You are on page 1of 13

KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM

MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI


5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Ikhsan Zainudin; Suwachid; Ngatou Rohman


Prodi. Pend. Tekni Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan. FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp /Fax 0271 718419
(ikhsan_zainudin@ymail.com)

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine (1) implementation of teaching factory in
SMK N 5 Surakarta, (2) contribution implementation of teaching factory in preparing
graduates to enter the world of work student of SMK N 5 Surakarta, (3) constraints faced in
the implementation of the teaching factory and efforts were made to overcome.
This research is a qulitative and strategis used are descriptive study single rooted.
The source data consisted of informants, dokuments, places, and events. The sampling
technique used was purposive sampling. The technique of collecting data through interviews,
observations, and document analysis. The validity of the data used was the triangulation of
sourch (data) and method. The data analysis technique used is interactive model analysis
technique which include data reduction, presentation of data, and drawing conclusions.
The results showed that (1) implementation of teaching factory in SMK N 5
Surakarta implemented through three stages of production processes, marketing processes,
and evaluation. (2) Contribution teaching factory implementation among others to increase
knowledge, skills, experience, and student discipline and cultivate students' professional
attitude. (3) In the implementation of teaching factory, the SMK N 5 Surakarta having some
problems, among others (a) execution time teaching factory are very few, (b) no special place
teaching factory implementation, (c) number of teachers still lack, (d) the role student is less
maxsimum, (e) the organizational structure. The efforts of the SMK N 5 Surakarta to
overcome these obstacles (a) enjoy free time students, (b) additional space for the
implementation of the teaching factory, (c) increasing the number of teachers, (d) prepare in
the best implementation of teaching factory and adding infrastructure of teaching factory, (e)
elect a teaching factory capable of carrying out their duties properly.
Keywords : Contribution, Teaching Factory, Student SMK

A. Pendahuluan aktif dalam pembangunan, Pemerintah


Bidang pendidikan mempunyai melalui Kementrian Pendidikan dan
peranan penting dalam menyiapkan Sumber Kebudayaan secara terus menerus berupaya
Daya Manusia yang berguna bagi meningkatkan peranannya melalui berbagai
pembangunan. Dalam rangka menyiapkan kebijakan penyelenggaraan pendidikan.
sumber daya manusia yang dapat berperan
Kebijakan Pemerintah dalam 5. Mengupayakan peningkatan
bidang pendidikan tercantum dalam pemanfaatan fasilitas pendidikan yang
Keputusan Menteri Pendidikan dan ada serta melaksanakan perawatan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : perbaikan secara sistem.
205/U/1999 Bab II yang berbunyi : 6. Memantapkan standar mutu dan
Kebijakan Pelaksanaan Pendidikan Dasar pendayagunaan sarana prasarana
dan Menengah, khususnya mengenai pendidikan melalui pembakuan dan
pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan , koordinasi perencanaan, pemantapan,
antara lain : pelaksanaan, dan evakuasi dampak
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah pelaksanaan.
Menengah Kejuruan Negeri melalui Disamping kebijakan-kebijakan
penambahan unit gedung baru, ruang tersebut, pendidikan yang diselenggarakan
teori perbaikan fasilitas pendidikan dan harus dapat mengantisipasi tantangan era
peningkatan penggunaan fasilitas pada globalisasi. Era globalisasi adalah suatu era
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta yang membawa dua dampak sekaligus pada
yang berstatus disamakan dan merintis bangsa, lembaga, bahkan pada individu,
penyelenggaraan kursus-kursus singkat yaitu : terbukanya secara luas untuk saling
dan program diploma pada Sekolah bekerjasama dan terjadinya persaingan
Menengah Kejuruan Swasta terpilih. secara ketat dan semakin tajam.
