You are on page 1of 13

Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 95

DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

AGROINDUSTRIAL TECHNOLOGY JOURNAL


Available online at : ejournal.unida.gontor.ac.id

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN OLEORESIN KULIT


MANGGA KUWENI (Mangifera Odorata Griff) MENGGUNAKAN METODE MAE

Effect of duration in the extraction of rendemen from mangga kuweni peel (Mangifera Odorata
Griff) using MAE method
1 2 3
Abdurrahman Hanif *, Asri Widyasanti , Selly Harnesa Putri
1
Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, Universitas Padjadjaran
2
Staff Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, Universitas Padjadjaran
3
Staff Pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, Universitas Padjadjaran
*E-mail korespondensi : abdurrahmanhanif98@gmail.com

ARTICLE INFO : Diterima 30 September 2020, Diperbaiki 15 Oktober 2020, Disetujui 18 November 2020

ABSTRACT

Mango peel is one of the by-products that is wasted when processing the fruit into certain products.
One form of mango peel utilization is by extracting the oleoresin content in it. Oleoresin is a extractive
substance that contains the main components of flavoring in the form of volatile (essential oil) and non-
volatile (resin and gum) substances, these two main components play an important role in determining aroma
and taste. The purpose of this study is to identify the best extraction treatment by MAE method of kuweni
mango peel oleoresin, so that it can be an alternative form of storage for volatile compounds found in the skin
of kuweni mango. This study used the microwave assisted extraction (MAE) method. Extraction was carried
out using n-hexane solvent to extract the oleoresin component of the mango skin of the kuweni mango. The
ratio of the amount of material with the solvent used is 1:10, with a raw material weight of 20 grams. The
extracted solvent is evaporated using a rotary vacuum evaporator to produce a more concentrated result.
MAE is done for 1 minute, 2 minutes, 3 minutes, 4 minutes and 5 minutes. Microwave used 50% power. The
parameters measured in this study were the yield of oleoresin extracted. The results showed that the yield of
oleoresin from extraction was 42,25% for 1 minute, 44,55% for 2 minutes, 44.10% for 3 minutes, 22,80% for
4 minutes, and 22.35% for 5 minutes. The conclusion of this research is that the extract of mango kuweni peel
oleoresin which is produced from MAE process with n-hexane solvent produces the best yield in the 2-minute
extraction time treatment which is 44.55%.

Key words : mango skin kuweni, microwave assisted extraction (MAE), oleoresin
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 96
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

ABSTRAK

Kulit mangga merupakan salah satu produk sampingan yang terbuang dan tersisa saat dilakukan
pemrosesan buah menjadi produk tertentu. Bentuk pemanfaatan kulit mangga salah satunya dengan
mengekstraksi kandungan oleoresin didalamnya. Oleoresin adalah ekstraktif rempah yang mengandung
komponen-komponen utama pembentuk perisa yang berupa zat volatil (minyak atsiri) dan non volatil (resin
dan gum), kedua komponen utama tersebut berperan penting untuk menentukan aroma dan rasa. Tujuan
penelitian ini yaitu mengidentifikasi perlakuan lama ekstraksi terbaik metode MAE oleoresin kulit mangga
kuweni, sehingga mampu menjadi alternatif bentuk penyimpanan senyawa volatil yang terdapat pada kulit
mangga kuweni. Penelitian ini menggunakan metode microwave assisted extraction (MAE). Ekstraksi
dilakukan menggunakan pelarut n-heksana untuk mengambil komponen oleoresin kulit mangga kuweni.
Perbandingan jumlah bahan dengan pelarut yang digunakan yaitu 1:10, dengan berat bahan baku 20 gram.
Hasil ekstraksi diuapkan pelarutnya menggunkan rotary vacuum evaporator agar dihasilkan hasil yang lebih
pekat. MAE dilakukan selama 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit dan 5 menit. Daya microwave yang
digunakan 50%. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah rendemen oleoresin hasil ekstraksi.. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rendemen oleoresin dari ekstraksi sebesar 42,25% untuk 1 menit, 44,55%
untuk 2 menit, 44,10% untuk 3 menit, 22,80% untuk 4 menit, dan 22,35% untuk 5 menit. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu ekstrak oleoresin kulit mangga kuweni yang dihasilkan dari proses MAE dengan pelarut
n-heksana menghasilkan rendemen terbaik pada perlakuan lama ekstraksi 2 menit yaitu sebesar 44,55%.

