Professional Documents
Culture Documents
Media Baru Dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial Good News From Indonesia' Terhadap Perilaku Nasionalisme
Media Baru Dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial Good News From Indonesia' Terhadap Perilaku Nasionalisme
▪ Gunawan Wibisono
Magister Sosiologi Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT
The development of new media has penetrated almost all lines of human life.
Technology has become a part of everyday life. One of the most obvious is the use of new
media. Various types of life necessities such as communication tools, access to information,
shopping to transportation equipment are very easy to use through new media. In addition,
new media can also be a platform to spread good news that can generate positive enthusiasm.
During the hoax news that often appeared in Indonesia, at that time several alternative media
appeared for the public. One of them is the Good News From Indonesia website. This study
aims to prove whether there is an influence of the use of Good News From Indonesia social
media on nationalism behavior. This type of research is quantitative with a linear regression
approach. The sample of this study were 270 respondents from GNFI social media users.
Based on the t test, the results show that t count > t table, then H0 is rejected and H1 is
accepted with a value of t count 5.982 > 1,285. Based on the regression coefficient, it
indicates that nationalism behavior is influenced by the use social media GNFI by 15.47%,
while the remaining 84.53% is influenced by other variables. This research has proven that
the use of GNFI social media has a significant effect on the nationalism behavior of young
people.
Di tengah derasnya arus informasi diakan wadah dan teknologi online bagi
yang tersebar melalui media baru, ke- individu, komunitas, organisasi, maupun
benaran informasi menjadi bias dan kerap perusahaan yang ingin menggalang dana
mengambang. Tak heran bila berita-berita dengan membuat halaman donasi online
bohong atau hoax belakangan ini kerap untuk beragam tujuan sosial, personal,
menjadi diskursus publik. Fenomena ini kreatif dan lainnya.
menjadi sesuatu yang merepotkan karena Sedangkan Good News From
realitas sosial dikonstruksi atas realitas Indonesia merupakan portal berita yang
media. Kecenderungan munculnya berita menyajikan kabar-kabar baik dari
hoax adalah bagaimana produksi dan Indonesia. Good News From Indonesia
distribusi berita atau informasi telah berkomitmen untuk terus menyebarkan
mengalami pergeseran. Apabila tadinya konten positif dan menginspirasi melalui
produksi berita sangat eksklusif dan hanya kabar baik yang dihimpun dari berbagai
dapat dilaksanakan oleh kelompok sumber dan diolah menjadi beragam
masyarakat tertentu, maka sekarang proses produk kreatif. Good News From Indonesia
produksi berita dan manipulasi berita (GNFI) diluncurkan pertama kali pada
menjadi semakin mudah. tahun 2008. Good news from Indonesia
Selain itu, tren jurnalisme negatif memiliki beragam media sebagai gerakan
juga menjadi titik dimana media massa yang digunakan seperti website, twitter,
dapat mempengaruhi opini publik. Berita- facebook, instagram, majalah, dan
berita seputar korupsi, kericuhan politik, merchandise.
kriminal, bencana alam, dan sebagainya Dari situlah, penulis tertarik untuk
menjadi komoditas bagi industri media meneliti situs Good News From Indonesia
massa. Seperti yang disinggung oleh Jhon sebagai subjek penelitian dari berbagai
Tierney di The New York Times edisi 13 alternatif situs media baru yang ada di
Maret 2013, bahwa pandangan umum Indonesia. Lebih jauh lagi, situs GNFI
dalam dunia jurnalistik adalah “bad news belum pernah dijadikan sebagai subjek
sells” (semakin berdarah, semakin
penelitian tentang nasionalisme. Penelitian
bernilai). yang dilakukan oleh Lailatuz Zahro dkk
Meski demikian, di Indonesia, (2012) mengenai “Pengaruh Media Film
terdapat beberapa situs media baru dengan Perjuangan Terhadap Sikap Nasionalisme
spirit membangun, di antaranya seperti Siswa SMA Selamat Pagi Indonesia
change.org, kitabisa.com, indorelawan.org, Malang” menyebutkan bahwa media film
goodnewsfromindonesia.id, dan lain perjuangan berpengaruh terhadap sikap
sebagainya. Situs change.org, setiap orang nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme
dimana saja memulai kampanye, memo- yang dimiliki oleh siswa SMA Selamat
bilisasi pendukung, dan bekerja dengan Pagi Indonesia sebelum diberikan
pengambil keputusan untuk mencari solusi. perlakuan adalah sangat baik dengan
Wadah digital ini memungkinkan ter- persentase 62,12% sedangkan setelah
jadinya proses demokratisasi guna men- diberikan perlakuan sikap nasionalisme
capai keadilan sosial bagi seluruh rakyat siswa adalah sangat baik dengan persentase
Indonesia. Pada situs indorelawan.org, 81,82%.
