Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The existence of the Wilis Selingkar Area which consists of six districts in East Java
Province brings a strategic role in order to increase the tourism potential and economy of
local communities, this is because each district has a characteristic that becomes the pride of
the region. The purpose of this research is to know the potential that exist in each regency in
Selingkar Wilis area which will be used as the brand by the district, besides that it is to sort
out each tourist attraction (DTW) in six districts in an effort to increase the attractiveness
tourism in order to improve the local economy. The research results can be known if the
potentials in the six districts are mostly based on agriculture and forestry, although the form
of management of each region is different according to the ability and existence of the
community. The existence of tourism potential in each of these areas can directly help the
local community's economy so that the income of the community will increase. From the
results of the study, the conclusion that can be drawn is that in planning and implementation
of the development, the need for regional cooperation, in addition to strengthening local
government's insight and commitment on the importance of regional cooperation in order to
develop the regional economy in order to be competitive.
ABSTRAK
Keberadaan Kawasan Selingkar Wilis yang terdiri dari enam kabupaten di Provinsi
Jawa Timur membawa peran strategis dalam rangka meningkatkan potensi pariwisata dan
perekonomian masyarakat lokal, hal ini dikarenakan masing-masing kabupaten mempunyai
ciri khas yang menjadi kebanggaan daerah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi
yang ada pada masing-masing kabupaten di Kawasan Selingkar Wilis yang nantinya akan
dijadikan brand oleh kabupaten tersebut, selain hal tersebut adalah untuk memilah masing-
masing daya tarik wisata (DTW) di enam kabupaten dalam sebagai upaya meningkatkan daya
tarik wisata dalam rangka peningkatan ekonomi lokal. Hasil penelitian dapat diketahui jika
potensi yang ada di enam kabupaten sebagaian besar adalah berbasis pertanian dan kehutanan,
meskipun demikian bentuk pengelolaan masing-masing daerah berbeda sesuai dengan
kemampuan dan keberadaan masyarakatnya. Keberadaan potensi pariwisata pada masing-
masing daerah tersebut secara langsung dapat membantu perekonomian masyarakat lokal
437
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....
sehingga pendapatan masyarakat menjadi naik. Dari hasil penelitian, kesimpulan yang dapat
diambil adalah bahwa di dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan, perlu adanya
kerjasama daerah, selain itu perlu diperkuat wawasan dan komitmen pemerintah daerah
tentang pentingnya kerjasama kewilayahan guna mengembangkan perekonomian daerah agar
berdaya saing.
Kata kunci: Potensi, Daya Tarik Wisata (DTW), Kawasan Selingkar Wilis
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian masih menjadi basis dalam rangka kemajuan bangsa, dalam
kenyataannya keberlanjutan sektor lain seperti industri atau jasa juga akan selalu dipengaruhi
oleh keberlangsungan sektor pertanian (Mahardhani, 2012). Pelaksanaan pembangunan di bidang
pertanian tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi hasil saja, tetapi juga mem-
perhatikan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayahnya. Pembangunan
pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan
dan taraf hidup petani, serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Proses pembangunan ini lebih dikhususkan pada daerah perdesaan yang mayoritas
penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Menurut United Nations dalam Rustiadi (2007),
pembangunan perdesaan adalah strategi yang direncanakan untuk meningkatkan kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat miskin. Di dalam perencanaan dan pelaksanaan kerjasama
daerah, perlu diperkuat wawasan dan komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya
kerjasama kewilayahan gunan mengembangkan perekonomian daerah yang berdaya saing.
Persamaan visi pemerintah daerah adalah modal dasar dalam mewujudkan rencana dimaksud
sehingga diperlukan kesadaran kolektif bahwa keberhasilan dalam melakukan percepatan dan
pemerataan pembangunan daerah tidak terlepas dari konektivitas dan sinkronisasi rencana
pembangunan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kotamadya.
