Professional Documents
Culture Documents
Suicide Suicide
1. Right to Die
PRO: "The right of a competent, terminally CON: "The history of the law's treatment of
ill person to avoid excruciating pain and assisted suicide in this country has been and
embrace a timely and dignified death bears continues to be one of the rejection of nearly
the sanction of history and is implicit in the all efforts to permit it. That being the case,
concept of ordered liberty. The exercise of our decisions lead us to conclude that the
this right is as central to personal autonomy asserted 'right' to assistance in committing
and bodily integrity as rights safeguarded by suicide is not a fundamental liberty interest
this Court's decisions relating to marriage, protected by the Due Process Clause."
family relationships, procreation,
contraception, child rearing and the refusal or -- Washington v. Glucksberg(63 KB)
termination of life-saving medical treatment.
In particular, this Court's recent decisions
concerning the right to refuse medical US Supreme Court Majority Opinion
treatment and the right to abortion instruct June 26, 1997
that a mentally competent, terminally ill
person has a protected liberty interest in
choosing to end intolerable suffering by
bringing about his or her own death.
Law
"When Death Is Sought: Assisted Suicide and
Euthanasia in the Medical Context,"
newyorkhealth.gov
1994
9. Religious Concerns
PRO: "Guided by our belief as Unitarian CON: "As Catholic leaders and moral
Universalists that human life has inherent teachers, we believe that life is the most basic
dignity, which may be compromised when gift of a loving God- a gift over which we
life is extended beyond the will or ability of a have stewardship but not absolute dominion.
person to sustain that dignity; and believing Our tradition, declaring a moral obligation to
that it is every person's inviolable right to care for our own life and health and to seek
determine in advance the course of action to such care from others, recognizes that we are
be taken in the event that there is no not morally obligated to use all available
reasonable expectation of recovery from medical procedures in every set of
extreme physical or mental disability... circumstances. But that tradition clearly and
strongly affirms that as a responsible steward
of life one must never directly intend to cause
BE IT FURTHER RESOLVED: That one's own death, or the death of an innocent
Unitarian Universalists advocate the right to victim, by action or omission...
self-determination in dying, and the release
from civil or criminal penalties of those who, We call on Catholics, and on all persons of
under proper safeguards, act to honor the good will, to reject proposals to legalize
right of terminally ill patients to select the euthanasia."
time of their own deaths; and...
-- United States Conference of Catholic
BE IT FINALLY RESOLVED: That
Unitarian Universalists, acting through their Bishops
congregations, memorial societies, and "Statement on Euthanasia," on
appropriate organizations, inform and petition www.usccb.org
legislators to support legislation that will Sep. 12, 1991
create legal protection for the right to die with
dignity, in accordance with one's own choice.
Resolution
Unitarian Universalist Association
1988
10. Living Wills
PRO: "Living wills can be used to refuse CON: "Not only are we awash in evidence
extraordinary, life-prolonging care and are that the prerequisites for a successful living
effective in providing clear and convincing wills policy are unachievable, but there is
evidence that may be necessary under state direct evidence that living wills regularly fail
statutes to refuse care after one becomes to have their intended effect...
terminally ill.
When we reviewed the five conditions for a
A recent Pennsylvania case shows the power successful program of living wills, we
a living will can have. In that case, a Bucks encountered evidence that not one condition
County man was not given a feeding tube, has been achieved or, we think, can be. First,
even though his wife requested he receive despite the millions of dollars lavished on
one, because his living will, executed seven propaganda, most people do not have living
years prior, clearly stated that he did 'not want
wills... Second, people who sign living wills
tube feeding or any other artificial invasive have generally not thought through its
form of nutrition'... instructions in a way we should want for life-
and-death decisions... Third, drafters of living
A living will provides clear and convincing wills have failed to offer people the means to
evidence of one's wishes regarding end-of-life articulate their preferences accurately...
care." Fourth, living wills too often do not reach the
people actually making decisions for
-- Joseph Pozzuolo, JD incompetent patients... Fifth, living wills
Professor, Neuman College seem not to increase the accuracy with which
surrogates identify patients' preferences."
Lisa Lassoff, JD
Associate, Reed Smith
-- Angela Fagerlin, PhD
Jamie Valentine, JD Core Faculty Member, Robert Wood Johnson
Associate, Pozzuolo & Perkiss Clinical Scholar Program, University of
"Why Living Wills/Advance Directives Are an Michigan Medical School
Essential Part of Estate Planning," Journal
of Financial Service Professionals Carl E. Schneider, JD
Sep. 2005 Chauncey Stillman Professor for Ethics,
Morality, and the Practice of Law, University
of Michigan Law School
"Enough: The Failure of the Living Will,"
Hastings Center Report
2004
Pro-Kontra Euthanasia
Klikdokter.com - Euthanasia berarti sebuah proses mengakhiri kehidupan karena
penyakit yang diderita oleh seorang. Umumnya, individu yang meminta euthanasia adalah
pasien usia tua dengan penyakit yang tidak memiliki kemungkinan sembuh, dengan rasa sakit
yang tidak tertahankan, atau pasien dengan keganasan. Masih banyak pro dan kontra terkait
pelaksanaan euthanasia. Terlepas dari benar atau salah prosedur ini, mari kita kenal lebih jauh
prosedur euthanasia.
