You are on page 1of 14

ANALISIS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DESA KARANGLUHUR KABUPATEN WONOSOBO
Oleh :
Feni Yudanti Prasetyaningtyas, Susi Sulandari

Depertemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos.
1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
Analysis of Village Fund Allocation Management in Community Empowerment
Karangluhur Village Wonosobo regency is one of the Government's efforts in
improving the welfare of the village community and making the villages to be
independent with all their potential. The use of Village Fund Allocation is aimed
at making the Village more independent and creative and not dependent on the
Village Government. The purpose of this study is to illustrate and know the
Management of Village Fund Allocation in Community Empowerment and
Factors Affecting the Management of Village Fund Allocation in Community
Empowerment. The research method used was descriptive method with the qualitative
approach which used Milles Huberman analytical method. The results of research
shows that at the Planning Stage of Karangluhur Village community plays an
active role in providing input to the Village Government to build the Village. At
the stage of Budgeting is done based on the priority scale of village needs. Stages
of Karangluhur Village Government Mechanism has been implemented in
accordance with the rules that have been determined. In the Stages of Use for
Community Empowerment activities, the funds obtained are still less than for the
Village Operations and BPD, which are mostly used for personnel expenditures,
in addition to the Community Development activities in Karangluhur Village
mostly only in the form of material aid or stimulant aid. On the Supervision and
Accountability done by the Local Government and the internal Government of the
Village in the form of Letter of Accountability. The factors that influence the
Village Fund Allocation Management in the Village Community Empowerment
either from Internal and External Government Karangluhur Village.

Keywords: Analysis, Management, Community Empowerment


A. PENDAHULUAN
Terselenggaranya pemerintahan yang desa untuk mengatur dan mengelola
baik (Good Governance) menjadi keuangan. Maksud pemberian Alokasi
prasyarat utama dalam mewujudkan Dana Desa (ADD) sebenarnya adalah
aspirasi masyarakat didalam mencapai sebagai bantuan stimulan atau dana
tujuan suatu bangsa dan negara. perangsang untuk mendorong dalam
Karenannya tidak berlebihan jika membiayai program pemerintah desa
penyelenggaraan pemerintahan yang yang ditunjang dengan partisipasi
baik menjadi salah satu indikasi swadaya gotong royong masyarakat
terwujudnya suatu demokratisasi dalam melaksanakan kegiatan
sebagai upaya untuk mengembalikkan pemerintahan dan pemberdayaan
kedaulatan kepada rakyat. Bentuk dari masyarakat.
terselanggaranya pemerintahan yang
baik yaitu salah satunya adalah bentuk Beberapa hal yang menyebabkan Desa
akuntabilitas atau pertanggung jawaban membutuhkan sumber pendapatan
kepada masyarakat penggunaan yaitu :
anggaran dan kegiatan yang telah
1. Sebagian besar Desa memiliki
dilakukan oleh pemerintah. Suatu
Anggaran Pendapatan dan Belanja
bentuk akuntabilitas atau pertanggung
Desa (APBDesa) yang kecil dan
jawaban tidak hanya diterapkan pada
sumber pendapatannya sangat
pemerintah pusat dan daerah saja
bergantung pada bantuan yang
melainkan juga diterapkan sampai pada
nominalnya sangat kecil;
tingkat pedesaan. Pemberian otonomi
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat
daerah seluas-luasnya itu berarti bahwa
Desa yang masih rendah dan
pemberian kewenangan dan
sangat sulit bagi Desa untuk
kelaluasaan kepada daerah untuk
memliki Pendapatan Asli Desa
mengelola dan memanfaatkan sumber
yang mencukupi kebutuhan Desa;
daya daerah secara optimal. Meskipun
3. Kegiatan Pemberdayaan
titik berat otonomi diletakkan pada
Masyarakat yang mesih kurang
tingkat Kabupaten/Kota, namun secara
berjalan dengan maaksimal dan
esensi sebenarnya kemandirian tersebut
kurang adanya sosialisasi kegiatan
harus dimulai dari level pemerintahan
pemberdayaan masyarakat;
yang paling bawah, yaitu Desa.
