Professional Documents
Culture Documents
200 470 1 PB
200 470 1 PB
e-ISSN:2549-9793
Abstract
Ultisol has several constraints in the management and utilization for crop production such as
erosion, easy leaching, low water retention, low cation exchange capacity and low nutrients.
Provision of soil conditioner in the form of hydrogel and compost can increase water retention and
improve some properties and nutrient content on the soil to increase plant growth. This study was
conducted in a greenhouse of the Biology Research Center LIPI Cibinong, using a factorial
randomized complete design with three replications in two experimental units, i.e. soil incubation
and soil planted with Sorghum bicolor Super 2. Treatments tested consisted of a combination of
hydrogel treatments with doses of 0,5 g kg-1, 1 g kg-1, 2 g kg-1, and 4 g kg-1 of hydrogels and
compost treatmenst with doses 0 g kg-1, 30 g kg-1, and 60 g kg-1. The results showed that the
combination of hydrogel and compost significantly affected soil characteristics and increased the
growth of sorghum compared with control. However, interactions between the treatment of
hydrogels and compost were only observed for permanent wilting point, water content of field
capacity and pore drainage. In general, the combination of hydrogel and compost treatment with
the highest dose of H4K2 (4 g kg-1 hydrogels and compost 60 g kg-1) had the best effect on
increasing water retention and sorghum plant growth on Ultisol.
Keywords: compost, hydrogel, sorghum, Ultisol, water retention
serap air rendah dan meningkatkan aliran daun yang diproduksi oleh Kebun Raya Bogor,
permukaan serta erosi (Suriadikarta et al., dengan 3 ulangan pada 2 unit percobaan yaitu
2006). Oleh sebab itu Ultisol sangat berpotensi tanah inkubasi dan tanah dengan indikator
untuk dijadikan sebagai lahan pertanian tanaman sorgum Varietas Super 2. Perlakuan
khususnya untuk budidaya tanaman sorgum. terdiri dari kombinasi 5 pemberian dosis
Penambahan bahan pembenah tanah dapat hidrogel yakni (1) H0 = kontrol tanpa
menyebabkan perubahan sejumlah sifat fisik pemberian hidrogel, (2) H1= pemberian
tanah antara lain meningkatkan agregasi tanah hidrogel dosis 0,5 g kg-1; (3) H2 = pemberian
dan kapasitas pegang air tanah (Glaser et al., hidrogel dosis 1 g kg-1; (4) H3 = pemberian
2002). Terdapat beberapa jenis bahan hidrogel dosis 2 g kg-1; (5) H4 = pemberian
pembenah tanah yang secara umum yaitu hidrogel dosis 4 g kg-1; dan 3 dosis kompos
bahan organik dan anorganik. Menurut yakni (1) K0 = kontrol tanpa pemberian
Setyorini et al. (2006) pemberian kompos dapat kompos; (2) K1 = pemberian kompos dosis 30
mening-katkan kandungan bahan organik g kg-1; K2 = pemberian kompos dosis 60 g kg-
dalam tanah dibutuhkan tanaman. Peran 1.
http://jtsl.ub.ac.id 802
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
3, 5, 7, 9 MST, berat basah dan kering H4K2 dapat menurunkan berat isi sebesar
brangkasan, berat basah dan kering akar, serta 15,1% dari berat isi tanpa perlakuan hidrogel
panjang akar pada 9 MST. Data yang sifat dan kompos. Hal tersebut sama dengan hasil
tanah dan pertumbuhan tanaman dianalisis penelitian yang dilakukan El-Hady dan Abo-
dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam Sedera (2006) yang menunjukkan bahwa
(Analysis of Variance/ANOVA) melalui software kombinasi perlakuan hidrogel dan kompos
Genstat Discovery Edition. Apabila hasilnya dengan dosis tertinggi (hidrogel 2 g lubang-1
berbeda nyata, dilakukan uji jarak berganda dan kompos 2 kg lubang-1) dapat menurunkan
Duncan (DMRT = Duncan Multiple Range Test) berat isi tanah dari 1,61 g cm-3 menjadi 1,48 g
dengan taraf 5%. Selain itu juga dilakukan uji cm-3 atau menurun sebesar 7,75%. Hal tersebut
korelasi dan regresi dengan software Genstat juga sejalan dengan hasil penelitian yang
Discovery Edition dan Microsoft Excel 2016 dilakukan Utomo dan Susanti (1986)
untuk mengetahui hubungan antar parameter menunjukkan bahwa pemberian pembenah
yang diamati. tanah mampu menurunkan berat isi pada
Ultisol.