Dalam euthanasia aktif, dokter atau tenaga kesehatan memberikan intervensi aktif yang dapat
menyebabkan kematian pasien, misalnya dengan memberikan obat tertentu. Sedangkan
euthanasia pasif terjadi ketika pasien meninggal karena tenaga kesehatan tidak melanjutkan atau
memberikan pengobatan yang diperlukan untuk menjaga pasien tetap hidup.
Argumen pro-euthanasia
Terdapat beberapa argumen yang mendukung terjadinya euthanasia. Pertama, kelompok pro-
euthanasia beranggapan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menentukan masa depan
kehidupannya. Terlebih jika individu tersebut dalam keadaan sakit berat yang menimbulkan
penderitaan bagi dirinya sendiri. Argumen lain menyatakan bahwa dengan melegalkan
euthanasia terhadap pasien dengan keadaan yang tidak dapat disembuhkan, tenaga dan perawatan
kesehatan dapat dialihkan untuk pasien yang memiliki harapan sembuh lebih besar dan
memerlukan perawatan intensif.
Kelompok kontra euthanasia beranggapan bahwa tindakan ini menyalahi kehendak yang maha
kuasa. Kehidupan adalah suatu hal yang suci dan kematian bukan berada di tangan manusia,
namun berada pada tangan sang Pencipta. Selain itu, setiap orang, baik yang mengalami sakit
berat atau sehat memiliki hak yang sama untuk hidup, jadi keputusan untuk mengakhiri hidup
dengan alasan sakit keras tidak dibenarkan. Permasalahan lainnya adalah mengenai siapa pihak
yang memiliki otoritas untuk menentukan seorang pantas melakukan euthanasia, apakah dokter
atau keluarga?
Negara di dunia umumnya tidak melegalkan euthanasia. Namun terdapat beberapa negara yang
telah melegalkan proses ini seperti beberapa negara bagian di Amerika Serikat, Jepang, Belanda
dan Luxemburg.
Artikel ini tidak bertujuan untuk mendukung atau menentang proses ini, namun kami bermaksud
memberikan pengertian tentang sebuah tindakan yang masih menuai kontroversi. Di satu sisi
tindakan ini bertujuan menghilangkan penderitaan pasien, namun di sisi lain tindakan ini
bertentang dengan norma agama dan etika yang umumnya dianut. Sekarang tergantung Anda
untuk menilai, apakah Anda setuju atau menolak dengan prinsip euthanasia?
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda
di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[](AN)
uthanasia : Masalah Etika Kedokteran
Berita HOT:
UU Pilkada
Ultraman Tiga
indosiar.com, Jakarta - Euthanasia atau suntik mati hingga kini masih menjadi pro kontra di
Indonesia. Secara moral dan etika, Euthanasia tidak dibenarkan karena dianggap tidak ada
bedanya dengan tindakan pembunuhan. Namun disisi lain, Euthanasia adalah sebuah pilihan bagi
pasien yang secara medis tidak punya harapan hidup lagi.
Euthanasia seperti yang diminta oleh keluarga Hasan atas istrinya adalah salah satu masalah
etika kedokteran. Istilah Euthanasia berasal dari Bahasa Yunani yang berarti kematian yang baik
atau mati dengan cara yang baik.
Euthanasia adalah tindakan dokter mengakhiri kehidupan pasien, dengan memberikan suntikan
yang mematikan atas permintaan pasien sendiri.
Tindakan medis ini disebut sebagai tindakan Euthanasia Aktif, untuk membedakan dari istilah
Euthanasia Pasif, Euthanasia Pasif adalah keputusan medis untuk menghentikan sama sekali
pengobatannya.
Namun istilah Euthanasia Pasif tidak lagi dipakai karena masalah etika kedokteran sudah dapat
diatasi. Euthanasia Pasif biasanya diganti dengan sebutan membiarkan pasien meninggal karena
harapan hidup sudah tidak ada lagi.
Belanda menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan seorang dokter mengakhiri hidup
pasien, akibat penyakit yang dinilai tidak lagi bisa disembuhkan dan menyebabkan penderitaan
yang tidak tertanggungkan.
Menurut undang-undang negara itu, tindakan Euthanasia dapat diizinkan jika ada rekomendasi
medis yang dikeluarkan setelah mempertimbangkan tiga hal. Yaitu pasien dinilai tidak dapat
disembuhkan, ia dalam keadaan sadar dan sepenuhnya setuju dengan prosedur yang akan
ditempuh dan penderitaannya dinilai tidak lagi tertanggungkan.
Di banyak negara lain, Euthanasia masih dianggap tidak ada bedanya dengan pembunuhan.
Karena masalah moral, etika maupun religius, Euthanasia tetap tabu dilakukan. (Tim
Liputan/Sup)