You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323010817

ANALISA KANDUNGAN ANDROGRAPHOLIDE PADA TANAMAN SAMBILOTO


(Andrographis paniculata) DARI 12 LOKASI DI PULAU JAWA

Article  in  Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) · December 2014


DOI: 10.29122/jbbi.v1i1.547

CITATIONS READS

2 1,409

3 authors, including:

Juwartina ida royani Dudi Hardianto


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
27 PUBLICATIONS   52 CITATIONS    18 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tifus KIT diagnostic View project

Technology Development of Rubber View project

All content following this page was uploaded by Dudi Hardianto on 17 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


VOLUME 1  NOMOR 1  DESEMBER 2014 ISSN 2442 - 2606

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

ANALISA KANDUNGAN ANDROGRAPHOLIDE PADA TANAMAN


SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DARI 12 LOKASI DI PULAU JAWA
Analysis of Andrographolide Contents on Sambiloto Plants (Andrographis
paniculata) Derived from 12 Locations in Java Island
1, 1 2
Juwartina Ida Royani *, Dudi Hardianto , Sri Wahyuni
1
Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Gedung 630 Kawasan PUSPIPTEK,
Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314
2
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jl. Taman Kencana Cimanggu Bogor
*E-mail: juwartina.ida@bppt.go.id

ABSTRACT
Concentration of active compounds contained in medicinal plants is determined by genetic factors as
well as growth environment. In sambiloto plants both factors have major impacts on the formation of
diterpene lactone, andrographolide. Variation of sampling time, cultivation, and processing methods
causes variation in the content of active compounds of the same plant. The purpose of this study was
to determine andrographolide concentration of sambiloto plants obtained from 12 different locations
with various planting conditions in Java Island. andrographolide content of sambiloto was extracted by
methanol and analyzed using HPLC. The results showed that the concentrations of andrographolide
varied from 0.29 to 4.44% with an average of 2.19% on dry weight basis. The highest concentration of
4.44% was detected in sambiloto accession from Wonokaton Village, Pasuruan Regency while the
lowest one was from Conggeang Kulon Village, Sumedang Regency. Three sambiloto accessions
had potential to be further developed as their andrographolide concentrations were above 3%, which
was higher than those from all the others.

Keywords: Andrographis paniculata, andrographolide, active coumpound, HPLC, Java island

ABSTRAK
Kadar senyawa aktif yang terkandung pada tanaman obat selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tumbuhnya. Pada tanaman sambiloto kedua faktor tersebut
berpengaruh sangat besar pada pembentukan diterpen lakton, andrographolide. Adanya variasi pada
waktu pengambilan sampel, tempat penanaman, metode pengolahan dan lain sebagainya berakibat
pada perbedaan dalam kandungan senyawa aktif pada tanaman yang sama. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kadar andrographolide dari tanaman sambiloto yang diambil dari 12 lokasi
tumbuh dengan kondisi penanaman yang berbeda di Pulau Jawa. Daun tanaman sambiloto diekstrak
dengan methanol kemudian dianalisis kandungan andrographolide menggunakan HPLC. Kadar
andrographolide yang dihasilkan bervariasi berkisar antara 0,29-4,44% dengan kadar rata-rata adalah
2,19% berat kering. Kadar tertinggi didapatkan pada aksesi dari Desa Wonokaton Kabupaten Pasuruan
dengan kadar andrographolide adalah 4,44% sedangkan kadar yang terendah didapatkan pada aksesi
dari Desa Conggeang Kulon, Kab. Sumedang. Berdasarkan data kandungan andrographolide,
diperoleh 3 aksesi sambiloto yang potensial untuk dikembangkan menjadi aksesi unggulan karena
kadar andrographolidenya di atas 3%, melebihi semua yang lain.