Hasil dan Pembahasan Porositas
Berat isi tanah Berdasarkan hasil uji statistik, pemberian
hidrogel dan kompos berpengaruh sangat
Berdasarkan uji DMRT 5% menunjukkan
berbeda nyata terhadap porositas tanah. Akan
bahwa pemberian hidrogel dan kompos
tetapi, perlakuan hidrogel dan kompos tidak
memberikan pengaruh sangat berbeda nyata
saling terjadi interaksi dalam mempengaruhi
terhadap nilai berat isi dibandingkan dengan
porositas (Tabel 2). Porositas pada perlakuan
kontrol (Tabel 2). Akan tetapi tidak ada
H0 atau tanpa hidrogel sebesar 57,45%
interaksi antara perlakuan hidrogel dan
sedangkan pada perlakuan H1 (hidrogel 0,5 g
kompos dalam mempengaruhi berat isi tanah.
kg-1) memiliki nilai 58,9%, pada perlakuan H2
Nilai rata-rata berat isi yang dipengaruhi
(hidrogel 1 g kg-1) sebesar 59,4%, pada
perlakuan hidrogel semuanya mengalami
perlakuan H3 (hidrogel 2 g kg-1) sebesar
penurunan dengan adanya peningkatan dosis
59,72%, sedangkan pada perlakuan H4
hidrogel yang ditambahkan. Nilai berat isi
(hidrogel 4 g kg-1) memiliki nilai porositas
tertinggi pada perlakuan H0 atau tanpa
tertinggi yaitu sebesar 61,15%. Tanah dengan
pemberian hidrogel, sedangkan nilai berat isi
perlakuan K0 (tanpa kompos) memiliki
terendah yang dipengaruhi perlakuan hidrogel
porositas terendah dengan nilai sebesar
adalah 0,91 g cm-3 pada H4 atau dosis 4 g kg-1
58,18%, perlakuan K1 (kompos 30 g kg-1)
dengan penurunan sebesar 9,9% dari nilai
memiliki porositas sebesar 59,51%, sedangkan
kontrol. Perlakuan kompos juga memberikan
perlakuan K2 (kompos 60 g kg-1) yang
pengaruh sangat berbeda nyata terhadap berat
merupakan dosis kompos tertinggi memiliki
isi tanah. Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa
porositas tertinggi sebesar 60,25%.
semakin tinggi pemberian dosis kompos maka
Peningkatan porositas tanah berkaitan erat
nilai berat isi tanah semakin rendah. Nilai berat
dengan bahan organik yang ditambahkan
isi terendah yang dipengaruhi oleh perlakuan
karena bahan organik mampu memacu
kompos yaitu 0,93 g cm-3 atau mengalami
terbentuknya agregat-agregat tanah dan
penurunan sebesar 6,1% dari perlakuan
menurunkan berat isi tanah.
kontrol. Berat isi tanah yang memiliki nilai
paling tinggi dari kombinasi kedua perlakuan Kadar air kapasitas lapangan
tersebut yakni sebesar 1,06 g cm-3 pada kode Hasil analisis ragam menunjukkan persentase
perlakuan H0K0 (tanpa hidrogel dan tanpa kadar air kapasitas lapang dampak dari
kompos). Sedangkan nilai berat isi terendah penambahan hidrogel dan kompos sangat
dari semua perlakuan yaitu 0,90 g cm-3 pada berbeda nyata. Interaksi dari perlakuan
perlakuan H4K2 (hidrogel 1 g kg-1 dan kompos hidrogel dengan perlakuan kompos juga sangat
60 g kg-1) yang merupakan dosis tertinggi dari berbeda nyata (Tabel 2). Perlakuan kontrol
perlakuan hidrogel dan kompos yang H0K0 (tanpa hidrogel dan tanpa kompos)
diberikan. Hal tersebut berarti perlakuan memiliki persentase kadar air kapasitas lapang
http://jtsl.ub.ac.id 803
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
paling rendah dengan nilai 21,71%. Sedangkan yang ada. Perlakuan H0 (tanpa hidrogel)
perlakuan H4K2 (hidrogel 4 g kg-1 dan memiliki kadar air tersedia terendah yaitu
kompos 60 g kg-1) atau setara dengan dosis sebesar 13,71%, sedangkan perlakuan H4
hidrogel 4 g kg-1 dan kompos 60 g kg-1 (hidrogel 4 g kg-1) memiliki kadar air tersedia
memiliki kadar air kapasitas lapang tertinggi tertinggi sebesar 13,85%. Perlakuan K0 (tanpa
dengan nilai 22,93% atau mengalami kompos) memiliki kadar air tersedia sebesar
peningkatan kadar air sebsar 5,66% 13,76%, perlakuan K1 (kompos 30 g kg-1)
dibandingkan dengan kotrol (H0K0). memiliki kadar air tersedia sebesar 13,81%,
Perlakuan hidrogel 8 g kg-1 yang diberikan perlakuan K2 (kompos 60 g kg-1) memiliki
Abedi-Koupai et al. (2008) meningkatkan kadar kadar air sebesar 13,83% atau meningkat
air pada kapasitas lapang sebesar 1,9-4,0 kali sebesar 0,5% dari perlakuan tanpa kompos.
