You are on page 1of 6

Sunnati et al.

J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):26-31

[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/

GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PADA PASIEN SINUSITIS (KAJIAN DI


POLIKLINIK THT RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA)

Sunnati1, Sri Rezeki1, Zulfan M. Alibasyah1, Dewi Saputri1, Syifa2


1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

__________________________________________________________________________________
Abstract

Sinusitis is an inflammation of nose and paranasal sinuses. Signs and symptoms that found in sinusitis
patients are problem in sense of smell, facial pain, nasal obstruction, and discharge of mucopurulent
nasal drip. Nasal obstruction tend to causes patient mouth breathing then patient having symptom of
xerostomia. In xerostomia patient which accompanied by decrease of salivary flow rate, the
antimicrobial action of saliva will decrease, so the formation of plaque will increase. This study aims
to determine periodontal status of sinusitis patients. This research is a descriptive study with non
experimental design. The method used to select the subject is purposive sampling, which the subjects
are sinusitis outpatients in Ear, Nose, Throat Polyclinic of Meuraxa Hospital. This research started
from August to October 2019 in Meuraxa Hospital, Banda Aceh. Research done by the examination of
OHIS, pocket periodontal depth, and clinical attachment loss. The results show that subjects with acute
sinusitis are 24% and chronic sinusitis are 76%. Oral hygiene of sinusitis patients show 72% fair score
and 28% poor score. Periodontal pocket depth under 4 mm in percentage of 100%. Clinical attachment
loss show 88% mild, 8% fair, and 4% severe. The conclusion of this study are no sinusitis patient
having good oral hygiene, but the higher score is fair oral hygiene with percentage of 72%. Periodontal
pocket depth in all subjects are under 4 mm. Mild clinical attachment loss is the greater with percentage
of 88%.

Keywords: Sinusitis, oral hygiene, periodontal pocket, clinical attachment loss


__________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN Sinusitis terjadi dalam bentuk akut yang


Struktur wajah terdiri dari beberapa berlangsung kurang dari 4 minggu dan kronik
anatomi yang terletak berdekatan yaitu rongga berlangsung lebih dari 12 minggu.3
mulut, hidung, sinus paranasal, dan tulang rahang, Sinusitis merupakan suatu gangguan
sehingga apabila ada gangguan pada satu kesehatan yang meluas di seluruh dunia (cit.
komponen akan mudah mempengaruhi komponen Fokkens W, et al, 2007).4 Menurut penelitian
lainnya.1 Salah satu gangguan yang umum terjadi Zhang (2017) prevalensi sinusitis kronik di Asia
adalah sinusitis, dimana sinusitis merupakan terutama China pada tahun 2016 adalah 2,1% dari
inflamasi pada hidung dan sinus paranasal.2 36.577 individu dan di Eropa pada tahun 2011
adalah 10,9% dari 57.128 individu berusia 15-75
• Corresponding author tahun.5 Prevalensi sinusitis di Indonesia menurut
Email address : sunnatidrgperio@gmail.com
Health Technology Assessment (HTA) 2012
belum diketahui secara pasti namun diperkirakan

