You are on page 1of 7

Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt)

https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/
________________________________________________________________

Atraumatic care dengan spalk manakara pada pemasangan infus efektif


menurunkan tingkat kecemasan anak pra sekolah
Zulhaini Sartika A. Pulungan 1*, Yusuf2, Ni Komang Sudiartini3, Muh. Zen4, Muhammad Irfan Ali5, Widyatma Arya
Sawitra6, Edi Purnomo

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mamuju


________________________________________________________________
____________________________
Keywords : Abstract
atraumatic care, infusion installation,
Spalk Manakarra Children are vulnerable to disease crises and hospitalization, due to
stress, changes in health and environmental routine in hospitals.
____________________________ Atraumatic care is therapeutic care through interventions that serve to
reduce the psychological and physical distress suffered by the child and
Kontak : his family in the health care system. One way atraumatic care in
Zulhaini Sartika A. Pulungan children during infusion is by installing spalk. Spalk Manakarra is
Email : zulhainisartika@gmail.com modified to reduce child's anxiety level on infusion as one of the efforts
Jurusan Keperawatan Politeknik in performing atraumatic care. This study aims to determine the
Kesehatan Kementerian Kesehatan effectiveness of atraumatic care with "Spalk Manakarra" on the
Mamuju installation of infusion of anxiety levels of pre school children in RSUD
Kab. Mamuju. The benefits of this study are expected to be useful input
____________________________ as a spalk alternative that can reduce the anxiety of children on the
installation of infus in the hospital. This research is a quasi
Vol 2 No 1 September 2019 experimental research with pretest and posttest design with control
group design. The study population were all children treated in child
care room of RSUD Kab. Mamuju. Sampling using purposive sampling
DOI: https://doi.org/10.31605/j- technique. The sample size is 30 people. Data analysis was done by
healt.v2i1 using independent sample t test to know the average of control group
____________________________ anxiety level and intervention group using Spalk Manakarra. The
©2018J-Healt results showed that there was a significant difference in pre school level
ini adalah artikel dengan akses terbuka of anxiety of pre-school students who installed spalk manakarra
dibawah licenci CC BY-NC-4.0 compared with that of spalk hospital with p = 0,026. Conclusion: The
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ use of Spalk Manakarra is more effective in reducing pre school
children's anxiety levels in intravenous infusions.