lipat pada tiga kelas tekstur dibandingkan Kombinasi perlakuan hidrogel dan kompos
dengan kontrol. mampu meningkatkan 0,5-1% air tersedia.
Hasil ini selaras dengan hasil penelitian yang
Kadar air titik layu permanen
telah dilakukan oleh Abedi-Koupai et al. (2008)
Hasil uji statistik menunjukkan kombinasi bahwa pemberian hidrogel 2, 4, 6, dan 8 g kg-1
perlakuan hidrogel dan kompos berpengaruh dapat meningkatkan kadar air tersedia pada tiga
nyata dan mampu meningkatkan kadar air titik tekstur tanah yang berbeda. Ditambahkan
layu permanen pada tanah dibandingkan Purwono (20011) bahan organik seperti
dengan kontrol (tanpa hidrogel dan tanpa kompos memiliki molekul yang kecil seperti
kompos) (Tabel 2). Perlakuan H0K0 atau liat tetapi memiliki kemampuan mengikat air
kontrol memiliki persentase kadar air terendah dan melepaskan air lebih baik.
sebesar 8,04%. Sedangkan persentase kadar air
Pori drainase
titik layu permanen tertinggi pada perlakuan
H3K0 (hidrogel 2 g kg-1 dan tanpa kompos) Perlakuan kontrol dengan kode H0K0
yakni sebsar 9,12%. Hal tersebut berarti memiliki jumlah pori drainase cepat tertinggi
perlakuan hidrogel 1 g kg-1 mampu 12,71% sedangkan kode H4K0 (hidrogel 4 g
meningkatakan kadar air titik layu permanen kg-1 dan tanpa kompos) memiliki jumlah pori
sebesar 13,49%. Akan tetapi nilai tersebut tidak drainase cepat terendah 10,89% dilanjutkan
terpaut jauh dengan nilai dari perlakuan H4K0 oleh kode perlakuan H4K1 (hidrogel 4 g kg-1
yang memiliki kadar air titik layu permanen dan kompos 30 g kg-1) dan H4K2 (hidrogel 4 g
9,09% atau mengalami peningkatan 13,14%. kg-1 dan kompos 60 g kg-1) dimana keduanya
Hasil tersebut selaras dengan penelitian yang memiliki pori drainase cepat sebesar 11,03%.
