You are on page 1of 11

Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....

PENGEMBANGAN KAWASAN SELINGKAR WILIS


MELALUI PEMETAAN POTENSI WISATA DAERAH

THE DEVELOPMENT OF THE AREA AROUND THE WILIS


THROUGH TOURISM POTENTIAL MAPPING
Ardhana Januar Mahardhani
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jl. Budi Utomo 10, Ponorogo, Jawa Timur 63471.
Email: sekipjogja@yahoo.co.id

ABSTRACT
The existence of the Wilis Selingkar Area which consists of six districts in East Java
Province brings a strategic role in order to increase the tourism potential and economy of
local communities, this is because each district has a characteristic that becomes the pride of
the region. The purpose of this research is to know the potential that exist in each regency in
Selingkar Wilis area which will be used as the brand by the district, besides that it is to sort
out each tourist attraction (DTW) in six districts in an effort to increase the attractiveness
tourism in order to improve the local economy. The research results can be known if the
potentials in the six districts are mostly based on agriculture and forestry, although the form
of management of each region is different according to the ability and existence of the
community. The existence of tourism potential in each of these areas can directly help the
local community's economy so that the income of the community will increase. From the
results of the study, the conclusion that can be drawn is that in planning and implementation
of the development, the need for regional cooperation, in addition to strengthening local
government's insight and commitment on the importance of regional cooperation in order to
develop the regional economy in order to be competitive.

Keywords: Potential, Tourism Attractions (DTW), Regions Wilis

ABSTRAK
Keberadaan Kawasan Selingkar Wilis yang terdiri dari enam kabupaten di Provinsi
Jawa Timur membawa peran strategis dalam rangka meningkatkan potensi pariwisata dan
perekonomian masyarakat lokal, hal ini dikarenakan masing-masing kabupaten mempunyai
ciri khas yang menjadi kebanggaan daerah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi
yang ada pada masing-masing kabupaten di Kawasan Selingkar Wilis yang nantinya akan
dijadikan brand oleh kabupaten tersebut, selain hal tersebut adalah untuk memilah masing-
masing daya tarik wisata (DTW) di enam kabupaten dalam sebagai upaya meningkatkan daya
tarik wisata dalam rangka peningkatan ekonomi lokal. Hasil penelitian dapat diketahui jika
potensi yang ada di enam kabupaten sebagaian besar adalah berbasis pertanian dan kehutanan,
meskipun demikian bentuk pengelolaan masing-masing daerah berbeda sesuai dengan
kemampuan dan keberadaan masyarakatnya. Keberadaan potensi pariwisata pada masing-
masing daerah tersebut secara langsung dapat membantu perekonomian masyarakat lokal
437
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....

sehingga pendapatan masyarakat menjadi naik. Dari hasil penelitian, kesimpulan yang dapat
diambil adalah bahwa di dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan, perlu adanya
kerjasama daerah, selain itu perlu diperkuat wawasan dan komitmen pemerintah daerah
tentang pentingnya kerjasama kewilayahan guna mengembangkan perekonomian daerah agar
berdaya saing.
Kata kunci: Potensi, Daya Tarik Wisata (DTW), Kawasan Selingkar Wilis

PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian masih menjadi basis dalam rangka kemajuan bangsa, dalam
kenyataannya keberlanjutan sektor lain seperti industri atau jasa juga akan selalu dipengaruhi
oleh keberlangsungan sektor pertanian (Mahardhani, 2012). Pelaksanaan pembangunan di bidang
pertanian tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi hasil saja, tetapi juga mem-
perhatikan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayahnya. Pembangunan
pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan
dan taraf hidup petani, serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Proses pembangunan ini lebih dikhususkan pada daerah perdesaan yang mayoritas
penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Menurut United Nations dalam Rustiadi (2007),
pembangunan perdesaan adalah strategi yang direncanakan untuk meningkatkan kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat miskin. Di dalam perencanaan dan pelaksanaan kerjasama
daerah, perlu diperkuat wawasan dan komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya
kerjasama kewilayahan gunan mengembangkan perekonomian daerah yang berdaya saing.
Persamaan visi pemerintah daerah adalah modal dasar dalam mewujudkan rencana dimaksud
sehingga diperlukan kesadaran kolektif bahwa keberhasilan dalam melakukan percepatan dan
pemerataan pembangunan daerah tidak terlepas dari konektivitas dan sinkronisasi rencana
pembangunan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kotamadya.
Dalam sektor pariwisata, Pendit (1990) mengatakan bahwa pariwisata merupakan
suatu sektor yang kompleks, yang juga melibatkan industri-industri klasik, seperti kerajinan
tangan dan cinderamata, serta usaha-usaha penginapan dan transportasi. Ditambahkan pula
bahwa pariwisata terdiri 10 unsur pokok, yaitu :
1) politik pemerintah
2) perasaan ingin tahu
3) sifat ramah tamah
4) jarak dan waktu
5) atraksi
6) akomodasi
7) pengangkutan
8) harga-harga
9) publisitas
10) kesempatan berbelanja.
Menurut Joyosuharto (1995) bahwa pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi,
yaitu:
1) menggalakkan ekonomi
2) memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup
3) memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa.
438
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....

Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut maka diperlukan pengembangan obyek


wisata dan daya tarik wisata, meningkatkan dan mengembangan promosi dan pemasaran,
serta meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.
Dikemukakan pula oleh Pendit (1990) bahwa pariwisata mampu menghasilkan per-
tumbuhan ekonomi, karena dapat menyediakan lapangan kerja, menstimulasi berbagai sektor
produksi, serta memberikan kontribusi secara langsung bagi kemajuan-kemajuan dalam usaha-
usaha pembuatan dan perbaikan pelabuhan, jalan raya, pengangkutan, serta mendorong
pelaksanaan program kebersihan dan kesehatan, proyek sasana budaya, pelestarian lingkungan
hidup, dan sebagainya yang dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik kepada
masyarakat setempat maupun wisatawan dari luar.
Kawasan Selingkar Wilis terletak melingkar di lereng Gunung Wilis, Provinsi Jawa
Timur, kawasan ini terdiri dari enam kabupaten, yaitu Kabupaten Tulungagung, Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten
Kediri, yang lebih dikenal dengan sebutan “Tunggal Rogo Mandiri”. Keberadaan enam
kabupaten yang melingkar di Gunung Wilis tersebut mempunyai karakteristik wilayah yang
sama, meskipun demikian tiap kabupaten memiliki keunggulan lokal yang berbeda-beda,
pada perkembangannya kesepakatan antar kabupaten pada Kawasan Selingkar Wilis juga
diproyeksikan akan dibangun jalan tembus sehingga memudahkan akses pada tiap kabupaten,
yang tentu saja akan berdampak positif dalam rangka peningkatan pengembangan perekonomian
masyarakat.
Seperti diberitakan dalam http://bappeda.jatimprov.go.id bahwa untuk mengoptimalkan
potensi besar yang dimiliki, maka Gunung Wilis akan dikelola oleh enam daerah yang yang
terletak disekitarnya dalam bentuk sebuah kerjasama. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai
fasilitator menjelaskan bahwa kerjasama itu bertujuan mengurangi kesenjangan masyarakat antar
daerah yang bertetangga, salah satu cara yang digunakan adalah dengan memaksimalkan potensi
Gunung Wilis untuk kesejahteraan masyarakat. Gubernur Provinsi Jawa Timur, Dr. Soekarwo
menyampaikan jika Gunung Wilis ini berpotensi sangat besar, dan dikarenakan kawasan ini
terletak di antara enam kabupaten, maka perlu dibuat kesepakatan bersama untuk menjalin
kerjasama dalam mengoptimalkan potensi yang ada. Dari hal tersebut, maka langkah yang harus
segera dilakukan adalah pemetaan potensi yang ada di masing-masing daerah atau wilayah,
setelah hal tersebut maka perlu untuk dikelompokkan menurut jenis wisata yang ada sekaligus
memberikan masukan pengembangan apa yang dibutuhkan di daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan menjadi bahasan utama
dalam tulisan ini adalah pemataan potensi setiap daerah dalam mendukung pelaksanaan
pengembangan di Kawasan Selingkar Wilis. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis
adalah mendiskripsikan dan menganalisis potensi setiap daerah dalam mendukung pelaksanaan
kerjasama antar daerah di Kawasan Selingkar Wilis.
Penelitian ini merupakan penelitian pendukung dari penelitian sebelumnya yang hendak
peneliti ketahui dalam rangka kerjasama antar daerah pada pengembangan Kawasan Selingkar
Wilis yang terdiri dari enam kabupaten tersebut.

