NUMERICAL MODELLING OF

COMBUSTION
By : Djatmiko Bagus Maulana. E
Reaksi Pembakaran
Pembakaran Ideal 𝐶𝑥 𝐻𝑦 + 𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂

Pembakaran Real 𝐶𝑥 𝐻𝑦 + 𝑂2 + 𝑁2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐶𝑂 + (𝑂2 + 𝑁2 ) + 𝑁𝑂𝑥 + 𝐶𝑥 𝐻𝑦

Hydrocarbon Air Carbon Excess Pollutant Excess

Monoxide Air Hydrocarbon

“Combustion (burning) is a chemical process in which fuel reacts with an

oxidant to give out heat. The release of heat can produce light in the form of
flame. A car engine and a rocket engine both work by combustion.
Combustion in a car motor is different from combustion in a rocket engine.”
Method to Solve Engineering Problems

THEORETICAL NUMERICAL EXPERIMENTAL

• Pendekatan klasik • Metode matematik
• 100% akurat • Pendekatan asumsi
• Mendekati solusi • Tidak perlu prototype
sebenarnya • Bisa diaplikasikan
• Diaplikasikan untuk • untuk geometri rumit
• geometri sederhana • Akurasi hasil tergantung
operator software
• Pengukuran aktual
• Menghabiskan banyak
waktu
• Mahal
• Hanya bisa diuji jika
• ada prototype
• Minimal 3-5 prototype diuji
hingga hasil konsisten
BLACK BOX

GEOMETRY RESULT

INPUT DATA
CFD RESEARCH METHOD
1. PROBLEM 2. FLOW REGIMES 3. VARIABLE
IDENTIFICATION IDENTIFICATIONS LISTING

5. PRE PROCESSING
-Geometry
6. CALCULATION 4. GOVERNING
-Meshing
METHOD EQUATIONS
- Boundary Input
-Material Properties

8. POST 9. NUMERICAL
7. CALCULATION
PROCESSING VALIDATION
1. PROBLEM IDENTIFICATION

“NON-PREMIXED
COMBUSTION”
2. FLOW REGIMES IDENTIFICATION
Flow
Chemical Conduction
Equilibrium Convection

Chemical Heat
Reaction Combustion Transfer

Kinematics Radiation

Turbulent
Mixing
3. VARIABLE LISTING
HEAT TURBULENCE 2 CHEMICAL
FLOW 4 TRANSFER 1 REACTION 2
• Tekanan (P) • Suhu (T) • Turbulence Kinetic • Mixture Fraction
• Kecepatan x (Vx) Energy (K) (f)
• Kecepatan y (Vy) • Turbulence • Mixture Fraction
• Kecepatan z (Vz) Dissipasion Energy Variance (f2)
(Ɛ)

9 Variabel belum diketahui sehingga butuh 9 persamaan untuk mencari solusinya

4. GOVERNING EQUATIONS
”Governing equation merupakan persamaan yang mengatur hukum-hukum konservasi di alam semesta”

In Out
• Transient
• Convection
• Diffusion
Gen • Source
4. GOVERNING EQUATIONS
”Governing equation merupakan persamaan yang mengatur hukum-hukum konservasi di alam semesta”

KekekalanMassa
Kekekalan Momentum(x,y,z)
KekekalanEnergi
KekekalanTKE
KekekalanTDE
KekekalanMixtureFraction
Kekekalan Mixture
FractionVariance
4. GOVERNING EQUATIONS
How toconfigure governing equation in fluent interface? (1)
General GoverningEquation

Steady =0
Transient

Absolute =v
Relative =v +v0

Pressure-Based 𝝆 = 𝝆 (𝒇)
Densitybased-Based 𝝆 = 𝝆 (𝑴𝒂)
4. GOVERNING EQUATIONS
How toconfigure governing equation in fluent interface? (2)

Kekekalan massa dan Fluent secara otomatis

momentum mengaktifkan persamaan ini

Kekekalan
TKEdanTDE
4. GOVERNING EQUATIONS
TURBULEN KINETIK ENERGI VS TURBULEN DISIPASI ENERGI
TDE

TKE TKE

TKE

Kekekalan
Mixture
Fraction &
Variance
NON-PREMIXED COMBUSTION
Species
• Menghitung seluruh
Transport mass fraction species
• Membutuhkan waktu
perhitungan yangcukup
lama
Non-
Premixed
Combustion