Dalam sektor pariwisata, Pendit (1990) mengatakan bahwa pariwisata merupakan
suatu sektor yang kompleks, yang juga melibatkan industri-industri klasik, seperti kerajinan
tangan dan cinderamata, serta usaha-usaha penginapan dan transportasi. Ditambahkan pula
bahwa pariwisata terdiri 10 unsur pokok, yaitu :
1) politik pemerintah
2) perasaan ingin tahu
3) sifat ramah tamah
4) jarak dan waktu
5) atraksi
6) akomodasi
7) pengangkutan
8) harga-harga
9) publisitas
10) kesempatan berbelanja.
Menurut Joyosuharto (1995) bahwa pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi,
yaitu:
1) menggalakkan ekonomi
2) memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup
3) memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa.
438
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....
METODE
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan metode penelitian
kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang
ada, dalam hal ini yaitu menggambarkan bagaimana potensi sumber daya tiap kabupaten di
439
Model Inovassi Pemberdayaan Masyarakat.....
Kawasan Selingkar Wilis. Pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif karena
data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan. Berdasarkan
permasalahan yang ada, fokus penelitian yaitu identifikasi potensi masing-masing daerah di
Kawasan Selingkar Wilis. Penulis membatasi penelitian sampai dengan tahap rekomendasi
kebutuhan dalam rangka pengembangan kawasan berdasarkan analisis potensi dalam rangka
peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Lokasi dalam penelitian ini adalah kecamatan-kecamatan yang berada di Kawasan
Selingkar Wilis, diantaranya: Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo (Kabupaten
Tulungagung), Kecamatan Bendungan (Kabupaten Trenggalek), Kecamatan Ngebel, Kecamatan
Pudak, dan Kecamatan Sooko (Kabupaten Ponorogo), Kecamatan Kare dan Kecamatan Wungu
(Kabupaten Madiun), Kecamatan Sawahan, Kecamatan Loceret, dan Kecamatan Ngetos
(Kabupaten Nganjuk), serta Kecamatan Mojo dan Kecamatan Semen (Kabupaten Kediri). Data
dalam penelitian ini adalah melalui pengumpulan data sekunder, yaitu melalui studi yang
komprehensif melalui studi pustaka diantaranya dokumen kajian studi kelayakan pembangunan
Jalan Selingkar Wilis, perundang-undangan yang terkait dengan tata ruang wilayah, jurnal dan
artikel pada media massa, dan lainnya yang mendukung dalam penelitian.
Metode pengumpulan data adalah survey yang dilakukan dalam rangka menghimpun data
primer, pada pelaksanaannya wawancara dan pendokumentasian kegiatan dilakukan dalam
rangka melengkapi penelitian ini, diantaranya adalah wawancara dengan masyarakat sekitar,
pihak instansi pemerintah diantaranya Bappeda, kepala desa, dan lembaga lain yang berada pada
kawasan tersebut. Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah model interaktif
dengan tiga aktivitas yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
440
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....
b. Kabupaten Trenggalek
Kabupaten trenggalek merupakan salah satu daerah pegunungan yang terletak
di bagian selatan Propinsi Jawa Timur, kabupaten ini menempati wilayah seluas
1.147,22 km². Komoditas utama Kabupaten Trenggalek beragam, karena kondisi
kewilayahan yang kurang mendukung untuk pertanian, sebagian besar adalah hasil
perkebunan seperti cengkeh, kopi, ketela pohon, umbi-umbian, jagung, kakao,
sayuran, serta aneka macam buah-buahan.
Berikut adalah potensi wisata Kabupaten Trenggalek yang terdapat pada
Kawasan Selingkar Wilis.
c. Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Ponorogo terletak pada Provinsi Jawa Timur bagian barat, memiliki
luas wilayah 1.305,70 km², Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog
karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Komoditas unggulan
Kabupaten Ponorogo yaitu sektor perkebunan dan pertanian. Sektor perkebunan
komoditas unggulannya adalah kakao, tebu, kopi, kelapa, cengkeh, dan jambu mete.
Sektor Pertanian komoditas yang diunggulkan adalah tembakau. Kawasan yang
potensial dalam bidang perkebunan dan pertanian di Kabupaten Ponorogo yaitu daerah
timur yang merupakan daerah di kaki Gunung Wilis.