26
Sunnati et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):26-31

cukup tinggi seiring dengan tingginya angka deskriptif non eksperimental dengan desain
infeksi saluran pernafasan akut yang dapat penelitian cross sectional. Metode pengambilan
menjadi penyebab sinusitis.6 Pasien sinusitis yang sampel dilakukan dengan cara total sampling yang
terdata di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa melibatkan 25 pasien sinusitis rawat jalan di
Banda Aceh pada periode April 2018 hingga April Poliklinik THT RSUD Meuraxa.
2019 mencapai 472 orang. Subjek ditentukan dengan melihat kriteria
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan inklusi yang berupa; pasien sinusitis rawat jalan
pada pasien sinusitis meliputi masalah indera Poliklinik THT RSUD Meuraxa; bersedia menjadi
penciuman, nyeri wajah, penyumbatan nasal, dan subjek penelitian dengan pengisian informed
keluarnya cairan nasal mukopurulen.2 Sinusitis consent; usia minimal 14 tahun. Seleksi subjek
menyebabkan penyumbatan pada nasal yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang
terjadi secara unilateral dan bilateral.7 diisi oleh subjek.
Penyumbatan nasal dapat menyebabkan pasien Pemeriksaan oral hygiene dengan
bernafas melalui mulut kemudian muncul gejala menggunakan Oral Hygiene Index-Simplified
serostomia (cit. Ng DK, et al, 2005).8 Pada pasien (OHI-S) dari Greene dan Vermillion. OHI-S
serostomia yang mengalami penurunan laju aliran terdiri dari dua komponen yaitu Debris Index (DI)
saliva, aktivitas antimikrobial saliva akan dan Calculus Index (CI).
menurun sehingga terjadi peningkatan plak Gigi yang diperiksa yaitu 16, 26 (bukal), 11,
(cit.Albuquerque DF, 2010).9 31 (labial), dan 36, 46 (lingual). Setelah itu skor
Akumulasi plak dan biofilm merupakan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
penyebab adanya inflamasi serta kerusakan permukaan gigi yang diperiksa. Skor akhir yang
periodontal.10 Ciri utama yang ditemukan adalah didapatkan adalah: 0-1,2 (baik), 1,3-3,0 (sedang),
adanya kehilangan perlekatan periodontal klinis, dan 3,1-6,0 (buruk).13
kehilangan tulang alveolar, poket periodontal, dan Pemeriksaan poket periodontal dilakukan
perdarahan pada .gingiva.11 Bakteri Gram dengan menggunakan prob periodontal dan kaca
.negatif.. penyebab infeksi.. periodontaldapat mulut pada enam permukaan gigi 16, 21, 24, 36,
menghasilkan Volatile Sulphur Compound (VSC), 41, dan 44.
yaitu hydrogen sulfide (H2S), methyl mercaptan, Cara pemeriksaan dilakukan dengan
dimethyl sulfide. Senyawa VSC tersebut dapat memasukkan prob periodontal pada sulkus
menyebabkan halitosis (cit. Delanghe G, et al, gingiva untuk mengukur kedalaman poket. Hasil
1997).12 pemeriksaan setiap subjek penelitian dicatat pada
Berdasarkan penjelasan tentang sinusitis yang formulir hasil pemeriksaan dan selanjutnya
berhubungan dengan akumulasi plak dan dapat dilakukan pengolahan data.14
mengganggu kebersihan mulut, maka penulis Cara pengukuran kehilangan perlekatan
ingin meneliti tentang gambaran status periodontal dilakukan dengan mengukur jarak
periodontal pada pasien sinusitis. Penelitian akan antara dasar poket ke cementoenamel junction
dilakukan di Poliklinik THT Rumah Sakit Umum (CEJ). Jika margin gingiva terletak pada mahkota
Daerah (RSUD) Meuraxa. RSUD Meuraxa anatomis, maka tingkat perlekatan ditentukan
merupakan rumah sakit kelas B yang dipilih dengan mengurangi kedalaman poket periodontal
karena lokasinya yang berdekatan dengan dua dengan jarak antara margin gingiva ke CEJ. Jika
kota yaitu Banda Aceh dan Aceh Besar keduanya sama, maka kehilangan perlekatan
. periodontal nol.14
METODE PENELITIAN Jika margin gingiva setara dengan CEJ,
Penelitian ini dilakukan dari Agustus maka kehilangan perlekatan periodontal sama
hingga Oktober 2019 di Poliklinik THT RSUD. dengan kedalaman poket periodontal. Ketika
Jenis penelitian ini merupakan penelitian terjadi resesi, kehilangan perlekatan periodontal