24
Journal Of Health, Education and Literacy, 2018 1(1)
e-issn : 2621-9301

PENDAHULUAN mengalami dampak hospitalisasi, 33,2%


diantaranya mengalami dampak hospitalisasi
Anak adalah mahluk unik yang memiliki berat, 41,6% mengalami dampak hospitalisasi
kebutuhan berbeda disetiap tahap tumbuh sedang, dan 25,2% mengalami dampak
kembangnya, oleh karena itu orang tua perlu hospitalisasi ringan (Kementerian
memahami pentingnya menyediakan fasilitas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
untuk mendukung pertumbuhan dan Anak, 2015).
perkembangan tersebut (Cahyaningrum,
Selama hospitalisasi pada umumnya asuhan
2012). Anak usia pra sekolah adalah usia
keperawatan pada anak memerlukan tindakan
perkembangan yang dimulai pada usia 3
invasif berupa injeksi maupun pemasangan
sampai 6 tahun (Muscari, 2005). Pada masa ini
infus. Injeksi merupakan tindakan medis yang
anak memandang bahwa penyakit sebagai
sering ditakuti oleh anak dan bisa terbawa
suatu hukuman, sehingga ketika anak sakit dan
sampai dewasa. Respon anak tersebut dapat
mengalami hospitalisasi dapat menimbulkan
menjadi kendala dalam pelaksanaan asuhan
stres pada anak. Stressor yang ditunjukkan
keperawatan yang akan diberikan sehingga
dapat berupa cemas, kehilangan kendali,
menghambat proses penyembuhan dan
cedera tubuh, dan nyeri. Stres hospitalisasi
mengakibatkan perawatan yang lebih lama
dapat memberikan efek pada perilaku anak
bahkan akan mempercepat terjadinya
saat pemulangan seperti menuntut perhatian
komplikasi-komplikasi selama perawatan
lebih dari orang tua, sangat menentang
(Nursalam, Susilaningrum, & Utami, 2005).
perpisahan, ketakutan baru, terbangun di
Terpaparnya anak pada kejadian traumatik
malam hari, menarik diri, pemalu, rewel, dan
pada masa kecil akan memberikan pengalaman
tempertantrum (Wong et al., 2009).
yang tidak menyenangkan dalam waktu yang
Survey awal yang dilakukan di RSUD lama, tidak hanya pada anak tetapi lingkungan
Kabupaten Mamuju, jumlah anak yang dirawat terutama keluarga juga akan terpengaruh
di ruang perawatan anak semakin meningkat. (Fletcher, 2003).
Kondisi anak yang dirawat sering gelisah,
Intervensi keperawatan dalam upaya
rewel dan selalu ingin ditemani saat menjalani
mengatasi masalah yang timbul pada anak
proses perawatan. Anak juga sering menangis
maupun orang tua selama hospitalisasi adalah
dan mengatakan ingin pulang. Penyebab
meminimalkan stressor, memaksimalkan
kecemasan yang dialami beragam, mulai dari
manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan
rasa cemas terhadap petugas kesehatan,
psikologi terhadap anggota keluarga dan
tindakan medis, nyeri yang dialami, cemas
mempersiapkan anak sebelum hospialisasi
karena berada pada tempat dan lingkungan
(Supartini, 2004). Atraumatic care merupakan
baru, cemas akibat perpisahan dengan teman
suatu tindakan asuhan keperawatan yang
dan saudaranya. Hal ini sejalan dengan data
terapeutik dengan menyediakan lingkungan
The National Centre for Health Statistic yang
yang nyaman oleh petugas kesehatan, dan
memperkirakan bahwa 3-5 juta anak di bawah
menggunakan intervensi yang menghilangkan
usia 15 tahun menjalani hospitalisasi setiap
atau mengurangi distress fisik maupun
tahun. Angka kesakitan anak di Indonesia
psikologis pada anak-anak dan keluarga dalam
yang dirawat di rumah sakit juga cukup tinggi
sistem pelayanan kesehatan. Prinsip yang
yaitu 15,26% yang ditunjukkan dengan selalu
mendasari atraumatic care adalah bagaimana
penuhnya ruangan anak baik rumah sakit
mencegah atau mengurangi pemisahan anak
pemerintah maupun swasta. Bila dibandingkan
dan keluarga; meningkatkan pengendalian diri
angka kesakitan anak di daerah perdesaan dan
pada anak; dan mencegah atau mengurangi
perkotaan menunjukkan angka kesakitan di
nyeri dan cedera pada tubuh (Wong et al.,
pedesaan lebih tinggi dibanding perkotaan
2009). Beberapa contoh tindakan atraumatic
(15,75 vs 14,74%). Berdasarkan survei
care adalah dengan memodifikasi lingkungan
kesehatan ibu dan anak tahun 2010 juga
rumah sakit seperti di rumah sendiri. Dekorasi
didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak yang
bernuansa anak seperti tirai, hiasan dinding