METODE
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan metode penelitian
kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang
ada, dalam hal ini yaitu menggambarkan bagaimana potensi sumber daya tiap kabupaten di
439
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....

Kawasan Selingkar Wilis. Pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif karena
data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan. Berdasarkan
permasalahan yang ada, fokus penelitian yaitu identifikasi potensi masing-masing daerah di
Kawasan Selingkar Wilis. Penulis membatasi penelitian sampai dengan tahap rekomendasi
kebutuhan dalam rangka pengembangan kawasan berdasarkan analisis potensi dalam rangka
peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Lokasi dalam penelitian ini adalah kecamatan-kecamatan yang berada di Kawasan
Selingkar Wilis, diantaranya: Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo (Kabupaten
Tulungagung), Kecamatan Bendungan (Kabupaten Trenggalek), Kecamatan Ngebel, Kecamatan
Pudak, dan Kecamatan Sooko (Kabupaten Ponorogo), Kecamatan Kare dan Kecamatan Wungu
(Kabupaten Madiun), Kecamatan Sawahan, Kecamatan Loceret, dan Kecamatan Ngetos
(Kabupaten Nganjuk), serta Kecamatan Mojo dan Kecamatan Semen (Kabupaten Kediri). Data
dalam penelitian ini adalah melalui pengumpulan data sekunder, yaitu melalui studi yang
komprehensif melalui studi pustaka diantaranya dokumen kajian studi kelayakan pembangunan
Jalan Selingkar Wilis, perundang-undangan yang terkait dengan tata ruang wilayah, jurnal dan
artikel pada media massa, dan lainnya yang mendukung dalam penelitian.
Metode pengumpulan data adalah survey yang dilakukan dalam rangka menghimpun data
primer, pada pelaksanaannya wawancara dan pendokumentasian kegiatan dilakukan dalam
rangka melengkapi penelitian ini, diantaranya adalah wawancara dengan masyarakat sekitar,
pihak instansi pemerintah diantaranya Bappeda, kepala desa, dan lembaga lain yang berada pada
kawasan tersebut. Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah model interaktif
dengan tiga aktivitas yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan dan verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Lokasi
Kawasan Selingkar Wilis melingkar pada Gunung Wilis yang terletak di enam
kabupaten yakni Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk,
dan Kediri, yang keseluruhannya terletak pada Provinsi Jawa Timur bagian barat,
jarak antara pusat Kota Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur menuju ke
Gunung Wilis adalah kurang lebih 160 kilometer. Pada pelaksanaannya, diantara
keenam kabupaten tersebut telah mempunyai kesepakatan dalam sebuah nota
kesepahaman yang telah ditandatangani pada tahun 2014, selanjutnya pada tahun
2017 telah dilaksanakan penandatanganan kerjasama dalam rangka pengoptimalan
potensi dan penentuan langkah selanjutnya dalam rangka pengembangan Kawasan
Selingkar Wilis untuk memajukan pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitar.