dilakukan oleh Abedi-Koupai et al. (2008) Hal tersebut berarti perlakuan hidrogel 4 g kg-1
bahwa penambahan hidrogel 8 g kg-1 dapat tanpa penambahan kompos menurunkan pori
meningkatkan kadar air titik layu permanen drainase cepat sebesar 14,30%, sedangkan
sebesar 1,9-4,8 kali lipat pada tiga kelas tekstur kombinasi perlakuan hidrogel 4 g kg-1 dengan
dibandingkan dengan kontrol. Meningkatnya kompos 30 g kg-1 maupun dengan kompos 60
kadar air titik layu permanen akibat pemberian g kg-1 menurunkan pori drainase cepat sekitar
pembenah tanah dalam penelitian ini sejalan 13,1%. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
dengan hasil penelitian Rawls et al., (2003) yang yang dilakukan oleh El-Hady dan Abo-Sedera
menyatakan bahan organik dapat (2006) bahwa pemberian kombinasi hidrogel 2
meningkatkan retensi air pada tanah-tanah g lubang-1 dan kompos 2 kg lubang-1 akan
berpasir sedangkan pada tanah-tanah menurunkan pori makro tanah dari 29,32%
bertekstur halus tidak signifikan. menjadi 23,42%. Sedangkan pada pori drainase
lambat, semua perlakuan tergolong ke dalam
Air tersedia
kriteria tinggi (>15% volume) kecuali pada
Berdasarkan hasil uji sidik ragam menunjukkan perlakuan kontrol atau tanpa hidrogel dan
bahwa perlakuan hidrogel dan kompos tanpa kompos yang memiliki pori drainase
memberikan pengaruh sangat berbeda nyata cepat sebesar 13,66 atau tergolong sedang (10-
terhadap kadar air tersedia pada Ultisol (Tabel 15% volume) (Lampiran 12). Perlakuan dengan
2), akan tetapi pengarunya bersifat tunggal atau kode H2K1 (hidrogel 1 g kg-1 dan kompos 30
tidak saling berinteraksi antar kedua faktor
http://jtsl.ub.ac.id 804
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
g kg-1) memiliki jumlah pori drainase lambat peningkatan dosis hidrogel yang diberikan
sebesar 16,44% dan kode perlakuan H4K2 walaupun tidak signifikan. Ketidakselarasan ini
(hidrogel 4 g kg-1 dan kompos 60 g kg-1) diduga karena bahan dan kandungan unsur
memiliki jumlah pori drainase lambat sebesar pada hidrogel yang digunakan pada penelitian
17,2%. Hal ini berarti peningkatan dosis ini berbeda, sehingga tidak memberikan
hidrogel maupun dosis kompos dapat pengaruh terhadap kandungan C-organik
meningkatkan jumlah pori drainase penahan tanah. Distantina et al. (2008) menyatakan
air sebesar 11,5-26,5%. Selaras dengan hasil bahwa polimer sintetik seperti polyhydrixyethil
penelitian dari El-Hady dan Abo-Sedera (2006) methacrylate (pHEMA), polyacrylamide, dan
bahwa peningkatan dosis hidrogel dan dosis polivinil alkohol berasal dari turunan minyak
kompos yang diberikan akan meningkatkan bumi sehingga hidrogel yang dihasilkan
jumlah pori mikro pada tanah. Jumlah pori cenderung sulit terurai di alam. Sedangkan
drainase lambat yang tinggi akan berpengaruh kompos yang digunakan berasal dari hasil
baik untuk pertumbuhan tanaman karena pada dekomposisi tanaman sehingga telah terjadi
pori ini air masih bisa ditahan dan disediakan fase penguraian/perombakan oleh mikro-
untuk tanaman organisme (Suriadikarta et al., 2005) sehingga
sulit terjadi interaksi antara hidrogel dan
Kandungan C-organik tanah
kompos. Sedangkan perlakuan kompos
Pemberian hidrogel dan kompos memberikan memberikan pengaruh sangat berbeda nyata
pengaruh nyata terhadap kandungan C-organik sehingga dapat meningkatkan kandungan C-
tanah (Tabel 2), akan tetapi kedua perlakuan organik tanah. Perlakuan kontrol atau tanpa
tersebut tidak saling berinteraksi. Hidrogel kompos masih tergolong dalam kriteria rendah
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap dengan kandungan C-organik sebesar 1,82%.
peningkatan kandungan C-organik tanah dan Sedangkan perlakuan penambahan kompos 30
tidak selaras dengan hasil penelitian yang g kg-1 dan kompos 60 g kg-1 masing-masing
dilakukan oleh El-Hady dan Abo-Sedera memiliki kandungan C-organik sebesar 2,33%
(2006) yang memperlihatkan adanya dan 2,75%.
peningkatan kandungan C-organik tanah akibat
http://jtsl.ub.ac.id 805
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id 806
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
dapat memperbaiki zona perkaran dan mampu memiliki panjang akar tertinggi dengan masing-
meningkatkan air tersedia air (Abedi-Koupai et masing yakni 91,3 cm dan 89,3 cm atau
al., 2008) serta meningkatkan penyerapan masing-masing meningkatkan panjang akar
nutrisi bagi pertumbuhan tanaman, tak sebesar 73,4% dan 69,6% dibandingkan
terkecuali pertumbuhan akar. dengan kontrol. Hal ini dikarenakan pemberian
hidrogel dan kompos mampu memperbaiki
Panjang akar
ketersediaan air (Abedi-Koupai et al., 2008)
Kombinasi perlakuan hidrogel dan kompos kelembapan, pH, KTK, mikroorganisme di
membeikan pengaruh nyata terhadap panjang dalam tanah (El-Hady dan Abo-Sedera, 2006).
