You are on page 1of 11

Ririn Anggraini | 1

PENGARUH ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


TERHADAP KEMAMPUAN IBU DALAM MEMANDIKAN BAYI
DAN MERAWAT TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR
DI BPM LISMARINI PALEMBANG
Ririn Anggraini1, Vivin Nopitasari2
Dosen Tetap Prodi D III Kebidanan1, Mahasiswi Prodi D III Kebidanan2,
STIKES Abdurahman Palembang1,2
Email: ri2n_anggraini88@yahoo.com

ABSTRACT

A mother is the primary caregiver of infants, duties and roles of parents starting from the time of pregnancy
and increasing when the baby is born to treat and nurture infants. It is therefore necessary knowledge and
understanding of the care of the newborn (Priyono, 2011). One is to bathe the baby and take care of the new
baby's rope, because the treatment in the newborn is one of the prevention of infections and to increase
hygienic efforts (Rukiyah, Y, 2012). The study aimed to be aware of the influence between midwifery care in
newborn baby on maternal ability in bathing babies and caring for newborn umbilical ropes. This research
used methods of analytic with a cohort approach. With sampling was done non-random sampling i.e
accidental sampling where the sample was divided into 2 groups, namely the group experiments and control
groups. The experimental group was given the care of newborn nursery at ≥ 6 hours of post partum while in
the control group was not given care of the newborn. After 3 days post the partum would be observed the
ability of mothers either in bathing the baby or to do a central rope treatment. The results of Bivariat
showed that there was an influence on the care of newborn babies on the ability of mothers in bathing
newborns (p value = 0,000), and the ability of mothers in caring for a newborn cord (p value = 0,000). It is
hoped that the care of newborn nursery can lower the fear of the mother Primipara, so that the incidence of
infection and infant mortality rate decreased.

Keywords : Upbringing Of Newborn Care And Maternal Abilities

ABSTRAK

Seorang ibu merupakan pengasuh utama bayi, tugas dan peran orang tua dimulai sejak masa kehamilan dan
bertambah saat bayi dilahirkan yaitu merawat dan mengasuh bayi. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan
dan pemahaman tentang perawatan bayi baru lahir (Priyono, 2011). Salah satunya yaitu memandikan bayi
dan merawat tali pusat bayi baru lahir, karena perawatan pada bayi baru lahir merupakan salah satu
pencegahan dari infeksi dan untuk meningkatkan upaya higienis (Rukiyah, Y, 2012). Penelitian ini bertujuan
untuk diketahuinya pengaruh asuhan perawatan bayi baru lahir pada kemampuan ibu dalam memandikan
bayi dan merawat tali pusat bayi baru lahir. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan
kohort. Dengan pengambilan sampel dilakukan secara non random sampling yaitu accidental sampling
dimana sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen diberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada ≥ 6 jam post partum sedangkan pada kelompok
kontrol tidak diberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir (hanya diberikan pada keluarga). Setelah 3 hari post
partum maka akan diobservasi kemampuan ibu baik dalam memandikan bayi maupun melakukan perawatan
tali pusat. Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat pengaruh asuhan perawatan bayi baru lahir pada
kemampuan ibu dalam memandikan bayi baru lahir (p value = 0,000), dan kemampuan ibu dalam merawat
tali pusat bayi baru lahir (p value = 0,000). Diharapkan asuhan perawatan bayi baru lahir dapat menurunkan
ketakutan pada ibu primipara, sehingga kejadian infeksi dan angka kematian bayi menurun.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Kemampuan Ibu.

