You are on page 1of 7

CASE REPORT

Intisari Sains Medis 2020, Volume 11, Number 2: 590-596


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Seorang penderita kanker paru dengan manifestasi


efusi perikardium: Laporan kasus
CrossMark
Ida Ayu Nanda Dwijayanthi,1* Ida Bagus Sutha2
Published by DiscoverSys

ABSTRACT

Background: Based on WHO data, lung malignancy is the most Two  weeks after the lung biopsy, patient’s condition worsened
common cause of death in patients with cancer. On the other hand, and patient eventually passed away. Patient was planned to have
10-20% of metastasis involves pericardium. Pericardial effusion is paclitaxel-carboplatin chemotherapy after biopsy. Pericardium effusion
associated with variety of underlying heart diseases, malignancies, is associated with cardiac metastases, which most often originate from
infections and complications of cardiovascular procedures. However, lung malignancy. There are four mechanism of pericardial metastasis,
in some cases, MPE may manifest to cardiac tamponade which cause such as direct extension, through blood vessel, lymphatic vessel and
collapse of cardiovascular system and will eventually lead to death. through intracavity diffusion either through cava vein or pulmonary
Case description: We reported 51 years old male patient with chief vein. Cardiac tamponade is a life-threatening complication caused by
complain of shortness of breath especially when lying down. Patient accumulation of excessive fluid which cause extracardial compression
has history of the same complaints and had done pericardiocentesis and haemodynamic instability. Therefore, pericardiocentesis is needed
in the past. Patient were now hospitalized with severe pericardium as an emergency and life-saving procedure.
effusion post-cardiocentesis and stage IV pulmonary malignancy. Conclusion: Chemotherapy may increase the survival rate of patients
Biopsy showed that the patient had squamous cell carcinoma. with MPE.

Keywords: Squamous cell carcinoma, Malignant Pericardium Effusion, Pericardial Efussion


Cite This Article: Dwijayanthi, I.A.N., Sutha, I.B. 2020. Seorang Penderita Kanker Paru Dengan Manifestasi Efusi Perikardium: Laporan Kasus.
Intisari Sains Medis 11(2): 590-596. DOI: 10.15562/ism.v11i2.591

ABSTRAK

Latar belakang: Data WHO menunjukan bahwa kanker paru dan meninggal dua minggu setelah biopsi paru. Seharusnya setelah
merupakan penyebab kematian utama akibat keganasan dimana angka dilakukan biopsi paru, pasien direncanakan untuk menjalani
insiden keganasan yang melibatkan metastasis pada pericardium kemoterapi paclitaxel-carboplatin. Efusi pericardium sering dikaitkan
sekitar 10-20%. Efusi perikardium sering dihubungkan dengan berbagai dengan proses metastase jantung dimana penyebabnya paling
macam penyakit seperti penyakit jantung, keganasan, infeksi dan banyak berasal dari keganasan pada paru. Penyebaran tumor ke
sebagai komplikasi prosedur tindakan kardiovaskuler. Pada beberapa jantung dapat melalui empat jalur yaitu secara langsung (direct
1
Program Studi Pendidikan Dokter kasus metastasis jantung dapat bermanifestasi menjadi tamponade extension), melalui pembuluh darah, melalui sistem limfe dan melalui
Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas jantung sehingga menyebabkan kolaps sistem kardiovaskuler yang difusi intrakavitas baik melalui vena kava maupun vena pulmonaris.
Kedokteran Universitas Udayana/ dengan cepat dapat menyebabkan kematian. Komplikasi yang sering terjadi adalah tamponade jantung yaitu suatu
RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Deskripsi kasus: Kami melaporkan seorang pasien laki-laki berusia kondisi mengancam jiwa yang disebabkan oleh akumulasi cairan yang
Indonesia 51  tahun dengan keluhan sesak nafas terutama berbaring. Pasien terlampau banyak sehingga menyebabkan kompresi ekstrakardial dan
2
Departemen/KSM Penyakit
Dalam, Fakultas Kedokteran sudah mengalami keluhan yang sama berulangkali dan telah dilakukan gangguan hemodinamik yang membahayakan sehingga diperlukan
Universitas Udayana/RSUP perikardiosintesis. Saat ini pasien dirawat dengan efusi perikardium perikardiosentesis sebagai tindakan emergensi.
Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia berat post-kardiosentesis dengan keganasan paru stadium IV dengan Kesimpulan: Pemberian kemoterapi dapat memberikan peningkatan
hasil biopsi karsinoma sel skuamosa. Pasien mengalami perburukan angka kesintasan pasien.
*
Korespondensi:
Ida Ayu Nanda Dwijayanth, Program
Studi Pendidikan Dokter Spesialis Kata kunci: Karsinoma sel skuamousa, efusi perikardal maligna, efusi pericardium
Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Cite Pasal Ini: Dwijayanthi, I.A.N., Sutha, I.B. 2020. Seorang Penderita Kanker Paru Dengan Manifestasi Efusi Perikardium: Laporan Kasus. Intisari
Universitas Udayana/RSUP Sanglah,
Denpasar, Bali, Indonesia Sains Medis 11(2): 590-596. DOI: 10.15562/ism.v11i2.591
nandadwijayanthi@yahoo.com