memungkinkan siapa saja menjadi relawan Sementara penelitian yang dilakukan
atau pekerja sosial sebagai usaha dalam oleh Agus Efendi dkk (2017) mengenai
membuat Indonesia menjadi lebih baik. Analisis Pengaruh Penggunaan Media Baru
Indorelawan.org mempunyai misi untuk Terhadap Pola Interaksi Sosial Anak di
membuat kolaborasi antara relawan dan Kabupaten Sukoharjo menyebutkan bahwa
komunitas dengan misi sosial menjadi lebih tingkat penggunaan media baru di kalangan
mudah. Pada situs kitabisa.com menye- anak usia 8–12 tahun di Kabupaten
Sukoharjo dalam kategori sedang yaitu 1,89 Untuk menentukan ukuran sampel dari
dan interaksi sosialnya dalam kategori populasi yang diketahui digunakan tabel
tinggi yaitu 2,45. Asumsi yang menyatakan sampel dari metode yang dikembangkan
bahwa semakin tinggi penggunaan media oleh Isaac dan Michael (1981).
baru maka interaksi sosial anak akan Berdasarkan tabel sampel Isaac dan
cenderung semakin rendah dapat diterima Michael, jumlah populasi pengakses media
kebenarannya dengan koefisien korelasi baru GNFI sebesar 175.000, selanjutnya
sebesar 0,54 pada derajat kebebasan 0,05 peneliti menentukan taraf kesalahan
atau tingkat kepercayaan senilai 95%. sebesar 10%, maka jumlah sampel yang
Maka dari itu, artikel ini menjadi tema baru digunakan adalah 270 responden.
dalam kajian media baru dan nasionalisme Karakteristik responden dari penelitian ini
anak muda di Indonesia. Penulis hendak adalah para pengikut atau followers dari
mengukur sejauh mana pengaruh berbagai media sosial GNFI.
penggunaan media baru terhadap perilaku
nasionalisme. 3. KERANGKA TEORI
A. Media Baru
2. METODE PENELITIAN
Media menurut Association for
Metode yang digunakan dalam Educational Communications and
penelitian ini adalah metode deskriptif Technology (AECT 1997) sebagaimana
korelasional dengan menggunakan pen- yang diungkapkan oleh Sadiman (2005: 6)
dekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan adalah segala bentuk dan saluran yang
mengenai pengaruh ‘Media Baru’ terhadap digunakan untuk menyampaikan pesan atau
Nasionalisme dan nilai-nilai karakter informasi. Secara garis besar, dilihat dari
bangsa. Menurut Nana Sudjana dan bentuknya ada tiga jenis media massa,
Ibrahim (2007:64), penelitian deskriptif yakni media cetak, media penyiaran, dan
adalah penelitian yang berusaha media online. Dalam konteks ini, media
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
online adalah bagian dari media baru. New
kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Media atau media online sendiri
Pendekatan penelitian ini digunakan untuk
didefinisikan sebagai produk dari
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. komunikasi yang termediasi teknologi yang
Sedangkan, analisis yang digunakan oleh terdapat bersama dengan komputer digital
peneliti untuk mengetahui pengaruh (Creeber dan Martin 2009: 12). Definisi
variabel menggunakan teknik analisis lain media online adalah media yang di
regresi berganda. Teknik analisis ini dipilih
dalamnya terdiri dari gabungan berbagai
penulis untuk mengetahui pengaruh ‘Media elemen. Artinya terdapat konvergensi
Baru’ penggunaan media sosial Good News media di dalamnya, dimana beberapa media
from Indonesia (X) terhadap nasionalisme dijadikan satu (Lievrouw 2011: 5).
anak muda (Y).