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 2

PENDAHULUAN melakukan perawatan tali pusat yang kurang


Seorang ibu merupakan pengasuh utama benar maka bayi dapat mengalami infeksi
bayi, tugas dan peran orang tua dimulai sejak (Tetanus Neonatorum) dan dapat
masa kehamilan dan semakin bertambah pada mengakibatkan kematian (Suherni, 2009).
saat bayi dilahirkan yaitu merawat dan Berdasarkan studi pendahuluan yang
mengasuh bayi. Perawatan yang diperlukan dilakukan di BPM Lismarini pada bulan Januari
oleh bayi sangat membawa perubahan pada sampai bulan Desember tahun 2018 didapatkan
kehidupan orang tuanya, terutama terjadi pada data jumlah persalinan sebanyak 267 jiwa dan
ibu yang baru pertama kali melahirkan. Oleh pada tahun 2019 dari bulan Januari sampai 24
karena itu diperlukan pengetahuan dan Maret jumlah persalinan sebanyak 84 jiwa
pemahaman tentang kebutuhan bayi dan (Data Rekam Medik BPM Lismarini 2019).
perawatan bayi baru lahir (Priyono, 2011). Menurut penelitian Zakiyyah, Ekasari And
Bayi baru lahir merupakan aset berharga Hanifah (2017), melakukan penelitian tentang
yang memerlukan perlakuan khusus untuk “Pendidikan kesehatan dan pelatihan
orang tua dalam menjaga anak dari infeksi. memandikan bayi” menyatakan bahwa hasil
Infeksi ini merupakan salah satu penyumbang dari 47 orang peserta yang hadir dalam kegiatan
angka kematian bayi, maka dari itu seorang ibu pengabdian masyarakat, yang terdiri dari 20
harus melakukan perlindungan untuk bayinya. orang (43%) ibu yang mempunyai bayi usia 0-
Usaha yang dapat dilakukan meliputi 28 hari, 20 orang (43%) ibu hamil, 5 orang
peningkatan upaya higienis yang maksimal agar (14%) mahasiswa. Sebelum mendapat
terhindar dari kemungkinan terkena infeksi. pendidikan kesehatan dan pelatihan
Memandikan bayi merupakan salah satu memandikan bayi, peserta tidak mengetahui
pencegahan dari infeksi dan untuk bagaimana teknik memandikan bayi dengan
meningkatkan upaya higienis (Rukiyah, Y, benar dan tidak secara mandiri memandikan
2012). bayinya. Namun setelah dilakukan pelatihan
Menjadi seorang ibu baru memang tidak semua peserta paham dan mampu memandikan
mudah. Banyak pelajaran baru yang harus bayi secara mandiri.
perlahan-lahan dipelajari ibu untuk merawat Menurut Rivanica (2018), menyatakan
buah hatinya dengan baik. Salah satu pekerjaan bahwa hasil penelitian analisis bivariat dengan
yang tergolong banyak ditakuti ibu baru adalah menggunakan uji statistic chi square
saat harus memandikan bayi. Dimana kondisi didapatkan pada variabel pendidikan ibu p
fisik bayi yang masih lemah membuat ibu takut value 0,012 < α 0,05, ada hubungan yang
untuk memandikannya (Parker dan Catharine, signifikan antara pengetahuan ibu dengan
2008). perawatan tali pusat.
Memandikan bayi memiliki tantangan Memandikan bayi dan merawat tali pusat
tersendiri bagi orang tua terutama bila mereka bayi merupakan suatu keterampilan yang
baru pertama kali mempunyai seorang bayi. spesifik dan dapat diperoleh melalui proses
Tidak sedikit dari mereka yang tahu bagaimana belajar. Kebutuhan ibu-ibu baru terhadap
cara memadikan bayi sehingga mereka penggunaan jasa perawatan/baby sister/bidan
menyerahkan bayinya kepada pengasuh atau dalam perawatan bayi yang sering terjadi di era
neneknya (Alimul, 2007). sekarang adalah memandikan dan merawat tali
Selain memandikan bayi ketakutan lain pusat bayi sampai tali pusat puput/lepas.
yang dihadapi ibu baru adalah perawatan tali Sejalan dengan peran bidan dalam promosi
pusat dampak dari kurangnya keterampilan ibu kesehatan proses manajemen kebidanan,
dalam perawatan neonatal akan mengakibatkan peneliti bermaksud melakukan pelatihan
angka kematian tinggi, disamping hal tersebut perawatan bayi baru lahir pada ibu
juga ibu belum banyak mengetahui tentang primigravida, guna mempersiapkan ibu untuk
perawatan bayinya khususnya perawatan tali terampil dalam melakukan perawatan bayi baru
pusat yang baik dan jika dalam melakukan lahir sesuai dengan prosedur yang baik.
perawatan pada bayi baru lahir sedikit saja

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 3

Tujuan dalam penelitian ini adalah akan meresap keluar melalui arteri
diketahuinya pengaruh asuhan kebidanan pada umbilicalis.
bayi baru lahir terhadap kemampuan ibu dalam
memandikan bayi dan merawat tali pusat bayi Langkah-Langkah Perawatan Tali Pusat
baru lahir di BPM Lismarini Palembang tahun Bayi Baru Lahir
2019. Menurut Dewi, V, N (2012), langkah-langkah
perawatan tali pusat bayi baru lahir adalah
TINJAUAN PUSTAKA sebagai berikut:
Pengertian Bayi Baru Lahir a. Alat dan Bahan
Neonatus bayi baru lahir normal adalah 1. Air mengalir.
bayi baru lahir normal dengan berat 2500-4000 2. Sabun cuci tangan.
gram, cukup bulan, langsung menangis, dan 3. Handuk tangan.
tidak ada kelainan (cacat bawaan). Bayi baru 4. Kapas air hangat.
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan 5. Perlak.
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan 6. Dua buah waslap.
berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram. Bayi 7. Sabun bayi.
baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama 8. Handuk bayi.
satu jam pertama kelahiran (Kumalasari, 2015). 9. Popok dan pakaian bayi yang bersih dan
kering.
Yang Perlu Diperhatikan Pada Neonatus
Menurut Prawirohardjo (2010), yang perlu b. Langkah-Langkah Perawatan Tali Pusat
diperhatikan pada neonatus adalah sebagai 1. Mencuci tangan dengan air bersih dan
berikut: sabun.
a. Suhu badan dan lingkungan. 2. Membersihkan tali pusat dengan kapas air
b. Berat badan. hangat dan keringkan.
c. Mandi dan perawatan kulit. 3. Mempertahankan sisa tali pusat dalam
d. Pakaian. keadaan terbuka agar terkena udara dan
e. Perawatan tali pusat. menutupinya dengan kain bersih secara
f. Pemantauan tanda-tanda vital. longgar.
4. Melipat popok dibawah sisa tali pusat.
Pengertian Tali Pusat 5. Mencuci tali pusat dengan sabun dan air
Tali pusat atau Umbilical cord adalah bersih serta mengeringkannya secara benar
saluran kehidupan bagi janin selama dalam jika tali pusat terkena kotoran atau feses.
kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena 6. Menghindari untuk menyentuh tali pusat dan
saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menutupinya dengan perban atau bahan-
menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin bahan yang tidak bersih, tidak perlu
(Saifuddin, 2012). menggunakan salep antimikroba topikal.
7. Mecuci tangan sesudah tindakan.
Fungsi Tali Pusat
Menurut Saifuddin (2012), fungsi dari tali pusat Pengertian Memandikan Bayi
adalah sebagai berikut: Memandikan adalah suatu cara
a. Sebagai saluran yang menghubungkan membersihkan tubuh seseorang dengan cara
antara plasenta dan bagian tubuh janin menyiram dan merendam diri dalam air. Dalam
sehingga janin mendapat asupan oksigen, minggu pertama bayi cukup mandi satu kali
makanan dan antibodi dari ibu yang sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat.
plasenta melalui vena umbilicalis. Usahakan tidak langsung memandikan bayi
b. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh setelah menyusu, sedang lapar atau mengantuk
seperti urea dan gas karbon dioksida yang untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan,