Pembangunan desa masih banyak Berdasarkan Peraturan Bupati
bergantung dari pendapatan asli daerah Wonosobo Nomor 75 Tahun 2015
(PAD) dan swadaya masyarakat yang tentang Pengelolaan Keuangan
jumlah maupun sifatnya tidak dapat Desa disebutkan bahwa
diprediksi. Undang- undang No 6 penggunaan Alokasi Dana Desa
Tahun 2014 tentang Desa dijelaskan adalah 50% untuk Operasional
bahwa sangat jelas mengatur tentang Desa dan Operasional BPD dan
pemerintahan desa yang didalamya 50% untuk Pemberdayaan
terkandung tenatang kewajiban Masyarakat Desa. Dari rician
Pemerintah Kabupaten untuk tersebut, perlu adanya pengelolaan
merumuskan dan membuat peraturan yang baik dari Pemerintah Desa
tentang Alokasi Dana Desa (ADD) agar pelaksanaannya dapat sesuai
sebagai bagian dari kewenangan fiskal
dengan tujuan da sasaran. dengan pencaaian nilai-nilai
Pengelola Alokasi Dana Desa normatif dalam masyarakat.
adalah Kepala Desa yang dibantu
oleh Tim Pelaksana Teknis 2. Pemerintahan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa,
Bendahara Desa, serta Tim Menurut Zakaria dalam
Pelaksana Teknis Kegiatan yang Wahjudin Sumpeno (2011:3)
utamanya pada Pemberdayaan menyatakan bahwa desa adalah
Masyarakat Desa. sekumpulan manusia yang
hidup bersama atau suatu
Bedasarkan sebelum terjun wilayah, yang memiliki suatu
lapangan, penelitian ini memiliki organisasi pemerintahan dengan
tujuan yakni untuk menganalsis dan serangkaian peraturan-peraturan
menggambarkan pengelolaan yang ditetapkan sendiri, serta
Alokasi Dana Desa dalam berada di bawah pimpinan desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa; yang dipilih dan ditetapkan
faktor pendorong dan faktor sendiri.
penghambat pengelolaan Alokasi Pemerintahan desa berdasarkan
Dana Desa dalam Pemberdayaan Undang-Undang Nomor 6
Masyarakat Desa Karangluhur Tahun 2014 tentang Desa, Pasal
Kabupaten Wonosobo. 2 menyebutkan bahwa
Pemerintah Desa adalah
B. KAJIAN PUSTAKA penyelenggaraan urusan
1. Administrasi Publik pemerintahan dan kepentingan
Nicholas Henry dalam Yeremias masyarakat setempat dalam
(2014 : 16) memberi batasan sistem pemerintahan Negara
bahwa administrasi publik adalah Kesatuan Republik Indonesia.
suatu kombinasi yang kompleks
antara teori dan praktek dengan
tujuan mempromosi pemahaman 3. Alokasi Dana Desa
tentang peran pemerintah dalam Menurut Peraturan Pemerintah
hubungannya dengan masyarakat Nomor 6 Tahun 2014 tentang
yang diperintah, dan juga Desa, bahwa dana perimbangan
mendorong kebijakan publik agar keuangan pusat dan daerah
lebih responsif terhadap yang diterima oleh
kebutuhan sosial. Administrasi Kabupaten/Kota yang dalam
publik berusaha mengembangkan pembagiannya untuk tiap desa
praktek-praktek manajemen agar dibagikan secara proporsional
sesuai dengan efektifitas, yang disebut sebagai Alokasi
efisiensi, dan pemenuhan secara Dana Desa (ADD). Tujuan
lebih baik kebutuhan masyarakat. adanya Alokasi Dana Desa
Dengan demikian, definisi ini dalam Peraturan Menteri Dalam
melihat bahwa administrasi Negeri Nomor 113 Tahun 2014
publik merupakan kombinasi tentang Pedoman Pengelolaan
teori dan praktek yang Keuangan Desa yaitu :
mencampuri proses manajemen 1)Menanggulangi kemiskinan
dan mengurangi kesenjangan; tujuan digunakan teknik
2)Meningkatkan perencanaan purposive sampling yaitu teknik
dan penganggaran pemilihan informan untuk
pembangunan di tingkat desa mendapatkan sumber data dengan
dan pemberdayaan masyarakat; pertimbangan tertentu.