Kajian media baru merupakan sebuah
Menurut Sugiyono (2010: 115) konsep yang dikembangkan oleh Pierre
mendefinisikan pengertian populasi Levy (2001) mengemukakan bahwa media
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri baru merupakan gagasan mengenai
atas objek atau subjek yang mempunyai
perkembangan media. Dalam teori media
kualitas dan karakteristik tertentu yang baru, terdapat dua pandangan, pertama
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yaitu pandangan interaksi sosial, yang
dan kemudian ditarik kesimpulannya. membedakan media menurut kedekatannya
Populasi dalam penelitian ini adalah para dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy
pengguna media sosial Good News From memandang World Wide Web (WWW)
Indonesia sebanyak 174.000 pengguna. sebagai sebuah lingkungan informasi yang
Ben memilih mengajukan struktur dasar langgengkan melalui gaya hidup. Dalam
dua bentuk pembayang yang pertama konteks ini, anak muda dimaknai sebagai
berkembang di Eropa pada abad ke-18, konsumen budaya pada media sosial situs
yakni novel dan surat kabar yang Good News From Indonesia.
selanjutnya disebut sebagai ‘kapitalisme
cetak’. 4. TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan pendapat di atas, penulis Good News From Indonesia
menyimpulkan bahwa nasionalisme adalah merupakan salah satu portal berita yang
suatu paham atau ajaran untuk mencintai berbasis di Surabaya, Indonesia.
bangsa dan negara atas kesadaran ke- Diluncurkan pertama kali pada tahun 2008.
anggotaan warga negara yang secara GNFI merupakan situs website yang berisi
bersama-sama mencapai, mempertahankan berita-berita baik mengenai Indonesia.
dan mengabdikan identitas, integritas, GNFI memang website yang khusus
kemakmuran, dan kekuatan bangsa yang mengabarkan sisi positif Indonesia dari
terdiri dari keberagaman bangsa, ketahanan berbagai bidang mulai dari pendidikan,
bangsa, cinta tanah air, patriotisme, bela militer, olahraga, budaya, ekonomi, dan
negara, mantaati UUD 1945, memper- lainnya. Pada saat pertama kali diluncurkan
tahankan NKRI, dan merawat Bhinneka tahun 2008 silam, GNFI sepenuhnya
Tunggal Ika. menyampaikan berbagai kabar baik dalam
C. Anak Muda Sebagai Konsumen bahasa Inggris. Namun, seiring dengan
Budaya perkembangannya, GNFI kini juga
menggunakan bahasa Indonesia.
Artikel ini memfokuskan anak muda
sebagai subjek konsumen budaya. Dalam artikel di techinasia.com
Perspektif budaya memfokuskan kajian (Rizal 2014), Akhyari Hananto selaku
pada bentuk-bentuk budaya kaum muda, inisiator mengungkapkan bahwa
khususnya terkait dengan musik dan fesyen peluncuran GNFI berdasarkan pengamatan
serta gaya hidup dengan menggunakan umum betapa berita-berita yang tersaji
metode etnografi (Furlong, Woodman, dan setiap hari di media massa mengenai
Wyn 2011; Woodman dan Bennett 2015 Indonesia lebih banyak yang bernada
dalam Sutopo 2017). negatif, kadang provokatif, dan –tanpa
disadari– menggerus kebanggaan kita pada
Sejak tahun 1970-an, pemuda bangsa ini. Akhyari menambahkan apabila
menjadi sasaran empuk di media massa kebanggaan tersebut sudah hilang, maka
sebagai konsumen potensial. Sebagai harapan akan masa depan juga bisa
bagian dari agenda pemerintah untuk meredup, dan akhirnya pesimisme akan
mendepolitisasi pemuda, ide-ide dan merebak. Melalui GNFI, Akhyari ingin
kategori baru pemuda diperkenalkan, mengabarkan bahwa apapun yang terjadi,
seperti pengertian “remaja”. Berbeda Indonesia tetap sebagai bangsa yang besar
dengan pengertian pemuda yang prob- dan memiliki potensi yang luar biasa.