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 4

atau kaget. Tujuan dari memandikan bayi untuk tenaga kesehatan terhadap perawatan tali
membersihkan tubuh bayi (Choirunnisa, 2009). pusat” dari hasil uji chi-square diperoleh
terdapat hubungan yang signifikan antara
Waktu Memandikan Bayi pengetahuan (p value = 0,002), peran
Memandikan bayi dapat dilakukan keluarga (p value = 0,031), lingkungan (p
minimal 6-24 jam setelah melahirkan. Bayi value = 0,007), dan dukungan tenaga
baru lahir biasanya diseliputi oleh verniks, kesehatan (p value = 0,004), terhapat
suatu zat yang menyerupai lilin menutupi bayi perawatan tali pusat.
saat lahir, harus dibiarkan terserap kedalam c. Prihandini and Hardiani (2015), melakukan
kulit karena ini merupakan pelembab yang luar penelitian tentang “Pengaruh pelatihan
biasa. Jika rambut bayi perlu dicuci, gunakan perawatan tali pusat dengan metode simulasi
air dan sisir saja untuk mengangkat kotoran. terhadap keterampilan merawat tali pusat
Dalam beberapa hari pertama bayi dapat pada ibu primigravida trimester II-III di
dibersihkan dengan cara bersihkan bagian atas wilayah kerja Puskesmas Ledokombo
dan bawah dengan menggunakan kapas Kabupaten Jember” hasil penelitian
(organik jika memungkinkan) dan air, dengan menunjukkan p value dengan uji wilcoxon
lembut membasuh mukanya (hati-hati disekitar pada kelompok eksperimen adalah 0,000
area halus sekitar mata) dan area popok. Ini dan 1,000 pada kelompok kontrol,
memungkinkan kulit bayi anda menyesuaikan sedangkan pada uji mann whitney
diri dengan dunia luar (Parker dan Catharine, didapatkan p value adalah 0,000 (a=0,05).
2008). Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pelatihan perawatan tali pusat terhadap
Tujuan Memandikan Bayi keterampilan merawat tali pusat pada
Adapun tujuan memandikan bayi adalah primigravida.
menjaga kebersihan, memberikan rasa segar, d. Lilin Turlina (2014), melakukan penelitian
mencegah terjadinya infeksi penyakit, memberi tentang “Pengaruh health education
rangsangan pada kulit. Namun ada hal penting terhadap keterampilan ibu dalam perawatan
yang harus selalu diperhatikan pada saat tali pusat pada bayi baru lahir normal di
memandikan bayi, hindari terjadinya hipotermi BPM Ny. Nurhidayati Desa Gendongkulon
pada bayi, mencegah masuknya air kedalam Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan”
mulut, telinga, dan hidung serta senantiasa hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
selalu memperhatikan adanya lecet pada daerah (51,9%) ibu nifas memiliki keterampilan
bokong, lipatan-lipatan kulit seperti paha, kurang sebelum diberikan health education
ketiak, dan punggung bayi (Williams, 2003). perawatan tali pusat, dan sebagian besar
(63,0%) ibu nifas memiliki keterampilan
Penelitian Terdahulu baik setelah diberikan health education
a. Rivanica (2018), melakukan penelitian perawatan tali pusat. Dengan p ≤ 0,001, Z –
tentang “Hubungan antara pendidikan dan 4,208 sehingga p < 0,05 artinya ada
pengetahuan ibu dengan perawatan tali pusat pengaruh health education terhadap
pada bayi baru lahir di bidan praktik mandiri keterampilan ibu dalam perawatan tali pusat.
Nurachmi” dari hasil penelitian analisis e. Zakiyyah, Ekasari And Hanifah (2017),
bivariat dengan menggunakan uji statistic melakukan penelitian tentang “Pendidikan
chi square didapatkan pada variabel kesehatan dan pelatihan memandikan bayi”
pendidikan ibu p value 0,012<α 0,05, ada menyatakan bahwa hasil dari 47 orang
hubungan yang signifikan antara peserta yang hadir dalam kegiatan
pengetahuan ibu dengan perawatan tali pengabdian masyarakat, yang terdiri dari 20
pusat. orang (43%) ibu yang mempunyai bayi usia
b. Mustohiroh dan Sugesti (2018), melakukan 0-28 hari, 20 orang (43%) ibu hamil, 5 orang
penelitian tentang “Hubungan pengetahuan, (14%) mahasiswa. Sebelum mendapat
peran keluarga, lingkungan, dan dukungan pendidikan kesehatan dan pelatihan

