You are on page 1of 26

Volume 17, No.

1, Juni 2019
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PENGGUNA IJAZAH


PALSU OLEH ANGGOTA DPRD DALAM PEMILIHAN UMUM
LEGISLATIF (CONTOH KASUS PUTUSAN NOMOR: 196 K/PID.SUS/2016)

Hery Firmansyah
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara. Meraih Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Magister Hukum Bisnis pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada,
Magister Administrasi Publik pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.)
(E-mail: heryf@fh.untar.ac.id)

Imelda Yohana Dewi


(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara)

Received: 22 April 2019; Accepted: 29 Mei 2019; Published: 10 Juni 2019

Abstract

A diploma is usually used as one of the conditions to meet the requirements for registration or
recruitment from a position. For example, for the nomination of legislative members to be members of
the DPR, DPD, Provincial DPRD and Regency DPRD. However, most legislative candidates in the
regions do not have genuine diplomas for certain reasons, eventually the legislative candidates use
fake diplomas in order to qualify in the general election. The problem studied is how criminal
accountability of fake diploma users by DPRD members in legislative elections (Case Example
Decision Number: 196 K / Pid.Sus / 2016)? The research method that I use is a normative legal
research method which is also supported by interview data. The author analyzes that criminal liability
is adjusted to the condition that a person can be held accountable based on criminal acts committed
and articles used where the sanctions are there, in this case the article imposed is Article 69
paragraph (1) of the Law on the National Education System. When viewed from a decision that is used
as an example by referring to its legal considerations, a court judge has considered everything so that
he can be held to hold criminal responsibility and the judge has the right to decide. The author advises
to conduct socialization so that there is no indication of the use of fake diplomas, it is necessary to
impose a severe sentence for each actor, and the legislative candidates to be honest in nominating
themselves as representatives of the people.

Keywords:Criminal Liability , Foregery Diploma

I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara hukum


A. Latar Belakang hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat
(3) Undang-Undang Dasar Negara

68
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa Undang Hukum Acara Perdata, Kitab
Negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Hukum Dagang dan
atas hukum. Hukum dikatakan sebagai peraturan-peraturan lainnya yang isinya
sesuatu yang paling tinggi (supreme) berupa perintah, larangan serta sanksi-
yang mana merupakan cita-cita umat sanksinya. Hukum mempunyai sanksi
manusia di seluruh dunia yang atau akibat hukum sehingga
mendambakan ketenangan, pemberlakuannya dapat dipaksakan
1 )
ketentraman, dan kesejahteraan. atau bersifat memaksa. Sehubungan
Dengan demikian, salah satu definisi dengan karakteristiknya bahwa ada
dari hukum adalah sebagai rangkaian sanksi dalam hukum, maka dikenal
peraturan-peraturan mengenai tingkah dengan istilah lex perfecta. lex perfecta
laku orang-orang sebagai anggota yaitu peraturan-peraturan yang diikuti
masyarakat, sedangkan satu-satunya dengan sanksi (akibat hukum). Dalam
tujuan dari hukum ialah mengadakan lex perfecta, peraturan melarang atau
keselamatan, kebahagiaan, dan tata sebaliknya mengharuskan dilakukannya
tertib di dalam masyarakat.2) suatu perbuatan, di mana larangan atau
Hukum memiliki peran yang keharusan berbuat ini disertai dengan
sangat penting yang dipakai untuk ketentuan tentang sanksi (akibat
3)
melaksanakan ketertiban masyarakat. hukum) jika dilanggar.
Maka dari itu, hukum dikodifikasikan Sanksi atau hukuman adalah
dan terbentuklah Kitab Undang-Undang akibat dari penerapan hukum tadi yang
Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang maknanya lebih luas daripada
Hukum Acara Pidana, Kitab Undang- pengertian pidana, sebab mencakup
Undang Hukum Perdata, Kitab Undang- juga keputusan hakim dalam lapangan
4 )
hukum perdata. Seseorang yang
1)
Viswandro, dan Maria Matilda, dan Bayu
Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum,
melanggar hukum dapat dikenakan
Cetakan ke-1, (Yogyakarta: penerbit Medpress
3)
Digital, 2015), 1. Ibid., 18.
2 ) 4 )
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Muladi, Barda Nawawi, Teori-Teori dan
Pidana di Indonesia, Edisi kedua, (Bandung: Kebijakan Pidana, Cetakan ke-2, (Bandung:
Eresco, 1986), 14. Penerbit Alumni, 1992), 1.

69
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

pidana karena telah melakukan tindak KUHP dikelompokkan menjadi 4


6)
pidana. Tindak pidana merupakan golongan, yakni:
tindakan melanggar hukum yang telah 1. Kejahatan sumpah
dilakukan dengan sengaja ataupun tidak palsu (Bab IX)
dengan sengaja oleh seseorang yang 2. Kejahatan pemalsuan
dapat dipertanggungjawabkan atas uang (Bab X)
tindakannya dan yang oleh undang- 3. Kejahatan pemalsuan
undang telah dinyatakan sebagai suatu materai & merek (Bab
5 )
tindakan yang dapat dihukum. XI)
Perbuatan-perbuatan pidana menurut 4. Kejahatan pemalsuan
sistem Kitab Undang-Undang Hukum surat (Bab XII)
Pidana dibagi atas kejahatan Dari pengelompokan terhadap
(misdrijven) dan pelanggaran beberapa kejahatan di atas, kejahatan
(overtredingen). pemalsuan surat masih banyak
Kejahatan sekarang ini sering menjamur di kalangan masyarakat.
terjadi dimana saja, salah satu bentuk Pengaturan mengenai pemalsuan surat
kejahatan yang paling banyak terjadi di ini diatur mulai dari Pasal 263 Kitab
masyarakat adalah mengenai Undang-Undang Hukum Pidana sampai
pemalsuan. Kejahatan pemalsuan dengan Pasal 276 Kitab Undang-
adalah berupa kejahatan yang di Undang Hukum Pidana. Pemalsuan
dalamnya mengandung unsur keadaan surat dalam Pasal 263 Kitab Undang-
ketidakbenaran atau palsu atas sesuatu Undang Hukum Pidana terdiri dari dua
(objek), yang sesuatunya itu tampak bentuk tindak pidana, masing-masing
dari luar seolah-olah benar adanya dirumuskan dalam ayat (1) dan ayat (2).
padahal sesungguhnya bertentangan Berdasarkan unsur perbuatannya
dengan yang sebenarnya. Kejahatan pemalsuan surat ayat (1), disebut
pemalsuan yang dimuat dalam Buku II
6)
Adami Chazawi, Kejahatan Mengenai
5)
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Pemalsuan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), 176. 2002), 2-3.