2. Melaksanakan penataan (reengineering) Berdasarkan Berita Resmi Statistik
bidang keahlian SMK sesuai dengan No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012 Jumlah
potensi dan kebutuhan serta pengangguran pada Februari 2012
penelusuran tamatan. mencapai 7,6 juta orang, dengan Tingkat
3. Menyelesaikan penyesuain kurikulum Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung
SMK, pelaksanaan uji kompetensi,dan menurun, dimana TPT Februari 2012
sertifikasi secara bertahap. sebesar 6,32 persen turun dari TPT Agustus
4. Peningkatan kerjasama industri melalui 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari
Pemberdayaan Majelis Pendidikan 2011 sebesar 6,80 persen (2012 : 5).
Sekolah (MPS) dan instansi lain dalam Pada bulan februari 2012,
penelengaraan Pendidikan sistem berdasarkan Berita Resmi Statistik No.
ganda. 33/05/Th. XV, Tingkat Pengangguran
Terbuka menurut pendidikan, pendidikan
menengah masih tetap menempati posisi Pada saat ini SMK Negeri 5
tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Surakarta telah menerapkan program
Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah pembelajaran teaching factory, yaitu
Menengah Kejuruan sebesar 9,51 persen teaching factory dengan perakitan mesin
(2012). perkakas/CNC dan perakitan sepeda motor
Untuk merealisasikan visi tersebut, KANZEN AURIGA. Hal ini membuktikan
strategi yang dibuat ialah dengan bahwa SMK Negeri 5 Surakarta serius
peningkatan dan perbaikan sarana dan dalam mempersiapkan peserta didiknya,
prasarana SMK, peningkatan jumlah dan agar dapat menghasilkan tamatan yang siap
kualitas tenaga pengajar dan kurikulum, kerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
menjalin kemitraan dengan DUDI, baik Pelaksanaan teaching factory di
dalam hal meningkatkan kompetensi SMK N 5 Surakarta pada program Teknik
kurikulum maupun dalam hal kerja sama Otomotif dimulai sejak tahun 2008, dengan
menyerap lulusan SMK, dan menerapkan bekerjasama PT. Kanzen Motor Indonesia.
model pembelajaran teaching Factory. Siswa SMK N 5 Surakarta melakukan
Teaching Factory merupakan perakitan kendaraan roda dua dengan
suatu konsep pembelajaran dalam keadaan komponen-komponen sepeda motor yang di
yang sesungguhnya sehingga dapat suplay dari PT. Kanzen Motor Indonesia.
menjembatani kesenjangan kompetensi Produk barang hasil teaching factory siswa
antara kebutuhan industri dan pengetahuan Teknik Otomotif SMK N 5 Surakarta
sekolah. Teknologi pembelajaran yang berupa kendaraan roda dua sepeda motor
inovatif dan praktik produktif merupakan Kanzen Pesona-Esemka dan Auriga-
konsep metode pendidikan yang Esemka.
berorientasi pada manajemen pengelolaan Perumusan masalah pada
siswa dalam pembelajaran agar selaras penelitian ini adalah sebagai berikut :
dengan kebutuhan dunia industry (Brosur 1. Bagaimanakah pelaksanaan teaching
IGI). Melalui pelaksanaan teaching factory factory di SMK Negeri 5 Suarakarta?
SMK Negeri 5 Surakarta mempersiapkan 2. Bagaimanakah konstribusi pelaksanaan
peserta didiknya menjadi lulusan yang siap teaching factory dalam mempersiapkan
kerja, cerdas, kompetitif dan memiliki lulusan memasuki dunia kerja siswa
kemampuan atau pengetahuan sesuai SMK Negeri 5 Surakarta?
dengan tuntutan dunia kerja.