Kata kunci: Andrographis paniculata, andrographolide, senyawa aktif, HPLC, pulau Jawa

15
Analisa Kandungan Andrographolide… Royani et al.

PENDAHULUAN (Zang et al. 2005; Rajagopal et al. 2003;


Mishra et al. 2007; Jarukamjorn dan
Sambiloto (Andrographis paniculata L. Nemoto 2008; Mishra et al. 2009).
Ness) merupakan salah satu tanaman obat Pemakaian sambiloto menjadi metode baru
yang menjadi prioritas utama untuk yang menjanjikan untuk pengobatan
dikembangkan di Indonesia dan dinyatakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh
sebagai bahan obat fitofarmaka yang aman gangguan kekebalan tubuh seperti HIV dan
(Nugroho et al. 2000). Badan POM AIDS (Otake et al. 1995; Kumar et al. 2004).
memasukkan tanaman ini sebagai tanaman Pada tanaman sambiloto kandungan
unggulan untuk dikembangkan dalam industri andrographolide terakumulasi paling tinggi
obat fitofarmaka (Yusron 2000). Kebutuhan pada bagian daun (2,39%) sedangkan paling
sambiloto untuk industri obat tradisional di rendah ditemukan di biji (Sharma et al.
Indonesia mencapai 33,47 ton simplisia 1992; Sharma et al. 2009). Sedangkan
kering atau setara dengan 709,60 ton terna Patarapanich et al. (2007) menyatakan
basah per tahun (Kemala et al. 2004). bahwa kandungan lakton diterpen yang
Sambiloto mengandung diterpen diisolasi dari daun sambiloto berkisar antara
lakton yang banyak kegunaannya bagi 0,1-2%. Andrographolide mudah larut dalam
kesehatan. Ada beberapa komponen utama methanol, etanol, piridin, asam asetat dan
dari diterpen lakton pada sambiloto yang aseton, dan sulit larut dalam eter dan air.
teridentifikasi pada daun yaitu Titik leleh dari senyawa andrographolide
andrographolide, neoandrographolide, adalah 228-230°C dan λ maksimal adalah
deoxyandrographolide (Kumoro dan Hasan 223 nm (Wongkittipong et al. 2004). Ada
2006), deoxyandrographolide-19-β-D- beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
Glukosa dan dehydroandrographolide analisis andrographolide, yaitu dengan
(Patarapanich et al. 2007). Selain kromatografi lapis tipis (TLC), High
komponen utama tersebut terdapat juga Performance Liquid Chromatography
senyawa lain yaitu saponin, flavonoid, (HPLC) dan teknik kristalisasi (4). Analisa
alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain senyawa andrographolide secara kualitatif
yang terdapat pada daun dan batang adalah dan kuantitatif juga dapat dilakukan
lakton, panikulin, kalmegin dan hablur kuning menggunakan metode spektrofotometri
yang memiliki rasa pahit (Yusron dan (Aromdee et al. 2005), ultraviolet
Januwati 2004). spektrofotometer, teknik volumetri dan
Secara klinis andrographolide terbukti kolorimetri (Mishra et al. 2007).
aktivitasnya dapat berpengaruh pada Kadar senyawa aktif yang terkandung
hepatoprotective, cardiovascular, pada tanaman obat selain dipengaruhi oleh
hypoglycemic, psycho-phaemacological, faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor
anti-fertilitas, antibakteri, immunostimulan, lingkungan tumbuhnya. Pada tanaman
antipiretik, antidiarrhoeal, anti-inflammatory, sambiloto kedua faktor tersebut berpengaruh
antimalaria, antivenom, antihepatotoxic sangat besar pada pembentukan diterpen
lakton. Yusron dan Januwati (2004)
mengemukakan bahwa faktor agroekologi
sangat menentukan pertumbuhan, hasil, dan
mutu simplisia sambiloto. Ditambahkan oleh
Cui et al. (2009) bahwa faktor yang paling
penting dari kualitas sambiloto dan saling
berhubungan adalah lokasi pada saat
dikumpulkan, waktu panen dan bagian dari
tanaman yang digunakan. Adanya variasi
pada waktu pengambilan sampel, tempat
penanaman, metode pengolahan dan lain
sebagainya berakibat pada perbedaan dalam
kandungan senyawa aktif pada tanaman yang
Gambar 1. Molekul senyawa dari sambiloto (a) sama. Rajagopal et al. (2003) menyatakan
Andrographolide, (b) Dehydro- bahwa selain distribusi geografi, kondisi cuaca
andrographolide (Yang et al. 2012) pada saat budidaya juga turut menentukan