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 5

memandikan bayi, peserta tidak mengetahui observasi/penilaian terhadap kemampuan ibu


bagaimana teknik memandikan bayi dengan pada hari ke 3. Instrumen yang akan digunakan
benar dan tidak secara mandiri memandikan adalah check list.
bayinya. Namun setelah dilakukan pelatihan Uji statistik dilakukan dengan
semua peserta paham dan mampu menggunakan uji t-test untuk mengetahui
memandikan bayi secara mandiri. perbedaan mean dua kelompok data variabel
f. Andriani (2012), melakukan penelitian independen dan variabel dependen.
tentang “Gambaran kemampuan ibu
primigravida dalam memandikan bayi di HASIL
Kelurahan Polewali Kabupaten Polman” Pengaruh Asuhan Kebidanan pada Bayi
hasil penelitian menunjukkan bahwa Baru Lahir terhadap Kemampuan Ibu
kemampuan ibu primipara dalam dalam Memandikan Bayi Baru Lahir di
memndikan bayi sebagian besar BPM Lismarini Palembang tahun 2019
berkemampuan cukup yaitu 13 (65%) orang Penelitian ini dilakukan pada 30 responden
dan berkemampuan baik hanya 7 (35%) dimana pemberian asuhan dibagi menjadi 2
orang. kategori yaitu ya, jika diberikan asuhan dan
tidak, jika tidak diberikan asuhan. Sedangkan
METODOLOGI PENELITIAN kemampuan ibu dibagi menjadi 2 yaitu mampu
Pada penelitian ini variabel yang diteliti jika ≥ 80% mampu memandikan bayi sesuai
adalah kemampuan ibu sebagai variabel prosedur dan kurang mampu jika < 80%
dependen dan asuhan kebidanan pada bayi baru mampu memandikan bayi sesuai prosedur.
lahir sebagai variabel independen.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Tabel 1 Pengaruh Asuhan Kebidanan pada
penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Bayi Baru Lahir terhadap
kohort. Jumlah responden ini dibagi menjadi 2 Kemampuan Ibu dalam
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan Memandikan Bayi
kelompok kontrol. Dalam penelitian ini
kelompok eksperimen diberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir pada ≥ 6 jam
post partum sedangkan pada kelompok kontrol
tidak diberikan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir (asuhan hanya diajarkan pada
keluarga). Setelah 3 hari post partum maka
akan diobservasi kemampuan ibu baik dalam
memandikan bayi maupun melakukan
perawatan tali pusat. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah responden sebanyak 30 orang,
seluruh ibu bersalin di BPM Lismarini pada responden yang diberikan asuhan kebidanan
tahun 2019. Sampel yang digunakan dalam pada bayi baru lahir berjumlah 15 orang dengan
penelitian ini adalah sebagian ibu primipara kemampuan memandikan bayi mampu
yang bersalin di BPM Lismarini pada bulan sebanyak 14 (93,3%) responden lebih banyak
April - Mei sebanyak 30 orang. Dalam jika dibandingkan yang kurang mampu yaitu
pengambilan sampel ini menggunakan metode sebanyak 1 (6,66 %) responden. Sedangkan dari
non random sampling yaitu accidental 15 responden yang tidak diberikan asuhan
sampling, dimana sampel dipilih secara kebidanan pada bayi baru lahir hanya terdapat 3
bebas/kebetulan ada/dijumpai. (20%) responden yang mampu memandikan
Data yang digunakan adalah data primer. bayi lebih sedikit dari responden yang kurang
Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan mampu yaitu sebanyak 12 (80%) responden.
studi observasi dilakukan dengan memberikan Berdasarkan uji statistik t-test dengan
asuhan/arahan terlebih dahulu pada ≥ 6 jam derajat kepercayaan 95% dengan tingkat
post partum, kemudian dilakukan

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 6

kemaknaan (α) = 0,05, didapatkan ρ Value bahwa ada pengaruh yang signifikan
hitung 0,000 yaitu < (α) 0,05 menunjukkan (bermakna) antara pemberian asuhan perawatan
bahwa ada pengaruh yang signifikan tali pusat bayi baru lahir dengan tingkat
(bermakna) antara pemberian asuhan kemampuan ibu dalam melakukan perawatan
memandikan bayi dengan tingkat kemampuan tali pusat bayi baru lahir.
ibu dalam memandikan bayi.
PEMBAHASAN
Pengaruh Asuhan Kebidanan pada Bayi a. Pengaruh Asuhan Kebidanan pada Bayi
Baru Lahir terhadap Kemampuan Ibu Baru Lahir terhadap Kemampuan Ibu
dalam Merawat Tali Pusat Bayi Baru Lahir dalam Memandikan Bayi Baru Lahir di
di BPM Lismarini Palembang tahun 2019 BPM Lismarini Palembang tahun 2019
Penelitian ini dilakukan pada 30 responden Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
dimana pemberian asuhan dibagi menjadi 2 jumlah responden sebanyak 30 orang,
kategori yaitu ya, jika diberikan asuhan dan responden yang diberikan asuhan kebidanan
tidak, jika tidak diberikan asuhan. Sedangkan pada bayi baru lahir berjumlah 15 orang dengan
kemampuan ibu dibagi menjadi 2 yaitu mampu kemampuan memandikan bayi mampu
jika ≥ 80% mampu merawat tali pusat bayi baru sebanyak 14 (93,3%) responden lebih banyak
lahir sesuai prosedur dan kurang mampu, jika < jika dibandingkan yang kurang mampu yaitu
80% mampu merawat tali pusat bayi baru lahir sebanyak 1 (6,66 %) responden. Sedangkan dari
sesuai prosedur. 15 responden yang tidak diberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir hanya terdapat 3
Tabel 2 Pengaruh Asuhan Kebidanan pada Bayi (20%) responden yang mampu memandikan
Baru Lahir terhadap Kemampuan Ibu bayi lebih sedikit dari responden yang kurang
dalam Merawat Tali Pusat Bayi Baru
mampu yaitu sebanyak 12 (80%) responden.
Lahir
Berdasarkan uji statistik t-test dengan
derajat kepercayaan 95% dengan tingkat
kemaknaan (α) = 0,05, didapatkan ρ Value
hitung 0,000 yaitu < (α) 0,05 menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan
(bermakna) antara pemberian asuhan
memandikan bayi dengan tingkat kemampuan
ibu.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Setelah pemberian asuhan kebidanan pada
jumlah responden sebanyak 30 orang, bayi baru lahir dalam memandikan bayi jauh
responden yang diberikan asuhan kebidanan lebih banyak ibu yang mampu dalam
pada bayi baru lahir berjumlah 15 orang dengan memandikan bayinya, dibandingkan dengan ibu
kemampuan merawat tali pusat bayi baru lahir yang tidak diberikan asuhan kebidanan pada
mampu sebanyak 14 (93,3%) responden lebih bayi baru lahir. Penelitian ini sesuai dengan
banyak jika dibandingkan yang kurang mampu teori yang dijelaskan oleh Soekanto (2009),
yaitu sebanyak 1 (6,66%) responden. bahwasanya pendidikan diperlukan untuk
Sedangkan dari 15 responden yang tidak mendapat informasi misalnya hal-hal yang
diberikan asuhan kebidanan pada bayi baru menunjang kesehatan sehingga dapat
lahir hanya terdapat 4 (26,6%) responden yang meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan
mampu merawat tali pusat bayi baru lahir lebih sangat diperlukan bagi setiap orang, dalam hal
sedikit dari responden yang kurang mampu ini tugas kesehatan yaitu memberikan edukasi
yaitu sebanyak 11 (73,3%) responden. dan informasi kepada keluarga pentingnya
Berdasarkan uji statistik t-test dengan memandikan bayi. Selain itu Choirunnisa
derajat kepercayaan 95% dengan tingkat (2009), juga menyatakan bahwa pengetahuan
kemaknaan (α) = 0,05, didapatkan ρ Value merupakan upaya untuk membersihkan
hitung 0,000 yaitu < (α) 0,05 menunjukkan pengetahuan yang dapat merubah keperilaku