lematis, remaja mempunyai konotasi selera,
mode, musik, dan bahasa anak muda ter- Data terbaru mengungkap bahwa
sendiri (Siegel 1986 dalam Naafs dan GNFI memiliki jumlah traffic sekitar 3.500
White 2012). hingga 4.000 pengunjung per hari dengan
pageview bisa mencapai sekitar 12.000 per
Meski demikian, artikel ini tidak hari. Menurut penulis Tech in Asia, GNFI
memfokuskan bagaimana negara meng- memiliki potensi membangkitkan opti-
onstruksi pemuda. Sebaliknya, anak muda misme sekaligus memantik jiwa
sebagai konsumen budaya mempunyai nasionalisme generasi anak muda Indonesia
pilihan-pilihan alternatif dalam menen- dimanapun mereka berdomisili, termasuk
tukan praktik sosialnya yang di-
yang berada di luar negeri. Tech in Asia sebanyak 151 orang (55,9%), dan jumlah
menyukai desain – mulai dari tampilan dan responden perempuan sebanyak 119 orang
logo – milik GNFI. Dengan pemilihan (44,1%). Jenis kelamin responden
warna yang dominan merah, GNFI seolah- diidentifikasi oleh penulis melalui nama
olah merepresentasikan semangat yang akun responden, foto profil responden,
menyala-nyala sekaligus mewakili warna serta keaktifan responden di Instagram.
bendera negara Republik Indonesia (Rizal Serta pada instrumen penelitian, responden
2014). wajib mengisi identitas responden yang
terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, dan
Produk-produk dari situs media baru
pekerjaan.
GNFI terdiri dari Website, Facebook,
Instagram, Twitter, dan Youtube. Selain Tabel 2. Rentang usia responden
itu, situs GNFI juga menyediakan berbagai
mechandise seperti kaos, dompet, bantal,
No Usia Frekuensi %
tempat minum, dan pernak pernik lainnya.
Sebagai situs yang berusia 10 tahun, GNFI 1. 16 – 25 tahun 184 68,15
telah mengelaborasi semangat kolektif dari
2. 26 – 35 tahun 78 28,89
berbagai komunitas untuk bersama-sama
menebarkan kabar baik tentang Indonesia. 3. 36 – 45 tahun 7 2,59
Gerakan-gerakan kolektif ini diinisiasi oleh
4. 46 – 55 tahun 1 0,37
anak-anak muda.
Karakteristik Responden Total 270 100,0
Responden pada penelitian ini adalah Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
pengguna atau pengikut media sosial,
khususnya Instagram Good News From
Indonesia (GNFI). Jumlah responden yang Berdasarkan tabel 2 di atas,
dijadikan sampel sebanyak 270 orang. diketahui bahwa responden pada penelitian
Penulis melakukan pengumpulan data ini didominasi oleh usia muda yaitu
secara online melalui direct message di berkisar antara usia 16 – 25 tahun dengan
Instagram kepada para followers GNFI jumlah 184 orang (68,15%), usia 26 – 35
yang aktif bersosial media. Setelah tahun dengan jumlah 78 orang (28,89%).
kuisioner diisi oleh 270 orang, maka Sisanya yaitu responden usia tua yaitu 36 –
dilakukan identifikasi karakteristik 45 tahun sebanyak 7 orang (2,59%) dan 46
responden. Berikut ini adalah hasil – 55 tahun sebanyak 1 orang (0,37%).
distribusi frekuensi yang dilihat dari Tabel 3. Jenis pekerjaan responden
beberapa karakteristik responden:
Tabel 1. Jenis Kelamin No Jenis Pekerjaan Frekuen %
si
6. Lainnya 6 2,2
Berdasarkan pada tabel 1 di atas,
diketahui bahwa jumlah responden laki-laki Total 270 100,0
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018) hari kurang dari tiga kali sebanyak 145
orang (53,7%), kemudian lebih dari tiga
Sedangkan diketahui bahwa jenis pekerjaan kali sebanyak 104 orang (38,5%), dan tiga
responden pada penelitian ini sebagian kali sebanyak 21 orang (7,8%).
besar adalah kalangan pelajar dan Tabel 5.
mahasiswa yaitu sebanyak 123 orang Frekuensi penggunaan media sosial GNFI dalam
(45,6%), kalangan pegawai swasta yaitu satu minggu
sebanyak 80 orang (29,6%), kalangan
pengusaha sebanyak 25 orang (9,3%), Item Pertanyaan Frekuensi Persentase
kalangan guru dan dosen yaitu sebanyak 21
orang (7,8%), kalangan pegawai negeri Rendah (kurang dari 70 25.9%
3x)
sipil sebanyak 15 orang (5,6%). Sisanya
adalah jenis pekerjaan lainnya sebanyak 6 Sedang (3x) 23 8.5%
orang (2,2%).