Kata kunci : kulit mangga kuweni, microwave assisted extraction (MAE), oleoresin

PENDAHULUAN menjadi produk tertentu. Pemanfaatan


bagian buah-buahan biasanya hanya pada
Mangga adalah buah yang tergolong
dagingnya saja, khususnya pada industry
sebagai komoditas unggulan nasional selain
pangan, sehingga menyebabkan beberapa
durian, jeruk, manggis dan rambutan. Pusat
bagian buah yang lainnya terbuang tanpa
produksi buah mangga di Indonesia
termanfaatkan dengan baik, salah satu
diantaranya adalah Provinsi Jawa Barat,
bagian buah tersebut adalah kulit.
dengan pusat produksi di Kabupaten
Kulit buah mangga (Mangifera
Cirebon, Indramayu dan Majalengka
Indica L) selama ini belum banyak
(Pusdatin, 2014). Mangga kuweni
diketahui khasiat dan manfaatnya oleh
(Mangifera odorata Griff) termasuk dari
masyarakat, kulit buah mangga tersebut
genus Mangifera yang memiliki aroma yang
dibuang begitu saja. Kulit buah mangga
khas pada buah yang telah matang. Mangga
tersebut ternyata memiliki kandungan
kuweni dapat dibedakan dari mangga jenis
metabolit sekunder yaitu kandungan AHA
lainnya berdasarkan bentuk dan aromanya
(Alpha Hydroxyl Acid), Flavanoid, Beta
(Pracaya, 1991). Aroma yang khas dari
karoten, Vitamin A, C, dan E yang
mangga kuweni membuat mangga kuweni
merupakan sumber antioksidan (Agus,
memiliki potensi lebih dibandingkan
2010).
dengan mangga jenis lainnya.
Residu agroindustri, seperti biji dan
Kulit mangga merupakan salah satu
kulit mewakili sekitar 50% dari buah
produk sampingan yang terbuang dan
proses mentah (Orozco et al., 2014). Nilai
tersisa saat dilakukan pemrosesan buah
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 97
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

Biological Oxygen Demand (BOD) dan oleoresin. Salah satu yang terkandung di
Chemistry Oxygen Demand (COD) dari dalam oleoresin tersebut adalah minyak
limbah yang dihasilkan pada proses atsiri. Oleoresin kulit mangga memiliki
produksi jus mangga masing-masing kandungan dominan seperti a-pinene,
sebesar 720 mg/L dan 815 mg/L (Mohsen terpinolene, myrcrene dan ß-pienene dari
et.al., 2012). Pembuangan kulit mangga pada fraksi lainnya. Banyak senyawa
yang tidak layak dapat meningkatkan fenolik yang terdeteksi pada kulit mangga,
pencemaran lingkungan karena kulit kayu, konsentrat, daun, pulp dan biji
peluruhannya yang cepat, yang akhirnya kernel. Kulit mangga segar
menjadi sumber penggandaan serangga. mengandung kadar air yang signifikan
Tingginya permintaan oksigen biologis (70%) dan kaya akan pektin, selulosa,
(BOD) dan permintaan oksigen kimia hemiselulosa, lipid, protein, flavonoid dan
(COD) dalam limbah kulit mangga karotenoid sedangkan komponen fenolik
menciptakan masalah lebih lanjut dalam yang utama terkandung dalam ekstrak kulit
pembuangan (Puligundla et al., 2014). mangga adalah asam syringic, quercitin,
Oleoresin adalah cairan mangiferin pentoside dan ellagic acid
terkonsentrasi yang berasal dari tanaman (Ajila et.al., 2010).
dan mengandung minyak atsiri (Chen dan Pelarut adalah media yang digunakan
Huang, 2016). Oleoresin didapat dengan untuk pengambilan zat oleoresin yang
cara ekstraksi dengan pelarut air dan non terkandung pada kulit mangga kuweni.
air, diikuti dengan penghilangan pelarut Pelarut tersebut perlu diuji antara pelarut
atau penguapan (Chen dan Huang, 2016). yang bersifat polar dan non polar, karena
Oleoresin memiliki beberapa kelebihan terdapat perbedaan hasil ekstrak dari kedua
yaitu ekonomis untuk digunakan, stabil jenis pelarut tersebut terhadap oleoresin
saat dipanaskan, bebas dari kontaminasi, yang terambil. Pemilihan pelarut
dan umur simpan yang lama (Anam dan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
Manuhara, 2005). Kelebihan tersebut dan kuantitas oleoresin, aspek keamanan
mengindikasikan bahwa oleoresin juga menjadi pertimbangan sesuai dengan
memiliki manfaat yang cukup luas bagi aplikasi yang diterapkan oleoresin tersebut
berbagai industri untuk bisa menggunakan kedepannya. N-heksana merupakan jenis
dan mengembangkan penggunaan pelarut non polar, pelarut tersebut dapat
oleoresin. Mengacu pada penelitian yang digunakan untuk mengekstraksi minyak
dilakukan oleh El-Hadidy (2017) bahwa nilam yang dapat digunakan sebagai
kulit mangga memiliki kandungan minyak atsiri (Jos, B., 2004).
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 98
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