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 7

yang positif. Tidak semua orang tua berani keluarga, orang tua, kakak tentang bagaimana
memandikan bayinya sendiri, alasan mereka cara memandikan bayi. Karena pengalaman
adalah tidak mengerti cara memandikan bayi yang ia perolehlah maka mereka berani untuk
dengan benar. Ketidaktahuan orang tua ini memandikan bayinya sendiri.
khususnya timbul dari orang tua yang tidak mau Penelitian ini dilakukan hanya pada ibu
tahu bagaimana cara memandikan bayinya primipara saja, sehingga pada saat meneliti
malah menyerahkan bayinya kepada baby sister terkadang peneliti mengalami beberapa
atau kepada orang tua mereka, kurangnya kesulitan dalam menjalankan penelitian ini.
pengetahuan ini karena latar belakang Diantaranya yaitu, pada saat memberi asuhan
rendahnya pendidikan. tentang perawatan bayi baru lahir peneliti harus
Selain itu kemampuan ibu juga dapat benar-benar menjelaskan dan meyakinkan
bertambah melalui pengalaman yang pernah ia kepada ibu bahwa memandikan bayi itu
dapatkan dan hal ini juga sesuai dengan teori tidaklah susah seperti yang mereka kira, lalu
menurut Soekanto (2009), yang menyatakan peneliti juga harus dapat mempraktikkan secara
bahwa pengalaman merupakan sesuatu yang langsung didepan ibu dan memberikan
pernah dialami seseorang yang menambah kesempatan bagi ibu untuk mencoba dalam
pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal. memandikan bayinya. Selain itu, kesulitan lain
Begitu pula ibu nifas yang dulu sudah pernah yang dihadapi peneliti yaitu pada saat peneliti
melahirkan akan lebih mudah untuk merawat melakukan informed consent karena terkadang
dan memandikan bayinya. Berbeda dengan ibu ada beberapa orang tua ibu yang ragu terhadap
nifas yang pertama kali melahirkan mereka kemampuan peneliti dan takut jika anaknya
akan canggung untuk merawat bayinya. dijadikan sebagai bahan praktik atau percobaan.
Ibu yang bisa dalam memandikan bayinya Tetapi hal ini dapat peneliti selesaikan karena
sendiri tentunya ia akan merasa senang karna peneliti mendapatkan izin dan dukungan
mampu dalam memenuhi salah satu tugasnya langsung dari ketua BPM Lismarini tempat
menjadi seorang ibu. Selain itu ibu juga akan peneliti melakukan penelitian, ketua BPM juga
merasa ada ikatan batin dan kasih sayang yang langsung membantu peneliti meyakinkan orang
lebih. Hal ini sesuai dengan teori yang tua ibu bahwa anaknya akan baik-baik saja,
dijelaskan oleh Iskarina (2008), tentang tidak ada yang menjadikan anaknya sebagai
manfaat dalam memandikan bayi diantaranya bahan percobaan, serta ketua BPM juga
yaitu dapat membangun hubungan yang sangat menjelaskan bahwa peneliti memiliki
erat antara ibu dan anak, mempunyai manfaat kemampuan baik praktik maupun teoritis yang
yang sangat bagus untuk kebersihan dan lebih tentang penelitian yang akan
kesehatan bayi, mandi akan membersihkan rasa dilakukannya.
nyaman bagi tubuh bayi dan merupakan cara Hasil penelitian ini didukung oleh
yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan penelitian Zakiyyah, Ekasari And Hanifah
memandikan bayi. (2017), melakukan penelitian tentang
Selain itu dari hasil penelitian ini terdapat “Pendidikan kesehatan dan pelatihan
pula ibu yang bisa dalam memandikan bayinya memandikan bayi” menyatakan bahwa hasil
meskipun tidak diberikan asuhan sebelumnya. dari 47 orang peserta yang hadir dalam kegiatan
Hal ini berdasarkan dari pernyataan ibu yang pengabdian masyarakat, yang terdiri dari 20
mampu dalam memandikan bayinya, yaitu orang (43%) ibu yang mempunyai bayi usia 0-
dikarenakan pengetahuan ibu yang lebih 28 hari, 20 orang (43%) ibu hamil, 5 orang
tentang bagaimana menjadi seorang ibu baru (14%) mahasiswa. Sebelum mendapat
saat bayinya lahir nanti, dan pengetahuan ini pendidikan kesehatan dan pelatihan
ibu dapatkan melalui orang tuanya, selain itu memandikan bayi, peserta tidak mengetahui
melalui sosial media seperti google dan youtube bagaimana teknik memandikan bayi dengan
tentang bagaimana cara memandikan bayi baru benar dan tidak secara mandiri memandikan
lahir. Selain itu, ada pula ibu yang mengatakan bayinya. Namun setelah dilakukan pelatihan
bahwa ia mendapatkan pengalaman dari