70
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

dengan membuat surat palsu dan mengikuti program pendidikan Sekolah


memalsu surat, sementara pemalsuan Dasar (SD), Sekolah Menengah
surat dalam ayat (2) disebut dengan Pertama (SMP), Sekolah Menengah
memakai surat palsu atau surat yang Atas (SMA), atau Perguruan Tinggi.
palsu.7) Meskipun kedua ayat ini saling Maka, peluang untuk mendapatkan
berhubungan satu dengan yang lainnya ijazah tersebut sangat kecil atau bahkan
namun, kedudukan keduanya berdiri tidak mungkin, untuk itu banyak dari
sendiri-sendiri, dimana berbeda tempat mereka akhirnya melakukan perbuatan
dan waktu tindak pidananya serta dapat memalsukan ijazah mulai dari
dilakukan oleh si pembuat yang tidak membuat, membeli sampai
sama.8) menggunakan ijazah palsu. Ijazah dapat
Salah satu bentuk kejahatan dikatakan palsu sebetulnya bisa dilihat
pemalsuan surat ini adalah pemalsuan dari bentuk dan ciri-ciri atau isi ijazah
ijazah. Ijazah merupakan sertifikat atau itu sah atau tidak. Kriteria atau
dokumen penting milik seseorang yang ukurannya yaitu:9)
diberikan kepadanya karena telah 1. Blanko ijazah adalah palsu.
selesai menempuh jenjang pendidikan 2. Blanko itu sah, dan
yang mana diterbitkan oleh pihak yang dikeluarkan oleh lembaga
berwenang yaitu Departemen Dinas pendidikan yang berwenang
Pendidikan melalui jalur pendidikan tapi ditanda tangani oleh
yang tercantum dalam undang-undang. pejabat yang tidak
Pentingnya ijazah bagi berwenang.
masyarakat membuat orang-orang 3. Blanko itu sah, dan
banyak melakukan berbagai cara agar dikeluarkan oleh lembaga
mendapatkan ijazah tersebut, apalagi pendidikan yang diakui serta
ketika orang tersebut dinyatakan tidak ditanda tangani oleh pejabat
lulus ujian atau memang tidak 9)
Angel Michelle Karinda, “Kajian Yuridis
Terhadap Tentang Pemalsuan Pemalsuan Ijazah
7)
Ibid., 137. Menurut Pasal 263 dan 264 KUHP”, Lex
8)
Ibid., 137. Crimen Vol. V Tahun 2016, 141.

71
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

yang berwenang tapi isinya menengah. Namun, dikarenakan


sebagian atau seluruhnya persyaratan tersebut merupakan
adalah palsu. suatu keharusan, kebanyakan para
Penggunaan ijazah biasanya calon anggota legislatif di daerah
dipakai sebagai salah satu syarat yang tidak memiliki ijazah asli
untuk memenuhi persyaratan karena alasan tertentu akhirnya
pendaftaran diri dari suatu jabatan. menggunakan ijazah palsu ini agar
Contohnya dipakai untuk supaya lolos menjadi calon anggota
pencalonan sebagai anggota anggota legilsatif. Sudah banyak
legislatif. Tindakan menggunakan kasus tentang calon anggota
ijazah palsu pengaturannya secara legislatif daerah yang menggunakan
khusus tertulis dalam Pasal 69 ayat ijazah palsu dalam pencalonannya
(1) dan ayat (2) Undang-Undang dalam pemilihan umum legislatif
Nomor 20 Tahun 2003 tentang mulai dari periode 2009-2014,
Sistem Pendidikan Nasional. periode 2014-2019, bahkan untuk
Dalam Pasal 51 ayat (2) Undang- periode 2019-2024 masih diselidiki
Undang No. 8 Tahun 2012 tentang banyak calon anggota legislatif
Pemilihan Umum Anggota yang menggunakan ijazah palsu.
Legislatif untuk periode 2014-2019, Kasus yang penulis angkat adalah
dicantumkan bahwa calon anggota sebagaimana dalam contoh kasus
legislatif harus memenuhi syarat penggunaan ijazah palsu dalam
kelengkapan administrasi yang putusan nomor: 196
salah satu syaratnya harus K/Pid.Sus/2016 yang terjadi dalam
menyertakan bukti kelulusan wilayah pencalonan anggota Dewan
pendidikan terakhir berupa fotokopi Perwakilan Rakyat Daerah
ijazah, surat tanda tamat belajar kabupaten yang ada di Lubuk
(STTB), dan lain-lain yang Linggau, Sumatera Selatan untuk
dilegalisasi oleh satuan pedidikan periode 2014-2019, Edi Sukamto,
atau program pendidikan SE Bin H. Japarin (terdakwa).

72
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Bermula pada saat penyelenggaraan Swadaya Masyarakat (LSM) yang


pemilihan umum calon legislatif, menyatakan ada anggota Dewan
pada bulan April 2013, Partai Perwakilan Rakyat Daerah
Hanura Kabupaten. Musi Rawas menggunakan ijazah palsu pada saat
mengajukan terdakwa menjadi mencalonkan diri, lalu di bulan
Daftar Calon Sementara (DCS), Desember 2013 saksi Malhendra
hingga pada bulan Mei 2013 Partai (anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Hanura Kabupaten. Musi Rawas Daerah Kabupaten Muratara
mengajukan terdakwa ke Komisi sekaligus anggota LSM) mengecek
Pemilihan Umum (KPU) setempat dan mencari informasi ke Komisi
untuk menjadi Daftar Calon Tetap Pemilihan Umum Kabupaten.
(DCT), selanjutnya mengisi Muratara dan mendapatkan
formulir pendaftaran bakal calon fotokopi ijazah terdakwa yang mana
anggota legislatif serta melengkapi pihak yang mengeluarkan ijazah
data-data administrasi seperti adalah Dinas Pendidikan Kota
menyertakan fotokopi ijazah yang Depok. Selanjutnya,
dilegalisir lalu diserahkan ke KPU diadakannyalah pemeriksaan atas
setempat. Pada saat pemilihan ijazah tersebut dan terbukti ternyata
umum legislatif berlangsung, terdakwa menggunakan ijazah
terdakwa terpilih menjadi anggota palsu. Terdakwa akhirnya
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dikenakan Pasal 69 ayat (1)
daerah pemilihan 5 (lima) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Kabupaten Muratara (perluasan 2003 tentang Sistem Pendidikan
Kabupaten Musi Rawas) untuk Nasional karena melanggar salah
periode 2014-2019 karena satu syarat administratif sebagai
memperoleh suara terbanyak kedua. calon anggota legislatif yang
Pada tanggal 20 November tercantum dalam Pasal 51 ayat (2)
2013 ternyata ada laporan yang Undang-Undang Nomor 8 Tahun
mana disampaikan ke Lembaga 2012 tentang Pemilihan Umum