3. Adakah kendala-kendala yang dihadapi sosial yang secara fundamental bergantung
dalam kontribusi pelaksanaan teaching pada pengamatan pada manusia dan
factory di SMK Negeri 5 Surakarta dan kawasannya sendiri dan berhubungan
usaha yang dilakukan untuk mengatasi dengan orang-orang tersebut dalam
kendala tersebut? bahasanya dan dalam peristilahannya”
Adapun tujuan yang ingin di capai (Moleong, 2001:3).
pada penelitian ini adalah: Dalam penelitian ini metode
1. Mendiskripsikan tentang pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah metode
teaching factory yaitu perakitan penelitian deskriptif. Penelitian ini
kendaraan roda dua dan roda empat di berusaha menggambarkan atau melukiskan
SMK N 5 Surakarta. keadaan obyek penelitian pada saat
2. Mengetahui Kontribusi pelaksanaan sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang
teaching factory dalam mempersiapkan tampak atau sebagaimana adanya yaitu
lulusan memasuki dunia kerja siswa tentang bagaimana kesiapan siswa
SMK Negeri 5 Surakarta. Menengah Kejuruan (SMK) dalam
3. Mengetahui kendala-kendala yang berkompetisi didunia kerja.
dihadapi dalam pelaksanaan teaching Dalam penelitian ini menggunakan
factory yaitu perakitan kendaraan roda strategi tunggal terpancang. Hal ini berarti
dua dan kendaraan roda empat di SMK bahwa penelitian ini berusaha
Negeri 5 Surakarta dan usaha memfokuskan pada satu pemecahan
mengatasinya. masalah. Dalam menjawab permasalahan
tersebut penulis menggambarkan atau
B. Metode Penelitian mendeskripsikan data dan informasi yang
Dalam penelitian ini digunakan diperoleh dari wawancara, observasi, serta
bentuk penelitian kualitatif yaitu kepustakaan dan dokumen kedalam
merupakan suatu penelitian untuk mencari kalimat-kalimat tertulis ataupun lisan dari
kebenaran secara ilmiah dan memandang informan dan keadaan yang ada.
obyek secara keseluruhan berdasarkan atas Penelitian ini disebut tunggal
fenomena ilmiah dan digunakan sebagai artinya hanya difokuskan pada satu
dasar untuk mengamati, mengumpulkan permasalahan saja yaitu mempersiapkan
informasi. “Penelitian kualitatif adalah siswa SMK dalam memasuki dunia kerja.
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan Penelitian ini disebut terpancang artinya
penulis terjun kelapangan sudah memiliki Sesuai dengan sumber data yang
bekal yang berupa asumsi-asumsi atau teori digunakan dalam penelitian ini, maka
yang sudah ada. teknik pengumpulan data yang digunakan
antara lain melalui wawancara, observasi,
Adapun sumber data dalam
dokumentasi
penelitian ini adalah : informan, tempat dan
Peristiwa, dokumen dan Arsip Untuk mendapatkan keabsahan
data, diperlukan teknik pemeriksaan data
Sedangkan pengambilan sampel
yang didasarkan atas jumlah tertentu dan
data penelitian ini menggunakan teknik
penelitian ini menggunakan trianggulasi
purposive sampling dalam menggali
untuk menjamin validitas data.
informasi dari informan. Dengan
Trianggulasi merupakan cara yang
menggunakan teknik purposive sampling
paling umum digunakan untuk memperoleh
artinya apabila penelelitian yang dilakukan
tingkat kepercayaan data. Menurut
telah cukup maka penelitian dihentikan
Moleong, “Trianggulasi adalah teknik
kemudian peneliti membuat laporan hasil
pemeriksaan keabsahan data yang
penelitian. Peneliti hanya memilih
memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut
informan yang dianggap benar-benar
untuk keperluan pengecekan atau sebagai
menguasai permasalahan yang peneliti kaji,
pembanding terhadap data tersebut”
peneliti hanya mengamati kondisi lokasi
(2000:178). Patton seperti yang dikutip
yang relevan dengan permasalahan yang
noleh Sutopo (2002:78) dalam trianggulasi
dikaji.