27
Sunnati et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):26-31

lebih besar dari kedalaman poket periodontal. Meuraxa paling banyak dengan sinusitis kronik
Cara pengukuran kehilangan perlekatan yaitu sebanyak 19 orang (76%).
periodontal pada keadaan tersebut dengan
menambahkan jarak antara CEJ dan margin Tabel 3. Distribusi Frekuensi Oral Hygiene pada
gingiva ke kedalaman poket periodontal. 14 Pasien Sinusitis
Oral Hygiene Jumlah Persentase
HASIL PENELITIAN (N) (%)
Penelitian ini dilakukan pada pasien Baik 0 0
sinusitis di Poliklinik THT Rumah Sakit Umum Sedang 18 72
Daerah (RSUD) Meuraxa. Jumlah subjek Buruk 7 28
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi Jumlah 25 100
sebanyak 25 orang. Penelitian dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan OHIS, kedalaman poket Berdasarkan data pada Tabel 3. tingkat oral
periodontal, dan kehilangan perlekatan klinis. hygiene pasien sinusitis di Poliklinik THT RSUD
Hasil penelitian menggunakan data deskriptif. Meuraxa menunjukkan skor sedang sebagai skor
yang paling banyak yaitu dengan jumlah 18 orang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian (72%).
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Jumlah Presentase Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kedalaman Poket
Subjek Periodontal Pada Pasien Sinusitis
Jenis Kelamin Kedalaman Jumlah Presentase
Laki-Laki 8 32 Poket (N) (%)
Perempuan 17 68 Periodontal
Usia ˂4 mm 25 100
11-20 6 24 4-6 mm 0 0
21-30 8 32 ≥6 mm 0 0
31-40 3 12 Jumlah 25 100
41-50 2 8
51-60 3 12 Tabel 4. menunjukkan distribusi frekuensi
≥60 3 12 kedalaman poket periodontal pada pasien sinusitis
Tabel 1. menunjukkan jumlah subjek di di RSUD Meuraxa, dapat disimpulkan bahwa
Poliklinik THT RSUD Meuraxa berdasarkan jenis seluruh subjek penelitian memiliki kedalaman
kelamin dan usia. Subjek perempuan lebih banyak poket periodontal ˂ 4 mm.
dibandingkan laki-laki, yaitu sebanyak 17 orang
(68%). Berdasarkan usia, penelitian ini Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kehilangan
didominasi oleh subjek berusia 21-30 tahun. Perlekatan Klinis Pada Pasien Sinusitis
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sinusitis Akut dan Kehilangan Jumlah Persentase
Kronik Perlekatan (N) (%)
Sinusitis Jumlah (N) Presentase Periodontal
(%) Klinis
Akut 6 24 Ringan 22 88
Kronik 19 76 Sedang 2 8
Jumlah 25 100 Parah 1 4
Tabel 2. menunjukkan distribusi frekuensi Jumlah 25 100
sinusitis akut dan kronik, dapat disimpulkan
bahwa subjek penelitian di Poliklinik THT RSUD