akar tanaman sorgum, akan tetapi tidak terjadi Karena kondisi yang baik di dalam tanah
interaksi antar kedua perlakuan. Walaupun sebagai media perakaran akan mampu
demikian, secara keseluruhan, kombinasi meningkatkan pertumbuhan tanaman.
perlakuan dengan kode H4K1 dan H4K2
http://jtsl.ub.ac.id 807
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
titik layu permanen secara berturut-turut yakni kapasitas lapang, peningkatan kadar air titik
-0,894; -0,602; -0,605; dan -0,228. Artinya berat layu permanen, peningkatan air tersedia,
isi memiliki nilai keeratan sangat kuat dengan peningkatan pori drainase lambat (pori meso
porositas, nilai keeratan sedang dengan kadar dan mikro), serta penurunan pori drainase
air kapasitas lapang dan kadar air titik layu cepat (pori makro) dalam tanah.
permanen, serta nilai keeratan lemah dengan
Hubungan Sifat Tanah dengan
air tersedia. Selain itu peran kandungan C-
Pertumbuhan Tanaman
organik dalam tanah juga menentukan besar
kecilnya niali berat isi tanah (Hardjowigeno, Pertumbuhan tanaman sorgum tentunya sangat
1993). Selanjutnya diuji regersi linear untuk dipengaruhi oleh kondisi media tumbuhnya
menghasilkan koefisien determinasi (R2). Berat berupa tanah yang telah diberi perlakuan
isi memiliki nilai keeratan sangat kuat dengan kombinasi hidrogel dan kompos. Analisis
porositas, nilai keeratan sedang dengan kadar hubungan sifat tanah dengan pertumbuhan
air kapasitas lapang dan kadar air titik layu tanaman dilakukan untuk mengetahui
permanen, serta nilai keeratan lemah dengan hubungan parameter sifat tanah sebagai
air tersedia. Penurunan berat isi tanah akan dampak pemberian hidrogel dan kompos
meningkatkan porositas, kadar air tersedia, apakah memiliki hubungan positif atau negatif
kadar air titik layu permanen, dan kadar air serta nilai keeratannya terhadap pertumbuhan
kapasitas lapang (Tabel 4). Kadar air kapasitas tanaman sorgum. Berdasarkan uji regresi linear,
lapang dapat mencirikan kemampuan tanah dapat diketahui bahwa nilai koefisien
dalam mempertahankan air atau meretensi air. determinasi (R2) antara berat isi dengan tinggi
Pada kondisi ini tanaman akan tumbuh secara tanaman, jumlah daun, berat basah brangkasan,
optimal. Kadar air kapasitas lapang berat basah akar, dan panjang akar secara
dipengaruhi oleh susunan dan distribusi ukuran berututan yakni sebesar 0,828; 0,600; 0,745;
partikel, bahan organik, distribusi pori yang 0,763; dan 0,689 (Tabel 4). Nilai-nilai tersebut
berguna (berdiameter lebih dari 0,2 mikron). berarti apabila terjadi penurunan berat isi
Nilai keeratan antara kadar air kapasitas lapang sebesar 0,1 g cm-1 maka akan terjadi
(retensi air) dengan porositas dan pori drainase peningkatan 22,8 cm pada tinggi tanaman,
lambat masing-masing yakni sebesar 0,55 dan peningkatan 1 daun pada jumlah daun,
0,55 bernilai positif dan tergolong kuat. peningkatan 46,1 g pada berat basah
Sedangkan nilai keeratan antara kadar air brangkasan, peningkatan 12,5 g pada berat
kapasitas lapang dan C-organik yakni 0,44 basah akar, dan peningkatan 23 cm pada
bernilai positif dan tergolong sedang. panjang akar. Hasil uji korelasi antara porositas
Berdasarkan uji regresi linear, dapat diketahui dengan parameter pertumbuhan tanaman
bahwa nilai koefisien determinasi (R2) antara semuanya memiliki nilai positif artinya
porositas dengan kadar air kapasitas lapang peningkatan porositas diiringi dengan
adalah sebesar 0,6455, sedangkan pori drainase peningkatan pertumbuhan tanaman. Nilai
lambat dengan kadar air kapasitas lapang korelasi antara porositas dengan tinggi
sebesar 0,7962. Artinya, apabila terjadi tanaman, jumlah daun, berat basah brangkasan,
peningkatan porositas sebesar 1% maka akan berat basah akar, dan panjang akar secara