16
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 1 No 1 Thn 2014 Hal 15-20

mutu simplisia tanaman obat. Secara umum pelarut metanol pro-analisis dalam labu ukur
kualits dari tanaman obat diakibatkan oleh 50 ml. Ekstraksi dilakukan dua tahap yaitu
beberapa faktor, termasuk perubahan cuaca, pada tahap pertama dilakukan dengan
waktu panen, budidaya, proses paska panen, menggunakan etanol dengan perbandingan
dan prosedur ekstraksi serta preparasi serbuk sambiloto: etanol adalah 1:5 dan pada
simplisia (Li et al. 2007). tahap kedua dilakukan ekstraksi dengan
Telah banyak penelitian yang perbandingan serbuk sambiloto: etanol adalah
dilakukan untuk melihat variasi kandungan 1:2. Lama ekstraksi (pengocokan)
senyawa aktif pada tanaman obat dari berlangsung lebih kurang selama 2 jam. Hasil
berbagai lokasi penanaman. Analisa ekstraksi kemudian disaring dengan kertas
fitokimia untuk membandingkan kandungan saring whatman 41. Ekstrak hasil saringan dari
senyawa aktif pada aksesi tanaman obat kertas saring Whatman kemudian disaring
dari berbagai lokasi juga telah dilaporkan kembali dengan kertas Milipore berukuran 0,2.
pada Asterachanta longifolia Ness (Sunita
dan Abhishek 2008), Ocimum selloi Benth Deteksi menggunakan HPLC
(Moraes et al. 2002), dan juga pada A. Ekstrak yang sudah didapatkan
paniculata (Patarapanich et al. 2007; selanjutnya dilakukan preparasi untuk deteksi
Sharma et al. 2009; Cui et al. 2009). kadar andrographolide menggunakan alat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk HPLC. Larutan ekstrak yang dihasilkan dari
mengetahui kadar andrographolide dari saringan terakhir diinjeksikan ke kolom HPLC
tanaman sambiloto yang diambil dari sebanyak 10 μl. Eluen yang digunakan
beberapa lokasi tempat tumbuh di 12 lokasi berupa metanol: asetonitril: asam asetat
yang berbeda di Indonesia dengan dengan perbandingan 70:30:0,6% dan
menggunakan HPLC. ekstrak hasil saringan Milipore diinjeksikan
pada colom C18 carbowax lichrocart 250-4
BAHAN DAN METODE dengan menggunakan absorban 254 uv.
Proses pada alat berlangsung selama 30
Bahan yang digunakan adalah daun menit. Hasil proses berupa kromatogram
tanaman sambiloto (A. paniculata) yang dibandingkan dengan standar
berasal dari 12 daerah di Jawa dengan andrographolide 200 ppm untuk mengetahui
kondisi tanaman belum berbunga atau masih kandungan andrographolide. Peak
dalam fase vegetatif. Alat yang digunakan kromatografi diidentifikasi dengan cara
adalah High Performance Liquid membandingkan retention time dari standar
Chromatography (HPLC) dengan alat tersebut. Injeksi tunggal dari solven (blanko)
Hitachi-D7000 dan colom C18 carbowax digunakan sebagai standar retention time dari
lichrocart 250-4. solven. Untuk mengetahui variasi kandungan
andrographolide antar nomor aksesi
Sampling tanaman sambiloto dilakukan analisa rataan dan standar deviasi.
Sampling dilakukan di 12 daerah di
Propinsi Banten, Propinsi Jawa Barat dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Propinsi Jawa Timur (Table 1) dari bulan Juni
sampai bulan September 2010. Tanaman Pada penelitian ini aksesi dikoleksi dari
sambiloto diambil dari beberapa tempat yang beberapa tempat dengan berbagai sumber
meliputi pekarangan masyarakat, kebun dan aksesi diantaranya dari kebun tak terurus,
lahan yang tak terawat serta koleksi herbalis. pekarangan masyarakat, pinggir jalan,
herbalis/tukang jamu dan di kawasan hutan
Ekstraksi daun sambiloto (Tabel 1) dengan kondisi sesuai dengan
Ekstraksi daun sambiloto dilakukan tempat tumbuhnya (existing). Pada
dengan cara daun sambiloto dikeringkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sabu et
dalam ruang bersuhu 25-28°C selama 14 hari al. (2011), Raina et al. (2007) dan Sharma
sampai didapatkan simplisia kering. Simplisia et al. (2009), aksesi sambiloto yang
kering dihaluskan dengan grinder dan diayak digunakan berasal dari agroklimat yang
menggunakan ayakan dengan ukuran 60 berbeda yang diperoleh dari petani, industri,
mesh. Serbuk halus sambiloto tersebut nursery pemerintah dan kebun tak terurus
kemudian diekstraksi dengan menggunakan yang kemudian bijinya ditumbuhkan

