You are on page 1of 3

Kegiatan Belajar 3

One day Dayang Sumbi wanted to have deer’s heart so she asked
Sangkuriang to hunt for a deer.   Then Sangkuriang went to the wood with
his arrow and his faithful dog Tumang.  But after several days in the wood
Sangkuriang could not find any deer.  They were all disappeared. 
Sangkuriang was exhausted and desperate.  He did not want to disappoint
her mother so he killed Tumang.  He did not know that Tumang was his
father.  At home he gave Tumang’s heart to her mother. But Dayang Sumbi
knew that it was Tumang’s heart.  She was so angry that she could not
control her emotion.  She hit Sangkuriang at his head.  Sangkuriang was
wounded.  There was a scar in his head.    She also repelled her son.  
Sangkuriang left her mother in sadness.
Suatu hari Dayang Sumbi ingin memiliki hati rusa sehingga dia
meminta Sangkuriang untuk berburu rusa. Kemudian Sangkuriang pergi ke
hutan dengan panah dan anjingnya yang setia Tumang. Tetapi setelah
beberapa hari di hutan, Sangkuriang tidak dapat menemukan rusa. Mereka
semua menghilang. Sangkuriang kelelahan dan putus asa. Dia tidak ingin
mengecewakan ibunya sehingga dia membunuh Tumang. Dia tidak tahu
bahwa Tumang adalah ayahnya. Di rumah ia memberikan hati Tumang
kepada ibunya. Tetapi Dayang Sumbi tahu bahwa itu adalah jantung
Tumang. Dia sangat marah sehingga dia tidak bisa mengendalikan
emosinya. Dia memukul Sangkuriang di kepalanya. Sangkuriang terluka.
Ada bekas luka di kepalanya. Dia juga mengusir putranya. Sangkuriang
meninggalkan ibunya dengan sedih.
Many years passed and Sangkuriang became a strong young man.  He
wandered  everywhere.   One day he arrived at his own village but he did
not realize it.  There he met Dayang Sumbi.  At the time Dayang Sumbi was
given an eternal beauty by God so she stayed young forever.  Both of them
did not know each other.  So they fell in love and then they decided to
marry.
Bertahun-tahun berlalu dan Sangkuriang menjadi pemuda yang kuat.
Dia berkeliaran di mana-mana. Suatu hari dia tiba di desanya sendiri tetapi
dia tidak menyadarinya. Di sana ia bertemu Dayang Sumbi. Pada saat itu
Dayang Sumbi diberi keindahan abadi oleh Tuhan sehingga ia tetap muda
selamanya. Keduanya tidak saling kenal. Jadi mereka jatuh cinta dan
kemudian mereka memutuskan untuk menikah.
But then Dayang Sumbi recognized a scar on his Sangkuriang’s head. 
She knew that Sangkuriang was his son.  It was impossible for them to
marry.  She told him but he did not believe her.  He wished that they marry
soon.  So Dayang Sumbi gave a very difficult condition.  She wanted
Sangkuriang to build a lake and a boat in one night!  She said she needed
that for honeymoon.
Tapi kemudian Dayang Sumbi mengenali bekas luka di kepala
Sangkuriang. Dia tahu bahwa Sangkuriang adalah putranya. Tidak mungkin
bagi mereka untuk menikah. Dia mengatakan kepadanya tetapi dia tidak
percaya padanya. Dia berharap mereka segera menikah. Maka Dayang
Sumbi memberikan kondisi yang sangat sulit. Dia ingin Sangkuriang
membangun danau dan perahu dalam satu malam! Dia bilang dia
membutuhkan itu untuk bulan madu.
Sangkuriang agreed.  With the help of genie and spirits Sangkuriang
tried to build them.  By midnight he had finished the lake by building a dam
in Citarum river.  Then he started building the boat.  It was almost dawn
when he nearly finished it.  Meanwhile Dayang Sumbi kept watching on
them.  She was very worried when she knew this.  So she made lights in the
east.  Then the spirits thought that it was already dawn.  It was time for
them to leave.  They left Sangkuriang alone.  Without their help he could
not finish the boat.
Sangkuriang setuju. Dengan bantuan jin dan roh, Sangkuriang
berusaha membangun mereka. Menjelang tengah malam dia telah
menyelesaikan danau dengan membangun bendungan di sungai Citarum.
Kemudian dia mulai membangun kapal. Hampir fajar ketika dia hampir
selesai. Sementara itu Dayang Sumbi terus mengawasi mereka. Dia sangat
khawatir ketika dia tahu ini. Jadi dia membuat lampu di timur. Kemudian
roh-roh itu berpikir bahwa itu sudah subuh. Sudah waktunya bagi mereka
untuk pergi. Mereka meninggalkan Sangkuriang sendirian. Tanpa bantuan
mereka dia tidak bisa menyelesaikan perahunya.
Sangkuriang was very angry.  He kicked the boat.  Then the boat
turned out to be Mount Tangkuban Perahu.  It means boat upside down. 
From a distant it looks like a boat upside down.
Sangkuriang sangat marah. Dia menendang perahu. Kemudian kapal
itu ternyata adalah Gunung Tangkuban Perahu. Itu artinya perahu terbalik.
Dari kejauhan tampak seperti perahu terbalik.

Answer the following questions:


1. How did Dayang Sumbi recognize her son?
2. What requirements did Dayang Sumbi ask from Sangkuriang to marry
her?
3. Why was Sangkuriang get angry to Dayang Sumbi?
4. What happened to Sangkuriang after knowing that the spirits left them?
5. What is the moral value of the story?

You might also like