membedakan 4 macam teknik trianggulasi
Dalam melaksanakan penelitian sebagai cara untuk meningkatkan validitas
tentang kontribusi pelaksanaan teaching data dalam penelitian kualitatif, yaitu
factory dalam mempersiapkan lulusan triangulasi data, triangulasi metode,
memasuki dunia kerja, informan yang akan triangulasi peneliti dan triangulasi teori.
diwawancarai yaitu : kepala sekolah, ketua Jenis trianggulasi yang digunakan untuk
program, guru, institusi pasangan dan mencapai validitas dalam penelitian ini
siswa. Informan-informan tersebut yang adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi
dianggap benar-benar menguasai metode.
permasalahan tentang pelaksanaan teaching Analisis data dalam penelitian
factory di SMK N 5 Surakarta. kualitatif biasanya dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data sampai komponen belajar mengajar yaitu guru,
diperoleh suatu kesimpulan. Menurut siswa, tujuan, bahan, media, dan evaluasi.
Moleong, “Analisis data adalah proses PBM yang dilaksanakan di SMK N 5
mengorganisasikan dan mengurutkan data Surakarta juga sudah melibatkan
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian komponen-komponen tersebut. Hal ini
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan berarti PBM yang dilaksanakan di SMK N
dapat ditemukan hipotesis kerja seperti 5 Surkarta sudah sesuai dengan pendapat
yang disarankan data” (2001:28). Teknik Djago Tarigan yang menyatakan bahwa
analisis data dalam penelitian ini komponen belajar meliputi : siswa, guru,
menggunakan model teknik analisis tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi.
Interaktif, yang dimulai dari tahap Keberhasilan PBM tidak lepas
pengumpulan data, kemudian Reduksi data, dari peranan guru, untuk itu SMK N 5
penyajian data dan Penarikan kesimpulan. Surakarta selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas gurunya baik
C. Hasil Penelitian dengan mengikutsertakan dalam penataran-
penataran ataupun dengan pelatihan-
1. Pelaksanaan Teaching Factory di pelatihan. Peranan guru dalam PBM di
SMK Negeri 5 Surakarta SMK N 5 Surakarta adalah sebagai
Tahap persiapan merupakan tahap pendidik, pengajar, pelatih, dan pemberi
tahap awal yang dilakukan SMK N 5 motivasi kepada siswa agar menjadi
Surkarta untuk mempersiapkan guru dan tamatan yang sesuai dengan tuntutan dunia
siswa dalam mempersiapkan siswanya kerja. Siswa SMK N 5 Surakarta Program
dalam pelaksanaan teaching factory yang Teknik Otomotif dituntut untuk selalu
dilakukan melalui pelatihan bagi guru dan berperan aktif dalam PBM diantaranya
proses belajar mengajar bagi siswa di dengan adanya diskusi dan tanya jawab.
sekolah. Guru juga harus dapat menentukan tujuan,
Proses belajar mengajar bahan/materi, metode mengajar, media
merupakan kesatuan kegiatan yang tidak yang digunakan dan evaluasi yang akan
terpisahkan antara siswa yang belajar dilaksanakan untuk mengukur tingkat
dengan guru yang mengajar, dan diantara keberhasilan siswa dalam PBM.
kedua kegiatan ini terjadi interaksi edukatif Penentuan materi yang digunakan
yang saling menunjang dan melibatkan dalam PBM harus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Penentuan materi PBM di bagi siswa SMK meliputi evaluasi formatif,
SMK N 5 Surakarta juga selalu disesuaikan sumatif, dan penguasaan kompetensi.