PENDAHULUAN
Diterima: 27-08-2019
Disetujui: 11-05-2020 Terdapat peningkatan insiden kanker pada n
­ egara- dari total kasus kanker di dunia terjadi di Afrika,
Diterbitkan: 01-08-2020 negara berkembang. WHO melaporkan bahwa 60% Asia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

590 Open access: http://isainsmedis.id/


CASE REPORT

Daerah-daerah tersebut menyumbang 70% kasus kardiovaskuler yang dengan cepat dapat menyebab-
kematian karena kanker, yang diperburuk dengan kan kematian. Sebuah laporan kasus berseri yang
keterlambatan diagnosis dini dan kesulitan akses mengikutsertakan beberapa pasien kanker dalam
kesehatan.1 satu dekade terakhir menyebutkan bahwa efusi
Pada tahun 2012, angka penderita kanker di perikardium akibat keganasan dikaitkan dengan
seluruh dunia naik menjadi sekitar 14 juta kasus rekurensi dan prognosis yang buruk. Beberapa
baru per tahun. Angka ini diperkirakan akan studi lain menyebutkan bahwa keganasan pada
meningkat menjadi 22 juta per tahun dalam dua paru menjadi penyebab utama efusi perikardium
dekade mendatang. Selama periode yang sama, terkait keganasan.3,4
kematian akibat kanker diperkirakan mening- Efusi perikardium terkait keganasan memer-
kat dari 8,2 juta setiap tahun menjadi 13 juta per lukan terapi yang optimal dan harus mempertim-
tahunnya. Secara global, pada tahun 2012 kanker bangkan efektivitas pengobatan dengan harapan
yang paling umum didiagnosis adalah kasus paru hidup. Meskipun manajemen pasien EPM yang
(1,8 juta kasus; 13,0% dari total), payudara (1,7 juta; tepat waktu dapat mengurangi risiko kematian,
11,9% dari total), dan usus besar (1,4 juta; 9.7% dari banyak pasien memiliki komorbiditas utama yang
total). Dimana angka kematian kanker tertinggi terkait dengan penyakit metastasis luas, penurunan
disebabkan oleh kanker paru (1,6 juta, 19,4% dari kualitas hidup dan kelangsungan hidup. Dalam
total), liver (0,8 juta, 9,1%), dan abdomen (0,7 juta; beberapa kasus efusi perikardium yang tidak
8,8%). Data WHO menunjukan bahwa kanker paru berhubungan dengan keganasan memiliki angka
merupakan keganasan yang menjadi penyebab kesintasan yang lebih baik.3 Pada laporan kasus
kematian utama pada kelompok kematian akibat ini akan melaporkan pasien dengan efusi perikar-
keganasan, bukan hanya pada laki-laki tetapi juga dium berulang yang diduga berhubungan dengan
pada perempuan.1,2 karsinoma paru.
Salah satu komplikasi yang dapat ditemukan
pada pasien dengan kanker paru adalah efusi
LAPORAN KASUS
pericardium. Selain itu, efusi perikardium juga
dihubungkan dengan penyakit jantung, infeksi Pasien merupakan seorang laki-laki berusia
dan sebagai komplikasi prosedur tindakan kardio- 51 tahun yang dirawat dengan keluhan utama sesak
vaskuler. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa napas selama dua minggu terakhir yang membu-
angka insiden keganasan yang melibatkan pericar- ruk saat tidur berbaring. Pasien juga mengeluhkan
dium sekitar 10-20%. Di pusat perawatan tersier, batuk sejak empat bulan yang lalu dengan dahak
keganasan menjadi penyebab paling sering efusi berwarna putih, nyeri dada, penurunan nafsu
perikardium dan tamponade jantung. Penelitian makan menurun dan penurunan berat badan seki-
lain menyebutkan bahwa 43,8% dari insiden efusi tar 14 kg dalam tiga bulan terakhir.
perikaridum diakibatkan oleh keganasan.3,4 Tiga bulan yang lalu pasien pernah dirawat di
Efusi pericardium maligna (EPM) seringkali rumah sakit dengan keluhan yang sama dan didi-
bersifat asimtomatik. Namun pada beberapa agnosis dengan efusi pericardium. Pasien kemu-
kasus dapat bermanifestasi menjadi tamponade dian dilakukan perikardiosentesis dan didapatkan
jantung sehingga menyebabkan kolaps sistem total cairan sebanyak 3000 cc berwarna kemera-
han. Pasien mengalami perbaikan klinis setelah
dilakukan tindakan. Tiga minggu kemudian pasien
kembali merasakan keluhan yang sama dan dilaku-
kan tindakan perikardiosentesis dengan total cairan
keluar kurang lebih 2700 cc berwarna kemerahan.
Pasien dicurigai dengan keganasan pada paru.
Pasien datang dalam keadaan sadar, tekanan
darah 130/70 mmHg, nadi 94 kali/menit, frekuensi
pernapasan 32 kali/menit dansuhu aksila 36°C.
Pasien tampak sesak namun tidak didapatkan
peningkatan JVP. Pada daerah leher, ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening regional pada
leher kanan, diameter 2 cm, mobile, kenyal dan
tidak nyeri. Pada pemeriksaan dada didapatkan
pelebaran batas jantung. Saat dilakukan pemerik-
saan perkusi ditemukan suara redup pada lapang
Gambar 1 Foto rontgen torak pasien: A. waktu datang; B. foto satu minggu paru kanan atas. Hasil foto rontgen dada terdapat
sebelum masuk rumah sakit kardiomegali bila dibandingkan foto rontgen

