
ditunjukkan oleh Tabel 9. penggunaan HPMC dengan konsentrasi aras
tinggi pada formula A dibandingkan dengan
Tabel 9. Model pelepasan obat formula (1) dan formula AB dibandingkan
Replikasi Orde nol Orde Model dengan formula B dapat memperlama waktu
satu Higuchi floating lag time, sedangkan penggunaan
chitosan pada aras tinggi pada formula AB
1 r =0,970 r = 0,738 r = 0,978
r2 =0,941 r2 = 0,859 r2 = 0,957
dibandingkan dengan formula A dapat
memperlama waktu floating lag time tablet.
Penggunaan aras rendah HPMC dan chitosan
2 r = 0,953 r = 0,736 r = 0,983
dapat mempercepat waktu floating lag time
r2 =0,909 r2 = 0,858 r2 = 0,967
tablet, akan tetapi pada formula (1) dengan
aras rendah chitosan menghasilkan waktu
3 r = 0,963 r = 0,860 r = 0,987 floating lag time lebih lama dibandingkan
r2 =0,927 r2 = 0,740 r2 = 0,975
penggunaan aras tinggi chitosan pada
tabel 10
formula B.
Persamaan coded factor dari software
HASIL DAN PEMBAHASAN design expert versi 11 polimer HPMC dan
Pembuatan sistem floating tablet chitosan menunjukkan nilai positif pada
simetidin dibuat menggunakan metode respon floating lag time, hal ini menunjukkan
effervescent dengan penambahan gas penggunaan kedua polimer dapat
generating sistem yaitu asam sitrat dan meningkatkan floating lag time. HPMC dan
natrium bikarbonat. Sistem floating obat di chitosan merupakan polimer hidrokoloid
lambung dapat dibuat dengan cara membuat hidrofilik yang dapat membentuk barrier gel
ruang berisi udara atau gas inert yang dengan viskositas yang tinggi, sehingga dapat
terbentuk akibat interaksi gas generating memperlambat laju penetrasi cairan lambung
sistem dengan cairan lambung(17). dan mengakibatkan semakin sedikit jumlah
Sistem floating dapat menggunakan gas generating agent yang kontak dengan
bahan polimer yang dapat mengembang cairan lambung sehingga dapat
seperti HPMC dan chitosan. Mekanisme meningkatkan floating lag time tablet.
floating diawali dengan adanya kontak cairan Pengujian kekuatan mucoadhesive
lambung dengan tablet yang menyebabkan digunakan untuk menggambarkan secara in
polimer mengalami hidrasi membentuk vitro kemampuan sistem untuk berikatan
lapisan gel yang dapat menahan gas CO2 yang dengan membran mukosa. Mukosa yang
terbentuk akibat interaksi natrium bikarbonat dipakai berasal dari hewan kelinci
dengan asam sitrat sehingga tablet dapat (Orytolagus cuniculus) jantan umur 6-7
mengembang dan dapat mengapung(18). bulan dengan berat 1,5-2 kg. Parameter yang
diuji yaitu besarnya puncak yang terbentuk

