Professional Documents
Culture Documents
ID Pengaruh Pemberian Ekstrak Secang Caesalpinnia Sappan L Terhadap Kualitas Sensor
ID Pengaruh Pemberian Ekstrak Secang Caesalpinnia Sappan L Terhadap Kualitas Sensor
ABSTRACT
Cases of food-borne diseases are still quite high in the community. The cause of most
cases were related to microbes. Sappan is one of the natural dyes, which also has an
antibacterial effect. The purpose of this study was to analyze the effect of sappan wood
extract to sensorial and microbiological quality of steamed cake. This research is a true
experimental study with post-test only control group design. Sensorial quality was
measured with a hedonic test, which was performed on 9 panelists who were given 4
groups of steamed cake contain 1%, 2%, 3% of sappan extract and steamed cake given
food coloring. The number of bacteria was measured by total plate count test. Samples of
microbiological quality test were 3 groups of steamed cake containing 1%, 2%, 3% of
sappan extract with 9 replicates and control group without sappan extract. Sensorial
quality test results showed no difference in the degree of acceptance of the panelists on
the flavor (p=0.652) and taste (p=0.172). There were differences in the degree of
acceptance of panelists to color (p=0.012), in which concentration of 2% and 3% were
unlike. Microbiological test results showed that Staphylococcus aureus was not found for
4 days of observations both on sample with extract sappan or not but Escherichia coli
and Streptococcus pneumoniae were found on the second day of observation on the whole
samples. It is concluded that sappan extract on steamed cake did not affect the
acceptance of the flavor and taste but affected on the acceptance of color. Sappan extract
at a concentration of 3% could not inhibit the growth of Escherichia coli and
Streptococcus pneumoniae.
278
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
19,0±1,2 mm, Enterobacte aerogens 18,0±1,4 hingga benar – benar rata. Adonan dibagi
mm, Candida albicans 18,0±1,7 mm, menjadi 3 bagian yang sama. 1 bagian diberi air
Aspergillus niger 10,0±0,8 mm, Escherichia coli matang, 1 bagian diberi pewarna makanan, dan 1
9,0±0,7 mm dan zona hambat minimum larutan bagian diberi ekstrak secang. Adonan yang akan
ekstrak secang dengan pelarut air sebesar diberi ekstrak secang dibagi menjadi 28 bagian
7,0±0,7 mm terhadap Pseudomonas aeruginosa. sebelum masing-masing bagian diberi ekstrak
17
secang. Ambil adonan kemudian tuangkan
kedalam paper cup yang sudah diberi label
METODE PENELITIAN sesuai konsentrasi hingga ¾ bagian atau hingga
Penelitian ini dilakukan pada kelompok penuh. Untuk setiap bagian diberi setidaknya 1,5
Sampel yaitu bolu kukus yang terbagi atas 3 sendok teh ekstrak secang, 1 bagian adonan
kelompok perlakuan dengan 9 pengulangan menghasilkan 2 sampel bolu kukus yang akan
untuk konsentrasi secang 1%, 2%, dan 3%, 9 digunakan untuk uji Staphylococcus dan uji
pengulangan untuk pewarna makanan dan 1 hedonik.Kukus dengan api sedang(± 50-60oC)
pengulangan untuk kontrol (tidak diberi selama kurang lebih 15 menit atau hingga
apapun). Penelitian ini merupakan jenis matang. Proses pengukusan adonan dibagi
penelitian true experimental research dengan menjadi 4, menggunakan 2 panci kukus yang
desain the post test only control group. Kualitas sama besar. Proses pengkukusan dibagi menjadi
sensori diukur dengan uji hedonik, yang 4 tahap dengan tiap tahapnya terdapat sampel
dilakukan pada 9 panelis untuk menguji 4 tiap konsentrasi, hal ini dilakukan untuk
kelompok sampel yaitu yang diberi pewarna mengendalikan suhu pada sampel, agar pada tiap
makanan, dan yang diberi ekstrak secang dengan konsentrasinya terbagi atas suhu yang sama.
konsentrasi 1%, 2%, 3%. Jumlah bakteri diukur Analisis bivariat digunakan untuk
dengan uji total plate count di Laboratorium mengetahui adanya perbedaan antara variabel
FIKKES UNIMUS. bebas dan variabel terikat menggunakan uji
Ekstrak yang digunakan dalam Kruskal-Wallis. Jika p < 0,05 maka Ho ditolak
penelitian melalui perebusan selama 20 yang berarti ada perbedaan antara variabel bebas
menit.Simplisia kayu secang ditimbang sesuai dengan variabel terikat. Jika p ≥ 0,05 maka Ho
ketentuan tiap konsentrasi menggunakan diterima yang berarti tidak ada perbedaan antara
timbangan analitik. Pada proses perebusan air variabel bebas dengan variabel terikat.