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 590-596 | doi: 10.15562/ism.v11i2.591 591
CASE REPORT

sebelumnya serta adanya opasitas homogen di paru


kanan atas yang diduga massa.
Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan
efusi perikardium berat (2,3 cm) dengan penurunan
fungsi diastolik ventricular kiri dan ejection frac-
tion (EF) 63%. Dari perikardiosentesis didapatkan
cairan total berjumlah 420 cc berwarna merah yang
kemudian dilakukan pemeriksaan sitologi akan
tetapi tidak ditemukan adanya sel ganas.
Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan
diagnostik paru yaitu trans-thoracal biopsy (TTB)
dengan hasil karsinoma sel skuamosa. Sedangkan
untuk pembesaran kelenjar di leher dilakukan
tindakan fine needle aspiration biopsy (FNAB)
dengan kesimpulan metastase suatu karsinoma.
Pasien direncanakan untuk menjalani kemoter-
api kombinasi paclitaxel-carboplatin. Akan tetapi
pasien mengalami perburukan dan kemudian
meninggal.

DISKUSI
Efusi perikardium adalah penumpukan cairan
abnormal dalam ruang perikardium. Cairan dapat
berupa transudat, eksudat, pioperikardium atau
hemoperikardium. Efusi perikardium merupakan
hasil perjalanan klinis suatu penyakit. Gejalanya
bersifat tidak spesifik dan berkaitan dengan penya-
kit yang mendasarinya. Akumulasi yang abnormal
Gambar 1 
Pendekatan awal untuk menentukan etiologi dari efusi ini selanjutnya dapat menyebabkan tamponade
perikardium8 jantung, yaitu suatu kondisi mengancam jiwa yang
disebabkan oleh akumulasi cairan yang terlampau
banyak sehingga menyebabkan kompresi ekstra-
kardial dan gangguan hemodinamik.5 Efusi peri-
kardium pada keganasan ditemukan pada 5-15%
kasus. Efusi perikardium maligna seringkali bersi-
fat asimtomatis, dengan insiden 10-20% ditemukan
saat postmortem. Namun pada beberapa kasus
dapat bermanifestasi menjadi tamponade jantung
sehingga menyebabkan kolapsnya sistem kardio-
vaskuler.3,6 Penelitian yang dilakukan oleh Gornik,
dkk, terhadap 219 pasien, didapatkan 43.8%
etiologi efusi perikardium dikaitkan dengan kega-
nasan melalui hasil pemeriksaan sitologi positif,
dengan penyakit dasar yang paling sering ditemu-
kan berupa keganasan paru (34,4%) dan kanker
payudara (16,7%).4
Beberapa kasus, efusi perikardium dihubung-
kan dengan kondisi sebelumnya yaitu adanya
penyakit jantung yang mendasari. Pasien dengan
efusi perikardium dengan sebab yang belum jelas,
jika ditemukan adanya tanda-tanda inflamasi
merupakan prediksi dari perikarditis idiopatik
akut, sedangkan efusi pericardium berat tanpa
ada tanda-tanda inflamasi dan tamponade dapat
Gambar 2 
Patofisiologi mekanisme metastase di jantung menyebabkan diprediksi suatu kondisi efusi perikardium idiopa-
disfungsi jantung tik kronik. Tamponade jantung tanpa tanda-tanda
592 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 590-596 | doi: 10.15562/ism.v11i2.591
CASE REPORT