17
Analisa Kandungan Andrographolide… Royani et al.

Tabel 1. Lokasi 12 aksesi sambiloto yang dikoleksi dari Jawa

Lokasi Tinggi Lokasi Geografis


Tempat Pengambilan Propinsi Keterangan
No (m DPL) BT LS
1. Ds Ciharelang-Cijeungjing, Kab Jawa Barat 300 - - Kelompok
Ciamis. tani
2. Ds Kalianget Barat, Kec Kalianget, Jawa Timur - 113o55’27’’ 07o2’31’’ Koleksi
Kab Sumenep Madura tukang jamu
3. Ds Wonokaton, Kec Nguling, Kab Jawa Timur - 113o1’11’’ 07o42’33’’ Kawasan
Pasuruan hutan
4. Dsn Sempangan Kalianget Barat, Kc Jawa Timur - 113o56’4’’ 07o2’21’’ Kebun
Kalianget, Kab Sumenep Madura
5. Ds Nanggung, Kec Kopo, Kab Banten 65 106o23'20'' 06o19'21'' Pekarangan
Serang masyarakat
6. Ds Cimemah, Kec Tanjung Siang, Jawa Barat 523 107o82'428'' 06o75.613'' Rumah
Kab Subang penduduk
7. Ds Tarogong Kidul, Kec Tarogong Jawa Barat 723 108o00'722'' 06o73'547'' Pinggir jalan
Kidul, Kab Garut
8. Dsn Cipongkor, Ds Cibunar, Kec Jawa Barat 821 107o83'885'' 06o83'241'' Pinggir jalan
Rancakalong, Kab Sumedang
9. Kp Warung Caringin, Ds Cijambe, Jawa Barat 422 107o72'382'' 06o64'626'' Koleksi
Kec Cijambe, Kab Subang herbalis
10. Ds Conggeang Kulon, Kec Jawa Barat 398 108o00'887'' 06o75'314'' Koleksi
Conggeang, Kab Sumedang puskesmas
11. Ds Cigendel, Kmp Cihaniwung, Kec Jawa Barat 908 107o83'271'' 06o86'516'' Tanaman
Pamulihan, Kab Subang obat keluarga
12. Ds Tugu Jaya, Kec Cihideng, Kab Jawa Barat 416 108o20'628'' 07o34'367'' Pekarangan
Tasikmalaya pesantren
Keterangan: Dsn = Dusun; Kec = Kecamatan; Kab = Kabupaten; m DPL = meter Di atas permukaan laut;
BT = Bujur Timur; LS = Lintang Selatan.