3)Meningkatkan pembangunan Pertimbangan ini seperti, orang
infrastruktur perdesaan; yang dianggap paling tahu
4)Meningkatkan pengamalan tentang apa yang diharapkan
nilai-nilai keagamaan, sosial peneliti. Selain itu, pada
budaya dalam rangka penelitian ini juga didukung
mewujudkan peningkatan dengan menggunakan teknik
sosial; 5)Meningkatkan snowball sampling, yaitu apabila
ketentraman dan ketertiban informan belum memberikan data
masyarakat; 6)Meningkatkan yang lengkap, maka akan
pelayanan pada masyarakat menggunakan informan-informan
desa dalam rangka lain sehingga informan semakin
pengembangan kegiatan sosial banyak dan informasi akan
dan ekonomi masyarakat; semakin lengkap. Informan
7)Mendorong peningkatan dalam penelitian ini adalah
keswadayaan dan gotong aparatur pemerintah Desa
royong masyarakat; Karangluhur yaitu Kepala Desa,
8)Meningkatkan pendapatan Sekretaris Desa, Bendahara Desa,
desa dan masyarakat desa Tim Pelaksana Teknis Kegiatan,
melalui Badan Usaha Milik Tim Pelaksana Kegiatan dan
Desa (BUMDesa). Partisipasi Masyarakat.
C. RUMUSAN MASALAH Pengumpulan data dilakukan
1. Bagaimana pengelolaan dengan menggunakan teknik
Alokasi Dana Desa (ADD) wawancara, observasi,
dalam Pemberdayaan dokumentasi dan studi
Masyarakat Desa kepustakaan. Permasalahan yang
Karangluhur Kabupaten dihadapi dalam penelitian ini
Wonosobo? adalah sulitnya bertemu dengan
2. Bagaimana faktor narasumber.
pendorong dan faktor
penghambat dari
pengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD) dalam
Pemberdayaan Masyarakat
Desa Karangluhur
Kabupaten Wonosobo?
D. METODE
Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan Kualitatif.
Untuk mendapatkan narasumber
yang tepat dan sesuai dengan
E. PEMBAHASAN maupun non fisik di Desa
HASIL PENELITIAN Karangluhur. Pendapat yang
A. Analisis Pengelolaan dikemukakan oleh partisipan
Alokasi Dana Desa Dalam masyarakat bukan hanya usulan
Pemberdayaan pendapat yang biasa melainkan
Masyarakat Desa pendapat yang sedikit banyak
1. Perencanaan Alokasi dapat membangun dan
Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan di
Pemberdayaan Desa Karangluhur.
Masyarakat Desa Hal ini sesuai dengan
Karangluhur teori pemberdayaan masyarakat
Perencanaan Alokasi Dana dalam Suharto (2005; 59)
Desa di Desa Karangluhur disebutkan bahwa
dilakukan dengan menghimpun pemberdayaan masyarakat
aspirasi masyarakat yang sesuai dapat dilihat dari pendefinisian
dengan kebutuhan Desa, dan kebutuhan yaitu kemampuan
potensi Desa. Dalam tahapan menentukan kebutuhan selaras
perencanaan ini, terlihat dengan aspirasi dan
partisipasi masyarakat saat keinginannya. Selain itu
mengikuti musyawarah pemberdayaan masyarakat
pembangunan desa dapat dilihat dari pendefinisian
(Musrenbangdes). ide dan gagasan yaitu
Musrenbangdes ini diikuti oleh kemampuan mengekspresikan
LKMD, BKD, PKK, dan lain dan menyumbangkan gagasan
sebagainya yang selaku dalam suat forum atau diskusi
organisasi di lingkungan Desa secara bebas dan tanpa tekanan.
Karangluhur. pelaksanaan Agenda pembahasan
Musrenbangdes, masyarakat yang dibahas pada
ikut aktif berpartisipasi dengan Musrenbangdes ini antara lain
memberikan usulan dan semua kegiatan dari keempat
pendapat untuk semua kegiatan bidang di Desa Karangluhur
baik pembangunan fisik yaitu Bidang Pembangunan,
maupun non fisik di Desa Bidang Penyelenggaraan
Karangluhur. Pendapat yang Pemerintahan Desa Bidang
dikemukakan oleh partisipan Pembinaan Kemasyarakatan,
masyarakat bukan hanya usulan dan Bidang Pemberdayaan
pendpat yang biasa melainkan Masyarakat yang masing-
pendapat yang sedikit banyak masing bidang memiliki
dapat membangun dan program dan kegiatan yang
meningkatkan kesejahteraan di berbeda-beda.