28
Sunnati et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):26-31

Tabel 5. menunjukkan bahwa subjek persentase hasil penelitian lebih rendah


penelitian paling banyak mengalami kehilangan dibandingkan dengan penelitian ini.
perlekatan periodontal klinis ringan yaitu Penelitian pada pasien sinusitis di Poliklinik
sebanyak 22 orang (88%), sedangkan subjek yang THT RSUD Meuraxa ini menunjukkan bahwa
mengalami kehilangan perlekatan periodontal subjek perempuan lebih banyak daripada laki-laki,
klinis sedang sebanyak 2 orang (8%) dan parah yaitu dengan persentase 68% (Tabel 5.1.). Hal ini
sebanyak 1 orang (4%). sesuai dengan National Health Interview Survey
Amerika Serikat 2010 yang melaporkan sinusitis
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Oral lebih dominan pada wanita sebanyak 63% (cit.
Hygiene dengan Kedalaman Poket Periodontal Schiller JS, et al, 2012).16 Menurut Fokken (2012)
dan Kehilangan Perlekatan Periodontal Klinis perempuan lebih dominan mengalami sinusitis
Kedalaman Oral Hygiene dikarenakan faktor hormonal. Patogenesis dari
Poket penyakit ini belum diketahui dengan pasti, namun
Baik Sedang Buruk
Periodontal beberapa teori menyatakan bahwa terdapat efek
˂4 mm 0 17 8 dari estrogen, progesteron, dan placental growth
4-6 mm 0 0 0 hormone pada mukosa nasal serta ada hubungan
≥6 mm 0 0 0 dengan perubahan vaskular (cit. Sobol SE, et al,
Kehilangan 2001).17
Perlekatan Subjek pada penelitian ini lebih banyak
Periodontal berusia antara 21-30 tahun, yaitu sebanyak 32%
Klinis (Tabel 5.1.). Hal ini sama dengan penelitian
Ringan 0 16 6 Shahad et al (2017) yang menunjukkan subjek
Sedang 0 0 2 paling banyak dengan rentang usia 21-30 tahun,
Parah 0 1 0 yaitu dengan persentase 55,6%.18 Sinusitis akan
meningkat pada usia ≥12 tahun seiring dengan
Tabel 6. menunjukkan subjek dengan oral bertambahnya usia, namun pada usia 60 akan
hygiene sedang dan buruk paling banyak memiliki menurun (cit. Desrosiers, 2011).19 Penurunan
kedalaman poket periodontal ˂ 4 mm, dimana sinusitis pada usia 60 tahun ke atas disebutkan
kondisi ini dalam batasan normal. Dapat dilihat berhubungan dengan penurunan protein kationik
pula subjek penelitian ini paling banyak eosinofil.20
mengalami kehilangan perlekatan periodontal Berdasarkan penelitian ini distribusi
klinis ringan. sinusitis kronik lebih banyak daripada sinusitis
akut, yaitu dengan persentase 76% (Tabel 5.2.).
PEMBAHASAN Soetjipto (2006) dalam penelitiannya
Sinusitis merupakan suatu inflamasi yang menunjukkan hasil yang sesuai dengan penelitian
terjadi pada sinus paranasal, dikarakteristikkan ini, dimana terdapat 69% subjek menderita
dengan beberapa gejala diantaranya adalah sinusitis kronik.19 Kebanyakan kasus sinusitis
penyumbatan nasal.2 Pada penelitian ini sebanyak kronik merupakan kelanjutan dari sinusitis akut
96% subjek mengakui bahwa mereka mengalami yang tidak diobati. Saat terjadi sinusitis akut,
penyumbatan pada hidung. Hal ini sesuai dengan pasien tidak menyadari gejala yang muncul dan
penelitian yang dilakukan oleh Arivalagan (2011) mengira bahwa gejala seperti demam dan nyeri
yang melihat distribusi keluhan utama pada 190 wajah merupakan infeksi pernafasan akut yang
pasien sinusitis, dimana keluhan utama yang umum terjadi, sehingga sinusitis akut ini sering
paling sering terjadi adalah hidung tersumbat diabaikan oleh pasien.21
(56,8%).15 Jumlah subjek pada penelitian Tingkat oral hygiene paling banyak dalam
Arivalagan tersebut lebih banyak, namun penelitian ini adalah skor sedang dengan

