Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Statistical Quality Control (SQC) Pada Pengendalian Mutu Minyak Telon (Studi Kasus Di PT.X)
Penerapan Statistical Quality Control (SQC) Pada Pengendalian Mutu Minyak Telon (Studi Kasus Di PT.X)
1 Maret 2019 72
ABSTRACT
Telon oil is one of the traditional medicine in the form of liquid preparations that
serves to provide a sense of warmth to the wearer. PT.X is one of the companies that
produce telon oil. To maintain the quality of telon oil from PT.X product, required
overall quality control that is starting from the quality control of raw materials, quality
control process to the quality control of the final product. The purpose of this research
is to know the application of Statistical Quality Control (SQC) in controlling the quality
of telon oil in PT X. Final product quality become one of the measurement of success of
a process, so it needs a good quality control. SQC method used in this research is
Pareto Diagram and Cause and Effect Diagram. Pareto diagram is a bar graph that
show the problem based on the order of the number of occurrences of the most number
of problems until the least happened. A causal diagram is often called a fishbone
diagram, a tool for identifying potential causes of an effect or problem. The result of
applying the method indicates that 80% defect is caused by unsuitable volume and on
the incompatibility of Expired Date (ED) code. The damage is caused by several factors
namely the method, labor, and machine while the most potential factor is the volume
conformity to reduce the number of defect products.
standar mutu yang baik. Standar mutu Sistem Jurusan Teknologi Industri
harus mampu berkembang untuk Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
meningkatkan kualitas produk yang Universitas Brawijaya, Malang. Metode
dihasilkan. Maka, dibutuhkan suatu yang digunakan pada penelitian ini adalah
pengendalian mutu produk yang sesuai metode Statistical Quality Control (SQC)
dengan kebutuhan perusahaan. dengan metode deskripsi analitis.
Dalam menjaga mutu produk minyak Deskripisi analitis adalah penelitian yang
telon dari PT X, diperlukan pengendalian menggambarkan suatu gambaran pada
mutu secara keseluruhan yaitu mulai dari suatu kejadian kemudian dikumpulkan,
pengendalian mutu bahan baku, disusun, dijelaskan dianalisis dan dicari
pengendalian mutu proses hingga hubungannya (Sumhudi, 1991).
pengendalian mutu produk akhir. Produk a. Prosedur Penelitian
akhir yang bermutu menjadi salah satu Penelitian ini dimulai dengan
tolok ukur keberhasilan suatu proses, mengadakan survei dan wawancara pada
sehingga diperlukan pengendalian mutu PT X. Survei pendahuluan dan wawancara
yang baik yang dapat mengarahkan bertujuan untuk mengetahui kondisi
konsumen untuk puas dalam sebenarnya dari perusahaan yang dapat
mengkonsumsi produk tersebut. digunakan dalam perumusan
Sedangkan dari segi produsen dengan permasalahan yang ada pada perusahaan
adanya pengendalian kualitas dapat serta dapat memberikan arah yang jelas
mengurangi biaya yang terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan
penurunan tingkat kerusakan produk. selanjutnya oleh peneliti. Identifikasi
Sebaliknya bagi perusahaan yang permasalahan yang akan diselesaikan pada
tidak memperhatikan pengendalian penelitian ini adalah “Penerapan
kualitas dalam jangka panjang akan sulit Statistical Quality Control (SQC) pada
untuk memasarkan produk dikarenakan pengendalian mutu minyak telon”.
persaingan dengan produk sejenis lain di Metode SQC yang digunakan dalam
pasaran yang memiliki kualitas lebih baik. penelitian ini adalah Diagram Pareto dan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Diagram Sebab Akibat.
mengetahui penerapan Statistical Quality Diagram pareto adalah sebuah grafik
Control (SQC) dalam pengendalian mutu batang yang menunjukkan masalah
minyak telon di PT X. Metode SQC yang berdasarkan urutan banyaknya jumlah
digunakan dalam penelitian ini adalah kejadian dari jumlah permasalahan yang
Diagram Pareto dan Diagram Sebab paling banyak terjadi sampai yang paling
Akibat. Diagram pareto adalah sebuah sedikit terjadi dalam proses produksi
grafik batang yang menunjukkan masalah minyak telon sedangkan Diagram sebab
berdasarkan urutan banyaknya jumlah akibat sering juga disebut diagram tulang
kejadian dari jumlah permasalahan yang ikan yaitu alat untuk mengidentifikasi
paling banyak terjadi sampai yang paling berbagai sebab potensial dari satu efek
sedikit terjadi. Diagram sebab akibat atau masalah pada proses pengendalian
sering juga disebut diagram tulang ikan mutu minyak telon.