Desa Karangluhur. pelaksanaan Perencanaan kegiatan
Musrenbangdes, masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
ikut aktif berpartisipasi dengan Desa Karangluhur dilakukan
memberikan usulan dan oleh Tim Pelaksana Teknis
pendapat untuk semua kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa
baik pembangunan fisik dan Tim Pelaksana Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat. dapat terlaksana sesuai dengan
Didalam melaksanakan rencana dan dapat
perencanaan kegiatan tersebut, dipertanggungjawabkan.
Tim Pelaksana Kegiatan Kegiatan perencanaan
melihat pada hasil evaluasi pada anggaran dana yang digunakan
kegaiatan Pemberdayaan untuk kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat pada tahun Masyarakat di Desa
sebelumya. Hasil evaluasi Karangluhur dilakukan dengan
tersebut maka Tim Pelaksana melihat skala prioritas kegiatan
Teknis Pengelolaan Keuangan Pemberdayaan Masyarakat di
Desa dapat menetukan apakah Desa Karangluhur. Kegiatan
kegiatan Pemberdayaan perencanaan anggaran dana
Masyarakat tersebut akan untuk kegiatan Pemberdayaan
digunakan kembali atau tidak. Masayarakat di Desa
Selain itu Tim Pelaksana Tekis Karangluhur diketahui oleh
Pengelolaan Keuangan Desa Kepala Desa dan Bendahara
dan Tim Pelaksana Kegiatan yang kemudian dianggarkan
Pemberdayaan Masyarakat juga atau disusun oleh Tim
menampung dari aspirasi Pelaksana Teknis Pengelolaan
masyarakat yang sudah Keuangan Desa dan Tim
disampaikan untuk dapat Pelaksana Kegiatan.
dijadikan suatu program
maupun kegiatan baru 2. Penganggaran Alokasi
(Inovasi). Dana Desa dalam
Tidak hanya melakukan Pemberdayaan
kegiatan perencanaan program Masyarakat Desa
dan kegiatan yang akan Karangluhur
dilakukan untuk satu tahun Tahapan penganggaran Alokasi
mendatang, selain itu Dana Desa dilakukan oleh
perencanaan anggaran dana Bendahara Desa karena
juga dilakukan atau Bendahara Desa memiliki tugas
dimusyawarahkan pada untuk menerima, menyimpan,
Musrenbangdes tersebut. menyetorkan/ membayar,
Perencanaan penganggaran menatausahakan dan
dana untuk semua kegiatan ini mempertanggung jawabkan
haruslah transparan dan penerimaan pendapatan desa
disetujui oleh seluruh perangkat dan pengeluaran penapatan desa
Desa Karangluhur, Organisasi dalam rangka pelaksanaan
Kemasyarakatan yang ada APBDesa. Didalam
dilingkungan Desa melaksanakan tugasnya sebagai
Karangluhur, Tim Pelaksana Bendahara, Bendahara Desa
Teknis Pengelolaan Keuangan wajib transparan dalam
Desa, Tim Pelaksana Kegiatan melakukan penganggaran dan
dan partisipasi masyarakat Desa harus diketahui oleh Kepala
Karangluhur. Hal ini dilakukan Desa selaku Pemegang
agar dana yang dianggarkan ini Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Desa dan mewakili Mekanisme permohonan
Pemerintah Desa dalam alokasi dana desa ini dilakukan
kepemilikian kekeayaan milik apabila Desa sudah melengkapi
Desa yang dipisahkan. Selain berkas persyaratan yang telah
itu dalam melaksanakan ditentukan.
tahapan penganggaran,
Bendahara Desa mengacu pada Tim pelaksana kegiatan
kebutuhan warga masyarakat yang akan melaksanakan
Desa atau dengan menggunakan kegiatan mengajukan Rencana
skala prioritas kebutuhan Desa. Penggunaan Dana (RPD) yang
disesuaikan dengan hasil
Dibidang Pemberdayaan Musrenbangdes.