Berikut merupakan potensi yang ada di Kawasan Selingkar Wilis selain
pertanian dan perkebunan.
d. Kabupaten Madiun
Kabupaten Madiun mempunyai luas wilayah 1.037,58km2. Jarak antara
Kabupaten Madiun dengan Ibukota Provinsi Jawa Timur kurang lebih 175 kilometer
ke arah timur.Secara umum potensi yang menonjol saat ini adalah bidang agro, yaitu:
tanaman pertanian (padi, kedelai, palawija), perkebunan (kakao, kopi, mangga, durian,
rambutan), dan produk hasil hutan serta produk olahan lainnya seperti kerajinan kayu
jati dan lain sebagainya.Tanaman durian dan kakao banyak di budidayakan di
Kecamatan Dagangan, dan Kecamatan Kare. Perkebunan kopi dengan skala besar
terdapat di Kecamatan Kare, yang merupakan peninggalan Belanda.
Pada Kabupaten Madiun yang termasuk dalam Kawasan Selingkar Wilis
adalah Kecamatan Kare dan Kecamatan Wungu. Berikut adalah potensi yang ada di
kecamatan tersebut:
e. Kabupaten Nganjuk
Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 1.224,25 km2 dengan wilayah yang
terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan
struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman
pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan
ekonomi dibidang pertanian.
Kecamatan Sawahan, Loceret, dan Ngetos, adalah ketiga kecamatan yang
menjadi penyangga Gunung Wilis pada Kabupaten Nganjuk, potensi yang dapat
dikembangkan pada daerah tersebut adalah:
f. Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri mempunyai luas wilayah sebesar 1.3865,05 km2, Sama
dengan kabupaten lainnya, kondisi geografis dari Kabupaten Kediri adalah kawasan
dataran rendah dan daerah pegunungan. Kabupaten Kediri memliki berbagai macam
potensi yang dapat menopang perekonomian di daerah tersebut, diantaranya pertanian,
kehutanan, perikanan darat, potensi sumber daya air, dan masih ada lainnya. Di sisi
lain potensi bentang alam di Kabupaten Kediri yang mempunyai kawasan
pegungungan dapat dikembangkan menjadi potensi kawasan wisata.
Berikut adalah potensi pariwisata pegunungan yang ada di Kawasan Selingkar
Wilis.
Tabel 6. Potensi Wisata di Kawasan Selingkar Wilis Kabupaten Kediri
No Kecamatan Desa Potensi
1 Mojo Jugo Air Terjun Dolo
Air Terjun Irenggolo
Upacara Sesaji Tirto Husodo
Pamongan Air Terjun Parijotho
2 Semen Poh Sarang Goa Maria Poh Sarang
Pogung Wisata Alam Sumber Podang
Kediri Waterpark
Joho Goa Laler
Desa Wisata Joho
Kanyoran Tubing Sungai Kanyoran
B. Pembahasan
1. Pengembangan Pariwisata di Kawasan Selingkar Wilis
Pariwisata di Kawasan Selingkar Wilis termasuk dalam jenis pariwisata lokal
(local tourism), karena berada pada satu kawasan yang menjadi sebuah lokalitas yaitu
dienam kabupaten yang melingkar di Gunung Wilis, dari potensi yang ada sesuai
dengan hasil penelitian di atas, maka jenis pariwisata yang ada di Kawasan Selingkar
444
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....
Wilis jika disesuaikan dengan objeknya adalah cultural tourism, social tourism, dan
religion tourism, selain ketiga jenis itu juga masih dikembangkan wisata agro mengingat
daerah Kawasan Selingkar Wilis mempunyai wilayah yang keseluruhannya adalah hutan.