29
Sunnati et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):26-31

persentase 72% (Tabel 5.3.). Hasil kuisioner SIMPULAN


penelitian menunjukkan hanya 16% subjek yang Pada pasien sinusitis tidak ada yang
melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi 6 bulan memiliki skor oral hygiene baik, namun paling
sekali dan hanya 8% subjek yang melakukan tinggi pada skor sedang dengan persentase 72%.
pembersihan plak dan kalkulus. Berdasarkan Kedalaman poket periodontal pada seluruh subjek
kuisioner tersebut dapat disimpulkan bahwa di bawah 4 mm. Kehilangan perlekatan
kesadaran subjek untuk melakukan perawatan gigi periodontal klinis ringan paling banyak yaitu
masih rendah. dengan persentase 88%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
seluruh subjek memiliki kedalaman poket DAFTAR PUSTAKA
periodontal ˂4 mm (Tabel 5.4.). Subjek dengan 1. Ogle OE, Weinstock RJ, Friedman E.
kehilangan perlekatan periodontal klinis ringan Surgical Anatomy of the Nasal Cavity and
sebanyak 22 orang (88%) dan parah sebanyak 1 Paranasal Sinuses. Oral Maxillofacial
orang (4%), kehilangan perlekatan periodontal Surgery Clinical North America
klinis parah dikarenakan adanya resesi ≥ 5 mm 2012;24(2):155–66.
pada subjek tersebut (Tabel 5.5.). Penelitian 2. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Harvey R,
Sohair et al (2018) tentang status kesehatan Hellings P, Hopkins C, et al. POSITION
periodontal pasien sinusitis maksila kronik PAPER EPOS 2012 : European position
menunjukkan hasil yang sesuai dengan penelitian paper on rhinosinusitis and nasal polyps
ini. Subjek penderita sinusitis dalam penelitian 2012 . A summary for
tersebut paling banyak mengalami gingivitis yaitu otorhinolaryngologists 2012;23:1–12.
sebanyak 48% dan hanya 3,3% yang mengalami 3. Rosenfeld RM, Piccirillo JF,
periodontitis parah.22 Sejauh ini, belum ada Chandrasekhar SS, Brook I, Ashok Kumar
penelitian yang meneliti hubungan langsung K, Kramper M, et al. Adult Sinusitis
antara sinusitis dengan periodontitis. Executive Summary. Otolaryngology
Penemuan epidemiologi menunjukkan hubungan Head and Neck Surgery 2015;152(4):598–
antara kalkulus dan penyakit periodontal tidak 609.
berkaitan dengan kandungan mineral pada 4. Homood MA, Alkhayrat SM, Kulaybi
kalkulus tetapi berkaitan dengan massa mikrobial KM. Prevalence and Risk Factors of
pada permukaannya.23 Teori lama yaitu hipotesis Chronic Sinusitis among People in Jazan
plak non spesifik menyatakan bahwa semua Region’ KSA. Egyptian Journal of
bakteri pada plak berkontribusi pada virulensi Hospital Medicine 2018;69(5):2463–8.
mikroflora dan memiliki peran dalam kerusakan 5. Zhang Y, Gevaert E, Lou H, Wang X,
jaringan periodontal. Teori terbaru, hipotesis Zhang L, Bachert C, et al. Chronic
pembentukan plak spesifik menyatakan bahwa rhinosinusitis in Asia. Journal of Allergy
hanya plak dengan bakteri spesifik yang bersifat and Clinical Immunology
patogen (cit. Socransky, 1977).24 Bakteri yang 2017;140(5):1230–9.
diidentifikasi terdapat pada subgingiva dan 6. Harahap NIK, Siregar SM, Nasution MES.
memiliki peran dalam patogenesis kehilangan Profil Kuman Pada Sekret Hidung
jaringan periodontal yang parah yaitu Penderita Rinosinusitis Kronis Di Rumah
Actinobacillus actinomycetemcomitans, Sakit Haji Medan. Ibnusina Biomedika
Porphyromonas gingivalis, dan Tanarella 2018;2(1):57–64.
forsythensis,25 sehingga tidak semua pasien 7. Bhattacharyya N, Gilani S. Prevalence of
dengan oral hygiene sedang dan buruk mengalami Potential Adult Chronic Rhinosinusitis
periodontitis. Symptoms in the United States.
Otolaryngology - Head and Neck Surgery

30
Sunnati et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):26-31

2018;159(3):522–5. 17. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J.