Masyarakat dana yang telah
dianggarkan digunakan untuk Permohonan dana untuk
kegiatan pelatihan kerajinan kegiatan Pemberdayaan
barang bekas, pemberian uang Masyarakat Desa, dilakukan
kepada masyarakat kurang dengan membuat proposal
mampu, pemberian uang permohonan dana untuk
kepada siswa berprestasi, kegiatan yang telah
pemberian uang kepada manula dianggarkan dalam Anggaran
dan kaun difabel, fasilitasi Pendapatan dan Belanja Desa.
kegiatan Keluarga Berencana/ Didalam Proposal tersebut
Keluarga Sejahtera dan disebutkan penjabaran kegiatan
renovasi Rumah Tidak Layak dan rencana penggunaan dana
Huni (RTLH). untuk tahun berjalan yang akan
dilakukan oleh Tim Pelaksana
Kegiatan Pemberdayaan Kegitaan Pemberdayaan
Masyarakat Desa di Desa Masyarakat yang kemudian
Karangluhur ini masih banyak disetujui oleh Tim Pelaksana
yang hanya sekedar membantu Teknis Pengelolaan Keuangan
secara materiil saja. Hal ini Desa dan disetujui serta
agak sedikit disayangkan ditandatangani oleh Kepala
karena konsep pemberdayaan Desa dan Bendahara Desa.
masyarakat adalah membangun
dan membentuk masyarakat 4. Penggunaan Alokasi
untuk berdaya atau Dana Desa dalam
memandirikan masyarakat Pemberdayaan
dengan melihat potensi yang Masyarakat Desa
ada disekitar lingkungannya. Karangluhur

3. Mekanisme Penggunaan Alokasi Dana Desa


Permohonan Alokasi merupakan tahap realisasi dari
Dana Desa dalam seluruh rencana kegiatan
Pemberdayaan pengelolaan keuangan Desa
Masyarakat Desa atau Alokasi Dana Desa yang
Karangluhur telah disepakati oleh semua
pihak pada saat tahap
perencanaan atau menjangkau, menggunakan dan
musrenbangdes. Penggunaan mempengaruhi pranata-pranata
Pendapatan Desa Karangluhur masyarakat, seperti lembaga-
digunakan untuk 4 (empat) lembaga kesejahteraan sosial,
bidang di Desa Karangluhur pendidikan dan kesehatan.
yang mana ke 4 (empat) bidang
tersebut akan membreak-down Kegiatan pemberdayaan
menjadi kegiatan. masyarakat dibidang
Pendidikan, penggunaan dana
Bidang Pemberdayaan Alokasi Dana Desa digunakan
Masyarakat merupakan salah untuk memberikan bantuan
satu bidang yang kegiatannya kepada siswa berprestasi.
juga dilakukan di Desa Penggunaan dana Alokasi Dana
Karangluhur. Kegiatan Desa untuk kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat pemberdayaan masyarakat.
yang ada di Desa Karangluhur Bidang Kesehatan yaitu dengan
antara lain pelatihan pembuatan memberikan bantuan dan
kerajinan dari barang bekas; fasilitasi kepada Keluarga
pemberian uang kepada Berencana dan Keluarga
masyarakat/kelompok Sejahtera melalui Pos
masyarakat yang kurang Pelayanan Terpadu (Posyandu).
mampu/miskin; pemberian Hal tersebut sesuai dengan teori
uang kepada gruop Rebana pemberdayaan oleh Ife dalam
tingkat Desa; pemberian uang Suharto (2005;59) bahwa
kepada, manula/ penyandang pemberdayaan masyarakat
cacat fisik; renovasi Rumah dapat dilihat dari kemampuan
Tidak Layak Huni (RTLH). dalam kaitannya dengan proses
kelahiran, perawatan anak,
Berdasarkan teori pendidikan dan sosialisasi.
pemberdayaan oleh dalam
Prasojo (2003;12) dijelaskan 5. Pengawasan Alokasi
bahwa kecenderungan primer Dana Desa dalam
merupakan proses Pemberdayaan
pemberdayaan ditekankan pada Masyarakat Desa
proses pemberian atau Karangluhur
pengalihan kekuasaan, kekuatan
dan kemampuan kepada Pengawasan Pengelolaan
masyarakat atau individu agar Keuangan Desa termasuk
menjadi lebih berdaya. penggunaan Alokasi Dana Desa
di Desa Karangluhur,
Teori pemberdayaan pengawasan yang dilakukan
masyarakat oleh Ife dalam secara fungsional yakni
Suharto (2005;59) yang pengawasan yang dilakukan
menyatakan bahwa langsung oleh Pemerintah
pemberdayaan masyarakat Daerah melalui Inspektorat atau
dapat dilakukan dengan Bawasda Kabupaten Wonosobo
meningkatkan kemampuan maupun pengawasan yang
dilakukan oleh Kecamatan Pertanggung jawaban
Kertek. merupakan tahapan terakhir
pada proses Pengelolaan
Kegiatan pengawasan Alokasi Dana Desa yang
yang dilakukan pada dilakukan di Desa Karangluhur,
Pengelolaan Keuangan Desa pertanggung jawaban ini
termasuk penggunaan Alokasi merupakan bentuk konsekuensi
Dana Desa pada setiap atas penggunaan dana yang
tahunnya yaitu berupa telah dipercayakan oleh
pelaporan tiap akhir tahun atau Pemerintah Desa.