• Hanya menghitung
mixture fraction(f)
Mixture
Fraction • Waktuperhitungannya
singkat
MENGAPA MIXTURE FRACTION ?
Mixture Fraction memiliki relasi linear yang
Temperature
(T)
unik terhadap berbagai variable pada
spesies.(ANSYS, 2017)

Mixture
Air Mole
Fraction(Xa) Fraction Mean
Density (𝜌)

(f)

Fuel Mole
Fraction
(Xf) LeiWang, 2007
SKEMA INLET MIXTURE FRACTION
5. PRE PROCESSING
gasFlowRate (kg/s) 0.505 [Wall]
airFlowRate (kg/s) 27.0485
7 OutletInner
gasInletTemperature (K) 293 [Pressure
airInletTemperature (K) 635
Outlet]

[Periodic]
Inlet-Fuel
Inlet-Air [Massflow inlet]
[Massflow inlet] f =1 CH4 90.45%
C2H6 2.12%
f =0 C3H8 2.66%
N2 78.99% C4H10 1.22%
O2 21.01% C5H12 0.39%
C6H14 0.26%
CO2 1.96%
N2 0.95%
6. CALCULATION
METHOD
Semi-Implicit
Metode perhitungan
Method for SIMPLE Algorithm
Pressure menggunakannilai P
(Pressure) sebagai
Linked factor koreksi untuk
Equations nilai-nilai lain.
6. CALCULATION METHOD
Under
Relaxation
URFtidakmemengaruhi
Factor tingkatakurasi hasil.
Pemilihan URF
berdasarkan TRIAL &
ERROR, nilainya selalu
berbedauntukberbagai
kasus.

Under Relaxation Factor (URF) merupakan konstanta yang berfungsi untuk menentukan nilai
prediksi pada iterasi berikutnya. Nilai URF diubah-ubah agar mencapai kestabilan nilai residual
dan konsistensinilai.
8. POST PROCESSING

Polyhedral Mesh
8. POST PROCESSING

DistribusiTemperatursepanjangsumbuZ DistribusiTemperatursepanjangsumbuY
8. POST PROCESSING
Temperaturkeluar CC:
T (Max) =2411.6062 K
Distribusi T (Mean)=1781.9636 K
Temperatur
T(Min)=1046.7605K

Streamline
8. POST PROCESSING

DistribusiCH4

DistribusiCO
8. POST PROCESSING

DistribusiCO2

DistribusiO2
8. POST PROCESSING
EmisiOutlet

DistribusiH2O
9. NUMERICAL VALIDATION

Validasi numerik bertujuan untuk meyakinkan bahwa simulasi sudah

dilakukan sesuai dengan prosedur reduksi error dalam perhitungan numerik.
Sehingga, walaupun penelitian tidak divalidasi dengan hasil eksperimen, akan
didapatkan hasil yangakurat. Setidaknya ada4 kriteria validasi numerik :
• Grid independency test
• Residual convergence criteria
• konsistensi nilai
• mass flow inlet-outlet difference
Grid Indenpendency test

Grid indenpency test dilakukan untuk menentukan bahwa

hasil simulasi tidak lagi bergantung pada jumlah grid dan
memiliki hasil yangkonsisten.

Gambardisamping merupakancontohgrid independency

test headpompa axial. Semakinbanyakjumlah grid maka
nilai headakan konstan.Jumlah grid yangdipilih adalah
jumlah grid terkecil agar menghemat waktusimulasi.
residualconvergencecriteria

Nilai residual dikatakan

konvergen ketika
dibawah kriteria yang
ditentukan. Secara
default residual yang
dipilih fluent adalah 10-3
Konsistensi hasil

Walaupun residual
sudah di bawah kriteria,
perlu dipastikan juga
salah satu nilai
tercapture (misal suhu
outlet) telah konsisten.
Jika nilai telah konsisten,
maka kalkulasi dapat
diberhentikan.
Massflow Difference

(A+B)-(C+D)=0