pada kondisi yang sama untuk kemudian pada kondisi standar sesuai dengan
dilakukan analisa kadar andrographolide. penelitian Sharma et al. (1992) yaitu 2,39%.
Hasil analisa kadar andrographolide Hasil penelitian pada 12 aksesi dari beberapa
yang didapatkan pada ke 12 aksesi hasil daerah di Jawa masih lebih baik
sampling (existing), dapat dilihat pada Gambar dibandingkan dengan penelitian yang telah
2. Kadar andrographolide yang dihasilkan dilakukan oleh beberapa penelitian yang lain.
bervariasi berkisar antara 0,29-4,44% dengan
kadar rata-rata adalah 2,19% berat kering. 5.00
5,00
4,44
Pada penelitian ini kadar tertinggi didapatkan
pada aksesi dari Desa Wonokaton Kec.
Kadar Andrographolide (%)

4.00
4,00
Nguling Kabupaten Pasuruan dengan kadar 3,27
3,11
andrographolide adalah 4,44% sedangkan 3,00 2,86 2,84
3.00
kadar yang terendah didapatkan pada aksesi 2,3
dari Desa Conggeang Kulon, Kec. Conggeang 2,15
1,95
Kab. Sumedang. Dari data ini diketahui bahwa 2.00
2,00
1,37
kadar andrographolide bervariasi pada sampel 1,11
yang diambil dari 12 lokasi tersebut. Hal ini 1,00
1.00 0,6
kemungkinan dipengaruhi oleh tempat tumbuh 0,29
yang berbeda dengan kondisi iklim dan
0.00
0,00
edaphik yang bervariasi dan kemungkinan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
juga dipengaruhi oleh faktor genetik dari Lokasi no.
aksesi tersebut.
Dari data tersebut terlihat bahwa rata- Gambar 2. Variasi kandungan kadar andrographolide
rata hasil andrographolide masih berada pada 12 lokasi sambiloto di pulau Jawa

18
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 1 No 1 Thn 2014 Hal 15-20