sering disebut dengan Surat
Pertanggung Jawaban (SPJ). Bentuk pertanggung
jawaban yang dilakukan oleh
Selain pengawasan Pemerintah Desa Karangluhur
fungsional yang dilakukan oleh bersifat administratif berupa
Pemerintah Daerah dan Surat Pertanggung Jawaban
Kecamatan, pengawasan yang (SPJ) atas pengawasan Camat
dilakukan oleh internal dari Kertek kepada Bupati
Pemerintah Desa juga Wonosobo melalui Bagian Tata
dilakukan. Pengawasan ini Pemerintahan Desa Sekretariat
biasanya dilakukan oleh Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo.
Desa, Aparatur Desa maupun Selain bentuk pertanggung
Tim Pelaksana Teknis jawaban secara administratif,
Pengelolaan Keuangan Desa Pemerintah Desa juga
dan Tim Pelaksana Kegiatan di mengadakan rapat Evaluasi
Desa Karangluhur. sebagai bentuk pertanggung
jawaban.
Namun sayangnya,
pengawasan ini belum B. Faktor yang
melibatkan masyarakat secara Mempengaruhi Analisis
langsung, pengawasan ini hanya Alokasi Danan Desa
lingkup Internal Pemerintahan dalam Pemberdayaan
Desa saja. Pengawasan yang Masyarakat Desa
belum melibatkan masyarakat Karangluhur
ini karena kualitas Sumber 1. Faktor Pendorong
Daya Manusia dilingkungan a. Internal
Desa Karangluhur ini masih Faktor internal
kurang. Sehingga agaknya merupakan faktor yang
masyarakat masih belum berasal dari dalam suatu
mengindahkan kegiatan organisasi. Faktor
pengawasan tersebut. internal ini juga dapat
mempengaruhi
6. Pertanggung Jawaban
Pengelolaan Keuangan
Alokasi Dana Desa
Desa termasuk
dalam Pembrdayaan
Penggunaan Alokasi
Masyarakat Desa
Dana Desa dalam
Karangluhur
pemberdayaan
masyarakat Desa Partisipasi Masyarakat
Karangluhur. Faktor Desa.
tersebut adalah Sumber Partisipasi
Daya Aparatur masyarakat Desa
Pemerintahan Desa. Karangluhur dalam
Sebagian besar Pengelolaan Alokasi
aparatur sudah dapat Dana Desa terlihat pada
mengaplikasikan masyarakat memberikan
penggunaan perangkat aspirasi ditahapan
teknologi informasi. perencanaan. Pada
Dalam membuat laporan musrenbangdes,
seperti SPJ baik itu masyarakat berperan
dilakukan oleh Kepala aktif mengemukakan
Desa, Sekretaris Desa, pendapatnya mengenai
Bendahara Desa kebutuhan masyarakat
maupun staff yang baik di tingkat Dusun
lainnya dengan maupun di tingkat Desa
memanfaatkan teknologi untuk membangun Desa
informasi juga sudah Karangluhur menjadi
dapat dilakukan lebih baik lagi.
walaupun masih sedikit
memerlukan bantuan. 2. Faktor Penghambat
Selain a. Internal
menggunakan perangkat Faktor penghambat dari
teknologi informasi Internal Pemerintahan
untuk membuat laporan, Desa berkaitan dengan
aparatur juga sudah regulasi yang berubah-
dapat mengakses ubah. Regulasi yang
internet. Internet ini berubah ini sering
dibutuhkan karena Desa menimbulkan
Karangluhur juga “kebingungan” dari
memiliki Website Desa. aparatur Pemerintahan
Website ini digunakan Desa itu sendiri. Hal ini
sebagai bentuk mempengaruhi pada
pelayanan publik pada setiap tahapan
tingkat Desa, selain itu Pengelolaan Keuangan
juga sebagai bentuk Desa termasuk
pertanggung jawaban penggunaan Alokasi
Pemerintah Desa kepada Dana Desa di Desa
Masyarakat. Karangluhur. Banyak
b. Eksternal staff dari Kantor
Salah satu faktor Pemerintah Desa
pendorong dari Karangluhur yang masih
pengelolaan Alokasi sedikit susah
Dana Desa ini adalah beradaptasi dengan
regulasi yang baru.