dengan kurikulum yang berlaku dan
disinkronkan dengan tuntutan dunia kerja. a. Proses Produksi
Penentuan bahan/materi dalam PBM juga Proses produksi atau proses
berperan pada tujuan PBM, karena dalam perakitan kendaraan roda dua dan
menentukan tujuan PBM, guru SMK N 5 kendaraan roda empat sudah berjalan
Surakarta selalu menyesuaikan dengan dengan baik dan terorganisasi dengan rapi
materi yang sedang diajarkan. Pelaksanaan walaupun belum seratus persen seperti
PBM di SMK N 5 Surakarta sudah layaknya teaching factory yang ideal. Pada
menggunakan metode yang bervariasi dan proses perakitan kendaraan roda dua sudah
disesuaikan dengan kondisi siswa serta berjalan sejak tahun 2009. Siswa SMK N 5
materi yang disampaikan. Surakarta telah berhasil merakit sepeda
Media yang digunakan dalam motor Kanzen yaitu, pesona-esemka dan
PBM harus dapat merangsang dan auriga-esemka.
mempermudah keinginan siswa untuk Kegiatan perakitan kendaraan
belajar. Penentuan media yang digunakan roda dua dan roda empat di SMK N 5
PBM di SMK N 5 Surakarta selalu Surakarta di masukkan dalam mata
diupayakan untuk dapat mempermudah pelajaran muatan lokal dan kegiatan
penyampaian materi pelajaran dan praktek kerja industri, namun untuk
mempermudah siswa dalam belajar, kegiatan perakitan sepeda motor Kanzen
sehingga guru-guru SMK N 5 Surakarta tidak mempunyai jadwal tetap, disebabkan
dapat menggunakan media yang sesuai perakitan sepeda motor kanzen dilakukan
dengan materi yang diajarkan. berdasarkan permintaan dari konsumen
Evaluasi yang dilaksanakan di atau persediaan sepeda motor yang
SMK N 5 Surakarta meliputi evaluasi dihasilkan.
formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi Kegiatan proses produksi yang
penguasaan kompetensi. Hal tersebut dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta pada
membuktikan bahwa pelaksanaan evaluasi program teknik otomotif sudah berjalan
di SMK N 5 Surakarta sesuai dengan cukup baik, dilihat dari skema pelaksanaan
kurikulum yang berlaku bagi SMK . proses produksinya berjalan seperti
dimana evaluasi yang harus dilaksanakan layaknya sebuah dunia industri, walaupun
tidak seratus persen kondisinya sama. barang hasil produksi benar-benar layak
Dengan adanya tata tertib dan peraturan untuk dipasarkan dan memenuhi standar
ataupun sanksi yang diberlakukan layaknya mutu yang ditentukan.
sebuah industri, memberikan gambaran dan Dalam proses pemasaran hasil
pengalaman dunia kerja atau dunia industri produksi yang terjadi di SMK N 5
kepada siswa. Surakarta pada program teknik otomotif
masih sepenuhnya dipegang oleh guru. Hal
b. Proses Pemasaran atau Hasil ini dilakukan karena belum adanya susunan
Produksi organisasi yang terstruktur dengan baik.
Pembelajaran teaching factory Sehingga siswa tidak banyak terlibat dalam
merupakan pembelajaran keahlian yang kegiatan pemasaran hasil produksi.
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
prosedur dan standar bekerja yang c. Evaluasi dan penilaian
sesungguhnya untuk menghasilkan barang Evaluasi pada dasarnya proses
atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar untuk menentukan sejauh mana tujuan -
atau konsumen. Dengan kata lain barang tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
yang diproduksi dapat berupa hasil Proses evaluasi dilaksanakan setelah
produksi yang dapat dijual atau yang dapat perakitan selesai dilakukan. Evaluasi di sini
digunakan oleh masyarakat, sekolah atau tidak hanya untuk siswa tetapi kepada
konsumen. Pada proses pemasaran barang semua yang terlibat dalam kegiatan
yang dihasilkan dalam hal ini adalah sepeda teaching factory yaitu guru ataupun ketua
motor Kanzen tidak bisa langsung program. Dengan adanya evaluasi tersebut
dipasarkan, tapi masih harus melalui dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
beberapa pengujian. Ini dilakukan untuk dan perkembangan kegiatan teaching
mengetahui kualitas dan kelayakan barang factory yang dilaksanakan di SMK N 5
hasil produksi. Surakarta dan menjadi tolak ukur untuk
Pengujian kualitas atau kelayakan pelaksanaan ke depannya nanti.