25
Journal Of Health, Education and Literacy, 2018 1(1)
e-issn : 2621-9301

dan papan nama bergambar binatang lucu, METODE PENELITIAN


sprei bergambar bunga, dan dinding dicat
dengan warna cerah (Supartini, 2004). Penelitian ini merupakan penelitian quasi
eksperiment dengan rancangan post test with
Hasil penelitian yang mengeksplorasi tentang
control group design. Populasi adalah semua
atraumatic care seperti penelitian yang
anak yang dirawat di RSUD Kabupaten
dilakukan oleh Festini et al. (2009) dengan
Mamuju. Subjek penelitian diperoleh dengan
menggunakan pakaian perawat non
purposive sampling yaitu anak yang dirawat di
konvensional atau seragam perawat berwarna
ruang perawatan anak Cempaka RSUD
menunjukkan peningkatan hubungan antara
Kabupaten Mamuju yang memenuhi kriteria
anak dan perawat dan berpotensi mengurangi
antara lain: anak yang terpasang infus, berusia
ketidaknyamanan yang dialami anak karena
3-6 tahun, anak dalam kondisi sadar, dan orang
hospitalisasi. Hal ini dapat diterapkan pada
tua bersedia menandatangani informed
penelitian serupa dengan pemasangan Spalk
consent.
Manakarra pada anak untuk menurunkan
tingkat kecemasan selama pemasangan infus. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Penggunaan spalk atau bidai pada anak pada Spalk Manakarra. Spalk “Manakarra”
pemasangan infus dapat mengurangi resiko merupakan singkatan dari Spalk “Mainan
komplikasi (Batalha et al., 2010). Anak Kreativitas Perawat” yang dirancang
sebagai alternatif spalk untuk menurunkan
Spalk atau fiksasi selang intra vena (IV)
tingkat kecemasan anak pada saat pemasangan
merupakan alat yang dirancang untuk
infus. Kata Manakarra diambil dari bahasa
melindungi area IV yang digunakan pada bayi
daerah Mamuju dan merupakan logo/lambang
dan anak untuk menghindari lepasnya jarum
dari Kabupaten Mamuju. Kata ini diambil
atau kateter (Wong et al., 2009). Menurut
sebagai penciri daerah yang berarti pusaka
Dalal et al. (2009) pengguanan spalk atau
yang sakti atau petunjuk.
bidai dapat mengurangi gerak atau
immobilisasi sendi pada pemasangan infus. Spalk Manakarra yang digunakan seperti
Berdasarkan penelitian ini penggunaan spalk gambar di bawah ini :
masih efektif pada pasien anak.
Spalk atau bidai yang digunakan di RSUD
Kab. Mamuju masih terbuat dari potongan
karton yang dilapisi dengan kain kasa sehingga
pada saat pemasangan infus sering
menimbulkan rasa takut, cemas dan
ketidaknyamanan pada anak karena jari-jari
tangan ikut terfiksasi. Spalk Manakarra
dirancang mengikuti struktur anatomi tangan
anak sehingga nyaman untuk dipakai. Spalk
Gambar 1 Spalk Manakarra
ini juga dilapisi dengan kain yang lembut,
bermotif boneka, berwarna cerah dan Variabel terikat adalah tingkat kecemasan.
dilengkapi dengan boneka kecil yang dapat Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi
menyala. Hal ini dibuat sebagai distraksi pada lembar observasi tingkat kecemasan anak pra
saat pemasangan infus. Memanipulasi dengan sekolah. Kuesioner yang digunakan mengacu
cara distraksi pada prosedur yang pada kuesioner tingkat kecemasan Hamilton
mengakibatkan perlukaan tubuh dapat Rating Scala For Anxiety (HARS).
mengurangi ketakutan dan kecemasan pada
anak (Nursalam, Susilaningrum, & Utami, Analisis data dilakukan dengan analisis
2005). deskriptif dengan menampilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel. Selanjutnya
dilakukan analisis untuk menguji hipotesis

26
Journal Of Health, Education and Literacy, 2018 1(1)
e-issn : 2621-9301

tentang efektivitas pemasangan Spalk berjumlah 8 (53.3%) dan 11 (73.3%)


Manakarra terhadap penurunan tingkat
kecemasan anak pra sekolah menggunakan Tabel 3. Distriusi frekuensi tingkat
independent sample t test, dengan tingkat kecemasan responden setelah pemasangan
kepercayaan 95% (α 0,05).. spalk di Ruang Perawatan Anak Cempaka
RSUD Kabupaten Mamuju
Kontrol Intervensi
HASIL PENELITIAN Variabel
n % n %
1. Karakteristik responden
Tidak Cemas 0 0 3 20
Tabel 1. Distribusi rata-rata umur
responden di Ruang Perawatan Anak Cemas Ringan 10 66,7 10 66,7
Cempaka RSUD Kabupaten Mamuju
Cemas Sedang 5 33,3 2 13,3
Variabel Kelompok n Mean± SD Min-
Maks
Tabel 3 menunjukkan tingkat kecemasan pada
Umur Ibu Kontrol 15 27,93±4,95 23-38
kelompok kontrol paling banyak dengan
Intervensi 15 27,00±3,98 22-33 tingkat kecemasan ringan 10 (66,7%) dan
kecemasan sedang sebanyak 5 (33,3%).
Umur Kontrol 15 4,20±1,21 3-6 Sedangkan pada kelompok intervensi ada
Anak penurunan tingkat kecemasan menjadi tidak
Intervensi 15 3,87±0,99 3-6
cemas 3 (20%) walaupun paling banyak
dengan tingkat kecemasan ringan 10 (66,7%).