Sehingga hal ini karena masyarakat Desa
menimbulkan hambatan Karangluhur mayoritas
bagi Pengelolaan masih kurang paham
Keuangan Desa di Desa dengan pengelolaan
Karangluhur. keuangan desa,
masyarakat juga masih
b. Eksternal belum paham kegiatan-
Keberanian masyarakat kegiatan pemberdayaan
dalam mengembangkan masyarakat karena
atau melaksanakan kegiatan ini biasanya
kegiatan pemberdayaan hanya dilakukan oleh
masyarakat secara orang-orang tertentu
mandiri. seperti Ibu Kepala Desa,
Keberanian atau Ibu Perangkat, Ibu-Ibu
mental masyarakat saat PKK tingkat Desa dan
setelah diberikan lain sebagainya.
sosialisasi dan pelatihan Hal ini yang
dalam salah satu menyebabkan
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
masyarakat, masyarakat rumahnya ada di daerah
Desa Karangluhur masih pelosok desa belum
belum berani untuk paham dengan kalimat
memasarkan produk “Pemberdayaan
yang sudah dibuatnya. Masyarakat”, sehingga
Masyarakat masih ragu- diperlukan transparansi
ragu terhadap kualitas dan sosialisasi yang
barang serta masih intens terutama untuk
memiliki maindset masyarakat yang berada
bahwa produk yang di pelosok desa.
dibuatnya tidak akan
laku untuk dijual F. PENUTUP
dipasaran. A. Kesimpulan
Selain itu Pengelolaan Keuangan Desa
pengawasan masyarakat Karangluhur termasuk
pada Pengelolaan didalamnya penggunaan
Keuangan Desa Alokasi Dana Desa dalam
termasuk penggunaan Pemberdayaan Masyarakat
Alokasi Dana Desa Desa Karangluhur termuat
dalam Kegiatan dalam Peraturan Menteri
Pemberdayaan Dalam Negeri Nomor 113
Masyarakat. Tahun 2014 tentang
Pengawasan yang Pengelolaan Keuangan Desa
dilakukan oleh yang disebutkan bahwa
masyarakat Desa Pengelolaan Keuangan Desa
Karangluhur ini belum dapat terdiri dari
berjalan dengan baik, Perencanaan,
Penganggaran, Mekanisme Hani, T. Handoko. 1995. Manajemen
Permohonan dan Pencairan, Cetakan Ke 9. Yogyakarta : BPFE.
Penggunaan, Pengawasan
serta Pertanggung Jawaban. Herujito, Yayat M., 2001. Dasar-dasar
Hal ini senada dengan Manajemen. PT. Grasindo: Jakarta.
Peraturan Bupati Wonosobo Karim,Abdul. 2012. Manajemen
Nomor 75 Tahun 2015 Pendidikan Lingkungan Hidup
tentang Pengelolaan Berbasis Partisipasi. Yogyakarta :
Keuangan Desa. Pustakaifada.
Keban,Yeremias T. 2014. Enam
B. Saran Dimensi Strategis Administrasi
1. Pada tahapan Penggunaan,
Publik Konsep, Teori dan Isu.
kegiatan Pemberdayaan
Yogyakarta : Gava Media.
Masyarakat di Desa
Karangluhur ini agaknya Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat.
harus dapat memandirikan Jakarta: Gramedia. p. 612-613.
masyarakatnya dengan
memberikan Mardikanto,Totok.
pelatihan- 2013.
pelatihan bukan hanya Pemberdayaan Masyarakat Dalam
memberikan bantuan dana Perspektif Kebijakan Publik.
rangsangan (stimulan). Bandung : Alfabeta.
2. Pada tahapan
Pengawasan, Munandar, M. 2001.