Tinggi (lebih dari 177 65.6%
3x)
Deskripsi Variabel Penggunaan Media
Sosial GNFI Total 270 100.0%
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Sub-bab ini akan disajikan data
primer dari variabel penggunaan media Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui
baru media sosial GNFI yang diperoleh bahwa responden pada penelitian ini
melalui daftar pertanyaan atau kuesioner mengakses media sosial GNFI dalam satu
dari nomor 5 sampai 8. Penggunaan media minggu lebih dari tiga kali sebanyak 177
baru media sosial GNFI dalam penelitian orang (65,6%), kemudian kurang dari tiga
ini dimaksudkan sebagai salah satu faktor kali sebanyak 70 orang (25,9%), dan tiga
yang mempengaruhi munculnya perilaku kali sebanyak 23 orang (8,5%).
nasionalisme di kalangan pengguna situs
GNFI. Tabel 6.
Perilaku mengakses media sosial GNFI
Di lapangan, penggunaan media baru JAWABAN
media sosial GNFI ini dapat dilihat dari
frekuensi penggunaan media sosial GNFI Item
Selal Serin Kada Per Tidak
u g ng nah Pernah
selama harian dan mingguan, perilaku Pernyataan
mengakses media sosial GNFI dan respon
5 4 3 2 1
isi media sosial GNFI. 5 4 3 2 1
Tabel 4. Saya turut
Frekuensi Penggunaan Media Sosial GNFI dalam membuat karya
Satu Hari berupa tulisan,
20 13 27 27 183
gambar, video,
(7,4 (4,81 (10 (10 (67,7
dll saat
Item Pertanyaan Frekuensi Persentase mengakses
%) %) %) %) %)
media sosial
Rendah (kurang dari 3x) 145 53.7% GNFI
Tidak
Tabel 8. Item Pernyataan
Selal Serin Kad Per
Perna
Menjaga Keberagaman Bangsa u g ang nah
h
5 4 3 2 1
JAWABAN
Saya ikut terlibat dalam
Sela Seri Kada Per Tidak pembangunan nasional 30 8 6 5 221
Item Pernyataan
lu ng ng nah Pernah dengan mengikuti (11,1 (2,96 (2,2 (1,8 (81,8
pertemuan-pertemuan %) %) 2%) 5%) 5%)
5 4 3 2 1 internasional
Saya lebih mengutamakan 113 58 54 38 7 Saya menjaga keutuhan
kepentingan banyak orang (41, (21, (20% (14, (2,59%) bangsa Indonesia dari 179 22 36 17 16
dari pada kepentingan 8%) 9%) ) 07 segala macam ancaman (66,3 (8,14 (13, (6,2 (5,92
daerah atau suku %) dengan cara membina %) %) 3%) 9%) %)
hidup rukun
Saya bergaul dan 197 43 20 7 3
berteman lintas (72, (15, (7,40 (2,5 (1,11%) Saya merawat sumber 28
suku/daerah 9%) 92 %) 9%) 183 31 15 13
daya alam nusantara (10,
%) (67,8 (11,4 (5,5 (4,81
dengan tidak merusak 37%
%) 8%) 5%) %)
)
Saya tidak menganggap 162 66 30 8 4
suku dan budaya saya (24, (11,1 (2,9 (1,48%) Saya turut melestarikan
paling tinggi dibanding (60 4%) %) 6%) khazanah budaya 252 10 3 2 3
suku lain %) Indonesia dengan (93,3 (3,70 (1,1 (0,7 (1,11
berbagi pengetahuan 3%) %) 1%) 4%) %)
Saya menerima 231 30 4 3 2 tentang Indonesia
keragaman suku bangsa (85, (11, (1,48 (1,1 (0,74%)
dan budaya sebagai 5%) 1%) %) 1%) Saya mencari
kekayaan bangsa 36
pengetahuan ketahanan 133 37 24 40
(13,
Negara dengan (49,3 (13,7 (8,8 (14,8
Saya mencari wawasan 177 44 39 7 3 33%
mengakses website atau %) %) 8%) 1%)
nusantara melalui website (65, (16, (14,4 (2,5 (1,11%) )
sosial media GNFI
atau sosial media GNFI 5%) 3%) %) 9%)
JAWABAN 5 4 3 2 1
dependen. Pada variabel penggunaan media variabel media baru dalam mempengaruhi
sosial GNFI (X), karena t hitung > nilai t perilaku nasionalisme. Sementara Lailatuz
tabel (5,982 > 1,285) dan signifikansi < 0,1 Zahro dkk menggunakan media film
(0,00 < 0,1), maka dapat disimpulkan sebagai variabel yang mempengaruhi sikap
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal nasionalisme. Maka, kebaruan dari pe-
tersebut menandakan bahwa penggunaan nelitian ini adalah penggunaan media baru
media sosial GNFI berpengaruh signifikan telah berhasil mempengaruhi secara sig-
nifikan terhadap perilaku nasionalisme.