73
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Anggota DPR, DPD dan DPRD Oleh Anggota DPRD Dalam


terkait menggunakan ijazah palsu. Pemilihan Umum (Contoh Kasus
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Putusan Nomor: 196
maka dalam penulisan skripsi ini K/Pid.Sus/2016)
penulis tertarik untuk mengangkat Perbuatan pidana mengenai
judul: “PERTANGGUNG pemalsuan ijazah dikategorikan
JAWABAN PIDANA sebagai perbuatan pidana
TERHADAP PENGGUNA pemalsuan surat yang mana diatur
IJAZAH PALSU OLEH dalam Pasal 263 Kitab Undang-
ANGGOTA DPRD DALAM Undang Hukum Pidana terutama
PEMILIHAN UMUM bagi mereka yang dengan sengaja
LEGISLATIF (CONTOH menggunakan ijazah palsu (surat
KASUS PUTUSAN NOMOR: palsu) pengaturannya ada dalam
196 K/PID.SUS/2016)”. Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-
B. Perumusan Masalah Undang Hukum Pidana yaitu
Berdasarkan uraian di atas maka diancam dengan pidana yang sama,
permasalahan yang hendak barangsiapa dengan sengaja
penulis rumuskan adalah memakai surat palsu atau
Bagaimana pertanggungjawaban dipalsukan seolah-olah sejati, jika
pidana terhadap pengguna ijazah pemakaian surat itu dapat
palsu oleh anggota Dewan menimbulkan kerugian. Hal ini
Perwakilan Rakyat Daerah dalam berdasarkan asas legalitas, bahwa
pemilihan umum legislatif tiada perbuatan dapat di pidana
(contoh kasus putusan nomor: 196 kecuali di dalam undang-undang
K/Pid.Sus/2016. telah diatur, karena sudah ada
aturannya dan mana perbuatan itu
II. PEMBAHASAN bertentangan dengan hukum atau
A. Pertanggungjawaban Pidana dengan kata lain telah memenuhi
Terhadap Pengguna Ijazah Palsu unsur melawan hukum maka si

74
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

pengguna ijazah palsu dapat dijerat Pidana sudah mengatur mengenai


dengan Pasal 263 ayat (2) Kitab pemalsuan surat yang di
Undang-Undang Hukum Pidana dalamnya termasuk pemalsuan
tersebut. Namun, isi dalam Pasal surat yang sifatnya otentik dalam
263 Kitab Undang-Undang Hukum hal ini akta otentik termasuk
Pidana ini tidak mengatur secara ijazah palsu. Selanjutnya, karena
khusus dan tegas mengenai pemalsuan ijazah ini bagian dari
pemalsuan ijazah dan jika ditelaah dunia pendidikan ada pengaturan
terdapat pengaturan khusus khususnya yaitu di dalam undang-
mengenai barangsiapa dengan undang pendidikan nasional, yang
sengaja menggunakan ijazah yang diatur dalam Pasal 69 Undang-
terbukti palsu yaitu ada dalam Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Nasional.
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Ijazah termasuk ke dalam
setiap orang yang menggunakan bagian instrumen pendidikan oleh
ijazah, sertifikat kompetensi, gelar karena itu, undang-undang
akademik, profesi, dan/atau vokasi pendidikan nasional juga
yang terbukti palsu dipidana mengatur mengenai pidananya
dengan pidana penjara paling lama sehingga bisa dijerat dengan dua
lima tahun dan/atau pidana denda pasal (pasal yang tercantum
paling banyak Rp 500.000.000,00 dalam KUHP maupun pasal yang
(lima ratus juta rupiah). tercantum dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional).
Sependapat dengan pendapat
Jadi, kalau yang dipalsukan
yang diutarakan oleh Bapak
adalah ijazah sekolah maka lebih
Abdul Ficar, bahwa sistem hukum
tepat yang dijatuhkan adalah pasal
pidana kita secara umum di dalam
dalam Undang-Undang Sistem
Kitab Undang-Undang Hukum
Pendidikan Nasional. Memang

75
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

secara umum telah diatur dalam penggunaan ijazah palsu, Pasal 69


KUHP namun misalnya ayat (1) Undang-Undang Nomor
penggunaan ijazah palsu tidak 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
diatur dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional sudah
Sistem Pendidikan Nasional oleh mengatur mengenai penjatuhan
KUHP dengan istilah surat/akta pidana penjara dan pidana denda.
10 )
otentik sudah terakomodir. Mengenai penjatuhan pidana
Begitupula dengan pandangan memang harus melihat unsur-
dari Ibu Hakim Tuty Haryati unsur dari pasal yang dijatuhkan
bahwa pemalsuan sudah diatur kepada si terdakwa karena selain
dalam KUHP dan beliau baru telah memenuhi unsur-unsur yang
mengetahui ada undang-undang telah dirumuskan dalam undang-
lain yang mengatur mengenai undang juga agar supaya
penggunaan ijazah palsu ini. menghindari salah menerapkan
Kerap kali jaksa dalam hukum.
dakwaannya terhadap terdakwa Dalam teori
yang menggunakan ijazah palsu pertanggungjawaban pidana,
dituntut dengan pasal yang ada di seseorang yang melakukan
KUHP, sehingga hakim dalam perbuatan melawan hukum belum
putusannya pun menjatuhkan cukup untuk dijatuhi pidana
pidana berdasarkan pasal yang dimana harus ada kemampuan
ada dalam KUHP tersebut, untuk bertanggunggjawab dari
padahal sudah ada secara khusus dalam diri pelaku yang dapat
diatur bagi mereka yang dengan dimintai pertanggungjawaban,
sengaja menggunakan ijazah yang sehingga dalam hal ini harus
terbukti palsu. Terkait melihat unsur seseorang yang
mampu bertanggungjawab atas
10)
Peneliti, Wawancara, dengan Bapak Abdul perbuatannya, unsur kesalahan di
Ficar Dosen Universitas Trisakti (Jakarta:
Universitas Trisakti, 26 April 2019). dalamnya baik itu perbuatan yang