Keberhasilan serta penentu kualitas tanaman herbal, dan buah-buahan


hasil pengambilan minyak atsiri dari bahan (Calinescu et al., 2001). Gelombang mikro
bakunya dipengaruhi oleh metode ekstraksi, mengurangi aktivitas enzimatis yang
kondisi proses ekstraksi dan kondisi bahan merusak senyawa target (Salas et al.,
baku yang diproses (Wartini, et al., 2015). 2010).
Oleoresin dapat diperoleh dengan Tujuan dari penelitian ini adalah
menggunakan beberapa metode ekstraksi mengidentifikasi pengaruh perbedaan lama
seperti destilasi, maserasi, enfleurasi, ekstraksi terhadap rendemen oleoresin kulit
Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan mangga kuweni dengan MAE.
ekstraksi dengan gelombang mikro (MAE).
Metode ekstraksi minyak atsiri yang METODE PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian yang digunakan
adalah Microwave Assisted Extraction yaitu metode eksperimen laboratorium.
(MAE). Proses ekstraksi dilakukan dengan metode
Ekstraksi menggunakan Microwave microwave assisted extraction (MAE).
adalah teknik ekstraksi yang cepat dan Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut
efisien yakni ekstraksi dengan n-heksana. Penelitian ini dilakukan di bulan
memanfaatkan gelombang micro. Agustus 2020 berlokasi di Laboratorium
Microwave Assisted Extraction (MAE) Pasca Panen dan Teknologi Proses,
adalah ekstraksi yang memanfaatkan Fakultas Teknologi Industri Pertanian,
gelombang micro pada microwave untuk Universitas Padjadjaran, untuk melakukan
meningkatkan suhu pelarut pada bahan yang pengeringan, uji kadar air, dan MAE. Bahan
dapat menyebabkan dinding sel pecah dan penelitian yang digunakan sebagai bahan
zat-zat yang terkandung di dalam sel keluar baku penelitian adalah kulit mangga kuweni
menuju pelarut, sehingga rendemen yang (Mangifera Odorata Griff) yang berasal
dihasilkan akan meningkat (Yulianti et al., dari daerah Bandung dan sekitarnya. Kulit
2014). mangga yang digunakan merupakan kulit
Kelebihan MAE adalah waktu dari mangga yang telah matang, wangi dan
ekstraksi dan kebutuhan pelarut yang relatif berwarna hijau kekuningan. Kulit mangga
rendah dibanding ekstraksi konvensional kuweni yang telah dikupas secara tipis
(Mandal et al., 2007). Menurut beberapa diberi perlakuan pengeringan untuk
hasil penelitian, MAE meningkatkan memperpanjang umur bahan dan
efisiensi dan efektivitas ekstraksi bahan mengoptimalkan proses ekstraksi.
aktif berbagai jenis rempah-rempah, Rangkaian proses yang dilakukan
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 99
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

pada penelitian kali ini terdiri dari persiapan yang akan di ekstraksi. Diagram alir proses
bahan baku dan juga proses ekstraksi. pengeringan dan pengecilan ukuran bahan
Tahap persiapan bahan baku yang baku dapat dilihat pada Gambar 1.
dilakukan terdiri dari proses pengukuran
kadar air awal, pengeringan bahan baku, Kulit mangga
kuweni segar
pengecilan ukuran, dan pengukuran kadar
air kulit mangga kuweni kering. Pengeringan dengan oven
blower 50°C selama 23 jam
Pengukuran Kadar Air