inflamasi merupakan kondisi efusi perikardium baik menghalangi dan maupun mendukung terjad-
yang diakibatkan oleh keganasan.8 inya metastasis jantung dimana kontraktilitas di
Beberapa studi menyatakan bahwa hipoksia satu sisi menghambat penyebaran metastasis tumor
sebagai salah satu mekanisme terjadinya metastase intramural dengan memfasilitasi getah bening
kanker. Studi tersebut menyebutkan bahwa dian- dan drainase darah. Akan tetapi di sisi lain hal ini
tara banyak bentuk sel tumor, sel punca dari kanker membantu sel-sel neoplastik menyebar sepanjang
memiliki fenotipe yang sangat mengancam. Banyak permukaan epikardial.10
faktor dari lingkungan mikro tumor memainkan Beberapa tumor yang mengakibatkan metastase
peranan penting pada perkembangan fenotipe jantung dari paru adalah adenokarsinoma (21%)
yang mematikan tersebut, termasuk diantaranya dan karsinoma sel skuamosa (18,2%). Pada penyakit
adalah adanya paparan pada kondisi hipoksia. metastase jantung 2/3 kasus melibatkan pericardium
Beberapa sel punca kanker bersifat agresif, tumor- (69,4%), 1/3 melibatkan epikardium (34,2%) dan
igenik yang dapat merespon langsung terhadap miokardium (31,8%), serta hanya 5% pada endokar-
kondisi kekurangan oksigen. Selain itu, hipoksia dium. Jenis tumor yang paling sering melibatkan
juga menciptakan suasana yang mendukung dan perikardium adalah mesothelioma dan karsinoma
mempertahankan lingkungan niche untuk sel paru disamping ovarium, lambung dan prostat.10
punca sehingga mampu untuk menginvasi organ Pada penyakit keganasan paru, proses metastase
maupun jaringan yang lainnya.9 berdasarkan tipe histologi menyebutkan bahwa tipe
Jantung dapat menjadi tempat metastase dari adenokarsinoma menyebar ke jantung pada 26%
sel neoplasma maligna yang menyebar dari tempat kasus, karsinoma sel skuamosa sebanyak 23,4%
jauh. Insiden metastase jantung yang pernah kasus, undifferentiated carcinoma sekitar 21,2%
dilaporkan berada diantara 2,3% dan 18,3%. dan tipe bronkoalveolar 17,4%. Untuk seluruh jenis
Metastase jantung itu sendiri didefinisikan sebagai tipe histologi karsinoma paru yang metastasis ke
penyebaran jauh sel tumor ke setiap struktur yang jantung paling banyak melibatkan pericardium
membentuk jantung (pericardium, epicardium, (82,2% adenocarcinoma, 72,4% karsinoma sel
myocardium, endocardium, pembuluh darah besar skuamosa dan 67,2% undifferentiated carcinoma).
dan arteri koroner), serta tumor yang mempen- Karsinoma sel skuamosa lebih sering metastasis ke