terhadap nasionalisme anak muda para
pengakses GNFI sebesar 15,47%. 5. KESIMPULAN
Dalam jajak pendapat harian Kompas
pada bulan Oktober tahun 2013, Hasil penelitian ini menegaskan
menunjukkan pengamalan Pancasila se- bahwa media baru dalam berbagai
bagai ideologi negara, sebanyak 73,6% bentuknya tidak bisa dipandang sebelah
responden memandang pemuda tidak ikut mata. Penggunaan media baru yang sudah
ambil bagian dalam mewujudkan nilai menjadi keseharian bagi masyarakat pada
Pancasila. Tak sampai disitu, jajak umumnya, khususnya anak muda,
pendapat juga mengatakan bahwa hanya mempunyai pengaruh signifikan terhadap
9,4% responden yang dapat menyebutkan nasionalisme. Hasil penelitian
isi Sumpah Pemuda dengan benar (Aco menunjukkan, pengaruh penggunaan media
2013 dalam tribunnews.com). sosial GNFI berpengaruh signifikan
terhadap nasionalisme sebesar 15,47%.
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan, diketahui bahwa pada variabel Pemahaman dan pengamalan
penggunaan media sosial (X), hasil dari nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari
perhitungan statistik menunjukkan bahwa juga perlu ditinjau ulang, khususnya bagi
penggunaan media sosial secara signifikan anak-anak muda, generasi penerus bangsa.
mempengaruhi perilaku nasionalisme anak Nasionalisme kerap dipahami sebagai
muda, para pengguna media baru Good konsepsi besar yang rentan akan berbagai
News From Indonesia. Dari data yang kepentingan politik. Tak jarang juga,
dihasilkan, intensitas penggunaan media nasionalisme justru bersifat banal. Dalam
sosial GNFI terbilang tinggi. Sebagian hal ini, media baru GNFI bisa menjadi
besar responden menggunakan Instagram prototype baru dalam memahami dan
sebagai medium berinteraksi dengan GNFI. mengamalkan nasionalisme. Bahwa,
nasionalisme tidak melulu soal revolusi,
Jika dibandingkan dengan penelitian perang angkat senjata, atau hal-hal simbolik
yang dilakukan oleh Agus Efendi dan belaka.
Purwani Indri Astuti (2017), penelitian ini
telah berhasil membuktikan hipotesis baru. Di tengah kekhawatiran akan
Bahwa, penggunaan media baru tergerusnya nasionalisme, media baru hadir
berpengaruh secara signifikan terhadap sebagai alternatif medium penguatan
perilaku nasionalisme dari para peng- nasionalisme. Khususnya bagi anak-anak
gunanya. Penelitian yang dilakukan oleh muda. Situs website dan media sosial Good
Agus Efendi hanya mengasumsikan bahwa News From Indonesia merupakan salah
semakin tinggi penggunaan media baru satu jenis media baru yang telah memiliki
maka interaksi sosial anak akan cenderung banyak pengikut. Hasil penelitian ini juga
semakin rendah. telah membuktikan variabel dari
penggunaan media sosial GNFI telah
Sementara itu, perbandingan mempengaruhi secara signifikan perilaku
penelitian yang dilakukan oleh Lailatuz nasionalisme anak muda bagi
Zahro dkk (2012) dengan penelitian ini penggunanya.
adalah, penelitian ini menggunakan