135 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

akibat perlekatan antara tablet dengan dengan hasil prediksi dari desain faktorial.
membran mukosa menggunakan alat TAXT Pada respon floating duration time tidak
plus Stable Micro System Analyzer dan dapat diprediksi hasil signifikansinya
texture exponent software. dikarenakan semua formula yang diuji dapat
Tabel 6 menunjukkan hasil kekuatan mengapung selama > 12 jam dan nilai standar
mucoadhesive terbesar yaitu pada formula deviasi pada floating duration time memiliki
AB dengan hasil formula AB>A>B>(1). nilai nol. Respon kekuatan mucoadhesive
Persyaratan respon kekuatan mucoadhesive memiliki nilai 0,05 sehingga dapat
yaitu 50 sampai 100 gram(14). Hasil pengujian disimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang
menunjukkan formula (1), B dan AB tidak bermakna pada pengukuran hasil verifikasi
memenuhi persyaratan. dan hasil dari design expert. Penggunaan
Semakin tinggi konsentrasi HPMC dan lambung kelinci dapat meningkatkan
chitosan respon yang dihasilkan semakin perbedaan pada hasil pengujian dikarenakan
besar. Hal ini dikarenakan HPMC memiliki membran mukosa memiliki ketebalan yang
gugus hidroksil yang dapat berikatan dengan bervariasi yaitu sekitar 50-450
(21)
glikoprotein membran mukosa membentuk mikrometer . Penggunaan letak bagian
ikatan hidrogen. Interaksi dari atom lambung yang berbeda dapat memberikan
elektronegatif dan elektropositif tanpa hasil yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh
terjadinya transfer elektron akan membentuk ketebalan lapisan mukosa yang berperan
ikatan hidrogen. Chitosan juga dapat penting dalam kemampuan mucodhesive.
berikatan dengan membran mukosa dengan Semakin tebal membran mukosa
membentuk ikatan elektrostatik antara gugus menyebabkan semakin kuat ikatan yang
amin dan asam sialat dari mucin membran terbentuk sehingga kekuatan mucoadhesive
mukosa lambung sehingga dapat yang dihasilkan semakin besar(22).
memberikan kemampuan mucoadhesive(19). Nilai pelepasan simetidin yang
Penggunaan HPMC dan chitosan dapat diperoleh adalah 73,180 %. Persen pelepasan
meningkatkan respon kekuatan tiap kurva kemudian dianalisis menggunakan
mucoadhesive dari tablet, semakin besar persamaan kinetika orde nol, orde satu dan
jumlah HPMC dan chitosan yang digunakan, higuchi. Koefisien korelasi (r) dan koefisien
respon mucoadhesive yang dihasilkan penentu (r2) dari setiap replikasi ditunjukkan
semakin besar. oleh Tabel 9.
Chitosan merupakan polimer kationik Tabel 9 menunjukkan bahwa formula
yang memiliki kekuatan mucoadhesive yang optimum pada setiap replikasi memiliki nilai
lebih baik dibandingkan dengan golongan r yang lebih besar dari nilai r tabel. Hasil
non ionik seperti HPMC, namun dari hasil percobaan memperlihatkan formula optimum
penelitian menunjukkan HPMC lebih memiliki nilai koefisien penentu (r2) tertinggi
dominan, hal ini dikarenakan konsentrasi pada model higuchi, maka dapat dikatakan
HPMC yang digunakan lebih besar bahwa mekanisme pelepasan obat pada
dibandingkan konsentrasi chitosan sehingga formula optimum adalah dengan cara difusi.
lebih banyak ikatan hidrogen yang terbentuk HPMC dalam media disolusi dapat
dibandingkan terbentuknya ikatan mengembang membentuk lapisan gel dan
elektrostastik oleh chitosan(20). menahan laju penetrasi air sehingga obat
Tabel 8 menunjukkan bahwa hanya terlepas melalui mekanisme difusi. Gambar 6
respon floating lag time memiliki nilai menunjukkan pada menit ke 5, 15 dan 30
p>0,05, hal ini menunjukkan perbedaan tidak menunjukkan pelepasan yang hampir sama,
bermakna pada hasil yang di verifikasi hal ini dikarenakan tablet membutuhkan

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 136


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

waktu untuk terhidrasi sehingga obat yang dengan efisiensi disolusi (DE720) rata-rata
terlepas sedikit. Model pelepasan higuchi 67,855%.
mengikuti mekanisme difusi dimana terdapat Penelitian lebih lanjut dibutuhkan
hubungan linier antara jumlah obat yang untuk memperbaiki sifat alir campuran serbuk
dilepaskan terhadap akar waktu, yang berarti dengan metode granulasi kering dan
pelepasan obat dipengaruhi oleh waktu. meningkatkan dosis simetidin yang sesuai
Semakin lama waktu pelepasan, obat akan dosis harian yang dibutuhkan. Penelitian in
dilepaskan dengan kecepatan rendah akibat vivo dapat dilakukan untuk mengetahui
jarak difusi zat aktif semakin panjang(23). farmakokinetik dan bioavailabilitas dari
Efisiensi disolusi (DE) merupakan persentase formula optimum yang didapat.
antara luas daerah bawah kurva waktu t
dengan luas bidang pada kurva yang DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan semua bahan aktif telah 1. Aziz, N.. Peran antagonis reseptor h-2
terlarut. Efisiensi disolusi tablet simetidin dalam pengobatan ulkus peptikum.
pada penelitian ini diamati sampai menit ke- Sari Pediatri. 2002 3:222–226.
720 atau selama 12 jam. Data DE720 pada 2. Iwakiri, K., Y. Kinoshita, Y. Habu, T.
formula optimum dapat dilihat pada Tabel Oshima, N. Manabe, Y. Fujiwara, A.
10. Nagahara, O. Kawamura, R. Iwakiri, S.
Ozawa, K. Ashida, S. Ohara, H.
Tabel 10. Data DE720 formula optimum Kashiwagi, K. Adachi, K. Higuchi, H.
Replikasi DE720 Miwa, K. Fujimoto, M. Kusano, Y.
Hoshihara, T. Kawano, K. Haruma, M.
1 65,88% Hongo, K. Sugano, M. Watanabe, dan T.
2 70,17% Shimosegawa. Evidence-based clinical
practice guidelines for peptic ulcer disease
3 67,61% 2015. Journal of Gastroenterology. 2016.
51(8):751–767.
SIMPULAN 3. Nayak, A. K., R. Maji, dan B.Das.
Peningkatan aras HPMC dapat Gastroretentive drug delivery systems :
meningkatkan respon floating lag time dan a review. Asian Journal of
dominan meningkatkan respon kekuatan Pharmaceutical and Clinical Research.
mucoadhesive, sedangkan peningkatan aras 2010. 3(1)
chitosan dapat meningkatkan kekuatan 4. Neetika, B., D. Arsh, dan G. Manish. An
mucoadhesive dan dominan meningkatkan overview on various approaches to oral
waktu floating lag time. controlled drug delivery system via
Jumlah polimer yang memberikan respon gastroretentive drug delivery system.
optimum adalah 146,686 mg untuk HPMC International Research Journal of
dan 50 mg untuk chitosan. Kombinasi polimer Pharmacy. 2012. 3(4):128–133.
dengan jumlah tersebut menghasilkan floating 5. Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. E.
lag time sebesar 43,458 detik, floating Quinn. Handbook f Pharmaceutical
duration time >12 jam dan kekuatan Excipients. Edisi Sixth. London:
mucoadhesive 100 gram. Pelepasan formula Pharmaceutical Press. 2009.
optimum pada menit ke 720 rata-rata sebesar 6. Kumar, M. R. A comprehensive review
73,180% mengikuti model pelepasan Higuchi on gastroretentive drug delivery system.
Acta Chimica Pharmaceutica Indica.
2013. 3(2):149–164.