garuhi rongga jantung atau memproduksi trombus lapisan epikardium (41,4%).10
neoplastik intrakavitas.10 Sebuah penelitian yang dilakukan Wang dkk,
terhadap 86 pasien efusi perikardium didapatkan
Tumor dapat menyebar ke jantung melalui empat data adenokarsinoma (n=54), karsinoma sel skua-
jalan alternatif: mosa (n=11), NSCLC (n=5); poorly differentiated
carcinoma (n=5); large cell carcinoma (n=1); bron-
1. Secara langsung (direct extension) choalveolar cell carcinoma (n=1); mixed adenos-
2. Melalui pembuluh darah quamous carcinoma (n=2); mixed adenocarcinoma
3. Melalui sistem limfe and large cell carcinoma (n=1); mixed adenocarci-
4. Melalui difusi intrakavitas baik melalui vena noma and small cell carcinoma (n=1); dan mixed
kava maupun vena pulmonaris squamous cell carcinoma and small cell carcinoma
(n=1).11
Sistem limfatik memainkan peranan utama
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
metastasis jantung. Pada kasus metastasis jantung
Bussani, dkk, terdapat perbedaan insiden metastase
terjadi hambatan aliran limfatik intramural
jantung pada laki-laki (46%) dan wanita (31,7%).
oleh emboli neoplastic sehingga getah bening
Insiden tumor primitif menurun berdasarkan usia
akan stagnan dan didaerah hulu miokardium akan
yaitu 16,8% pada pasien usia ≤ 64 tahun dan 4,9%
terjadi obstruksi yang kemudian mengakibatkan
pada pasien usia >85 tahun. Tumor-tumor yang
gangguan drainase sistem limfatik endokardial
menunjukkan insiden metastase ke jantung yaitu
ke epikardial baik total maupun sebagian. Hal ini
pleural mesothelioma (48,4%), melanoma (27,8%),
menyebabkan kerusakan jaringan akibat stasis
adenokarsinoma paru (21%), undifferentiated
nodus limfatik dan edema, sehingga meningkatkan
carcinoma (19,5%), karsinoma sel skuamosa paru
proliferasi sel neoplastik didaerah yang terhambat
(18,2%) dan kanker payudara (15,5%).
dan daerah aliran retrograde yang memungkinkan
Efusi perikardium dapat bersifat asimtomatis
penyebaran infiltrasi sel metastase. Sebagai hasil
apabila pertambahan cairan berjalan perlahan.
dari peningkatan tekanan, dinding limfatik juga
Pemeriksaan ekokardiografi dapat digunakan untk
bisa pecah sehingga menyebabkan penyebaran
menentukan ukuran efusi, yaitu:8,10
tumor interstitial.10
Ketika sel-sel neoplastik terlibat didalam sistem 1. Sedikit (echo-free space saat diastolik < 10mm)
limfatik, kontraksi miokard memiliki efek ganda 2. Sedang (minimal ≥ 10 mm di posterior)

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 590-596 | doi: 10.15562/ism.v11i2.591 593
CASE REPORT