Pemerintah Desa Budgeting. Perencanaan Kerja,
hendaknya melibatkan Pengkoordinasian Kerja,
masyarakat untuk ikut Pengawasan Kerja. Edisi 1.
serta dalam mengawasi Cetakan 14.Yogyakarta: BPFE.
berjalannya Pengelolaan Moleong,Lexy J. 2007. Metodelogi
Alokasi Dana Desa Penelitian Kualitatif. Bandung :
dalam Pemberdayaan PT Remaja
Masyarakat. Rosdakarya.
3. Membangun masyarakat
Desa Karangluhur agar Nasdian,Fredian Tonny. 2014.
lebih berani dan Pengembangan Masyarakat.
terampil. Jakarta : Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat Fakultas Ekologi
DAFTAR PUSTAKA Manusia IPB dengan Yayasan
Arsyad, Azhar. 2012. Pokok-pokok Pustaka Obor Indonesia.
Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Nafarin M. 2004. Penganggaran
Pelajar. Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Hamzah B. Uno, 2007. Perencanaan Pasolong,Harbani. 2010. Teori
Pembelajaran. Yang Menerbitkan Administrasi Publik. Bandung :
PT Bumi Aksara : Jakarta. Alfabeta.
Prastowo,Andi. 2012. Metode oleh Purwatiningsih dan Maudy
Penelitian Kualitatif Dalam Warouw. Buku Satu. Salemba
Perspektif Rancangan Penelitian. Empat. Jakarta.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Wursanto, Ig. 2002. Dasar-dasar Ilmu
Organisasi. Yogyakarta: Penerbit
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi- Andi.
fungsi Manajerial, Edisi Revisi. PT. Wrihantolo,Randy. 2007. Manajemen
Bumi Jakarta: Aksara. Pemberdayaan. Jakarta : Elex
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Media Komputindo.
Kualitatif. Cet VII. Bandung :
Alfabeta. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 Tahun 2015 Tentang
Silalahi, Ulbert. 2005. Studi Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Ilmu Administrasi: Konsep, Teori
dan Dimensi. Cetakan Keenam. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 75
Bandung: Sinar Baru Algensindo. Tahun 2015 Tentang Pedoman
Simbolon, Maringan Masry. Pengelolaan Keuangan Desa
2004. Dasar-dasar Administrasi
dan Manajemen.: Jakarta: Penerbit Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 47
Ghalia Indonesia. Tahun 2015 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Dana Transfer Ke
Suharman, Harry. 2006. Jurnal Desa
Akuntansi dan Keuangan:
Pengaruh Alat Evaluatif- Peraturan Desa Nomor 5 Tahun 2016
Anggaran, Anggaran Partisipatif, Tentang Anggaran Pendapatan dan
Volume III. Bandung: PAAP Belanja Desa
UNPAD.
Keputusan Kepala Desa Nomor
Suharto,Edi. 2006. Membangun
143/4/2016Tentang Pembentukan
Masyarakat Memberdayakan
Tim Pelaksana Teknis Pengelolaan
Rakyat. Bandung. Reifka Aditama.
Keuangan Desa Karangluhur
Suhendra. 2006. Peranan Birokrasi
Keputusan Kepala Desa Nomor
dalam Pemberdayaan Masyarakat.
143/5/2016 Tentang Pembentukan
Bandung. Alfabeta.
Tim Pelaksana Kegiatan Desa
Sule, Trisnawati Ernie dan Saefullah, Karaangluhur
Kurniawan. 2005. Pengantar
Laporan Penyelenggaraan
Manajemen. Jakarta: Kencana.
Pemerintahan Desa Karangluhur
Sumaryadi,Nyoman. 2013. Sosiologi
Pemerintahan. Bogor : Ghalia Profil Desa Karangluhur Tahun 2016
Indonesia.
Staf Pengajar FIS UNY,2011,
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, Pemberdayaan Masyarakat
2005. Dasar-dasar Manajemen.
PT.Bumi Jakarta: Aksara. Putra, Chandra Kusuma, Ratih Nur
Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Pratiwi, Suwondo, Pengelolaan
Anggaran Perencanaan dan Alokasi Dana Desa Dalam
Pengendalian Laba. Diterjemahkan Pemberdayaan Masyarakat Desa (studi
pada Desa Wonorejo Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang), Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No.
6. Hal. 1203-121.

You might also like