Professional Documents
Culture Documents
ISSN: 0852-3581
E-ISSN: 9772443D76DD3
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
masayu_p@yahoo.co.id
ABSTRACT : The objective of this research was to observe the effect of betaine in
feed to carcass, breast meat, thigh meat, abdominal fat, and meat cholesterol in Mojosari
male ducks. The materials of this experiment were 144 male ducks which were
maintained for 8 weeks. P0 was control treatment with no betaine were added, whereas
P1 0.1%, P2 0.2%, P3 0.3% of betaine addition in the feed. The method used in this
research was field experiments with 4 treatments and 6 replications. The parameters that
measured in this research were carcass percentage, percentage of breast and thigh meat,
abdominal fat, and breast cholesterol. Data were tabulated into MS. Excel and analyzed
using ANOVA of Completely Randomized Design (CRD). If there were significant
differences among the treatments, it will be tested by Duncan’s Multiple Range Test.
The result showed that addition of betaine had a significant effect (P<0.05) on carcass
percentage, percentage of breast and thigh meat, but it didn’t has a significant effect
(P>0.05) on cholesterol of breast meat and abdominal fat. The use of betaine in low
methionine feed could improve carcass percentage, percentage of breast and thigh meat
deposition, and lower abdominal fat percentage, but it has no effect on the cholesterol
content of breast meat in Mojosari male ducks. The research concluded that 0.3% of
betaine administration on feed was the best result for Mojosari male duck carcass
quality, in terms of carcass percentage, the percentage of breast meat and thigh, and
lower abdominal fat percentage.
1
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
2
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
3
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
antara otot abdominal dan usus. dada yang telah di fillet (tanpa tulang)
Persentase lemak abdominal diperoleh dan ditimbang, kemudian dianalisa di
dengan cara membagi bobot lemak Laboratorium Biokimia Fakultas MIPA
abdominal dengan bobot potong Universitas Padjajaran Bandung, Jawa
dikalikan 100% (Widiastuti, 2001). Barat. Data ditabulasi menggunakan
Pengambilan data persentase lemak program Microsoft Excel, selanjutnya
abdominal dilakukan pada minggu ke-8 dianalisis menggunakan ragam
dengan cara mengambil lemak bagian ANOVA dari rancangan acak lengkap
rongga perut pada itik Mojosari jantan, (RAL) dan uji jarak berganda Duncan’s.
kemudian ditimbang dan dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
% karkas = x 100% Hasil penelitian secara umum
menunjukkan bahwa rata-rata bobot
badan akhir (umur 8 minggu) yang
Bobot dada dan paha
dicapai itik Mojosari jantan selama
Pengambilan data untuk bobot
penelitian adalah 1676,96 g. Rata – rata
dada dan paha itik Mojosari jantan
berat karkas yang dicapai itik Mojosari
dilakukan pada umur 8 minggu yang
jantan adalah 1163,58 g. Data hasil
telah dipotong kemudian diambil bagian
penelitian pengaruh penambahan betain
dada tanpa tulang dan paha kemudian
dalam pakan rendah metionin terhadap
ditimbang dan dihitung menggunakan
kualitas karkas pada itik Mojosari
rumus sebagai berikut:
jantan yang meliputi persentase karkas,
% Dada / Paha = x 100% persentase dada dan paha, persentase
lemak abdominal dan kandungan
Kolesterol daging kolesterol daging dapat dilihat pada
Pengujian kandungan kolesterol Tabel 3.
daging dilakukan dengan mengambil
Tabel 3. Pengaruh penambahan betain dalam pakan rendah metionin terhadap kualitas
internal karkas pada itik Mojosari jantan
Variabel
Persentase Persentase Persentase Lemak Kolesterol
Perlakuan
karkas dada paha abdominal daging
(%) (%) (%) (%) (mg/100g)
P0 67,84±1,16a 24,87±5,70a 17,03±2,70a 1,08±0,25 188,42±0,75
P1 67,65±2,49a 28,45±3,89b 18,99±1,74b 0,82±0,25 188,14±0,67
P2 68,28±3,86a 22,25±4,14a 16,30±2,31a 0,81±0,16 187,85±0,73
P3 72,00±2,83b 30,37±2,83b 19,89±1,33b 0,79±0,11 187,93±0,66
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh
yang nyata (P<0,05)
4
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
rata persentase karkas itik lokal jantan bekerja secara maksimal dan
umur 10 minggu adalah 52,93–54,78%. meningkatkan persentase karkas.