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 8

semua peserta paham dan mampu memandikan Berdasarkan uji statistik t-test dengan
bayi secara mandiri. derajat kepercayaan 95;% dengan tingkat
Selain itu, penelitian Andriani (2012), kemaknaan (α) = 0,05, didapatkan ρ Value
melakukan penelitian tentang “Gambaran hitung 0,000 yaitu < (α) 0,05 menunjukkan
kemampuan ibu primigravida dalam bahwa ada pengaruh yang signifikan
memandikan bayi di Kelurahan Polewali (bermakna) antara pemberian asuhan kebidanan
Kabupaten Polman” hasil penelitian pada tali pusat bayi baru lahir dengan tingkat
menunjukkan bahwa kemampuan ibu primipara kemampuan ibu.
dalam memndikan bayi sebagian besar Menurut Suherni (2009), dampak dari
berkemampuan cukup yaitu 13 (65%) orang kurangnya keterampilan ibu dalam perawatan
dan berkemampuan baik hanya 7 (35%) orang. neonatal akan mengakibatkan angka kematian
Bagi ibu primipara memandikan bayi tinggi, disamping hal tersebut juga ibu belum
bukanlah hal yang mudah untuk mereka banyak mengetahui tentang perawatan bayinya
lakukan. Dari penelitian ini pemberian asuhan khususnya perawatan tali pusat yang baik dan
perawatan bayi baru lahir khususnya pada ibu jika dalam melakukan perawatan pada bayi
primipara dapat meningkatkan pengetahuan dan baru lahir sedikit saja melakukan perawatan
kemampuan ibu dalam memandikan bayi baru tali pusat yang kurang benar maka bayi dapat
lahir. Sehingga kemungkinan terjadinya infeksi mengalami infeksi (Tetanus Neonatorum) dan
pada bayi baru lahir dapat menurun karena dapat mengakibatkan kematian.
memandikan bayi merupakan salah satu upaya Maka dari itu dapat dilihat bahwa dari
pencegahan dari infeksi dan upaya untuk hasil pemberian asuhan tentang perawatan tali
meningkatkan higienis. Dari penelitian ini pusat pada bayi baru lahir memiliki hasil
diharapkan agar setiap tenaga kesehatan dapat dimana banyak ibu yang belum mengetahui
memberikan asuhan perawatan bayi baru lahir tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan
khususnya pada ibu primipara dalam sesuai standar. Tetapi setelah dilakukannya
memandikan bayi sehingga setelah pasca salin pemberian asuhan perawatan tali pusat yang
ibu dapat menerapkan asuhan yang telah baik dan sesuai standar dapat dilihat banyak ibu
diberikan, dan hal ini pula dapat menurunkan yang mampu dalam melakukan perawatan tali
ketakutan yang dialami oleh ibu primipara pusat dibandingkan dengan ibu yang tidak
dalam memandikan bayinya. diberikan asuhan.
Hal ini sesuai dengan teori Mitayani
b. Pengaruh Asuhan Kebidanan pada Bayi (2012), bahwa lepasnya tali pusat selain
Baru Lahir terhadap Kemampuan Ibu dipengaruhi oleh perawatan tali pusat dengan
dalam Merawat Tali Pusat Bayi Baru menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
Lahir di BPM Lismarini Palembang juga dipengaruhi kepatuhan ibu untuk
tahun 2019 membersihkan tali pusat setiap hari. Pada
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa proses pemisahan secara nominal jaringan
jumlah responden sebanyak 30 orang, dalam jumlah banyak yang disertai dengan
responden yang diberikan asuhan kebidanan timbulnya abdomen pada kulit. Sebelum luka
pada bayi baru lahir berjumlah 15 orang dengan sembuh merupakan jalan masuk untuk infeksi,
kemampuan merawat tali pusat bayi baru lahir yang dapat dengan cepat menyebabkan sepsis.
mampu sebanyak 14 (93,3%) responden lebih Pengenalan dan pengobatan secara dini infeksi
banyak jika dibandingka yang kurang mampu tali pusat sangat penting untuk mencegah
yaitu sebanyak 1 (6,66%) responden. sepsis. Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan
Sedangkan dari 15 responden yang tidak nanah, atau berbau busuk, tapi kemerahan dan
diberikan asuhan kebidanan pada bayi baru pembengkakan terbatas pada daerah <1 cm
lahir hanya terdapat 4 (26,6%) responden yang disekitar pangkal tali pusat disebut sebagai
mampu merawat tali pusat bayi baru lahir lebih infeksi tali pusat lokal atau terbatas. Jika kulit
sedikit dari responden yang kurang mampu disekitar tali pusat merah dan mengeras atau
yaitu sebanyak 11 (73,3%) responden. bayi mengalami distensi abdomen disebut