meningkatkan kadar air kapasitas lapang berurutan yakni sebesar 0,568; 0,523; 0,405;
sebesar 0,16% dan jika terjadi peningkatan pori 0,512; dan 0,495 sehingga nilai keeratannya
drainase lambat sebesar 1% juga akan tergolong sedang kecuali hubungan antara
meningkatkan kadar air kapasitas lapang porositas dengan tinggi tanaman yang
sebesar 0,30%. Pola interaksi antar sifat tanah tergolong kuat. Berdasarkan uji regresi linear,
ini selaras dengan hasil penelitian El-Hady dan dapat diketahui bahwa nilai koefisien
Abo-Sedera (2006) yang menunjukkan dengan determinasi (R2), apabila terjadi peningkatan
pemberian kombinasi dosis hidrogel dan 1% porositas maka akan terjadi peningkatan
kompos dapat meningkakan C-organik tanah 6,23 cm pada tinggi tanaman, peningkatan 0,3
dan menurunkan berat isi tanah. Kemunian daun pada jumlah daun, peningkatan 12,2 g
diiringi dengan adanya peningkatan nilai pada berat basah brangkasan, peningkatan 3,53
porositas secara teratur, peningkatan kadar air g pada berat basah akar, dan peningkatan 5,88
http://jtsl.ub.ac.id 808
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
cm pada panjang akar. Kandungan C-organik daun, berat basah akar, dan panjang akar
berpengaruh secara tidak konsisten terhadap masing-masing sebesar 0,339; 0,365; dan 0,319.
peningkatan retensi air dan pertumbuhan Hal tersebut berarti setiap terjadi peningkatan
tanaman. Berdasarkan uji korelasi antara C- air tersedia maka akan mampu meningkatkan
organik dengan parameter pertumbuhan pertumbuhan tanaman. Peningkatan retensi air
tanaman menunjukkan nilai korelasi dari C- memiliki pengaruh positif terhadap
organik dengan tinggi tanaman, jumlah daun, pertumbuhan tanaman karena dengan
berat basah brangkasan, berat basah akar dan meningkatnya porositas, kandungan C-organik,
panjang akar secara berurutan yakni sebesar air tersedia, dan pori-pori bermanfaat dalam
0,507; 0,500; 0,342; 0, 507; dan 0,259 serta uji tanah maka penyerapan air oleh akar tanaman
regresi bernilai positif yang berarti dengan akan semakin optimal untuk dimanfaatkan
meningkatnya kandungan C-organik akan tanaman dalam proses metabolismenya.
terjadi peningkatan pertumbuhan tanaman. Ditambahkan oleh El-Hady dan Abo-Sedera
Terdapat korelasi positif antara air tersedia (2006) bahwa pemberian hidrogel dan kompos
dengan parameter pertumbuhan tanaman yakni selain dapat meningkatkan air tersedia, kadar
tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah air kapasitas lapang, kadar air titik layu
brangkasan,berat basah akar, dan panjang akar permanen, dan porositas dalam tanah sekaligus
yang secara berurutan masing-masing sebesar diiringi dengan peningkatan kandungan hara
0,338; 0,293; 0,352; 0,291; dan 0,378 yang seperti kapasitas tukar kation, N total, N
berarti antara air tersedia dengan parameter tersedia P, K, C-organik, serta aktivitas enzim
pertumbuhan tanaman memiliki hubungan yang ada. Sehingga pemberian hidrogel dan
keeratan sedang. Hasil uji regresi antara air kompos mampu menciptakan kondisi yang
tersedia dengan tinggi tanaman dan berat basah optimal bagi sistem perakaran dan mampu
brangkasan yakni sebesar 0,552 dan 0,409. meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Sedangkan antara air tersedia dengan jumlah
http://jtsl.ub.ac.id 809
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 801-810, 2018
e-ISSN:2549-9793
tertinggi (hidrogel 4 g kg-1 dan kompos 60 g Muhammad, D. and Khattak, R.A. 2009. Growth
kg-1) dengan kode perlakuan H4K2 and nutrient concentrations of maize in
memberikan pengaruh terbaik terhadap pressmud treated saline-sodic soils. Soil and
peningkatan retensi air serta pertumbuhan Environment 28 (2) : 145-155
Poormeidany, A. and H. Khakdaman, H. 2006.
tanaman sorgum pada Ultisol.