440
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....

Gambar 1. Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis


Sumber: Studi Kelayakan Kawasan Selingkar Wilis, 2016

2. Pemetaan Potensi Daerah


a. Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil
marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya ibu kota Provinsi
Jawa Timur. Luas Kabupaten Tulungagung adalah 1.055,65 km persegi. Kabupaten
Tulungagung merupakan salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang
terletak di Kecamatan Besuki, selain itu potensi di Kabupaten Tulungagung adalah
bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.
Kawasan Selingkar Wlis pada Kabupaten Tulungagung melewati dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Sendang dan Pagerwojo. Berikut adalah potensi wisata
yang ada di Kawasan Selingkar Wilis.

Tabel 1. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Tulungagung


No Kecamatan Desa Potensi
1 Sendang Geger Air Terjun Laweyan
Candi Penampihan
Agrowisata Bunga
Telaga Aqua
Nglurup Air Terjun Pandanwangi
Kebun Teh Sumber Pandan
441
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....

Wana Wisata Jurang Senggani


Sendang Gua Tan Tek Sue
Pesanggrahan Argowilis
Nyawangan Nyawangan Park
2 Pagerwojo Wonorejo Bendungan Wonorejo
Mulyosari Ranu Gumbolo
Taman Wisata Kahayangan

b. Kabupaten Trenggalek
Kabupaten trenggalek merupakan salah satu daerah pegunungan yang terletak
di bagian selatan Propinsi Jawa Timur, kabupaten ini menempati wilayah seluas
1.147,22 km². Komoditas utama Kabupaten Trenggalek beragam, karena kondisi
kewilayahan yang kurang mendukung untuk pertanian, sebagian besar adalah hasil
perkebunan seperti cengkeh, kopi, ketela pohon, umbi-umbian, jagung, kakao,
sayuran, serta aneka macam buah-buahan.
Berikut adalah potensi wisata Kabupaten Trenggalek yang terdapat pada
Kawasan Selingkar Wilis.

Tabel 2. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Trenggalek


No Kecamatan Desa Potensi
1 Bendungan Dompyong Agrowisata Dilem Wilis
Coban Rambat
Depok Sumber Air Maron Prima

c. Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Ponorogo terletak pada Provinsi Jawa Timur bagian barat, memiliki
luas wilayah 1.305,70 km², Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog
karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Komoditas unggulan
Kabupaten Ponorogo yaitu sektor perkebunan dan pertanian. Sektor perkebunan
komoditas unggulannya adalah kakao, tebu, kopi, kelapa, cengkeh, dan jambu mete.
Sektor Pertanian komoditas yang diunggulkan adalah tembakau. Kawasan yang
potensial dalam bidang perkebunan dan pertanian di Kabupaten Ponorogo yaitu daerah
timur yang merupakan daerah di kaki Gunung Wilis.
Berikut merupakan potensi yang ada di Kawasan Selingkar Wilis selain
pertanian dan perkebunan.

Tabel 3. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Ponorogo


No Kecamatan Desa Potensi
1 Ngebel Ngebel Telaga Ngebel
Larung Sesaji Telaga Ngebel
Pupus Air Terjun Toyo Merto
Wagir Lor Air Panas Tirta Husada
2 Pudak Krisik Air Terjun Coba Lawe
Pudak Wetan Tanah Goyang
442
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....