Persentase karkas yang paling tinggi
(75,87±104,66%) terdapat pada P3, Pengaruh perlakuan terhadap
sedangkan hasil persentase karkas persentase deposisi daging dada
terendah (67,84±3,15%) terdapat pada Hasil analisis statistik
P1. Hasil rata-rata persentase karkas menunjukkan bahwa penggunaan betain
penelitian ini lebih tinggi dari hasil terhadap persentase daging dada
penelitian Sudiyono dan Purwati (2007) memberikan perbedaan pengaruh yang
yaitu 67,84–72,00%. Hal ini disebabkan nyata (P<0,01) terhadap persentase
pakan yang digunakan berbeda dan deposisi daging dada. Hasil perhitungan
adanya pengaruh pemberian betain yang statistik pada perlakuan P3 menunjukkan
dapat meningkatkan karkas serta kondisi bahwa deposisi daging dada memiliki
ternak yang menunjang bobot yang lebih tinggi (30,37±2,8%)
pertumbuhannya. Perbedaan dibandingkan dengan perlakuan yang
pertambahan bobot badan tersebut lain. Hal tersebut diduga akibat
sangat berkaitan dengan konsumsi pemberian betain yang sudah seimbang
pakan, dukungan dari peningkatan daya dengan kondisi ternak yang mana
cerna zat makanan dari perlakuan berpengaruh terhadap peningkatan nafsu
penambahan betain pada pakan rendah makan serta menimbulkan pengaruh
metionin. Hal ini diduga karena betain terhadap performan ternak itik Mojosari
tidak terserap secara maksimal dalam jantan. Menurut Subhan dkk (2010),
tubuh ternak. rata-rata persentase dada itik jantan pada
Hasil analisis statistik perlakuan pakan yang diberi sagu kukus
menunjukkan bahwa penggunaan betain dan tepung keong mas sebagai pengganti
memberikan pengaruh yang berbeda jagung kuning secara berurutan 0, 15,
nyata (P<0,05) terhadap persentase 30, dan 40% dari pakan adalah 27,60 ±
karkas. Menurut Harms dan Rusell 0,94%; 27,98 ± 0,77%; 27,02 ± 2,47%;
(2002), betain merupakan osmolit dan 27,77 ± 1,24%. Hasil analisis
potensial karena mempunyai fungsi statistik baik pengaruh pakan maupun
osmotik bagi sel epitel maupun bangsa tidak berbeda nyata terhadap
mikroflora saluran pencernaan, sehingga persentase dada itik, walaupun demikian
betain berpotensi meningkatkan dari segi bangsa, itik Mojosari Alabio
kecernaan beberapa zat makanan. memiliki performan yang lebih tinggi
Disamping itu, fungsinya sebagai donor dibandingkan dengan persentase kedua
gugus metil yang dapat memenuhi bangsa yang lain.
kebutuhan gugus metil bagi ternak serta Hasil analisis tertinggi
mengacu pada metabolisme lemak dan (30,37±2,8%) terdapat pada perlakuan
protein didalam tubuh, sehingga P3 dari bobot hidup dengan pemberian
memberikan perspektif dalam betain sebanyak 0,3% dari pakan.
menghasilkan karkas dengan tingkat Perlakuan ini memberikan hasil yang
lemak yang lebih rendah. Selain terbaik. Persentase deposisi daging dada
berpotensi menurunkan lemak, betain terendah (22,25±4,14%) pada P2 dengan
dapat meningkatkan sintesis protein penambahan 0,2% betain dari pakan.