76
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

sengaja ataupun lalai dan ada orang yang melakukan perbuatan


perbuatan yang bertentangan pidana namun tidak bisa dimintai
dengan hukum atau harus ada pertanggungjawaban. Karena, ada
unsur melawan hukum. Seseorang aliran yaitu aliran monistis yang
yang dapat dimintai menganut paham bahwa
pertanggungjawaban adalah seseorang yang melakukan tindak
seseorang yang sehat akal dan pidana dengan otomatis juga
jiwanya serta dapat menentukan harus bertanggungjawab atas
kehendaknya untuk berbuat tindak perbuatannya, paham itu
pidana tersebut. menyatukan unsur perbuatan
Unsur kesalahan merupakan melawan hukum dengan
unsur penting yang harus ada penjatuhan pidana. Hal ini penulis
dalam pertangunggjawaban nilai tidak mencerminkan rasa
pidana, karena dalam melakukan keadilan, seandainya orang yang
perbuatan pidana ada kehendak melakukan perbuatan pidana
atau niat dalam diri si pelaku ternyata adalah orang itu disuruh?
untuk melakukan perbuatan Ini menjadi sebuah pertanyaan
tersebut. Sehingga ada hubungan karena yang akan
batin antara si pelaku dengan bertanggungjawab adalah dia
perbuatan yang dilakukannya. yang melakukan perbuatan
Kesalahan pun memiliki kaitan pidana, padahal kenyataannya
dengan pertanggungjawaban orang tersebut disuruh untuk
karena dalam diri si pembuat melakukan perbuatan pidana atau
harus ada kemampuan untuk contoh lain seorang anak kecil
dimintai pertanggungjawaban. yang melempar batu kepada
Ada aliran dalam teori seseorang yang sedang berjalan.
pertanggungjawaban pidana, Dalam kasus ini anak kecil
dimana aliran dualistis pahamnya tersebut melakukan perbuatan
memberikan rasa keadilan bagi pidana, dan belum bisa

77
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

menginsyafi perbuatannya yang 56 Kitab Undang-Undang Hukum


akan menimbulkan akibat bagi Pidana.
yang dillempar batu tersebut Dari sini akan terlihat apakah
maka anak kecil tersebut tidak telah memenuhi unsur
bisa dimintai kemampuan bertanggungjawab
pertanggungjawaban. agar pelaku kejahatan dapat
Namun, dijaman yang modern dimintai pertanggungjawaban.
ini paham mengenai yang Karena orang yang mampu
melakukan perbuatan pidana bertanggungjawab
harus bertanggungjawab dengan (toerekeningsvat barheid),
dijatuhi pidana, penulis lihat keadaan jiwa seseorang harus
sudah dikesampingkan dan sedemikian rupa, sehingga ia
dengan kata lain sudah tidak ada harus dapat menginsyafi bahwa
yang menganut paham tersebut, perbuatan yang dilakukan itu
karena sekarang ada pemisahaan adalah perbuatan yang terlarang,
mengenai siapa yang harus dan orang itu harus dapat
bertanggungjawab atas perbuatan menentukan kehendaknya
pidana dan harus memenuhi terhadap perbuatannya. Jadi,
syarat-syarat kemampuan untuk seseorang dapat dimintai
bertanggungjawab, karena pelaku pertanggungjawaban pidana
tindak pidana bukan hanya dia dengan melihat keadaan jiwanya
yang melakukan namun ada juga yang sehat dan adanya kehendak
penyertaan (pelaku yang untuk melakukan perbuatan
menyuruh melakukan, yang turut pidana tersebut, yang mana
serta melakukan dan penganjur) sebelumnya telah melakukan
sebagaimana yang mana perbuatan, yang perbuatannya
tercantum dalam Pasal 55 Kitab tersebut bertentangan dengan
Undang-Undang Hukum Pidana hukum atau di dalamnya
dan pembantu sesuatu kejahatan

78
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

terkandung unsur melawan pelaku dihukum atau dijatuhi


hukum. pidana karena ada 4 hal:11)
Jika dijabarkan bahwa unsur a. Perbuatan pidana yang dilarang
pertanggungjawaban pidana untuk (actus reus)
dapat dipidananya si pembuat b. Ada kesalahannya atau (mens rea) :
yang harus dipenuhi adalah kesalahan akan terlihat dari apakah
adanya tindak pidana yang dia melakukan perbuatan itu sengaja
dilakukan oleh pelaku, adanya (dollus) atau kealpaan/tidak sengaja
unsur kesalahan berupa (culpa).
kesengajaan atau kealpaan, c. Dapat dipertanggungjawabkan.
adanya pelaku yang mampu Contoh: Kalau anak kecil dibawah
bertanggungjawab dan tidak ada 10 tahun nembak ibunya sampai
alasan pemaaf bagi si pelaku. mati, tidak bisa dihukum karena
Pertanggungjawaban pidana adanya alasan pemaaf makanya dia
hanya dapat terjadi jika tidak bisa dihukum. Ada anak yang
sebelumnya sudah ada tindak berhadapan dengan hukum berumur
pidana yang dilakukan, jadi tidak 14 tahun keatas dia bisa ditahan,
sekaligus apabila seseorang telah kalau dibawah 14 tahun ada proses
melakukan tindak pidana orang atau pemberlakuan yang lain. Anak-
tersebut langsung dijatuhi pidana anak dibawah 14 tahun, orang gila
karena dianggap mampu tidak bisa dimintai
bertanggungjawab. pertanggungjawaban, diluar
Pertanggungjawaban pidana daripada itu bisa dimintai
sesuai dengan apa yang pertanggungjawaban.
dikemukakan oleh Bapak Abdul Tidak ada alasan pemaaf (Pasal 48,
Ficar, Dosen Universitas Trisakti, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana).

11)
Ibid.,

79
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Mengenai pertanggungjawaban palsu pada saat mencalonkan diri