Pudak Kulon Wisata Edukasi Sapi Perah


3 Sooko Jurug Air Terjun Pletuk
Ngadirojo Gunung Bedes

d. Kabupaten Madiun
Kabupaten Madiun mempunyai luas wilayah 1.037,58km2. Jarak antara
Kabupaten Madiun dengan Ibukota Provinsi Jawa Timur kurang lebih 175 kilometer
ke arah timur.Secara umum potensi yang menonjol saat ini adalah bidang agro, yaitu:
tanaman pertanian (padi, kedelai, palawija), perkebunan (kakao, kopi, mangga, durian,
rambutan), dan produk hasil hutan serta produk olahan lainnya seperti kerajinan kayu
jati dan lain sebagainya.Tanaman durian dan kakao banyak di budidayakan di
Kecamatan Dagangan, dan Kecamatan Kare. Perkebunan kopi dengan skala besar
terdapat di Kecamatan Kare, yang merupakan peninggalan Belanda.
Pada Kabupaten Madiun yang termasuk dalam Kawasan Selingkar Wilis
adalah Kecamatan Kare dan Kecamatan Wungu. Berikut adalah potensi yang ada di
kecamatan tersebut:

Tabel 4. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Madiun


No Kecamatan Desa Potensi
1 Kare Kepel Air Terjun Banyulawe Dong
Air Terjun Krecekan Denu
Kare Air Terjun Slampir / Seweru
Perkebunan Kopi Kandangan
Wisata alam Nongko Ijo
Aswin Loka
Kirab Budaya dan Sedekah Bumi
2 Wungu Kresek Wana Wisata Grape
Monumen Kresek
Nglambangan Situs Nglambangan
Brumbun Desa Wisata Brumbun

e. Kabupaten Nganjuk
Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 1.224,25 km2 dengan wilayah yang
terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan
struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman
pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan
ekonomi dibidang pertanian.
Kecamatan Sawahan, Loceret, dan Ngetos, adalah ketiga kecamatan yang
menjadi penyangga Gunung Wilis pada Kabupaten Nganjuk, potensi yang dapat
dikembangkan pada daerah tersebut adalah:

Tabel 5. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Nganjuk


No Kecamatan Desa Potensi
1 Sawahan Ngliman Air Terjun Sedudo
443
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....

Air Terjun Singokromo


Agrowisata Perkebunan Mawar
Sendang Putri Wilis
Bendolo Air Terjun Watu Lumbung
Margopatut Bukit Batu Songgong
2 Loceret Bajulan Air Terjun Roro Kuning
Pura Kerta Bhuwana
Monumen Gerilya Jend. Sudirman
Candirejo Candi Lor
Ngepeh Monumen Dr. Soetomo
3 Ngetos Blongko Air Terjun Sumber Manik
Candi Ngetos
Pertapan Argojali

f. Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri mempunyai luas wilayah sebesar 1.3865,05 km2, Sama
dengan kabupaten lainnya, kondisi geografis dari Kabupaten Kediri adalah kawasan
dataran rendah dan daerah pegunungan. Kabupaten Kediri memliki berbagai macam
potensi yang dapat menopang perekonomian di daerah tersebut, diantaranya pertanian,
kehutanan, perikanan darat, potensi sumber daya air, dan masih ada lainnya. Di sisi
lain potensi bentang alam di Kabupaten Kediri yang mempunyai kawasan
pegungungan dapat dikembangkan menjadi potensi kawasan wisata.
Berikut adalah potensi pariwisata pegunungan yang ada di Kawasan Selingkar
Wilis.
Tabel 6. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Kediri
No Kecamatan Desa Potensi
1 Mojo Jugo Air Terjun Dolo
Air Terjun Irenggolo
Upacara Sesaji Tirto Husodo
Pamongan Air Terjun Parijotho
2 Semen Poh Sarang Goa Maria Poh Sarang
Pogung Wisata Alam Sumber Podang
Kediri Waterpark
Joho Goa Laler
Desa Wisata Joho
Kanyoran Tubing Sungai Kanyoran

B. Pembahasan
1. Pengembangan Pariwisata di Kawasan Selingkar Wilis
Pariwisata di Kawasan Selingkar Wilis termasuk dalam jenis pariwisata lokal
(local tourism), karena berada pada satu kawasan yang menjadi sebuah lokalitas yaitu
dienam kabupaten yang melingkar di Gunung Wilis, dari potensi yang ada sesuai
dengan hasil penelitian di atas, maka jenis pariwisata yang ada di Kawasan Selingkar
444
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....