yang berguna untuk meningkatkan Seharusnya yang diharapkan didalam
persentase karkas. Hasil penelitian penelitian ini adalah perlakuan kontrol
menunjukkan bahwa betain dapat (P0) menghasilkan persentase terendah,
tetapi hasil penelitian menunjukkan
5
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
bahwa perlakuan terendah terdapat pada 0,3% dari pakan rendah metionin yang
P2. Hal ini sulit dijelaskan karena dapat meningkatkan persentase karkas
kemungkinan merupakan faktor genetik bagian paha secara nyata. Berbagai
yang sulit diprediksi walaupun dari jenis argumentasi untuk menjelaskan
itik yang sama (Itik Mojosari). Bobot perbedaan efektivitas betain dalam
dada yang tinggi memungkinkan itik mengganti metionin seperti tersebut
akan menghasilkan persentase karkas diatas masih belum jelas karena
yang tinggi (Hadiwiyoto, 1992). beberapa penelitian dilakukan pada
Menurut Soeparno (2005), pertumbuhan kondisi yang berbeda, misalnya adanya
dipengaruhi oleh genetik, jenis kelamin, cekaman koksidiosis yang dapat
umur dan lingkungan. Hasil penelitian meningkatkan respon terhadap betain
pengaruh pemberian betain pada pakan (Matthews et al, 1998).
rendah metionin ini tidak jauh berbeda
dengan hasil dari penelitian yang Pengaruh perlakuan terhadap
dilaporkan Sudiyono dan Purwatri persentase lemak abdominal
(2007) bahwa persentase dada itik lokal Hasil analisis statistik
jantan berkisar antara 26–29%. menunjukkan bahwa penggunaan betain
tidak memberikan pengaruh yang nyata
Pengaruh perlakuan terhadap (P<0,05) terhadap persentase lemak
persentase daging paha abdominal, sehingga antara perlakuan
Hasil analisis statistik kontrol dan perlakuan yang diberi betain
menunjukkan bahwa penggunaan betain tidak terdapat perbedaan. Hal ini
memberikan perbedaan pengaruh yang dikarenakan kandungan energi dan
nyata (P<0,05) terhadap persentase paha protein pada pakan perlakuan memiliki
dimana perlakuan P3 memiliki kandungan nutrisi yang sama sehingga
persentase tertinggi (19,89±1,3%) dan menghasilkan perlemakan yang sama
persentase terendah (16,30±2,3%) pula.
terdapat pada perlakuan P2. Bobot paha Wahyu (2004) menyatakan bahwa
secara berurutan mulai dari yang komposisi kandungan nutrisi pada pakan
terendah hingga yang tertinggi adalah merupakan faktor yang mempengaruhi
16,30 g (P2); 17,03 g (P0); 18,99 g (P1); banyaknya kandungan lemak pada tubuh
19,89 g (P3). Bagian dada dan paha ternak. Hal tersebut dapat terjadi karena
adalah salah satu bagian karkas yang berlebihnya energi yang dikonsumsi oleh
memiliki nilai ekonomis yang tinggi unggas tersebut. Adanya penurunan
(Omojola, 2007). Menurut Armissaputri bobot lemak abdominal merupakan hal
dkk (2013), persentase paha itik yang sangat menguntungkan karena
Mojosari jantan adalah 13,03±1,20% proses tersebut dapat memperbaiki
dengan bobot paha 161,58±18,11 g. kualitas karkas dengan menghasilkan
Setiyanto (2005) menyatakan bahwa daging yang disebut daging rendah
persentase paha itik Alabio jantan umur lemak (Sanz et al, 2000 dalam Nur,
10 minggu dengan penambahan tepung 2006). Secara statistik hasil tersebut
daun beluntas 0,5% adalah sebesar belum memberikan perbedaan yang
23,53% sementara persentase paha itik nyata.
Tegal dengan penambahan tepung daun Tabel 3 memperlihatkan terjadi
beluntas 0,5% sebesar 26,44%. penurunan lemak abdominal sebesar
Hasil penelitian ini dapat 0,79±0,11% pada perlakuan P3 atau
dikatakan bahwa perlakuan yang terbaik pada pakan yang diberi penambahan
adalah pemberian betain dengan kadar betain, sedangkan pada perlakuan
6
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
7
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9
8
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 1 - 9