pidana adanya di poin b, c, dan d. sebagai anggota legislatif, pada saat
maksud pertanggungjawaban pidana itu oknum ini menggunakan ijazah
adalah perbuatan pidananya sudah palsu tersebut ( ijazah paket B dan
ada, selanjutnya apakah dia bisa ijazah paket C) dengan sengaja dan
dihukum apa tidak, jikalau baru diketahui ketika dia sudah
perbuatan tersebut merupakan menjabat sebagai Anggota Dewan
sebuah kealpaan bukan dia yang Perwakilan Rakyat Daerah
membuat hal tersebut bisa dijadikan Kabupaten. Muratara.
alasan pemaaf. Dilihat dari kronologi kasusnya
Menurut hakim Pengadilan bahwa awalnya dia terpilih sebagai
Negeri Jakarta Pusat, Tuty Haryati calon sementara yang diusung oleh
bahwa pertanggungjawaban pidana partai politiknya lalu dijadikan
bagi mereka yang melakukan tindak daftar calon anggota tetap, lalu Edi
pidana, pertanggungjawaban pidana Sukamto (oknum anggota Dewan
disesuaikan dengan pasal yang ada Perwakilan Rakyat Daerah) ini
di KUHP atau undang-undang mengisi syarat-syarat administrasi
khusus yang dipakai dimana yang salah satunya adalah mengisi
sanksinya ada disitu, condong atau daftar riyawat hidup yang di
merujuk ke pasal yang di dalamnya berisi riyawat pendidikan
dakwakan.12) dan melampirkan fotokopi ijazah
Kasus yang diangkat oleh pendidikannya dimana dia
penulis bahwa ada oknum anggota melampirkan fotokopi ijazah paket
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah B dan fotokopi ijazah paket C yang
Kabupaten Muratara Sumatera dilegalisir yang keduanya
Selatan yang menggunakan ijazah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
Kota Depok, ketika ada laporan Edi
12 )
Peneliti. Wawancara, dengan Hakim Sukamto menggunakan ijazah palsu
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, (Jakarta:
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 11 Juni 2019). dilakukan klarifikasi dengan

80
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

melakukan perbandingan dengan dirinya oleh partai politik yang


ijazah lain yang dikeluarkan oleh mengusung dirinya.
Dinas Pendidikan Kota Depok, dan Pengguna ijazah palsu tersebut
ternyata benar ijazah yang dipakai sudah didakwakan dengan dakwaan
pada saat pencalonannya sebagai alternatif yang mana akhirnya
anggota Dewan Perwakilan Rakyat hakim menjatuhkan putusannya
Daerah terbukti palsu. dengan mendakwa dengan Pasal 69
Pada saat dilaporkan dari sudah ayat (1) Undang-Undang Nomor 20
sampai di persidangan belum ada Tahun 2003 Tentang Sistem
perlawanan dari oknum anggota Pendidikan Nasional dengan pidana
DPRD ini, namun karena dia penjara 1 tahun dan dengan 100 juta
diusung oleh partai politik yang rupiah.
merupakan syarat untuk menjadi Penulis sependapat dengan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat kedua pendapat narasumber
Daerah maka beliau dilakukan tersebut, karena sesuai dengan teori
pemecatan. Namun, oknum ini tidak bahwa pertanggungjawaban pidana
terima sehingga dia melakukan harus memenuhi:
perlawanan hukum dengan 1. Telah dilakukannya tindak
menggugat partai politiknya dan di pidana Dalam kasus ini bahwa
dalam putusannya oknum anggota telah terjadi tindak pidana
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pemalsuan ijazah atau lebih
ini kalah, jadi ada dua permasalahan konkritnya dengan sengaja
hukum yang berkaitan dengan menggunakan ijazah yang
dirinya, yang pertama mengenai terbukti palsu yang digunakan
penggunaan ijazah palsu dan yang dalam pemilihan umum legilatif
kedua adalah tidak terimanya di daerah. Jelas unsur ini telah
oknum anggota Dewan Perwakilan terpenuhi.
Rakyat Daerah mengenai pemecatan 2. Adanya kesalahan (dollus atau
culpa)

81
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Dalam kasus ini si pengguna palsu dalam pemilihan legislatif


ijazah palsu di dalam putusannya pasti menyadari apa akibat yang
telah memenuhi unsur dengan ditimbulkan dari perbuatan yang
sengaja menggunakan ijazah dilakukannya. Jika dilihat dari
yang terbukti palsu, berarti dalam umurnya pun oknum ini
melakukan tindak pidananya dia merupakan orang yang sehat jadi
dengan sengaja menggunakan menurut penulis bisa dimintai
ijazah palsu agar supaya lolos pertanggungjawaban.
menjadi anggota legislatif, dan Dia memiliki kehendak untuk
lagi dia membayar orang sebesar menggunakan ijazah itu dan dia
Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta menginsyafi akan akibat dari
rupiah) agar ijazah Paket B dan perbuatannya itu namun selama
Paket C berada di tanganya. masih atau belum ada yang
Sehingga menurut penulis adanya memperkarakan oknum ini masih
unsur kesalahan dalam kasus ini dapat melaksanakan tugasnya
telah terpenuhi. sebagai anggota Dewan
3. Kemampuan bertanggungjawab Perwakilan Rakyat Daerah. Jika
Dalam kasus ini bahwa si dilihat apakah oknum ini mampu
terdakwa adalah orang yang bertanggungjawab, berdasarkan
sehat jiwa dan raganya. Jika telaah dalam putusan dan
dilihat dari putusan bahwa si wawancara kepada salah satu
terdakwa ini adalah oknum narasumber yang berada di dalam
anggota Dewan Perwakilan satu instansi dengan oknum
Rakyat Daerah yang mana pada tersebut unsur ini telah terpenuhi.
saaat pencalonan dirinya sebagai 4.Tiada alasan pemaaf
anggota legislatif yang salah satu Dengan melihat pertimbangan
syaratnya adalah sehat jasmani hakim di Pengadilan Negeri
dan rohani. Oknum ini dengan Lubuk Linggau bahwa oknum ini
sengaja menggunakan ijazah telah memenuhi unsur yang ada

82
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

dalam Pasal 69 ayat (1) Undang- Memang tidak semua rakyat


Undang tentang Sistem Indonesia pendidikannya merata,
Pendidikan Nasional, perbuatan tidak semua orang sukses
yang dilakukan merupakan didasarkan pada pendidikan yang
perbuatan pidana yang tidak dilaluinya, namun ijazah
menghapuskan unsur merupakan suatu tanda yang dasar
kesalahannya, jadi sangat wajar namun memiliki dampak yang
untuk dijatuhi pidana sehingga bersar terutama untuk memperoleh
unsur tiada alasan pemaaf ini pekerjaan.
telah terpenuhi. Padahal berdasarkan
Dalam putusan Pengadilan pertimbangan hakim, oknum ini
Negeri Lubuk Linggau penulis telah memenuhi unsur-unsur yang
menyayangkan mengapa wakil ada dalam Pasal 69 ayat (1)
rakyat di daerah hanya diputus undang-undang tentang sistem
dengan pidana percobaan pendidikan nasional, juga
sedangkan perbuatannya berdasarkan keterangan para saksi
menggunakan ijazah palsu yang menyatakan bahwa ijazah
merupakan perbuatan yang sama Paket B dan Ijazah Paket C yang
saja membohongi rakyat, hal dipakai oknum tersebut dalam
tersebut tidak mencerminkan pencalonannya berdasarkan hasil
profesinya sebagai wakil rakyat di pemeriksaan kriminalistik yang
daerah yaitu memperjuangkan dibandingkan dengan ijazah asli
peningkatan kesejahteraan rakyat, milik orang lain yang dikeluarkan
menyerap dan menghimpun dinas pendidikan yang
aspirasi rakyat, menampung dan bersangkutan, menyatakan ijazah
menindaklanjuti aspirasi serta tersebut terbukti palsu dan oknum
memberikan pertanggungjawaban tersebut sengaja menggunakan
secara moral dan politis kepada ijazah tersebut agar supaya lolos
rakyat di wilayah pemilihannya. melaju ke kursi legislatif.