137 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(2), 127-138, 2019 MOHAMMAD ZULFIKHAR A.

7. Lachman, L., H. A. Lieberman, dan J. L. 15. British Pharmacopoeia Commission. The


Kanig. Teori Dan Praktek Farmasi British Pharmacopoeia. London.
Industri. Edisi Edisi Keti. Jakarta: London: HMSO (electronic version).
Universitas Indonesia Press. 1994. 2007.
8. Kemenkes RI. Farmakope Indonesia 16. Allen, L. V, N. G. Popovich, dan H. C.
Edisi V. Jakarta: Kementrian Kesehatan Ansel. Ansel’s Pharmaceutical Dosage
RI. 2014. Forms and Drug Delivery Systems. Edisi
9. Streubel, A., J. Siepmann, dan R. Sembilan. Philadelphia: Lippicontt
Bodmeier. Gastroretentive drug delivery Williams & Wilkins. 2011.
systems. Expert Opin. Drug Deliv. 2006. 17. Sharma, S., A. Nanda, dan L. Singh. An
3(2):217–233. overview of gastroretentive drug delivery
10. Li, S., S. Lin, B. P. Daggy, H. L. system research. International Research
Mirchandani, dan Y. W. Chien. Effect of Journal of Pharmacy. 2011. 2(11):50–57.
formulation variables on the floating 18. ]Dixit, N. Floating drug delivery systems.
properties of gastric floating drug Journal of Current Pharmaceutical
delivery system. Drug Development and Research. 2011. 1(6):4603–4611.
Industrial Pharmacy. 2002. 28(7):783– 19. Chatterjee, B., N. Amalina, P. Sengupta,
793. dan U. K. Mandal. Mucoadhesive
11. Panigrahy, R. N., A. M. Mahale, dan D. polymers and their mode of action : a
M. Sakarkar. Design development and in recent update. Journal of Applied
vitro testing of a combined bioadhesive- Pharmaceutical Science. 2017.
floating oral drug delivery system. 7(05):195–203
Journal of Pharmacy Research. 2011. 20. Reddy, K. V. R., V. . Nagabhushanam,
4(7):2212–2215. dan P. S. Chowdary. Role of polymers
12. Kuraku, S., K. N. K. Reddy, S. Peddi, dan and their role in functional aspects of
K. V. Ranjan. Formulation and swellable mucoadhesive hydrogel beads -
evaluation of ambroxol hydrochloride a review. Indo American Journal of
matrix tablets. International Journal of Pharmaceutical Research. 2016. 6(01)
Pharmaceutical, Chemical and 21. Siddhapara, M., V. Tikare, M. V
Biological Sciences. 2015. 5(4):775–789. Ramana, B. Sutariya, dan B. Vaghasiya.
13. Jimenez-castellanos, M. R., H. Zia, Gastroretentive drug delivery system:
dan T. Rhodes. Design and testing in stomach specific mucoadhesive tablet.
vitro of a bioadhesive and floating International Research Journal of
drug delivery system for oral Pharmacy. 2010. 2(12):90–96.
application. International Journal of 22. Carvalho, F. C., M. L. Bruschi, R. C.
Pharmaceutics. 1994. 105:65–70. Evangelista1, dan M. P. D. Gremião.
14. Arora, G., K. Malik, I. Singh, dan S. Mucoadhesive drug delivery systems.
Arora. Formulation and evaluation of Brazilian Journal of Pharmaceutical
controlled release mucoadhesive Sciences. 2010. 46
matrix tablets : assessment of myrrh 23. Dash, S., P. N. Murthy, L. Nath, dan P.
oleo gum resin as a natural Chowdhury. Review kinetic modeling on
pharmaceutical excipient. drug release from controlled drug
International Journal of delivery systems. Acta Poloniae
Pharmaceutical Sciences and Drug Pharmaceutica Drug Research. 2010
Research. 2011. 3(2):84–88. 67(3):217–223.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 138

You might also like