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata usia


ibu pada kelompok kontrol adalah 27,93 2. Analisis Bivariat
tahun dengan usia minimun 23 tahun dan
maksimum 38 tahun, sedangkan rata-rata Menganalisis tingkat kecemasan menggunakan
usia ibu pada kelompok intervensi adalah “Spalk Manakara” pada pemasangan infus
27 tahun dengan usia minimun 22 tahun anak pra sekolah di RSUD Kabupaten Mamuju
dan maksimum 33 tahun. Rata-rata usia anak
pada kelompok kontrol adalah 4,2 tahun, Tabel 4. Rata-Rata ± SD Tingkat
sedangkan rata-rata usia anak pada kelompok Kecemasan Setelah Pemasangan Spalk Di
intervensi adalah 3,87 tahun. Ruang Perawatan Anak Cempaka RSUD
Kabupaten
Mamuju
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden Variabel Kelompok n Mean±SD p
berdasarkan jenis kelamin di Ruang
Perawatan Anak Cempaka RSUD Tingkat Kontrol 15 18,7±4,32
Kabupaten Mamuju Kecemasan 0,026
Kontrol Intervensi Intervensi 15 14,3±5,26
Variabel
n % n %
Tabel 4. menunjukkan ada perbedaan yang
Laki-laki 8 53,3 11 73,3 bermakna tingkat kecemasan anak antara
intervensi yang dipasang Spalk Manakarra
Perempuan 7 46,7 4 26,7 dengan kelompok kontrol yang dipasang spalk
rumah sakit dengan nilai p=0,026.
Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis kelamin
responden pada kelompok kontrol dan
intervensi terbanyak adalah laki-laki yang

27
Journal Of Health, Education and Literacy, 2018 1(1)
e-issn : 2621-9301

PEMBAHASAN mungkin disebabkan karena anak laki-laki


lebih senang bermain di luar rumah
1. Umur
sehingga mudah terjangkit penyakit
Karakteristik umur anak pada kelompok dibandingkan dengan anak perempuan.
kontrol adalah 4,2 tahun dengan standar
deviasi 1,21 dan kelompok intervensi 3,87
3. Tingkat Kecemasan
tahun dengan standar deviasi 0,99. Temuan
ini sejalan dengan usia rata-rata umur anak Pada umumnya hospitalisasi akan
yang dirawat pada penelitian (Subandi, menimbulkan kecemasan pada anak.
2012) yaitu (4,2±1,13 vs 4,7±0,98) dan Beberapa penelitian yang menunjukkan
penelitian (Subardiah, 2009) dengan rata- adanya hubungan antara kecemasan dengan
rata umur 4,77±0,83. Melihat data tersebut hospitalisasi seperti penelitian yang
rata-rata usia anak yang mengalami dilakukan oleh Rini et al. (2013); Breving
perawatan berkisar pada usia balita. Hal ini et.al. (2015); Pulungan et al. (2017).
sesuai dengan pendapat Soetjiningsih Tingkat kecemasan anak bervariasi mulai
(2005) bahwa usia yang paling rawan dari cemas ringan sampai cemas sedang.
adalah usia balita karena pada masa ini American Heart Association (AHA) tahun
anak mudah sakit dan mudah kekurangan 2003, menyatakan anak-anak sangat rentan
gizi. terhadap stres yang berhubungan dengan
prosedur tindakan invasif. Pemasangan
Usia pra sekolah juga merupakan tahap infus tentu saja akan menimbulkan nyeri,
awal anak masuk dunia sekolah dan rasa sakit pada anak, dan juga akan
bermain, interaksi dengan teman sebaya menimbulkan trauma sehingga anak akan
memungkinkan anak terpapar dengan mengalami kecemasan dan stres.
penyakit menular yang terjadi pada anak di
sekolah. Hal ini dapat dilihat rata-rata anak Kecemasan juga disebut dengan ketakutan
yang dirawat di RSUD Kab. Mamuju atau perasaan gugup. Beberapa kasus
disebabkan penyakit infeksi saluran kecemasan (5-42%), merupakan suatu
pernapasan akut (ISPA). perhatian terhadap proses fisiologis.
Kecemasan ini dapat disebabkan oleh
penyakit fisik atau keabnormalan, tidak
2. Jenis Kelamin
oleh konflik emosional (Stuart dan Sunden,
Karakteristik jenis kelamin anak pada 2007), sehingga tindakan yang dilakukan
kelompok intervensi dan kontrol dalam mengatasi masalah anak apapun
didominasi anak laki-laki (53,3% vs bentuknya harus berlandaskan pada prinsip
73,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian atraumatic care.
(Subandi, 2012) yang menunjukkan bahwa
anak yang dirawat di rumah sakit laki-laki Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan
vs perempuan (58,3% vs 54,5%) dan yang bermakna tingkat kecemasan anatara
temuan yang sama oleh (Subardiah, 2009) kelompok intervensi dan kontrol. Hal ini
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak menjelaskan bahwa Spalk Manakarra
66,7%. efektif menurunkan tingkat kecemasan anak
pada saat pemasangan infus. Penelitian ini
Beberapa penelitian di atas menunjukkan juga membuktikan bahwa spalk Manakarra
bahwa anak laki-laki lebih banyak dapat digunakan sebagai alat dalam
mengalami hospitalisai, Karakteristik laki- melaksanakan asuhan atraumatic care. Hal
laki dan perempuan sering menjadi ini juga sejalan dengan penelitian yang
perbandingan tetapi belum diketahui dilakukan oleh (Subandi, 2012) yang
penyebabnya mengapa jumlah responden menyatakan adanya pengaruh pemasangan
laki-laki selalu lebih banyak dari spalk bermotif terhadap tingkat kooperatif
perempuan (Soetjiningsih, 2005). Hal ini anak usia pra sekolah selama prosedur