menguap hampir separuh dari jumlah awal
sehingga tiap konsentrasi diperbanyak sebanyak HASIL PENELITIAN
5 kali. Pengujian terhadap tingkat kesukaan
Table 1.konsentrasi ekstrak secang meliput kenampakan, aroma, tekstur, warna, dan
Yang dibutuhkan rasa. Nilai konsumen berkisar 1-7, yaitu : 1
Konsentrasi
(gr/ml) (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 4
1% 1/100 (netral/biasa), 6 (suka), 7 (sangat suka). Batas
2% 2/100 penolakan untuk produk ini adalah 2, artinya
3% 3/100 bila produk yang diuji memperoleh nilai sama
atau lebih kecil dari 2 maka produk tersebut
Air hasil rebusan disaring menggunakan dinyatakan tidak diterima oleh panelis.18
kertas saring.Proses pembuatan sampel dengan Grafik1 menunjukkan bahwa warna
mencampur bahan (gula pasir, telur, dan pada kontrol lebih disukai dan warna pada
emulsifer) kemudian kocok hingga berubah sampel yang diberi ekstrak secang dengan
menjadi putih selama kurang lebih 10-20 menit. konsentrasi 3% (X3) kurang disukai.
Kemudian campurkan tepung terigu, aduk Grafik 2 menunjukan bahwa diperoleh
aroma pada sampel yang diberi ekstrak secang
280
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Grafik2
2 Hasil uji hedonik untuk aroma Grafik33 Hasil uji hedonik untuk rasa
6,60
6,40
6,20 X1
6,00 X2
5,80 X3
5,60 Kontrol
5,40
Rerata
281
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
memperoleh nilai sama atau lebih kecil dari dua stafilokokus dari satu individu ke individu yang
maka produk tersebut dinyatakan tidak diterima lain.26
oleh panelis.18 Jika dilihat dari rata-rata Pada penelitian, proses pembuatan
penilaian panelis terhadap warna, rasa dan sampel dilakukan dengan memperhatikan
aroma, maka bolu kukus masih dapat diterima kehigienisan pembuat dan peralatan. Proses
oleh panelis. pembuatan sampel menggunakan sarung tangan,
Hasil penelitian kualitas mikrobiologi peralatan yang digunakan juga diperhatikan
menunjukkan bahwa pada sampel tidak kebersihannya. Proses pengiriman sampel dari
ditemukan bakteri Staphylococcus aureus tempat pembuatan ke Laboratorium
melainkan bakteri Escherichia coli dan mikrobiologi FIKKES UNIMUS menggunakan
Streptococcus pneumonia. Zona hambat wadah makanan khusus dan tertutup untuk
maksimum larutanekstrak kayu secang menghindari kontaminasi dari udara saat
(5mg/disc) dengan pelarut air sebesar 28.0±2.3 perjalanan.S.aureus mudah tumbuh jika terjadi
mm terhadap Staphylococcus aureus, diikuti kontaminasi pada pangan yang telah mengalami
oleh Salmonella typhi 20.0±1.3 mm, pengolahan. Pada dasarnya sifat Staphylococcus
Streptococcus facealis 19.0±1.2 mm, aureus yang merupakan kompetitor lemah dalam
Enterobacte aerogens 18.0±1.4 mm, Candida ekosistem mikrobial yang kompleks sehingga
albicans 18.0±1.7 mm, Aspergillus niger adanya bakteri patogen dan pembusuk lain dapat
10.0±0.8 mm, Escherichia coli 9.0±0.7 mm dan menghambat pertumbuhannya.27,28 Hasil
zona hambat minimum larutan ekstrak secang penelitian menyatakan bahwa Staphylococcus
dengan pelarut air sebesar 7.0±0.7 mm terhadap aureus tidak ditemukan pada sampel tetapi
Pseudomonas aeruginosa.17 Pada penelitian terdapat bakteri lain yaitu Escherichia coli dan
setiap sampel menggunakan sekitar 300 mg Streptococcus pneumonia. Diketahui bahwa
ekstrak secang pada konsentrasi 3%, atau sekitar bakteri Escherichia coli dan Streptococcus
60 kali lebih besar tetapi bakteri pneumonia adalah bakteri pathogen.
Staphylococcusaureus tidak ditemukan.
Penelitian sebelumnya menggunakan ekstrak KESIMPULAN
secang yang sudah melewati proses ekstraksi Penggunaan ekstrak secang pada bolu
dengan menggunakan etanol/ petroleum ether kukus tidak mempengaruhi penerimaan terhadap
(500ml) sedangkan pada penelitian ini ekstraksi aroma dan rasa tetapi berpengaruh terhadap
dibuat hanya dengan merebus kayu secang warna.Warna pada konsentrasi 2% dan 3%
selama 20 menit. kurang disukai oleh panelis. Bakteri
Staphylococcus aureus dapat diisolasi Staphylococcus aureus tidak ditemukan pada
dari kulit dan hidung manusia serta binatang, semua sampel selama 4 hari pengamatan tetapi
serta lesi-lesi kulit yang terinfeksi. Organisme terdapat bakteri lain yaitu Escherichia coli dan
ini berbentuk batang,bersifat gram positif, Streptococcus pneumonia yang mulai tumbuh
tumbuh dalam lingkungan aerob dan anaerob pada hari kedua pengamatan. Ekstrak secang
pada suhu optimum 37oC,sedangkan mati bila pada konsentrasi 3% belum dapat menghambat
suhu meningkat hingga 55oC.25 Keberadaan pertumbuhan Escherichia coli dan Streptococcus
Staphylococcus aureus dalam bahan pangan erat pneumonia.