Wilis jika disesuaikan dengan objeknya adalah cultural tourism, social tourism, dan
religion tourism, selain ketiga jenis itu juga masih dikembangkan wisata agro mengingat
daerah Kawasan Selingkar Wilis mempunyai wilayah yang keseluruhannya adalah hutan.
Pengembangan pariwisata terus dilakukan oleh keenam daerah baik melalui
pemanfaatan dana daerah serta melalui dana dari pusat, pengembangan yang dilakukan
juga tidak sama dikarenakan kebutuhan pada tiap daerah berbeda-beda, selain itu kondisi
kewilayahan yang ada juga mempengaruhi arah pengembangan, tetapi dari keenam
daerah tersebut, terdapat kesamaan dalam pengembangannya, diantaranya:
a. Infrastruktur jalan
Jalan dalam hal ini menjadi point sentral dalam rangka pengembangan Kawasan
Selingkar Wilis, dalam pengamatan yang telah dilakukan jalan yang menjadi
penghubung diantara keenam kabupaten pada kawasan tersebut masih belum
maksimal, banyak jalan yang rusak, bahkan ada makadam diberbagai titik. Pemerintah
daerah telah berupaya untuk melakukan perbaikan terutama akses menuju lokasi
wisata.
b. Transportasi
Keberadaan transportasi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan
pariwisata, yang telah terjadi saat ini adalah dibukanya trayek dari Kabupaten
Ponorogo menuju Kabupaten Tulungagung melalui Kecamatan Sooko, dan
Kecamatan Pagerwojo oleh Perum Damri. Dengan adanya angkutan penghubung
tersebut tentunya juga membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat yang akan
memanfaatkan transportasi tersebut menuju lokasi wisata dan pastinya juga
berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
c. Akomodasi
Banyak diantaranya lokasi wisata yang disebutkan di atas adalah wisata yang baru saja
dibuka, artinya banyak tempat wisata yang sebelumnya belum dikelola secara
maksimal atau memang tempat wisata tersebut baru saja ditemukan, keberadaan
akomodasi menjadi bagian penting dari tempat wisata, Pendit (1990) mengatakan
bahwa pariwisata merupakan suatu sektor yang kompleks, yang juga melibatkan
banyak industri, termasuk dalam pengadaan akomodasi.
d. Publikasi
Arus informasi yang sangat cepat menjadikan tempat wisata yang barusaja dibuka atau
ditemukan dengan cepat bisa tersebar, akses informasi melalui media sosial yang
bebas menjadikan daerah wisata semakin terkenal dan menjadikan ingin dikunjungi.
Selain hal tersebut, publikasi dilakukan juga secara konvensional baik oleh pemerintah
maupun pihak swasta pengelola tempat wisata tersebut.

2. Rekomendasi Dalam Pengembangan Pariwisata di Kawasan Selingkar Wilis


Keterkaitan (interconnection) dan saling ketergantungan (interdependence) antara
pemerintah daerah yang satu dengan pemerintah daerah lainya dalam penyelenggaraan
urusan dan/atau kewenangan tertentu saat ini telah menjadi trend dalam bidang keilmuan
administrasi publik. Dalam pelaksanaannya bentuk keterkaitan antara daerah satu dengan
yang lain tersebut menimbulkan kerjasama antar daerah, dan merupakan suatu keharusan
untuk dilaksanakan. Untuk itu, perlu adanya suatu kajian yang komprehensif dan
mendalam tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjasama antar
445
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....

daerah dalam suatu kewilayahan.