Pengukuran kadar air pada bahan Pengecilan ukuran dengan


grinder dan di ayak
baku dilakukan pada sebelum dan sesudah menggunakan mesh 18
secara manual.
proses pengeringan. Hal tersebut dilakukan
untuk mengetahui karakteristik bahan baku
Bubuk kulit
mangga
yang digunakan dan juga menganalisis lama
waktu penyimpanan yang dapat dilakukan.
Metode pengukuran kadar air Gambar 1. Tahap Pengeringan Bahan
Baku
menggunakan menggunakan prosedur
Proses Ekstraksi
pengukuran kadar air metode
Jenis dan jumlah pelarut
termogravimetri menurut AOAC (1995).
berpengaruh pada rendemen, semakin
Pengeringan
banyak jumlah pelarut semakin banyak
Pengeringan bahan baku dilakukan pula jumlah produk yang akan diperoleh,
menggunakan oven blower dengan suhu hal ini dikarenakan distribusi partikel
setting 50°C selama ±23 jam. Hal tersebut dalam pelarut semakin menyebar,
dilakukan untuk mendapatkan kadar air sehingga memperluas permukaan kontak,
bahan baku di bawah 10% untuk dan perbedaan konsentrasi solut dalam
mengefisienkan proses ekstraksi dan juga pelarut dan padatan semakin besar
menambah umur simpan bahan baku.
(Munawaroh dkk., 2010). Proses MAE
Pengecilan Ukuran dilakukan dengan menggunakan
Microwave Sharp, R222-Y. Proses
Pengecilan ukuran dilakukan
ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana
menggunakan grinder dan diayak dengan
yang bersifat non polar. Perbandingan
ukuran 18 mesh. Hal tersebut dilakukan
bahan dengan pelarut yang digunakan
untuk mempermudah proses ekstraksi dan
1:10. Bahan baku yang digunakan 20
menyeragamkan ukuran dari bahan baku
gram dan pelarut n-heksana sebanyak 200
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 100
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

ml. Lama ekstraksi adalah 1 menit, 2


MAE n-heksana dengan daya 50%,
menit, 3 menit, 4 menit, dan 5 menit. (350W), rasio bahan pelarut 1 : 10(b/v)

Penyaringan
Ekstrak n-heksana
Hasil ekstraksi disaring dengan
menggunakan kertas saring teknis ukuran
Penyaringan menggunakan
10 mikron untuk memisahkan antara kertas saring teknis

ampas dan juga supernatan. Ampas yang


diperoleh lalu ditimbang dan didiamkan Filtrat n-heksana
selama 1 hari lalu ditimbang untuk dilihat
berapa perubahan berat dari ampas
Penguapan pelarut
menggunakan rotary
sehingga dapat diketahui berapa pelarut evaporator 35°C, rpm 60,
dan waktu 10 menit
yang masih terkandung pada ampas.
Pemekatan
Supernatan dari proses ekstraksi Ekstrak n-heksana
kulit mangga kuweni
pertama dipekatkan menggunakan rotary
vacuum evaporator dengan suhu 35°C, rpm Gambar 2. Tahap Ekstraksi, Penyaringan,
60, dan tekanan -23 bar selama 10 menit. dan Pemekatan Oleoresin Kulit Mangga
Kuweni
Hasil pemekatan ditimbang dan disimpan
pada botol vial.
Diagram alir proses ekstraksi, HASIL DAN PEMBAHASAN
penyaringan, dan pemekatan oleoresin kulit Kadar Air Bahan Baku
mangga kuweni dapat dilihat pada Gambar Pengukuran kadar air bahan baku
2. dilakukan pada bahan baku kulit mangga
kuweni segar dan kulit mangga kuweni
yang telah keringkan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui karakteristik
awal bahan baku. Rata-rata kadar air awal
dari bahan baku kulit mangga segar
didapatkan sebesar 69,84% ± 0,61. Data
kadar air awal kulit mangga kuweni
disajikan pada Tabel 1.
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 101
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

Tabel 1. Kadar Air Awal dan Akhir Kulit Rendemen Ekstraksi

Rendemen (%)
Mangga Kuweni 100
99.87

99.34
Ulangan Kadar Kadar 99.5 99.1899.19 1
Air Air
99 2
Awal Akhir
(%) (%) 98.45 3
98.5
1 70,29 5,44 4
2 70,09 4,79 98
5
3 69,15 5,94 97.5
Rata-rata 69,84 5,39 Lama Ekstraksi (menit)