sepeda motor Kanzen yang dilakukan di Sedangkan evaluasi yang
SMK N 5 Surakarta, yang pertama dilakukan untuk siswa, seperti evaluasi
dilakukan oleh guru SMK N 5 Surakarta. yang biasa dilakukan pada mata pelajaran
Dan yang kedua dilakukan oleh konsultan praktek yang dilaksanakan di SMK N 5
dari pihak Kanzen. Hal ini dilakukan agar Surakarta pada program teknik otomotif.
Penilaian yang diberikan kepada siswa dan Susan E. Jackson yang menyatakan
adalah penilaian dalam bentuk lembar bahwa kategori utama perusahaan dalam
penilaian kompetensi yang harus di isi memilih karyawan yang akan bekerja di
setelah pekerjaan dan standar kompetensi perusahaan, yaitu : pengetahuan,
atau keahlian selesai. Aspek-aspek yang kemampuan, kepribadian, minat dan
dinilai adalah sikap kerja, pengetahuan, dan kesukaan, pengalaman, sikap professional.
keterampilan. Dan hasil penilaian akan
3. Kendala-kendala Yang Dihadapi
dicatat dalam buku rapor, karena kegiatan
dalam Pelaksanaan Teaching Factory di
perakitan sepeda motor Kanzen masuk
SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang
dalam mata pelajaran muatan lokal.
Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala
2. Konstribusi Pelaksanaan Teaching Tersebut
Factory dalam Mempersiapkan Lulusan Berdasarkan data yang ada di
Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 lapangan, hambatan yang dihadapi SMK N
Surakarta 5 Surakarta dalam mempersiapkan siswa
Berdasarkan data yang ada di didiknya agar siap berkompetisi di dunia
lapangan, kontribusi pelaksanaan teaching kerja meliputi : waktu pelaksanaan
factory meliputi : menambah pengetahuan teaching factory, tempat pelaksanaan
siswa secara langsung tentang pekerjaan- teaching factory, jumlah guru, kurangnya
pekerjaan di DUDI, menambah peranan siswa, struktur organisasi teaching
kemampuan siswa dalam menyelesaikan factory yang belum berjalan dengan baik.
tugas-tugas mereka mereka, berkepribadian Pada dasarnya hambatan yang dialami
baik, minat dan kesukaan dalam SMK N 5 Surakarta untuk mempersiapkan
menghadapi tugas yang diberikan, siswa memasuki dunia kerja tersebut terkait
menambah pengalaman siswa mengenai dengan pelaksanaan teaching factory.
lingkungan kerja, menambah disiplin siswa, Adapun usaha yang dilakukan
dan menumbuhkan sikap professional SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi
dalam melaksanakan berbagai pekerjaan hambatan tersebut antara lain :
yang diberikan. Hal ini berarti kontribusi memanfaatkan waktu luang siswa untuk
pelaksanaan teaching factory yang melaksanakan kegiatan teaching factory
dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta sudah dengan mandiri yang di awasi dan
sesuai dengan pendapat randall S.Schuller dibimbing oleh tim ahli yang telah dibentuk
dari siswa itu sendiri, mengusulkan Pada tahap proses produksi siswa
penambahan tempat untuk pelaksanaan peserta teaching factory telah melakukan
teaching factory agar terpisah dengan proses produksi yaitu perakitan kendaraan
kegiatan pelaksanaan proses belajar roda dua sepeda motor Kanzen. Disini
mengajar, mengusulkan penambahan Guru siswa melaksanakan tugasnya yaitu sebagai
agar beban mengajar guru ideal sesuai yang mekanik merakit sepeda motor Kanzen
disyaratkan pemerintah, melakukan sesuai dengan prosedur yang telah
persiapan pelaksanaan teaching factory ditentukan dengan dibimbing guru.