Salah satu bentuk interconnection dan interdependence yang terjadi adalah mimpi
besar dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terbentuknya kawasan terpadu diantara
enam kabupaten di Kawasan Selingkar Wilis, oleh karena itu salah satu cara untuk
mewujudkan hal tersebut adalah dengan kegiatan kerjasama antar daerah.
Pada tanggal 5 Februari 2016 bertempat di Pendopo Manggala Praja Nugraha
Pemerintah Kabupaten Trenggalek, dilaksanakan penandatanganan naskah perjanjian
kerjasama pembangunan infrastruktur jalan Kawasan Selingkar Wilis oleh Kepala
Bappeda Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri.
Harapan dari kegiatan ini adalah adanya interaksi untuk mensinergikan perencanaan
pembangunan kawasan yang berada di lereng Gunung Wilis. Dengan terbukanya akses
jalan sepanjang kurang lebih 235 kilometer, yang diharapkan dapat mendorong
perkembangan bidang-bidang lain seperti kemudahan dalam mobilitas orang dan barang,
baik dalam satu wilayah kabupaten maupun antar kabupaten. (www.bappedakabkediri.com).
Dari hasil kerjasama yang telah disepakati tersebut, maka keenam kabupaten
haruslah mempunyai komitmen yang kuat agar pengembangan Kawasan Selingkar Wilis
dapat dimaksimalkan, mempunyai komitmen tujuan dan terbuka menerima segala hal
termasuk jika dimungkinkan ada lembaga-lembaga non pemerintah yang akan
menanamkan modalnya.

KESIMPULAN
Kawasan Selingkar Wilis yang terdiri dari enam kabupaten selanjutnya oleh pemerintah
Provinsi Jawa Timur disebut dengan kawasan Tunggal Rogo Mandiri (Kabupaten
Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri). Kawasan Selingkar Wilis
ini terletak melingkar di lereng Gunung Wilis Provinsi Jawa Timur, keberadaan enam
kabupaten yang melingkar di Gunung Wilis tersebut mempunyai karakteristik wilayah yang
hampir sama, tetapi potensi termasuk di dalamnya pariwisata yang sangat beragam, selain itu
pada perkembangannya, kesepakatan antar kabupaten pada Kawasan Selingkar Wilis juga
diproyeksikan akan dibangun jalan tembus sehingga memudahkan akses pada tiap kabupaten,
yang tentu saja akan berdampak positif dalam rangka peningkatan pemberdayaan masyarakat.
Di dalam perencanaan dan pelaksanaan hubungan keenam daerah tersebut, perlu
diperkuat wawasan dan komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya kerja sama
kewilayahan guna mengembangkan perekonomian daerah yang berdaya saing, salah satunya
dalam pengoptimalan daya tarik wisata (DTW) di daerah. Dalam hal ini strategi yang
digunakan haruslah jelas untuk meningkatkan produksi dan mengangkat produktivitas, terlebih
lagi daerah perdesaan tersebut memerlukan banyak inovasi-inovasi pemecahan atas
permasalahan di sector pariwisata guna menaningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

DAFTAR REFERENSI
Buku / Laporan
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V. 2016. Laporan Akhir Studi Kelayakan
Pembangunan Jalan Selingkar Wilis. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

446
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....

Joyosuharto, Sunardi. 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:


Liberty
Mahardhani, Ardhana Januar. 2012. Strategi Pembangunan Desa. Ponorogo: Unmuh
Ponorogo Press
Pendit, Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
Paramita
Rustiadi, Ernan dan Sugimin Pranoto. 2007. Agropolitan Membangun Ekonomi Perdesaan.
Bogor: Crestpent Press

Website
Potensi Gunung Wilis Dikelola Bersama Enam Daerah, 2014, diakses pada 9 Maret 2017,
(http://bappeda.jatimprov.go.id/2014/06/12/potensi-gunung-wilis-dikelola-bersama-
enam-daerah/)
Selingkar Wilis Mendapat Perhatian dari Pemerintah Provinsi, 2014, diakses pada 24
Desember 2016, (http://bappedakabkediri.com/berita_detail.php?id=47)

447

You might also like