Pengeringan pada kulit mangga Gambar 3. Hasil Rendemen Ekstraksi


MAE
kuweni dilakukan karena kadar air yang
tinggi pada bahan dapat menghambat Nilai rendemen ekstraksi semakin
proses ekstraksi, hal tersebut terjadi karena menurun seiring dengan lamanya waktu
kadar air pada bahan yang terlalu tinggi ekstraksi, nilai rendemen ekstraksi berkisar
dapat menurunkan kualitas hasil ekstrak pada nilai 99,57% - 98,45%. Hal ini
(Margaretta, 2011). Kadar air pada bahan disebabkan karena semakin lama ekstraksi
baku kulit mangga kuweni yang telah dilakukan, maka semakin banyak pelarut
dikeringkan sebesar 5,39% ± 0,58, sehingga yang menguap pada proses ekstraksi yang
bahan sudah siap untuk diekstrak. Data disebabkan oleh panas, sehingga nilai
kadar air akhir kulit mangga kuweni rendemen ekstraksi mengalami penurunan.
disajikan pada Tabel. 2 berikut. Menurut Elwin, et al. (2014), Pemanasan
Hasil Ekstraksi gelombang mikro yang meningkat dapat
MAE dilakukan menggunakan mengubah energi elektromagnetik menjadi
pelarut n-heksana sebagai pelarut organik panas. Semakin lama waktu ekstraksi,
non-polar. Bubuk kulit mangga kuweni semakin banyak energi elektromagnetik
dicampurkan dengan pelarut lalu diekstrak yang dirubah menjadi energi panas
menggunakan microwave berdasarkan sehingga suhu meningkat Perbedaan nilai
variasi waktu yang telah ditentukan. Hasil rendemen yang tipis antara setiap perlakuan
rendemen ekstraksi MAE yang disajikan disebabkan oleh lama ekstraksi yang
dalam bentuk diagram dapat dilihat pada sebentar dan daya yang tidak terlalu tinggi.
Gambar 3. Pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi sebagian terserap oleh bubuk kulit
mangga kuweni yang diekstrak. Hal
tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 102
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

berat bubuk kulit mangga kuweni yang kenaikan massa bubuk mangga kulit
telah menjadi ampas proses ekstraksi. Data kuweni disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kenaikan Massa Bubuk Kulit Mangga Kuweni

Perlakuan Massa Kulit (g) Kenaikan Massa (g) Persentasi Kenaikan


Awal Akhir Massa (g)
1 menit 20 32,58 12,58 62,90
2 menit 20 31,50 11,50 57,50
3 menit 20 32,55 12,55 62,75
4 menit 20 31,88 11,88 59,40
5 menit 20 31,31 11,31 56,55

Pelarut yang hilang karena proses ekstraksi


tidak hanya hilang karena diberi perlakuan Tabel 3. Rendemen Filtrasi Ekstrak Kulit

panas oleh microwave. Kenaikan massa Mangga Kuweni


Perlakuan Massa Total (g) Rendemen
ampas disebabkan karena adanya pelarut
Awal Akhir Filtrasi (%)
yang terserap oleh bubuk mangga kuweni
1 menit 151,45 107,44 70,94
saat proses ekstraksi. Pelarut yang terserap 2 menit 151,06 108,16 71,60
berada pada kisaran nilai 11,31 -12,58 3 menit 151,05 108,14 71,59
gram. 4 menit 150,67 107,08 71,07
5 menit 149,88 107,07 71,44
Hasil Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan dilakukan
Nilai rendemen filtrasi berkisar
untuk memisahkan hasil ekstrak dengan
antara 70,94% - 71,60%. Kehilangan massa
ampas bubuk kulit mangga kuweni.
pada proses ini berkisar antara 10,36% -
Proses pemisahan hasil ekstrak dengan
11,50%. Kehilangan massa tersebut
ampas dilakukan menggunakan kertas
disebabkan oleh terjadinya penguapan
saring teknis hingga tidak ada lagi hasil
pelarut ketika proses penyaringan ampas
ekstrak yang menetes saat proses
ekstrak dari hasil ekstrak, dimana pelarut
penyaringan. Hasil rendemen filtrasi
menguap saat proses tersebut.
disajikan pada Tabel 3 berikut.
Hasil Evaporasi
Filtrat yang diperoleh dari proses
penyaringan masih mengandung pelarut
yang tinggi sehingga harus dilakukan
penguapan pelarut (evaporasi). Proses
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 103
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

evaporasi merupakan perbandingan massa heksana yang terkandung dalam filtrat


oleoresin yang didapat dari proses akan terevaporasi pada proses ini,
evaporasi dengan massa filtrat setelah sehingga menghasilkan oleoresin.
proses filtrasi. Proses evaporasi Oleoresin yang dihasilkan dari proses ini
menggunakan alat rotary vacuum berbentuk ekstrak yang lebih pekat dari
evaporator dengan suhu 35˚C, tekanan - hasil filtrasi sebelumnya. Hasil rendemen
23 bar, dan kecepatan 60 rpm. Pelarut n- evaporasi disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rendemen Evaporasi Ekstrak Kulit Mangga Kuwen