dengan matang, memilih pengurus teaching c. Proses Pemasaran atau Hasil Produksi
factory yang benar-benar mampu dan bisa Pada proses pemasaran siswa
melaksanakan tugas atau kewenangan yang tidak banyak terlibat. Hanya sesekali siswa
diberikan dengan baik. diikutkan dalam uji kualitas barang hasil
produksi. Sedangkan untuk proses
D. Simpulan pemasarannya sendiri sepenuhnya dikelola
Berdasarkan data yang diperoleh oleh guru dan staff SMK N 5 Surakarta
di lapangan dan analisis yang telah program teknik otomotif. Hal ini di
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan karenakan struktur organisasi yang tidak
yang sesuai dengan tujuan penelitian. berjalan dengan semestinya.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik d. Evaluasi dan penilaian
peneliti ini adalah sebagai berikut : Evaluasi teaching factory di SMK
1. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta untuk barang hasil produksi
N 5 Surakarta yaitu perakitan sepeda motor Kanzen
a. Persiapan Pelaksanaan Teaching dilakukan oleh pihak konsultan Kanzen.
Factory Sedangkan untuk evaluasi dan penilaian
Tahap persiapan teaching factory siswa dilakukan oleh guru pembimbing.
di SMK N 5 Surakarta dilaksanakan dalam Aspek yang dinilai adalah sikap kerja,
upaya untuk mempersiapkan siswa agar pengetahuan dan keterampilan. Evaluasi ini
siap terjun ke teaching factory. Selain itu dilakukan untuk mengetahui perkembangan
persiapan teaching factory dilaksanakan siswa maupun guru yang terlibat dalam
agar pelaksanaan berjalan dengan lancar pelaksanakan teaching factory.
sesuai yang diharapkan. 2. Konstribusi Pelaksanaan Teaching
b. Proses Produksi Factory dalam Mempersiapkan Lulusan
Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N jika pekerjaan tersebut sesuai dengan minat
5 Surakarta. dan kesukaannya. Minat dan kesukaan
a. Pengatahuan dapat digunakan sebagai dasar untuk
Pengetahuan merupakan segala menentukan jenis pekerjaan yang cocok
sesuatu yang didapat siswa selama bagi seorang calon tenaga kerja.
melaksanakan teaching factory perakitan e. Pengalaman
kendaraan roda dua yaitu sepeda motor Pengalaman merupakan
Kanzen. Dengan melaksanakan pekerjaan pengetahuan yang diperoleh seseorang
di teaching factory yang disesuaikan karena mengalami suatu kegiatan. Bagi
dengan kondisi dunia kerja yang lulusan SMK N 5 Surakarta pengalaman
sesungguhnya. dapat diperoleh melalui teaching factory
b. Kemampuan perakitan kendaraan roda dua.
Kemampuan merupakan kapasitas f. Disiplin
atau kesanggupan peserta teaching factory Dengan adanya tata tertib yang
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. berlaku di teaching factory, peserta
Dengan adanya teaching factory teaching factory harus mematuhi peraturan
membuktikan bahwa siswa SMK N 5 yang berlaku. Dengan adanya peraturan
Surakarta mampu untuk melaksanakan yang berlaku tersebut dengan sendirinya
pekerjaan perakitan kendaraan roda dua. dapat membentuk kedisiplinan siswa.