yaitu alat untuk mengidentifikasi berbagai b. Analisis Data
sebab potensial dari satu efek atau Bagan Kendali P
masalah. Data terkait pengendalian mutu
METODE minyak telon diambil dari beberapa proses
Penelitian ini dilaksanakan di PT X. pengolahan minyak telon yang dilakukan
Pengolahan data dilakukan di oleh PT X yang merupakan atribut yang
Laboratorium Komputasi dan Analisis berpengaruh dengan bagan kendali P
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 74
ketidakpuasan konsumen terhadap produk Dari Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa
yang akan berpengaruh pada keuntungan total kecacatan produk adalah 2192
yang diperoleh perusahaan. dengan volume kurang menjadi kecacatan
tertinggi dengan persntase 54,8 %. Data
Gambar 1. Diagram Pareto berdasarkan
urutan kecacatan produk minyak telon PT
kecacatan produk pada bulan
X pada bulan Desember 2017 ini
Desember 2017
kemudian disusun menjadi diagram pareto
Diagram Pareto kecacatan produk untuk mengetahui permasalahan yang
pada bulan Desember 2017 menjadi prioritas bagi PT X yang perlu
untuk diselesaikan. Gambar diagram
1400
1200 pareto kecacatan produk akhir minyak
Jumlah Cacat
Akumulasi
Kecacatan
Amulasi
(2009) juga menyatakan bahwa konsumen dan banyak ditemukan kerusakan produk
saat ini semakin teliti dan selektif dalam yang disebabkan oleh beberapa faktor
pembelian produk, khususnya untuk terutama kegagalan saat proses
produk makanan, konsumen tidak hanya pengemasan. Untuk menghindari dan
menilai dari cita rasanya saja tetapi juga mencegah defect yang sama, maka harus
dari variasi kemasan, jenis kemasan, serta ada evaluasi mengenai faktor-faktor
kestabilan kualitas dan volume pada penyebab defect. Evaluasi dapat dilakukan
masing-masing produk yang mereka berdasarkan faktor material, tenaga kerja,
konsumsi. Label merupakan suatu bagian metode serta mesin dan peralatan dengan
dari sebuah produk yang membawa menggunakan diagram tulang ikan.
informasi verbal tentang produk atau Diagram tulang ikan untuk analisis
penjualnya. Menurut Tjiptono (2002) penyebab defect volume yang kurang
menyatakan bahwa label merupakan ditunjukkan pada Gambar 2 dan penyebab
bagian dari suatu produk yang defect pada permasalahan kode expired
menyampaikan informasi mengenai date yaitu karena kesalahan cetak kode
produk dan penjual. Sebuah label biasa ditunjukkan pada Gambar 3.
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa Metode Tenaga Kerja
standar, dapat dikatakan bahwa proses mesin, faktor yang berpengaruh adalah
pengaturan awal mesin tidak sesuai umur mesin yang sudah tua membuat
dengan SOP. Moekijat (2008) menyatakan kinerja dari mesin sendiri tidak optimal.
bahwa SOP merupakan urutan langkah- Selain itu maintenance atau perawatan
langkah (pelaksanaan pekerjaan) dimana pada mesin mempengaruhi kinerja dari
pekerjaan tersebut dilakukan, bagaimana mesin. Mesin-mesin dan perlatan yang
cara melakukannya, dimana dioperasikan dalam perusahaan cenderung
melakukannya, dan siapa yang harus semakin kompleks dan membutuhkan
melakukan. Sehingga setiap metode yang modal besar untuk investasi awal maupun
dilakukan dalam setiap proses harus untuk biaya operasional.
berdasar pada SOP yang telah dibuat Untuk itu mesin yang kurang
sebelumnya. perawatan akan mengakibatkan penurunan
2) Tenaga Kerja kualitas produk. Hal tersebut dapat
Tenaga kerja merupakan faktor yang diketahui dari unsur umur masing-masing
sangat mungkin menjadi penyebab mesin yang digunakan setiap harinya agar
kontaminasi dan kecacatan produk. tidak sering terjadi kerusakan atau
Penyebab terbesar juga terjadi karena kegagalan dama pengoperasian sehingga
volume yang tidak sesuai standar, hal ini perlu dilakukan perawatan secara rutin.