kaitannya dengan sanitasi pekerja serta
kebersihan lingkungan dan peralatan DAFTAR PUSTAKA
pengolahan.Infeksi Staphylococcus aureus 1. BPOM. Bahaya keracunan dapat berkurang
terutama ditularkan dengan kontak langsung. apabila makanan disimpan dan disiapkan
Perhatian yang sungguh-sungguh pada teknik dengan baik. Jakarta: BPOM. 2012.
pencucian tangan merupakan cara yang paling http://www.pom.go.id/ppid/rar/LAPTAH_2
efektif untuk pencegahan penyebaran
283
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
011.pdf (Diakses pada tanggal 23 Maret Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.).
2014) Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
2. NWS Government health indonesian. Yogyakarta Fakultas Teknobiologi
Foodborne diseases. NSW Multicultural Program Studi Biologi. 2012.
Health Communication Service DOH-7120. 8. Holinesti, R. Studi Pemanfaatan Pigmen
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publicat Brazilein Kayu Secang (Caesalpinia
ionsandresources/pdf/publication- sappan L.) Sebagai Pewarna Alami
pdfs/diseases-and-conditions/7120/doh- Serta Stabilitasnya pada Model Pangan.
7120-ind.pdf (Diakses pada tanggal 23 Bogor: Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Maret 2014) UNP, Vol. I, No. 2, Page 11-21. 2009.
3. Sugiyatmi, S. Analisis Faktor-Faktor Risiko (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013)
Pencemaran Bahan Toksik Boraks Dan 9. Maharani, K. Stabilitas Pigmen
Pewarna Pada Makanan Jajanan Brazilein pada Kayu Secang
Tradisional Yang Dijual Di Pasar-Pasar (Caesalpinia sappan L.). Bogor:
Kota Semarang Tahun 2006.Semarang: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Program Pasca Sarjana Universitas Pertanian Bogor. 2003. (Diakses pada
Diponegoro Semarang. 2006. tanggal 23 Maret 2014)
http://eprints.undip.ac.id/15326/1/SRI_SUG 10. Tulastiati, Y. A. Aplikasi Pewarna
IYATMIE4B004082.pdf. (Diakses pada Alami Kayu Secang (Caesalpinia span
tanggal 23 Maret 2014) L.) pada makanan basah dan permen.
4. Dinkes Prov Jateng. Profil Dinas Kesehatan Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian,
Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Institus Pertanian Bogor. 2003. (Diakses
Dinkes Prov Jateng. 2012. pada tanggal 23 Maret 2014)
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen 11. Prasetyo, E & Kusnadi, J. Formula
/2013/SDK/Mibangkes/profil2012/BAB_I- Bubuk “Teajes” Instan Pada Filtrat Teh
VI_2012_fix.pdf. (Diakses pada tanggal 21 Hijau (Camellia sinensis) Dan Filtrat
Maret 2014) Jahe (Zingiber officinale) Dengan
5. Mudjajanto, E. styo & Purwati. Aspek Penambahan Filtrat Kayu Secang
Gizi dan Keamanan Pangan Makanan (Caesalpinia sappan). Malang: Fakultas
jajanan di Bursa Kue Subuh Pasar Teknologi Pertanian Universitas
Senen, Jakarta Pusat. Jakarta: Media Brawijaya. 2012.
Gizi & Keluarga. 2003. 27 (2): 93-99. http://tehapeub.net/ejurnal/23ac3-Eko-
(Diakses pada tanggal 22 Maret 2014) Prasetyo.pdf
6. Hapsari, L & Mulyani, W. Pembuatan 12. Hermawati, H. D. Ekstraksi dan
Konsentrat Zat Warna Untuk Bahan karakterisasi zat warna dari kulit pohon
Makanan dari Daun Pandan (Pandanus secang (Caesalpinia sappan L.) serta uji
amaryllifolius roxb.) dan Biji Kesumba potensinya sebagai pewarna tekstil.
(Bixa orellana linn) Beserta Malang: Universitas Negeri Malang.
Penerapannya. Surakarta: Teknik 2010 http://library.um.ac.id/free-
Kimia, Universitas Sebelas Maret. 2010. contents/download/pub/pub.php/46630.
http://eprints.uns.ac.id/2819/1/16488290 pdf. (diakses pada tanggal 19 Maret
1201208061.pdf. (Diakses pada tanggal 2014)
23 Maret 2014) 13. Koswara, S. Pewarna Alami : Produksi
7. Sari, C.I. Permata. (Skripsi) Kualitas Dan Penggunaannya.
Minuman Serbuk Kersen (Muntingia eBookPangan.com. 2009.
Calabura L.) Dengan Variasi http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
Konsentrasi Maltodekstrin Dan Ekstrak
284
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
285