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 9

infeksi tali pusat berat atau meluas. Lama plasenta melalui vena umbilicalis dan sebagai
penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti
kurang dari 5 hari, normal jika antara 5-7 hari urea dan gas karbon dioksida yang akan
dan lambat jika >7 hari. meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
Menurut teori Wihono (2012), juga Selain itu dalam melakukan perawatan tali
menyatakan bahwa Pengeringan dan pelepasan pusat hendaknya ibu mempersiapkan alat dan
tali pusat dipermudah karena terpapar udara. bahan apa yang akan digunakan serta mencuci
Dalam 24 jam warna putih tali pusat tangan dengan sabun dan air bersih dan sesuai
menghilang, berubah menjadi kuning dengan langkah-langkah yang telah peneliti
kecoklatan dan mengering atau kehitaman berikan asuhan sesuai dengan teori Dewi, V, N
kering serta kaku (ganggren kering). Jaringan (2012), tentang bagaimana langkah-langkah
tali pusat yang mengalami devitalisasi perawatan tali pusat bayi baru lahir yang baik.
merupakan media yang baik untuk Dalam pemberian asuhan perawatan tali
pertumbuhan kuman-kuman, terutama bila tali pusat bayi baru lahir peneliti mengalami
pusat dalam keadaan lembab dan perawatannya kesulitan yaitu, dalam menerapkan perawatan
tidak bersih. Sisa potongan tali pusat menjadi tali pusat karena pada penelitian ini peneliti
sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru menggunakan metode perawatan tali pusat
lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan secara terbuka dan terkadang hal ini
membiarkan tali pusat tetap kering dan bersih. bertentangan dengan cara atau adat yang sering
Pemisahan yang terjadi diantara pusat dan tali digunakan oleh orang tua biasanya. Karena
pusat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau terkadang mereka masih mempercayai tentang
diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena perawatan tali pusat menggunakan ramuan-
terjadi infeksi bakteri. ramuan, dan yang mereka ketahui tentang
Sedangkan pada ibu yang dapat melakukan perawatan tali pusat yang terbaru yaitu
perawatan tali pusat meskipun tidak diberikan menggunakan kassa steril saja dan
asuhan perawatan tali pusat sebelumnya hal itu menggunakan betadine. Sehingga peneliti harus
karenakan pengetahuan ibu yang lebih tentang benar-benar bisa meyakinkan ibu dan
cara merawat tali pusat pada bayinya yaitu keluarganya bahwa dengan perawatan tali pusat
melalui informasi yang mereka dapatkan dari terbuka maka lepasnya tali pusat akan lebih
orang tua, dan memalui sosial media. Selain itu cepat karena tali pusat langsung terpapar oleh
ada juga ibu yang mengatakan bahwa semua itu udara yang dapat menyebabkan tali pusat cepat
ia dapatkan melalui pengalaman dari keluarga mengering dan lepas. Sebelum melakukan
sebelum mereka hamil. Tetapi dari hasil perawatan tali pusat, peneliti juga menjelaskan
penelitian ini hanya ada beberapa ibu yang bahwa perawatan tali pusat itu banyak salah
dapat melakukannya itupun hanya pada batas satunya yaitu perawatan tali pusat secara
tahu dan selebihnya mereka juga masih bingung terbuka. Tetapi setelah dilakukannya penelitian
dan takut salah dalam melakukan perawatan ini alhamdulillah penelitian ini berhasil karena
pada bayinya. proses pelepasan tali pusat terjadi secara cepat,
Dalam perawatan tali pusat haruslah bersih kebanyakan tali pusat lepas pada hari ke-3 atau
dan sesuai dengan prosedur hal ini dikarenakan paling lama pada hari ke-5. Sehingga dengan
tali pusat merupakan saluran penghubungan dilakukannya penelitian ini maka pengetahuan
antara plasenta dan bagian tubuh bayi dan dan kemampuan ibu primipara dapat meningkat
sebagai sumber oksigen, antibodi dari ibu serta kejadian infeksi pada tali pusat dapat
kejaninnya. Hal ini sesuai dengan fungsi pada menurun dan angka kematian bayi juga
tali pusat yang dijelaskan oleh Saifuddin menurun.
(2012), yaitu tali pusat sebagai saluran yang Hasil penelitian ini juga didukung oleh
menghubungkan antara plasenta dan bagian penelitian menurut Rivanica (2018), melakukan
tubuh janin sehingga janin mendapat asupan penelitian tentang “Hubungan antara
oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang pendidikan dan pengetahuan ibu dengan
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 10