Study of aquasorb polymer application on
irrigation of Pinus eldarica, Olea europea and
Daftar Pustaka Atriplex Canescens seedlings. Iranian Journal of
Forest and Poplar Research 13: 79-92.
Abedi-Koupai, J., Sohrab, F. and Swarbrick, G. Prasetyo, A., Listyorini, E. dan. Utomo, W.H. 2014.
2008. Evaluation of hydrogels application on hubungan sifat fisik tanah, perakaran dan hasil
soil water retention characteristics. Journal of ubi kayu tahun kedua pada Alfisol Jatikerto
Plant Nutrition 31 (193): 317-331 akibat pemberian pupuk organik dan anorganik.
Barakat, M.R., El-Kosary, S., Borhan, T.I. and Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 1 (1): 27-37.
Abd-AlNafea, M.H. 2015. Effect of hydrogel Purwono. 2011. Efisiensi Penggunaan Air Pada
soil addition under different irrigation levels on Budidaya Tebu Lahan Kering. Disertasi.
grandnain bannana plants. Journal of Horticultural Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Science and Ornamental Plants 7 (1) : 18-28 Rawls, W.J., Pachepsky, R.A., Ritchie, J.C.,
Dariah, A. dan NNurida, N.L. 2012. Pemanfaatan Sobecki, T.M. and Bloodworthc, H. 2003.
biochar untuk meningkatkan produktivitas Effect of soil organic carbon on soil water
lahan kering beriklim kering. Buana Sains 12 (1) : retention. Geoderma 116 : 61-67
33-38 Setyorini, D., Saraswati, R. dan Anwar, E.K. 2006.
Distantina, S., DAnggraeni, D.R. dan Fitri, L.A. Kompos dalam Pupuk Organik dan Pupuk
2008. Pengaruh konsentrasi dan jenis larutan Hayati. Balittanah. Bogor.
perendaman terhadap kecepatan ekstraksi dan Subagyono, K., Haryati,U. dan Tala’ohu, S.H. 2004.
sifat gel agar-agar dari rumput laut (Gracilaria Teknologi Konservasi Air pada Pertanian Lahan
verrucosa). Jurnal Rekayasa Proses 2 (1): 11-16 Kering. Dalam Teknologi Konservasi Tanah
El-Hady, O.A. and Abo-Sedera, S.A. 2006. pada Lahan Kering Berlereng. hlm 145 – 183.
Conditioning effect of composts and acrylamide Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
hydrogels on a sandy calcareous soil. II- Agroklimat. Bogor.
Physico-bio-chemical properties of the soil. Sumantri, A. 1994. Pedoman Teknis Budidaya
International Journal of Agriculture & Biology 6 (8): Sorgum Manis Sebagai Bahan Baku Industri
877-884. Gula. Pasuruan.
Glaser B., Lehman, J. and W. Zech, W. 2002. Sumarno dan S. Karsono. 1995. Perkembangan
Ameliorating physical and chemical properties Produksi Sorgum di Dunia dan Penggunaannya.
of highly weathered soils in the tropics with Edisi Khusus Balitkabi 4:13-23
charcoal – a review. Biology and Fertility of Soil 35: Suriadikarta, D.A., Prihatini, T., Setyorini, D. dan
219-230. Hartatik, W. 2005. Teknologi Pengelolaan
Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. PT Lahan Kering: Menuju Peranian Produktif dan
Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Ramah Lingkungan. Penelitian dan
Kumar, R. 2011. Evaluation of Hydrogel on The Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Performance of Rabi Maize (Zea mays L.). Utomo, D. dan Susanti. 1986. Pemanfataan
Thesis. Department of Agronomy Bihar Blotong dalam Rangka Peningkatan
Agricultural University. India. Produktivitas Tanah. Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
http://jtsl.ub.ac.id 810