83
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Penulis mempertanyakan menurut penulis pemalsuan ijazah


mengenai syarat-syarat penjatuhan apalagi sampai menggunakan
pidana percobaan, menurut hakim ijazah palsu untuk kepentingan
yang penulis wawancarai bahwa pribadi yang menyangkut banyak
syarat-syarat penjatuhan pidana orang, ini merupakan suatu
percobaan adalah harus mampu pembohongan masyarakat, sangat
untuk tidak melakukan perbuatan disayangkan juga apabila
pidana selama masa percobaan, penjatuhannya hanya pidana
apabila melakukan perbuatan percobaan maka kasus mengenai
pidana maka harus langsung semacam ini akan terus menerus
dijatuhi pidana penjara dan segera menjamur dan berlangsung terus
dieksekusi. Selanjutnya dengan menerus, tidak berhenti bahkan
melihat tingkah laku terdakwa akan semakin banyak kasus-kasus
apakah ketika dijatuhkan pidana seperti ini terjadi. Tidak hanya
percobaan terdakwa bisa atau tidak dalam kasus ini yang penulis
untuk dibina menjadi orang yang jadikan contoh kasus, ada pula
lebih baik lagi, di persidangan akan kasus serupa seorang wakil ketua
terlihat dan hakim dalam memutus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
pidana percobaan ini pun yang menggunakan ijazah palsu,
memperhatikan hal-hal yang dalam Putusan Pengadilan Negeri
berkaitan dengan itu. Pekalongan dikenakan pidana
Dengan menelaah pendapat penjara selama empat bulan namun
narasumber mengenai syarat-syarat setelah melakukan berbagai upaya
penjatuhan pidana percobaan hukum akhirnya dikenakan pidana
penulis tidak setuju apabila ada percobaan dengan syarat khusus.
seorang wakil rakyat di daerah Dari sini akan terlihat bahwa
yang dengan sengaja menggunakan dengan ringannya sanksi pidana
ijazah palsu dikenakan pidana yang dijatuhkan kepada para
percobaan, mengapa? Karena terdakwa pengguna ijazah palsu ini

84
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

menyebabkan tidak adanya efek terdakwa terbukti bersalah dengan


jera bagi orang-orang yang tidak sengaja menggunakan ijazah yang
berpendidikan untuk menjadi calon terbukti palsu yang memenuhi
anggota legislatif dengan memakai unsur Pasal 69 ayat (1) undang-
ijazah palsu. undang sistem pendidikan nasional
Lanjutnya Jaksa Penuntut namun diperbaiki dengan
Umum mengajukan banding yang menjatuhkan pidana penjara 1
mana Jaksa Penuntut Umum (satu) tahun kepada terpidana dan
menyayangkan pidana yang pidana denda sebesar Rp
dijatuhkan karena terlalu ringan 100.000.000,00 (seratus juta
bagi seorang wakil rakyat daerah. rupiah).
Begitu pula dengan terdakwa dan Penulis menyoroti mengenai
kuasa hukumnya, beliau memori banding keduanya, jelas
mengajukan banding karena merasa penulis setuju megenai banding
tidak adanya keadilan bahwa ada yang dilayangkan Jaksa Penuntut
unsur kekeliruan dalam putusan Umum bahwa hukuman pidana
tersbut dan terdakwa juga percobaan dinilai sangat ringan,
mempermasalahkan mengenai saki- walaupun penjatuhan sanksi selama
saksi yang dihadirkan bukan satu hari di tahan saja sudah
merupakan saksi fakta sebagaimana menganggu psikis dan mental
yang tercantum dalam Pasal 1 terpidana apalagi bagi mereka
angka (26) Kitab Undang-Undang wakil rakyat ini, namun dengan
Hukum Acara Pidana, melainkan melihat ketidakadilan disini maka
saksi-saksi yang penuh dengan penulis setuju mengenai banding
kepentingan politik. Putusan hakim Jaksa Penuntut Umum terhadap
Pengadilan Tinggi Palembang putusan Pengadilan Negeri Lubuk
tersebut tetap mengikuti Linggau. Selanjutnya penulis
pertimbangan hakim di Pengadilan menyoroti salah satu memori
Negeri Lubuk linggau yaitu banding dari terdakwa yang

85
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

menyatakan saksi yang dihadirkan merupakan Sarjana Ekonomi, jelas


bukan saksi fakta melainkan saksi dari awal dalam melanjutkan
yang memiliki kepentingan politik. jenjang pendidikannya ke
Berdasarkan Putusan MK 65/PUU- perguruan tinggi sampai menjadi
VIII/2010 makna mengenai saksi anggota legislatif oknum ini sudah
itu diperluas, bahwa saksi itu menggunakan ijazah palsu. Hal ini
merupakan setiap orang yang penulis soroti untuk penjatuhan
punya pengetahuan yang terkait pidana yang lebih berat yaitu diatas
langsung terjadinya tindak pidana 1 (satu) tahun agar supaya timbul
wajib didengar sebagai saksi, salah efek jera baik bagi si oknum
satunya adalah testimonium de maupun bagi orang-orang yang
auditu yaitu kesaksian atau berpotensi melakukan perbuatan
keterangan karena mendengar dari yang serupa. Kalau seperti ini tidak
orang lain. Jadi, penulis setuju akan ada efek jera bagi para calon
dengan putusan Pengadilan Tinggi pengguna ijazah palsu ini atau yang
dengan menolak banding dari menggunakan ijazah palsu.
terdakwa dan hanya memperbaiki Menurut Bapak Abdul Ficar,
lamanya penjatuhan pidana penjara orang yang menggunakan ijazah itu
kepada terdakwa, namun ada hal lebih karena terpaksa dan bukan
yang membuat penulis masih tidak sesuatu kejahatan yang besar,
setuju dengan penjatuhan mungkin kalau dia tidak masuk
pidananya, yaitu penulis menilai menjadi anggota Dewan
penjatuhan pidana selama 1 (satu) Perwakilan Rakyat Daerah dia
tahun masih ringan karena ijazah tidak mungkin menggunakan ijazah
palsu yang digunakan oleh oknum palsu tersebut kalau tidak terpaksa.
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jadi, jera atau tidak jeranya orang
Daerah tersebut adalah ijazah Paket akan tergantung pada
B dan ijazah Paket C.Terlebih lagi, kebutuhannya kalau dia tidak
dalam identitas dirinya beliau masuk menjadi anggota legislatif