8. Ferguson M. Rhinosinusitis in Oral Rhinology: European Position Paper on
Medicine and Dentistry. Australian Dental Rhinosinusitis and Nasal Polyps.
Journal 2014;59(3):289–95. International Rhinology Society 2012;1–
9. Bollen CML, Beikler T. Halitosis: the 298.
multidisciplinary approach. International 18. Abualnasr DSA, Alattas DAM, Aljeraisi.
Journal of Oral Science 2012;4(2):55–63. Prevalence Of Chronic Rhino Sinusitis
10. Dommisch H, Kebschull M. Chronic And It’s Recurrent After Treatment
Periodontitis. In: Carranza’s Clinical Compare To Its Recurrent After Surgery
Periodontology. (Carranza FA, Takei HH, At Saudi Arabia. International Journal of
Newman MG, Klokkevold PR). 12th ed. Advanced Research 2016;5(1):2310–8.
Missouri: Elsevier; 2015. p. 309–17. 19. Sitinjak N, Sorimuda, Hiswani.
11. Kao RT, Dietrich T, Garcia R, Herrera D, Karakteristik Penderita Rinosinusitis
Fine DH, Flemmig TF, et al. Periodontitis : Kronik Di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Consensus report of workgroup 2 of the Medan Tahun 2011-2015. 2015;1–11.
2017 World Workshop on the 20. Beule A. Epidemiology Of Chronic
Classification of Periodontal and Peri- Rhinosinusitis , Selected Risk Factors ,
Implant. Journal of Periodontology Comorbidities , And Economic Burden.
2018;89:173–82. Head and Neck Surgery 2015;14:1-31.
12. Kapoor U, Sharma G, Juneja M, Nagpal 21. Almutairi AFN, Shafi RW, Albalawi SA,
A. Halitosis: Current concepts on Basyuni MA, Alzahrnai AA, Alhaifi AA,
etiology, diagnosis and management. et al. Acute and Chronic Sinusitis Causes
European Journal of Dentistry and Management. Egyptian Journal of
2016;10(2):292–300. Hospital Medicine 2017;68(3):1513–9.
13. Lansia P, Desa DI, Jember D. Profil 22. Zaki SM, Ahmed MA, Sc M, Hameed HM,
Kebersihan dan Perilaku Menjaga Ch MBB, Ph D. Periodontal health status
Kesehatan gigi Dan Mulut Pada Lansia Di of patients with Maxillary Chronic
desa Darsono Kabupaten Jember. Jurnal Rhinosinusitis ( Part 1 : Clinical study ).
IKESMA 2016;12(2):77–83. Oral and maxillofacial Surgery And
14. Takei H, Carranza F, Jonathan H. Clinical Periodontics 2018;30(2):59–65.
Diagnosis. In: Carranza’s Clinical 23. World Health Organization (WHO).
Periodontology (Carranza FA, Takei HH, Epidemiology , Etiology , And Prevennon
Newman MG, Klokkevold PR). 12th ed. Or Periodontal Diseases. 1978. 2014;4:1–
Missouri: Elsevier; 2015. p. 366–90.15. 11.
15. Arivalagan P, Rambe A. Gambaran 24. Rosier BT, Jager M De, Zaura E, Bastiaan
Rinosinusitis Kronis Gambaran P, Tribble GD. Historical and
Rinosinusitis Kronis Di RSUP Haji Adam contemporary hypotheses on the
Malik pada Tahun 2011. E-Jurnal FK development of oral diseases : are we there
USU 2011; 1(1):1-11 yet ? Cell Infection Microbiology
16. Ference EH, Tan BK, Hulse KE, Ph D, 2014;4:1–11.
Chandra RK, Smith SB, et al. 25. Albandar JM. Epidemiology and Risk
Commentary on Gender Differences in Factors of Periodontal Diseases. Dental
Prevalence , Treatment , and Quality of Clinical North America 2005;49:517–32.
Life of Patients With Chronic
Rhinosinusitis. Allergy Rhinology
2016;6(2):82–8.

31

You might also like