Pasien Terapi non-spesifik untuk efusi pericardium


meliputi:13,15
No. %
1. Perikardiosentesis terapeutik
Cancer-related
Tindakan ini merupakan tindakan daru-
Definitely malignant 60 27.4 rat pada tamponade jantung. Disini dapat
Likely malignant 27 12.3 dipasang pig tail cathether selama 2-3 hari.
Post-XRT 2 0.9 Selama itu pasien harus diberikan antibiotika.
Perikardiotomi subxiphoidea dapat dilakukan
3. Banyak (≥ 20 mm), dibawah anestesi lokal dengan angka kekam-
4. Sangat banyak (≥ 20 mm dengan kompresi buhan sekitar 6-12%.
jantung) 2. Pembuatan pericardial window
Tindakan ini memerlukan torakotomi dan
Perikarditis neoplasma 40 kali lebih sering dilakukan drainase dari kavum perikardium
disebabkan oleh keganasan sekunder daripada ke kavum pleura dengan angka kekambuhan
primer, lebih sering disebabkan oleh kanker paru, sekitar 5-20%.
kanker payudara, melanoma maligna, limfoma, 3. Perikardiodesis
dan leukemia. Diagnosis didasarkan pada temuan Dilakukan pemberian tetrasiklin, thiothepa
sitologi cairan perikardium dan biopsi perikardial/ atau bleomisin ke dalam kavum perikardium
epikardial. Sitologi cairan perikardium positif pada untuk melengketkan perikardium. Tetrasikin
75-87% kasus dan biopsi perikardial positif pada 500 mg dalam 25 ml salin dimasukkan dalam
27-65% pasien dengan keganasan perikardium.13 2-3 menit atau bleomisin 30 unit dalam 20 ml
Studi yang dilakukan Gornik, dkk, menyatakan salin.
bahwa sitologi cairan pericardium positif dengan 4. Perikardiektomi
ditemukannya sel ganas pada 28,6%, hingga 54,1% Pada prosedur ini sebagian besar perikardium
kasus pada pasien dengan keganasan aktif atau diangkat sehingga angka kekambuhan kecil.
dengan riwayat kanker.4,8 Akan tetapi angka mortalitas dan morbiditas
Pemeriksaan cairan sitologi perikardium lebih besar. Perikardiektomi terutama dilaku-
sangat membantu untuk menegakkan diagnosis kan pada perikarditis konstriktif.
dengan spesifitas 100% tapi memiliki sensitivitas
yang bervariasi. Hasil sitologi positif pada pasien Penelitian yang dilakukan oleh Cormican dan
kanker berkisar antara 57-100%. Beberapa peneliti Nyman menunjukkan bahwa drainase dan instilasi
berpendapat bahwa nilai negatif pada sitologi dengan menggunakan bleomicin (intrapericardial
cairan perikardium tidak mengeliminasi kega- belomycin) mencegah episode lanjut dari efusi peri-
nasan, ditunjukkan dengan hasil 42-62% pasien kardium. Bleomicin 5 mg dalam 20 ml air dimasuk-
dengan gejala pericardial akan tetapi hasil sitologi kan ke dalam kantung perikard (intraperikardial),
pada cairan pericardium negatif.4 kemudian diklem dan dibuka 24 jam kemudian.17
Efusi perikardium maligna merupakan komp- Beberapa agen lain untuk instilasi adalah nitro-
likasi yang paling ditakuti. Gejala yang muncul gen mustard, radioactive gold, 5-fluorouracil, dan
bergantung pada sisi mana yang paling banyak tetrasiklin. Saat ini obat yang paling kecil efek
terlibat. Efusi perikardial karena perikarditis toksiknya untuk mengatasi efusi ganas adalah
neoplasma ditandai dengan hemoragik dan paling tetrasiklin dan bleomicin. Instilasi dengan bleomi-
sering disebabkan oleh kerusakan dinding kapiler cin dari 6 dari 8 pasien tidak terjadi rekurensi dan
akibat lepasnya substansi inflamasi dan oleh reakumulasi efusi terjadi di 14 hari pada satu pasien
hiperdilatasi dari lumen pembuluh darah karena dan yang lain terjadi 2-5 bulan kemudian.17
kongesti.8 Studi lain menyatakan bahwa pemberian
Secara klinis dapat ditemukan peningkatan Cisplatin intraperikardial memberikan hasil yang
tekanan sistem vena, hipotensi, pulsus paradok- baik dalam mengurangi terjadinya reakumulasi
sus, takikardi, dispneu atau takipneu dengan paru cairan dibandingkan dengan Tetrasiklin dan
normal. Gambaran foto rontgen dada didapatkan 5-fluorourasil. Cisplatin diberikan 10 mg dalam
pembesaran siluet jantung dengan paru normal, 20 ml normal salin dimasukkan (instilasi) ke dalam
atau didapatkan gambaran jantung bottle-shaped. rongga perikard dalam 5 menit selama 1-5 hari
ECG dapat normal atau perubahan non spesi- berturut-turut dengan dosis maksimal 50 mg. Efek
fik pada gelombang ST-T, electrical alternans, positif terapi ini mencapai 15/16 kasus (93-8%).18
bradikardi, electromechanical dissociation (agonal Terapi kanker sendiri bergantung pada stadi-
phase).8,14 umnya. Terapi NSCLC stadium IV, dengan status