Patarapanich et al. 2007 mendapatkan kadar KESIMPULAN


andrographolide berkisar antara 0,1-2%.
Sedangkan Sabu et al. (2001), mendapatkan Daun sambiloto yang dianalisa dari 12
kadar andrographolide yang bervariasi pada lokasi di Jawa memperlihatkan perbedaan
15 aksesi sambiloto, koleksi dari India (12 kadar andrographolide diantara aksesi. Kadar
aksesi) dan Asia (3 aksesi), berkisar antara andrographolide dari 12 aksesi tersebut
0,73-1,47% berat kering dengan rata-rata berkisar antara 0,29-4,44% dengan rata-rata
adalah 0,95%. Penelitian yang dilakukan oleh adalah 2,19%. Kadar tertinggi didapatkan
Sharma, et al (2009), terhadap 15 aksesi pada aksesi dari Desa. Wonokaton Kec.
sambiloto yang juga berasal dari India, Nguling Kabupaten Pasuruan sedangkan
didapatkan keragaman fitokimia dari kadar kadar terrendah didapatkan pada aksesi dari
andrographolide yang diukur berkisar antara Desa. Conggeang Kulon, Kec. Conggeang
0,69-1,85% berat kering dengan nilai rata-rata Kab. Sumedang. Pada penelitian ini ada 3
1,23%. Penelitian yang dilakukan oleh Raina aksesi sambiloto yang potensial untuk
et al. (2007) pada 30 aksesi sambiloto dikembangkan menjadi aksesi unggulan
didapatkan kadar andrographolide berkisar karena kadar andrographolidenya di atas 3%.
antara 1,14%-2,60%. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Latto et al. (2008) pada UCAPAN TERIMA KASIH
53 aksesi yang berasal dari India
mendapatkan hasil kadar andrographolide Terima kasih diucapkan kepada
berkisar antara 2,67-5,94% dengan rata-rata Kementrian Negara Riset dan Teknologi yang
4,816% yang melebihi rata-rata kadar telah membiayai penelitian ini melalui Program
sambiloto normal. Insentif Riset Terapan Tahun Anggaran 2010.
Selain faktor tempat pertumbuhan dan
genetik aksesi sambiloto tersebut, kadar DAFTAR PUSTAKA
andrographolide juga dipengaruhi oleh waktu
pengambilan sampel. Penelitian yang Aromdee C, Wichitchote P, Jantakun N (2005)
dilaporkan oleh Cui et al. (2009), Spectrophotometric determin-ation of
menghasilkan data bahwa sambiloto yang total lactones in Andrographis paniculata
diambil dari tempat yang sama tetapi sampling Nees. Songklanakarin J Sci Technol 27:
dilakukan pada waktu yang berbeda (Juli, 1227-1231
Agustus, September dan Oktober) ternyata Cui Y, Wang Y, Ouyang X, Han Y, Zhu H, Chen
berbeda intensitas absorpsi puncaknya ketika Q (2009) Fingerprint profile of active
dilakukan analisa kadar andrographolide, componen for Andrographis paniculata
dengan hasil kadar terbaik pada bulan Nees by HPLC-DAD. Sens. & Instrumen.
Agustus dan September. Food Qual 3:165-179
Pada penelitian yang dilakukan Raina Jarukamjorn K, Nemoto N (2008)
et al. (2007) ada 4 aksesi sambiloto yang Pharmacological Aspects of Andro-
menjanjikan yang mengandung kadar graphis paniculata on Health and its
andrographolide diatas 2% yang akan Major Diterpenoid Constituent Andro-
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. grapholide. J Health Sci 54:370-381
Pada penelitian kali ini ada 3 aksesi Kemala S, Sudiarto, Pribadi ER, Yuhono JT,
sambiloto yang potensial untuk Yusron M, Mauludi L, Rahardjo M,
dikembangkan karena kadar Waskito B, Nurhayati H (2004) Studi
andrographolidenya diatas 3% yaitu aksesi serapan, pasokan dan pemanfaatan
dari Desa Wonokaton Kec. Nguling tanaman obat di Indonesia. Laporan
Kabupaten Pasuruan (4,44%), aksesi dari Teknis Penelitian. Balai Penelitian
Kp Warung Caringin, Desa Cijambe, Desa Tanaman Rempah dan Obat. 187-247
Kalianget Sumenep (3,27) dan Kec. Cijambe Kumar RA, Sridevi K, Kumar NV, Nanduri S,
Kabupaten Subang (3,11). Aksesi yang Rajagopal S (2004) Anticancer and
didapatkan ini potensial untuk diperbanyak immunostimulatory coumpounds from
dan digunakan pada budidaya skala besar Andrographis paniculata. J
dan secara komersial dan juga dapat Ethnopharmacol 92:291-295
digunakan untuk perbaikan mutu tanaman Kumoro AC, Hasan M (2006) Modelling of
dimasa depan. andrographolide extraction from