28
Journal Of Health, Education and Literacy, 2018 1(1)
e-issn : 2621-9301

injeksi intra vena di rumah sakit Wilayah selama pemasangan infus dirumah sakit.
Cilacap.
SIMPULAN
Beberapa penelitian juga telah
membuktikan bahwa penerapan atraumatic 1. Tingkat kecemasan anak pra sekolah pada
care memiliki pengaruh atau hubungan saat pemasangan infus di Ruang Perawatan
terhadap penurunan respon kecemasan pada Anak Cempaka RSUD Kab. Mamuju paling
anak yang mengalami hospitalisasi (Bolin, banyak dengan tingkat kecemasan ringan.
2011 & Breving et al., 2015). Gold (2006) 2. Spalk Manakarra efektif menurunkan
juga menyatakan dalam penelitiannya tingkat kecemasan anak pra sekolah pada
bahwa menggunakan media virtual reality saat pemasangan infus.
selama pemasangan infus memberikan
ketenangan pada anak, mengurangi
SARAN
kecemasan serta meningkatkan sikap
kooperatif pasien selama tindakan 1. Spalk Manakarra dapat digunakan sebagai
keperawatan. Penelitian lain oleh (Natalie, alternatif spalk yang dapat mengurangi
2011) menunjukkan terapi bermain dengan kecemasan anak pada pemasangan infus di
menggunakan teknik bercerita berpengaruh rumah sakit.
terhadap tingkat kooperatif anak usia pra 2. Spalk Manakarra dapat digunakan sebagai
sekolah selama dirawat di rumah sakit. bahan inovasi yang dapat dikembangkan
untuk meningkatkan kreativitas perawat.
Atraumatic care sebagai asuhan terapeutik
memiliki beberapa tujuan seperti jangan DAFTAR PUSTAKA
melukai, mencegah dan mengurangi stres Batalha, L. M. C., Costa, L. P. S., Almeida, D.
fisik dan psikologis. Distres psikologis M. G., Lourenco, P. A. A., Goncalves, A.
meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, M. F. M., Teixeire, A. C. G. (2010).
kekecewaaan, kesedihan, malu, atau rasa Setting of peripheral venous catheter in
bersalah. Distres fisik seperti kesulitan tidur children: comparative study. Esc Anna
dan immobilisasi sampai pengalaman Nery (impr). 14(3): 511-518.
stimulus sensori yang mengganggu seperti
rasa sakit (nyeri), temperatur ekstrem, Bolin, N. (2011). Hubungan penerapan
bunyi keras, cahaya yang dapat atraumatik care dalam pemasangan infus
menyilaukan atau kegelapan dapat terhadap respon kecemasan pada anak
diminimalkan (Wong, 2009; Supartini, yang mengalami hospitalisasi di Irna D
2014). Anak Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
tahun 2010. Skripsi. Padang: Universitas
Asuhan terapeutik tersebut mencakup Andalas
pencegahan, diagnosis, atau penyembuhan
Breving, R. M., Ismanto, A. Y., Onibala, F.
kondisi akut atau kronis. Intervensi berkisar
(2015). Pengaruh penerapan atraumatic
dari pendekatan psikologis berupa
care terhadap respon kecemasan anak
menyiapkan anak-anak untuk prosedur
yang mengalami hospitalisasi di RSU
pemeriksaaan, sampai pada intervensi fisik
Pancaran Kasih GMIM Manado dan
seperti menyediakan ruangan untuk orang
RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado.
tua tinggal bersama anak dalam satu kamar
eJournal Keperawatan. 3(2): 1-9
(rooming in). (Wong et al., 2009).
Cahyaningrum, D. S. (2012). Pertumbuhan
Melihat banyaknya penelitian terkait Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
dengan perawatan atraumatik, peneliti juga CV. Trans Info Media.
merekomendasikan agar rumah sakit
menggunakan Spalk Manakarra untuk Dalal, S. S., Chawla, D., Singh, J., Agarwal, R.
menurunkan tingkat kecemasan anak K., Deorari, A. K., & Paul, V. K. (2009).