86
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

dia tidak membutuhkan ijazah. hakim yang memutus perkara


Orang yang memalsukan ijazah tersebut dalam memeriksa,
adalah orang yang tidak sekolah mengadili dan memutus perkara
dan membutuhkan, jadi tidak bisa dalam menjatuhkan sanksi pidana
pertanyaan jera atau tidak jera. Bisa melihat fakta persidangan apakah
jadi kalau oknum ini butuh dia akan ada hal-hal yg meringankan atau
mengulangi lagi dan tidak jera akan tidak. hakim juga menjatuhkan
perbuatannya, kasus ini karena ada pidana melihat dari semua
yang melaporkan ada anggota sisi/aspek yaitu, sisi filosofis, sisi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yuridis dan sosiologis sosiologis.
yang menggunakan ijazah palsu Jadi tidak hanya sisi yuridis saja,
makanya dilanjutkan ke hakim lihat dari fakta persidangan
persidangan. bagaimana dampak ke masyarakat.
Penulis setuju dengan pendapat Sebenarnya penjatuhan pidana
baliau bahwa seseorang jika tidak tidak semata-mata untuk efek jera
karena terpaksa tidak mungkin saja harus benar-benar apakah
menggunakan ijazah, terlebih terdakwa mampu atau tidak
ijazah palsu, juga karena dikembalikan ke masyarakat.
pendidikan di Indonesia masih Jika dikaitkan dengan teori
belum merata kebanyakan orang pemidanaan yaitu teori gabungan,
yang mencari pekerjaan dengan pemidanaan semata-mata untuk
peluang untuk menjadi wakil rakyat reformasi yaitu memperbaiki atau
memanfaatkan jasa pembuatan merehabilitasi terdakwa menjadi
ijazah. namun, alangkah lebih orang yang baik dan berguna bagi
baiknya apabila penjatuhan pidana masyarakat. Mengasingkan
dikenakan diatas 1 (satu) tahun pelangar dari masyarakat agar
agar kejadian seperti kasus supaya menciptakan lingkungan
penggunaan ijazah palsu berkurang yang aman. Upaya untuk
bahkan tidak ada lagi. Sekalipun pembalasan, ini merupakan akibat

87
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

dari perbuatan yang telah dilakukan memberi pertimbangan sendiri


oleh si terdakwa dan terakhir secara rinci dengan menggunakan
adalah untuk pencegahan, supaya fakta hukum yang terungkap dalam
tidak ada orang yang berpotensi persidangan yaitu mengenai ijazah
untuk melakukan perbuatan pidana. yang bersangkutan dimana
Berdasarkan teori pemidanaan ini terdakwa mengatakan ijazah asli
penulis menilai bahwa hakim tidak disita, menyangkal fotokopi
dalam menjatuhkan pidana telah ijazah Paket C bukan merupakan
sesuai dan mempertimbangkan produk fotokopi dari dokumen
secara matang sesuai dengan pembanding dan masih membahas
pendapat Ibu Hakim Tuty Haryati, tentang saksi.
harus melihat dari segala aspek Dalam Undang-Undang
baik dari diri si terdakwa maupun Kekuasaan Kehakiman tegas
bagi masyarakat banyak. dikatakan bahwa pengajuan kasasi
Selanjutnya, keduanya baik itu terkait mengenai masalah salah
Jaksa Penuntut Umum dan menerapkan hukum, pengadilan
terdakwa sama-sama mengajukan tidak berwenang dan lain-lain. Jadi
kasasi. Jaksa Penuntut Umum kedua permohonan kasasi tersebut
masih menganggap penjatuhan ditolak oleh Hakim Mahkamah
pidana kepada terdakwa masih Agung. Menurut penulis memang
terlalu ringan dan memohon untuk hakim Mahkamah Agung tidak
menjatuhkan pidana sesuai dengan berwenang untuk menjatuhkan
tuntutan awal yaitu 2 tahun 6 bulan, lamanya pidana/memperbaiki
sedangkan terdakwa, ia lamanya penjatuhan pidana juga
mengajukan kasasi karena tidak berwenang untuk menelaah
menganggap hakim Pengadilan fakta-fakta persidangan
Tinggi hanya mengambil dan sebagaimana keberatan yang
membenarkan pertimbangan dari dilayangkan terdakwa jadi menurut
Pengadilan Tinggi dan tidak penulis, penulis setuju dengan

88
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

putusan Mahkamah Agung dengan pertimbangan hukum ini


menolak kedua kasasi yang pengadilan sudah
bersangkutan, karena hakim mempertimbangan segala bukti
Mahkamah Agung merupakan sehingga dia bisa dimintai
Judex Juris bukan Judex Facti. pertanggungjawaban pidana. Jadi,
Sehingga, terdakwa dijatuhi pidana jika dikaitkan dengan putusan dan
penjara selama 1 (satu) tahun dan teori maka hakim sudah sesuai
denda Rp 100.000.000,00 (seratus memutuskan.
juta rupiah) dimana mengikuti
putusan Pengadilan Tinggi III. PENUTUP
Palembang. A. Kesimpulan
Dari rincian analisis tersebut Dari hasil analisis yang telah
mulai dari Pengadilan Negeri, penulis tuangkan yang telah
Pengadilan Tinggi dan sampai pada dikaitkan dengan teori-teori yang
Mahkamah Agung, terdakwa ada maka kesimpulan yang
sebenarnya telah memenuhi unsur penulis dapat adalah: seseorang
pertanggungjawaban pidana, dapat dimintai
apalagi terdakwa merupakan wakil pertanggungjawaban apabila telah
rakyat daerah yang dengan sengaja memenuhi unsur:
menggunakan ijazah palsu. 1. Telah dilakukannya tindak
Berdasarkan narasumber yang pidana
penulis wawancarai, oknum 2. Adanya kesalahan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat 3. Orang yang mampu
Daerah ini telah melaksanakan bertanggungjawab
hukumannya sehingga 4. Tiada alasan pemaaf
pertanggungjawaban pidana jika Pertanggungjawaban pidana
dilihat dari putusan, dengan bagi oknum pengguna ijazah
merujuk kepada dipertimbangan palsu oleh anggota Dewan
hukumnya artinya berdasarkan