juga dapat disebabkan karena faktor Priyanta (2000) menambahkan bahwa
manusia. Wijayanti (2009) menyatakan perawatan mesin yang tidak rutin
bahwa tenaga kerja merupakan orang dilakukan dan dikombinasikan dengan
yang mampu melakukan pekerjaan untuk manajemen pemeliharaan yang terabaikan
menghasilkan barrang/jasa, dengan tujuan maka akan berdampak pada pendeknya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri masa guna mesin (useful life) serta
maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja menambah biaya kerusakan (downtime
pada PT X dapat menjadi salah satu cost) yang timbul akibat dampak dari
penyebab kegagalan produk, misanya kerusakan sistem.
pada saat pengaturan awal mesin pekerja Metode Material
banyak sebagai inspector dan pelaksana merupakan standar dari metode yang
SOP. Pekerja di PT X terus menerus harus dan akan dilakukan oleh pekerja,
melihat dan mengamati dan memeriksa agar dapat menghasilkan produk sesuai
kode Expired Date sesuai dengan yang ditetapkan. Namun kesalahan pada
ketentuan. Hal tersebut dilakukan karena WI dapat mengakibatkan penurunan
mesin coding yang digunakan belum ada kualitas produk yang dihasilkan. Metode
sensor untuk mendeteksi kesesuaian kode pengisian tinta cetak dan perawatan mesin
Expired Date yang dicetak. Proses juga sangat berpengaruh terhadap
tersebut dapat menyebabkan mata pekerja terjadinya defect, proses dan metode
kelelahan sehingga tidak semua label pada tersebut sebenarnya sudah memiliki WI.
proses coding diperiksa dengan teliti. Sehingga apabila masih ada kasus saat
Kode Expired Date yang tidak sesuai hasil cetakan kurang baik atau kesalahan
dengan kode batch juga disebabkan oleh tanggal cetak, berarti proses pengisian
informasi atau perintah pencetakan kode tinta, perawatan mesin ataupun
yang salah dari atasan. Sehingga perlunya penyampaian tanggal kode Expired Date
komunikasi yang baik antara pekerja agar produk tidak berjalan sesuai dengan Work
informasi yang disampaikan sesuai. Instruction.
2) Material KESIMPULAN
Kualitas produk akhir juga ditentukan PT X menerapkan pengendalian
dari kualitas bahan baku yang digunakan, mutu, hal tersebut diterapkan untuk
sehingga terdapat istilah “Quality at the menjaga kualitas mutu minyak telon agar
Source” yang berarti kualitas produk yang tetap baik. Pengendalian mutu produk
dihasilkan sangat bergantung dari kualitas pada saat proses pengemasan juga penting
bahan baku yang digunakan. Material atau
untuk diterapkan karena untuk menjaga
bahan baku dapat menjadi penyebab kualitas mutu dari produk. Adapun proses
defect karena berbagai hal. Pencetakan yang dilakukan untuk menjaga produk
kode produksi di PT X menggunakan Ink tetap dalam kualitas yang baik antara lain
Jet Print dan telah memiliki prosedur/SOP pada saat penerimaan bahan baku, proses
dalam pengecekan tinta yang menjadi produksi, proses pengemasan dan
bahan untuk mencetak kode Expired Date. penyimpanan serta pendistribusian produk
Akan tetapi pernah terjadi keburaman
hingga sampai ke tangan konsumen.
warna pada hasil cetakan. Hal tersebut
SARAN
dapat disebabkan karena kualitas bahan
baku dari supplier mengalami penurunan Saran yang dapat diberikan kepada
mutu. Tanggal expired date atau tanggal PT X yaitu dengan melakukan perbaikan
kadaluwarsa berguna untuk memberikan mesin filling agar volume yang dihasilkan
informasi terkait waktu dan tanggal konstan sesuai spesifikasi. Dan melakukan
produk tersebut masih memenuhi syarat perbaikan terhadap beberapa penyebab
mutu dan keamanan untuk dikonsumsi. defect dengan menggunakan metode Plan,
Apabila hasil cetakan dari tanggal Do, Check, dan Action. Serta perlu
kadaluarsa atau ED tidak terlihat maka dilakukan pemeriksaan produk kembali
akan mempengaruhi konsumen untuk pada bagian quality control sebelum
melakukan pembelian. produk didistribusikan kepada konsumen
3) Metode saat produk disimpan di dalam gudang
Metode merupakan prosedur kerja finish good.
dimana setiap pekerja harus melakukan DAFTAR PUSTAKA
prosedur kerja sesuai Work Instruction
(WI) yang sudah ditetapkan. WI
81 Penerapan SQC...(Rucitra dan Fadiah)