29
Journal Of Health, Education and Literacy, 2018 1(1)
e-issn : 2621-9301

Limb splinting for intravenous cannulae in Subardiah, P. I. (2009). Pengaruh Permainan


neonates: a randomized controlled trial. Terapeutik terhadap Kecemasan,
Arch Dis Child Fetal Neonatal 94, 394- Kehilangan Kontrol, dan Ketakutan Anak
396. Pra Sekolah Selam Dirawat di RSUD
Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Festini, F., Occhipinti, V., De Martino, Depok: FIK-UI.
M.,Caprilli, S. (2009). Use of non-
conventional nurse's attire in a pediatric Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar
hospital: a quasi-experimental study. Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Jornal of Clinical Nursing.18(7): 1018-
Pulungan, Z. S. A., Purnomo, E., Purwanti, A.
1026.
(2017). Hospitalisasi mempengaruhi
Fletcher, K. E. (2003). Child Psychopathology. tingkat kecemasan anak toddler. Jurnal
New York: The Guilford Press. Kesehatan Manarang. 3(2): 58-63
Gold, J. I., Kim, S. H., Kant, A. J., Joseph, M. Rini, D. M., Sari, R., Rahmawati, I. (2013).
H., & Rizzo, A. (2006). Effectiveness of Hubungan penerapan atraumatic care
virtual reality for pediatric pain distraction dengan kecemasan anak pra sekolah saat
during IV placement. Cyber Psychology proses hospitalisasi di RSU dr. H.
& Behavior. 9(2): 207-213. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Artikel
Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. 1-8
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. (2015). Profil Anak Wong, D. L., Hockenberry, M., Eaton, Wilson,
Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
Pemberdayaan Perempuan dan (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.
Perlindungan Anak serta Badan Pusat Jakarta: EGC.
Statistik.
Muscari, M. E. (2005). Keperawatan Pediatrik.
Jakarta: EGC.
Natalie, E. (2011). Pengaruh Terapi Bermain
dengan Teknik Bercerita terhadap
Tindakan Kooperatif Anak Usia Pra
Sekolah (3-6 Tahun) Selama Hospitalisasi
di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.
Surabaya: Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Nursalam, N., Susilaningrum, R., & Utami, S.
(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta:
Salemba Medika.
Soetjiningsih, S. (2005). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: EGC.
Stuart & Sundeen. (2007). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 4. Jakarta: EGC
Subandi, A. (2012). Pengaruh Pemasangan
Spalk Bermotif terhadap Tingkat
Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Selama
Prosedur Injeksi Intra Vena di Rumah
Sakit Wilayah Cilacap. Depok: FIK-UI.

30

You might also like