bidan praktik mandiri Nurachmi” dari hasil mampu melakukan perawatan tali pusat yang
penelitian analisis bivariat dengan baik dan sesuai prosedur.
menggunakan uji statistic chi square didapatkan
pada variabel pendidikan ibu p value 0,012<α KESIMPULAN
0,05, ada hubungan yang signifikan antara Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pengetahuan ibu dengan perawatan tali pusat. dilakukan di BPM Lismarini Tahun 2019, maka
Kemudian didukung pula oleh penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
menurut Mustohiroh dan Sugesti (2018), 1. Ada pengaruh asuhan kebidanan pada bayi
melakukan penelitian tentang “Hubungan baru lahir terhadap kemampuan ibu dalam
pengetahuan, peran keluarga, lingkungan, dan memandikan bayi baru lahir dengan uji
dukungan tenaga kesehatan terhadap perawatan statistik t-test didapat ρ value 0,000 yaitu <α
tali pusat” dari hasil uji chi-square diperoleh 0,05.
terdapat hubungan yang signifikan antara 2. Ada pengaruh asuhan kebidanan pada bayi
pengetahuan (p value = 0,002), peran keluarga baru lahir terhadap kemampuan ibu dalam
(p value = 0,031), lingkungan (p value = 0,007), merawat tali pusat bayi baru lahir dengan uji
dan dukungan tenaga kesehatan (p value = statistik t-test didapat ρ value 0,000 yaitu <α
0,004), terhapat perawatan tali pusat. 0,05.
Serta hasil penelitian ini didukung pula
oleh penelitian menurut Prihandini and DAFTAR PUSTAKA
Hardiani (2015), melakukan penelitian tentang Alimul, Hidayat (2007) Buku Saku Pratikum
“Pengaruh pelatihan perawatan tali pusat Keperawatan Anak. Edited by EGC.
dengan metode simulasi terhadap keterampilan Jakarta.
merawat tali pusat pada ibu primigravida Andriani, W. '(2012) Gambaran kemampuan
trimester II-III di wilayah kerja Puskesmas ibu primigravida dalam memandikan bayi
Ledokombo Kabupaten Jember” hasil di Kelurahan Polewali Kabupaten Polman.
penelitian menunjukkan p value dengan uji Choirunnisa (2009) Panduan Penting Merawat
wilcoxon pada kelompok eksperimen adalah Bayi Dan Balita. Edited by moncer
0,000 dan 1,000 pada kelompok kontrol, publisher. Yogyakarta.
sedangkan pada uji mann whitney didapatkan p Dewi, V, N, L. (2012) Asuhan Neonatus Bayi
value adalah 0,000 (a=0,05). Disimpulkan Dan Anak Balita. Edited by Salemba
bahwa terdapat pengaruh pelatihan perawatan medika. Jakarta.
tali pusat terhadap keterampilan merawat tali Kumalasari (2015) Panduan Praktik
pusat pada primigravida. Laboratorium Dan Klinik Perawatan
Pemberian asuhan perawatan tali pusat Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru
pada bayi baru lahir merupakan suatu hal yang Lahir Dan Kontrasepsi. Edited By
sangat penting. Karena selain perawatannya Salemba Medika. Jakarta.
harus bersih dan kering juga dipengaruhi oleh Lilin Turlina, M. D. P. L. (2014) „Pengaruh
kepatuhan ibu dalam membersihkan tali pusat Health Education Terhadap Keterampilan
setiap hari. Jika perawatan tali pusat dilakukan Ibu Dalam Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
dengan baik dan sesuai prosedur maka Baru Lahir Normal Di Bpm Ny.
pelepasan tali pusat akan lebih cepat dan jika Nurhidayati Desa Gendongkulon
dalam melakukan perawatan tali pusat tidak Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan‟,
bersih maka akan mengakibatkan infeksi tali 01.
pusat pada bayi baru lahir. Sehingga diharapkan Mitayani (2012) Buku Saku Perawatan Tali
kepada tenaga kesehatan untuk dapat Pusat. Edited by EGC. Jakarta.
memberikan asuhan perawatan tali pusat bayi Mustohiroh dan Sugesti (2018) 'Hubungan
baru lahir secara benar dan sesuai prosedur, pengetahuan, peran keluarga, lingkungan,
agar kejadian infeksi tali pusat dapat menurun dan dukungan tenaga kesehatan terhadap
dan AKB pula dapat menurun karena ibu perawatan tali pusat'. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Indonesia, Juornals. Stikim.

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020


Ririn Anggraini | 11

ac.id.
Parker dan Catharine (2008) Konsultasi
Kebidanan. Edited By Erlangga. Jakarta.
Prawirohardjo (2010) Ilmu Kebidanan. Edited
By Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Prihandini, R. And Hardiani, R. S. (2015)
„Prihandini, Rosalind, Hardiani, Ratna
Sari‟, E-Journal Pustaka Kesehatan, 3(2),
Pp. 303–310.
Priyono, Y (2011) Merawat Bayi Tanpa Baby
Sister. Edited By Media Pressindo.
Yogyakarta.
Rivanica, R. (2018) „Volume 1, Nomor 2,
Februari 2018 Rhipiduri Rivanica‟, 1, Pp.
118–126.
Rukiyah, Y, A (2012) Asuhan Neonatus Bayi
Dan Anak Balita. Edited By Trans Info
Medika. Jakarta.
Saifuddin (2012) Teknik Terbaru Perawatan
Tali Pusat. Edited By Egc. Jakarta.
Soekanto (2009) Peranan Sosiologi Suatu
Pengantar. Edited By Edisi Baru Rajawali
Pers. Jakarta.
Suherni, Dkk (2009) Perawatan Masa Nifas.
Edited By Fitramaya. Yogyakarta.
Wihono (2012) Perawatan Tali Pusat
(Umbilikal Cord) Pada Bayi Baru Lahir.
Edited By Edisi Kedua Salemba Medika.
Jakarta.
Williams (2003) Baby Care: Pedoman
Merawat Bayi. Edited By EGC. Jakarta.
Zakiyyah, M., Ekasari, T. And Hanifah, I.
(2017) „Pendidikan Kesehatan Dan
Pelatihan Memandikan Bayi‟, J-
PENGMAS: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), Pp. 29–36.

Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 9 No. 1, Maret 2020

You might also like