Perlakuan Durasi Massa Filtrat Massa Ekstrak Massa Pelarut Rendemen
Penguapan (g) (g) Teruapkan (g) (%)
(menit)
1 menit 10 106,95 8,45 63,85 7,90
2 menit 10 107,11 8,91 67,88 8,32
3 menit 10 107,12 8,82 73,32 8,23
4 menit 10 106,25 4,56 68,85 4,29
5 menit 10 106,16 4,47 84,05 4,21

perlakuan lama ekstraksi 1 menit dan 3


Berdasarkan Tabel 4, nilai susut massa
menit. Perbedaan rendemen dari tiap
proses ini mengalami penyusutan setelah
perlakuan tersebut diduga oleh massa awal
evaporasi dilakukan, karena ketika proses
filtrat yang berbeda-beda, semakin besar
evaporasi berlangsung n-heksana yang
massa filtrat maka akan semakin besar pula
terkandung dalam filtrat terhisap ke dalam
massa oleoresin yang didapatkan.
pompa vakum. Waktu yang
Rendemen evaporasi perlakuan 5
dibutuhkan untuk proses evaporasi adalah
menit memiliki warna yang lebih pekat
10 menit tiap perlakuannya. Rendemen
dibandingkan dengan hasil yang lain, hasil
evaporasi berkisar antara 4,21% - 8,32%,
evaporasi dengan lama ekstraksi 1-3 menit
dan massa pelarut teruapkan berkisar antara
cenderung lebih bening dari pada lama
63,85–84,05 gram. Rendemen evaporasi
ekstraksi 4 dan 5 menit. Hal ini disebabkan
terkecil terdapat pada ekstraksi dengan
karena ekstraksi yang lebih lama akan
lama ekstraksi 5 menit, hal tersebut diduga
membuat zat yang terekstraksi lebih banyak
karena jumlah filtrat yang diuapkan
daripada lama ekstraksi yang lebih pendek
berjumlah lebih sedikit dibanding dengan
yaitu dibawah 5 menit. Kenampakan warna
perlakuan yang lain. Rendemen evaporasi
dari oleoresin perlakuan lama ekstraksi 2
terbesar terdapat pada ekstraksi dengan
menit dan 5 menit disajikan pada Gambar 4
lama ekstraksi 2 menit yaitu sebesar 8,32 %,
berikut.
hasil tersebut berbeda sedikit dengan
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 104
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

Rendemen Total

Rendemen Total (%)


50
42.2544.55 44.1
40 1

30 2
22.822.35
20 3

Gambar 4. Kenampakan Warna Oleoresin 10 4


Perlakuan 2 Menit Dan 5 Menit 0 5
Lama Ekstraksi (menit)

Lama eksraksi mempengaruhi


Gambar 5. Rendemen Total
jumlah pelarut yang teruapkan saat proses
Ekstraksi MAE
ekstraksi. Kepekatan warna menunjukkan
jumlah ekstrak yang terambil selama
Jenis dan jumlah pelarut berpengaruh
proses ekstraksi, semakin pekat suatu
pada rendemen, semakin banyak jumlah
ekstrak maka diduga semakin banyak pula
pelarut semakin banyak pula jumlah
ekstrak yang terambil dari bahan dan
produk yang akan diperoleh, hal ini
semakin sedikit sisa pelarut yang masih
dikarenakan distribusi partikel dalam
terkandung pada ekstrak.
pelarut semakin menyebar, sehingga
memperluas permukaan kontak, dan
Rendemen Total
perbedaan konsentrasi solut dalam pelarut
Rendemen total merupakan
dan padatan semakin besar (Munawaroh et
perbandingan massa oleoresin setelah
al., 2010). Gambar 5 menunjukkan, bahwa
proses penguapan dengan massa bubuk
lama ekstraksi berpengaruh terhadap nilai
kulit mangga kuweni yang akan
rendemen total. Rendemen total tertinggi
diekstraksi. Nilai rendemen total ini akan
terdapat pada ekstraksi MAE dengan lama
menentukan apakah perlakuan yang
ekstraksi 2 menit yaitu 44,55%, sementara
digunakan pada penelitian berpengaruh
rendemen total terendah terdapat pada
dan nilai rendemen total juga dapat
ekstraksi dengan perlakuan 5 menit yaitu
menentukan waktu yang optimal untuk
22,35%. Hal tersebut diduga karena
ekstraksi menggunakan metode
perlakuan 2 menit tidak menyebabkan
Microwave Assisted Extraction (MAE).
banyak pelarut yang menguap saat proses
Nilai rendemen total pada masing- masing
ekstraksi jika dibandingkan dengan
perlakuan dapat dilihat pada Gambar 5.
perlakuan 5 menit. Perbedaan kandungan
pelarut yang tersisa pada kedua perlakuan
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 105
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