Pengembangan pariwisata terus dilakukan oleh keenam daerah baik melalui
pemanfaatan dana daerah serta melalui dana dari pusat, pengembangan yang dilakukan
juga tidak sama dikarenakan kebutuhan pada tiap daerah berbeda-beda, selain itu kondisi
kewilayahan yang ada juga mempengaruhi arah pengembangan, tetapi dari keenam
daerah tersebut, terdapat kesamaan dalam pengembangannya, diantaranya:
a. Infrastruktur jalan
Jalan dalam hal ini menjadi point sentral dalam rangka pengembangan Kawasan
Selingkar Wilis, dalam pengamatan yang telah dilakukan jalan yang menjadi
penghubung diantara keenam kabupaten pada kawasan tersebut masih belum
maksimal, banyak jalan yang rusak, bahkan ada makadam diberbagai titik. Pemerintah
daerah telah berupaya untuk melakukan perbaikan terutama akses menuju lokasi
wisata.
b. Transportasi
Keberadaan transportasi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan
pariwisata, yang telah terjadi saat ini adalah dibukanya trayek dari Kabupaten
Ponorogo menuju Kabupaten Tulungagung melalui Kecamatan Sooko, dan
Kecamatan Pagerwojo oleh Perum Damri. Dengan adanya angkutan penghubung
tersebut tentunya juga membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat yang akan
memanfaatkan transportasi tersebut menuju lokasi wisata dan pastinya juga
berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
c. Akomodasi
Banyak diantaranya lokasi wisata yang disebutkan di atas adalah wisata yang baru saja
dibuka, artinya banyak tempat wisata yang sebelumnya belum dikelola secara
maksimal atau memang tempat wisata tersebut baru saja ditemukan, keberadaan
akomodasi menjadi bagian penting dari tempat wisata, Pendit (1990) mengatakan
bahwa pariwisata merupakan suatu sektor yang kompleks, yang juga melibatkan
banyak industri, termasuk dalam pengadaan akomodasi.
d. Publikasi
Arus informasi yang sangat cepat menjadikan tempat wisata yang barusaja dibuka atau
ditemukan dengan cepat bisa tersebar, akses informasi melalui media sosial yang
bebas menjadikan daerah wisata semakin terkenal dan menjadikan ingin dikunjungi.
Selain hal tersebut, publikasi dilakukan juga secara konvensional baik oleh pemerintah
maupun pihak swasta pengelola tempat wisata tersebut.
KESIMPULAN
Kawasan Selingkar Wilis yang terdiri dari enam kabupaten selanjutnya oleh pemerintah
Provinsi Jawa Timur disebut dengan kawasan Tunggal Rogo Mandiri (Kabupaten
Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri). Kawasan Selingkar Wilis
ini terletak melingkar di lereng Gunung Wilis Provinsi Jawa Timur, keberadaan enam
kabupaten yang melingkar di Gunung Wilis tersebut mempunyai karakteristik wilayah yang
hampir sama, tetapi potensi termasuk di dalamnya pariwisata yang sangat beragam, selain itu
pada perkembangannya, kesepakatan antar kabupaten pada Kawasan Selingkar Wilis juga
diproyeksikan akan dibangun jalan tembus sehingga memudahkan akses pada tiap kabupaten,
yang tentu saja akan berdampak positif dalam rangka peningkatan pemberdayaan masyarakat.
Di dalam perencanaan dan pelaksanaan hubungan keenam daerah tersebut, perlu
diperkuat wawasan dan komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya kerja sama
kewilayahan guna mengembangkan perekonomian daerah yang berdaya saing, salah satunya
dalam pengoptimalan daya tarik wisata (DTW) di daerah. Dalam hal ini strategi yang
digunakan haruslah jelas untuk meningkatkan produksi dan mengangkat produktivitas, terlebih
lagi daerah perdesaan tersebut memerlukan banyak inovasi-inovasi pemecahan atas
permasalahan di sector pariwisata guna menaningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
DAFTAR REFERENSI
Buku / Laporan
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V. 2016. Laporan Akhir Studi Kelayakan
Pembangunan Jalan Selingkar Wilis. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
446
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis.....
Website
Potensi Gunung Wilis Dikelola Bersama Enam Daerah, 2014, diakses pada 9 Maret 2017,
(http://bappeda.jatimprov.go.id/2014/06/12/potensi-gunung-wilis-dikelola-bersama-
enam-daerah/)
Selingkar Wilis Mendapat Perhatian dari Pemerintah Provinsi, 2014, diakses pada 24
Desember 2016, (http://bappedakabkediri.com/berita_detail.php?id=47)
447