c. Kepribadian g. Sikap Professional
Kepribadian merupakan Sikap professional merupakan
karakteristik seseorang dalam berinteraksi sikap yang mampu melakukan pekerjaan
dengan orang lain dan dengan lingkungan dengan keahlian dan keterampilan yang
sekitarnya. Dengan adanya pelaksanaan dimilikinya serta memiliki komitmen
teaching factory, maka terbentuklah pribadi yang mendalam atas pekerjaannya
kepribadian siswa untuk bekerja secara tersebut. Dengan adanya teaching factory
berhati-hati, teliti dan jujur. ini, dapat menumbuhkan sikap siswa SMK
d. Minat dan Kesukaan N 5 Surakarta untuk lebih loyal dan taat
Minat dan kesukaan tercermin dalam melaksanakan tugas-tugas di
dari perilaku seseorang atas pekerjaan yang teaching factory.
harus dilaksanakan. Seseorang akan lebih 3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam
puas dan senang melaksanakan pekerjaan Pelaksanaan Teaching Factory di SMK
N 5 Surakarta dan Usaha-usaha yang untuk mengelola dan mengembangkan
Dilakukan untuk Mengatasi Kendala – teaching factory. Usaha untuk mengatasi
kendala Tersebut. hambatan ini adalah dengan mengusulkan
a. Waktu Pelaksanaan penambahan tenaga pengajar di program
Minimnya waktu yang tersedia teknik otomotif.
untuk melaksanakan teaching factory, d. Peran siswa
mengakibatkan pelaksanaan kegiatan Peranan siswa yang kurang
teaching factory yaitu perakitan kendaraan maksimal dalam pelaksanaan perakitan
roda dua tidak berjalan secara maksimal. kendaraan roda dua maupun roda empat
Sehingga membuat guru kesulitan untuk mengakibatkan hasil dari pelaksanaan
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran teaching factory hasilnya belum sesuai
sesuai yang direncanakan. Adapun usaha dengan tjuan yang diinginkan. Usaha untuk
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan mengatasi hambatan ini adalah dengan
ini adalah dengan membentuk tim ahli yang melakukan persiapan pelaksanaan teaching
di ambil dari siswa sendiri untuk factory dengan sebaik-baiknya serta
membimbing teman-temannya jika ada melengkapi sarana dan prasarana
waktu luang, atau jika guru pembimbing pelaksanaan teaching factory.
tidak bisa hadir karena ada halangan. e. Struktur Organisasi
b. Tempat Pelaksanaan Teaching Factory Kurang maksimalnya peranan
Belum adanya tempat teaching struktur organisasi dalam pelaksanaan
factory khusus atau terpisah dari kegiatan teaching factory mengakibatkan
proses belajar mengajar. Usaha untuk administrasi pelaksanaan teaching factory
mengatasi hambatan ini adalah ketua tidak berjalan secara maksimal. Usaha
program teknik otomotif mengusulkan untuk mengatasi hambatan ini adalah
untuk penambahan tempat teaching factory dengan memilih pengurus yang benar-benar
sehingga kegiatan teaching factory terpisah mampu dan bisa melaksanakan tugasnya
dari proses belajar mengajar. secara maksimal.
c. Tenaga Pengajar
Kurangnya tenaga pengajar DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan beban mengajar guru sangat Berita Resmi Statistik. (2012, 7 Mei).
tinggi, sehingga guru pembimbing dan staff Keadaan Ketenagakerjaan
Februari 2012. Diperoleh 7 Mei
yang terlibat hanya memiliki sedikit waktu
2012, dari http://www.bps.go.id/ Schuller, Randall S, & Jackson, Susan E.
brs_file/naker _07 mei12.pdf (1997). Manajemen Sumber Daya
Manusia Menghadapi Abad Ke-21.
. (2007). Brosur IGI Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Djago Tarigan. 1990. Proses Belajar Sutopo HB. (2002). Metodologi Penelitian
Mengajar Pragmatik. Bandung Kualitatif Dasar Teori dan
Penerapannya Dalam Penelitian.
:Angkasa. Surakarta : UNS Pers.

Moloeng J. Lexy. (2000). Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

You might also like