19
Analisa Kandungan Andrographolide… Royani et al.

Andrographis paniculata leaves in a paniculata Nees (Kalmegh). Indian J


soxhlet extractor. Proceedings of the 1st Pharm Sci 69:470-473
International Conference on Natural Rajagopal S, Kumar RA, Deevi DS,
Resources Engineering & Technology. Satyanarayana C, Rajagopalan R (2003)
24-25th July 2006; Putrajaya, Malaysia, Andrographolide, a potential cancer
664-670 therapeutic agent isolated from
Latto SK, Dhar RS, Khan S, Bamotra S, Bhan Andrographis paniculata. J Exp
MK, Dhar AK, Gupta KK (2008) Therapeut Oncol 3:147–158
Comparative analysis of genetic diversity Sabu KK, Padmesh P, Seeni S (2001)
using molekuler and morphometric Intraspesific variations in active content
markers in Andrographis paniculata and isozymes of Andrographis paniculata
(Burm.f) Nees Genet Resour Crop Evol Nees (Kalmegh): a traditional
55:33-43 hepatoprotective medicinal herb of India.
Li S, Han Q, Qiao C, Song J, Lung CC, Xu H J Med Aromat Plant Sci 23:637-647
(2008) Chemical markers for the quality Sharma S, Krishan L, Handa SS (1992)
control of herbal medicines: an overview. Standardization of the Indian crude drug
Chinese Med 3:1-16 Kalmegh by high pressure liquid
Mishra K, Aditya PD, Swain BK, Dey N (2009) chromatographic determination of
Anti-malarial activities of Andrographis andrographolide. Phytochem Anal 3:129-
paniculata and Hedyotis corymbosa 131
extracts and their combination with Sharma SN, Sinha RK, Sharma DK, Jha Z
curcumin. Malaria J 8:1-9 (2009) Assessment of intra-specific
Mishra SK, Sangwan NS, Sangwan RS (2007) variability at morphological, molecular
Phcog Rev.: Plant Review Andrographis and biochemical level of Andrographis
paniculata (Kalmegh): A Review. paniculata (Kalmegh). Curr Sci 96:402-
Pharmacognosy Rev 1:283-298 408
Moraes SL, Facanali ASR, Ortiz M, Marques M, Sunita S, Abhishek S (2008) A Comparative
Ming LC, Meirelles MA (2002) Evaluation of Phytochemical Fingerprints
Phytochemical characterization of of Asteracantha longifolia Nees. Using
essential oil from Ocimum selloi. Anais da HPTLC. Asian J Plant Sci 7:611-614
Academia Brasileira de Ciências 74:183– Wongikittipong R, Prat L, Damronglerd S,
186 Gourdon C (2004) Solid–liquid extraction
Nugroho YA, Nuratmi B, Wiratno W (2000) of andrographolide from plants—
Sambiloto (Andrographis paniculata experimental study, kinetic reaction and
Nees). Tumbuhan Obat Indonesia yang model. Sep Purif Technol 40:147-154
Aman. Prosiding Kongres Nasional Obat Yang M, Wang J, Kong L (2012) Quantitative
Tradisional Indonesia (Simposium analysis of four major diterpenoids in
Penelitian bahan Obat alami X). Sentra Andrographis paniculata by 1 H NMR
P3T Propinsi Jawa Timur. Surabaya. and its application for quality control of
150- 157 commercial preparations. J Pharm
Otake T, Mori H, Morimoto LT, Hattori M, Biomed Anal 70:87-93
Namba T (1995) Screening of Indonesian Yusron M, Januwati M (2004) Pengaruh kondisi
plant extracts for anti-human agroekologi terhadap produksi dan mutu
immunodeficiency virus type I (HIV-I) simplisia sambiloto (Andro-graphis
activity. Phytother Res 9:6-10 paniculata). Prosiding Seminar Nasional
Patarapanich C, Laungcholatan S, XXVI Tumbuhan Obat Indo-nesia,
Mahaverawat N, Chaichantipayuth C, Padang, 7-8 September. 211-216
Pummangura S (2007) HPLC Yusron M (2000) Dukungan Teknologi
determination of active diterpene lactones Budidaya untuk Pengembangan
from Andrographis paniculata Nees Sambiloto (Andrographis paniculata
planted in various seasons and regions in Nees). Perkembg TRO 2:63-74
Thailand. Thai J Pharm Sci 31:3-4 Zang Z, Dong H, Yu J (2005) The
Raina AP, Kumar A, Pareek SK (2007) HPTLC fingerprints of Andrographis
Analysis of Hepatoprotective Diterpenoid paniculata by HPLC/UV/MS. Chin J
Andrographolide from Andrographis Nat Med 3:373-377

20

View publication stats

You might also like