tersebut terlihat dari kepekatan warna yang oleoresin kulit mangga kuweni yang lebih
berbeda dari kedua pelarut tersebut, dimana optimal.
hasil ekstrak dengan perlakuan 5 menit
lebih pekat daripada perlakuan 2 menit. PENUTUP
Lama evaporasi pada penelitian ini Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
adalah selama 10 menit dengan perlakuan ekstrak oleoresin kulit mangga kuweni
tekanan, suhu, serta putaran yang sama yang dihasilkan dari proses MAE dengan
setiap sampelnya. Hal tersebut pelarut n-heksana menghasilkan rendemen
mengindikasikan bahwa jumlah pelarut terbaik pada perlakuan lama ekstraksi 2
yang teruapkan tiap sampelnya tidak akan menit yaitu sebesar 44,55%. Diduga bahwa
jauh berbeda dan cenderung sama, sehingga kandungan sisa pelarut pada oleoresin
kecil sekali kemungkinan bahwa proses kulit mangga kuweni masih banyak pada
evaporasi mempengaruhi rendemen perlakuan tersebut, dan kepekatan serta
ekstraksi oleoresin. warna dari setiap perbedaan memiliki
Uji mutu dari oleoresin kulit mangga perbedaan yang cukup mencolok, sehingga
kuweni diperlukan sebagai data penunjang sebaiknya dilakukan pula uji kadar sisa
lebih lanjut, khususnya uji kadar sisa pelarut, uji bobot jenis dan juga uji warna.
pelarut agar bisa diidentifikasi lebih dalam Pengujian kandungan senyawa pada hasil
terkait perlakuan terbaik yang memiliki ekstrak oleoresin kulit mangga kuweni
kandungan oleoresin terbanyak tanpa juga sebaiknya dapat dilakukan untuk
kandungan pelarut. Uji statistika juga mengidentifikasi manfaat dari oleoresin
diperlukan agar bisa optimasi perlakuan kulit mangga kuweni secara luas.
lama ekstraksi terbaik bagi proses
ekstraksi oleoresin kulit mangga kuweni DAFTAR PUSTAKA
dengan metode MAE, agar bisa
diidentifikasi kemungkinan ada lama Agus, 2010. Buah dan sayur Sakti. Media
ekstraksi yang lebih baik lagi pada lama Persindo, Yogyakarta.
ekstraksi diatas 5 menit atau dibawah 1 Ajila, C. M., L. Jaganmohan Rao and U.
menit. Jumlah bahan yang diekstrak J.S. Prasada Rao (2010).
ataupun jumlah pelarut sebagai media Characterization of bioactive
ekstrak juga bisa menjadi faktor penentu compounds from raw and ripe
rendemen ekstraksi yang didapatkan, Mangifera indica L. peel extracts.
sehingga perlu dilakukan penelitian lebih Food Chem. Toxicol., 48: 3406-3411
lanjut untuk mendapatkan rendemen Anam, C. dan G.J. Manuhara. 2005.
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 106
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