89
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Perwakilan Rakyat Daerah ini, juta rupiah) agar ijazah


harus memenuhi : Paket B dan Paket C berada
1. Telah dilakukannya tindak di tanganya. Sehingga
pidana. menurut penulis adanya
Dalam kasus ini bahwa unsur kesalahan dalam
telah terjadi tindak pidana kasus ini telah terpenuhi.
pemalsuan ijazah atau lebih 3. Kemampuan
konkritnya dengan sengaja bertanggungjawab
menggunakan ijazah palsu Dalam kasus ini bahwa
yang digunakan dalam si terdakwa adalah orang
pemilihan umum legilatif di yang sehat jiwa dan
daerah. Jelas unsur ini telah raganya. Jika dilihat dari
terpenuhi. putusan bahwa si terdakwa
2. Adanya kesalahan (dollus ini adalah oknum anggota
atau culpa). Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam kasus ini si Daerah yang mana, pada
pengguna ijazah palsu di saaat pencalonan dirinya
dalam putusannya telah sebagai anggota legislatif
memenuhi unsur dengan yang salah satu syaratnya
sengaja menggunakan adalah sehat jasmani dan
ijazah palsu, berarti dalam rohani. Oknum ini dengan
melakukan tindak sengaja menggunakan
pidananya dia dengan ijazah palsu dalam
sengaja menggunakan pemilihan legislatif pasti
ijazah palsu agar supaya menyadari apa akibat yang
lolos menjadi anggota ditimbulkan dari perbuatan
legislatif, dan lagi dai yang dilakukannya. Jika
membayar orang sebesar dilihat dari umurnya pun
Rp. 10.000.000,00 (sepuluh oknum ini merupakan orang

90
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

yang sehat jadi menurut ada dalam Pasal 69 ayat (1)


penulis bisa dimintai Undang-Undang tentang
pertanggungjawaban. Sistem Pendidikan
Dia memiliki kehendak Nasional, perbuatan yang
untuk menggunakan ijazah dilakukan merupakan
itu dan dia menginsyafi perbuatan pidana yang tidak
akan akibat dari menghapuskan unsur
perbuatannya itu namun kesalahannya, jadi sangat
selama masih atau belum wajar untuk dijatuhi pidana
ada yang memperkarakan sehingga unsur tiada alasan
oknum ini masih dapat pemaaf ini telah terpenuhi.
melaksanakan tugasnya
Dari kasus yang penulis angkat
sebagai anggota DPRD.
mengenai penggunaan ijazah palsu,
Jika dilihat apakah oknum
bahwa oknum anggota Dewan
ini mampu
Perwakilan Rakyat Daerah ini telah
bertanggungjawab,
memenuhi unsur pertanggungjawaban
berdasarkan telaah dalam
pidana, apalagi terdakwa merupakan
putusan dan wawancara
wakil rakyat yang dengan sengaja
kepada salah satu
menggunakan ijazah palsu. Juga,
narasumber yang berada di
oknum anggota Dewan Perwakilan
dalam satu instansi dengan
Rakyat Daerah ini telah melaksanakan
oknum tersebut unsur ini
hukumannya sehingga
telah terpenuhi.
pertanggungjawaban pidana jika dilihat
4. Tiada alasan pemaaf.
dari putusan, dengan merujuk kepada
Dengan melihat
dipertimbangan hukumnya artinya
pertimbangan hakim di
berdasarkan pertimbangan hukum ini
Pengadilan Negeri Lubuk
pengadilan sudah mempertimbangan
linggau bahwa oknum ini
segala bukti dan dia bisa dimintai
telah memenuhi unsur yang

91
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

pertanggungjawaban pidana. Jadi, jika pidana yang berat bagi setiap


dikaitkan dengan putusan dan teori pelaku. Walaupun hakim kita
maka hakim sudah sesuai memutuskan. dalam menjatuhkan pidana sudah
berdasarkan teori pemidanaan yaitu
B. Saran
memperbaiki diri si pelaku agar
Untuk mencegah dan
menjadi orang yang lebih baik,
menghindari kasus serupa mengenai
mengasingkan si pelaku dari
ijazah palsu maka penulis memberikan
masyarakat, penjatuhan pidana
saran kepada beberapa pihak agar tidak
sebagai pembalasan dan
ada lagi hal semacam ini:
pencegahan. Namun, alangkah
1. Bagi pemerintah untuk lebih baik lagi penjatuhan sanksi
memperketat lagi sistem pemilihan berat bagi pengguna ijazah palsu
umum legislatif baik untuk di pusat khususnya bagi mereka wakil-
maupun untuk di daerah, karena wakil rakyat.
penggunaan ijazah palsu ini 3. Bagi para calon legislatif agar jujur
walaupun sesuatu yang dasar dalam pencalonan diri sebagai
namun dampaknya besar baik bagi wakil rakyat, karena profesinya
pribadi si pengguna ijazah palsu yang mulia sangat disayangkan
maupun bagi masyarakat luas. apabila tidak dimaksimalkan dalam
Serta melakukan sosialisasi agar pemenuhan syarat-syarat sebagai
supaya tidak ada indikasi anggota legislatif.
penggunaan ijazah palsu dalam
pemenuhan syarat sebagai anggota IV. DAFTAR PUSTAKA
legislatif. A. Buku
2. Bagi hakim, menurut penulis agar Chazawi, Adami. Kejahatan
supaya tidak ada lagi kasus-kasus Mengenai Pemalsuan.
ijazah palsu baik dari si pemalsu Jakarta: PT Raja Grafindo

ijazah sampai si pemakai ijazah Persada, 2002.

palsu perlu adanya penjatuhan

92
Hery Firmansyah & Imelda Yohana Dewi
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pengguna …

Volume 17, No. 1, Juni 2019

Lamintang. Dasar-Dasar Hukum


Pidana Indonesia. Bandung: Sinar
Baru, 1984.
Nawawi, Muladi Barda. Teori-Teori
dan Kebijakan Pidana.
Cetakan ke-2. Bandung:
Penerbit Alumni, 1992.
Viswandro, dkk. Mengenal Profesi
Penegak Hukum. Cetakan
ke-1. Yogyakarta: penerbit
Medpress Digital, 2015.
Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas
Hukum Pidana di
Indonesia. Edisi kedua.
Bandung: Eresco, 1986.

B. Artikel Jurnal Online


Karinda, Angel Michelle Karinda.
“Kajian Yuridis Terhadap
Tentang Pemalsuan
Pemalsuan Ijazah Menurut
Pasal 263 dan 264 KUHP”,
Lex Crimen Vol. V Tahun
2016.

93

You might also like