594 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 590-596 | doi: 10.15562/ism.v11i2.591
CASE REPORT

Tabel 1  Etiologi efusi perikardium pada 219 pasien4 cisplatin. Selain itu, cisplatin lebih sering menye-
babkan trombositopenia.19
Patients
Sebuah studi mengenai hubungan antara
Keganasan No. % karsinoma paru dan tamponade jantung menya-
Lung 33 34.4 takan bahwa angka kesintasan pasien tidak terkait
Breast 16 16.7
dengan usia, jenis kelamin, histologi, metastasis
kelenjar getah bening, metastasis jauh, efusi pleura,
Leukemia/myelodysplastic syndrome 9 9.4
gejala, tanda klinis, temuan EKG, atau drainase
Cancer of unknown primary 8 8.3 awal efusi. Selain itu, pada pasien dengan NSCLC
Esophagus 5 5.2 dan tamponade jantung, hasil sitologi cairan peri-
Sarcoma 5 5.2 cardium tidak mempengaruhi angka kesintasan
pasien. Kemoterapi sistemik dapat meningkatkan
Mesothelioma 4 4.2
angka kesintasan pasien.3
Lymphoma/lymphoproliferative disorder 4 4.2
Colorectal 4 4.2
RINGKASAN
Other* 8 8.3
Total 96 100.0 Kami melaporkan kasus seorang pasien laki-laki
berusia 51 tahun yang dirawat dengan efusi peri-
cardium berat post kardiosentesis dan keganasan
Table 2  P
 enyakit-penyakit kegansan yang mendasari 96 pasien paru stadium IV dengan hasil biopsi karsionam
efusi perikardium terkait keganasan4 sel skuamosa. Pasien direncanakan untuk menjal-
Pasien ani kemoterapi dengan paclitaxel-carboplatin,
No. % akan tetapi pasien mengalami perburukan dan
meninggal dua minggu setelah biopsi paru. Efusi
Cancer-related
pericardium merupakan proses metastase jantung
Definitely malignant 60 27.4 yang paling sering ditemukan dan biasanya dise-
Likely malignant 27 12.3 babkan oleh proses keganasan paru. Komplikasi
Post-XRT 2 0.9 yang sering terjadi adalah tamponade jantung yaitu
Post-BMT 7 3.2 suatu kondisi mengancam jiwa yang disebabkan
oleh akumulasi cairan yang terlampau banyak
Total 96 43.8
sehingga menyebabkan kompresi ekstrakardial
Cancer-unrelated dan gangguan hemodinamik sehingga memerlu-
Post CT Surgery 38 17.4 kan penanganan segera berupa perikardiosentesis.
Iatrogenic 20 9.1 Pemberian kemoterapi dapat memberikan mening-
Rheumatologic 7 3.2
katkan angka kesintasan pasien.
Post MI 5 2.3
Infectious 2 0.9 DAFTAR PUSTAKA
Trauma 1 0.5 1. WHO. Global battle against cancer won’t be won with
treatment alone:Effective prevention measures urgently
Indeterminate 50 22.8 needed to prevent cancer crisis. International Agency for
Research on Cancer. London, 2014.
Total 123 56.2 2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker paru:
Total 219 100 Pedoman diagnose & penatalaksanaan di Indonesia. 2003.
3. Cruza, AP, Garzab CV, Avilab BT, Torresa J, et  al.
Effectiveness and prognosis of initial pericardiocentesis
performance dari ECOG 0, 1 dan mungkin juga in the primary management of malignant pericardial effu-
2 dapat diberikan kemoterapi. Pilihan untuk sion. Interact CardioVasc Thorac Surg (2010) 11 (2): 154-
161. doi: 10.1510/icvts.2010.232546.
pemberian cisplatin atau karboplatin lebih dapat 4. Gornik HI, Herman MG, Beckman JA. Abnormal cytology
diterima dan dapat dikombinasikan dengan obat predicts poor prognosis in cancer patients with pericar-
sitotoksik generasi ketiga (docetaxel, gemcit- dial effusion. American Society of Clinical Oncology. J Clin
Oncol (2005) 23:5211-5216.
abine, irinotecan, paclitaxel, pemetrxed dan 5. Roswati E,dan Safri Z. Perikardiosentesis pada efusi peri-
vinorelbine). Bukti menunjukkan bahwa kombi- kardium masif. CDK-202/ 2013: 40(3):192-196.
nasi cisplatin mempunyai respon yag lebih baik 6. Gumrukcuoglu HA, Odabasi D, Akdag S, Ekim H.
Management of cardial tamponade: a comparative study
dibandingkan carboplatin dan dapat mening- between echo-guided pericardiocentesis and surgery –
katkan angka harapan hidup bila dikombinasi A report of 100 patients. Cardiol Res Pract. 2011; 2011:
dengan obat sitotoksik generasi ketiga. Efek 197838.
7. Fidler, Isaiah J. The Pathogenesis of cancer metastasis: the
samping mual, nefrotoksik dan neurotoksik lebih ‘seed and soil’ hypothesis revisited. Nature Review Cancer 3,
jarang ditemukan paa Carboplatin dibandingkan 453-458. 2003, doi: 10.1038/nrc 1098.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 590-596 | doi: 10.15562/ism.v11i2.591 595
CASE REPORT