Teknologi Pengolahan Jahe: Bioetanol. Jurnal Keteknikan


Pengolahan Oleoresin Jahe (Materi Pertanian Tropis dan Biosistem.
Pelatihan Retooling). Disnakertrans. Vol.2 No.2: 110-116.
Karanganyar. Jos, B., Ekstraksi Minyak Nilam Dengan
AOAC. Official Methods of Analysis of the Pelarut – Heksana. Semarang. 2004.
Association of Official Analytical Kaufmann, B., and Christen, P.
Chemist.1995.Inc.Arlington.Virginia (2002). Recent Extraction Techniques
.USA. for Natural Products : Microwave-
Calinescu, I., Ciuculescu, C., Popescu, M., assisted Extractio nand Pressurised
Bajenaru, S., & Epure, G. (2001). Solvent Extraction. Phytochemical
Microwaves Assisted Extraction of Analysis. Vol.13 :105-113
Active Principles from Vegetal Kirk,R.E & Othmer,D.F. 1965.
Material. Romanian International “Encyclopedia of Chemical
Conference on Chemistry and Technology”. Interscience
Chemical Engineering , 12, 1-6. Encyclopedia, Inc. New York.
Chen, M. H., & Huang, T. C. (2016).
Mandal, V., Mohan, Y., & Hemalatha, S.
Volatile and nonvolatile constituents
2007. Microwave Assisted Extraction
and antioxidant capacity of oleoresins
– An Innovative and Promising
in three Taiwan citrus varieties as
Extraction Tool for Medicinal Plant
determined by supercritical fluid
Research. Pharmacognosy Reviews.
extraction. Molecules, 21(12).
Vol.1 No.1: 7-18.
El-Hadidy, Eshak Mourad and Mohammed
Margaretta, S.,Swita, D.H., Nani,
R. Masound. 2017. Mango, Orange
I.,Herman, H. 2011. Ekstraksi
and Mandarin Peels Oleoresins to
Senyawa Phenolic Pandanus
Prepare Natural and Healthy Instant
Amaryllifolius Roxb Sebagai
Flavor Drinks. Journal of Food
Antioksidan Alami. Widya Teknik
Sciences; Suez Canal University.
Vol. 10. No. 1, (21-30)
Volume 4 (1): 11-18.
Mohsen, S.M., Hans, S., Mohamed, H.A.,
Elwin. Musthafa, L. dan Yusuf, H. 2014.
Sayed, S.S.2012. Physical and
Analisis Pengaruh Waktu
Chemical Properties of Wastes
Pretreatment dan Konsentrasi NaOH
Generated During Processing of
terhadap Kandungan Selulosa, Lignin
Mango and Orange Juice. J.Food
dan Hemiselulosa Eceng Gondok
Industries& Nutr.Sci. 2 (1):277-289.
Pada Proses Pretreatment Pembuatan
Agroindustrial Technology Journal 04 (02) (2020) 95-107 107
DOl http://dx.doi.org/10.21111/atj.v4i2.4916

Munawaroh, Safaatul dan Handayani Absolut Minyak Atsiri Daun


Prima Astuti, 2010. Ekstraksi Pandan Wangi Hasil Perlakuan
minyak daun jeruk purut (Citrus Curing.Media Ilmiah Teknologi
hystrix D.C.) dengan Pelarut etanol Pangan. Vol.2 No.1: 016–022.
dan N-Heksana.Jurnal Kompetensi Yulianti, D., Susilo, B., Yulianingsih
Teknik, 2 (1): 73-78. (2014). Pengaruh Lama Ekstraksi
Orozco, R., Balderas Hernández, P., Roa dan Konsentrasi Pelarut Etanol
Morales, G., Ureña Núñez, F., Terhadap Sifat Fisika-Kimia
Orozco Villafuerte, J., Lugo Lugo, Ekstrak Daun Stevia (Stevia
V., Flores Ramírez, N., Barrera Díaz, Rabaudiana Bertoni M) Dengan
C. E., & Cajero Vázquez, P. (2014). Metode Microwave Assisted
Characterization of Lignocellulosic Extraction Influence Of Extraction
Fruit Waste as an Alternative Time And Ethanol Solvent
Feedstock for Bioethanol Production. Concentration To Physi. Jurnal
BioResources, 9(2). Bioproses Komoditas Tropis,
Pracaya. 1991. Bertanam Mangga. Edisi 2(1),35–41.
Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya
Puligundla, P., Obulam, V. S. R., Oh, S. E.,
& Mok, C. (2014). Biotechnological
potentialities and valorization of
mango peel waste: A review. Sains
Malaysiana, 43(12), 1901–1906.
Pusdatin (Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian). 2014. Outlook Komoditi
Mangga.Melalui:http://pusdatin.setje
n.deptan.go.id/
Salas, P., Morales-Soto, A., Segura-
Carretero, A., & Fernández-
Gutiérrez, (2010). Phenolic-
compound- extraction systems for
fruit and vegetable samples.
Molecules, 15(12), 8813–8826.
Wartini, N. M., G, P. Ganda Putra., dan
Putu, T. I. 2015.Komposisi Kimia

You might also like