8. Soler JS, Sauleda JS, Miralda GP., Jordi Soler-Soler. General 16. Cruz GA, Garza CV, Avilab BT, et  al. Effectiveness and
pericardiology: Management of pericardial effusions. prognosis of initial pericardiocentesis in the primary
Heart 2001; 86: 230-245. management of malignant pericardial effusion. Interact
9. Semenza GL. Hypoxia-inducible factors: mediators of CardioVasc Thorac Surg (2010) 11 (2): 154-161.
cancer progression and targets for cancer therapy. Trends 17. Cormican MC dan Nyman CR. Intrapericardial bleomycin
Pharmacol Sci. 2012;33(4):207-214. for the management of cardiac tamponade secondary to
10. Bussani R, De-Giorgio F, Abbate A, Silvestri F. Cardiac malignant pericardial effusion. Br Heart J 1990; 63: 61-2.
metastase. J Clin Pathol. 2007; 60 (1): 27-34. 18. Maisch B, Ristic AD, Pankuweit S, et al. Neoplastic pericar-
11. Wang PC, Yang KY, Chao JY, et al. Prognostic role of peri- dial effusion; Efficacy and safety of intrapericardial treat-
cardial fluid cytology in cardiac tamponade associated ment with cisplatin. Eur Heart J, 2002; 23: 1625-1631.
with non-small cell lung cancer. Chest. 2000;118(3):744-9. 19. Azzoli CG, Baker S, Temin S, et  al. American society of
12. Wilkes JD, Fidias P, Vaickus L, Peres RP. Malignancy- clinical oncology clinical practice: guideline update on
related pericardial effusion; 127 cases from the Roswell chemotherapy for stage IV non–small cell lung cancer.
Park Cancer Institue. Cancer 1995, 2015;76(8):1377-87. American Society of Clinical Oncology. JCO, 2009; 27(36):
13. Sagristà-Sauleda J, Mercé J, Permanyer-Miralda G, Soler- 6251-6266.
Soler J. Clinical clues to the causes of large pericardial effu- 20. Laham RJ, Cohen DJ, Kuntz RE, et al. Pericardial effusion
sions. Am J Med. 2000;109(2):95-101. in patients with cancer: outcome with contemporary man-
14. Maisch B, Ristic AD. Practical aspect of the management agement strategies. Heart, 1996; 75: 67-71.
of pericardial disease. Heart 2003; 89: 1096-1103.
15. Maisch B, Chairperson*, Seferovic PM, et al. Guidelines on
the diagnosis and management of pericardial disease -Full
Text: The task force on the diagnosis and management of
pericardial disease of the European society of cardiology.
Eur Heart J, 2004.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution

596 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 590-596 | doi: 10.15562/ism.v11i2.591

You might also like